Karakterisrik Ketel Pipa API
Karakterisrik Ketel Pipa API
(T
d1
T
d2
)
kJ / Jam
[1]
(2.9)
Dimana,
: Angka peranbatan panas didalam
dinding ketel dinyatakan dalam kJ/m x
Jam x K
Bila dinyatakan dalam kJ/m. Jam
.K, maka Q
R
dinyatakan dalam kJ/Jam
Apabila dinyatakan dalam Watt /
m
2
x K, maka Q
R
dinyatakan dalam
Watt.
S : Tebal dinding ketel dinyatakan
dalam meter (m)
F : Luas dinding ketel yang
merambatkan panas.
T
d1
: Temperatur dinding ketel yang
berbatasan dengan api (K)
T
d2
: Temperatur dinding ketel yang
berbatasan denga air, uap atau udara
(K).
2.8 Nilai Pembakaran
Nilai pembakaran biasanya
dinyatakan dalam istilah nilai pembakaran
tinggi atau Highest Heating Value (HHV)
dan nilai pembakaran rendah atau Lowest
Heating Value (LHV).
a) Nilai pembakaran tinggi atau
Highest Heating Value (HHV)
Jumlah panas yang diperoleh dari
hasil pembakaran sempurna disetiap 1 kg
bahan bakar kemudian hasil dari
pembakarannya didinginkan sampai pada
temperatur kamar, maka jumlah panas
yang dihasilkan disebut dengan nilai
kalori tinggi. Dalam hal ini adalah uap air
yang terbentuk dari hasil
pengembunannya turut dihitung serta
dinilai sebagai panas pembakaran yang
terbentuk.
b) Nilai pembakaran rendah atau
Lowest Heating Value (LHV)
Sedangkan nilai pembakaran
rendah atau Lowest Heating Value, (LHV)
uap air yang terbentuk dari hasil
pembakaran tidak perlu dicairkan terlebih
dahulu, sehingg panas pengembunannya
tidak ikut serta untuk diperhitungkan
sebagai panas pembakaran bahan bakar
tersebut.
Untuk pembakaran cair dan gas dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
HHV = 33915 C + 144033 (H O/8) +
10468 S (kJ/kg)
[1]
(2.10)
LHV = 33915 C + 121423 (H O/8 ) +
10468 S 2512 (W +9xO/8) (kJ/kg) (2.11)
Sedangkan untuk bahan bakar padat dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
HHV = 33823 x C + 144206 x (H
2
O
2
/ 8)
+ 9419 x S (kJ/kg)
[1]
(2.12)
LHV = HHV (9 H
2
x 586)
(kJ/kg)
[1]
(2.13)
III. Ketel Uap
3.1 Spesifikasi Ketel Pipa Api
(Loos Basuki Boiler)
Ketel Uap : Loos Basuki Boiler
Tahun Pembuatan : 1993
Supllier : PT. Reka Boiler Utama.
Kapasitas Uap : 6000 kg / jam
Tekanan Operasi : 7 kg / cm
2
Tekanan Maksimal : 10 kg / cm
2
Bahan Bakar : Solar
Panjang Ketel Uap : 3250 mm
Diameter Drum Dalam Ketel :
2050 mm
Panjang Silinder Api : 2700 mm
Diameter Silinder Api : 1000 mm
Jumlah Pipa : 186 Pipa Api
Tebal Badan Ketel Uap :14 mm
Tebal Plat Tungku : 16 mm
Diameter Luar Pipa Api : 68 mm
Tebal Pipa Api :3 mm
Luas Total Bidang Pemanas:
24,9 m
2
Panjang Ketel Uap Total :
2145 mm
Tinggi Ketel Uap Keseluruhan:
3205 mm.
3.2 Kebutuhan Panas, Panas
Penguapan, dan Pengertian Entalpi
Gambar 3.1 Sebuah Bejana yang
Didalamnya Terdapat 1 kg air dan uap
[1]
Didalam gambar tersebut sebuah bejana
berisi 1 kg air dan uap, kemudian
dipanaskan. Tekanan air dan uap
tersebut konstan sebesar (P, kg/cm
2
) dan
diberi pemberat (G) kg diatas torak (P).
Apabila tekanan uap dalam bejana naik
melebihi (P, kg/cm
2
), maka uap akan
keluar melalui lubang E. Uap yang
dihasilkan adalah uap jenuh karena uap
dalam keadaan seimbang dengan air
sehingga jumlah panas yang dibutuhkan
sebanyak Q
1
kJ/kg air dan uap.
Q
1
= Panas jenis air x (T
1
-T
0
)
[1]
(3.1)
= kJ / kg air dan uap. Dimana,
panas jenis air = 4,187 kJ / kg x C
[1]
.
Panas penguapan adalah jumlah panas
yang dinyatakan dalam (kJ/kg) yang
dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air
menjadi uap pada temperatur mendidihnya
(T
d
C) dan bertekanan (P, kg/cm
2
). Jika air
dalam bejana dipanaskan terus-menerus
maka, uap dalam bejana akan naik
temperaturnya dan uap jenuh tersebut
berubah menjadi uap panas lanjut.
Jumlah panas (Q
u1
) yang
dibutuhkan untuk mengubah 1 kg
uap jenuh pada tekanan (P
1
)
kg/cm
2
dan temperatur (T
d1
) C,
menjadi uap panas lanjut dengan
tekanan (P
1
) kg/cm
2
dan
temperatur (T
u1
) C, dapat dihitung
dari persamaan sebagai berikut
[1]
:
Q
u1
= 1 x Cp x (T
u1
T
d1
)
kJ / kg
[1]
(3.2)
Dimana ; Cp = Panas jenis uap
pada tekanan konstan (P
1,
kJ/kg).
T
u1
= Temperatur uap panas lanjut
(C)
T
d1
= Temperatur air mendidih (C)
pada tekanan (P
1
, kg/cm
2
).
Dengan demikian seluruh jumlah
panas untuk :
Memanaskan 1 kg air dari 0 C
dengan temperatur (T
dk
) dan
tekanan, (P) kg/cm
2
adalah sebesar
W
d
(kJ/kg). Dimana, W
d
= Entalpi
air mendidih (kJ/kg), yaitu
banyaknya panas yang dibutuhkan
oleh 1 kg air pada temperatur 0 C
untuk dijadikan air mendidih
pada temperatur (T
dk
) dan tekanan
(P) kg/cm
2
.
Memanaskan 1 kg air dari 0 C
menjadi uap jenuh pada
temperatur T
dk
dan tekanan, P
(kg/cm
2
) kg/cm
2
sebesar I kJ/kg
menjadi :
I = Wd + r
[1]
(3.3)
Dimana, I =
Entalpi uap jenuh (kJ/kg).
Memanaskan 1 kg air dari 0 C
menjadi uap panas lanjut pada
temperatur T
u
(C) dan tekanan P
(kg/cm
2
) sebesar I (kJ/kg) adalah
I = I Cp (T
u
- T
d
) = Wd + r + Cp
(T
u
- T
d
)
[1]
(3.4)
Dimana, I =
Entalpi uap panas lanjut (kJ/kg),
yaitu banyaknya panas yang
dibutuhkan untuk mengubah 1 kg
air pada temperatur 0 C untuk
menjadi uap panas lanjut pada
temperatur (Tu) C dan tekanan
(P) kg/cm
2
.
Jumlah Kebutuhan Panas (Q)
Banyaknya panas yang
dibutuhkan untuk pemanasan
pada ketel uap, biasanya
dinyatakan dalam satuan (kJ/kg),
biasanyamenggunakan
persamaan sebagai berikut :
Q = S x (
IK
+
IR
)
(kJ/Jam)
[2]
(3.5)
Dimana,
S = Produksi uap
P = Tekanan kerja ketel uap
t
u
= Temperatur uap keluar ketel
ta = Temperatur air masuk
ekonomiser.
