Anda di halaman 1dari 8

Kucing dan Anjing 3

Suasana Jawa Timur, Kediri tidak seperti sebuah kampung yang aku
bayangkan. Di Pare ini bisa dibilang sebuah wilayah samping perkotaan yang
banyak sekali tempat bimbingan belajar bahasa dari bahasa inggris, prancis, jepang
hingga mandarin. Aku dan Kejora akan berpisah dengan Mba Ucit karena dia akan
mencari tempat tinggal khusus perempuan tetapi kami masih diperbolehkan untuk
main ke sana. Kejora meminta nomer HP Mba Ucit yang mana suatu saat nanti kita
membutuhkan bantuan Mba Ucit. Aku dan Kejora dibingungkan dengan pilihan
tempat kursus yang banyak di pinggiran jalan. Bintang, mau yang mana? Kejora
bertanya kepadaku. Yang penting sih ada sekalian tempat tinggal. Jadi tempat
kursusnya yang udah nyediain tempat tinggal Jawabku dengan terus berjalan. tuh
yang itu kayaknya rame, deket sama masjid balas Kejora. Akhirnya, kami melihat
sebuah tempat kursus yang tidak jauh dari jalan utama. Tempat itu adalah
Awareness yang artinya kesadaran. Kami berdua masuk kedalam tempat tersebut
dan mencoba bertanya mengenai fasilitas dan paket belajar yang ada. Mba, disini
masih menerima murid kursusan engga mba? tanya Kejora. ohh, iyah masih
jawab Mba penjaga meja tamu. Kalau disini menyediakan tempat tinggalnya juga
engga mba?. bisa, jadi kita ada paket 500 ribu untuk tempat tinggal satu kamar
mungkin 4 atau 5 orang. Nanti kalian dapat pelajaran Speaking, Accent, dan
Grammar. Kalau masalah jadwal bisa diatur sendiri jadi bisa milih dan itu satu bulan
programnya. ohh, iya boleh tuh mba. Kami pun memesan paket itu dan semua
administrasi yang dibutuhkan langsung kami lengkapi. Setelah dari tempat
pemasaran, kami ditunjukan tempat kami tinggal oleh mas Bimo yang mana dia
adalah salah satu pengajar dari tempat bimbingan tersebut. Tempatnya tidak jauh
dari tempat kami akan belajar bahasa Inggris hanya masuk gang sedikit dan terjejer
dua rumah yang memang disewakan untuk tempat tinggal dan tiga rumah lagi
sebagai tempat bimbingan belajar. Saat masuk kedalam rumah, mas Bimo
menunjukan kamar aku dan Kejora Nah, Ini kamar kalian, kalian berdua di sini tapi
nanti juga ada yang dateng lagi. ohh, jadi kita kebagian yang satu kamar berempat
atau berlima mas? tanyaku pada mas Bimo. kalian yang sekamar berempat, jadi
satu rumah ini ada lima kamar semuanya berempat. Kalau yang rumah satu lagi itu
satu kamar berlima tapi sudah penuh. okay mas makasih. nanti ada mas Rohman
dia sebagai penanggung jawab dari kelompok orang yang ada dirumah ini, kalau
mau tanya-tanya ke dia aja. oh siap mas jawab kami berdua. Kami berdua
langsung membereskan barang bawaan kami dan bersiap untuk istirahat sejenak
dan kami akan melihat-lihat sekeliling rumah untuk saling berkenalan dengan orang-
orang seisi rumah yang kini kosong karena kata mas Bimo mereka semua sedang
ada pembelajaran awal. Kami termasuk orang yang telat mendaftar, oleh karena itu
kami tidak ikut pembelajaran awal.
Adzan magrib berkumandang, suhu malam kota kediri yang tidak terlalu
dingin bahkan bisa dibilang sedikit panas membuat diri ini selalu merasa haus. Aku
dan Kejora yang baru saja shalat di masjid dan membeli makanan dari luar melihat
rumah tempat tinggal kami yang sudah terang oleh cahaya lampu dan tampak sudah
ramai di dalamnya. Saat kami masuk ke dalamnya, kami disambut hanggat dan kami
bercengkraman satu sama lain untuk saling mengenalkan diri. Kami bertemu dengan
Mas Rohman yang menyapa kami hello, my name is Rohman, saya sebagai
penanggung jawab kalian di rumah ini. Saya harap setelah perkenalan ini, kalian
harus membiasakan berbicara menggunakan bahasa Inggris. yes, sir semua
penghuni rumah serentak menjawab Mr. Rohman. Aku dan Kejora masuk kedalam
kamar bersiap untuk istrahat karena hari sudah cukup malam. Bunyi-bunyian Kucing
berkelahi menggangu istirahat malam pertamaku di sini. Meskipun berisik, tidak ada
satupun orang yang ingin menyiram kucing-kucing itu untuk menghentikan
kebisingan mereka. Aku mencoba untuk tidur namun tidak bisa karena aku sedikit
cemas mengenai Wulan karena dia tidak memberitahukan kabarnya kepadaku satu
hari itu. Meskipun aku tidak tau apa yang harus dicemaskan. Mencoba bertahan dari
sepinya hari meskipun di luar terdengar banyak kucing yang saling bersahutan yang
jelas aku tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Aku mencoba untuk
terakhir kalinya menutup mata dan akhirnya aku pun tertidur ditemani suara kucing.
Matahari menjemput pagi aku pun terbangun dari mimpi dan bersiap menghadapi
hari. Kejora yang masih tertidur pulas hingga membuat beberapa pulau indonesia
dibantalnya. Aku mencoba membangunkannya Kejora, Bangun udah pagi hey. Mau
ngambil belajar jam berapa terus hari apa aja?. ehhmm, kamu mandi dulu aja broo
jawab Kejora yang mencoba bangun dari tidurnya. Aku pun lekas mandi dan bersiap
untuk memulai hari-hari yang baru berada di Kediri Jawa Timur. Setelah kami
berdua telah siap, kami pun beranjak dari rumah ke tempat kursus yang tidak jauh
dari rumah. Pantas saja kamu males-malesan tadi Kejora. hahaha, iyah deket sih.
Kami mengambil pelajaran Grammar di hari Selasa pagi dan Rabu Sore, Accent di
hari Rabu Pagi dan Senin Sore, dan Speaking di hari Kamis dan Jumat pagi. Setiap
hari jika tidak ada pelajara kami terbiasa nongkrong di depan rumah saat pagi hari,
siang harinya diisi dengan tidur atau mencoba keluar dari rumah untuk main ke mba
Ucit atau hanya sekedar jalan-jalan, dan pada malam hari, kami sesekali jalan-jalan
keluar untuk mencari suasana malam di kota Kediri. Sudah lima hari aku berada di
sini tetapi Wulan belum juga memberikan kabar atau mencoba untuk berkomunikasi
dengan diriku. Aku yang penasaran, akhirnya memberikan kabar terlebih dahulu
kepadanya dengan sms ihhk, Kamu engga ada kabar atau ngesms minimal.
Hahaha. Sms yang aku kirim padanya tidak langsung terbalas, membuat hati dan
otak berkolaborasi rasa aneh yang mungkin tidak bisa di deskripsikan dengan jelas.
Rasa rindu yang dibalut dengan cemas dan sedikit kesal karena sms yang aku kirim
lama untuk dibalas. Mungkin karena bosan tidak ada kerjaan yang harus dikerjakan
selain menunggu sms darinya, aku pun bisa dibilang galau yang tidak jelas asal
usulnya. Dua jam sudah terlewat, muncul satu sms yang aku tebak pasti dari dia.
Saat ku lihat ternyata sms dari provider yang mengucapkan selamat, anda
mendapatkan iring ADERA- lebih indah dengan mengetik iring kirim ke nomor di
bawah ini. Ternyata aku lebih sering dapat kabar dari provider dibandingkan dengan
dia. Saat malam tiba sms dari Wulan pun muncul MBB, tadinya aku mau ngesms
duluan, hahaha. Tapi bingung mau sms apa. Rasa bingung bercampur senang
karena akhirnya dia membalas smsku, terkadang ingin aku membalasnya dengan
sms super lama tetapi semua itu percuma karena aku tidak bisa melakukan hal yang
sama pada dirinya. Aku pun membalas smsnya tanpa delay sedikitpun yaudah
engga apa-apa, lagian buat aku yang penting ada kabar dari kamu. aku baik-baik
aja kok. Haha, gimana disana seru?. iyah, maksud aku bukan mengenai keadaan
juga, lebih ke membuat komunikasi satu sama lain. Mau yang GJ juga engga apa-
apa. hahaha. Maaf, iyah aku cuman bingung aja mau sms apa tadi. iyaudah
engga apa-apa. Malam itu Aku kembali bersmsan dengan Wulan. Rasa negatif
yang muncul mulai memudar tetapi tetap tidak terhindar untuk merasa kesal pada
dirinya.
Hari-hari di Kediri terus terulang, rasa bosan dan rindu mulai memuncak
membuat diri ini seakan tersiksa oleh sebuah kebosanan. Tuhan sangat tau
bagaimana dia menyiksa seorang manusia tanpa harus mengunakan siksaan fisik
melainkan menggunakan siksaan psikis. Kejora hanya bisa menjadi teman sharing
yang sekarang sudah mulai disibukan oleh mba Ucit. Wulan pun masih sama, dia
jarang sekali mengirimi sms terlebih dahulu karena terkadang seorang laki-laki
merasa dibutuhkan saat dia di sms terlebih dahulu oleh orang yang dia suka. Selain
itu, aku merasa sangat menganggur seakan tidak ada artinya disaat aku ada
disisinya ataupun tidak. Pikiran-pikiran negatif selalu muncul tetapi sebenarnya aku
tidak ingin mengucapkannya kepada dirinya. Tetapi mungkin malam itu adalah
waktu yang tepat sebelum aku tenggelam dalam sendu dan tidak bisa kembali.
Wulan, aku mau nanya kalau aku sebenarnya ada engga sih dibagian hidup
kamu?,soalnya aku merasa ada atau tidak ada aku. Kamu masih biasa-biasa aja.
Wulan hari itu membalas dengan cepat ya ada lah, emang kenapa?. aku merasa
dianggurin sama kamu, soalnya kamu engga sms-sms gitu, maksud aku ngbrol
mungkin lewat sms sama aku. hahhaha. Lagian kita kan harus saling percaya gitu
satu sama lain. Tenang aja kok aku pasti bilang ke kamu kalau ada apa-apa.
bukan itu maksud aku, mungkin kamu bisa make basa-basi buat mulai ngbrol di
sms gitu. Soalnya aku merasa seneng kalau kamu sms tuh, cukup kamu SMS
bintang~ itu udah cukup buat aku. ihk, kamu jadi aneh gini. ennga, aku sempat
berpikir hubungan pertemanan aja kalau kita jarang berkomunikasi maka akan ada
jarak dari hubungan pertemanan itu, apa lagi yang sedang pdktan Sms pada malam
itu sangatlah emosinal, terlebih lagi dia terkadang menyinggung mengenai seorang
laki-laki tidak bisa menjadi seorang teman jika berhubungan dengan seorang
perempuan. Apa-apa yang dia katakan terkadang membuat aku merenungi apa
yang telah aku lakukan apa yang aku lakukan itu benar yah, tapi itu untuk
melegakan rasa yang ada dihati dan dipikiran ini.
Yang berlalu biarlah berlalu dan hari pun semakin cepat melaju, semua sudah
terlewati tetapi Wulan seakan lebih menjauh meskipun besok adalah hari aku pulang
kembali ke tanah parahyangan. Di otakku kali ini hanya lah ingin pulang dan
bertemu orang-orang yang berada disana terutama keluargaku dan Wulan. Malam
itu pula aku berbicara dengan kucing meskipun dia hanya mengatakan miow.
Kucing itu seakan mengerti apa yang aku katakan. Dia membuat aku berpikir
kenapa aku harus membuat Wulan peduli pada aku yah. Aku bukan siapa-siapa
Wulan dan mungkin dia juga berpikiran hal yang sama. Kucing itu meninggalkan aku
sendiri, seakan memberikan waktu untuk diriku berpikir. Aku mulai bercermin pada
diri sendiri bahwa kata Kejora, aku terlalu posesif tetapi aku merasa tidak seperti itu
karena aku hanya ingin menunjukan rasa peduli aku padanya dan memang ingin
berbincang dalam sms bersama dia dengan menanyakan beberapa hal yang
mungkin basi seperti dimana, kemana aja, lagi ngapain. Mungkin dalam posisi ini
aku salah karena setiap orang berbeda, ada yang suka dengan dia diperhatikan
setiap harinya dan ada pula yang merasa terganggu jika ditanya hal yang sama
setiap harinya. Aku mencoba untuk merubah sikap dengan kembali ketempat tidur
dan meminta ke pada tuhan yang berada di atas dan tau segalanya. Tuhan, besok
aku akan kembali ke rumah, aku harap bisa mengembalikan segala rasa yang
pernah aku dapat dan aku harap bisa membuat diriku menjadi orang yang bisa
menyesuaikan diri. Kucoba menutup mata dan ternyata berdoa sebelum tidur
adalah salah satu hal yang bisa membuat kita mudah untuk tidur. Keesokan harinya,
kami diantar mba Ucit sampai stasiun untuk naik kereta ke arah Bandung. Mba Ucit
tidak ikut dengan kami karena dia harus berada di Kediri selama dua bulan. Aku dan
Kejora melambaikan tangan ke arah mba Ucit sebagai lambang selamat tinggal dari
jendela kereta. Kereta sudah mulai berjalan kami pun bersiap untuk perjalanan satu
hari dalam kereta. Aku mencoba menengok kembali ke arah mba Ucit yang sudah
sedikit jauh dari stasiun dan ternyata dia sedang berjalan bersama kucing-kucing
yang berada di stasiun. Aku tidak berbicara hal itu pada Kejora karena pasti dia
tidak percaya denganku mengenai kucing-kucing itu. Seekor kucing adalah suatu
hewan yang menurutku agak sedikit mistis tetapi ya sudahlah. bro, kata kamu mba
Ucit cantik engga? tanya Kejora padaku. cantik, kenapa emang? jawabku. tapi
mantes engga yah, dia udah kuliah tapi aku masih sma. ahh, mantes-mantes aja.
Kenapa engga bro. wah, kamu paling bisa nyemangatin aku Bintang. hahha. Aku
dan Kejora berbagi tawa dan melupakan segala kesedihan yang terjadi saat berada
di sana. Kami yang sudah bisa membayangkan bagaimana kita akan sampai di
stasiun Kircon dan apa yang akan kita lakukan setelah itu. Jam terus berlalu kembali
kita disajikan oleh pemandangan-pemandangan perjalanan kereta. Mengisi waktu
dalam kereta dengan bercerita, tidur dan memakan-makanan yang kami bawa untuk
perjalanan. Kadang pula kami membeli beberapa makanan yang disajikan pedagang
kereta karena kita menggunakan kereta ekonomi. Stasiun demi stasiun terlewat dan
mungkin kami sudah lebih dari setengah hari duduk di dalam kereta. Akhirnya
terdengar suara dari peminta karcis yang tidak begitu jelas berkata stasiun Batu
yang kami yakin itu sudah dekat dengan stasiun Rancaekek. Tanyaku pada Kejora
ehh, tadi denger engga udah di stasiun apa?. Cibatu, Mungkin. Tapi saya tau
dimana kita harus turun Kejora menjawab dengan ragu. hahaha, kita hanya bisa
ketawa. Setelah lima jam dari stasiun cibatu, kami menatap keluar melihat jalan
yang kiranya kita tau dimana itu berada. bentar lagi bro bisik Kejora kepada ku.
allhamdulillah. Peliut kereta berbunyi menandakan kita telah tiba di stasiun
Kiaracondong. Kami turun di situ dan telah dijemput pula kami oleh keluaga kami
yang telah menunggu cukup lama untuk kedatangan kami. Kami pun pulang ke
rumah masing-masing dan beristirahat dengan nyaman karena tidak ada yang lebih
nyaman dibandingkan rumah sendiri.
Esok harinya aku mengajak makan Wulan tetapi kita berdua tidak tau dimana
tempatnya. Akhirnya, kita memutuskan untuk bertemu terlebih dahulu di rumahnya
dan membicarakan di mana kita makan. Saat aku ke rumahnya dan bertemu
denganya, semua rasa negatif yang aku ingin ungkapkan pada dirinya menghilang
begitu saja. Aku tidak tau apa yang telah terjadi seakan-akan aku tidak memiliki
masalah ketika bertemu dengan dirinya karena semua terasa nyaman saat dia
kembali menampakan wajahnya. Kami berdua memutuskan untuk bejalan-jalan
mengelilingi kota Bandung karena tidak tau dimana tempat yang akan kita kunjungi.
Pada akhirnya kami makan disuatu tempat yang cukup ramai tetapi nyaman untuk
dipakai mengobrol. Disana aku tidak bisa berbicara banyak mengenai apa yang
telah terjadi selama kami berhubungan. Sedangkan Wulan nampaknya sangat
kecewa padaku atas apa yang telah aku perbuat. Aku hanya bisa meminta maaf
karena sebenarnya bukan maksudku untuk menyakiti dirinya dengan apa yang telah
aku katakan. Aku yang mungkin tidak akan menyerah untuk mendapatkan dirinya
jika dia tidak bilang kalau dirinya tidak ingin lagi ada diriku disampingnya. Jadi hanya
kata maaf yang aku katakan dan penjelasan-penjelasan kenapa aku seperti itu.
Mungkin wanita ingin dimengerti lebih dan sama halnya dengan laki-laki. Memang
kami berbeda tetapi dengan perbedaan kami saling melengkapi. Semua hal yang
pahit kembali ditutup dengan hal yang manis yaitu janji kelingking untuk tidak saling
mempermasalahkan hal yang seharusnya bukan sebagai masalah yang besar. Ini
bukan akhir cerita karena sebuah cerita tidak akan pernah berhenti. Cerita akan
terus berputar dan aku melihat seekor kucing hitam yang tiba-tiba tersenyum padaku
dan dia keluar dari tempat makan. Dia seakan bahagia melihat kami yang kembali
bisa tersenyum dalam satu meja makan.

Anda mungkin juga menyukai