Anda di halaman 1dari 73

TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING

PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
YULIANI NINGSIH (10.62201.430)
NURUL FARIDAH (10.62201.456)
TAFRIHAH (10.62201.457)
ABU HASAN (11.62201.470)
SAYURI (11.62201.473)


PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MADURA
2014

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai merupakan bahan baku utama pengolahan pangan seperti tahu, tempe, kecap
dan lain-lain. Konsumsi bahan pangan yang berasal dari kacang-kacangan khususnya
kedalai di Indonesia merupakan tantangan serius untuk mempertahankan kelangsungan
pengembangan produksi agar mencapai swasembada komoditas tersebut (Rukmana et al,
1996).
Tempe merupakan sumber protein tinggi yang harga per satuan unit lebih murah
apabila dibandingkan dengan sumber protein asal hewani seperti daging, susu dan telur.
Harganya juga relatif murah, proses pembuatannya sederhana dan mudah, kandungan
gizinya pun cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara lain menurunkan
kolesterol, antidiare dan antioksidan. Nila gizi protein tempe meningkat setelah proses
peragian, karena terjadinya pembebasan asam amino yang terkandung dalam kedelai
diperoleh dari ragi (Cahyadi, 2007).
Industri pembuatan tempe di kota Pamekasan merupakan salah satu usaha yang cukup
baik di di kota Pamekasan karena hampir sebagian besar penduduk kota Pamekasan
mengonsumsi makanan ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya warung makanan olahan
dari tempe. Sehingga industri tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan para konsumen
juga dapat member keuntungan bagi pemilik industri. Namun banyak industri pembuatan
tempe di Kota Pamekasan yang proses manajamennya belum terstruktur dengan baik
hingga dapat mempengaruhi untung dan rugi.
Proses manajamen merupakan daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang
berhubungan secara integral, yang dilaksanakan didalam manajamen secara umum yaitu
proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pengarahan dan proses pengawasan
dalam rangka mencapai suatu tujuan secara ekonomis. Jika proses manajamen dilakukan
dengan baik maka sebuah industri dapat terstruktur dengan baik dan begitu sebaliknya
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu pokok
permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi
manajamen pada industri Tempe Purba Super Pak Heri Jl. Purba II/8 Pamekasan No.Hp
081 944 129 941.
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajamen
pada industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944
129 941.
Kegunaan dari praktek umum yaitu sebagai bahan informasi dalam pengolahan atau
proses manajemen kedelai dari usaha untuk menciptakan tempe yang baik di industri
Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa
istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu, manajemen sebagai suatu proses,
manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen, manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu
pengetahuan (Science) menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai
suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli (Anonim, 2012).
Tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan
tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
yang sama (Ramadhan, 2012).
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu
pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang
diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen
(Anonim, 2010).
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan
bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang
lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara
melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
2.2 Fungsi Manajemen
Beberapa fungsi-fungsi menejemen yang dikemukakan para pakar, fungsi -fungsi
manajemen menurut beberapa para pakar adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan
mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Pendapat lain bahwa
fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai
peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Hoesin, 2011).
2.3 Faktor Manajemen
2.3.1 Tenaga Kerja
Faktor utama manajamen sumber daya manusia adalah memberikan kontribusi
suksesnya organisasi. Manajemen sumber daya manusia haruslah terdiri dari aktifitas-
aktifitas yang terkait. Aktifitas manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan dan
analisis sumber daya manusia, kesetaraan kesempatan kerja bekerja, perekrutan
pengembangan sumber daya manusia, kompensasi dan keuntungan, kesehatan,
keselamatan dan keamanan, hubungan tenaga kerja dan buruh (Jackson (1995), dalam
Dominic (1997)).
Mengisi sebuah lowongan kerja terlebih dahulu kita hatus memperhatikan yaitu
organisasi haruslah terlebih dahulu mencari orang-orang yang tidak hanya memenuhi
syarat untuk posisi tersebut, namun juga menginginkan pekerjaan. Sebuah organisasi
memerlukan sejumlah tenaga kerja dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang terarah
pada pencapaian tujuannya. Tenaga kerja tersebut berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan
yang menjadi tugas pokok organisasi.
Setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta klasifikasi pekerjaan, maka
langkah berikutnya adalah melaksanakan rekrutman. Rekrutmen merupakan proses
mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu
organisasi atau perusahaan. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan
sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi atau perusahaan akan
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon
pekerjaan yang dianggap memenuhi standar kualifikasi atau perusahaan. Proses rekrutmen
berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.
2.3.2 Modal
Faktor manajemen modal yang kedua adalah, Cost Averaging tidak bertujuan untuk
satu kali kemenangan, melainkan ke arah akumulasi posisi, yang umum digunakan dalam
trading jangka menengah dan panjang. Metode manajemen modal tersebut sangat sering
diaplikasikan ke pasar Forex, saham, dan reksa dana, tetapi tidak begitu terkenal untuk
futures karena ada tanggal kadaluarsa (break).
2.3.3 Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi
metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2.3.4 Mesin
Mesin disini merupakan alat yang digunakan dalam proses produksi, mengolah
bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Dengan menggunakan tekhnologi ini
dapat memperlancar kegiatan produksi.
2.3.5 Bahan Baku
Pengertian dari bahan baku menurut Mulyadi, bahan baku adalah bahan yang
membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku menunjang dalam proses
produksi,tanpa adanya bahan baku tidak akan berjalan kegiatan produksi.
2.3.6 Pasar
Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual beli dan jasa. Hasil produksi yang dihasilkan akan di distribusi ke pasar
(Dominic, 1997).
2.4 Proses Manajemen
Proses manajemen pada dasarnya merupakan suatu tahapan kegiatan yang dilakukan
suatu perusahaan dengan beberapa tahap yaitu, merencanakan (planning) adalah suatu
proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Manajer
memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan serta tindakan mereka
berdasarkan metode, rencana, atau logika dan bukan berdasarkan perasaan.
Mengorganisasikan (organizing) adalah suatu proses mempekerjakan dua orang atau
lebih untuk bekerja sama dalam struktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa
sasaran. Proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di
antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi.
Memimpin (actuating) adalah suatu proses dimana dapat mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau
seluruh organisasi. Mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk
melaksanakan tugas yang penting.
Mengendalikan (controlling) adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas
sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Manajer harus yakin bahwa
tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan organisasi ke
arah sasaran yang telah dirumuskan (Marina, 2011).
2.5 Rencana Manajemen
Perencanaan dalam manajemen adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama
anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.
Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman
tentang apa yang harus dilakukan.
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan perencanaan.
Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun
karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus
mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin
akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 Mei 2014. Penelitian
bertempat pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp
081 944 129 941.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data Primer. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan wawancara langsung
kepada pemilik industri.
3.3 Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisa secara Deskriptif yaitu dengan cara
menggambarkan apa saja bahan baku, bahan pembantu, alat-alat, yang digunakan dan
bagaimana proses manajemen yang digunakan pada Industri Tempe Purba Super Pak
Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. yang secara sistematis. Data
diperoleh dengan mengetahui segala kegiatan di dalam Industri mulai dari proses
pengelolaan sampai proses pengemasan.
3.4 Penentuan Responden
Penentuan responden dilakukan secara purposive, dimana pihak produsen yang dipilih
yaitu pimpinan perusahaan dan seorang karyawan pada Industri Tempe Purba Super Pak
Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941.
3.5 Konsep Operasional
Konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Responden adalah orang yang dimintai jawaban/tanggapan atas pertanyaan yang
diajukan atau sumber informasi dari sampel yang diambil dalam praktek ataupun
penelitian.
2. Bahan baku utama yaitu kedelai yang digunakan dalam proses produksi (kg).
3. Produksi adalah proses pembuatan tempe dari bahan kedelai.
4. Produk adalah bahan atau jenis barang yang sudah siap untuk dipasarkan di konsumsi
oleh konsumen.
5. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.
6. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan.
7. Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu supaya
menjadi lebih sempurna dan mempunyai nilai.
8. Perencanaan (Planning) adalah suatu proses menetapkan sasaran dan tindakan yang
perlu untuk mencapai sasaran.
9. Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu proses mempekerjakan dua orang atau
lebih untuk bekerja sama dalam struktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa
sasaran.
10. Pengarahan (Actuating) adalah suatu proses dimana dapat mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau
seluruh organisasi.
11. Pengawasan (Controlling) adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas
sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Tentang Industri Tempe Purba Super Pak Heri
Melihat peluang bisnis tempe, maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan
beberapa perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan evaluasi. Industri Tempe Purba Super
Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941 merupakan salah satu usaha
pembuatan tempe yang mengolah hasil pertanian berupa kedelai yang diolah menjadi
tempe dengan skala industri yang masih rumahan (home industri) dan bergerak dibidang
swasta. Usaha yang didirikan pada tahun 1997 oleh bapak Heri bersama istrinya ibu Heri
yang salah satu tujuannya yaitu mengolah sumber daya alam agar memiliki nilai tambah
dan menghasilkan laba yang lebih tinggi dan dapat membuka lapangan pekerjaan buat
orang lain.
Awalnya industri ini hanya berbekal modal Rp. 800.000 yaitu 20 kg kedelai dan
belum mempunyai karyawan serta pasar yang luas seperti sekarang dengan tekad yang
kuat pak Heri terus berjuang dengan menjalankan usaha ini dengan sepenuh hati dan
sedikit demi sedikit mendapatkan keuntungan sehingga baoak Heri akhirnya mempunyai
karyawan sejumlah 4 Orang pada tahun 2001 sampai sekarang
Tempe Purba Super Pak Heri mewujudkan usahanya yang khusus pada bidang
produksi atau proses pengolahan yaitu dengan sedemikian rupa agar dapat memasarkan
produk atau hasilnya secara luas yaitu tidak hanya dalam kecamatan pamekasan saja,
melainkan ke daerah-daerahdi luar kecamatan pamekasan, seperti kecamatan larangan,
pademawu, tlanakan, palengaan. Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dapat
mengolah 2.5 kwintal dalam satu kali proses produksi dengan harga jual tempe satu
bungkus adalah Rp. 3.500.-
Dalam usaha pembuatan tempe, industri Tempe Purba Super Pak Heri memiliki
proses yang cukup memadai di antaranya luas tanah dan bangunan yang ditempati 10 x 15
m. Ruangan tempat pembuatan tempe serta gudang penyimpanan alat dan bahan baku.
Industri Tempe Purba Super Pak Heri memiliki tenaga kerja berjumlah sekitar 4 orang dan
masing-masing telah memiliki pekerjaan tetap demi kelancaran proses manajemen.
4.2 Pengadaan Bahan Baku
Untuk membuat tempe membutuhkan beberapa bahan, di mana bahan yang
dibutuhkan untuk membuat tempe terdiri dari bahan utama dan bahan pembantu. Bahan
utama dibeli dari took di Jl. Stadion dengan kedelai impor. Bahan baku yang digunakan
merupakan kedelai, sedangkan bahan pembantu adalah ragi.
Bahan baku kedelai biasanya disortir terlebih dahulu sebelum digunakan, karena tidak
ingin mengecewakan pelanggan, bagi industri Tempe Purba Super Pak Heri kepuasaan
dan kenikmatan konsumen adalah hal yang sangat penting serta mengutamakan mutu dan
rasa dalam mendukung proses manajemen Tempe Purba Super Pak Heri, karena jika tidak
demikian usaha tersebut bisa gulung tikar.
Persediaan bahan baku memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin
proses produksi suatu perusahaan dapat belangsung secara berkesinambungan. Bahan
mentah dan bahan pembantu sangat penting dalam proses manajemen, karena tanpa itu
kegiatan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik atau bahkan akan terhenti.
Usaha untuk menyediakan bahan baku yang cukup untuk proses manajemen tentu saja
harus ditempuh dengan melaksanakan pembelian bahan baku itu selama proses produksi
berjalan. Aktifitas pembelian meliputi spesifikasi
produksi mengenai kualitas, pelayanan dan jadwal penyerahan terpercaya.
Tersedianya bahan baku yang cukup merupakan faktor esensial bagi kelangsungan
perusahaan.
Ketiadaan sedikit bahan baku akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Sebaliknya perusahaan tidak menginginkan ketersediaan bahan baku yang terlalu besar.
Industri Purba Super Pak Heri memperoleh bahan baku untuk industrinya yang berupa
kedelai yang di beli dari toko yang ada di Jl. Stadion seharga Rp. 8.500,-/kg. Frekuensi
pembelian kedelai tidak menentu sesuai kemampuan bahan baku oleh perusahaan.
Industri Tempe Purba Super Pak Heri membeli kebutuhan bahan baku dengan jumlah
yang sesuai untuk memenuhi seluruh kebutuhan manajemen selama periode tertentu.
Pembelian dilakukan dalam jumlah yang tidak terlalu besar, Karena persediaan bahan yang
berlebihan akan memerlukan ruang penyimpanan khusus serta untuk mengurangi resiko
bahan akan rusak karena terlalu lama tersimpan sehingga dapat mempengaruhi kualitas
tempe yang akan dihasilkan.
Jumlah pembeliaan kedelai yang dilakukan oleh industri Tempe Purba Super Pak
Heri selama tiga bulan terakhir ini dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1: Data Bahan baku Pembelian Kedelai Pada Idustri Tempe Purba Super Pak
Heri Selama Tiga Bulan Terakhir, 2014
Bulan Jumlah
Pembeliaan (Kg)
Harga Beli (kg) Nilai (Rp)
Januari 7500 8.000 56.000.000
Februari 7500 8.200 61.500.000
Maret 7500 8.500 63.750.000
Jumlah 22.500 24.700 181.250.000
Sumber: Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941.
Dari tabel diatas diketahui bahwa harga bahan baku mengalami fluktuasi, Hal ini
disebabkan biaya untuk bahan baku tidak menentu dalam setiap periode. Untuk menjamin
kualitas produk yang dihasilkan, Industri Tempe Purba Super Pak Heri sangat selektif
dalam pemilihan bahan baku.
4.3 Bahan Pembantu
Kedelai yang sudah di rendam dan di rebus kemudian di di campur dengan ragi agar
mudah untuk dicetak dan di fermentasikan. Dalam pembuatan tempe tidak memerlukan
bahan pembantu yang cukup banyak, hanya memberikan ragi dengan takaran tertentu.
Setiap 10 kg kedelai menggunaka ragi atau inokulum sebanyak 1 sendok makan. Jika
pemberian ragi kurang bahkan melebihi dari takarannya maka akan mempengaruhi rasa
dari tempe tersebut.
4.4 Peralatan
Beberapa peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Panci cuci adalah panci yang digunakan untuk proses pencucian kedelai.
2. Baskom adalah alat yang digunakan untuk menampung kedelai.
3. Kompor pompa adalah alat untuk memansakan mesin pemasak kedelai.
4. Mesin pemasak kedelai adalah mesin yang digunakan untuk proses memasak kedelai.
5. Kantung pastik adalah alat yang digunakan untuk membungkus tempe.
6. Lemari/rak tempe adalah alat yang digunakan untk proses fermentasi.
7. Jarum untuk melubangi plastik
Dalam pembuatan tempe, industri tempe Purba Super Pak Heri mempunyai beberapa
tahapan alat yang digunakan dalam proses manajamen yaitu tempat pengumpulan kedelai,
tempat pencucian kedelai, pemasakan kedelai, pemberian ragi, pengemasan dan
fermentasi.
Berikut ini merupakan gambar proses pembuatan tempe:
1. Bak perendaman kedelai, untuk merendam kedelai hasil rebusan pertama selama satu
hari satu malam. Setelah itu, kedelai direbus untuk yang kedua kali.

2. Ragi tempe yang digunakan untuk peragian kedelai setelah perebusan yang kedua kali

3. Kedelai yang telah diberi ragi, siap untuk dibungkus
Proses pembungkusan kedelai pasca diberi ragi.

4. Tempe ditata pada rak penyimpanan untuk proses fermentasi Tempe dalam rak di
ruangan peragian.

5. Tempe yang sudah di fermentasi atau telah mengalami peragian siap untuk dipasarkan

Gambar 1. Layout proses manajemen produksi pada industri Tempe Purba Super Pak Heri
Keterangan :
1. Tempat pencucian kedelai.
2. Pemberian ragi.
3. Proses pembungkusan
4. Tempat fermentasi.
5. Pengemasan.
4.5 Proses Pembuatan Tempe
Proses pembuatan tempe purba super pak heri ada beberapa tahapa yaitu proses
pemasakkan dimana sebelum dimasak kedelai dibersihkan dahulu dari kotoran besar.
Selanjutnya kedelai dimasukkan kedalam panci masak dan ditambahkan air bersih hingga
melebihi tinggi kedelai. Kemudian kedelai dipanaskan atau dimasak dengan api yang
cukup besaran stabil. Proses pemasakkan berlangsung kurang lebih tiga jam sampai
kedelai lunak.
Proses selanjutnya adalah perendaman kedelai. Setelah kedelai matang, air bekas
memasak kedelai tesebut dibuang dan diganti dengan air yang baru dan dingin yang
selanjutnya kedelai didiamkan atu direndam selama 12 jam. Proses perendaman ini
bertujuan untuk menurunkan PH sehingga kedelai menjadi asam. Kmudian tahapan
selanjutnya proses pencucian dilakukan dengan panci cuci. Dalam pencucian kedelai
disamping disiram kedelai juga diaduk sampai bersih. Selain itu kedelai juga dihancurkan
sehingga kulit kedelai lepas dan pecah. Namun tidak semua kacang kedelai harus lepas dan
pecah. Setelah bersih air dibuang sampai habis kemudian kedelai ditiriskan selama 1
sampai 2 jam.
Selanjutnya adalah tahapan yang sangat pnting dalam pembuatan tempe yakni proses
peragian. Proses peragian dimulai dengan cara menambahkan air kedalam kedelai hingga
melebihi tinggi kedelai. Kemudian ragi dimasukkan kedalam kedelai yang direndam air.
Dengan adanya air tersebut ternyata sangat membantu dalam peragian karena ragi akan
terlarut dalam air dan menempel pada kedelai secara merata. Dengan begitu ragi yang
digunakan lebih efisien dan pengadukkannya lebih ringan. Setelah proses peragian selesai
selanjutnya adalah proses pencetakkan yaitu proses pembungkusan tempe. Bahan
pembungkus yang digunakan disini adalah plastik. Sebelum digunakan pertama kali plastik
dilubangi dengan menggunakan alat khusus. Jarak antar lubangkurang lebih 2 cm. Hal ini
bertujuan untuk sirkulasi oksigen. Kemudian kedelai yang sudah dicampur dengan ragi
dimasukkan dalam plastik. Tahapan yang terakhir adalah proses pemeraman dikenal juga
dengan proses fermentas yaitu proses pertumbuhan jamur Rizopus oligoporus. Pada proses
pemeraman ini terjadi reaksi kimia dan reaksi fisik. Protein kedelai oleh jamur diuraikan
menjadi asam-asam amino sehingga mudah dicerna. Kadar air kedelai pada saat fermentasi
mengalami penurunan dan tempe siap untuk dipasarkan. Proses produksi merupakan suatu
langkah yang diperlukan untuk menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana yang ada.
Proses pengolahan kedelai menjadi tempe sangat penting artinya karena pengolahan
tersebut dapat menentukan baik buruknya kualitas produk yang akan dihasilkan. Industri
tempe Purba Super Pak Heri sangat memperhatikan proses produksinya, Hal ini untuk
menjaga mutu dan kualitas dari produk yang akan dipasarkan sehingga dapat menarik
konsumen. Tempe Purba Super Pak Heri memproduksi tempe sekitar 1000 bungkus/hari
dengan menggunakan bahan baku sebanyak 250 kg dan tenaga kerja sebanyak 4 orang.
Proses produksi tempe dimulai dari proses perebusan kedelai sampai mendidih.
Setelah direbus, kedelai direndam bak air selama kurang lebih satu hari satu malam.
Proses perendaman ini bertujuan untuk memisahkan kedelai dengan kulitnya. Setelah satu
hari satu malam perendaman, kedelai akan terpisah menjadi dua keping. Selanjutnya
kedelai tersebut direbus kembali untuk menyempurnakan proses pematangan kedelai.
Tahap selanjutnya adalah peragian. Kedelai yang telah direbus kemudian ditiriskan
dan diberi ragi tempe secukupnya. Proses peragian sangat tergantung kepada kondisi
cuaca, sehingga takaran ragi yang ditambahkan pada kedelai mengikuti kondisi cuaca.
Disinilah letak kesulitan pembuatan tempe. Apabila salah dalam memprediksi cuaca, akan
memperlambat proses produksi tempe.
Kedelai yang telah diberi ragi, kemudian dibungkus dengan plastik berbagai ukuran
yang sebelumnya telah dilubangi kecil-kecil. Lubang tersebut berguna untuk mempercepat
proses pertumbuhan ragi tempe. Tempe yang sudah dibungkus ditata pada rak-rak di dalam
suatu ruangan khusus yang memiliki sirkulasi udara dan cahaya matahari yang cukup.
Apabila cuaca stabil, kedelai akan menjadi tempe dua hari setelah proses peragian.
4.6 Faktor Manajamen
4.6.1 Perencanan (planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil
yang diinginkan. Pada industri tempe Purba Super Pak Heri proses perencanaan yang
dilakukan adalah mulai dari pembelian bahan baku sampai dengan pemasaran. Pemilihan
bahan baku sangat menentukan produk yang dihasilkan, sehingga pimpinan industri
Tempe Purba Super Pak Heri lebih memilih untuk pembeli kedelai pada toko yang ada di
Jl. Stadion. Kegiatan tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati oleh seorang pemimpin
perusahaan agar produk yang dihasilkan memuaskan dan bisa memberi keuntungan pada
industri tersebut.
4.6.2 Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian atau Organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan
bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-bagian
satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi satu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang
lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-
bagi tersebut.
Adapun struktur organisasi Industri Tempe Purba Super Pak Heri sebagai berikut:








Gambar 3. Struktur Organisasi Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri, 2012.
Berdasarkan gambar struktur organisasi tersebut terlihat bahwa terdapat pembagian
kerja di dalam industri tempe Purba Super Pak Heri yaitu:
Pimpinan bertanggung jawab langsung terhadap jalannya operasioanal perusahaan
secara keseleruhan. Terlihat bahwa pimpinan juga berperan langsung dalam kegiatan
produksi yakni pada bagian pemasaran, sehingga pimpinan tidak hanya bertugas
mengawasi akan tetapi turut menjadi pekerja dalam kegiatan produksi tempe.
PIMPINAN
BAPAK HERI
Bagian produksi :
1. Ach. Sukri
2. Moh. Ahtisan
3. Moh. Holis
4. Moh. Noval
KEUANGAN
IBU HERI
PEMASARAN
BAPAK HERI
Bagian produksi menangani pembuatan tempe secara keseluruhan dari awal hingga
akhir proses produksi sampai pada proses pengamasan.
Bagian pemasaran bertugas memperkenalkan produk tempe, merekrut pelanggan
baru, serta mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasar dan keadaan para
pesaing.
Bagian keuangan bertugas dan bertanggung jawab penuh atas pembukuan keuangan
perusahaan serta mengawasi dan mencatat setiap pengeluaran dan penerimaan
perusahaan dalam bentuk laporan harian, bulanan, dan tahunan.
4.6.3 Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan atau penerapan merupakan implementasi dari perencanaan dan
pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu
organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing
untuk dapat mewujudkan tujuan. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang
agar mau bekerja dengan penuh secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
Pada industri tempe Purba Super Pak Heri, struktur organisasinya hanya ada
pemimpin dan 4 karyawan-karyawan. Pada industri ini pimpinan hanya mengawasi dan
mengarahkan para karyawannya dalam pembuatan produksi tempe tersebut.
4.6.4 Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan
mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan
semula. Dalam melaksanakan kegiatan controlling, atasan mengadakan pemeriksaan,
mencocokkan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang dicapai.
Pada industri tempe Purba Super Pak Heri pimpinan sering kali ikut serta baik dalam
proses produksi sampai dengan pemasaran. Pimpinan melakukan hal ini agar keuntungan
industri dan kepuasan konsumen bisa terpenuhi.

TOTAL QUALITY MANAJEMENT PADA INDUSTRI TEMPE
PURBA SUPER PAK HERI

Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri metode manajemen kualitas total tidak
diterapkan dengan sedemikian rupa hanya ada bagian-bagian yang diterapkan dan ada
bagian-bagian yang tidak diterapkan. Dalam manajemen kualitas total yang merupakan
prisnsip dari TQM ada tiga yaitu
1. Berfokus Kepada Kepuasan Pelanggan
Industri Tempe Purba Super Pak Heri mempunyai pelanggan yang cukup luas untuk
memenuhi kebutuhan para pelanggannya pak Heri rela untuk mengantar langsung
pesanan para pelanggannya tapi ada juga yang langsung mengambil ke tempat
produksi tempe. Pengantaran tempe dilakukan pada setiap hari setelah proses produksi
selesai dilakukan oleh bapak Heri langsung atau anaknya. Industri Tempe Purba Super
Pak Heri yang mengutamakan mutu dan rasa berusaha keras untuk tidak
mengecewakan pelanggannya dengan rasa tempe yang khas dan dijamin kualitas
produk tempenya.
2. Berusaha keras untuk melakukan perbaikan secara terus menerus
Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dalam beberapa tahun memproduksi tempe
selalu melakukan perbaikan secara terus menerus setiap tahunnya dengan pematangan
rasa yang diinginkan oleh pelanggan serta kualitas yang dijamin serta harga yang
terjangkau. Industri Tempe Purba Super Pak Heri selalu mementingkan kualitas
sehingga jika ada kenaikan bahan baku Industri Tempe Purba Super Pak Heri tidak
menaikkan harga produk tempe tapi mengurangi dari pengisian produk atau
memperkecil produk tempe ini dilakukan untuk menjaga pelanggan agar pelanggan
tidak beralih kepada produk lain, dan melakukan sosialisasi kepada pelanggannya
sehingga pelanggan mengerti pengurangan pada produk yang diproduksinya.
3. Melibatkan seluruh kekuatan kerja
Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dalam kekuatan kerja yang dilakukan
sangat optimal karena bapak Heri sebagai pimpinan juga langsung terjun ke lapangan
untuk mengetahui jalannya produksi dan bapak Heri yang lamgsung mengantarkan
tempe pada para pelanggannya setelah proses produksi, dan bapak Heri juga yang
melakukan pembelian bahan baku sehingga bahan bakunya mempunyai kualitas yang
sangat terjamin. Antara karyawan dan pemilik mempunyai komunikasi yang sangat
baik, disini karyawan cukup nyaman dalam bekerja. Bisa mengendalikan dan
memanajemen waktu untuk bekerja dan waktu untuk bersantai sehingga dalam
pekerjaannya tidak ada klecanggungan dengan keluarga Bapak heri.


Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri biaya-biaya pencegahan yang terjadi yaitu
biaya pemeliharaan peralatan sebesar Rp. 500.000 biaya tersebut disediakan untuk
memperbaiki mesin yang membutuhkan perawatan atau penggantian agar tidak
memengaruhi produksi yang dilakukan setiap harinya sehingga produksi tidak terganggu
sehingga produksi mencapai puncak yang diinginkan. Pemeliharaan seringkali di acuhkan
oleh rumah produksi lain tapi pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri sadar bahwa
perawatan pada mesin produksi sangat diperlukan sehingga Industri Tempe Purba Super
Pak Heri mengalokasikan sebagian dan yang diperoleh dari laba untuk pemeliharaan
peralatan atau mesin produksi.
Biaya penilaian pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri yaitu dilakukan pada biaya
pengujian dan inspeksi sebesar Rp. 50.000 yaitu pada awal produksi Industri Tempe Purba
Super Pak Heri membuat tempe untuk diuji sebelum dipasarkan apakah produk yang
dibuat telah sesuai dengan selera konsumen atau masih kurang perbaikan. Biaya penilaian
ini pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya dilakukan pada saat awal
didirikannya Industri Tempe Purba Super Pak Heri.
Biaya kegagalan internal pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hampir tidak
pernah merasakan kegagalan yang disebabkan oleh pihak internal karena Industri Tempe
Purba Super Pak Heri bisa mengatasi agar produk yang di produksinya tidak terjadi
kegagalan contohnya seperti jika cuaca yang tidak mendukung atau terjadi hujan yang
berlebihan maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri mengurangi produksinya dari
produksi normal atau tidak memberikan waktu untuk fermentasi karena cuaca yang
lembab, sehingga jika waktu fermentasi tidak dikurang dari waktu normal maka akan
merusak pada produk yang dihasilkan.
Biaya kegagalan eksternal pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri juga hampir
tidak pernah terjadi karena Industri Tempe Purba Super Pak Heri sangat menjaga kepuasan
pelanggan tapi jika terjadi kegagalan eksternal pada produknya maka Industri Tempe
Purba Super Pak Heri melakukan perbaikan dan menjual produk yang kurang sempurna itu
dengan harga yang lebih murah dari harga normal agar tidak mengecewakan pelanggan
Industri Tempe Purba Super Pak Heri tidak lupa untuk meminta maaf atas kesalahan dan
melakukan perbaikan sehingga konsumen merasa dihargai sebagai pelanggan yang telah
lama berlangganan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri. Tetapi hampir tidak pernah
Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan kegagalan eksternal berupa
mengembalian produk yang cacat dari pelanggan.



Industri Tempe Purba Super Pak Heri dengan menggunakan Life Cycle Costing
LIFE CYCLE COSTING
JANUARI

Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000
Hpp
Bahan baku :
Kedelai 8.000 X 250 X 30 60.000.000
Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000
Jumlah BB 62.250.000
Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000
Biaya overhead pabrik :
B. Listrik 100.000
B. Air 50.000
B. Telepon 50.000
B. Kemasan plastik 30.000
Jumlah BOP 230.000
Jumlah HPP 66 .480.000
Laba Kotor 38 .520.000
Dikurangi :
Biaya hulu :
Riset & Pengembangan 4.875.000
Jumlah biaya hulu 4.875.000
Biaya hilir :
Pemasaran 1.000.000
Transport / pengiriman 2.125.000
Jumlah biaya hilir 3.125.000
Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000
EBT 30. 520.000
Pajak 28 % 8 .545.600
EAT 21.974.400

Keterangan :
8000 adalah harga kedelai dalam 1Kg
250 kg adalah produksi dalam 1 Hari
30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan
1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksi
Riset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan
tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu
bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp.
1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan
yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri
Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil
laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan
250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh.
LIFE CYCLE COSTING
FEBRUARI


Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000
Hpp
Bahan baku :
Kedelai 8.200 X 250 X 30 61.500.000
Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000
Jumlah BB 63.750.000
Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000
Biaya overhead pabrik :
B. Listrik 100.000
B. Air 50.000
B. Telepon 50.000
B. Kemasan plastik 30.000
Jumlah BOP 230.000
Jumlah HPP 67 .980.000
Laba Kotor 37 .020.000
Dikurangi :
Biaya hulu :
Riset & Pengembangan 4.875.000.
Jumlah biaya hulu 4.875.000
Biaya hilir :
Pemasaran 1.000.000
Transport / pengiriman 2.125.000
Jumlah biaya hilir 3.125.000
Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000
EBT 29. 020.000
Pajak 28 % 8 .125.600
EAT 20.894.400

Keterangan :
8200 adalah harga kedelai dalam 1Kg
250 kg adalah produksi dalam 1 Hari
30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan
1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksi
Riset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan
tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu
bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp.
1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan
yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri
Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil
laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan
250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh.
LIFE CYCLE COSTING
MARET


Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000
Hpp
Bahan baku :
Kedelai 8.500 X 250 X 30 63.750.000
Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000
Jumlah BB 66.000.000
Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000
Biaya overhead pabrik :
B. Listrik 100.000
B. Air 50.000
B. Telepon 50.000
B. Kemasan plastik 30.000
Jumlah BOP 230.000
Jumlah HPP 70 .230.000
Laba Kotor 34 .770.000
Dikurangi :
Biaya hulu :
Riset & Pengembangan 4.875.000
Jumlah biaya hulu 4.875.000
Biaya hilir :
Pemasaran 1.000.000
Transport / pengiriman 2.125.000
Jumlah biaya hilir 3.125.000
Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000
EBT 26. 770.000
Pajak 28 % 7 .495.600
EAT 19.274.400

Keterangan :
8500 adalah harga kedelai dalam 1Kg
250 kg adalah produksi dalam 1 Hari
30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan
1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksi
Riset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan
tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu
bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp.
1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan
yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri
Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil
laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan
250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam tahap perencanaan (planning) industri Tempe Purba Super Pak Heri lebih
memilih untuk berlangganan toko yang ada di Jl. Stadion yang menjual kedelai Impor
2. Struktur organisasi pada industri Tempe Purba Super Pak Heri terdiri dari pimpinan,
bagian produksi, bagian pemasaran dan bagian keuangan.
3. Pada tahap pelaksanaan (actuating), pimpinan hanya mengarahkan dan mengawasi
para karyawan dalam pembuatan tempe tersebut.
4. Pada industri tempe Purba Super Pak Heri pimpinan sering kali ikut serta dalam proses
produksi sampai dengan pemasaran agar keuntungan industri dan kepuasan konsumen
bisa terpenuhi.

5.2 Saran
Untuk meningkatkan pendapatan pada industri Tempe Purba Super Pak Heri
diperlukan adanya perbaikan dalam hal sistem manajemen. Mulai dari perencanaan,
organisasi, pelaksanaan dan pengawasan harus baik agar tidak mengalami kendala.

Anda mungkin juga menyukai