Anda di halaman 1dari 37

ANTELMINTIKA

Antelmintika atau obat


cacing
Obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh
manusia dan hewan.

Obat cacing yang digunakan untuk cacing di rongga
usus lebih baik obat yang tidak diabsorpsi sehingga
kadar obat dalam rongga usus cukup tinggi, lagi pula
obat cacing kebanyakan toksis bagi tubuh.

Untuk cacing yang dapat menembus dinding usus
seperti cacing gelang sebaiknya digunakan obat
cacing yang diabsorpsi baik dari usus sehingga obat
dapat mencapai jaringan.
Penyakit Cacingan
Penularan:
Umumnya melalui mulut, kadang-kadang
melalui luka di kulit
Gejala-gejala:
Gangguan usus dan lambung berupa mulas,
kejang dan diare serta hilang nafsu makan.
Pada cacing tambang, pita dan cambuk dapat
menimbulkan anemia.
Pencegahan:
Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan
Di dalam usus cacing biasanya diseliputi lendir
yang membentuk lapisan pelindung.

Untuk menghilangkan lapisan ini disarankan
menggunakan pencahar dan menghindari
makan sebelum terapi dimulai,
misalnya ekstrak Filices, heksilresorsin dan
tertrakloretilen, karena toksik maka sudah tidak
digunakan lagi.

Obat baru lebih aman dan tidak memerlukan
pencahar terlebih dahulu.
Banyak antelmintika dalam dosis terapi hanya
bersifat melumpuhkan cacing jadi tidak
mematikan.
Untuk mencegah cacing aktif kembali maka
harus segera dikeluarkan dari tubuh dengan
bantuan pencahar 2-4 jam sesudah
pengobatan.
Pencahar tidak diperlukan untuk obat yang
sudah bersifat pencahar seperti piperazin dan
diklorofen dan yang bekerja sebagai vermisida
yang mematikan cacing seperti mebendazol,
pirivinium dan niklosamid.
Jenis-jenis penyakit cacing
dan pengobatannya:
1. Ascariasis:
Ascariasis disebabkan terinfeksi Ascaris
lumbricoides atau cacing gelang. Jika tidak
cepat diobati cacing dapat keluar dari usus
masuk ke organ lain dan dapat mengakibatkan
ileus, apendisitis atau pankreatitis.
Obatnya: Mebendazol, piperazin, pirantel
pamoat , befenium dan heksilresorsinol.
2. Oxyuriasis:
Oxyuriasis disebabkan infeksi Oxyuris
vermicularis atau cacing keremi yang
ditandai dengan gatal-gatal di anus,
kejang hebat pada anak-anak dan
apendisitis.

Obatnya:Mebendazol, piperazin, pirantel
pamoat dan pirivinium.
3. Taeniasis:
Taeniasis disebabkan infeksi Taenia solidum/
T. saginata atau cacing pita dari babi/sapi.
Penularannya disebabkan makan daging yang
kurang lama dimasak dan masih mengandung
telur cacing.
Taenia sukar sekali dibasmi karena
memendamkan kepalanya di dalam selaput
lendir usus shg tidak terkena obat. Gejala nya
berupa gejala umum dan anemia.
Obatnya: Niklosamid, diklorofen.
4. Ancylostomiasis:
Disebabkan infeksi cacing tambang yaitu
Necator americanis atau Ancylostoma
duodenale
Penularan terjadi oleh larva yang
memasuki kulit di tempat terluka.
Mengaitkan diri pada mukosa usus dan
menghisap darah tubuh, sehingga dapat
menimbulkan anemia.
Obatnya: befenium, tetrakloretilen
5. Strongyloidiasis:
Disebabkan terinfeksi Strongyoloides
stercolaris atau cacing benang dengan
tertulari oleh larva yang berbentuk
benang.
Gejalanya berupa gatal-gatal di anus,
gangguan perut, iritasi saluran
pernapasan
Obatnya: Mebendazol dan tiabendazol


6. Trichuriasis:
Disebabkan terinfeksi Trichuris trichiura
atau cacing cambuk yang ditulari melalui
telurnya
Gejalanya pada anak kecil yang dapat
mengakibatkan apendisitis akut dan dapat
terjadi anemia.
Obatnya: Mebendazol dan tiabendazol. ,
pirantel, albendazol
7. Filariasis
Disebabkan oleh Wucheria bancrofti atau cacing
filaria dapat menimbulkan penyakit elephantiasis
(kaki gajah)
- Penularan melalui Culex fatigans
- Pengobatan dengan dietilkarbamazin

8. Schistosomiasis
- Disebabkan oleh Schistosoma haematobium
merupakan cacing pipih
- Penularan melalui keong
- Pengobatan : Praziquantel.
Schistosoma haematobium
Uraian Obat antelmintika:
1. Mebendazol: Vermox (J ansen); Vermoran
(Pharos)
Termasuk antelmintika broad spectrum dengan
nama kimia:
N-5-benzoil -2-benzimidazolil karbamat
Efektif terhadap 6 jenis cacing di atas.
Berupa bubuk berwarna putih kekuningan,
tidak larut dalam air, tidak bersifat higroskopis
sehingga stabil dalam keadaan terbuka dan
rasanya enak.
Banyak digunakan untuk berbagai infeksi
cacing dan juga untuk infeksi campuran dari
dua atau lebih cacing.
Mekanisme kerjanya:
- melalui perintangan pemasukan karbohidrat dan
mempercepat penggunaan gula pada cacing.
- Menyebabkan kerusakan struktur subseluler dan
menghambat sekresi asetikolin esterase
Absorpsinya di usus kecil, kurang dari 1 %, efek
sampingnya terhadap gangguan usus-lambung jarang
terjadi.
Dosis: Dewasa dan anak-anak sama.
Untuk Oxyuriasis 100 mg selama makan pagi, tidak
perlu diberi pencahar, 14 hari kemudian diulangi lagi.
Untuk cacing gelang, tambang, pita, benang dan
cambuk 2 kali sehari 100 mg selama 3 hari, diulang
setelah 3 minggu
Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil dan menyusui
karena bersifat teratogenik.

Thiabendazol (Mintezol)
adalah derivat mebendazol dengan khasiat
yang sama.
Diabsorpsi baik dalam usus sehingga dapat
digunakan pada infeksi cacing di jaringan.
Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan
enzim cacing.
Efek sampingnya kuat shg digunakan untuk
hewan. E.S yg sering terjadi mual, muntah,
anoreksia dan pusing.
Dosis: Pada cacing benang dan cambuk 2 kali
sehari 0,5 g, anak-anak: 50mg/kg bobot badan
sehari.
*Albendazol (Zentel, Eskazole)
Bersifat broad spectrum
Absorpsinya dari usus buruk, lebih baik
dari pada mebendazole
Efek sampingnya: gangguan lambung
usus, demam, rontok rambut
Tidak boleh diberikan pada wanita hamil
tua.
2. Piperazin: Antepar (BW); Bekacitrin (KF).
Terdapat dalam bentuk garam nya seperti sitrat, kalsium
edetat dan tartrat. Bentuk garamnya stabil,
nonhigroskopis, kristal putih yg larut dalam air.
Mekanisme kerjanya: Piperazin menyebabkan blokade
respons otot cacing terhadap asetilkolin sehingga
paralysis /lumpuh dan mudah dikeluarkan oleh peristaltik
usus.Keluar setelah 1-3 hari tanpa pencahar.
Absorpsi di usus baik, ekskresinya melalui ginjal 24 jam
E.samping jarang terjadi, kadang 2 mual, muntah, diare
dan alergi. Pada overdosis timbul gatal dan semutan (
parestesia) dan gejala neurotoksis berupa kantuk,
kacau, konvulsi.
Dosis: Pada askaris lokal 3 gram sekaligus
Piperazin adipat 120 mg, Piperazin sitrat 125 mg,
Piperazin fosfat 104 mg.
Dosis anak-anak: 50 mg/kg BB. 1-2 tahun 1 gram, 3-5
tahun 2 gram, di atas 6 tahun 3 gram sekaligus
3. Pirivinium: Viprynium, Vanquin (PD)

