Anda di halaman 1dari 10

WAWANCARA

M. Fakhrurrozi, M.Psi
A. WAWANCARA DALAM PRAKTEK KLINIS
1. ASSESSMENT ORIENTED INTERVIEW
Interview ini dilakukan pada awal pertemuan pada saat klien datang
pertama kali.
Tujuannya untuk memperjelas pemahaman klinisi terhadap permasalahan
klien dalam usahanya untuk merencanakan pemberian treatment
selanjutnya.
2. THERAPEUTIC INTERVIEW
Interview ini dirancang untuk memfasilitasi pemahaman klien terhadap
dirinya sehingga dapat mempengaruhi keinginannya untuk berubah, baik
perasaan atau perilakunya.
Walaupun terdapat perbedaan, tapi fokus utama keduanya tetap pada
masalah dan kebutuhan klien.
Pada awalnya, ketika seorang klien datang ke sebuah klinik untuk
mendapatkan treatment psikologis tertentu, maka dia harus melalui
serangkaian prosedur asesmen yang meliputi: intake interview, diagnostic
interview, social-history interview dan testes psikologis. !asil yang diperoleh
kemudian digabungkan untuk menentukan terapi berikutnya. !al tersebut
menjadi kurang efektif.
"gar lebih efektif, semua kegiatan tersebut disatukan dalam suatu proses
yang disebut initial interview.
Initial interview dilakukan di awal pertemuan dengan tujuan:
1
#$ %ntuk membangun hubungan interpersonal &membina rapport,
kepercayaan, kesan, dsb$. !al tersebut diperlukan untuk keberhasilan
proses transaksi klinis selanjutnya.
'$ %ntuk memperoleh informasi tentang klien dan masalahnya. !al tersebut
diperlukan untuk ketepatan asesmen.
($ %ntuk memberikan informasi kepada klien tentang sistem atau prose
klinis yang akan berlangsung, programprogram lanjutan, kondisi terapi,
biaya dan semacamnya.
)$ %ntuk mendukung usahausaha klien dalam usahanya memperbaiki
dirinya. *ika diperlukan, bisa dilakukan proses terapi.
+alam asesmen, interview merupakan sarana utama untuk mengeksplorasi
perasaan, kesadaran dan masalah yang dihadapi klien.
Interview menghasilkan informasi tentang: situasi kehidupan, berbagai
hubungan dengan orang lain yang bermakna, prestasi dan kegagalan, halhal
yang membahagiakan dan yang membuat frustrasi, nilainilai, harapan
harapan, ketakutanketakutan dalam hidup, dsb.
"pa yang diucapkan dan dilakukan klien tergantung pada kenyataan yang
dialaminya selama dalam situasi klinis, dalam arti mengenai harapan dan
persepsi klien terhadap hubungan klinis tersebut.
,espon klien ditentukan oleh kualitas stimulus dan perilaku yang ditunjukkan
klinisi. -linisi adalah seorang observerpartisipant dan sekaligus seorang
aktor.
.umber data dalam interview adalah:
#$ Pernyataan klien/ mendiskripsikan karakteristik perasaan dan masa
lalunya.
'$ Perilaku yang menyertainya/ biasanya tidak disengaja dan tidak disadari.
0isalnya: suara yang bergetar, tangan yang dikepalkan, dsb.
2
($ ,eaksireaksi yang disebabkan karena stimulus dari klinisi. 0isalnya
kelihatan terganggu dengan sikap yang kurang simpatik dari klinisi.
Tugas klinisi saat interview:
#$ 0encatat atau mengingat cerita klien
'$ 0engobservasi perilaku klien
($ 0engases pengaruh tindakantindakannya terhadap apa yang dia lihat
dan dia dengar dari klien.
%ntuk menjalankan tugas tersebut diperlukan skill, sensitivitas dan
fleksibilitas dari klinisi.
Interview adalah percakapan yang bertujuan &1ingham 2 0oore, #3') dalam
-orchin, #345$.
Tujuan interview klinis: untuk memahami klien dengan teliti dari awal hingga
akhir dalam rangka mengurangi penderitaannya.
A. JENIS-JENIS WAWANCARA
1. DIAGNOSTIC INTERVIEW
6ebih relevan di dunia medis.
1iasanya digunakan pada pasien atau klien psikiatri.
7okusnya pada simtomsimtom kilen, untuk mendeskripsikan berbagai
kemungkinan seperti tipetipe, tingkat keparahan, durasi waktu, sejarah
masa lalu, dsb.
0enggunakan Mental-Status Examination, yang meliputi:
a. Proses pikir dan intelektual
-apasitas ketepatan berpikir, berpikir kompleks, penguasaan
informasi, .T0 (Short Term Memory), 6T0 (ong Term Memory),
kemampuan !ro"lem solving, dsb.
b. 8angguan persepsi
3
!alusinasi, ilusi, dsb
c. "tensi dan orientasi
-onsentrasi, orientasi ruang dan waktu, dsb.
d. 9kspresi emosi
"feknya, ketepatan emosi, kemampuan kontrol diri, dsb.
e. Insight dan konsep diri
-emampuan untuk memahami penyebab sakit, pandangan
terhadap diri, dsb.
f. Perilaku dan penampilan
9kspresi wajah, gerakan, cara berbicara, cara berpakaian, dsb.
.tatus 0ental biasanya disertai dengan pemberian tes sederhana
misalnya untuk mengetahui .T0, klien diminta untuk menghafalkan
sejumlah kata, kemudian setelah beberapa saat klien diminta untuk
mengulangi kembali katakata tersebut.
2. INTAKE INTERVIEW
+irancang untuk mengenalkan klien dengan kondisi klinis/ menilai
apakah proses tersebut memenuhi kebutuhan klien atau tidak.
7okus pada: keinginankeinginan klien, motivasi untuk mengikuti
treatment, harapan terhadap klinik dan kegiatan yang akan dilaksanakan
selama proses klinis berlangsung. .emuanya dilakukan dengan sikap
melayani klien.
-lien diberi penjelasan tentang prosedur klinis, biaya, jadwal dan
berbagai hal yang berfungsi untuk memberi kejelasan kepada klien untuk
melakukan kontak selanjutnya.
1iasanya dilakukan oleh pekerja sosial.
4
Pada awal pertemuan dibuat rencana untuk kunjungan selanjutnya atau
tentang kemungkinan rujukan kepada pihak lain seandainya hal itu lebih
tepat bagi klien.
Walaupun fokusnya seperti di atas, tapi pekerja sosial mungkin lebih
mengarahkan pada aspek diagnostik atau social history interview.
1iasanya kalau di 1arat, klien akan menelepon dulu sebelum datang ke
klinik. !al tersebut disebut tele!hone interview. -lien biasanya akan
bertanya misalnya :+apatkah "nda jelaskan apa yang dilakukan di klinik
"nda;<. Wawancara telepon memungkinkan klien untuk meredam
kecemasan dan ketakutannya karena tanpa harus bertatap muka dengan
klinisi. Wawancara ini membutuhkan skill untuk mengidentifikasikan dan
memperhatikan permasalahan klien serta membimbingnya, jika
diperlukan untuk datang ke klinik.
3. SOCIAL HISTORY / CASE HISTORY INTERVIEW
+ilakukan pekerja sosial.
Tujuan: mendapatkan informasi tentang perjalanan hidup baik pribadi
atau sosial, masa kanakkanak, orang tua, kehidupan keluarga, riwayat
pendidikan, riwayat pekerjaan, hubungan dengan lawan jenis, kehidupan
sosial, pernikahan, dsb.
+engan mengetahui riwayat hidup klien dapat dilihat tentang struktur dan
fungsi kepribadiannya. *uga pemahaman tentang situasi kehidupan,
stres dan kenyataan hidupnya.
4. INTERIEW DENGAN INFRMAN
Interview dengan signi#icant others seperti orang tua, pasangan, saudara
kandung, atau seseorang yang dekat dengan klien.
5
%ntuk mendapatkan informasi yang sulit didapat dari klien karena kondisi
klien, misalnya: klien anak kecil, klien psikotik, depresi atau klien yang
tuna wicara, dsb.
7okus: dunia kehidupan klien seperti yang mereka lihat.
1iasanya dilakukan pada hubungan terapeutik dan jarang dalam tahap
asesmen kecuali bagi klien yang sangat muda atau sangat menderita.
!. INTERVIEW KLINIS LAINN"A
a. $onsultation Interview
1ersifat konsultasi, biasanya dilakukan di perusahaan atau sekolah
&misal: guru 1P=1-$.
". Screening Interview
Interview dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan terhadap
sejumlah orang dalam waktu singkat misalnya dalam militer
kaitannya dengan pemindahan tugas, pemberian cuti, P!- atau di
,. untuk menentukan nasib pasien, apakah bisa rawat jalan atau
dipindah ke unit lain.
c. %re-Testing Interview
%ntuk membina rapport dengan klien sebelum tes berlangsung.
Informasi yang diberikan: tujuan tes, aktivitas yang akan dilakukan
selama tes, manfaat yang diperoleh.
-lien harus dijamin kerahasiaannya &asas konfidensial$ baik
identitas atau hasil tes dari pihak lain.
Perlu didapat juga informasi tentang faktorfaktor pribadi atau sosial
yang mungkin diperlukan dalam proses interpretasi.
6
6. RESEARCH INTERVIEW
+irancang untuk mendapatkan data riset.
1entuknya terstruktur dan terfokus.
1entuk dan isi ditentukan berdasarkan tujuan riset daripada kebutuhan
individu.
.emua individu diberi pertanyaan yang sama, sebagai bahan
perbandingan.
>ang perlu diperhatikan dalam kaitan dengan metodologi: Penyusunan
pertanyaan, bentuk dan kondisi saat interview, metode pencatatan,
validitas dan reliabilitas.
Pelaksanaan harus sesuai dengan etika riset, persetujuan dan
pemahaman klien.
#. TA$AP-TA$AP INITIAL (ASSESSMENT) INTERVIEW
Pola interview: perasaan atau kondisi saat ini &!resent$ ? pengalaman masa
lalu &!ast$ ? rencana dan aktivitas masa depan &#uture$.
%. FASE PEM#&KA
-linisi : tuan rumah/ -lien: tamu. 1eberapa menit pertama digunakan
untuk membuat nyaman klien.
0embangun rapport. 0enggunakan bahasa verbal dan non verbal yang
menunjukkan penerimaan. -linisi bisa bertanya dengan pertanyaan
sederhana misalnya tentang: bagaimana bisa menemukan klinik,
bagaimana suasana perjalanan ke klinik, perkenalan, dsb. .emuanya
dilakukan dengan lebih banyak sikap &bahasa non verbal$ daripada kata
kata, attending "ehavior, simpatik.
.etelah rapport terbina, berikan pertanyaan pembuka misalnya: :"pa
yang membuat "nda datang kemari;<.
0encari informasi tentang: cara pandang klien terhadap masalah,
tanggung jawab klien terhadap masalah, bagaimana klien memahami
7
masalahnya apakah disebabkan karena masalah psikologis dalam dirinya
atau disebabkan oleh orang lain atau situasi luar dirinya. .emuanya
didapat dengan selalu mengeksplorasi.
-linisi bertanya dengan maksud mendorong klien untuk mengembangkan
tema yang relevan dengan masalahnya dari sudut pandang klien.
0emberikan kebebasan klien untuk menyampaikan halhal penting dalam
dirinya. ,asa ingin tahu dan in@uiry mendalam sebaiknya ditahan hingga
saat yang tepat &tergantung situasi wawancara dan kondisi klien$.
-lien mungkin merasa cemas karena: menghadapi situasi baru, tidak
yakin bagaimana dirinya harus bersikap atau takut menunjukkan
kelemahannya di depan orang asing sekalipun itu adalah pihak yang akan
membantunya.
-linisi harus:
0enunjukkan perhatian pada masalah klien
Penerimaan apa adanya
0emberikan kehangatan hubungan
0embantu klien memahami hubungan dalam proses klinis dan peran
klien di dalamnya
0emberi empati
0emberikan perhatian terhadap pengaruhpengaruh yang mungkin
menyebabkan penderitaan klien
Aontoh pernyataan: :0emang berat untuk bercerita tentangB..<
&empati$, :*angan khawatir, sebagian besar orang merasakan hal
seperti itu< &menurunkan intensitas perasaan klien/ semua individu
adalah unik sehingga setiap individu mempunyai perasaan yang
berbeda dalam menghadapi permasalahan$.
8
Pada fase ini dibentuk iklim atau suasana emosi dan interpersonal
yang dapat mendukung proses perbaikan pada diri klien dan
bermakna bagi klien.
'. FASE PERTENGA$AN
0erupakan inti dari proses wawancara.
7okusnya adalah mencari informasi yang diperlukan untuk
merumuskan masalah dan karakteristik klien.
.ecara umum klinisi berusaha untuk mempelajari:
a. "pa masalah klien, simtom atau keluhannya; 0engapa dia
mencari bantuan; 1agaimana kehidupannya saat ini;
b. "pakah ada stressful events yang mempengaruhi
permasalahannya sekarang;
c. 1agaimana kepribadian klien;"pakah bakat, kelebeihan dan
kompetensi atau kekurangan yang dimilikinya; -onflik, karakter,
defensedefense apakah yang relevan dengan masalah saat ini;
"pakah ada perubahan perilaku pada masa lalu; "pakah ada
pengalaman masa kanakkanak yang mungkin berhubungan
dengan masalah sekarang;
d. "pakah ada faktorfaktor organik yang relevan; "pakah perlu
konsultasi medis;
.etelah klien bercerita tentang kesulitankesulitannya, lakukan in@uiry
misalnya: :.udah berapa lama hal itu berlangsung;, :1agaimana
kehidupan "nda sebelumnya;:, dll.
9ksplorasi lagi tentang !reci!itating events &faktorfaktor pencetus$
permasalahan klien.
Tidak ada urutan pertanyaan atau topik yang akan ditanyakan pada
klien. Prinsip: wawancara dibangun dari klien.
9
-linisi harus mempunyai formulasi sementara dalam pikirannya
&working image$ tentang permasalahan klien, lingkungan sosial, faktor
pencetus, kebiasaan mekanisme coping, kepribadian klien, bakat dan
intelektual, kapasitas kerja dan hubungan yang memuaskan, konsep
diri, dll.
Tugas klinisi lainnya setelah itu adalah memutuskan tentang bentuk
dan tujuan treatment.
.ampai tahap ini, klinisi harus bisa memastikan klien untuk bisa
menerima psikoterapi, keinginannya untuk berubah, kesadaran diri,
juga faktorfaktor pribadi dan sosial yang mungkin dsapat
dipertimbangkan untuk kontak selanjutnya atau dirujuk ke pihak lain
atau mungkin beberapa pengukuran emergensi misalnya pada kasus
depresi dan potensial bunuh diri.
(. FASE PEN&T&P
0emberi ketenangan pada klien, informasi dan rencana selanjutnya juga
harapan.
-linisi diharapkan:
a. 0engkomunikasikan secara empatik tentang kesulitankesulitan yang
dialami selama wawancara.
b. "presiasi terhadap permasalahan klien.
c. !arapan di waktu yang akan datang.
d. 1icara jujur tentang keadaan klien, permasalahan dan merencanakan
intervensi lanjutan.
e. 0embuat kesimpulan hasil interview.
10

Anda mungkin juga menyukai