Anda di halaman 1dari 10

0

Ekonomi Kreatif
Gerakan Bidai Inovatif
Oleh
Ahmad RifaI, Kelompok 2 K2N UI 2014








1

A. Pendahuluan
Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kecamatan yang
memproduksi tikar Bidai. Tikar ini tidak lain warisan masyarakat Dayak Kalimantan
Barat hingga kini masih dipelihara keasliannya. Kerajinan tersebut terbuat dari rotan
yang telah dipilah-pilah dan kulit kayu pohon kapua. Semulanya tikar dijadikan alas
menjemur padi dan sahang oleh masyarakat, namun seiring dengan perkembangan
zaman, tikar Bidai menjadi salah satu komdoditas perdagangan di perbatasan
Indonesia-Malaysia. Tikar Bidai dijual dengan ukuran 7x10 kaki,6x9 kaki,5x7 kaki,
dan 4x6 kaki dengan harga yang relatif murah. Perdagangan tikar Bidai menjadi salah
satu daya tarik bagi pembeli di perbatasan, sehinggga persebaranya telah mencapai
Malaysia.
B. Latar Belakang
Kerajinan tikar Bidai Kecamatan Seluas yang menjadi komoditas perdangan di
Perbatasan Indonesia-Malaysia memiliki daya jual yang rendah. Pengrajin tikar Bidai
menjual dengan harga 220 Ringgit/tikar, berkebalikan dengan pengepul tikar Bidai di
Serawak yang dapat menjual tikar Bidai dengan harga tinggi sekitar 1000
Ringgit/tikarnya. Peningkatan harga tersebut disebabkan oleh penghalusan tikar Bidai
oleh pengepul di Serawak, Malayasia. Kerajinan Bidai yang berasal dari Kecamatan
Seluas menjadi komoditas ekspor perdagangan di Serawak dengan tujuan Singapura,
Jepang, Prancis, dan bahkan Batam serta Bali.
1

Hal tersebut diatas menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat Kecamatan Seluas,
Kabupaten Bengkayang. Untuk mengatasi hal tesebut perlu dilakukan inovasi
kerajinan dari tikar Bidai. Produk kerajinan dari tikar Bidai dapat berbentuk tas,
dompet, dan tempat handphone. Upaya inovasi produk dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.

1
http://www.antarakalbar.com/berita/308058/kerajinan-anak-negeri-di-tanah-jiran diakses pada
tanggal 29 Mei 2014. Pukul 4.45 WIB.
2

Produk inovasi dari tikar Bidai akan melibatkan seluruh pengrajin yang ada di
Kecamatan Seluas dengan melakukan sosialisasi kepada para pengrajin dan
melakukan pemberdayaan kepada ibu-ibu yang ada di Kecamatan Seluas.
Untuk itu perlu dikembangkan potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Seluas melalaui
Gerakan Bidai Inovatif.
C. Tujuan
1. Membuat produk inovasi dari tikar Bidai;
2. Melakukan pemberdayaan kepada Ibu-Ibu dan pengrajin di Kecamatan Seluas;
3. Meningkatkan kualitas kerajinan tikar Bidai dengan berbagai produk inovasi.
D. Manfaat
1. Meningkatan pendapatan masyarakat;
2. Meningkatkan kesejahteraan warga.
E. Deskripsi Program Kerja
Gerakan Bidai Inovatif adalah program pencipataan produk dari tikar Bidai dengan
mengelola tikar Bidai menjadi produk-produk yang laku di pasaran. Melalui Gerakan
Bidai Inovatif akan diubah tikar Bidai yang semula dijual dengan ukuran 7x10
kaki,6x9 kaki,5x7 kaki, dan 4x6 kaki menjadi tas, dompet,dan tempat handphone.
Program ini akan melibatkatkan para pengrajin di Kecamatan Seluas dan Ibu-Ibu.
Pada dasarnya Gerakan Bidai Inovatif selain mengolah tikar Bidai menjadi produk
baru, tidak akan menghilangkan ciri khas dari kerajian Dayak tersebut. Melalui
Gerakan Bidai Inovatif diharapkan akan meningkatkan pendapatan masyarakat
Kecamatan Seluas, dibandingkan dengan memproduksi tikar Bidai secara tradisional.
Program ini akan dilakukan dengan tahap tahap sebagai berikut :
3

1. Persiapan
Persiapan adalah tahap untuk membekali para pelatih (tim kreatif) untuk
melakukan percobaan membuat tas, dompet, dan tempat handphone dengan
menggunakan alat tikar Bidai dari Kecamatan Seluas.
2. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan tahap pengenalan Gerakan Bidai Inovatif kepada
beberapa pengarajin dan Ibu-Ibu di Kecamatan Seluas. Tahap ini dilakukan
dengan memberikan gambaran produk yang telah dibuat pada tahap persiapan,
waktu pelatihan dan tempat, produksi, metode pemasaran hasil kerajinan, dan
mekanisme bagi hasil yang akan digunakan. Diharapkan dengan sosialisasi
yang diadakan akan menarik minat warga bergabung dengan Gerakan Bidai
Inovatif yang akan meningkatkan perekonomian warga.
3. Pelatihan
Proses pelatihan melibatkan penanggung jawab pelatihan dan Tim kreatif
untuk memberikan pelatihan kepada beberapa pengrajin dan Ibu-Ibu di
Kecamatan Seluas. Pada tahap pelatihan ini akan diapaparkan cara membuat
tas, dompet, dan tempat handpone dari tikar Bidai. Selain itu pada tahap ini,
penanggung jawab memberikan kebebasan kepada para peserta pelatihan
untuk berkreasi sekreatif mungkin untuk menciptakan produk. Pelatihan ini
akan dilakukan selama empat hari agar para peserta pelatihan mampu
menghasilkan produk yang berdaya jual tinggi.
4. Produksi
Tahap produksi dilakukan sesudah proses pelatihan selesai. Diharapkan
setelah ada pelatihan dari program Gerakan Bidai Inovatif, para peserta
pelatihan dapat menerapkan ilmu yang didapatkan. Pada tahap ini, peran
Gerakan Bidai Inovatif hanya berfungsi melakukan monitoring jalannya
produksi. Produksi hanya akan dilakukan di satu tempat pengrajin dan di satu
rumah penduduk (untuk peserta yang Ibu-Ibu) menimbang efisiensi dan
efektivitas.
4

5. Pemasaran
Tahap pemasaran dilakukan oleh Gerakan Bidai Inovatif dengan metode beli
dua produk gratis satu produk. Hal ini dianggap efektif untuk meningkatkan
jumlah penjualan produk. Tujuan pemasaran ditujukan kepada pera pembeli
di perbatasan. Selain metode seperti itu pada akhir produksi akan
dilakukannya pameran hasil produksi Gerakan Bidai Inovatif yang berfungsi
untuk mengenalkan produk pada khalayak luas.
Dalam pembuatan produk tersebut tidak hanya diperlukan tikar Bidai saja namun
diperlukan peralatan tambahan seperti benang, gunting, lem, dan aksesoris lain yang
akan memperindah tas, dompet, ataupun tempat handphone. Alat-alat diatas akan
didapatkan dengan anggaran dana produksi sebesar Rp. 500.000 yang akan dibawa
dari Jakarta dengan pertimbangan harga.
Program ini diharapakan dapat terlaksana dengan komposisi keyakinan sebesar 75% .
Jika program ini berhasil akan meningkatkan perekonomian masyarakat di
Kecamatan Seluas.
F. Sasaran
1. Pengrajin tikar Bidai di Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang;
2. Ibu-Ibu di Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.
G. Parameter Keberhasilan
1. Terciptanya produk inovasi dari tikar Bidai;
2. Terlakasanya pemasaran tikar Bidai dengan baik;
3. Meningkatnya daya beli produk inovasi dari tikar Bidai.

5

H. Struktur Tim Kerja
Ketua Pelaksana : Ahmad RifaI
Pengggung Jawab Sosialisai : Dwi Putri Diana
Penagggung Jawab Pelatihan : 1. Maryam
2. Yustia Istirani
Tim Kreatif : 1. Selina Desnawati
2. Fitri Wulandari
Penganggung Jawab Pemasaran : 1. Dearisa Muhlisiani Putri
2. Maria Evangelis Nababan

F. Pembagian Kerja ( J ob Description )
a. Ketua Pelaksana :
1. Melakukan monitoring pelaksanaan program
kerja;
2. Mengkordinir tim kerja;
3. bertanggung jawab atas pelaksanaan program
dari awal hingga akhir.
b. Penaggung Jawab Sosialisasi :
1. Bertanggung jawab melakukan sosialisasi
kepada para pengrajin tikar Bidai dan Ibu-
Ibu;
6

2. Bertanggung jawab menyediakan segala
keperluan yang terkait dengan sosialisasi;
3. Bertanggung jawab melakukan publikasi
sosialisasi Gerarakan Bidai Inovatif.
c. Penganggung Jawab Pelatihan :
1. Bertanggung jawab pelaksanaan pelatihan
bagi para pengrajin dan ibu-ibu di
Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.
2. Melakukan Pemberdayaan kepada para
pengrajin dan Ibu-Ibu.


d. Tim Kreatif :
1. Melakukan riset tikar Bidai dan mengolah
menjadi tas, dompet, dan tempat handphone
dengan keahlian yang dimiliki.
e. Penanggung Jawab Pemasaran :
1. Membuat strategi pemasaran produk Gerakan
Bidai Inovatif;
2. Memperdayakan Masyarakat Kecamatan
Seluas untuk memasarkan produk;
3. Melakukan kontrol terhadap pemasaran.
7


G. Timeline Kerja


Timeline Kerja Gerakan Bidai Inovatif


Kegiatan Agustus 2014
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Persiapan
Sosialisasi
Pelatihan
Produksi
Pemasaran












8


H. Aggaran Dana
No Kegiatan Anggaran
1 Sosialisasi Rp. 150.000
2 Pelatihan Rp. 200.000
3 Produksi Rp. 500.000
4 Pemasaran Rp. 200.000
Total Rp.1.050.000













9

Anda mungkin juga menyukai