Anda di halaman 1dari 10

1

SHALAT BERJAMAAH
A. Pengertian Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang
atau lebih, salah seorang diantara mereka menjadi imam dan yang lain sebagai makmum,
dengan aturan serta kaifiat yang tertentu.
B. Dasar perintah firman Allah :
dan dirikanlah shalat , bayarkanlah zakat dan ruku lah bersama orang-orang yang ruku .
(al-Baqarah: 43)
apabila kamu berada di tengah-tengah mereka, lalu kamu memimpin shalat bagi mereka,
hendaklah dari segolongan dari mereka berdiri bersama-sama kamu . (an-Nisa: 102)
hai orang-orang yang beriman, apabila diserukan aza pada hari Jumat, maka segeralah ingat
kepada Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu baik bagimu kalau kamu
ketahui. (Jumuah:9)
Dan sabda Nabi Muhammad SAW :
demi Allah jiwaku berada dalam kekuasaanNya, saya bermaksud hendak menyuruh orang-
orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan azan shalat,
lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi iman bagi orang banyak, maka akan saya
datangi orang-orang yang tidak ikut berjamaah, lalu saya bakar rumah-rumah mereka. (
HR. Bukhari-Muslim)
C. Fadlilah Shalat Berjamaah
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW :
dari ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda; shalat berjamaah itu melebihi
keutamaan shalat sendirian, dengan dua puluh derajat. (HR.Bukhari)
Dan semakin banyak jamaah , semakin lebih baik, sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW :
Seseorang yang mengerjakan shalat bersama satu orang lebih baik dari sendirian, dan jika ia
shalat bersama dua orang lebih baik dari bersama satu orang, dan jika ia shalat bersama orang
yang lebih banyak lagi maka hal itu sangat disukai oleh Allah SWT. (HR. Ahmad)
2


D. Cara gerakan shalat berjamaah dan masbuk (tertinggal)
1. Apabila shalat telah di iqamatkan, maka datangilah dengan tenang.
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW :
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda: apabila kamu telah mendengar qamat,
maka berjalanlah mendatangi shalat dan hendaklah berjalan dengan tenang dan tentram dan
jangan terburu-buru. Maka apabila kamu dapat menyusul, shalat lah mengikuti imam, sedang
yang sudah tertinggal, maka sempurnakanlah. (HR.Bukhori-Muslim).
2. Hendaklah salah seorang diantara kamu menjadi imam.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Dari Abu Said , ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: apabila ada tiga orang
hendaklah salah seorang diantara mereka menjadi imam, dan yang lebih berhak menjadi
imam adalah yang lebih ahli membaca Al-quran. (Ahmad,Muslim dan Nasai)
3. Orang buta boleh menjadi imam.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Dari Anas bahwa Nabi SAW menguasakan kepada ibnu Maktum atas Madinah dua kali
mengimani mereka, padahal dia buta. (HR.Ahmad dan Abu Daud)
4. Jika makmum hanya seorang, berdirilah disebelah kanan imam
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Jabir bin Abdullah yang berkata, bahwa pada suatu ketika Nabi SAW shalat maghrib, maka
saya datang lalu berdiri disebelah kirinya, maka beliau mencegah aku dan menjadikan aku
disebelah kanannya. Kemudian datang temanku, maka kami berbaris dibelakangnya.
(HR.Abu Daud)
5. Hendaklah meluruskan dan merapatkan barisan.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
Dari Anas bahwa Nabi SAW bersabda : Ratakanlah shafmu, karena meratakan shaf itu
termasuk sebagian dari kesempurnaan shalat. (HR. Bukhari-Muslim)
6. Isilah Shaf (barisan) yang kosong.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
3


Dari Anas, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Penuhilah lebih dahulu shaf yang
pertama, kemudian shaf berikutnya. Hendaklah shaf yang tidak penuh itu shaf yang di
belakang. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai dan ibnu Majjah).

7. Shaf wanita, letaknya di belakang shaf pria.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
Dari ibnu Abbas Ra yang berkata : Saya shalat di samping Nabi SAW, sedang
Aisyah bersama kami, dia shalat di belakang kami dan aku di sisi Nabi SAW. (HR.
Ahmad dan Nasai)
8. Kemudian, apabila imam bertakbir, maka bertakbirlah jangan mendahului, atau
kita harus mengikuti imam.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
Dari Abu Hurarairah ra, bahwa Rasullah saw bersabda: sesungguhnya bahwa iman itu
diangkat untuk diikuti. Oleh karnanya apabila ia bertakbir, maka takbirlah kamu dan
janganlah kamu bertakbir hingga ia bertakbir. Dan apabila ia telah ruku, maka rukula
kamu, dan jangan kamu ruku hingga ia ruku. Dan apabila ia telah bersujud maka
sujudlah kamu, dan jangan kamu sujud sehingga ia bersujud(HR. Ahmad dan Abu
Daud).
9. bacaan iman jangan panjang-panjang
Jika salah seorang di antarmu shalat dengan orang banyak, maka hendaklah
diringankannya, karena di antara mereka ada yang lemah, sakit atau tua. Adapun jika ia
shalat sendirian bolehlah dipanjangkannya sekehendak hatinya. (HR. Jamaah)
10. hendaklah memperhatikan bacaan iman
Barang siapa yang terganggu oleh sesuatu dalam shalatnya, hendaklah ia
mengucapkan Subhanallah. Bertepuk tangan untuk kaum wanita, sedang tasbih untuk kaum
lelaki. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasai)
11. Jika iman telah membaca Waladh-dhallin maka bacalah Amin.
Dari Abu Hurarirah ra, bahwa Rasullah saw bersabda: Apabila iman telah membaca
ghairil maghdlu bi alaihim walad-dhalinnin, maka membaca Amin, sesungguhnya
malaikat membaca Amin bersama dengan imam membaca Amin. Barang siapa membaca
4


amin bersama para malaikat, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lampau. (HR.
Ahmad dan Nasai).
12. Hendaklah imam mengeraskan takbir intiqal
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
Dari Said ibnu Harits, berkata: Abnu Said bershalat menjadi imam kita, maka membaca
takbir dengan nyaring tatkala mengangkat kepalanya bangun dari sujud, ketika akan sujud,
ketika bangun dan ketika berdiri dari dua rakaat. Selanjutnya dikatakan; demikianlah aku
melihat Rasulullah saw. (HR.Bukhari dan Ahmad).
13. Jika kamu menjumpai imam telah shalat, maka bertakbirlah lalu mengikuti
gerakan imam dan jangan hitung rakaat nya, kecuali mendapatkan ruku .
Sebagaimana sabda Nabi saw:
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda: apabila kamu datang untuk shalat
(jamaah) padahal kita sedang sujud, maka sujudlah dan jangan kamu menghitungnya satu
rakaat. Dan barang siapa telah menjumpai rukunya imam, berarti dia menjumpai shalat
(rakaat sempurna). (HR. Abu Daud, Hakim dan ibnu Khuzaimah).
14. Kemudian sempurnakanlah shalatmu setelah imam bersalam.
Sebagaimana sabda Nabi saw:
Dari Mughirah bin Syuban dari pada haditsnya yang panjang mengenai perang tabuk,
bahwa mereka mengajukan Abdurrahman bin Auf ra, kemudian ia pun shalat mengimami
mereka, maka Rasulullah mendapati satu diantara dua rakaat itu sehingga beliau shalat
bersama orang banyak dalam rakaat yang akhir. Setelah Abdurrahman bin Auf salam, maka
Rasulullah berdiri menyempurnakan shalatnya. (Muslim).
15. Imam menghadap makmum atau kearah sebelah kanan.
Dari Samurah berkata: Adalah Nabi saw, apabila telah selesai mengerjakan shalat, beliau
menghadapkan mukanya kepada kita. (HR. Bukhari).
E. Adab-adab Iman
1. Mengetahui syarat menjadi iman:
Lelaki, Adil (bukan orang fasiq) dan faham ilmu agama.
5


2. Menguasai bacaan Al-Quran; tajwid dan tahsin al Quran.
Hendaklah yang menjadi imam adalah orang yang paling tahu tentang
kitabullah...(HR.Ibnu Majah)
3. Mengetahui Hukum-Hukum berkaitan dengan shalat berjamaah
4. Meringankan shalat
Jika salah seorang dari kalian shalat bersama manusia (menjadi imam),
maka ringankalh. Sebab diantara mereka ada orang yang lemah, sakit, dan
renta. Dan jika shalat sendirian maka perpanjanglah semaunya. (Mutafaq
alaih).
5. Meluruskan shaf dan merapatkan barisan.
luruskan shaf kalian, karena lurusnya shaf merupakan bagian dari
sempurnanya shalat (berjamaah). (Mutafaq alaih).
6. Menempatkan orang-orang yang baligh dan berilmu dibelakangnya.
hendaklah yang dekat denganku adalah orang yang baligh dan berakal
kemudian yang setelahnya.. (HR. Muslim)
7. Membuat sutrah atau batas di deapan imam.
Terutama jika shalat jamaah di lakukan di luar ruangan. janganlah shalat
kecuali menggunakansutrah (pembatas). Dan jangan biarkan seorangpun lewat
dihadapanmu. Jika dia melawan maka lawanlah ia, karena sesungguhnya ia
bersama jin. (HR. Muslim)
8. Berpaling ke sebelah kanan atau ke arah makmum setelah shalat usai.
Dari Qabish bin Hulab berkata,Nabi mengimani kami dan setelah usai beliau
membalikkan badan ke kedua sisinya, ke kanan atau ke kiri. (HR. Abu Daud
dan at Tirmidzi)
9. Menggunakan pakaian yang baik, sopan dan sesuai sunnah.
10. Tidak buru-buru mengisyaratkan iqamah, padahal para makmum belum banyak
yang datang.
F. Hikmah Shalat Berjamaah.
1. Allah telah mensyariatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-waktu tertentu.
Ada yang dilaksanakan secara berulang kali dalam sehari semalam, yaitu
shalat lima waktu dengan berjamaah di masjid. Ada juga pertemuan yang
dilaksanakan sekali dalam sepekan, yaitu shalat Jum'at. Ada juga yang dilangsungkan
setelah pelaksanaan ibadah yang agung, dan terulang dua kali setiap tahunnya. Yaitu
Idul Fitri sesudah pelaksanaan ibadah puasa Ramadlan dan Iedul Adha sesudah
6


pelaksanaan ibadah Haji. Dan ada juga yang dilaksakan setahun sekali yang dihadiri
umat Islam dari seluruh penjuru negeri, yaitu wukuf di Arafah. Semua ini untuk
menjalin hubungan persaudaraan dan kasih sayang sesama umat Islam, juga dalam
rangka membersihkan hati sekaligus dakwah ke jalan Allah, baik dalam bentuk
ucapan maupun perbuatan.
2. Sebagai bentuk ibadah kepada Allah melalui pertemuan ini dalam rangka
memperoleh pahala dari-Nya dan takut akan adzab-Nya.
3. Menanamkan rasa saling mencintai.
Melalui pelaksanaan shalat berjamaah, akan saling mengetahui keadaan
sesamanya. Jika ada yang sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan jenazahnya,
dan jika ada yang kesusahan cepat dibantu. Karena seringnya bertemu, maka akan
tumbuh dalam diri umat Islam rasa cinta dan kasih sayang.
4. Ta'aruf (saling mengenal).
Jika orang-orang mengerjakan shalat secara berjamaah akan terwujud ta'aruf.
Darinya akan diketahui beberapa kerabat sehingga akan tersambung kembali tali
silaturahim yang hampr putus dan terkuatkan kembali yang sebelumnya telah
renggang. Dari situ juga akan diketahui orang musafir dan ibnu sabil sehingga orang
lain akan bisa memberikan haknya.
5. Memperlihatkan salah satu syi'ar Islam terbesar.
Jika seluruh umat Islam shalat di rumah mereka masing-masing, maka tidak
mungkin diketahui adanya ibadah shalat di sana.
6. Memperlihatkan kemuliaan kaum muslimin.
Yaitu jika mereka masuk ke masjid-masjid dan keluar secara bersamaan, maka
orang kafir dan munafik akan menjadi ciut nyalinya.
7. Memberi tahu orang yang bodoh terhadap syariat agamanya.
Melalui shalat berjamaah, seorang muslim akan mengetahui beberapa
persoalan dan hukum shalat yang sebelumnya tidak diketahuinya. Dia bisa
mendengarkan bacaan yang bisa dia petik manfaat sekaligus dijadikan pelajaran. Dia
juga bisa mendengarkan beberapa bacaan dzikir shalat sehinga lebih mudah
menghafalnya. Dari sini, orang yang belum mengetahui tentang syariat shalat,
khususnya, bisa mengetahuinya.
8. Memberikan motifasi bagi orang yang belum bisa rutin menjalankan shalat
berjamaah,
7


sekaligus mengarahkan dan membimbingnya seraya saling mengingatkan
untuk membela kebenaran dan senantiasa bersabar dalam menjalankannya.
9. Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah.
Dalam berjamaah terdapat kekuasaan kecil, karena terdapat imam yang diikuti
dan ditaati secara tepat. Hal ini akan membentuk pandangan berIslam secara benar
dan tepat tentang pentingnya kepemimpinan (imamah atau khilafah) dalam Islam.
10. Membiasakan seseorang untuk bisa menahan diri dari menuruti kemauan
egonya.
Ketika dia mengikuti imam secara tepat, tidak bertakbir sebelum imam
bertakbir, tidak mendahului gerakan imam dan tidak pula terlambat jauh darinya
serta tidak melakukan gerakan bebarengan dengannya, maka dia akan terbiasa
mengendalikan dirinya.
11. Membangkitkan perasaan orang muslim dalam barisan jihad, sebagaimana
yang Allah firmankan,



"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. Ash
Shaff: 4)

Orang yang mengerjakan shalat lima waktu dengan berjamaah dan membiasakan diri
untuk berbaris rapi, lurus dan rapat, akan menumbuhkan dalam dirinya kesetiaan terhadap
komandan dalam barisan jihad sehingga dia tidak mendahului dan tidak menunda perintah-
peritnahnya.
12. Menumbuhkan perasaan sama dan sederajat dan menghilang status sosial yang
terkadang menjadi sekat pembatas di antara mereka.
Di sana, tidak ada pengistimewaan tempat bagi orang kaya, pemimpin, dan
penguasa. Orang yang miskin bisa berdampingan dengan yang kaya, rakyat jelata
bisa berbaur dengan penguasa, dan orang kecil bisa duduk berdampingan dengan
orang besar. Karena itulah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk
menyamakan shaff (barisan) shalat. Beliau bersabda, "janganlah kalian berselisih
yang akan menyebabkan perselisihan hati-hati kalian." (HR. Muslim)
13. Dapat terlihat orang fakir miskin yang serba kekurangan, orang sakit, dan
orang-orang yang suka meremehkan shalat.
8


Jika terlihat orang memakai pakaian lusuh dan tampak tanda kelaparan dan
kesusahan, maka jamaah yang lain akan mengasihi dan membantunya. Jika ada yang
tidak terlihat di masjid, akan segera diketahui keadaannya, apakah sakit atau
meremehkan kewajiban shalat berjamaah. Orang yang sakit akan dijenguk dan
diringankan rasa sakit dan kesusahannya, sedangkan orang yang meremehkan shalat
akan cepat mendapat nasihat sehingga akan tercipta suasana saling tolong menolong
dalam kebaikan dan takwa.
14. Akan menggugah keinginan untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallamdan para shabatnya.
Melalui shalat berjamaah, umat Islam bisa membayangkan apa yang pernah
dijalani oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama para shabatnya. Sang
imam seolah menempati tempat Rasulullah yang para jamaah seolah menempati
posisi sahabat.
15. Berjamaah menjadi sarana turunnya rahmat dan keberkahan dari
Allah Subhanahu wa Ta'ala.
16. Akan menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk meningkatkan
amal shalihnya
dikarenakan ia melihat semangat ibadah dan amal shalih saudaranya yang
hadir berjamaah bersamanya.
17. Akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda,
sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "shalat
berjamaah itu lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian." (HR. Muslim)
18. Menjadi sarana untuk berdakwah, baik dengan lisan maupun perbuatan.
Berkumpulnya kaum muslimin pada waktu-waktu tertentu akan mendidik
mereka untuk senantiasa mengatur dan menjaga waktu.









9


G. Praktik Shalat Berjamaah


1. Tata Cara sebagai Imam
Sebelum salat berjamaah dimulai, hendaknya imam melakukan hal-hal berikut.
a. imam menghadap ke makmum, apabila ada saf yang kurang rapi, imam menyuruh
supaya dirapikan dan diluruskan.
b. imam menyuruh para jamaah supaya meluruskan safnya,
c. imam menyuruh para jamaah supaya memenuhi saf yang masih longgar sehingga
rapat antara satu dan yang lainnya,
d. apabila saf sudah rapi dan teratur, imam memulai salat berjamaah dengan khusyuk,
tumakninah, tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lama. Shaf yang paling baik
dalam salat jamaah adalah saf yang paling depan dan pahalanya lebih besar
dibanding dengan saf lainnya.
2. Tata Cara Pengaturan Saf
Tata cara pengaturan saf dalam salat jamaah yaitu:
a. jika makmumnya hanya seorang laki-laki, maka makmum tersebut
hendaknya berdiri di belakang imam agak ke samping kanan,
b. apabila makmumnya terdiri dari dua orang laki-laki, maka safnya satu orang
di sebelah kiri dan yang satu di sebelah kanan imam,
10


c. jika makmum terdiri dari dua orang perempuan atau lebih, maka
makmumnya berada di belakang imam dan berjajar rapat,
d. jika makmum terdiri atas beberapa orang laki-laki, maka makmumnya
berjajar di belakang imam dengan rapat,
e. jika makmumnya terdiri dari dua orang perempuan, maka makmum itu
berada di belakang imam,
f. jika makmumnya terdiri dari laki-laki, wanita dewasa, dan anak-anak (wanita
dan laki-laki), maka saf laki-laki berada paling depan, di belakangnya adalah
saf anak laki-laki, kemudian saf anak perempuan, dan saf paling akhir untuk
wanita dewasa.
3. Tata Cara sebagai Makmum
Hal-hal yang harus dilakukan oleh makmum, antara lain:
a. memenuhi saf yang masih kosong,
b. merapatkan, meluruskan, dan merapikan saf,
c. apabila imam mengucapkan, Saww Suffakum fainna taswiyyatassuffi
min tammis-sholh maka makmum menyahut dengan ucapan, Samin
wa athan.
d. mengikuti gerak gerik imam sejak takbiratulihram hingga salam,
e. membaca mn,
f. Apabila imam lupa tidak melakukan salah satu rukun salat, makmum
mengingatkanya dengan mengucapkan Subhnallh bagi makmum laki-
laki. Sedangkan bagi makmum perempuan dengan tepuk tangan.

Anda mungkin juga menyukai