DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 YULIANI NINGSIH (10.62201.430) NURUL FARIDAH (10.62201.456) TAFRIHAH (10.62201.457) ABU HASAN (11.62201.470) SAYURI (11.62201.473)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MADURA 2014
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan bahan baku utama pengolahan pangan seperti tahu, tempe, kecap dan lain-lain. Konsumsi bahan pangan yang berasal dari kacang-kacangan khususnya kedalai di Indonesia merupakan tantangan serius untuk mempertahankan kelangsungan pengembangan produksi agar mencapai swasembada komoditas tersebut (Rukmana et al, 1996). Tempe merupakan sumber protein tinggi yang harga per satuan unit lebih murah apabila dibandingkan dengan sumber protein asal hewani seperti daging, susu dan telur. Harganya juga relatif murah, proses pembuatannya sederhana dan mudah, kandungan gizinya pun cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara lain menurunkan kolesterol, antidiare dan antioksidan. Nila gizi protein tempe meningkat setelah proses peragian, karena terjadinya pembebasan asam amino yang terkandung dalam kedelai diperoleh dari ragi (Cahyadi, 2007). Industri pembuatan tempe di kota Pamekasan merupakan salah satu usaha yang cukup baik di di kota Pamekasan karena hampir sebagian besar penduduk kota Pamekasan mengonsumsi makanan ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya warung makanan olahan dari tempe. Sehingga industri tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan para konsumen juga dapat member keuntungan bagi pemilik industri. Namun banyak industri pembuatan tempe di Kota Pamekasan yang proses manajamennya belum terstruktur dengan baik hingga dapat mempengaruhi untung dan rugi. Proses manajamen merupakan daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan didalam manajamen secara umum yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pengarahan dan proses pengawasan dalam rangka mencapai suatu tujuan secara ekonomis. Jika proses manajamen dilakukan dengan baik maka sebuah industri dapat terstruktur dengan baik dan begitu sebaliknya 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu pokok permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi manajamen pada industri Tempe Purba Super Pak Heri Jl. Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajamen pada industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. Kegunaan dari praktek umum yaitu sebagai bahan informasi dalam pengolahan atau proses manajemen kedelai dari usaha untuk menciptakan tempe yang baik di industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu, manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science) menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli (Anonim, 2012). Tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama (Ramadhan, 2012). Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen (Anonim, 2010). Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. 2.2 Fungsi Manajemen Beberapa fungsi-fungsi menejemen yang dikemukakan para pakar, fungsi -fungsi manajemen menurut beberapa para pakar adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Pendapat lain bahwa fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Hoesin, 2011). 2.3 Faktor Manajemen 2.3.1 Tenaga Kerja Faktor utama manajamen sumber daya manusia adalah memberikan kontribusi suksesnya organisasi. Manajemen sumber daya manusia haruslah terdiri dari aktifitas- aktifitas yang terkait. Aktifitas manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan dan analisis sumber daya manusia, kesetaraan kesempatan kerja bekerja, perekrutan pengembangan sumber daya manusia, kompensasi dan keuntungan, kesehatan, keselamatan dan keamanan, hubungan tenaga kerja dan buruh (Jackson (1995), dalam Dominic (1997)). Mengisi sebuah lowongan kerja terlebih dahulu kita hatus memperhatikan yaitu organisasi haruslah terlebih dahulu mencari orang-orang yang tidak hanya memenuhi syarat untuk posisi tersebut, namun juga menginginkan pekerjaan. Sebuah organisasi memerlukan sejumlah tenaga kerja dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang terarah pada pencapaian tujuannya. Tenaga kerja tersebut berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan yang menjadi tugas pokok organisasi. Setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta klasifikasi pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan rekrutman. Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi atau perusahaan akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerjaan yang dianggap memenuhi standar kualifikasi atau perusahaan. Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar. 2.3.2 Modal Faktor manajemen modal yang kedua adalah, Cost Averaging tidak bertujuan untuk satu kali kemenangan, melainkan ke arah akumulasi posisi, yang umum digunakan dalam trading jangka menengah dan panjang. Metode manajemen modal tersebut sangat sering diaplikasikan ke pasar Forex, saham, dan reksa dana, tetapi tidak begitu terkenal untuk futures karena ada tanggal kadaluarsa (break). 2.3.3 Metode Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. 2.3.4 Mesin Mesin disini merupakan alat yang digunakan dalam proses produksi, mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Dengan menggunakan tekhnologi ini dapat memperlancar kegiatan produksi. 2.3.5 Bahan Baku Pengertian dari bahan baku menurut Mulyadi, bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku menunjang dalam proses produksi,tanpa adanya bahan baku tidak akan berjalan kegiatan produksi. 2.3.6 Pasar Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan jasa. Hasil produksi yang dihasilkan akan di distribusi ke pasar (Dominic, 1997). 2.4 Proses Manajemen Proses manajemen pada dasarnya merupakan suatu tahapan kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dengan beberapa tahap yaitu, merencanakan (planning) adalah suatu proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan serta tindakan mereka berdasarkan metode, rencana, atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Mengorganisasikan (organizing) adalah suatu proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam struktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. Proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi. Memimpin (actuating) adalah suatu proses dimana dapat mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi. Mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas yang penting. Mengendalikan (controlling) adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Manajer harus yakin bahwa tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan organisasi ke arah sasaran yang telah dirumuskan (Marina, 2011). 2.5 Rencana Manajemen Perencanaan dalam manajemen adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan. Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 Mei 2014. Penelitian bertempat pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan wawancara langsung kepada pemilik industri. 3.3 Analisis Data Data yang terkumpul selanjutnya dianalisa secara Deskriptif yaitu dengan cara menggambarkan apa saja bahan baku, bahan pembantu, alat-alat, yang digunakan dan bagaimana proses manajemen yang digunakan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. yang secara sistematis. Data diperoleh dengan mengetahui segala kegiatan di dalam Industri mulai dari proses pengelolaan sampai proses pengemasan. 3.4 Penentuan Responden Penentuan responden dilakukan secara purposive, dimana pihak produsen yang dipilih yaitu pimpinan perusahaan dan seorang karyawan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. 