Pirivinium merupakan zat berwarna merah yang
khusus berkhasiat terhadap oxyuriosis.
Mekanisme kerjanya:
melalui perintangan pernafasan dan proses-
proses penting lainnya dari cacing.Cacing-
cacing yang mati dikeluarkan oleh peristaltik
usus.
Absorpsinya di usus kecil,
Efek samping jarang terjadi. Feses menjadi
merah.
Dosis: oral sekaligus 5 mg/kg BB dan diulang
setelah seminggu.
4. Pirantel: Combantrin (Pfizer), Pyrantin (Mecosin)
Derivat pirimidin ini berkhasiat terhadap askaris, oxyuris
dan cacing tambang.
Berupa kristal putih, tidak larut dalam air atau alkohol,
tidak berasa dan stabil.
Mek kerjanya: berdasarkan peningkatan penerusan
impuls neuromuskuler dengan efek pelumpuhan dengan
kejang. Cacing yang lumpuh dikeluarkan oleh peristaltik
usus tanpa diberi pencahar.
Absorpsi di usus ringan sekitar 7% ditemukan dalam air
seni. Ekskresi sebagian besar melalui feses, 15%
melalui ginjal.
Tidak boleh dikombinasi dengan piperazin karena
mekanismenya berlawanan.
E samping ringan. Tidak dianjurkan bagi wanita hamil.
Dosis: Oral sekaligus 2-3 tablet dari 250 mg .
Anak-anak: -2 tablet atau 10 mg/kg BB.
5. Befenium: Alcopar (BW)

Senyawa ammonium kwaterner ini berkhasiat
terhadap cacing tambang dan ascaris serta
dapat digunakan pada infeksi campuran dari
kedua cacing tersebut.
Absorpsinya di usus sedikit tidak lebih dari 0,5%
dan efek sampingnya jarang terjadi.
Mekanisme nya:
menyebabkan paralysis otot cacing karena
kepekaannya terhadap asetilkolin hilang.
Dosis: Oral sekaligus pada perut kosong 5
gram,selanjutnya penderita tidak boleh makan
selama 2 jam, anak-anak: 2,5 g.
Pada infeksi Necator pengobatan diulangi
setelah 2-3 hari untuk mematikan seluruh
cacing.
6. Levamizol: Levo-tetramisol, Ascaridil
(J ansen);
Ascamex (Konimex)
Derivat imidazol ini berkhasiat terhadap ascaris
dan cacing tambang dengan hasil baik .
Mekanismenya:
Meningkatkan frekuensi potensial aksi dan
menghambat transmisi neuromuskular cacing
sehingga cacing berkontraksi diikuti paralysis
tonik lalu mati.
Khasiat lainnya yang sangat penting adalah
stimulasi terhadap system imunologi tubuh
sehingga amat berguna pada terapi dengan
obat yang menekan system tersebut yakni
sitostatika(Obat kanker) dan kortikosteroid.
Absorpsi baik dan lengkap, distribusinya luas
7. Niklosamid: Yomesan (Bayer)
Berkhasiat vermisida terhadap cacing pita, tetapi
terhadap telurnya tidak aktif.
Mekanismenya:
melalui peninggian kepekaan cacing bagi enzim
protease dalam usus hospes, sehingga cacing lebih
mudah dicernakan, maka kepala cacing tidak ditemukan
lagi di feses.
Terapi efektif bila setelah 3-4 bulan tidak terdapat
segmen dan telur cacing pada feses.
Absorpsinya ringan,
Obat ini sangat toksik maka penggunaannya hati-hati
bila ada luka usus sehingga absorpsi lebih banyak.
Dosis: Oral dewasa dan anak diatas 8 tahun diberikan
pagi pada perut kosong 1 gram dikunyah, ulangi 1 gram
lagi 1 jam kemudian. Setelah 2 jam baru boleh makan.
8. Diklorofen: Antiphen (MB)

Merupakan derivat dari antiseptikum heksaklorofen yang
juga berkhasiat bakterisida lemah dan fungistatik di
samping khasiat taenisidanya.
Kepala cacing langsung dilepaskan dari mukosa usus,
dimatikan dan dicerna.
Bersifat pencahar sehingga telur yang dilepaskan oleh
segmennya dengan segera dikeluarkan.
Efek samping umum jarang terjadi, sering berupa rasa
letih, urtikaria dan radang hati.
Dosis: Oral sekaligus 6 gram 2 hari berturut-turut.
Sebagai fungistatikum: dalam salep 2 %.
9. Tetrakloretilen:

Obat ini efektif terhadap cacing tambang.
Pada infeksi campuran dengan ascaris resikonya cacing
dirangsang shg menembus dinding usus,
Ascarisnya diobati dulu dengan mebendazol atau
piperazin.
Absorpsi ringan dipertinggi dengan minyak jarak, lemak,
minyak, susu dan alkohol.
Sehari sebelum pengobatan hindari makanan tersebut.
Efek samping umum sering terjadi sehingga dijadikan
obat pilihan kedua setelah befenium.
Dosis: Oral pada perut kosong 3 ml dalam kapsul,
masimum 5 ml. Anak-anak: 0,1-0,2 ml/tahun usia.
Setelah 4 jam berikan pencahar. Pengobatan diulangi
setelah 4 hari.
10. Niridazol.
Merupakan senyawa berbentuk bubuk kuning,
tidak berbau dan tidak berasa, larut dalam air
dan pelarut organik.
Efektif thdap S. haemotobium shg merupakan
pilihan untuk mengobati cacing ini.
Absorpsi kuat, setelah beberapa jam obat
diabsorpsi sempurna.
Efek samping: gangguan pencernaan berupa
anoreksi, sakit perut dan diare.
Dosis untuk sistosomiasis dewasa dan anak
sama 25 mg/kg BB.
11. Prazikuantel
Merupakan antelmintik berspektrum luas,
dikembangkan th 1972
Mekanisme kerja melalui 2 cara:
1. Menyebabkan peningkatan aktivitas otot
cacing krn hilangnya Ca intrasel
2. Vakuolisasi cacing shg isi cacing keluar
Absorpsi baik. Kdr mak dlm darah 1-2 jam
E.samping: sakit perut, anoreksia, tdk boleh
untuk wanita hamil dan menyusui
Dosis yg dianjurkan untuk skistosoma 3 kali
sehari 20 mg/kg BB atau dosis tunggal 40
mg/kg BB. Untuk Taenia 10 mg/kg BB.
12. Ivermektim
Dihasilkan dari fermentasi Streptomyces
avermitilis.
Pemberian oral waktu paruh 10-12 jam.
Ekskresi mel feses hanya 2 % yang melalui
urin.
Tidak dpt melewati sawar otak.
Digunakan untuk memberantas mikrofilaria di
jaringan kulit, rongga mata depan
E. samping: demam, nyeri otot dan sendi,
hipertensi, sakit kepala.
Kontraindikasi: waniat hamil, jangan diberikan
bersama barbiturat, benzodiazepin, dan as.
Valproat.
13. Dietilkarbamazin
Ditemukan th 1972, mrpkan obat pilihan untuk
filariasis.
Sebagai garam sitrat, kristal idak berwarna
Mek kerja: menurunkan aktivitas otot, akibatnya parasit
mengalami paralisis, obat ini juga menyebabkan
perubahan permukaan membran mikrofilaria shg
mudah dihancurkan oleh pertahanan tubuh hospes.
Absorpsi di usus baik, konsentrasi puncak 1-2 jam.
Distribusi ke seluruh tubuh, kecuali jar lemak.
Ekskresi melalui urin, 70 % bentuk metabolitnya
E.samping: pusing, nyeri sendi, anoreksia, muntah.
Bentuk tablet 50, 200, 400 mg.
Dosis anak dan dewasa 2 mg/kg BB 3 kali sehari
sesudah makan selama 14 hari
CACING OBAT TERPILIH
I
PILIHAN II
Ascaris (C. gelang) Mebendazol, pir, lev Piperazin,
Oxyuris (C. keremi) Mebendazol, pir, Piperazin, Pirivinium,
Pirantel
Taenia (C. pita) prazquantel Niklosamid,
Nacator (C. tambang) Mebendazol, Tiab Tetrakloretilen

Strongyloides(C.
benang)
Tiabendazol Mebendazol,
Trichiuris ( c. cambuk)
Filaria
Mebendazol
Dietilkarbazin
Tiabendazol,

Anda mungkin juga menyukai