Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Biosintesis Metabolit Sekunder
Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari go Iongan senyawa yang
bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada tiga jalur,
yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asarn mevalonat.
1. JaIur asam asetat
Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan bersarna
berdasarkan pada biosintesisnya. Keanekaragaman struktur dapat dijelaskan sebagai turunan
rantai poli--keto, terbentuk oleh koupling unit-unit asam asetat (C
2
) via reaksi kondensasi,
misalnya

n CH
3
CO
2
H [CH
3
C0]
n
-


Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika
makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli--
keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan -oksidasi
dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi
Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai
poli--keto yang cukup (Gambar 37). Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam
biosintesis asam Iemak belum terungkap secara rinci. Namun demikian, dalam pembentukan
asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas.
Mengenai reaksi-reaksi yang terjadi pada jalur asam asetat tercantum dalam Gambar 36.

2. Jalur asam sikimat
Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik, utamanya L-
fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam mikroorganisme dan
tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan
asam amino



Gambar 3 6. Biosintesis via jalur asetat (Dewick, 1997)


esensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam
sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum
perannya dalam metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu
dari Escherichia coli. Adapun contoh reaksi yang terjadi dalam biosintesis asam polifenolat
tercantum dalam Gambar 3 7. Dalam biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga
terjadi zantara asam korismat.

Gambar 3 7. Jalur sikimat dalam biosintesis asam polifenolat (Dewick, 1997)



3. Jalur asam mevalonat
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam
produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C
5
) yang bergandengan dalam model kepala ke
ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh
jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA). Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.

Gambar 3 8. Jalur asetat dalam pembentukan IPP yang merupakan batu bata pembentukan
terpenoid via asam mevalonat (Dewick, 1997)
Dalam makalah ini, kami akan lebih memfokuskan pada biosintesis asam shikimat