3.5 Konsep Operasional Konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden adalah orang yang dimintai jawaban/tanggapan atas pertanyaan yang diajukan atau sumber informasi dari sampel yang diambil dalam praktek ataupun penelitian. 2. Bahan baku utama yaitu kedelai yang digunakan dalam proses produksi (kg). 3. Produksi adalah proses pembuatan tempe dari bahan kedelai. 4. Produk adalah bahan atau jenis barang yang sudah siap untuk dipasarkan di konsumsi oleh konsumen. 5. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. 6. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. 7. Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu supaya menjadi lebih sempurna dan mempunyai nilai. 8. Perencanaan (Planning) adalah suatu proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran. 9. Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam struktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. 10. Pengarahan (Actuating) adalah suatu proses dimana dapat mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi. 11. Pengawasan (Controlling) adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Tentang Industri Tempe Purba Super Pak Heri Melihat peluang bisnis tempe, maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan beberapa perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan evaluasi. Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941 merupakan salah satu usaha pembuatan tempe yang mengolah hasil pertanian berupa kedelai yang diolah menjadi tempe dengan skala industri yang masih rumahan (home industri) dan bergerak dibidang swasta. Usaha yang didirikan pada tahun 1997 oleh bapak Heri bersama istrinya ibu Heri yang salah satu tujuannya yaitu mengolah sumber daya alam agar memiliki nilai tambah dan menghasilkan laba yang lebih tinggi dan dapat membuka lapangan pekerjaan buat orang lain. Awalnya industri ini hanya berbekal modal Rp. 800.000 yaitu 20 kg kedelai dan belum mempunyai karyawan serta pasar yang luas seperti sekarang dengan tekad yang kuat pak Heri terus berjuang dengan menjalankan usaha ini dengan sepenuh hati dan sedikit demi sedikit mendapatkan keuntungan sehingga baoak Heri akhirnya mempunyai karyawan sejumlah 4 Orang pada tahun 2001 sampai sekarang Tempe Purba Super Pak Heri mewujudkan usahanya yang khusus pada bidang produksi atau proses pengolahan yaitu dengan sedemikian rupa agar dapat memasarkan produk atau hasilnya secara luas yaitu tidak hanya dalam kecamatan pamekasan saja, melainkan ke daerah-daerahdi luar kecamatan pamekasan, seperti kecamatan larangan, pademawu, tlanakan, palengaan. Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dapat mengolah 2.5 kwintal dalam satu kali proses produksi dengan harga jual tempe satu bungkus adalah Rp. 3.500.- Dalam usaha pembuatan tempe, industri Tempe Purba Super Pak Heri memiliki proses yang cukup memadai di antaranya luas tanah dan bangunan yang ditempati 10 x 15 m. Ruangan tempat pembuatan tempe serta gudang penyimpanan alat dan bahan baku. Industri Tempe Purba Super Pak Heri memiliki tenaga kerja berjumlah sekitar 4 orang dan masing-masing telah memiliki pekerjaan tetap demi kelancaran proses manajemen. 4.2 Pengadaan Bahan Baku Untuk membuat tempe membutuhkan beberapa bahan, di mana bahan yang dibutuhkan untuk membuat tempe terdiri dari bahan utama dan bahan pembantu. Bahan utama dibeli dari took di Jl. Stadion dengan kedelai impor. Bahan baku yang digunakan merupakan kedelai, sedangkan bahan pembantu adalah ragi. Bahan baku kedelai biasanya disortir terlebih dahulu sebelum digunakan, karena tidak ingin mengecewakan pelanggan, bagi industri Tempe Purba Super Pak Heri kepuasaan dan kenikmatan konsumen adalah hal yang sangat penting serta mengutamakan mutu dan rasa dalam mendukung proses manajemen Tempe Purba Super Pak Heri, karena jika tidak demikian usaha tersebut bisa gulung tikar. Persediaan bahan baku memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin proses produksi suatu perusahaan dapat belangsung secara berkesinambungan. Bahan mentah dan bahan pembantu sangat penting dalam proses manajemen, karena tanpa itu kegiatan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik atau bahkan akan terhenti. Usaha untuk menyediakan bahan baku yang cukup untuk proses manajemen tentu saja harus ditempuh dengan melaksanakan pembelian bahan baku itu selama proses produksi berjalan. Aktifitas pembelian meliputi spesifikasi produksi mengenai kualitas, pelayanan dan jadwal penyerahan terpercaya. Tersedianya bahan baku yang cukup merupakan faktor esensial bagi kelangsungan perusahaan. Ketiadaan sedikit bahan baku akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya perusahaan tidak menginginkan ketersediaan bahan baku yang terlalu besar. Industri Purba Super Pak Heri memperoleh bahan baku untuk industrinya yang berupa kedelai yang di beli dari toko yang ada di Jl. Stadion seharga Rp. 8.500,-/kg. Frekuensi pembelian kedelai tidak menentu sesuai kemampuan bahan baku oleh perusahaan. Industri Tempe Purba Super Pak Heri membeli kebutuhan bahan baku dengan jumlah yang sesuai untuk memenuhi seluruh kebutuhan manajemen selama periode tertentu. Pembelian dilakukan dalam jumlah yang tidak terlalu besar, Karena persediaan bahan yang berlebihan akan memerlukan ruang penyimpanan khusus serta untuk mengurangi resiko bahan akan rusak karena terlalu lama tersimpan sehingga dapat mempengaruhi kualitas tempe yang akan dihasilkan. Jumlah pembeliaan kedelai yang dilakukan oleh industri Tempe Purba Super Pak Heri selama tiga bulan terakhir ini dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 1: Data Bahan baku Pembelian Kedelai Pada Idustri Tempe Purba Super Pak Heri Selama Tiga Bulan Terakhir, 2014 Bulan Jumlah Pembeliaan (Kg) Harga Beli (kg) Nilai (Rp) Januari 7500 8.000 56.000.000 Februari 7500 8.200 61.500.000 Maret 7500 8.500 63.750.000 Jumlah 22.500 24.700 181.250.000 Sumber: Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. Dari tabel diatas diketahui bahwa harga bahan baku mengalami fluktuasi, Hal ini disebabkan biaya untuk bahan baku tidak menentu dalam setiap periode. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, Industri Tempe Purba Super Pak Heri sangat selektif dalam pemilihan bahan baku. 4.3 Bahan Pembantu Kedelai yang sudah di rendam dan di rebus kemudian di di campur dengan ragi agar mudah untuk dicetak dan di fermentasikan. Dalam pembuatan tempe tidak memerlukan bahan pembantu yang cukup banyak, hanya memberikan ragi dengan takaran tertentu. Setiap 10 kg kedelai menggunaka ragi atau inokulum sebanyak 1 sendok makan. Jika pemberian ragi kurang bahkan melebihi dari takarannya maka akan mempengaruhi rasa dari tempe tersebut. 4.4 Peralatan Beberapa peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Panci cuci adalah panci yang digunakan untuk proses pencucian kedelai. 2. Baskom adalah alat yang digunakan untuk menampung kedelai. 3. Kompor pompa adalah alat untuk memansakan mesin pemasak kedelai. 4. Mesin pemasak kedelai adalah mesin yang digunakan untuk proses memasak kedelai. 5. Kantung pastik adalah alat yang digunakan untuk membungkus tempe. 6. Lemari/rak tempe adalah alat yang digunakan untk proses fermentasi. 7. Jarum untuk melubangi plastik Dalam pembuatan tempe, industri tempe Purba Super Pak Heri mempunyai beberapa tahapan alat yang digunakan dalam proses manajamen yaitu tempat pengumpulan kedelai, tempat pencucian kedelai, pemasakan kedelai, pemberian ragi, pengemasan dan fermentasi. Berikut ini merupakan gambar proses pembuatan tempe: 1. Bak perendaman kedelai, untuk merendam kedelai hasil rebusan pertama selama satu hari satu malam. Setelah itu, kedelai direbus untuk yang kedua kali.
2. Ragi tempe yang digunakan untuk peragian kedelai setelah perebusan yang kedua kali
3. Kedelai yang telah diberi ragi, siap untuk dibungkus Proses pembungkusan kedelai pasca diberi ragi.
4. Tempe ditata pada rak penyimpanan untuk proses fermentasi Tempe dalam rak di ruangan peragian.
5. Tempe yang sudah di fermentasi atau telah mengalami peragian siap untuk dipasarkan
Gambar 1. Layout proses manajemen produksi pada industri Tempe Purba Super Pak Heri Keterangan : 1. Tempat pencucian kedelai. 2. Pemberian ragi. 3. Proses pembungkusan 4. Tempat fermentasi. 5. Pengemasan. 4.5 Proses Pembuatan Tempe Proses pembuatan tempe purba super pak heri ada beberapa tahapa yaitu proses pemasakkan dimana sebelum dimasak kedelai dibersihkan dahulu dari kotoran besar. Selanjutnya kedelai dimasukkan kedalam panci masak dan ditambahkan air bersih hingga melebihi tinggi kedelai. Kemudian kedelai dipanaskan atau dimasak dengan api yang cukup besaran stabil. Proses pemasakkan berlangsung kurang lebih tiga jam sampai kedelai lunak. Proses selanjutnya adalah perendaman kedelai. Setelah kedelai matang, air bekas memasak kedelai tesebut dibuang dan diganti dengan air yang baru dan dingin yang selanjutnya kedelai didiamkan atu direndam selama 12 jam. Proses perendaman ini bertujuan untuk menurunkan PH sehingga kedelai menjadi asam. Kmudian tahapan selanjutnya proses pencucian dilakukan dengan panci cuci. Dalam pencucian kedelai disamping disiram kedelai juga diaduk sampai bersih. Selain itu kedelai juga dihancurkan sehingga kulit kedelai lepas dan pecah. Namun tidak semua kacang kedelai harus lepas dan pecah. Setelah bersih air dibuang sampai habis kemudian kedelai ditiriskan selama 1 sampai 2 jam. Selanjutnya adalah tahapan yang sangat pnting dalam pembuatan tempe yakni proses peragian. Proses peragian dimulai dengan cara menambahkan air kedalam kedelai hingga melebihi tinggi kedelai. Kemudian ragi dimasukkan kedalam kedelai yang direndam air. Dengan adanya air tersebut ternyata sangat membantu dalam peragian karena ragi akan terlarut dalam air dan menempel pada kedelai secara merata. Dengan begitu ragi yang digunakan lebih efisien dan pengadukkannya lebih ringan. Setelah proses peragian selesai selanjutnya adalah proses pencetakkan yaitu proses pembungkusan tempe. Bahan pembungkus yang digunakan disini adalah plastik. Sebelum digunakan pertama kali plastik dilubangi dengan menggunakan alat khusus. Jarak antar lubangkurang lebih 2 cm. Hal ini bertujuan untuk sirkulasi oksigen. Kemudian kedelai yang sudah dicampur dengan ragi dimasukkan dalam plastik. Tahapan yang terakhir adalah proses pemeraman dikenal juga dengan proses fermentas yaitu proses pertumbuhan jamur Rizopus oligoporus. Pada proses pemeraman ini terjadi reaksi kimia dan reaksi fisik. Protein kedelai oleh jamur diuraikan menjadi asam-asam amino sehingga mudah dicerna. Kadar air kedelai pada saat fermentasi mengalami penurunan dan tempe siap untuk dipasarkan. Proses produksi merupakan suatu langkah yang diperlukan untuk menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana yang ada. Proses pengolahan kedelai menjadi tempe sangat penting artinya karena pengolahan tersebut dapat menentukan baik buruknya kualitas produk yang akan dihasilkan. Industri tempe Purba Super Pak Heri sangat memperhatikan proses produksinya, Hal ini untuk menjaga mutu dan kualitas dari produk yang akan dipasarkan sehingga dapat menarik konsumen. Tempe Purba Super Pak Heri memproduksi tempe sekitar 1000 bungkus/hari dengan menggunakan bahan baku sebanyak 250 kg dan tenaga kerja sebanyak 4 orang. Proses produksi tempe dimulai dari proses perebusan kedelai sampai mendidih. Setelah direbus, kedelai direndam bak air selama kurang lebih satu hari satu malam. Proses perendaman ini bertujuan untuk memisahkan kedelai dengan kulitnya. Setelah satu hari satu malam perendaman, kedelai akan terpisah menjadi dua keping. Selanjutnya kedelai tersebut direbus kembali untuk menyempurnakan proses pematangan kedelai. Tahap selanjutnya adalah peragian. Kedelai yang telah direbus kemudian ditiriskan dan diberi ragi tempe secukupnya. Proses peragian sangat tergantung kepada kondisi cuaca, sehingga takaran ragi yang ditambahkan pada kedelai mengikuti kondisi cuaca. Disinilah letak kesulitan pembuatan tempe. Apabila salah dalam memprediksi cuaca, akan memperlambat proses produksi tempe. Kedelai yang telah diberi ragi, kemudian dibungkus dengan plastik berbagai ukuran yang sebelumnya telah dilubangi kecil-kecil. Lubang tersebut berguna untuk mempercepat proses pertumbuhan ragi tempe. Tempe yang sudah dibungkus ditata pada rak-rak di dalam suatu ruangan khusus yang memiliki sirkulasi udara dan cahaya matahari yang cukup. Apabila cuaca stabil, kedelai akan menjadi tempe dua hari setelah proses peragian. 4.6 Faktor Manajamen 4.6.1 Perencanan (planning) Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pada industri tempe Purba Super Pak Heri proses perencanaan yang dilakukan adalah mulai dari pembelian bahan baku sampai dengan pemasaran. Pemilihan bahan baku sangat menentukan produk yang dihasilkan, sehingga pimpinan industri Tempe Purba Super Pak Heri lebih memilih untuk pembeli kedelai pada toko yang ada di Jl. Stadion. Kegiatan tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati oleh seorang pemimpin perusahaan agar produk yang dihasilkan memuaskan dan bisa memberi keuntungan pada industri tersebut. 4.6.2 Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian atau Organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi satu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi- bagi tersebut. Adapun struktur organisasi Industri Tempe Purba Super Pak Heri sebagai berikut:
Gambar 3. Struktur Organisasi Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri, 2012. Berdasarkan gambar struktur organisasi tersebut terlihat bahwa terdapat pembagian kerja di dalam industri tempe Purba Super Pak Heri yaitu: Pimpinan bertanggung jawab langsung terhadap jalannya operasioanal perusahaan secara keseleruhan. Terlihat bahwa pimpinan juga berperan langsung dalam kegiatan produksi yakni pada bagian pemasaran, sehingga pimpinan tidak hanya bertugas mengawasi akan tetapi turut menjadi pekerja dalam kegiatan produksi tempe. PIMPINAN BAPAK HERI Bagian produksi : 1. Ach. Sukri 2. Moh. Ahtisan 3. Moh. Holis 4. Moh. Noval KEUANGAN IBU HERI PEMASARAN BAPAK HERI Bagian produksi menangani pembuatan tempe secara keseluruhan dari awal hingga akhir proses produksi sampai pada proses pengamasan. Bagian pemasaran bertugas memperkenalkan produk tempe, merekrut pelanggan baru, serta mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasar dan keadaan para pesaing. Bagian keuangan bertugas dan bertanggung jawab penuh atas pembukuan keuangan perusahaan serta mengawasi dan mencatat setiap pengeluaran dan penerimaan perusahaan dalam bentuk laporan harian, bulanan, dan tahunan. 4.6.3 Pelaksanaan (actuating) Pelaksanaan atau penerapan merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan penuh secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership). Pada industri tempe Purba Super Pak Heri, struktur organisasinya hanya ada pemimpin dan 4 karyawan-karyawan. Pada industri ini pimpinan hanya mengawasi dan mengarahkan para karyawannya dalam pembuatan produksi tempe tersebut. 4.6.4 Pengawasan (controlling) Pengawasan merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Dalam melaksanakan kegiatan controlling, atasan mengadakan pemeriksaan, mencocokkan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang dicapai. Pada industri tempe Purba Super Pak Heri pimpinan sering kali ikut serta baik dalam proses produksi sampai dengan pemasaran. Pimpinan melakukan hal ini agar keuntungan industri dan kepuasan konsumen bisa terpenuhi.
TOTAL QUALITY MANAJEMENT PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI
Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri metode manajemen kualitas total tidak diterapkan dengan sedemikian rupa hanya ada bagian-bagian yang diterapkan dan ada bagian-bagian yang tidak diterapkan. Dalam manajemen kualitas total yang merupakan prisnsip dari TQM ada tiga yaitu 1. Berfokus Kepada Kepuasan Pelanggan Industri Tempe Purba Super Pak Heri mempunyai pelanggan yang cukup luas untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya pak Heri rela untuk mengantar langsung pesanan para pelanggannya tapi ada juga yang langsung mengambil ke tempat produksi tempe. Pengantaran tempe dilakukan pada setiap hari setelah proses produksi selesai dilakukan oleh bapak Heri langsung atau anaknya. Industri Tempe Purba Super Pak Heri yang mengutamakan mutu dan rasa berusaha keras untuk tidak mengecewakan pelanggannya dengan rasa tempe yang khas dan dijamin kualitas produk tempenya. 2. Berusaha keras untuk melakukan perbaikan secara terus menerus Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dalam beberapa tahun memproduksi tempe selalu melakukan perbaikan secara terus menerus setiap tahunnya dengan pematangan rasa yang diinginkan oleh pelanggan serta kualitas yang dijamin serta harga yang terjangkau. Industri Tempe Purba Super Pak Heri selalu mementingkan kualitas sehingga jika ada kenaikan bahan baku Industri Tempe Purba Super Pak Heri tidak menaikkan harga produk tempe tapi mengurangi dari pengisian produk atau memperkecil produk tempe ini dilakukan untuk menjaga pelanggan agar pelanggan tidak beralih kepada produk lain, dan melakukan sosialisasi kepada pelanggannya sehingga pelanggan mengerti pengurangan pada produk yang diproduksinya. 3. Melibatkan seluruh kekuatan kerja Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dalam kekuatan kerja yang dilakukan sangat optimal karena bapak Heri sebagai pimpinan juga langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui jalannya produksi dan bapak Heri yang lamgsung mengantarkan tempe pada para pelanggannya setelah proses produksi, dan bapak Heri juga yang melakukan pembelian bahan baku sehingga bahan bakunya mempunyai kualitas yang sangat terjamin. Antara karyawan dan pemilik mempunyai komunikasi yang sangat baik, disini karyawan cukup nyaman dalam bekerja. Bisa mengendalikan dan memanajemen waktu untuk bekerja dan waktu untuk bersantai sehingga dalam pekerjaannya tidak ada klecanggungan dengan keluarga Bapak heri.
Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri biaya-biaya pencegahan yang terjadi yaitu biaya pemeliharaan peralatan sebesar Rp. 500.000 biaya tersebut disediakan untuk memperbaiki mesin yang membutuhkan perawatan atau penggantian agar tidak memengaruhi produksi yang dilakukan setiap harinya sehingga produksi tidak terganggu sehingga produksi mencapai puncak yang diinginkan. Pemeliharaan seringkali di acuhkan oleh rumah produksi lain tapi pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri sadar bahwa perawatan pada mesin produksi sangat diperlukan sehingga Industri Tempe Purba Super Pak Heri mengalokasikan sebagian dan yang diperoleh dari laba untuk pemeliharaan peralatan atau mesin produksi. Biaya penilaian pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri yaitu dilakukan pada biaya pengujian dan inspeksi sebesar Rp. 50.000 yaitu pada awal produksi Industri Tempe Purba Super Pak Heri membuat tempe untuk diuji sebelum dipasarkan apakah produk yang dibuat telah sesuai dengan selera konsumen atau masih kurang perbaikan. Biaya penilaian ini pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya dilakukan pada saat awal didirikannya Industri Tempe Purba Super Pak Heri. Biaya kegagalan internal pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hampir tidak pernah merasakan kegagalan yang disebabkan oleh pihak internal karena Industri Tempe Purba Super Pak Heri bisa mengatasi agar produk yang di produksinya tidak terjadi kegagalan contohnya seperti jika cuaca yang tidak mendukung atau terjadi hujan yang berlebihan maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri mengurangi produksinya dari produksi normal atau tidak memberikan waktu untuk fermentasi karena cuaca yang lembab, sehingga jika waktu fermentasi tidak dikurang dari waktu normal maka akan merusak pada produk yang dihasilkan. Biaya kegagalan eksternal pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri juga hampir tidak pernah terjadi karena Industri Tempe Purba Super Pak Heri sangat menjaga kepuasan pelanggan tapi jika terjadi kegagalan eksternal pada produknya maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan perbaikan dan menjual produk yang kurang sempurna itu dengan harga yang lebih murah dari harga normal agar tidak mengecewakan pelanggan Industri Tempe Purba Super Pak Heri tidak lupa untuk meminta maaf atas kesalahan dan melakukan perbaikan sehingga konsumen merasa dihargai sebagai pelanggan yang telah lama berlangganan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri. Tetapi hampir tidak pernah Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan kegagalan eksternal berupa mengembalian produk yang cacat dari pelanggan.
Industri Tempe Purba Super Pak Heri dengan menggunakan Life Cycle Costing LIFE CYCLE COSTING JANUARI
Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000 Hpp Bahan baku : Kedelai 8.000 X 250 X 30 60.000.000 Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000 Jumlah BB 62.250.000 Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000 Biaya overhead pabrik : B. Listrik 100.000 B. Air 50.000 B. Telepon 50.000 B. Kemasan plastik 30.000 Jumlah BOP 230.000 Jumlah HPP 66 .480.000 Laba Kotor 38 .520.000 Dikurangi : Biaya hulu : Riset & Pengembangan 4.875.000 Jumlah biaya hulu 4.875.000 Biaya hilir : Pemasaran 1.000.000 Transport / pengiriman 2.125.000 Jumlah biaya hilir 3.125.000 Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000 EBT 30. 520.000 Pajak 28 % 8 .545.600 EAT 21.974.400
Keterangan : 8000 adalah harga kedelai dalam 1Kg 250 kg adalah produksi dalam 1 Hari 30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan 1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksi Riset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000 Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp. 1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan 250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh. LIFE CYCLE COSTING FEBRUARI
Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000 Hpp Bahan baku : Kedelai 8.200 X 250 X 30 61.500.000 Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000 Jumlah BB 63.750.000 Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000 Biaya overhead pabrik : B. Listrik 100.000 B. Air 50.000 B. Telepon 50.000 B. Kemasan plastik 30.000 Jumlah BOP 230.000 Jumlah HPP 67 .980.000 Laba Kotor 37 .020.000 Dikurangi : Biaya hulu : Riset & Pengembangan 4.875.000. Jumlah biaya hulu 4.875.000 Biaya hilir : Pemasaran 1.000.000 Transport / pengiriman 2.125.000 Jumlah biaya hilir 3.125.000 Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000 EBT 29. 020.000 Pajak 28 % 8 .125.600 EAT 20.894.400
Keterangan : 8200 adalah harga kedelai dalam 1Kg 250 kg adalah produksi dalam 1 Hari 30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan 1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksi Riset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000 Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp. 1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan 250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh. LIFE CYCLE COSTING MARET
Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000 Hpp Bahan baku : Kedelai 8.500 X 250 X 30 63.750.000 Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000 Jumlah BB 66.000.000 Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000 Biaya overhead pabrik : B. Listrik 100.000 B. Air 50.000 B. Telepon 50.000 B. Kemasan plastik 30.000 Jumlah BOP 230.000 Jumlah HPP 70 .230.000 Laba Kotor 34 .770.000 Dikurangi : Biaya hulu : Riset & Pengembangan 4.875.000 Jumlah biaya hulu 4.875.000 Biaya hilir : Pemasaran 1.000.000 Transport / pengiriman 2.125.000 Jumlah biaya hilir 3.125.000 Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000 EBT 26. 770.000 Pajak 28 % 7 .495.600 EAT 19.274.400
Keterangan : 8500 adalah harga kedelai dalam 1Kg 250 kg adalah produksi dalam 1 Hari 30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan 1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksi Riset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000 Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp. 1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan 250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam tahap perencanaan (planning) industri Tempe Purba Super Pak Heri lebih memilih untuk berlangganan toko yang ada di Jl. Stadion yang menjual kedelai Impor 2. Struktur organisasi pada industri Tempe Purba Super Pak Heri terdiri dari pimpinan, bagian produksi, bagian pemasaran dan bagian keuangan. 3. Pada tahap pelaksanaan (actuating), pimpinan hanya mengarahkan dan mengawasi para karyawan dalam pembuatan tempe tersebut. 4. Pada industri tempe Purba Super Pak Heri pimpinan sering kali ikut serta dalam proses produksi sampai dengan pemasaran agar keuntungan industri dan kepuasan konsumen bisa terpenuhi.
5.2 Saran Untuk meningkatkan pendapatan pada industri Tempe Purba Super Pak Heri diperlukan adanya perbaikan dalam hal sistem manajemen. Mulai dari perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan harus baik agar tidak mengalami kendala.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional