Anda di halaman 1dari 3

Alat Gerak Sel

Pseudopodia
Pseudopodia adalah tonjolan-tonjolan mirip jari yang di miliki sel saat merangkak.
Pseudopodia terbentuk akibat penyusunan dan penguraian secara teratur anyaman aktin, suatu
molekul protein yang globular mirip tubulin. Aktin tersusun dalam dua untai yang saling
memilin untuk membentuk mikrofilamen. Struktur kompleks berbasis aktin berperan pada
kebanyakan pergerakan sel.
Gerakan pseudopodia dinamakan gerakan amuboid, suatu proses sel merangkak yang
bergantung pada aktivitas filamen-filamen aktin, dalam suatu mekanisme yang serupa dengan
yang digunakan oleh amuba untuk bergerak dalam lingkungannya. Selama gerakan amuboid,
filamen-filamen aktin terus tumbuh di bagian ujung sel melalui penambahan molekul aktin di
depan rantai aktin. Pertumbuhan filamen ini mendorong bagian sel tersebut maju sebagai
tonjolan pseudopodia. Secara bersamaan, molekul aktin di bagian belakang filamen terurai
dan dipindahkan ke bagian depan. Dengan demikian, filamen tidak bertambah panjang;
panjangnya sama tetapi bergerak maju melalui pemindahan molekul-molekul aktindari
belakang ke depan filamen secara terus-menerus yang dinamai tread milling fashion. Sel
bergerak maju dengan mengulangi pembentukan psedopodia di bagian depan. Sel melekatkan
pseudopodia ke jaringan ikat sekitar dan pada saat yang sama melepaskan dirinya dari
pelekatan lama di bagian belakang.

Pada manusia sel darah putih merupakan sel yang paling aktif merangkak.sel ini berjalan
dengan gerakan amuboid ke daerah infeksi atau peradangan, tempat sel ini menelan dan
menghancurkan mikroorganisme.
Fibroblas melakukan gerakan amuboid ke dalam luka dari jaringan ikat sektar untuk
memperbaiki kerusakan dan berperan dalam pembentukan jaringan parut.


Silia
Kata silia berarti bulu mata. Silia dalam sel adalah tonjolan halus seperti rambut yang
berjumlah banyak. Komponen struktural dan fungsional yang dominan pada silia maupun
flagela adalah mikrotubulus. Meskipun menonjol dari permukaan sel namun silia dan flagela
adalah struktur intrasel yang keduanya dibungkus oleh membran plasma.
Silia mengedut dan menyapu secara bersama dalam satu arah, seperti gerakan pendayung
dalam satu perahu. Silia ditemukan pada sel stasioner yang melapisi saluran napas, tuba
uterina saluran reproduksi wanita dan ventrikel berisi cairan di otak pada manusia. Selain
silia yang terdapat di sel-sel di lokasi spesifik ini, hampir semua sel di tubuh manusia
memiliki satu silia primer. Awalnya silia primer dianggap tidak bermanfaat, tetapi semakin
banyak bukti yang menunjukkan bahwa struktur ini penting untuk menerima sinyal-sinyal
regulatorik yang berperan dalam mengontrol pertumbuhan, diferensiasi, dan poliferasi sel.
Flagela
Flagela merupakan apendiks panjang tunggal seperti pecut. Sama seperti silia flagela
memiliki struktur internal mikrotubulus. Keduanya terdiri dari sembilan pasangan
mikrotubulus (doublet) yang menyatu dan tersusun dalam suatu cincin luar mengelilingi dua
mikrotubulus tunggal yang tudak menyatu di bagian tengahnya.
Gerakan melengkung flagela dan silia dihasilkan oleh pergeseran pasangan-pasangan
mikrotubulus yang berdekatan melewati satu sama lain. Pergeseran ini dilaksanakan oleh
lengan dinein yang memecah ATP dan menggunakan energi yang dibebaskan untuk berjalan
di sepanjang pasangan mikrotubulus.

Pada manusia satu-satunya sel yang memiliki flagela adalah sperma. Gerakan flagela atau
ekor yang seperti memungkinkan sperma bergerak dalam lingkungannya. Gerakan ini
sangat penting untuk bermanuver dalam proses fertilisasi ovum.

Anda mungkin juga menyukai