Anda di halaman 1dari 2

Lelaki itu selalu datang tiap pagi. Duduk dengan seikat bunga di tangannya.

Entah
menunggu siapa. Setiap matahari menyeruak di antara daun-daun pepohonan, seolah-
olah seperti tangan para malaikat yang memeluk daun jatuh, lelaki itu selalu
memejamkan mukanya sambil memejamkan mata. Secarik senyuman menghias
wajahnya yang mulai bergambar usia dengan noktah-noktah waktu hampir di seluruh
porinya
Aku adalah kematian. Sepanjang malam aku begitu lelah memilih siapa yang dengan
rela memberikan naasnya untuk kupintal bersama cahaya dan kubawa ke angkasa.
!adi aku ingin menikmati hangatnya pagi untuk membasuh semua lelahku." #egitu
selalu jawabnya setiap ada orang yang lewat di taman itu dan bertanya mengapa dia
seperti sangat memuja matahari. $entu saja tidak ada seorang pun yang percaya.
%ampir dipastikan lelaki itu adalah gila.
!ika rambut putihku bertambah setiap hari, maka berkuranglah satu kehidupan, karena
roh manusia yang aku bawa akan menempel di ubanku,& demikian katanya pada satu
pagi kepada pelacur tua yang patah hati. Sambil menghapus air mata yang
memporakporandakan jelaga penghitam matanya, dikecupnya dahi lelaki itu. '(ak $ua
Sayang, mimpiku pecah. Aku sudah mati bahkan sebelum $uhan menciptakan
kematian itu sendiri."
Sambil berlalu ditinggalkannya beberapa lembar uang. (elacur yang malang, setiap
malam ditunggunya pangeran berkuda putih menjemputnya bak dongeng cinderella.
)amun sampai usia menjelang *+, tak seorangpun yang datang, dan hari itu dia sadar
bahwa kereta ,inderellanya telah hangus terbakar di tengah jalan.
Datanglah lagi besok, temani aku bercakap tentang sebuah mimpi dari buah labu yang
menjelma menjadi keretamu," teriak lelaki itu ketika si perempuan sudah hampir
menghilang di pojok jalan.
(ada suatu pagi yang rapuh, lelaki itu seperti biasa duduk lagi di bangku taman dengan
seikat bunga di tangan. $etapi pagi itu ada yang tidak biasa. (elacur tua pemimpi
kereta ,inderella itu tampak duduk di sampingnya. -ungkin karena tawaran untuk
menemani atau memang didera kesepian paginya, peremepuan itu datang begitu saja
dari sebuah subuh yang penuh.
#agaimana jika pada suatu malam, dalam diam yang selalu mengendap, aku
mendatanginmu dan meminta satu persatu naasmu." Lelaki itu tiba-tiba membuka
percakapan yang sepertinya tidak dibutuhkan di antara mereka. !ika yang kamu minta
adalah kematianku, sebenarnya aku sudah tidak punya sejak lama. Sejak kekasihku
pergi dalam gelap di suatu senja yang buta, aku merasa kematian sudah masuk
perlahan melalui pori dan lubang hidungku di setiap detik aku mengingatnya. -aakan,
aku tidak punya lagi kematian yang bisa kamu ambil. $etapi kamu boleh mengambil
rohku kapan saja, kalau perlu nanti malam sekalipun."
$anpa banyak helaan dari hidungnya, lelaki itu memberi si pelacur bunga yang masih
penuh dengan ruap kesedihan.
$unggu aku tengah malam nanti.Aku akan datang dan kamu akan melepas semua
kesedihan dan rohmu."
(elacur itu mengangguk. Sebuah perjanjian kematian telah disepakati, meskipun
pelacur itu menganggap lelaki itu kurang setengah ons kadar kewarasan otaknya.
Sesampai di rumah, pelacur tua itu segera mengeluarkan gaun terbaiknya. #enar-benar
sebuah kencan yang harus sempurna dan tidak boleh ada cacat sedikit pun, meski
untuk sebuah kematian.
Dalam gelap yang makin berjalan, dia menunggu dengan debar luar biasa di sebuah
soa. Diambilnya secarik kertas, dituliskanlah kata-kata perpisahan yang kali ini
kesedihan tidak lagi mampir. Dengan penuh cinta dia menulis untuk kekasihnya yang
entah di mana itu,
/ekasihku, kematian harus dirayakan. $ertawalah seperti ketika hari kelahiranku
disambut dengan sukacita. #unyikan musik penuh keriaan dan menarilah dalam
dentang riang, karena rohku akan kembali pulang. /esedihan dan air mata tak akan
menjadi bukan apa-apa. #akarlah aku nanti, tebarkan abuku ke angkasa. !ika kamu
rindu, pandangi saja bintang-bintang itu." $ulis pelacur itu kepada kekasihnya yang
entah ada di mana itu.
(elacur tua itu menunggu lelaki penjemput maut. !arum jam melata luar biasa. $eng
tepat jam 01 malam. Lelaki itu belum muncul juga.
Di subuh yang begitu riuh dengan bunyi, pelacur tua itu kembali menangis dalam sunyi.
Dia tidak habis mengerti bukan hanya pangeran berkuda putih, tetapi kematian juga
tidak mau menjemputnya. #enar benar roh yang sudah dikutuk sunyi.
Setiap pagi pelacur tua itu menunggu lelaki yang selalu datang dengan bunga berbau
air mata itu. )amun lelaki tua itu tudak pernah datang lagi. (ada musim ke-00, ketika
musim air mata langit mulai jatuh, segalanya berubah selamanya.
(agi itu, lelaki dengan seikat bunga di tangannya tiba-tiba sudah ada kembali di taman
itu dalam keadaan mati. $ubuhnya membiru dan memancarkan cahaya menyilaukan.
%ujan menderas begitu luar biasa, dan cahaya itu benar-benar membuatnya begitu
membatu dalam ketakjuban menggila.
%aru begitu luar biasa menyeruak ketika dipeluknya dengan penuh si pencabut roh
yang masih dengan erat menggenggam bunga berbau air mata di tangannya." -ungkin
sebenarnya aku memang tidak usah mencari kemanamana cinta itu, karena rohku
adalah cinta itu sendiri."
2a, pagi itu, seorang lelaki mati

Anda mungkin juga menyukai