1. Anatomi Lambung Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung menyerupai bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas normal lambung adalah 1 sampai 2 liter. Secara anatomi lambung terdiri dari a. Fundus ventrikuli, bagian yang menon!ol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh terisi gas. b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kur"atura minor. c. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot tebal membentuk spinter pilorus. d. Kurvatura minor, terdapat disebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai pilorus. e. Kurvatura mayor, lebih pan!ang dari kur"atura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus "entrikuli menu!u kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kur"atura mayor sampai ke limpa. f. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana eosofagus bagian abdomen masuk ke lambung. #ada bagian ini terdapat orifisium pilorik. Lambung tersusun !uga atas $ lapisan , yakni a. Tunika Serosa %Lapisan luar& 'erupakan bagian dari peritonium "iseralis. Dua lapisan peritonium "iseralis menyatu pada kur"atura minor lambung dan duodenum kemudian terus meman!ang ke hati membentuk omentum minus. omentum minus adalah tempat yang sering ter!adi penimbunan cairan %pseudokista pankreatikum& akibat penyakit pankreatitis akut. Lipatan peritonium yang keluar dari satu organ menu!u organ lain disebut ligamentum. #ada kur"atura mayor, peritonium terus ke bagian bawah membentuk omentum majus yang menutupi usus halus dari depan seperti sebuah apron besar. b. Muskularis (erdiri dari ) lapisan yaitu lapisan longitudinal %bagian luar&, lapisan sirkular %bagian tengah&, dan lapisan oblik %bagian dalam&. Susunan serabut otot yang unik ini memungkinkan berbagai macam kontraksi yang diperlukan untuk memecah makanan men!adi partikel * partikel yang kecil, mengaduk, dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, dan mendorongnya ke arah duodenum. c. Submukosa (ersusun atas areolar longgar yang menghubungkan lapisan mukosa dengan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak peristaltik. Lapisan ini !uga mengandung pleksus saraf, pembuluh darah, dan saluran limfe. d. Mukosa (ersusun atas lipatan * lipatan longitudinal disebut rugae, yang memungkinkan ter!adinya distensi lambung sewaktu diisi makanan. (erdapat beberapa kelen!ar pada lapisan ini, yakni a. Kelenjar kardia, berada di dekat orifisium kardia dan menyekresiakn mucus. b. Kelenjar fundus atau gastric,terletak di fundus dan pada hamper seluruh korpus lambung. kelen!ar gastri memiliki tiga tipe utama sel. Sel-sel parietal menyekresikan +,l dan factkr intrinsik. -actor intrinsik diperlukan untuk absorbsi "itamin . 12 di dalam usus halus. Kekurangan factor intrinsic akan mengakibatkan ter!adinya anemia pernisiosa. Sel-sel mukus le!er" ditemukan di leher kelen!ar fundus dan menyekresikan mukus. 2. Fisiologi Lambung -ungsi motorik lambung terdiri atas a. 'enampung, menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicerna dan bergerak pada saluran cerna. 'enyesuaikan peningkatan "olume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos, diperantarai oleh ner"us "agus dan dirangsang oleh gastrin. b. 'encampur, memecahkan makanan men!adi partikel * partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung. Kontraksi peristaltik diatur oleh suatu irama listrik intrinsik dasar. c. #engosongan lambung, diatur oleh pembukaan spinter pilorus yang dipengaruhi oleh "iskositas, "olume, keasaman, akti"itas osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat * obatan, dan olah raga. -ungsi pencernaan dan sekresi a. #encernaan protein oleh pepsin dan +,l dimulai di sini/ pencernaan karbohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung kecil peranannya. b. Sintetis dari pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan antrum, alkalinisasi, dan rangsangan "agus. c. Sekresi faktor intrinsik d. Sekresi mukus, membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut. e. Sekresi bikarbonat, bersama dengan sekresi gel mukus, tampaknya berperan sebagai barier dan asam lumen dan pepsin. Getah Cena Lambung +,l untuk mengaktifkan pepsinogen men!adi pepsin, sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran sekretin dan kolesistokinin pada usus halus. Lipase memecah lemak men!adi asam lemak dan gliserol. 0enin mengendapkan protein pada susu %kasein& dari air susu %1S2& #epsin memecah putih telur men!adi asam amino % albumin dan pepton&. 'ukus untuk melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam +,l. !engatuan Se"esi Lambung #engaturan sekresi lambung dapat dibagi men!adi fase sefalik, gastric, dan intestinal. a. Fase sefalik, sudah dimulai bahkan sebelum makanan masuk ke lambung, yaitu akibat melihat, mencium, dan memikirkan, atau mengecap makanan. -ase ini diperantarai seluruhnya oleh saraf "agus dan dihilangkan dengan "agotomi. Sinyal neurogenik yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebsi atau pusat nafsu makan. 2mpuls eferen kemudian dihantarkan melalui saraf "agus ke lambung. +al ini mengakibatkan kelen!ar gastric terangsang untuk menyekresikan +,l, pepsinogen, dan menambah mucus. -ase sefalik menghasilkan sekitar 134 dari sekresi lambung normal yang berhubungan dengan makanan. b. Fase gastric, dimulai saat makanan mencapai antrum pylorus. Distensi antrum !uga dapat menyebabkan ter!adinya rangsangan mekanis dari reseptor5resptor pada dinding lambung. 2mpuls tersebut ber!alan menu!u medulla melalui aferen "agus dan kembali ke lambung melalui eferen "agus/ impuls ini merangsang pengeluaran hormone gastrin dan secara langsung !uga merangsang kelen!ar5kelen!ar lambung. 6astrin dilepas di antrum dan kemudian dibawa oleh aliran darah menu!u kelen!ar lambung, untuk merangsang sekresi. #elepasan gastrin !uga dirangsang oleh p+ alkali, garam empedu di antrum, dan terutama oleh protein makanan dan alcohol. 'embrane sel parietal di fundus dan korpus lambung mengandung reseptor untuk gastrin, histamine, dan asetilkolin, yang merangsang sekresi asam. Setelah makan, gastrin dapat beraksi dan !uga dapat merangsang pelepasan histamine dari sel enterokromafin dari mukosa untuk sekresi asam. -ase sekresi gastric menghasilkan lebih dari duapertiga sekresi total lambung setelah makan, sehingga merupakan bagian terbesar dari total sekresi lambung harian yang ber!umlah sekitar 2.333ml. fase gastric dapat terpengaruh oleh reseksi bedah pada antrum pylorus, sebab disinilah pembentukan gastrin. c. Fase intestinal, dimuali oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. -ase sekresi lambung diduga sebagian besar bersifat hormonal. 1danya protein yang tercerna sebagian dalam duodenum merangsang pelepasan gastrin di usus, suatu hormone yang menyebabkan lambung terus5menerus menyekresikan se!umlah kecil cairan lambung. Distensi usus halus menimbulkan refleks enterogastrik# diperantarai oleh pleksus mienterikus, saraf simpatis, dan "agus, yang menghambat sekresi dan pengosongan lambung. 1danya asam %p+ kurang dari 2,7&, lemak, dan hasil5hasil pemecahan protein menyebabkan lepasnya beberapa hormone di usus. Sekretin, koleksitokinin, dan peptida pengahambat gastric, semuanya memiliki efek inhibisi terhadap sekresi lambung. Tabel #e$a Gastin #e$a Ma"na Fisiologis 'erangsang sekresi asam dan pepsin 'erangsang sekresi factor intrinsic 'erangsang sekresi en8im pancreas 'erangsang peningkatkan aliran empedu hati 'erangsang pengeluaran insulin 'erangsang motilitas lambung dan usus 'empermudah relaksasi resepitif lambung 'eningkatkan tonus istirahat sfingter esophagus bagian bawah 'enghambat pengosongan lambung 'empermudah pencernaan 'empermudah absorbs "itamin . 12 dalam usus halus 'empermudah pencernaan 'empermudah pencernaan 'empermudah metabolism glukosa 'empermudah pencampuran dan pendorongan makanan yang telah ditelan Lambung dapat menambah "olumenya tanpa tanpa meningkatkan tekanan 'eningkatkan refluks lambung waktu pencampuran dan pengadukan 'emungkinkan pencampuran seluruh isi lambung sebelum diteruskan ke usus 22. K9:S;# #;:<1K2( 1. D;-2:2S2 1. 6astritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. 2. 6astritis merupakan sutau keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. ). 6astritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster. $. 6astritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri. .. KL1S2-2K1S2 1. Gastitis A"ut Definisi #roses peradangan mukosa akut, biasanya bersifat transien. #eradangan superficial akibat terpapar oleh 8at iritant seperti alcohol, aspirin, steroid, asam empedu atau terinfeksi oleh +elocobacter #ylori. #eradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung dan setelah terpapar pada 8at iritan. ;rosi tidak mengenai lapisan otot lambung. Klasifikasi a. 6astritis stress akut yaitu disebabkan akibat pembedahan besar, luka, trauma, luka bakar atau infeksi berat yang menyebabkan gastritis serta perdarahan pada lambung. b. 6astritis erosife hemoragik difus, biasanya ter!adi pada peminum berat dan pengguna aspirin, dan dapat menyebabkan perlunya reseksi lambung. #enyakit yang serius ini akan dianggap sebagai ulkus akibat stress, karena keduanya memiliki banyak persamaan. ;tiologi - Kesembronoan diit, misalnya makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu, atau makanan yang terinfeksi - 1lkohol - 1spirin - 0efluks empedu - (erapi radiasi - 6astritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau alkali, yang dapat menyebabkan mukosa men!adi ganggren atau perforasi 'anifestasi Klinis 1. Dapat ter!adi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi 2. 0asa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia. 'ungkin ter!adi muntah dan cegukan ). .eberapa pasien menun!ukkan asimptomatik $. Dapat ter!adi kolik dan diare !ika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus 7. #asien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun napsu makan mungkin akan hilang selama 2 sampai ) hari 2. Gastitis #onis Definisi 6astritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. 6astritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepan!angan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung !inak maupun ganas atau oleh bakteri $elicobacter pylori. ;tiologi 6astritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga ter!adi iritasi mukosa lambung yang berulang5ulang dan ter!adi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan ter!adi atrhopi kelen!ar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi +,L. #epsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung !uga men!adi tipis serta mukosanya rata, 6astritis itu bisa sembuh dan !uga bisa ter!adi perdarahan serta formasi ulser. $elicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. 9rganisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya des=uamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu destruksi kelen!ar dan metaplasia. 'etaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel des=uamosa yang lebih kuat. Karena sel des=uamosa lebih kuat maka elastisitasnya !uga berkurang. #ada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltic tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. 'etaplasia ini !uga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan. a. 6astritis tipe 1 5 Dihubungkan dengan penyakit autoimun, misalnya anemia pernisiosa. b. 6astritis tipe . 5 Dihubungkan dengan bakteri $elicobacter pylori. 5 -aktor diet, seperti minum panas dan pedas. 5 #enggunaan obat 5 1lkohol 5 'erokok 5 0efluks isi usus ke lambung 'anifestasi klinis 5 .er"ariasi dan tidak !elas 5 #erasaan penuh, anoreksia 5 Distress epigastrik yang tidak nyata 5 ,epat kenyang 5 'ual dan muntah 5 :yeri epigastrium setelah makan 5 0asa pahit pada mulut Klasifikasi Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan 1. 6ambaran hispatology 5 6astritis kronik superficial 5 6astritis kronik atropik 5 1trofi lambung 5 'etaplasia intestinal 5 #erubahan histology kalen!ar mukosa lambung men!adi kalen!ar5kalen!ar 5 mukosa usus halus yang mengandung sel goblet. 2. Distribusi anatomi 5 6astritis kronis korpus % gastritis tipe 1&. Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlan!ut men!adi anemia pernisiosa karena ter!adi gangguan absorpsi "itamin .12 dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung menurun. 5 6astritis kronik antrum %gastritis tipe .& #aling sering di!umpai dan berhubungan dengan kuman $elicobacter pylori. 5 6astritis tipe 1. 1natominya menyebar ke seluruh gaster dan penyebarannya meningkat seiring bertambahnya usia. ,. #;';02KS11: #;:>:J1:6 a. #emeriksaan darah. (es ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi $. pylori dalam darah. +asil tes yang positif menun!ukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menun!ukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. (es darah dapat !uga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang ter!adi akibat pendarahan lambung akibat gastritis. b. #emeriksaan pernapasan. (es ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri $. pylori atau tidak. c. #emeriksaan feces. (es ini memeriksa apakah terdapat $. pylori dalam feses atau tidak. +asil yang positif dapat mengindikasikan ter!adinya infeksi. #emeriksaan !uga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. +al ini menun!ukkan adanya pendarahan pada lambung. d. ;ndoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar5?. (es ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel %endoskop& melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. (enggorokan akan terlebih dahulu dimati5rasakan %anestesi& sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman men!alani tes ini. Jika ada !aringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel %biopsy& dari !aringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. (es ini memakan waktu kurang lebih 23 sampai )3 menit. #asien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua !am. +ampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering ter!adi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop. e. 0onsen saluran cerna bagian atas. (es ini akan melihat adanya tanda5tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. .iasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. ,airan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih !elas ketika di ronsen. D. K9'#L2K1S2 1. 6astritis akut Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah hematemesis atau melema. 2. 6astritis kronis #endarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi "itamin . 12 %anemia pernisiosa&. ;. #;:D2D2K1: K;S;+1(1: 'akan dengan porsi sedikit tapi sering. Jika pasien merasa lapar, !angan langsung minum * minuman yang mengandung kafein seperti teh, tapi digantikan dengan air putih hangat. .ila maag kambuh karena terlambat makan, !angan langsung makan * makanan berat misalnya nasi, tapi digantikan dengan makanan ringan seperti crackers. 'akan secara benar, hindari makan * makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas dan asam 'akan dengan !umlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai. 'engunyah makanan sampai benar * benar lumat. 'inum air putih yang banyak atau dapat digantikan dengan minuman ber5ion. 'eminum obat sesuai dengan an!uran dokter. 'en!aga kebersihan lingkungan seperti alat * alat makan, tempat tidur,dll. +indari untuk meminum alkohol,karena alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan. +indari untuk merokok, karena dapat mengganggu ker!a lapisan pelindung lambung. Lakukan olahraga secara teratur, misalnya senam aerobik. Senam aerobik dapat meningkatkan kecepatan !antung dan pernafasan !uga dapat menstimulasi akti"itas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat. 'enghindari pemakaian aspirin saat merasa tidak enak badan, digantikan dengan istirahat yang cukup. +indari pemakaian obat gabungan, untuk mengurangi efek negatif obat. +indari stress yang berlebihan. Selalu memperhatikan pola makan pasien. 'embantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya untuk mengurangi rasa stress. 'emperhatikan pemakaian obat dan efek sampingnya. -. K9:S;# L;61L ;(2K a. 0espect 1. 0espect for humanity 0espect for humanity@seseorang menetapkan bahwa semua etik perawatan kesehatan dan secara tidak langsung manusia harus menghargai kehidupannya sendiri dan kehidupan orang lain, serta menerima kematian %(hirouA, 1BB3&. #rinsip ini menyatakan bahwa kehidupan adalah hak yang paling mendasar yang dimiliki seseorang. (anpa kehidupan tersebut, tidak akan ada masalah etik. Karena kehidupan sangat berharga, manusia secara moral memiliki kewa!iban untuk memelihara dan men!aganya. #erawat harus melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupan manusia dimana terdapat harapan sembuh atau ketika klien memperoleh keuntungan dari tindakan memperpan!angkan hidup %1:1, 1BC7&. #ada kasus perawat harus mengusahakan segala sesuatu untuk membuat keadaan kesehatan :ona 1lice men!adi lebih baik dan !uga untuk mempertahankan hidup :ona 1lice. 2. 0espect for autonomy 1utonomy berarti setiap indi"idu harus memiliki kebebasan untuk memilih rencana kehidupan dan cara bermoral mereka sendiri. #rinsip autonomi mengarahkan perhatian moral. perawat pada penentuan secara berhati5hati tentang nilai klien. #rinsip respect for autonomy sekarang ini telah memperoleh penekanan yang berlebihan, sebagian karena perawatan kesehatan tradisional menekankan pada prinsip beneficence. Ketika beneficence ini %kewa!iban untuk melakukan yang baik bagi seseorang& mengalahkan autonomi klien, hasilnya adalah paterbalisme. #aternalisme adalah melakukan apa yang dipercayaai oleh para profesional untuk kebaikan klien, kadang tanpa keputusan dari klien. Di dalam kasus dikatakan bahwa tidak ada keluarga klien yang dapat dihubungi. Dalam hal ini keputusan dapat dialihkan dengan sah kepada pihak teman atau rekan yang mengantarkan klien ke 0umah sakit, tetapi dengan syarat perawat terlebih dahulu memberikan informed consent %memberikan informasi tentang penyakit, pengobatan, pemeriksaan dan manfaat dilakukannya tindakan&. (etapi bila tidak ada pihak yang mau men!adi penanggung !awab klien, maka sesuai dengan pen!elasan di atas bahwa para profesional atau pihak 0umah Sakit yang akan memutuskan untuk melakukan tindakan terhadap klien. b. :on5maleficience #rinsip ini menga!arkan tindakan untuk membuang bahaya, dan melakukan langkah positif untuk melakukan yang baik untuk keuntungan orang lain. :on5maleficience memberikan standar minimum dimana praktisi selalu memegangnya. #rinsip non5 maleficence menuntut perawat menghindari membahayakan klien selama pemberian asuhan keperawatan. #erawat harus melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku agar tidak mengakibatkan in!ury pada klien. 'encegah :ona 1lice untuk melakukan akti"itas yang dapat memperburuk kondisinya. Dan perawat meberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk klien. c. Justice #rinsip keadilan menuntut perlakuan terhadap orang lain yang adil dan memberikan apa yang men!adi kebutuhan klien tanpa melihat status sosial klien. (indakan pada klien yang tidak sama selalu membutuhkan pertimbangan. #erawat harus menetapkan prioritas berdasarkan kebutuhan klien. d. .eneficence 'elakukan yang baik dan dapat menguntungkan klien. Dalam beneficence, perawat !uga harus mempertimbangkan resiko atau bahaya dalam setiap kasus. 6. #;:1(1L1KS1:11: 6astritis Kronik 1. ;radikasi +elicobacter pyroli Dapat mengembalikan gambaran histopatologi men!adi normal. 2. ;radikasi dikombinasikan dengan penghambat pompa proton dan antibiotik. 1ntibiotik dapat berupa tetrasiklin, metronidasol, klaritromisin, dan amoksisilin. >ntuk hasil pengobatan yang lebih baik dapat digunakan lebih dari satu macam antibiotik. ). 1ntagonis + 2 %seperti ranitidine& dikombinasikan dengan penghambat pompa proton Dapat menurunkan sekresi asam lambung. $. #emberian "itamin .12 melalui parenteral >ntuk memperbaiki keadaan anemianya. 6astritis 1kut 1. #emberian antasida 'engatasi perasaan bengah %penuh& dan tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung dengan meningkatkan p+ lambung sekitar $5D. 2. 6astrektomi #embedahan gaster dengan indikasi yang absolut. >ntuk klien dengan keluhan mual dan muntah dian!urkan untuk bedrest dengan status :#9 not!ing per oral"# pemberian antimietik, dan pemasangan infus untuk mempertahankan cairan tubuh. .ila muntah berlan!ut, maka dipertimbangkan pemasangan :6( %:asogastric (ube& Klien yang mengalami anemia pernisiosa, maka diberikan in!eksi intra"ena cobalamin. Klien yang merupakan pengguna aspirin atau antiinflamasi nonsteroid dapat dicegah dengan misoprostol, suatu deri"at prostaglandin mukosa. Da%ta !usta"a #erry #otter. 2337. Fundamental of %ursing. .runner dan Suddart. 2333. Kepera&atan Medikal 'eda!. Jakarta ;6,. 'ans!oer, 1rif. 1BBB. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ), Jilid 2. Jakarta -K>2. Suratun, S.Kep, '.kep E Lusianah, S.Kp, '.Kep. 2313. Asu!an Kepera&atan Klien (angguan Sistem (astrointestinal. Jakarta (2' Syl"ia #rice. 2337. )disi * +ol , -atofisiologi. Konsep Klinis -roses--roses -enyakit. Jakarta ;6, Diane ,. .aughman E Joann ,. +ackley. 2333. Kepera&atan Medikal 'eda!. Jakarta ;6, L', Filson, Dkk.1BB7. -atofisiologi Konsep Klinis -roses / proses -enyakit. Jakarta ;6, Setiadi. 233G. Anatomi Fisiologi Manusia. <ogyakarta 6raha 2lmu #rice, and Filson. 233D. -atofisiologi Konsep Klinis -roses--roses -enyakit. Jakarta ;6,. +irlan. 2331. 'uku Ajar 0lmu -enyakit 1alam 2ilid 00 edisi Ketiga. Jakarta ;6,. http@@www.indofarma.co.id@indeA.phpHoptionIcomJcontentEtaskI"iewEidI2GE2temidI127 http@@arispurnomo.com@pendidikan5kesehatan5pada5pasien5maaggastritis