IK
= Entalpi uap keluar ketel Entalpi air
masuk Ekonomiser
IR
= Entalpi uap keluar reheater Entalpi
uap masuk reheater.
Beban Ketel Spesifik (Le)
Merupakan perbandingan antara
uap yang dihasilkan oleh ketel uap
terhadap luas bidang yang dipanaskan.
Dapat dilihat dari persamaan :
Le =
F
S
(kg uap / m
2
Jam)
[2]
(3.6)
Dimana ; F = 24,9 m
2
Luas Bidang yang Dipanaskan (F)
Adalah luas bidang ketel uap yang
dipanaskan api baik kepada air atau uap.
Dapat digunakan persamaan sebagai
berikut :
F =
rata rata t x K
Q
(m
2
)
[2]
(3.7)
Dimana,
t rata-rata
= Selisih temperatur rata-
rata api atau gas asap terhadap air
maupun uap
K = Angka perpindahan panas
(kJ/m
2
Jam C)
Faktor Penguapan (Ev)
Adalah perbandingan antara
jumlah uap yang dihasilkan terhadap
pemakaian bahan bakar.
Dinyatakan dalam persamaan :
Ev =
Be
S
(kg uap / kg bahan bakar)
[2]
(3.8)
Efisiensi Ketel Uap (
k
)
Pada instalasi ketel uap terdiri
dalam (entalpi) dari uap air yang
dihasilkan pada mulanya berasal
dari energi panas bahan bakar. Secara
sederhana efisiensi dapat dijelaskan
sebagai perbandingan energi keluaran
dengan energi masukan (input output).
Energi masukan merupakan energi awal
pada ketel uap berasal dari energi bahan
bakar. Sedangkan energi keluaran pada
ketel uap dinyatakan dengan banyaknya
energi dalam bentuk panas yang
terkandung oleh uap air didalam ketel
uap, maka didapat rumus sebagai :
k
= % 100
) 2 1 (
x
LHV
h h
(3.9)
3.3 Instalasi Tenaga Uap
Air pada temperatur 29
o
C (121,4 kJ/kg)
masuk ke pemanas air pada temperatur
50
o
C (209,3 kJ/kg) kemudian dipompa
masuk kedalam ketel, uap yang
dihasilkan sebesar 6000 kg / Jam dengan
tekanan operasi 7 kg / cm
2
pada
temperatur 180
o
C menuju mesin Dying.
Uap bekas dari proses dying pada
tekanan 0.004 Mpa (temperatur 29
o
C)
menuju kondensor. Air dari pompa
kondensor menuju ke bak pengumpul air,
seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.2 Instalasi Tenaga Uap
Keterangan Gambar :
1. Tangki air
2. Keran air
3. Bak air pengumpul
4. Air yang dihisap oleh pompa air
pengisian
5. Pompa air pengisian ketel
6. Air dipompa masuk kedalam
pemanas air
7. Pemanas air
8. Air dipompa masuk kedalam ketel
9. Uap menuju kemesin Dying
10. Keran pengumpul uap
11. Mesin Dying (pengering uap)
12. Uap bekas menuju ke kondensor
13. Kondensor
14. Keran pendingin kondensor
15. Embun air yang terkumpul
kondensor
16. Pompa air kondensat
17. Air dari pompa kondensat
18. Bahan bakar yang dimasukan
kedalam tungku
19. Udara pembakar
20. Boiller
21. Gas asap keluar dari cerobong
asap
B
O
I
L
E
R
1
2
3
4
5
6
7 8
9
10
11
12
16
13
14
15
17
18 19
21
20
14
3.4 Aliran Gas Pada Ketel Pipa Api
Gas panas dari hasil pembakaran bahan
bakar dan udara didalam ruang bakar akan
mengalir sepanjang silinder api dan
memanasi air disekeliling silinder api. Api
atau gas panas dari silinder menuju kamar
nyala api melalui pipa api memanasi air
pada bagian muka dari ketel dipasang
ruang asap yang melingkungi seluruh
ujung-ujung pipa api, dimana gas asap
keluar dari pipa-pipa api dapat berkumpul.
Gas asap keluar melalui cerobong asap,
ditengah bagian atas drum ketel terdapat
sebuah dom uap (Steram Dome), disinilah
seluruh uap yang terbentuk dikumpulkan.
Keran pipa tempat untuk pengambilan uap
kenyang juga terdapat didalam steam
dome
[2]
Perhatikan diagram alir berikut ini,
Gambar 3.3 Diagram Aliran Gas Panas
Pada Ketel Pipa Api
[2]
3.5 Termodinamika Ketel Uap
Gambar 3.4 Diagram T-S
[5]
Keterangan Gambar :
A-B: Pemanasan air pengisi ketel
(Sensibel Kalor)
B-C: Perubahan fase air ke fase uap
pada temperatur konstan (Kalor Laten)
C-D: Uap berekspansi dalam
penggunaannya (Proses Dying)
D-A: Kondensasi uap pada temperatur
konstan dalam kondensor
K : Titik kritis
Pada umumnya ketel uap yang dipakai
pada dunia industri terbatas pada
temperatur uap jenuh, sedangkan ketel
uap yang dipakai untuk pembangkit
tenaga uap dalam skala besar umumnya
menggunakan pemanas lanjut.
IV Analisa Perhitungan
4.1 Data Pengoperasian Bahan
Bakar Loos Basuki SteamBoiler
Didalam menganalisa perhitungan-
perhitungan karakteristik ketel uap, proses
perhitungannya berdasarkan kepada
jumlah pemakaian bahan bakar rata-rata
pengoperasian ketel uap selama 10 jam di
PT. Mustika Ratu, Tbk dimana data-data
pada pengoperasiannya terdapat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Data Pengoperasian Bahan
Bakar
Tabel 4.2 Bahan Bakar Untuk Ketel Uap
(ASTM Standart D-396)
[4]
Karbon (C) 86,10 %
Hidrogen (H
2
) 11,90 %
Oksigen (O
2
) 0,28 %
Nitrogen (N
2
) 0,20 %
Sulfur (S
2
) 1,3 %
Abu (A) 0,02 %
Air (W) 0,2 %
Tabel 4.3 Komposisi Unsur Kimia
Didalam Bahan Bakar Yang Digunakan
(Dalam % Berat)
[4]
Komposisi Berat
Dalam
%
Perbandingan
Molekul (kg)
Berat
Molekul
C 86,10 0,861 12
H
2
11,90 0,119 2
O
2
0,28 0,0028 32
N
2
0,20 0,002 28
S 1,3 0,013 32
4.2 Diagram Alir Perhitungan Ketel
Uap
F
S
Be
S
% 100
) 2 1 (
X
Low Q
h h
Gambar 4.1 Diagram Alir Perhitungan
Ketel Uap
Operasi
Boiler
Bahan
Bakar
(kg)
Tekanan
Uap
(kg/cm
2
)
Suhu
Air
Masuk
(
o
C)
Uap Yang
Dihasilkan
(kg/Bb)
1 415,3 7,0 50 6000
2 415,8 7,0 50 6000
3 417,5 7,0 50 6000
4 418,2 7,0 48 6000
5 416,9 7,0 49 6000
6 417,3 7,0 50 6000
7 417,4 7,0 50 6000
8 418,8 7,0 50 6000
9 418,9 7,0 49 6000
10 417,8 7,0 50 6000
4.3 Nilai Pembakaran Bahan Bakar
(Heating Value)
HHV = 33915 x 0,861 + 144033 x
(0,119 -0,0028 / 8) + 10468 x 0,013
= 46.426,41 kJ/kg
LHV = 33915 x 0,861 + 121423 x
(0,119 0,0028 / 8) + 10468 x 0,013
2512 x (0,002 + 9 x 0,0028 / 8 )
= 43.730,80 kJ /kg
4.4 Nilai Entalpi
IK
= I Wd
Entalpi Uap (h
u
), Entalpi uap jenuh
(I) pada tekanan kerja 7 kg/cm
2
berdasarkan tabel uap jenuh maka
didapat
[1]
:
I = 2.762 kJ /kg
Entalpi Air (h
a
), pada temperatur
air masuk ekonomiser (50 C)
dengan menggunakan rumus
interpolasi, maka didapat :
Wd = 192 +
(251 - 192) x
8 , 45 1 , 60
8 , 45 50
Wd = 209,11 kJ /kg
Sehingga :
IK
= I Wd
= 2.762 kJ /kg 209,11 kJ/kg
= 2552,89 kJ /kg
4.5 Perhitungan-perhitungan
Karakteristik Ketel Uap
Kebutuhan Panas (Q)
Q = S x (
IK
+
IR
) kJ/jam
= 6000 kg/jam x 2252,89 kJ /kg
Q = 15.317.340 kJ/jam
Dimana:
S : Produksi uap = 6000 kg/jam
P : Tekanan kerja = 7 kg/ cm
2
t
u
: Temperatur uap keluar ketel =
180
o
C
t
a
: Temperatur air masuk
ekonomiser = 50
o
C
IK :
Entalpi uap keluar ketel
Entalpi air masuk ekonomiser
IR
: Entalpi uap keluar reheater
Entalpi uap masuk reheater
IK
: 2252,89 kJ /kg
IR
: 0, (tanpa reheater).
Beban Ketel Spesifik (Le)
Le =
F
S
(kg uap / m
2
Jam)
=
2 9 , 24
/ 6000
m
jam kg
Le = 240,96 kg uap / m
2
Jam
Faktor Penguapan (Ev)
Ev =
Be
S
=
bakar bahan kg
jam kg
39 , 417
/ 6000
Ev = 14, 375 kg uap / kg bahan
bakar
Efisiensi Ketel Uap (
k
)
k
= % 100
) 2 1 (
x
LHV
h h
= % 100
80 , 730 . 43
) 11 , 209 762 . 2 ( 375 , 14
x
k
= 83 %
V Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan-
perhitungan yang telah dilakukan pada
karakteristik ketel pipa api tipe Loos Basuki
yang terdapat di Pt. Mustika Ratu Tbk,
maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Secara garis besar perhitungan
dari karakteristik ketel uap sebagai
melihat efek pemakaian bahan
bakar terhadap kerja ketel uap.
Hasil yang ditampilkan berupa
kondisi operasi, yaitu : tekanan
kerja, uap yang dihasilkan, luas
pemanas, beban ketel spesifik,
dan efisiensi ketel uap.
2. pada sistem ketel uap pipa api,
gas panas hasil pembakaran
bahan bakar pada ruang bakar
digunakan untuk memanasi air,
lalu gas panas mengalir melalui
pipa-pipa yang dibagian luarnya
terdapat air.
3. berdasarkan perhitungan efisiensi
terhadap ketel uap dengan bahan
bakar solar yang terdapat di PT.
Mustika Ratu Tbk, untuk
pengoperasian tiap-tiap jamnya
adalah 83 %.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Djokosetyardjo, MJ. Ketel Uap,
1987, Pradnya Paramitha ;
Jakarta.
[2]. Kardjono, Ketel Uap dan Sistem
Tenaga Uap ; Cepu.
[3] Hutagalung, Boiler Operator
Course, 1992 ; Jakarta.
[4]. Djokosetyardjo, MJ. Pembahasan
Lanjut Ketel Uap, 1990, Pradnya
Paramitha ; Jakarta.
[5] Fritz Dietzel, Turbin, Pompa dan
Kompresor, 1996 ; Jakarta.