BAB II
ALUR ASAM SHIKIMAT
Suatu senyawa yang tak terduga pentingnya, diisolasi pada tahun 1885 dari buah Illicium
religiosum. Senyawa itu diberi nama asam shikimat(shikimic acid), suatu nama yang berasal dari
kata shikimi-no-ki, yaotu suatu jenis tanaman dalam bahasa jepang. Asam shikimat didapatkan
dari suatu penyelidikan yang mendalam oleh para peneloti setelah itu, dan itu merupakan suatu
zat antara kunci dalam biosintesis asam asam amino aromtik, L-fenilalanin, L- tirosin dan L-
triptofan, pada tanaman dan mikroorganisme ( hewan tingkat tinggi tidak dapat
mensintesis de novo melalui alur ini).
Alur biosintetik melalui asam shikimat ke asam-asam amino aromatic, diperlihatkan
dalam skema 5.1. (asamnya disajikan sebagai anion) dan disebut jalur asam shikimat atau alur
shikimat. Asalnya adalah metabolisme karbohidrat dengan beberapa sifat yang menarik, yang
sebagian besar diketahui dari penyelidikan yang rinci atas tahap-tahap yang dilalui. Tahap
pertama adalah kondensasi tipe aldo stereospesifik antara fosfoenolpirupat dan D-eritrose-4-
fosfat yang menghasilkan 3-deoksi-D-arabinoheptulosonat 7-fosfat(5.3;DAHP), di mana
penambahan terjadi pada muka-si dari ikatan rangkap pada (5.1) dan muka-re dari gugus
karbonil pada (5.2)
Penutupan cincin pada DAHP menghasilkan dehydroquinic acid (DHQ). Mekanisme
untuk reaksi ini digambarkan dalam skema 5.3, dimana disamping reduksi dan oksidasi, terjadi
eliminasi-syn fosfat anorganik, dan pada langkah terakhir diikuti dengan suatu reaksi aldol
intramolekuler, melalui suatu suatu status transisi mirip kursi(5.11). DHQ mengalami
dehidrasi reversible dan menghasilkan asam dehidrosikhimat. Penambahan dan eliminasi air
berlangsung secara cis yang tidak lazim dan dipostulasikan terjadi dalam urutan dua langkah,
yang melibatkan enamin, yang dibentuk melalui gugus-keto dalam.
Terdapat dua langkah dari asam shikimat (5.7) ke 3-fosfat (5.8). kondensasi dengan
fosfoenolpiruvat (5.1) menghasilkan (5.9). jenis reaksi biologis ini sifatnya unik, karena hanya
satu contoh lain saja yang diketahui. Mekanisme yang terjadi, disajikan pada skema 5.4. Dari
penyelidikan pelabelan diperoleh hasil bahwa reaksi penambahan mempunyai sterokimia yang
berlawan dengan langkah eliminasi yang terakhir tadi.
Eliminasi 1,4- konjugat asam fosfor mengubah (5.9) menjadi khorismat (5.10), suatu
reaksi yang telah ditunjukan melibatkan eliminasi trans dari dua gugus yang hilang [hilangnya
(6-pro-R)-hidrogen].
Barangkali jalur shikimat mestinya disebut alur khorismat (chorismate), karena pada
asam khorismatlah (5.10) garis tunggal biosintesis terpecah menjadi beberapa garis yang
terminalnya adalah asam asam amino aromatic vital dan senyawa senyawa yang beragan
lainnya. Namun tampaknya biosintesis beberapa metabolit microbial tertentu (bagian 7.6.1)
dapat bergeser dari garis utama, pada suatu tahapan yang dekat dengan asam dehidrokuinat (5.4).
Aminasi asam khorismat (5.10) terjadi melalui asam anthranilat (5.13) ke triptofan (5.14).
pembentukan fenilalanin (5.17) dan tirosin (5.18), sebaliknya berlangsung melalui asam prefenat
(5.16), yang pembentukannya dari asam khorismat (5.10) = (5.15) melibatkan penyusunan-ulang
clasien yang merupakan suatu contoh biologis yang unik. Reaksi yang sama dapat juga dicapai
dengan pemanasan larutan asam khorismat berair, akan tetapi perhitungan menunjukan bahwa
enzim (khorismat mutase) dari Aerobacter aerogenes meningkatkan laju reaksi (pada pH 7,5 dan
37 C) sampai 1,9 x 10 6 kali, dibandingkan dengan reaksi termal biasa. Reaksi enzim ini
tampaknya bukanlah reaksi yang terpadu, tetapi melibatkan pengaturan-ulang yang bertahap
seperti yang digambarkan dalam skema 5.5
Suatu route dari asam khorismat melalui asam isokhorismat telang diketengahkan untuk
biosintesis asam asam amino m-karboksi, misalnya (5.20), yang terdapat pada tanaman
tumbuhan tingkat tinggi. Pada bakteri, asam salisilat (5.21) juga diturunkan dari (5.19). pada
mikroorganisme, merupakan suatu hal yang menarik untuk dicatat bahwa aromatisasi zat antara
alur asam shikimat dapat terjadi setelah [ seperti untuk (5.21)] atau sebelum asam khorismat
(5.10). Ini berjalan, sebagai contoh, dari asam dehidroshikimat ke protocatechuic acid (5.22).
aromatisasi dengan cara ini memungkinkan senyawa fenolat, melalui route yang berbeda dari
route yang melalui poliketida dan, pada tanaman, melalui asam asam amino aromatic.
Pada tanaman tingkat tinggi, polimer lignin, dan berbagai metabolit sekunder aromatic
terutama alkaloid-alkaloid dan flavonoid di bentuk dari asam asam aromatic, L- fenilalanin dan
atau L-tirosin [untuk beberapa jenis alkaloid seperti juga beberapa metabolit microbial, triptofan
adalah sumber dari cincin-cincin aromatiknya]. Terdapat alur alur metabolit yang sama dari
fenilalanin, dan pada beberapa tanaman, tirosin ke zat antara fenilpropanoid (C6-C3). Langkah
pertama dari fenilalanin meliputi ensim L-fenilalanin ammonia liase (yang dikenal juga sebagai
PAL), suatu ensim yang tersebar luas dan sangat dikenal. Eliminasi ammonia berlangsung dan
menghasilkan cinnamic acid (5.23). proses ini meliputi hilangnya (3-pro-S)-proton dari L-
fenilalanin (5.17) dan makanya muncul dalam wujudnya anti [L-tirosin armonia liase berfungsi
memindahkan juga (3-pro-S)-proton dalam tirosin].
p-Coumaric acid (5.24) adalah produk yang dihasilkan melalui penghilangan ammonia
dari tirosin . yang lebih umum lagi, asam ini berasal dari hidroksilasi cinnamic acid (5.23) yang
dibentuk melalui pembuangan ammonia dari fenilalanin, hidroksilasinya diikuti oleh pergeseran
NIH yang biasa (bagian 1.3.2) baik untuk para-hidroksilasi maupun ortho-hidroksilasi. Sampai
dua gugus hidroksifenolat yang selanjutnya dapat diintroduksikan pada (5.24), skema 5.6.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam sikimat merupakan suatu asam yang ditemukan dalam tanaman IlIicium
sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk
dalam mutan tertentu dari Escherichia coli.
Alur biosintetik melalui asam shikimat ke asam-asam amino aromatik. Asalnya adalah
metabolisme karbohidrat dengan beberapa sifat yang menarik, yang sebagian besar diketahui dari
penyelidikan yang rinci atas tahap-tahap yang dilalui.
Terdapat dua langkah dari asam shikimat ke 3-fosfat kondensasi dengan fosfoenolpiruvat
dan alur khorismat.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami
menerima saran yang membangun untuk melengkapi kekurangan makalah ini.


Bosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan senyawa yang bersangkutan.
Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat,
jalur asam sikimat, dan jalur asarn mevalonat.
1. JaIur asam asetat
Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan bersarna berdasarkan pada
biosintesisnya. Keanekaragaman struktur dapat dijelaskan sebagai turunan rantai poli--keto, terbentuk
oleh koupling unit-unit asam asetat (C2) via reaksi kondensasi, misalnya

n CH3CO2H [CH3C0]n
Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika makrolida, dan senyawa
aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli--keto dapat digambarkan sebagai
sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan -oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2
molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi
dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli--keto yang cukup (Gambar 37). Akan tetapi studi tentang
enzim yang terlibat dalam biosintesis asam Iemak belum terungkap secara rinci. Namun demikian, dalam
pembentukan asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas.

2. Jalur asam sikimat
Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik, utamanya L-fenilalanin. L-
tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak
berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan asam amino

esensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam sikimat,
suatu asam yang ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam
metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari Escherichia coli. Adapun
contoh reaksi yang terjadi dalam biosintesis asam polifenolat tercantum dalam Gambar 3 7. Dalam
biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi zantara asam korismat.

3. Jalur asam mevalonat
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam produk alami yang
diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail),
sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic
acid : MVA). Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai