Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Data WHO menunjukan bahwa diare menempati urutan ke-5 penyumbang
kematian di seluruh dunia, kasus diare terbanyak terdapat di Asia dan Afrika
termasuk Indonesia. kelompok umur yang tertinggi terkena diare adalah yang
menempati urutan pertama balita. Sasaran pembangunan Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu penurunan angka kematian anak. Target
yang dicapai pada tahun 2015 adalah mengurangi tingkat kematian anak di
bawah 5 tahun (balita) Indikator keberhasilan targetnya adalah Angka
Kematian Balita.
1

Di Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian pada balita,
yaitu 25,2%, lebihtinggi dibanding pneumonia,15,5%. Angka kesekitan
diare sekitar 200-400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya.
Degan demikian di Indonesia dapat di temukan sekitar 60 juta kejadian
setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah Anak di
bawah Lima Tahun (BALITA). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh
ke dalam dehidrasi dan kalau tidak di tolong 50-60% di antaranya dapat
meninggal. Sebanyak 25,2% penyebab kematian anak balita adalah penyakit
diare.tahun 2013 angka kematian bayi di Indonesia mencapai 34 per 1000
kelahiran.
2


1
Depkes RI.,2003Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta : Rineka Cipta
2
Dr. Soedjatmiko.,2008 Cara Tepat Atasi Diare Pada Anak. Yogyakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
2

Penderita diare di Jawa Barat mencapai angka fantastis.pada tahun
2008, jumlah penderitanya mencapai angka 21 juta orang. Bahkan 799
orang meninggal,palingbanyak berusia 1-4 tahun. Hingga bulan februari
sudah 128 pasien diare. Bahkan ada bayi 10 bulan meninggal karena diare
dan terlambat diobati, kata Kepala Bidang pengendalian penyakit Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat.penyebabnya, makanan tidak higienis,
lingkungan kurang bersih dan terlambat dirujuk ke Rumah Sakit.
3

Ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian yang ditimbulkan
sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Kabupaten Garut. Angka kesakitan diare semua umur
sebanyak 10.9211, laki-laki 53.761, perempuan 55.450 dengan cakupan
pelayana 106,8%. Tahun 2012 jumlah kematian balita sebanyak 15 kasus.
4

Angka kejadian penyakit diare di Kabupaten Garut dari tahun ke tahun
terus meningkat, ditinjau dari 42 Puskesmas yang ada di Garut, Puskesmas
Haurpanggung menduduki pravelensi ke-8 kejadian diare pada balita.
5













3

4
Dinas Kesehatan Garut,. 2012.
5
Puskesmas Karangpawitan, 2012-2013. Olah Data Diare. Sindanggalih: Puskesmas
Karangpawitan
3

Tabel 1.1
Penderita Diare Januari - Desember Tahun 2013
dan Januari April Tahun 2014
Puskesmas Haurpanggun Kabupaten Garut



No.



Desa/Kelurahan



Jumlah
Balita(laki-
laki dan
perempuan)
Jumlah Balita Yang Terkena
Diare
Jumlah
Tahun 2013
(Jan-Des)
Tahun 2014
(Jan-Apr)

1. Haurpanggung 1046 577 138 715
2. Jayaraga 920 368 87 455
3. Jayawaras 953 398 73 471
4. Pataruman 767 346 53 399

Melihat data awal diatas tabel 1.1, menunjukan bahwa selama tahun
2013 desa Haurpanggung balita yang menderita penyakit diare 577 orang
dari jumlah balita 1046 orang, kemudian tahun 2014 menunjukan 4 bulan
terakhir (Januari-April) desa Haurpanggung terdapat 138 Balita yang
mengalami penyakit diare, kemudian jumlahnya selama tahun 2013 dan
tahun 2014 (Januari-April) yang menderita penyakit diare adalah 715 Balita.
Dari data diatas terlihat bahwa desa Haurpanggung merupakan pravelensi
ke-1 balita yang terkena penyakit diare dari desa yang lainnya yang berada
di wilayah kerja puskesmas Haurpanggung kecamatan Tarogong Kidul.
6

Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Haurpanggung Desa
Haurpanggung merupakan Desa yang paling banyak balita yang mengalami
penyakit diare dari jumlah balita 3.686 balita yang terkena penyakit diare
kemudian angka kematian yang terjadi selama tahun 2013 dan Januari-April

6
Puskesmas Karangpawitan, 2012-2013. Olah Data Diare. Sindanggalih: Puskesmas
Karangpawitan
4

2014 terdapat 3 balita yang meninggal, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di desa Haurpanggung tersebut.
7

Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-
mencret, tinjanya encer,dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai
muntah-muntah. Sehingga diare dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras
keluar melalui tinja. Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan
tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan
anak-anak usia di bawah lima tahun.
Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak antara lain
adalah menghambat proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat
menurunkan kualitas hidup anak. Penyakit diare di masyarakat (Indonesia)
lebih dikenal dengan istilah Muntaber. Penyakit ini mempunyai konotasi
yang mengerikan serta menimbulkan kecemasan dan kepanikan warga
masyarakat karena bila tidak segera diobati, dalam waktu singkat ( 48 jam)
penderita akan meninggal.
8

Diare dapat terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat
terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan seperti sorbitol
dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula
lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewas muda
yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Orang tua berperan besar
dalam menentukan penyebab anak terkena diare.
9


7
Puskesmas Karangpawitan, 2012-2013. Olah Data Diare. Sindanggalih: Puskesmas
Karangpawitan
8
Triatmodjo., 2008 Piawai Jadi Dokter Anak Untuk Keluarga. Yogyakarta: DIVA Pers
9
Triatmodjo., 2008 Piawai Jadi Dokter Anak Untuk Keluarga. Yogyakarta: DIVA Pers
5

Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya
jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan
makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus.
10

Kasus diare retrovirus merata sepanjang tahun, sedangkan kasus diare
non retrovirus dan diare keseluruhan meningkat pada musim kemarau, tetapi
tidak ada menurut musim, keadaan ini berkaitan dengan cara penularan
diare non retrovirus yang water borne dan melalui tangan mulut, sedangkan
diare retrovirus selain ditularkan secara fekal oral, diduga ditularkan juga
melalui droplet saluran napas.
11

Komplikasi diare yang sering terjadi adalah dehidrasi (ringan sedang,
berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik), renjatan hipovolemik,
hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrokardiogram), hipoglikemia, intoleransi sekunder akibat
kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktosa, kejang terjadi juga
pada dehidrasi hipertonik dan juga malnutrisi energi protein (akibat muntah
dan diare, jika lama atau kronik). Komplikasi yang jarang terjadi adalah
kerusakan saraf, persendian atau jantung, dan kadang-kadang usus yang
berlubang. Dorongan yang kuat selama proses buang air besar,
menyebabkan sebagian selaput lendir usus keluar melalui lubang dubur.
12

Hal yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare
pada balita adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi
lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani

10
Medicastor., 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Anak. Jakarta : DIVA Press
11
Medicastor., 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Anak. Jakarta : DIVA Press
12
Ummualya. 2008. Buku Ajar Diare. Jakarta: Rineka cipta
6

secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari air dan daging,
sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi.
13

Anak balita sedang ada dalam masa pertumbuhan yang pesat dan
mereka juga mudah terkena penyakit-penyakit yang sebenarnya sudah dapat
diramalkan terlebih dahulu. Sampai dengan umur lima tahun ini, anak-anak
masih sangat tergantung kepada ibu mereka, sehingga semua usaha
perawatan kesehatan yang efektif harus diarahkan untuk menambah
kemampuan dan keterampilan para ibu.
Faktor ibu sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan
anak dan memberi makan. Dalam keluarga, ibu adalah orang yang paling
mengetahui kesehatan anaknya, karena ibu biasanya dekat dengan anak dan
yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan anak.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya sikap dan perilaku seseorang (over behaviour). Penerimaan
sikap dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
yang positif maka akan menghasilkan sebuah perilaku yang akan dapat
dipertahankan lebih lama. Pengetahuan merupakan faktor internal yang
mempengaruhi sikap masyarkat terhadap pencegahan penyakit diare
.Pengetahuan ini khususnya meliputi pengetahuan Diare, kecerdasan,
persepsi, emosi, dan motivasi dari luar. Pendidikan dan pengetahuan
merupakan faktor tidak langsung yang mempengaruhi perilaku seseorang.
14


13
Ummualya. 2008. Buku Ajar Diare. Jakarta: Rineka cipta
14
Notoatmodjo 2007. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
Andi offset
7

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi umur,
jenis kelamin dan pekerja serta faktor eksternal yang meliputi pendidikan,
kondisi lingkungan, budaya dan sumber informasi. Data survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukan bahwa resiko anak belita yang
menderita diare meningkat menjadi 1,43 kali pada ibu yang berpendidikan
SMP/SLTP ke bawah dibanding anak balita dari ibu yang berpendidikan
SMA/SLTA keatas.
15

Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan,
status sosial, pendidikan, status sosial ekonomi, risiko cedera atau masalah
kesehatan dalam suatu kelompok populasi. Pekerjaan juga merupakan suatu
determinan risiko dan determinan terpapar yang khusus dalam bidang
pekerjaan tertentu serta merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi
tempat suatu populasi bekerja.
Jenjang pendidikan memegang peranan cukup penting dalam
kesehatan masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan
mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan
sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular,
diantaranya diare. Dengan sulitnya mereka menerima penyuluhan,
menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit
menular.
Penyakit diare adalah salah satu penyakit yang dapat mengancam
nyawa karena penyakit diare dapat menghilangkan suatu sumber utama

15
kasnodiharjo D,et.all., 2002. Buku Panduan Kesehatan Anak dan tumbuh Kembang Anak.
Yogyakarta : EGC
8

pengisi zat dalam tubuh yaitu cairan dan elektrolit sehingga apabila penyakit
diare ini tidah diperhatikan maka angka kejadian kematian pada balita akan
semakin tinggi, dan juga dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
balita. Ilmu keperawatan mengajarkan pentingnya memelihara kesehatan
yang menghubungkan kepada kebutuhan dasar manusia, diantara kebutuhan
dasar manusia itu adalah kebutuhan eliminasi, dan apabila eliminasi dalam
batas tidak normal maka kebutuhan dasar manusia ini tidak mencapai
derajat kesehatan yang maksimal, sehingga didalam ilmu keperawatan
memperhatikan masalah yang berkenaan dengan kebutuhan dasar manusia
termasuk penyakit-penyakit yang berhubungan tersebut yaitu penyakit diare.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 10 orang ibu
yang memiliki balita penderita penyakit Diare di Puskesmas Haurpanggung
Kabupaten Garut pada tanggal 2 - 8 mei 2014, menunjukkan bahwa 5 orang
kurang tahu tentang penyakit Diare, 2 orang cukup tahu tentang penyakit
Diare dan 3 orang mengetahui tentang penyakit Diare. Hasil itu diketahui
setelah peneliti memberikan 4 pertanyaan dan 5 orang bisa menjawab 2 dari
4 pertanyaan yang di ajukan, 2 orang bisa menjawab 3 pertanyaan dan 3
orang bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan.




9

Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul penelitian adalah GAMBARAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA ANAK
BALITA Di DESA HAURPANGGUNG WILAYAH KERJA
PUSKESMAS HAURPANGGUNG KECAMATAN TAROGONG KIDUL
KABUPATEN GARUT TAHUN 2014.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam peniltian
ini yaitu Bagaimana Gambaran pengetahuan ibu balita tentang penyakit
diare pada anak balita di desa haurpanggung wilayah kerja puskesmas
haurpanggung kecamatan tarogong kidul kabupaten garut tahun 2014"?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai peneliti ini adalah untuk
mengetahuiGAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA
TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA Di DESA
HAURPANGGUNG WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HAURPANGGUNG KECAMATAN TAROGONG KIDUL
KABUPATEN GARUT TAHUN 2014.

10

1.3.2 Tujuan Khusus
(1) Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Balita tentang
Pengertian dan penyebab Penyakit Diare Pada Balita di Desa
Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2014.
(2) Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Ibu Balita tentang
jenis dan tanda gejala Penyakit Diare pada Balita di Desa
Haurpanggung Wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2014.
(3) Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Balita tentang
Pencegahan dan Penanganan Dini penyakit Diare pada Balita
di Desa Haurpanggung Wilayah kerja Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut
Tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan
dan saran untuk membuat program pencegahan penyakit diare pada
balita dalam bentuk pendidikan kesehatan (health education).






11

1.4.2 Manfaat Teoritis
a. Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan masukan kepada Dinas Kesehatan dalam
mengurangi prevalensi penyakit diare pada balita di
kabupaten Garut. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan
dapat menjadi dasar untuk membentuk suatu program
pemerintah dalam memberantas Penyakit Diare pada Balita.
b. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi puskesmas,
khususnya kepada pelaksana program penanggulanggan
Penyakit Diare pada Balita dalam merencanakan intervensi
bagi pasien yang berkaitan dengan tindakan keperawatan.
c. Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi
perkembangan ilmu keperawatan mengenai pengetahuan
masyarakat tentang penyakit Diare pada Balita
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar
untuk dilakukan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai