Reference: Geology Geothemal PRL Browne, 1999 Karakter Reservoir Geothermal Berdasarkan permeabilitas (k) batuan reservoir dan permeabilitas batuan sekitarnya, serta banyaknya rescharge water, sifat reservoir tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3). Yaitu : low permebility =K <3 mD moderate perm =k 3 10 mD high perm = k > 10 mD 1 milidarcy = 10 -15 m 2 Jika k dari batuan reservoir adalah tinggi, dan batuan disekitar recharge area adalah sedang (moderate), karakter reservoirnya akan didominasi oleh likuid ( liquid dominated system) dengan saturasi likuid 1 0.7
Jika k dari batuan reservoir dan recharge area sama-sama moderate, maka dua fase fluida akan bercampur membentuk two phase system, saturasi likuid 0.4 0.7
Sedangkan apabila k batuan recharge area & sekitarnya low (karena apa ini??), adapun k batuan reservoirnya tinggi, maka akan terbentuk vapour dominated system dg saturasi likuid 0 0.4 Transparansi profil suhu
Permeabilitas di Lapangan Geothermal Definisi : Kemampuan batuan dan sekililingnya untuk melewatkan fluida
Permeabilitas di geothermal ada 2 jenis : a. intergranular porosity : yg berperan dalam rembesan fluid ke reservoir dari recharge area
b. Channel : yg berperan dalam exploitasi uapnya
Permeabilitas Primer Berasal dari struktur batuannya : intergrain prorosity ; batuan sedimen, piroklastik vesicular ; pumiceous lava, vesicular basalt & andesite (aquifer at Wairakei Field) bedding surface ~ bidang perlapisan unconformity ~ ketidakselarasan ancient solotion feature ~ pelarutan ~ tebak pada batuan apa ? Contoh : Larderello Field.
Permeabilitas Sekunder Patahan ~ respons dari stress regional dan lokal.
Kasus di Wairakei, banyak drillholes di tempatkan memotong patahan yang dip-nya besar (curam) pd patahan normal.
Patahan normal (akibat gaya tension) akan lebih permeable dibandingnyakn dari kompresi (reverse or thrust fault, yg kebetulan jarang terjadi pada sebuah geothermal field.
Patahan geser dan assosiasinya (splinter fault) juga membentuk konsidi permebilitas yg bagus. Contoh : Tongonan, Southern California).Terbukti efektif memecah batuan reservoir.
Tidak hanya jenis patahan, tapi juga umur patahan tersebut akan menentukan bagus tidaknya permeabilitas sekunder ini (jelaskan kenapa)
Kasus di Ngawha, drillholes memomotong patahan2 tua (kontradiksi ? Kenapa?)
Kasus TVZ, geothermal field sekarang di kontrol oleh struktur dg orientasi NE, yg sebenarnya memotong patahan2 dg orientasi NW (mana yang muda ??)
Kasus di New Mexico dan Tanzania, ancient basement fault mengontrol warm spring disekitarnya
Hydrolic Fracturing Phenomena (Sec Perm Case) Kasus di Wairakei dan Broadland, patahan2 target dari drillholes menunjukkan adanya silicified breccias di dekat sumber2 air panas. Silicified breccia ini dinterpretasikan sebagai silicified fault breecia, but it very rare occurs at normal fault.
Fluida yang naik ke permukaan lewat bidang2 patahan secara vertikal, memungkinkan terjadinya akumulasi hydrothermal fluid di ujung2 blind fault. Fluida tsb terhalang untuk ke atas, terjadi self- sealing di ujung patahanan atau bekas patahan atau di bawah aquiclude. Fluid pressure pd zona ini akan bertambah. Ketika pore fluid pressure melebihi stress minimal batuan zoan lemah ini (i.e. 20 30 bars), maka akan terhjadi hydraulic fractures. Korelasi dg geokimia Pengukuran natural radon discharge di Wairakei menunjukkan discharge rate yg tinggi diatas zona-zona patahan Field Types Volcanic Terrains Source : Goff & Janik, 2000 Tectonic Model