Anda di halaman 1dari 23

1

PERAWATAN PULPA GIGI DESIDUI PADA PASIEN DENGAN MULTIPEL


KARIES DI DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG:
LAPORAN KASUS
PENDAHULUAN
Penyakit pulpa baik pada anak maupun pada pasien dewasa merupakan
masalah yang harus segera ditangani agar tidak berlanjut menjadi penyakit yang
lebih parah. Penyakit pulpa pada anak bermacam-macam beberapa diantaranya
adalah pulpitis yang dibagi menjadi pulpitis reversible dan pulpitis irreversible
serta nekrosis pulpa. Perforasi pada pulpa yang menyebabkan terjadinya
penyakit pulpa dapat disebabkan karena adanya karies yang terlalu dalam dan
trauma mekanis pada saat preparasi kavitas.
Perawatan penyakit pulpa pada anak tergantung penyakit dan tingkat
keparahan penyakit pulpa yang dialami oleh pasien. Tujuan dasar perawatan
pulpa pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa
sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal di sekitarnya serta
mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh
jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak ada tanda-tanda patologis yang lain.
Faktor pertimbangan khusus diperlukan pada saat memutuskan rencana
perawatan yang sesuai untuk gigi geligi sulung yaitu untuk mempertahankan
panjang lengkung rahang.
1,2,3
Semua ini diperlukan pengetahuan pulpa baik
kondisi dan perawatannya dan juga kepentingan gigi kearah perkembangan
okiusal, dan lebih jauh lagi benih gigi pengganti tidak mendapat gangguan resiko
atau jejas dan infeksi pulpa atau periradikulair gigi desidui.
3
Perawatan pulpa pada gigi sulung ada beberapa macam yang mana
masing-masing mempunyai indikasi dan kontraindikasi. Beberapa diantaranya
adalah: pulp capping (direct, indirect), pulpotomi, pulpektomi.
3
Pulpektomi
biasanya dianggap tidak praktis karena sulit untuk mendapatkan arah masuk ke
saluran akar pada mulut anak-anak yang kecil karena kompleksnya saluran akar
gigi molar sulung.
4
Dalam kasus ini akan dibahas mengenai pulpotomi,
pulpektomi pada dua pasien anak yang berbeda.
2

Banyaknya kunjungan pada anak sering sekali membuat pasien tidak
kooperatif dan sering juga kesibukan orang tua yang menyebabkan perawatan
pulpa pada anak sering mengalami kegagalan. Keberhasilan suatu perawatan
dibidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal antara lain adanya
bimbingan orang tua terhadap anak yang dipengaruhi oleh motivasi orang tua
dalam berperilaku sehat, kerjasama antara dokter gigi pasien anak dan orang tua
juga berperan penting dalam keberhasilan perawatan gigi anak oleh karena
masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa masalah penanganan
kesehatan gigi dan mulut anak merupakan tanggung jawab dokter gigi sehingga
dianggap peran orang tua hanya sebatas pengantar ketempat praktik atau rumah
sakit tanpa ingin terlibat lebih jauh dalam edukasi kesehatan gigi anak.
5,6
Oleh
karena itu sangat diperlukan kerja sama antara dokter gigi, orang tua dan anak
itu sendiri agar perawatan berhasil.
7
LAPORAN KASUS 1
Pasien anak usia 6 tahun datang ke RSP UB dengan keluhan gigi bawah
kanan sering sakit, serta terdapat banyak gigi lain yang rusak. Status OH pasien
buruk. Tidak ada riwayat alergi dan kesehatan medis lain. Pasien dapat diajak
berkomunikasi dengan baik serta mudah saat dibawa ke dokter gigi dan saat ni
merupakan pengalaman pertama pasien datang ke dokter gigi . Selama ini
pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk yang dapat mengganggu keadaan gigi
geliginya.
Pemeriksaan ekstraoral tidak menunjukkan adanya kelainan.
Pemeriksaan intra oral menunjukkan gigi karies multipel pada gigi
55,54,53,52,51,61,62,64,65,74,75,84,85 dan terjadi resorpsi fisiologis gigi 71,81
(goyang 2).
3


Gambar 1. Odontogram Kasus 1

Gambar 2 Intra Oral Tampak Labial

Gambar 3 Intra Oral Rahang Atas dan Rahang Bawah
Rencana perawatan yang akan dilakukan adalah:
1. Informasi kepada orang tua,
2. DHE,
3. Topical aplikasi fluor,
4

4. Fissure sealant pada gigi 36 dan 46,
5. Tumpatan GIC pada 55,54,53,62,74,52,51,61,
6. Pulpotomi +SSC pada gigi 84,
7. Pulpektomi +GIC pada gigi 64,65,75,
8. Ekstraksi 85 dilanjutkan dengan perawatan space maintainer,
9. Ekstraksi gigi 71,81.
Perawatan Pulpotomi pada Elemen Gigi 84
Visit Tahapan Pekerjaan
1 Anamnesa
Pemeriksaan klinis: test vitalitas (+), perkusi (-), palpasi (-)
Foto diagnose

Isolasi daerah kerja
Pembersihan jaringan karies
Reisolasi
Devitalisasi pulpa dengan caustinerf pedodontic+eugenol yang diletakkan
dengan cotton pellet
Tumpat sementara degan cavit
2

Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Test vitalitas: (-)
Open bur hingga seluruh atap pulpa terbuka
Pembersihan jaringan pulpa dalam ruang pulpa hingga terlihat orifice
Reisolasi, ruang pulpa dikeringkan
Sterilisasi I dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan
diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada
orifice
5

Tumpat sementara
3 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Sterilisasi II dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas
dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice
Tumpat sementara
4 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Pengisian dengan pasta Y-ranol yang diletakkan di dasar pulpa sambil
ditekan, setebal 2mm
Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit
Foto pengisian
Reisolasi
Bongkar cavit
Reisolasi
Basis dengan ZnPO
4

Tumpat sementara
5 Kontrol Pulpotomi
Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas
Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara
utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara
Bersihkan kavitas
Reisolasi
Preparasi bidang oklusal 1-2 mm, kemudian preparasi daerah proksimal
hingga terbebas dengan gigi sebelahnya
Pemilihan SSC yang sesuai dengan ukuran gigi pasien
6

Pasang coba SSC dan dilakukan pengguntingan bagian tepi SSC hingga
fit dengan gigi pasien.
Setelah SSC fit, dilakukan sementasi dengan menggunakan GIC tipe 1
(luting)
6 Kontrol SSC
Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas
Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara
utuh
Foto Rontgen


Perawatan Pulpektomi pada Elemen Gigi 75
Visit Tahapan Pekerjaan
1 Anamnesa
Pemeriksaan klinis: test vitalitas (+), perkusi (-), palpasi (-)
Foto diagnose

Isolasi daerah kerja
Pembersihan jaringan karies
Reisolasi
Devitalisasi pulpa dengan caustinerf pedodontic+eugenol yang diletakkan
dengan cotton pellet
Tumpat sementara degan cavit
2 Anamnesa: tidak ada keluhan
7

Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Test vitalitas: (-)
Open bur hingga terlihat orifice
DWP

Akar mesial PGS = PGF x PAS = 10 x 9= 11, 25 mm
PAF 8
Panjang kerja= 11,25 2 = 9,25 mm = 9 mm

Akar distal PGS = PGF x PAS = 11 x 11, 5= 12, 3 mm
PAF 10
Panjang kerja= 12, 3 2 = 11, 3 mm = 10 mm
Reisolasi
Ekstirpasi saluran akar
Sterilisasi dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan
diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada
orifice
Tumpat sementara degan cavit
3 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Preparasi saluran akar dengan K-file ditambah gel EDTA,
SA distal sampai K-file No. 50
SA mesial sampai K-file No. 35
Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest
8

Reisolasi
SA dikeringkan dengan papper point
Foto preparasi

Sterilisasi I dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas
dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice
Tumpat sementara
4 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Test vitalitas: (-)
Open bur hingga seluruh atap pulpa terbuka
Pembersihan jaringan pulpa dalam ruang pulpa hingga terlihat orifice
Reisolasi, ruang pulpa dikeringkan
Sterilisasi II dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan
diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada
orifice
Tumpat sementara
5 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Pengisian dengan pasta ZnOE yang diletakkan pada SA dengan jarum
lentulo, kemudian ditekan dengan plugger
Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit
Reisolasi
Bongkar cavit
Reisolasi
9

Basis dengan ZnPO
4

Tumpat sementara
6 Kontrol
Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas
Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara
utuh
Foto kontrol

Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara
Bersihkan kavitas
Reisolasi
Aplikasi dentin conditioner, lalu cuci dan keringkan
Reisolasi
Aplikasi GIC
Aplikasi varnish

LAPORAN KASUS 2
Seorang pasien anak laki-laki 7 tahun datang ke RSP UB dengan keluhan
utama gigi belakang kanan berlubang dan ingin ditambal karena tidak bertambah
parah. Dari anamnesa pasien pernah mengalami sakit tiba-tiba pada daerah gigi
tersebut, namun sudah sejak lama. Ibu pasien tidak menginginkan gigi tersebut
semakin parah seperti beberapa gigi yang lain sehingga menginginkan
perawatan pada gigi anaknya.
Riwayat kesehatan pasien tidak ada kelainan dan pasien tidak pernah
mendapatkan perawatan dokter di rumah sakit. Pasien juga dapat diajak
berkomunikasi dengan baik serta mudah saat dibawa ke dokter gigi. Selain itu,
pasien juga sudah pernah mendapatnya perawatan gigi sebelumnya berupa
10

percabutan gigi. Selama ini pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu keadaan gigi geliginya.
Pemeriksaan ekstraoral tidak menunjukkan adanya kelainan. Pada
pemeriksaan intraoral menunjukkan bahwa tidak ada kelainan pada jaringan
lunak mulut dan gangguan pertumbuhkembangan gigi dan mulutnya. Hanya
didapatkan sisa akar gigi 54. Hubungan molar permanen kanan dan kiri kelas I
Angle. Tidak ada gigi berjejal, gigitan silang, gigitan dalam dan gigitan terbuka di
regio anterior posterior rahang atas dan rahang bawah. Berikut adalah status
kesehatan gigi geligi pasien:

Gambar 4. Odontogram Kasus 2
Radiografis Dental

:
Gambar 5. Elemen gigi 54: benih gigi pengganti
sudah menembus tulang alveolar
11




Dari odontogram, foto radiografi dan diagnosa klinis didapatkan diagnosa
lengkap sebagai berikut: gigi 55, 53, 52, 51, 61, 62, 63, 65, 36, 74, 73, 72, 83
Pulpitis Reversibel, gigi 64 Pulpitis Irreversibel, gigi 75, 84, 85 Nekrosis Pulpa,
gigi 54 sisa akar. Adapun rencana perwatan yang akan dilakukan adalah:
1. Informasi kepada orang tua
2. DHE
3. Topikal aplikasi fluor
4. Fissure sealant gigi 16, 26, 46
5. PRR tipe A gigi 36
6. Tumpatan GIC gigi 55, 53, 52, 51, 61, 62, 63, 65, 73, 72, 83
7. SSC vital gigi 74
8. Pulpotomi gigi 64 dengan restorasi SSC
9. Pulpektomi non vital gigi 84 dengan restorasi SSC
10. Ekstraksi gigi 54, 75, 85
11. Space Maintainer regio gigi 75, 85
Gambar 6. Elemen gigi 64: Radiolusen pada
bagian oklusal mencapai kamar pulpa, akar
teresorbsi oleh gigi pengganti
Gambar 7. Elemen gigi 75: Radiolusen pada
bagian oklusal mencapai kamar pulpa dan
meluas ke furkasi
Gambar 8. Elemen gigi 84, 85: Gigi 84 radiolusen
pada bagian oklusal mencapai kamar pulpa, akar
belum teresorbsi oleh gigi pengganti; gigi 85
radiolusensi pada bagian oklusal mencapai
kamar pulpa dan meluas ke furkasi
12

Setelah mendapatkan persetujuan dari orang tua, dilakukan perawatan
pulpa pada gigi 64 (pulpotomi devital) dan gigi 84 (pulpektomi) yang dikerjakan
secara beriringan.
Perawatan Pulpotomi pada Elemen gigi 64:
Tahapan Pekerjaan:
Visit Tahapan Pekerjaan
1 Anamnesa
Pemeriksaan klinis: test vitalitas (+), perkusi (-), palpasi (-)
Foto diagnosa

Isolasi daerah kerja
Pembersihan jaringan karies
Reisolasi
Devitalisasi pulpa dengan caustinerf pedodontic+eugenol yang diletakkan
dengan cotton pellet
Tumpat sementara degan cavit
2

Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Test vitalitas: (-)
Open bur hingga seluruh atap pulpa terbuka
Pembersihan jaringan pulpa dalam ruang pulpa hingga terlihat orifice
Reisolasi, ruang pulpa dikeringkan
Sterilisasi I dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan
diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada
orifice
Tumpat sementara
13

3 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Sterilisasi II dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas
dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice
Tumpat sementara
4 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara
utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Pengisian dengan pasta Y-ranol yang diletakkan di dasar pulpa sambil
ditekan, setebal 2mm
Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit
Foto pengisian

Reisolasi
Bongkar cavit
Reisolasi
Basis dengan ZnPO
4

Tumpat sementara
5
Kontrol
Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas
Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara
utuh
14

Foto kontrol

Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara
Bersihkan kavitas
Reisolasi
Aplikasi dentin conditioner, lalu cuci dan keringkan
Reisolasi
Aplikasi GIC
Aplikasi varnish

Perawatan Pulpektomi pada Elemen gigi 84
Tahapan Pekerjaan:
Visit Tahapan Pekerjaan
1 Anamnesa
Pemeriksaan klinis: test vitalitas (-), perkusi (-), palpasi (-), druk (-)
Foto diagnosa

Isolasi daerah kerja
Open bur hingga terlihat orifice
DWP
Akar distal PGS = PGF x PAS = 10 x 9= 11, 25 mm
PAF 8
Panjang kerja= 11,25 2 = 9,25 mm = 9 mm
15


Akar mesiobukal PGS = PGF x PAS = 11 x 11= 12, 1 mm
PAF 10
Panjang kerja= 12, 1 2 = 11, 1 mm = 10 mm

Akar mesiolingual PGS = PGF x PAS = 11 x 11, 5= 12, 3 mm
PAF 10
Panjang kerja= 12, 3 2 = 11, 3 mm = 10 mm

Reisolasi
Ekstirpasi saluran akar
Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest
Reisolasi
Preparasi saluran akar dengan K-file ditambah gel EDTA,
SA distal sampai K-file No. 40
SA mesiobukal dan mesiolingual sampai K-file No. 15
Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest
SA dikeringkan dengan papper point
Sterilisasi dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan
diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada
orifice
Tumpat sementara degan cavit
2

Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Preparasi saluran akar dengan K-file ditambah gel EDTA,
SA distal sampai K-file No. 45
SA mesiobukal sampai K-file No. 50
16

SA mesiolingual sampai K-file No. 50
Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest
SA dikeringkan dengan papper point
Foto hasil preparasi

Sterilisasi dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas
dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice
Tumpat sementara
3 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Sterilisasi dengan cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan
diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada
orifice
Tumpat sementara
4 Anamnesa: tidak ada keluhan
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara
utuh
Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara dengan round bur
Reisolasi
Pengisian dengan pasta ZnOE yang diletakkan pada SA dengan jarum
lentulo, kemudian ditekan dengan plugger
Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit
Foto pengisian
17


Reisolasi
Bongkar cavit
Reisolasi
Basis dengan ZnPO
4

Tumpat sementara
5
Kontrol
Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas
Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara
utuh
Foto kontrol

Isolasi daerah kerja
Bongkar tumpatan sementara
Bersihkan kavitas
Reisolasi
Aplikasi dentin conditioner, lalu cuci dan keringkan
Reisolasi
Aplikasi GIC
Aplikasi varnish
6
Kontrol H+10 bulan
Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan tidak lepas
Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), druk (-), kegoyangan (-),
tumpatan utuh
18


Benih gigi pengganti sudah dekat

PEMBAHASAN
Tujuan endodontik pada gigi desidui adalah untuk mempertahankan
fungsi gigi desidui tersebut sampai waktu tanggalnya gigi atau paling sedikit
untuk kepentingan perkembangan oklusi gigi geligi.
1,2
Diagnosis dan rencana
perawatan untuk terapi pulpa pada anak diperlukan pendekatan riwayat
perawatan gigi geligi dan riwayat medis, evaluasi radiografi dan pemeriksan
seperti palpasi, perkusi, evaluasi mobilitas. Pada pasien kasus 1 dan 2 dilakukan
perawatan pulpotomi pada gigi 84 pada kasus 1 dan gigi 64 pada kasus 2.
Pulpektomi dilakukan pada gigi 75 pada kasus 1 dan gigi 84 pada kasus 2 secara
bergantian. Perawatan tersebut dilakukan untuk mempertahankan agar gigi tidak
bertambah parah kerusakannya dan gigi tetap berada dalam lengkung gigi
sampai waktunya tanggal.
Pulpotomi pada gigi 84 (kasus 1) dan gigi 64 (kasus 2) dilakukan dengan
pertimbangan adanya resorpsi sebagian akar, masih memungkinkan mahkota
untuk direstorasi, usia pasien yang masih muda sehingga erupsi fisiologis gigi
pengganti masih lama. Pulpotomi pada gigi desidui didefinisikan sebagai
pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa dan
meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular. Keuntungan dari pulpotomi
adalah dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat, pengambilan pulpa hanya
di bagian korona hal ini menguntungkan karena pengambilan pulpa di bagian
radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit, iritasi obat obatan instrumen
perawatan saluran akar tidak ada, jika perawatan ini gagal dapat dilakukan
pulpektomi.
8
Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian: pulpotomi vital, pulpotomi
devital/mumifikasi/devitalized pulp amputation, pulpotomi non vital/amputasi
mortal.
19

Pulpotomi vital yaitu pulpotomi dengan melakukan anestesi terlebih
dahulu, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa agar pulpa di saluran
akar tetap vital. Pulpotomi devital yaitu pengambilan jaringan pulpa dalam kamar
pulpa yang sebelumnya didevitalisasi, kemudian dengan pemberian pasta
antiseptik ,jaringan di dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik.
Pulpotomi non vital yaitu pengambilan jaringan pulpa bagian mahkota dari gigi
non vital dan memberikan medikamen atau pasta antiseptik untuk mengawetkan
dan tetap dalam keadaan aseptik. Tujuannya yakni mempertahankan gigi sulung
non vital untuk space maintainer.
9

Pada kasus 1 dan 2 telah dilakukan perawatan pulpotomi devital dan
dinyatakan berhasil dari hasil foto radiografi periapikal post pengisian dan kontrol,
pasien menyatakan tidak ada keluhan. Perawatan dilanjutkan dengan
memberikan restorasi Stainless Steel Crown (SSC) pada gigi 84 (kasus 1) dan
restorasi GIC pada gigi 64 (kasus 2).
Stainless Steel Crown (SSC) adalah suatu mahkota baja nirkarat yang
digunakan untuk restorasi atau tambalan sementara gigi posterior sulung,
mempunyai bentuk yang sesuai dengan gigi asli dan mudah dibentuk untuk
diadaptasikan pada permukaan gigi yang telah dipreparasi.
11
Materialnya
mengandung 18% chromium dan 8% nikel. Adanya chromium mengurangi korosi
logam. SSC menjadi bahan restorasi pilihan dalam perawatan gigi sulung dengan
kerusakan gigi yang luas karena dapat menutupi seluruh mahkota gigi dan
membentuk kembali bentuk anatomi gigi serta lebih tahan lama dibandingkan
restorasi lainnya.
10

Ada dua macam SSC yaitu festooned dan unfestooned. SSC festooned
adalah metal crown yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik kontour
oklusal, bukal/lingual, proksimal dan tepi servikal. Penyelesaian preparasi SSC
jenis festooned ini tinggal membentuk/menggunting permukaan servikal mahkota
tersebut. Sedangkan SSC unfestooned adalah metal crown yang telah dibentuk
permukaan oklusal saja sedangkan bagian bukal/lingual dan servikal harus
dibentuk dengan tang khusus. Kedua macam bentuk mahkota harus dimanipulasi
agar tetap baik marginalnya.
10

SSC banyak digunakan dalam perawatan gigi anak-anak karena banyak
keuntungannya SSC merupakan suatu bahan restorasi yang ideal untuk
mencegah kehilangan gigi susu secara prematur. Finn (1973) menyatakan
20

pemakaian SSC sangat efektif untuk perawatan rampan karies atau frekuensi
kariesnya tinggi, dimana gigi sudah banyak kehilangan struktur mahkota,
sehingga tidak dapat ditambal dengan bahan tambalan biasa. SSC merupakan
restorasi mahota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga
kemungkinan terjadinya sekunder karies menjadi kecil.
10

Sedangkan pada gigi 75 (kasus 1) dan gigi 84 (kasus 2) dilakukan
pulpektomi dengan pertimbangan akar belum teresorbsi, benih gigi pengganti
masih jauh, gigi masih mungkin dilakukan restorasi. Pulpektomi didefinisikan
sebagai pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar.
Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpa yang telah
mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar. Jika dibiarkan dalam
keadaan ini pulpa mengalami degenerasi/nekrosis yang akan menimbulkan
tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan.
8
Pada gigi molar sulung
pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak memungkinkan sehubungan
bentuk morfologi saluran akar yang kompleks.
9

Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanya
telah mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital. Jika
dibiarkan dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi/nekrosis yang akan
menimbulkan tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan. Pulpektomi
masih dapat dilakukan tetapi keberhasilannya akan menurun karena degenerasi
pulpa bertambah luas. Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor-
faktor lainnya seperti berapa lama gigi masih ada di mulut, kepentingan gigi di
dalam mulut, apakah gigi masih dapat direstorasi, kondisi jaringan apikal.
8
Pulpektomi juga ada tiga macam, yaitu: pulpektomi vital, devital, dan non
vital.
9
Tujuan pulpektomi pada perawatan gigi desidui adalah:
a. Untuk mempertahankan gigi dari bebas infeksi
b. Pembersihan dan obturasi saluran akar secara biomekanikal
c. Membantu resorpsi fisiologis akar
d. Mempertahankan ruang untuk erupsi gigi permanen.
e. Setelah perawatan, proses infeksi harus terselesaikan.
Indikasi pulpektomi pada gigi desidui antara lain:
a. Gigi dengan prognosis buruk jika pulpa vital dirawat
b. Untuk mempertahankan ruang
21

c. Tidak ada resorpsi akar yang berat
d. Tidak ada kehilangan tulang sekitar karena infeksi
e. Adanya harapan gigi untuk dapat direstorasi (SSC)
f. Pulpitis ireversibel
g. Setidaknya 2/3 dari panjang akar yang tersedia
h. Perubahan periapikal minimal dengan dukungan tulang yang cukup
Adapun kontraindikasi pulpektomi antara lain:
a. Gigi dengan mahkota yang tidak dapat direstorasi
b. Keterlibatan jaringan periradikular dan meluas ke benih gigi permanen
c. Resorpsi patologis setidaknya 1/3 akar dengan sebuah fistulous sinus tract
d. Resorpsi internal yang berlebihan
e. Dasar pulpa terbuka luas sampai area bifurkasi
f. Gigi desidui dengan dentigerous or follicular cysts.
g. Kurangnya kerjasama pasien
h. Mobilitas yang berlebihan
Baik pada pasien kasus 1 (gigi 75) maupun kasus 2 (gigi 84) yang
dilakukan perawatan pulpektomi, merupakan indikasi dan dinyatakan berhasil
perawatannya berdasarkan foto radiografi periapikal post pengisian saluran akar
dan kontrol. Selain itu, pasien tidak ada keluhan. Gigi 75 (kasus 1) dan gigi 84
(kasus 2) dilakukan restorasi GIC. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor.
Kesehatan gigi dan mulut pada anak mempunyai peranan yang sangat
penting karena merupakan bagian integral dari seluruh kesehatan dan
pertumbuhan. Karena itu komunikasi yang efektif antara dokter gigi, anak dan
orang tua pasien merupakan komponen yang penting agar dapat menumbuhkan
kepercayaan pasien. Hubungan yang efektif antar ketiganya dapat mengurangi
keraguan akan perawatan gigi pada anak. Bila dokter gigi tanggap pada respon
anak dan orang tua atas informasi yang disampaikannya maka anak dan orang
tua akan lebih terbuka dalam mendengar dan belajar. Pedodontic Treatment
Triangle adalah gambaran hubungan antar komponen dalam segitiga perawatan
pedodontik dimana setiap komponen saling berhubungan erat, posisi anak pada
puncak segitiga dan posisi orang tua serta dokter gigi pada masing-masing sudut
kaki segitiga. Garis menunjukan komunikasi berjalan dua arah antar masing
komponen dan merupakan hubungan timbal balik.
7, 12, 13
22


Gambar 9. Pedodontic Treatment Triangle

KESIMPULAN
Perawatan gigi dan mulut sejak dini pada anak penting untuk
pertumbuhan anak secara umum. Pemeriksaan klinis dan radiografis yang
cermat dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa dan menentukan rencana
perawatan. Perawatan pulpa pada gigi sulung yang sering dilakukan adalah
pulpotomi dan pulpektomi. Kerja sama yang baik antara anak, orang tua dan
dokter gigi sangat diperlukan dalam menangani perawatan gigi anak. Pada
bermacam kondisi psikologis anak konsep Pedodontic Treatment Triangle mutlak
diperlukan agar perawatan yang dilakukan berhasil. Pelaksaan konsep
Pedodontic Treatment Triangle akan berhasil dengan baik bila masing-masing
komponen dapat saling bekerjasama.
Daftar Pustaka
1. Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodonti Klinik. Jakarta: Penerbit UI
2. Harty, F. J. 1993. Endodonti Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: Hipokrates
3. Felisa. 2014. Perawatan Penyakit Pulpa Gigi pada Anak. Yogyakarta: UGM
4. Andlaw, R. J., Rock, W. P. 1992. Perawatan Gigi Anak: A Manual of
Paedodontics. 2
nd
Ed. Alih Bahasa Agus Djaya. Jakarta: Widya Medika.
5. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan gigi anak sejak dini. Jakarta: Seminar
SehariKesehatan-Psikologi Anak; Mei 29, 2005.
6. Rusmana A. 2006. Komunikasi. (Online): http//www.dentalcare.com. Diakses
pada 04 November 2012 pukul 05.50 WIB.
23

7. Badrinatheswar GV. 2010. Pedodontics Practice and Management. India:
Jaypee brothers Medical Publisher (P) Ltd.
8. USU. Perawatan Pulpa Gigi Anak. Pedodontia terapan. Diktat Kuliah: tidak
diterbitkan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara: Medan,
Indonesia
9. Yan, Lewis Pawis. Tanpa Tahun. Perawatan Pulpa Gigi Anak.
10. USU. Stainless Steel Crown. Pedodontia terapan. Diktat Kuliah: tidak
diterbitkan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara: Medan,
Indonesia.
11. Ratna, I. 2010. Mahkota Baja Nirkarat (Stainless Steel Crown) Pada Gigi
Sulung: Tinjauan Korosi Dan Inflamasi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjajaran: Bandung, Indonesia.
12. Chandra S. 2007. Textbook of community dentistry. 2nd ed. Delhi: Lordson
Publisher (P) Ltd.
13. Muthu MS, Sivakumar N. 2009. Pediatric dentistry principles & practice. 1st
ed. Elsevier India Pvt. Limited.

Anda mungkin juga menyukai