14.2 Maula ProfilTegangan Hal 21 40
14.2 Maula ProfilTegangan Hal 21 40
\
|
12
6
1
I
I
I
=
1
12 , 12 12 , 6 12 , 1
12 , 6 6 , 6 6 , 1
12 , 1 6 , 1 1 , 1
|
|
|
|
.
|
\
|
bus bus bus
bus bus bus
bus bus bus
Z Z Z
Z Z Z
Z Z Z
.
|
|
|
|
|
|
|
.
|
\
|
3
20000
3
20000
3
20000
(7)
Tegangan pada ke 16 gardu trafo distribusi dapat diperoleh dari teori
superposisi,
V
t5
= z
bus
<1>
.I
1
+ z
bus
<6>
.I
6
+ z
bus
<12>
.I
2
(8)
Dimana
Z
bus
<1>
= Z
bus
<6>
= Z
bus
<12>
(9)
= matrix kolom Z
bus
untuk kolom 1, 6 dan kolom 12.
150 kV - 20 kV
2
16
15
14
13
12
11
10
1
3
4
5
6
7
8
9
I
1
I
12
I
6
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
35
Pada Gambar 19. tegangan gardu no 1, 6 dan 12 dipertahankan tetap 20KV.
Gambar 19. Profil tegangan tipe loop dengan suplai dari 3 sumber daya
6. Profil Tegangan Jaringan Tegangan Rendah
Untuk melihat profil tegangan pada jaringan tegangan rendah
seperti Gambar 20. diambil data
(Alexander, 2004: 54-80) pada sistem
distribusi di Jakarta timur.
Gambar 20. Jaringan Tegangan Rendah 220V
T
e
g
a
n
g
a
n
G
a
r
d
u
T
r
a
f
o
A
n
t
a
r
F
a
s
a
20000
19990
19980
19970
0 5 10 15 20
i
Nomor Gardu
20000
|V
t5i
| 3
19978.932
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
I
1
20 kV - 380 / 220 V
JTR 220 V
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
36
Gardu trafo yang diamati melayani beban perumahan dengan
penyulangnya ditompang oleh 15 tiang. Beban pertiang 3300VA, 220V
dengan cos = 0,8. Impedansi saluran antara tiang satu dengan tiang
disebelahnya, diambil sama yaitu
Z
S
= 0,01 + j 0,03 O (10)
Impedansi ekivalen beban per tiang,
Z
B
= 11,733 + j 8,8 O. (11)
Dari kedua data diatas, dan rangkaian pengganti yang dibicarakan
sebelumnya, dapat disusun Matrix Admitansi dan Matrix Impedansi Bus.
Karena ada 15 simpul, maka ukuran matrix Z
bus
dan Y
bus
adalah
15x15. Arus yang masuk simpul 1 (masuk penyulang 220V) dihitung
dengan cara yang sama seperti perhitungan pada Jaringan Tegangan
Menengah, yaitu:
I
1
=
1 , 1
bus
nom
z
V
(12)
I
1
= 151.778 - 131.3867i (13)
|I
1
| = 200.746 (14)
I
nom
=
nom
t t
V
s n .
(15)
V
nom
adalah tegangan nominal 220V. Tegangan pada masing-masing tiang,
V
tn
= z
bus
<1>
.I
1
(16)
Dimana Z
bus
<1>
adalah impedansi kolom 1 dari Z
bus
.
Tegangan ini dilukiskan dalam Gambar 21.
Jika pada tiang 15 dipasang gardu trafo lain, sehingga penyulang
Jaringan Tegangan Rendah tsb mendapat 2 masukan tegangan 220V, seperti
terlihat dalam Gambar 22.
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
37
Gambar 21. Profil tegangan jaringan tegangan rendah konfigurasi radial
Gambar 22. Penyulang jaringan tegangan rendah dengan suplai dari 2 gardu
trafo
Arus I
1
dan I
15
dapat diperoleh dari:
|
|
.
|
\
|
15
1
V
V
=
|
|
.
|
\
|
5
1 , 15 15 , 1
15 , 1 1 , 1
bus bus
bus bus
z z
z z
.
|
|
.
|
\
|
15
1
I
I
(17)
0 5 10 15
i
Nomor Simpul
T
e
g
a
n
g
a
n
(
V
o
l
t
)
|V
tni
|
220
210
200
190
180
I
1
I
15
1
2
4 3 5 6 8 9 7 10 11 14 13 12 15
20KV-380/220V
JTR 380/220V
20KV-380/220V
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
38
|
|
.
|
\
|
15
1
I
I
=
1
5
1 , 15 15 , 1
15 , 1 1 , 1
|
|
.
|
\
|
bus bus
bus bus
z z
z z
.
|
|
.
|
\
|
15
1
V
V
(18)
=
1
5
1 , 15 15 , 1
15 , 1 1 , 1
|
|
.
|
\
|
bus bus
bus bus
z z
z z
.
|
|
.
|
\
|
220
220
I
1
= 86.453 - 67.282i
|I
1
| = 109.549
I
15
= 86.453 - 67.282i
|I
15
| = 109.549
Tegangan masing-masing tiang,
V
t2
= z
bus
<1>
.I
1
+ z
bus
<15>
.I
15
(19)
Profil tegangannya seperti Gambar 23.
Gambar 23. Profil tegangan dengan suplai daya dari 2 gardu trafo
0 5 10 15
220
218
216
214
212
210
i
Nomor Tiang
|V
tni
|
T
e
g
a
n
g
a
n
T
i
a
n
g
(
L
-
N
)
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
39
7. Kesimpulan
1. Dengan menggunakan metoda matrix impedansi Z
bus
dan matrix
admitansi Y
bus
dapat diketahui profil tegangan pada penyulang
distribusi, baik pada jaringan tegangan rendah maupun jaringan
tegangan menengah.
2. Perhitungan tidak tergantung dari tipe/ konfigurasi jaringan (radial, loop
atau konfigurasi lainnya), maupun jumlah gardu/ tiang. Beban-beban
dan impedansi saluran juga tidak harus sama seperti yang diuraikan
dalam kasus-kasus diatas, tapi dapat bervariasi.
3. Jika tegangan-tegangan disemua titik telah diperoleh, maka arus dan
aliran daya dapat dihitung. Demikian pula rugi-rugi dayanya.
4. Untuk perhitungan yang lebih teliti, impedansi trafo dapat disisipkan
pada impedansi ekivalen Z
S
yang bersesuaian.
5. Matrix Z
bus
dan Y
bus
adalah matrix simetris yang luas penggunaanya
dalam sistem tenaga listrik baik pada operasi normal maupun kondisi
gangguan dan dapat diterapkan baik pada jaringan tegangan rendah,
maupun jaringan tegangan menengah, namun biasanya digunakan pada
jaringan tegangan tinggi.
Daftar Pustaka
1. Alexander Simanjuntak. 2004. Perhitungan Jatuh Tegangan Pada
Jaringan Distribusi Menggunakan Mathcad 2000 Profesional,
Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti.
2. Elgerd, 0.I. 1971. Electric Energy System Theory, An Introduction. New
Delhi: Tata Mc Graw-Hill.
3. Homer E. Brown. 1975. Solution Of Large Networks By Matrix
Methods. : A Wiley-Interscience Publication, John Wiley &
Sons, Inc.
4. Muchamdany, 2008: Analisa Koordinasi Penyetelan Relai Arus Lebih
Dan Relai Gangguan Tanah Untuk Mengatasi Simpatetik Trip Pada
Gardu Induk Tanggerang PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI
JAKARTA RAYA DAN TANGERANG AREA JARINGAN TANGERANG.
Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti.
5. Nagrath, I.J., D.P. Kothari. 1980. Modern Power System Analysis. New
Delhi: Tata Mc Graw-Hill.
6. Paul Anderson. 1973. Analysis of Faulted Power Systems, USA: The
Iowa State University Press, Ames, Iowa.
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
40
7. Peter L Toruan. 2004. Menghitung Jatuh Tegangan Pada Penyulang
Jaringan Distribusi 20 kV , Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Trisakti.
8. PLN. 1992: Standard Konstruksi Jaringan Distribusi Dilingkungan
Perusahaan Listrik Negara, Buku saku. Jakarta: nn.
9. William D. Stevenson, Jr. 1984, edisi ke-4. Analisis Sistem Tenaga
Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga.