Anda di halaman 1dari 15

RENGGA SATRIA

Photography Portfolio
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 2
DARI PETI KEMAS MASJID TERMINAL
MENUJU MASA DEPAN
Sekolah Master (Masjid Terminal) merupakan sebuah Sekolah
yang diperuntukan untuk anak-anak jalanan, kaum marjinal, dan
masyarakat umum yang tidak mempunyai kesempatan untuk
menempuh pendidikan di Sekolah umum. Sekolah yang terletak
di Terminal Depok ini kurang lebih mempunyai 2000 Murid dengan
jenjang pendidikan yang berbeda. Adapun jenjang pendidikan yang
terdapat di Sekolah ini antara lain, Paud, TK, SD, SMP, SMA. Dengan
bangunan kelas yang berasal dari box-box peti kemas, para siswa
Master mencoba meraih cita-citanya. Di sini mereka tak hanya
menempa ilmu, namun juga pribadi di sela himpitan kehidupan
yang kian mencekik. (Foto dan Teks oleh Rengga Satria)
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 3
Inilah peti kemas-peti kemas yang disulap menjadi ruang-ruang kelas
Sekolah Master.
Dua orang siswa Master menunggu jam pelajaran
di ruang kelas.
Meski dengan segala keterbatasannya, namun
semangat belajar siswa Master sangat luar biasa.
Pelajaran Ahlak dan Agama adalah pelajaran yang
diutamakan, mengingat latar belakang para siswa-
siswa Master.
Bagi mereka yang terlambat secara usia dan malu untuk
masuk ke kelas umum sesuai jenjangnya, akan
masuk di kelas khusus untuk mengejar ketertinggalan.
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 4
Sekolah yang diperuntukan untuk anak jalanan, kaum marjinal dan
masyarakat kurang mampu ini diharapkan mampu memberi solusi terhadap
masalah pendidikan yang mendera negeri ini.
Meskipun dinilai banyak memberikan sumbangsih terhadap masyarakat dan
dunia pendidikan, namun sempat berhembus kabar bahwa Sekolah yang
berdiri di atas tanah wakaf ini akan digusur.
Di Sekolah Master, sekitar 2000an anak menggantungkan cita-cita
dan masa depannya.
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 5
SKY WORKER
Jakarta ke Atas
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 6
Di tangan-tangan kekar mereka Jakarta bertransformasi
menjadi megacities yang luar biasa megah. Gedung-gedung
tinggi yang meliuk-meliuk seksi dan angkuh bak jamur
di musim hujan dan subur tumbuh di tanah Jakarta. Dengan
pertumbuhan gedung pencakar langit yang mencapai 87,5
persen per tiga tahun, kota Jakarta menuju babak baru sebagai
simbol moderenitas.
Namun di balik itu semua, tangan-tangan kekar yang memupuk
gedung-gedung pencakar langit itu setiap incinya semakin
terabaikan. Asuransi, jaminan kesehatan atau setidaknya alat-
alat standar keamanan bekerja tak mereka dapatkan. Seakan
tak punya pilihan, bermodal nekat dan keterampilam
seadanya mereka pertaruhkan nyawa di atas gedung-gedung
tinggi yang belum sempurna jadi tersebut. Demi rupiah yang
tak seberapa dan nafah bagi keluarga di bawah sana.
(Foto dan Teks oleh Rengga Satria)
SKY WORKER
JAKARTA KE ATAS
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 7
Ketika air mata telah mengering. Ketika sudah tak lagi ada alasan bagi
sebagian orang untuk tertawa. Disaat amarah telah meletup-letup di
ubun kepala. Maka teriaklah sekeras-kerasnya. Tak selalu berarti marah,
mungkin ini hanya puncak dari kecewa. Sebagaimana mestinya, kami
hanya kehabisan air mata dan kata-kata.
TERIAK
Jakarta Biennale 2011
Maximum City
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 8
JAKARTA
STREET PHOTOGRAPHY
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 9
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 10
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 11
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 12
PORTOFOLIO | RENGGA SATRIA 14
www.celahkota.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai