Faradiani Sekar Putri Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Manajemen Rekayasa Industri Institut Teknologi Bandung 2014 Email: faradiani.sputri@students.itb.ac.id
ABSTRAK
Zysku Xena merupakan suatu UMKM busana muslim yang sedang mengalami masa stagnan dalam jumlah penjualannya. Dalam proses bisnisnya, Zysku Xena melakukan outsourcing untuk proses produksinya. Masalah-masalah dalam sistem outsourcing Zysku Xena adalah sistem yang tidak terstruktur, kesalahan dalam pemilihan pemasok, serta kurangnya pengawasan kepada para pemasok. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem outsourcing yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang datang. Perancangan sistem outsourcing mengacu pada teori pengembangan sistem oleh Kendall & Kendall (2011) dan teori proses bisnis outsourcing oleh Indrajit & Djokopranoto (2003). Dalam perancangan sistem outsourcing, dilakukan pula perancangan sistem pemilihan pemasok yang disusun menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan software Expert Choice. Pada akhir penelitian ini didapatkan suatu usulan sistem yang dirancang berdasarkan perbaikan sistem lama dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam sistem sebelumnya. Kata kunci: UMKM, industri fashion, busana muslim, sistem pemilihan pemasok, outsourcing, teori perancangan sistem, AHP
ABSTRACT
Zysku Xena is an islamic fashion SMEs that having stagnant period in the number of sales. In its business processes, Zysku Xena outsources the production process. The problems in the outsourcing system Zysku Xena are the unstructured systems, errors in supplier selection, and lack of oversight to the suppliers. This study aims to design an outsourcing system that fits the companys need which is to meet the demands of customers. Outsourcing system design refers to the theory of system development by Kendall & Kendall (2011) and the theory of outsourcing business process by Indrajit & Djokopranoto (2003). In outsoursing system design, it is also conducted the selection of suppliers system design that prepared using Analytical Hierarchy Process (AHP) method and Expert Choice software. At the end of this study found that a proposed system is designed based on the improvement of the old system and it solves the existing problems in the previous system. Keywords: SMEs, industrial fashion, Islamic fashion, the system supplier selection, outsourcing, system design theory, AHP 1. Pendahuluan Zysku Xena merupakan UMKM yang bergerak di bidang penjualan busana muslim di Indonesia. Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari Kementrian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa pertumbuhan industri busana muslim di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, bahkan pada semester pertama tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 8,5%. Hal tersebut membuktikan bahwa industri busana muslim memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bertolak belakang dari 2
hal tersebut, penjualan Zysku Xena mengalami masa stagnan sejak tahun 2012. Tidak adanya peningkatan penjualan menyebabkan perusahaan tidak dapat berkembang lebih besar dan memperluas pasar mereka. Perusahaan Zysku Xena melakukan outsourcing untuk proses produksi atas produk-produk mereka. Namun, terdapat beberapa masalah pada sistem outsourcing mereka yang menyebabkan target produksi dari Zysku Xena tidak terpenuhi. Para penjahit yang memproduksi produk pakaian Zysku Xena, yang tidak dapat memenuhi jumlah permintaan dari perusahaan. Kemudian, Zysku Xena sendiri tidak mempunyai sistem yang valid untuk selalu dipakai dalam pengambilan keputusan untuk pembagian kerja pada pemasok atau pemasok mereka sehingga target produksi tidak dapat mereka capai. Kesalahan penilaian Zysku Xena kepada para pemasoknya berakibat kepada jumlah pesanan jadi yang selalu berada di bawah angka permintaan dari Zysku Xena. Terkadang dalam aktivitas pengadaan, dalam memilih pemasok, perusahaan dihadapkan pada kondisi harus memilih lebih dari satu pemasok untuk satu jenis barang (multiple sourcing). Hal tersebut dilakukan ketika terdapat beberapa batasan seperti kapasitas order ataupun tingkat produk cacat dalam suatu pemasok. Kondisi multiple sourcing atau multiple outsourcing tersebut dialami oleh Zysku Xena dalam hal pemilihan pemasok dan pemilihan penjahit untuk produksi. Di sini ditekankan bahwa penjahit bukan dialihdaya oleh Zysku Xena dalam bentuk tenaga kerja bagi perusahaan, melainkan sebagai perusahaan lain di luar Zysku Xena yang berperan dalam proses produksi untuk produk-produk dari Zysku Xena. Namun, alihdaya yang dilakukan oleh Zysku Xena ini seringkali mengalami masalah seperti tidak adanya suatu sistem pemilihan pemasok yang objektif sehingga terjadi kesalahan pengambilan keputusan dalam menentukan perusahaan penjahit mana untuk menjadi pemasok Zysku Xena. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam pembuatan model pengambilan keputusan. AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria (multi criteria). Dalam penelitian ini, kasus yang terjadi merupakan masalah pemilihan dengan multi-kriteria dan multi-partisipan sehingga AHP cocok untuk digunakan. Untuk perhitungan AHP dilakukan menggunakan software Expert Choice 2000. Berdasarkan uraian sebelumnya, teridentifikasi akan kebutuhan suatu sistem outsourcing untuk faktor produksi dan bahan baku bagi Zysku Xena untuk mencapai tujuan perusahaan, yakni memenuhi target produksi serta menghasilkan produk berkualitas tinggi. Sistem tersebut akan menjadi salah satu daya saing Zysku Xena dalam mengembangkan usahanya demi menghadapi persaingan dalam industri fashion busana muslim Indonesia yang semakin lama semakin meningkat. 2. Studi Literatur 2.1 Teori Dasar Di dalam penelitian ini terdapat dua teori yang menjadi acuan dalam perancangan sistem yang akan dilakukan, yakni teori perancangan sistem oleh Kendall & Kendall (2011) dan teori proses bisnis outsourcing oleh Indrajit & Djokopranoto (2003). Ada tujuh tahap dalam siklus hidup pengembangan sistem dalam teori perancangan sistem yang tercantum dalam Gambar 2.1. 3
1. Mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan 2. Menentukan syarat- syarat informasi 3. Menganalisis kebutuhan sistem 4. Merancang sistem yang direkomendasikan 5. Mengembangkan dan mendokumentasikan 6. Menguji dan mempertahankan sistem 7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Gambar 2. 1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Sumber: Kendall&Kendall, 2011) Kemudian, di dalam proses bisnis outsourcing, terdapat tujuh tahapan outsourcing seperti pada gambar berikut: Tahap Perencanaan Pilihan Strategi Analisis Biaya Pilihan Rekanan Negosiasi Persyaratan Transisi Sumberdaya Pengelolaan Hubungan
Gambar 2. 2 Tahapan Outsourcing (Sumber: Indrajit&Djokopranoto, 2003) Penelitian ini dibatasi dengan tidak memasukkan pemilihan strategi dan analisis biaya ke dalam tahapan di dalam sistem outsourcing yang akan dirancang. 2.2 Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Di dalam sistem yang dirancang, terdapat sistem pemilihan pemasok. Di dalam proses pemilihan tersebut terdapat beberapa kriteria pemasok yang menjadi acuan dalam penilaian calon pemasok. Pemilihan kriteria-kriteria tersebut berdasarkan pada tiga penelitian akan kriteria pemilihan pemasok, yakni penelitian oleh Stevenson, Dickson, Choi & Hartley, serta Ge Wang. Menurut Stevenson (2000), faktor utama dalam pemilihan pemasok adalah Harga, Kualitas, Pelayanan, Lokasi, Kebijakan Persediaan Pemasok, dan Fleksibilitas. Kemudian Dickson (1966) menyatakan terdapat 22 kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan pemasok. Choi dan Hartley (1996) mengemukakan tujuh faktor yang bisa dijadikan ukuran performansi dan dasar pemilihan/evaluasi pemasok. Ge Wang (2004) mengemukakan empat faktor yang bisa dijadikan ukuran performansi pemasok.
4
Tabel 2. 1 Kriteria Pemilihan Pemasok Choi &Hartley dan Ge Wang (Sumber : Sartin, 2012) Choi and Hartley Ge Wang Kriteria Sub Kriteria Kriteria Sub Kriteria Pembayaran Kondisi Keuangan Pengiriman Pencapaian pengiriman Profitabilitas dari pemasok Tingkat tariff Penyingkapan arsip keuangan Batas waktu pemenuhan pesanan Pencapaian penghargaan Pemenuhan pesanan sempurna Konsistensi Ketetapan mutu Fleksibilitas Waktu untuk menanggapi rantai persediaan Ketepatan pengiriman Fleksibilitas produksi Filosofi mutu Biaya Total manajemen fungsi Menerima tanggapan Nilai tambah produktifitas Keandalan Peningkatan keandalan produk Jaminan biaya Hubungan Hubungan jangka panjang Asset Waktu siklus uang tunai Kedekatan hubungan Hari persediaan Keterbukaan dalam komunikasi Pengembalian asset Reputasi dan integritas Fleksibilitas Perubahan volume produk Persiapan yang singkat Pengiriman yang tepat Resolusi konflik Kemampuan teknologi Kemampuan desain Kemampuan teknik Pelayanan Dukungan setelah penjualan Kemampuan penjualan Harga Inisial harga rendah
Proses penentuan kriteria dan subkriteria pemilihan pemasok bagi Zysku Xena dilakukan oleh pemilik dari perusahaan yang mempunyai peran manajemen fungsional di perusahaan ini. Kriteria dan subkriteria yang akan digunakan dalam proses pemilihan pemasok adalah sebagai berikut: Tabel 2. 2 Kriteria dan Subkriteria Terpilih No. Kriteria Sub Kriteria 1 Kualitas Konsistensi Kemampuan teknologi 2 Fleksibilitas Waktu untuk menanggapi rantai persediaan Fleksibilitas produksi 3 Pengiriman Pencapaian pengiriman Batas waktu pemenuhan pesanan Pemenuhan pesanan sempurna 4 Perilaku 5 Impresi 6 Harga 7 Pelayanan Perbaikan
5
Proses pemilihan pemasok pada penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Menurut Suryadi & Ramdhani (2000), langkah-langkah yang dilakukan dalam AHP adalah sebagai berikut: a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama. c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. d. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. f. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. g. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. h. Memeriksa konsistensi hirarki.
3. Metoda Penelitian Tahap pembuatan struktur hierarki penilaian pemasok dilakukan setelah seluruh kriteria dan subkriteria dalam pemilihan pemasok diidentifikasi. Struktur hierarki pengambilan keputusan dalam perancangan sistem outsourcing ini terdiri atas beberapa tingkatan. Setelah didefinisikan, permasalahan digambarkan ke dalam struktur hirarki sebagai berikut: Pemilihan Pemasok Zysku Xena Kualitas Fleksibilitas Perilaku Impresi Pengiriman Harga Pelayanan perbaikan Konsistensi Kemampuan teknologi Waktu untuk menanggapi rantai persediaan Fleksibilitas produksi Pencapaian pengiriman Batas waktu pemenuhan pesanan Pemenuhan pesanan sempurna ... Calon Pemasok n Calon Pemasok1 Calon Pemasok 2
Gambar 3. 1 Struktur Hirarki Pemilihan Pemasok Zysku Xena 4. Pengolahan Data dan Analisis 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem Bentuk sistem outsourcing di perusahaan adalah sebagai berikut : 6
Penentuan porsi kerja pada tiap-tiap subkontraktor (pemasok) Penerimaan barang jadi Pemeriksaan produk dan pembayaran Tahap pemberian order, negosiasi harga, negosiasi deadline, dan penyerahan kain Jumlah permintaan dari reseller dan distributor Penentuan jumlah penjualan lewat stockist Penentuan jumlah penjualan di butik dan webstore Penentuan jumlah cadangan produk Penentuan jumlah produksi Pencarian pemasok yang dinilai sesuai
Gambar 3. 2 Sistem Outsourcing di Perusahaan Melalui analisis kondisi aktual, di dalam kegiatan outsourcing yang dilakukan oleh Zysku Xena, permasalahan terbagi menjadi dua: Tabel 3. 1 Perspektif Masalah Permasalahan pada Zysku Xena Permasalahan antara Zysku Xena dengan Pemasok Perusahaan tidak memiliki sistem penilaian untuk pemasok yang valid dan kontinyu, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Proses kerjasama yang sederhana dan tidak ada surat perjanjian yang mengikat satu sama lain. Pengaturan jumlah pesanan yang berdasarkan perkiraan oleh Zysku Xena. Penerimaan order dari Zysku Xena oleh pemasok yang tidak dipertimbangkan dengan jumlah pesanan yang datang dari klien lain. Pemantauan dari Zysku Xena terhadap proses pengerjaan pesanan oleh pemasok yang tidak rutin sehingga pemasok sering kehilangan konsistensinya untuk menyelesaikan pesanan dari Zysku Xena.
4.2 Perancangan Sistem Proses perancangan sistem yang diusulkan berawal dari perbaikan sistem outsourcing di Zysku Xena saat ini. Perbaikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional terhadap sistem baru. Berangkat dari hal tersebut, disusunlah usulan perbaikan sistem atau sistem baru. Pada sistem yang baru terdapat sistem pendataan yang lebih efisien yang mempermudah pemakai sistem dalam melakukan pendataan dan peninjauan pada data- data tersebut. Sistem pendataan dilakukan dengan pengisian form, seperti form data produksi, form data pemasok, dan lain-lain. Kemudian di sistem yang baru ini terdapat 7
sistem pemilihan pemasok apabila terdapat sinyal kebutuhan akan pemasok baru. Pada tahap akhir sistem terdapat peninjauan akan kualitas dari produk-produk yang telah dibuat dan diserahkan dari pemasok ke perusahaan. Perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak diatur dalam sebuah Surat Perjanjian Kerjasama yang mana di dalamnya mengatur kewajiban kedua belah pihak dan konsekuensi pihak yang melanggar perjanjian tersebut. Selanjutnya disusunlah sistem pemilihan pemasok yang akan dipakai oleh perusahaan untuk memilih pemasok baru. Sistem pemilihan pemasok ini menggunakan software Expert Choice. Sistem pemilihan pemasok disusun ke dalam software dengan memasukkan struktur hirarki pemilihan pemasok ke dalam software. Kemudian dilakukan pembobotan kriteria dan subkriteria dengan Pairwise Comparison Judgement Matrix (PCJM) sebagai berikut:
Gambar 4. 1 PCJM Kriteria Angka berwarna hitam menunjukkan bahwa kriteria pada kolom lebih penting daripada angka pada baris dengan bobot nilai sebesar angka tersebut. Contoh, pada kolom perpotongan kolom Kualitas dan baris Fleksibilitas (berwarna kuning), tertera angka 5 berwarna hitam yang mempunyai arti kriteria Kualitas lebih penting daripada Fleksibilitas dengan bobot kepentingan 5. Kemudian, dari hasil pembobotan nilai kepentingan antar kriteria-kriteria tersebut, dapat diketahui nilai rasio konsistensi atau consistency ratio (CR) dari bobot-bobot nilai tersebut sebesar 0,02. Syarat bahwa suatu pembobotan disebut konsisten adalah memiliki nilai rasio konsistensi tidak melebihi 0,1. Nilai rasio konsistensi untuk pembobotan antar kriteria tersebut tidak melebihi CR yang bernilai sebesar 0,1. Dari hal tersebut diketahui bahwa terdapat konsistensi penilaian yang diberikan oleh responden. Kriteria Kualitas merupakan kriteria yang paling penting dalam menentukan pemasok terpilih yang sesuai dengan kebutuhan dari Zysku Xena. Kriteria terpenting selanjutnya adalah Harga, diikuti Pengiriman, Perilaku, Fleksibilitas, Pelayanan Perbaikan, dan yang paling tidak penting adalah Impresi. Selanjutnya dilakukan proses pembobotan nilai kepentingan antar subkriteria. Proses perhitungan tingkat kepentingan subkriteria yang digunakan dalam pemilihan pemasok serupa dengan proses perhitungan tingkat kepentingan kriteria pada bagian sebelumnya. Semua hasil pembobotan kriteria dan subkriteria tersebut tersimpan dalam program Expert Choice yang dapat digunakan kapan saja pemilik membutuhkan pemilihan pemasok yang tepat untuk Zysku Xena. Selanjutnya dilakukan pengujian dengan kasus pemilihan pemasok yang sedang terjadi di perusahaan. Perbandingan kondisi-kondisi antar tiap pemasok tercantum dalam tabel berikut: 8
Tabel 4. 1 Perbandingan Kondisi Antar Calon Pemasok No . Krit eria Sub Kriteria
Kondisi Kode Calon Pemasok
Skala Penilaian
ST AG ARS CT
1 3 5 7 9 1 K u a l i t a s
Konsistens i Konsistensi Kualitas - Frekuensi perbedaan kualitas (ukuran, kerapihan jahitan, detail model) pakaian dalam 1 desain (Menurut ZX) Sedang (Skor: 5) Sedikit (Skor: 7) Sedikit (Skor: 7) Sedang (Skor: 5) Sangat Banyak (Tiap pakaian berbeda kualitas) Banyak (berbeda 1 dari 10 pakaian) Sedang (berbeda 1 dari 20 pakaian) Sedikit (berbeda 1 dari 30 atau lebih pakaian) Tidak Pernah Kemampu an teknologi
Jenis Mesin Jahit Listrik (Skor: 5) Listrik (Skor: 5) Listrik (Skor: 5) Listrik (Skor: 5) Manual
Listrik
2 F l e k s i b i l i t a s
Waktu untuk menangga pi rantai persediaan
Fleksibilitas Terhadap Perubahan Waktu Pengerjaan Pesanan Fleksibel (Skor: 5) Fleksibel (Skor: 5) Tidak Fleksibel (Skor: 1) Tidak Fleksibel (Skor: 1)
Tidak Fleksibel Fleksibel
Fleksibilita s produksi Fleksibilitas Terhadap Perubahan Jumlah Pesanan Fleksibel (Skor: 5) Fleksibel (Skor: 5) Tidak Fleksibel (Skor: 1) Tidak Fleksibel (Skor: 1)
Tidak Fleksibel Fleksibel
3 P e n g i r i m a n
Pencapaia n pengirima n
Jarak Lokasi dengan Kantor ZX 6 km (Skor: 1) 3,5 km (Skor: 3) 3 km (Skor: 5) 3 km (Skor:5) > 4 km 3,1-4 km 2,1-3 km 1,1-2 km 0-1km
Fasilitas Pengantaran Pesanan Tidak ada (Skor: 1) Ada (Skor: 5) Ada (Skor: 5) Ada (Skor: 5) Tidak ada Ada
Batas waktu pemenuha n pesanan
Frekuensi Keterlambatan Pengerjaan Pesanan (Menurut Pemilik) Sedang (Skor: 5) Sedang (Skor: 5) Jarang (Skor: 7) Jarang (Skor: 7) Sangat sering (selalu terlamba t) Sering (terlambat 1 kali dari 2 kali pemesanan ) Sedang (terlambat 1 kali dari 4 kali pemesanan ) Jarang (terlambat 1 kali dari 6 kali pemesanan ) Tidak Pernah Pemenuha n pesanan sempurna
Frekuensi Terjadinya Kesalahan Pembuatan Pesanan (Menurut Pemilik) Sedang (Skor: 5) Jarang (Skor: 7) Ada (Skor: 5) Ada (Skor: 5) Sangat sering (selalu terjadi kesalaha n Sering (cacat 1 dari 10 pakaian) Sedang (cacat 1 dari 20) Jarang (cacat 1 dari 30 atau lebih pakaian) Tidak Pernah 4 Perila ku
>=Rp 81.000,0 0 Rp 76.000,00 -80.000,00 Rp 71.000,00 - Rp75.000, 00 Rp 66.000,00 - Rp70.000, 00 <=Rp 65.000,0 0 7 Pelay anan Perba ikan
Penggantian Kerusakan Pesanan Ada (Skor: 5) Ada (Skor: 5) Ada (Skor: 5) Ada (Skor: 5)
tidak ada Ada
Kemudian setelah skor para alternatif dimasukkan ke dalam sistem, keluarlah hasil rekomendasi pemasok terpilih sebagai berikut: 9
Gambar 4. 2 Tampilan Dynamic Graph Tampilan di atas merupakan fitur Dynamic Graph di dalam software. Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan mengubah nilai kriteria pada grafik sesuai dengan keinginan pemakai yang kemudian akan terlihat pengaruh dari perubahan nilai tersebut. Rekomendasi pemasok utama dapat berubah sesuai dengan perubahan nilai kriteria pada grafik. 5. Usulan Rancangan Sistem Usulan rancangan sistem multisourcing bagi perusahaan dibuat sebagai acuan dari perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan outsourcingnya ke depan. Adanya kemungkinan dalam penambahan atau pergantian pemasok/pemasok bagi perusahaan, diperlukan suatu sistem outsourcing yang dapat digunakan oleh perusahaan sesuai dengan standar dan kebutuhan dari perusahaan. Usulan rancangan berasal dari perbaikan dan pengembangan sistem outsourcing yang dilakukan oleh Zysku Xena saat ini dan sudah melewati tahap validasi dari pihak perusahaan. Di dalam sistem terdapat proses pemilihan pemasok berdasarkan nilai dari masing-masing pemasok yang dihitung menggunakan software Expert Choice. Hasil dari perhitungan tersebut merupakan urutan prioritas pemasok yang dapat dipilih oleh Zysku Xena saat perusahaan membutuhkan pemilihan pemasok. Nilai prioritas tersebut dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk menentukan sejumlah pemesanan kepada para pemasoknya sesuai dengan nilai yang keluar dari para pemasok tersebut. Alur proses dalam sistem multisourcing yang dirancang untuk Zysku Xena secara detail digambarkan dalam flowchart berikut: 10
Permintaan masuk (pre order) Penentuan perkiraan jumlah produksi Data jumlah produksi tiap item Pencarian Pemasok Data calon-calon pemasok Link ke Expert Choice Data pemasok lama Perlu pemasok baru? Memasukkan bobot perbandingan antar pemasok berdasarkan data Rekomendasi pemilihan pemasok Ya Pembuatan sampel Pemberian order kerja berkala ke tiap- tiap pemasok Negosiasi dan penyusunan kesepakatan dengan tiap pemasok Surat Perjanjian Kerjasama Pemantauan secara berkala Penyerahan barang jadi Pendataan pemasok yang terpilih ke dalam sistem data outsourcing perusahaan Pelunasan sisa pembayaran Quality Control Sudah sesuai? Ya Rujuk ke SPK Tidak Start End Evaluasi hasil pengerjaan pesanan Tidak Perlu pemilihan pemasok? Tidak Ya
11
Menurut pemilik perusahaan, ada kebutuhan akan pendataan dan adanya dokumentasi data- data pemasok dibutuhkan oleh perusahaan. Pada sistem outsourcing lama pun ada sistem pendataan namun hanya sebatas rencana jumlah produksi dan aktualisasi. Tidak terdapat pendataan pemasok dan pendataan nilai calon pemasok. Sistem pendataan pada sistem baru berbentuk pengisian form yang mana data-datanya dapat ditinjau kembali apabila diperlukan. Sistem pendataan yang berbentuk form-form di dalam software Ms. Excel lebih mudah digunakan oleh pemakai karena adanya kemudahan untuk penghisian serta peninjauan data- data tersebut. Dengan adanya data-data tentang pemasok, seperti data kapasitas produksi, perusahaan dapat menentukan jumlah pesanan kepada para pemasok tersebut sesuai dengan kinerja dari masing-masing pemasok, tidak hanya berdasarkan perkiraan oleh pemilik perusahaan dan pihak pemasok. Kemudian, sistem pemilihan pemasok yang dirancang berbasiskan model AHP sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan suatu sistem pemilihan pemasok yang menghasilkan keputusan yang efektif. Pada sistem pemilihan pemasok yang diterapkan perusahaan saat ini, hasil keputusan yang diambil sulit untuk diukur keefektifannya karena hanya berdasarkan perkiraan dari pengguna sistem yaitu pemilik perusahaan. Tidak ada indikator yang menunjukan bahwa keputusan yang diambil sudah efektif atau paling tidak mencerminkan tingkat kepuasan pihak perusahaan sebagai pengguna jasa pemasok. Pada sistem pemilihan pemasok yang terdapat di dalam sistem outsourcing yang dirancang sebagai sistem usulan bagi perusahaan dalam memilih pemasoknya, terdapat suatu indikator yang dapat mengukur hal-hal yang bersifat intangible, yakni tingkat keefektifan dari hasil keputusan yang diambil. Indikator tersebut yakni total nilai dari pemasok terhadap seluruh kriteria yang menjadi aspek penilaian dalam menentukan pemasok terpilih yang sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan perusahaan. 6. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Rancangan sistem baru menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam sistem lama. Sistem baru lebih terstruktur dan mempunyai sistem penilaian pemasok yang lebih objektif. Pada sistem baru terdapat sistem pendataan yang akan mencegah terjadinya kelalaian dalam kegiatan produksi di Zysku Xena. Kelalaian jumlah produksi, pemilihan pemasok yang tepat, serta kelalaian pengawasan dapat terselesaikan dengan sistem yang baru. Model keputusan pemilihan pemasok yang dirancang mampu menyelesaikan permasalahan pemilihan pemasok yang bersifat multikriteria dan multipartisipan dalam penelitian ini. Hal tersebut terbukti dari pengujian sistem terhadap kasus pemilihan pemasok baru yang sedang dihadapi oleh Zysku Xena pada saat ini. Hasil rekomendasi keputusan yang didapatkan dari sistem divalidasi oleh pemilik Zysku Xena sebagai hasil yang valid dan terbaik. Analisis sensitivitas sistem pemilihan pemasok pun menunjukan bahwa sistem sensitif terhadap hasil dari rekomendasi alternatif terpilih dengan pengaruh perubahan nilai kriteria terhadap perubahan hasil prioritas pemilihan alternatif. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian serupa selanjutnya antara lain: a. Bentuk keseluruhan rancangan usulan sistem yang dibuat hingga berupa prototipe, mulai dari sistem pendataan rencana produksi, pendataan pemasok, hingga pembuatan Surat Perjanjian Kerja, dan Surat Pemberian Order. 12
b. Rancangan sistem yang dibuat lebih baik lagi jika berbentuk suatu program dengan user interface yang memberikan kemudahan dalam proses input data dan lebih mudah digunakan secara keseluruhan. c. Pengujian terhadap sistem dilakukan secara keseluruhan mulai dari perencanaan hingga evaluasi sehingga validasi sistem lebih valid secara obyektif.