Anda di halaman 1dari 81

9/2/2014 a m a r a 1

9/2/2014 a m a r a 2
Mass Wasting
Gerakan tanah
9/2/2014 a m a r a 3
9/2/2014 a m a r a 4
GERAKAN TANAH


Gerakan tanah atau mass wasting,
yang dalam bahasa sehari-hari
secara sederhana dikatakan
longsor.
9/2/2014 a m a r a 5
Istilah gerakan tanah sebenarnya istilah
umum yang mudah menyangkut segala
aspek pergerakan tanah.


Klasifikasi gerakan tanah dapat dibuat
dengan melihat tipe pergerakannya,
kemudian dilihat tipe materialnya.
Detilnya bisa dilihat dibawah ini :
9/2/2014 a m a r a 6
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan
Tipe gerakannya
Runtuh (Falls)
Meluncur (Slide)
Rotasi
Translasi
Sedikit (bongkah)
Banyak
Menyebar secara lateral (Lateral Spread
Mengalir (Flow)
Kompleks
Material yang bergerak
Batuan dasar (BedRock)
Lapisan Tanah (Soil)
Ukuran Kasar
Ukuran Halus

9/2/2014 a m a r a 7
9/2/2014 a m a r a 8
SLUMP (Longsoran)
9/2/2014 a m a r a 9
TOPPLE (ambrukan)
9/2/2014 a m a r a 10
9/2/2014 a m a r a 11

Gerakan tanah adalah bergeraknya massa
regolith ketempat yang lebih rendah akiba
gaya tarik gravitasi tanpa bantuan medium
transpotasi, seperti air, es, atau angin.
Yang terjadi sebenarnya adalah hilangnya
kesembingan awal, dan untuk mencapai
keseimbangan baru terjadilah longsor
(gerakan tanah).
9/2/2014 a m a r a 12
Pengaruh gaya gravitasi
Pada suatu batuan atau hancurannya
yang terletak diatas lereng, mengalami
gaya tarik gravitasi kebawah (pusat bumi).
Gaya yang menarik turun lereng disebut
shear stress. Faktor lain yang
mempengaruhi keseimbangan atau
kesetabilan ini adalah gaya gesek dalam.
Gaya gesekan dan kohesi antar butir
dalam tubuh batuan atau regolith itu
sendiri, yang dinamakan shear strength.
9/2/2014 a m a r a 13

Selama shear strength lebih besar dari
shear stress maka batuan atau
runtuhannya (debris) tidak akan bergerak
turun lereng.

Hubungan keduanya dinyatakan sebagai
faktor keamanan (safety factor, Fs) lereng.
9/2/2014 a m a r a 14

Fs=shear strength / shear stess

Lereng dengan niali Fs
kurang dari 1, rawan longsor.
Nilai shear stress bertambah
karena lereng menjadi lebih
curam, akiat erosi, adanya
getaran gempa bumi dan
bertambahnya beban. Nilai
shear strength berkurang
akibat pelapukan,
berkurangnya pegangan akar
tumbuhan dan kejenuhan air.
9/2/2014 a m a r a 15
Pengaruh air
Meskipun longsor sering terjadi pada
musim hujan, namun air bukanlah faktor
penyebab utama dan juga bukan sebagai
media transpotasi tetapi mempunyai
peranan penting.
Tegangan permukaan air menarik butiran-
butiran disekitar batuan atau regolith
sebagai daya tarik kapiler, sehingga
memperbesar daya kohesi.
Pengaruh air
9/2/2014 a m a r a 16
Kegagalan lereng
Gaya gravitasi yang selalu menarik kebawah
membuat lereng bukit dan gawir pegunungan
rawan untuk runtuh.
Bila runtuh, hancuran batuan dipindahkan
kebawah dan terbentuklah lereng baru yang
stabil.
Slump adalah keruntuhan lereng dimana
batuan atau regolith bergerak turun dan maju
disertai gerak rotasional yang berlawanan
dengan arah massa yang bergerak, melalui
bidang lengkung dan cekung keatas.
Slump dapat terjadi sendiri-sendiri atau
berkelompok.
9/2/2014 a m a r a 17

Dimensinya dari
pergeseran satu atau
dua meter sampai
kompleks slump yang
ratusan bahkan
ribuan meter persegi
luasnya, gerakan
perpindahan material
tidak cepat dan tidak
jauh.
9/2/2014 a m a r a 18
Falls dan Slides
Gerakan pecahan batuan besar atau kecil
yang terlepas dari batuan dasar dan jatuh
bebas dinamakan rock falls.
Biasanya terjadi pada tebing-tebing yang
terjal , dimana materialnya lepas dan tidak
dapat tetap ditempatnya, dapat langsung
jatuh atau membentur-bentur dinding
tebing sebelum sampai dibawah tebing.
Bila materialnya yang bergerak masih
agak koheren dan bergerak diatas suatu
permukaan bidang disebut rock slides
9/2/2014 a m a r a 19

SLIDE(Luncuran)


9/2/2014 a m a r a 20
FALL (jatuhan)
9/2/2014 a m a r a 21
Bidang luncurnya dapat berupa bidang
rekahan, kekar atau bidang perlapisan
yang sejajar dengan lereng.
Sepintas rock slides sama dengan slump,
tetapi berbeda pada bidang luncurnya dan
sifat gerakannya.
Pada slump bentuknya lengkung dan
geraknya disertai rotasi, sedangkan pada
rock slides gerakannya meluncur lurus
pada bidang relatif datar.
9/2/2014 a m a r a 22
Aliran (flow)

Aliran terjadi apabila material bergerak
turun dari lereng sebagai cairan kental
dengan cepat.
Biasanya materialnya jenuh dengan air,
dan yang sering terjadi adalah aliran
lumpur atau mud flow, aliran debris
dengan banyak air dan utamanya partikel
halus.
9/2/2014 a m a r a 23
Tipe gerakan tanah ini umumnya terjadi
didaerah yang curah hujannya tinggi, seperti di
Indonesia.
Kecepatan alirannya tidak hanya bergantung
pada kecuraman lereng tetapi juga kandungan
air. Lahar, istilah yang dari Indonesia yang
sudah menjadi astilah geologi.
Lahar merupakan aliran piroklastik, berukuran
dari debu volkanik sampai bomb (bongkah) yang
jenuh air kebawah lereng dengan cepat
menerjang segala yang menghalanginya.
9/2/2014 a m a r a 24
Aliran tanah (earth flow)
Seperti mud flow, tipe ini melibatkan
material yang jenuh air.
Umumnya terjadi pada lereng bukit,
terutama didaerah bercurah hujan tinggi.
Regolith yang kaya akan lempung dilereng
bukit bila jenuh air akan terurai dan
mengalir turun pada jarak dekat.
Kecepatannya dari beberapa meter/jam
sampai meter/menit. Dan umumnya
berasosiasi dengan slump besar.
9/2/2014 a m a r a 25
FLOW (aliran)
9/2/2014 a m a r a 26
Rayapan (creep)
Tipe ini gerakannya sangat lambat sehingga
tidak teramati, yang terlihat hanya akibatnya,
dinding rumah retak-retak, akibat fondasinya
perlahan-lahan bergeser, tiang-tiang dan
pepohonan tumbuhnya melekung. Rayapan
melibatkan tubuh tanah dan regolith, pada
lereng yang landai, karena pemuaian dan
pengkerutan yang disebabkan pembekuan dan
pencairan, basah atau kering. Dapat juga
karena tanah jenuh air, daya kohesinya
berkurang. Tanah menjadi mudah bergerak
kebawah lereng.
9/2/2014 a m a r a 27
CREEP (Rayapan)

SLIDE(Luncuran)

CREEP (Rayapan)

9/2/2014 a m a r a 28
Solifuction
Gerakan tipe tanah ini termasuk lambat
dan hanya terjadi pada elevasi tinggi,
dimana suhu dingin. Pada musim semi
dan panas, hanya bagian atas es atau
salju yang mencair, sedangkan tanah
dibawahnya masih beku. Air dari
pencairan es ini tidak mengalir, membuat
tanah menjadi jenuh. Kejenuhan tanah
akan air membuatnya mudah bergerak,
seperti halnya rayapan.
9/2/2014 a m a r a 29
Definition:

Mass wasting is the
downslope movement
of rock, regolith, and
soil, under the
influence of gravity.
Also called mass
movement.
9/2/2014 a m a r a 30

Objectives

Discuss the factors involved in mass
wasting.
Describe the various slow mass wasting
processes (creep, solifluction).
Describe the various rapid mass wasting
processes (fall, slide, flow).
Discuss how and why mass wasting
occurs, and methods used to prevent
mass wasting
9/2/2014 a m a r a 31
Angle of repose
Refers to loose, unconsolidated
materials (gravel, sand, soil, etc.).
The angle of repose is the angle at
which loose material sits at rest.
Typically 25 - 40 degrees.

If a slope is articficially over-steepened
(by man - such as in road cuts and
excavations), the material will become
unstable and begin to move
downslope.
9/2/2014 a m a r a 32
Water is important; it adds weight, which
leads to instability. It also lubricates loose
material, and starts it moving.

What about water pressure? Water is in
the pore spaces of the materials (i.e.,
between the grains). If pressure is applied
(weight of the material?), water tends to
move because it is incompressible. This is
termed "pore pressure".
9/2/2014 a m a r a 33
In addition, some types of materials
shrink and swell as they are wetted
and dried. For example, a type of clay
called montmorillonite clay expands
when wet and shrinks when dry.

It causes soil instability and can lead
to mass wasting or downslope
movement of soil.
9/2/2014 a m a r a 34
Types of mass wasting:
Rapid movement
Rock fall
Slump
Rockslide or debris slide
Debris flow or mudflow
Earthflow
Slow movement
Creep
Solifluction
9/2/2014 a m a r a 35

Rock Falls

Rock Falls
The free fall of detached pieces of material of
any size; may fall directly downward or bounce
and roll. May occur as result of freeze-thaw, or
the loosening action of plant roots.
Causes the formation of talus slopes. Signs
along highways warn of ralling rock in
mountainous areas where the road has been cut
into the hillside.
9/2/2014 a m a r a 36
A roadside reminder in the Appalachian Mountains
of Tennessee.

9/2/2014 a m a r a 37
Talus slope, Lost River, West Virginia.
9/2/2014 a m a r a 38
Slumps

Slumps involve a mass of soil or other
material sliding along a curved, rotational
surface. (Shaped like a spoon.) Causes
the formation of a small, crescent-shaped
cliff or "scarp" at the upslope end.
(Sometimes more than one scarp.) At the
bottom (or toe) of the slump, earthflow, or
flow of soil occurs.
9/2/2014 a m a r a 39
Slumps are sometimes seen along interstate
highways where the graded soil on the sides of the
road is a little too steep.
9/2/2014 a m a r a 40
Slump, Route I-675 south of
Atlanta, Georgia
9/2/2014 a m a r a 41
Slumps, Cartersville, Georgia
9/2/2014 a m a r a 42
Series of small slumps on a hillside near Lost
River, West Virginia
9/2/2014 a m a r a 43
Slumps in suburban settings
These images, taken in the Seminary
Ridge area of Alexandria, Virginia show
evidence of slumping in a housing
development built on unstable soil
(probably montmorillonite clay or fill dirt)
and overly steep slopes.
9/2/2014 a m a r a 44
terracing in a back yard in an attempt to stop the
downslope movement of soil from above.
9/2/2014 a m a r a 45
. The images show the backs of
houses on the hill above.
9/2/2014 a m a r a 46
slumping has also produced a scarp at the back of the
house. Note where a deck had been attached (dark
line just below the sliding glass doors) prior to
slumping. The deck was destroyed by slumping.
9/2/2014 a m a r a 47
what happens in the backyard of a house below
the slump. The toe of the slump is visible on the
right, and has tipped up a stone backyard
barbecue grill.
9/2/2014 a m a r a 48
Rockslides
Rockslides
Also called debris slides or "landslides".
Occurs when blocks of rock, or masses of
unconsolidated material slide down a
slope. These are among the most
destructive of mass movements. May be
triggered by rain or melting snow, or
earthquakes.
9/2/2014 a m a r a 49
Landslide in the Great Smoky Mountains National
Park, Tennessee, near Clingman's Dome. 1976
9/2/2014 a m a r a 50
in the same spot in 1998 . Note the increase in
the size of the landslide over four years.
9/2/2014 a m a r a 51
Debris flows or mudflows
Debris flows or mudflows
Commonly occur in volcanic areas, where
they are called lahars. Mudflows generally
follow established drainage patterns
(valleys).
9/2/2014 a m a r a 52
Earthflows
Form in humid areas on hillsides following
heavy rain or melting snow, in fine-grained
materials (clay and silt). Also occurs at the
toe of slumps. Rate of movement varies
(less than 1 mm per day to several meters
per day), but may be long-lived (days to
years). Includes the liquifaction associated
with earthquakes.
9/2/2014 a m a r a 53
Creep

Creep
A SLOW downhill movement of
soil and regolith. Creep results in
tree trunks that are curved at the
base, tilted utility poles, fence
posts, and tombstones, and
causes retaining walls to be
broken or overturned.
9/2/2014 a m a r a 54
Bent tree trunk illustrating creep. National Zoo,
Rock Creek Park, Washington, D.C.
9/2/2014 a m a r a 55
Bent tree trunk illustrating creep. National Zoo,
Rock Creek Park, Washington, D.C.
9/2/2014 a m a r a 56
bent tree trunks illlustrating creep. Rocky Mountain
National Park, Colorado.
9/2/2014 a m a r a 57
Gerakan tanah

Indonesia terletak pada pertemuan tiga
lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang
bergerak saling menumbuk. Akibat
tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk
daerah penunjaman memanjang di sebelah
Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau
Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa
Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku,
dan sebelah Utara Papua.
9/2/2014 a m a r a 58
Konsekuensi lain dari tumbukan itu maka
terbentuk palung samudera, lipatan,
punggungan dan patahan di busur
kepulauan, sebaran gunungapi, dan sebaran
sumber gempabumi. Gunungapi yang ada di
Indonesia berjumlah 129. Angka itu
merupakan 13% dari jumlah gunungapi aktif
dunia. Dengan demikian Indonesia rawan
terhadap bencana letusan gunungapi dan
gempabumi. Di beberapa pantai, dengan
bentuk pantai sedang hingga curam, jika
terjadi gempabumi dengan sumber berada di
dasar laut atau samudera dapat
menimbulkan gelombang Tsunami.
9/2/2014 a m a r a 59
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai
di Indonesia adalah hasil letusan gunungapi.
Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar
lempung dengan sedikit pasir dan bersifat
subur. Tanah pelapukan yang berada di atas
batuan kedap air pada
perbukitan/punggungan dengan kemiringan
sedang hingga terjal berpotensi
mengakibatkan tanah longsor pada musim
hujan dengan curah hujan berkuantitas
tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada
tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka
kawasan tersebut rawan bencana tanah
longso
9/2/2014 a m a r a 60

PENGERTIAN TANAH LONGSOR

Tanah longsor adalah perpindahan material
pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng. Proses terjadinya tanah longsor
dapat diterangkan sebagai berikut: air yang
meresap ke dalam tanah akan menambah
bobot tanah. Jika air tersebut menembus
sampai tanah kedap air yang berperan
sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi
licin dan tanah pelapukan di atasnya akan
bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng
9/2/2014 a m a r a 61
JENIS TANAH LONGSOR

Ada 6 jenis tanah longsor, yakni:
longsoran translasi, longsoran rotasi,
pergerakan blok, runtuhan batu,
rayapan tanah, dan aliran bahan
rombakan. Jenis longsoran translasi
dan rotasi paling banyak terjadi di
Indonesia. Sedangkan longsoran yang
paling banyak memakan korban jiwa
manusia adalah aliran bahan
rombakan.
9/2/2014 a m a r a 62
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah ber-geraknya
massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelombang
landai.

2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan
yang bergerak pada bidang gelincir
berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga
longsoran translasi blok batu.
9/2/2014 a m a r a 63
4. Runtuhan Batu

Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar
batuan atau material lain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi
pada lereng yang terjal hingga meng-
gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu
besar yang jatuh dapat menyebabkan
kerusakan yang parah.


9/2/2014 a m a r a 64
5. Rayapan Tanah

Rayapan Tanah adalah jenis tanah
longsor yang bergerak lambat. Jenis
tanahnya berupa butiran kasar dan
halus. Jenis tanah longsor ini hampir
tidak dapat dikenali. Setelah waktu
yang cukup lama longsor jenis rayapan
ini bisa menyebabkan tiang-tiang
telepon, pohon, atau rumah miring ke
bawah.

9/2/2014 a m a r a 65
6. Aliran Bahan Rombakan

Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa
tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan
aliran tergantung pada kemiringan lereng,
volume dan tekanan air, dan jenis
materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang
lembah dan mampu mencapai ratusan meter
jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai
ribuan meter seperti di daerah aliran sungai
di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.

9/2/2014 a m a r a 66
GEJALA UMUM TANAH
LONGSOR

Munculnya retakan-retakan di lereng
yang sejajar dengan arah tebing.
Biasanya terjadi setelah hujan.
Munculnya mata air baru secara tiba-
tiba.
Tebing rapuh dan kerikil mulai
berjatuhan.
9/2/2014 a m a r a 67

PENYEBAB TERJADINYA TANAH
LONGSOR

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi
bila gaya pendorong pada lereng lebih
besar daripada gaya penahan. Gaya
penahan umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Sedangkan gaya pendorong
dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban serta berat jenis
tanah batuan.
9/2/2014 a m a r a 68
Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor
1. Hujan Ancaman tanah longsor
biasanya dimulai pada bulan November
karena meningkatnya intensitas curah
hujan. Musim kering yang panjang akan
menyebabkan terjadinya penguapan air
di permukaan tanah dalam jumlah
besar. Hal itu mengakibatkan
munculnya pori-pori atau rongga tanah
hingga terjadi retakan dan merekahnya
tanah permukaan.
9/2/2014 a m a r a 69


Ketika hujan, air akan menyusup ke
bagian yang retak sehingga tanah
dengan cepat mengembang kembali.
Pada awal musim hujan, intensitas
hujan yang tinggi biasanya sering
terjadi, sehingga kandungan air pada
tanah menjadi jenuh dalam waktu
singkat.


9/2/2014 a m a r a 70
Hujan lebat pada awal musim dapat
menimbulkan longsor, karena melalui
tanah yang merekah air akan masuk
dan terakumulasi di bagian dasar
lereng, sehingga menimbulkan gerakan
lateral. Bila ada pepohonan di
permukaannya, tanah longsor dapat
dicegah karena air akan diserap oleh
tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan
berfungsi mengikat tanah.
9/2/2014 a m a r a 71
2. Lereng terjal

Lereng atau tebing yang terjal akan
memperbesar gaya pendorong. Lereng
yang terjal terbentuk karena pengikisan
air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang
menyebabkan longsor adalah 180
apabila ujung lerengnya terjal dan
bidang longsorannya mendatar.
9/2/2014 a m a r a 72
3. Tanah yang kurang padat dan tebal

Jenis tanah yang kurang padat adalah
tanah lempung atau tanah liat dengan
ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut
lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini
memiliki potensi untuk terjadinya tanah
longsor terutama bila terjadi hujan.
Selain itu tanah ini sangat rentan
terhadap pergerakan tanah karena
menjadi lembek terkena air dan pecah
ketika hawa terlalu panas.
9/2/2014 a m a r a 73
4. Batuan yang kurang kuat

Batuan endapan gunung api dan
batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan
lempung umumnya kurang kuat.
Batuan tersebut akan mudah menjadi
tanah bila mengalami proses pelapukan
dan umumnya rentan terhadap tanah
longsor bila terdapat pada lereng yang
terjal.
9/2/2014 a m a r a 74
5. Jenis tata lahan

Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata
lahan persawahan, perladangan, dan adanya
genangan air di lereng yang terjal. Pada
lahan persawahan akarnya kurang kuat
untuk mengikat butir tanah dan membuat
tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air
sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan
untuk daerah perladangan penyebabnya
adalah karena akar pohonnya tidak dapat
menembus bidang longsoran yang dalam
dan umumnya terjadi di daerah longsoran
lama.
9/2/2014 a m a r a 75
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan
oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin,
dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat
yang ditimbulkannya adalah tanah, badan
jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi
retak.

7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di
danau maka gaya penahan lereng menjadi
hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220
mudah terjadi longsoran dan penurunan
tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

9/2/2014 a m a r a 76
8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban
bangunan pada lereng, dan kendaraan akan
memperbesar gaya pendorong terjadinya
longsor, terutama di sekitar tikungan jalan
pada daerah lembah. Akibatnya adalah
sering terjadinya penurunan tanah dan
retakan yang arahnya ke arah lembah.

9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai
ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan
sungai, tebing akan menjadi terjal.
9/2/2014 a m a r a 77
Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan
memperluas lahan pemukiman
umumnya dilakukan pemotongan
tebing dan penimbunan lembah. Tanah
timbunan pada lembah tersebut belum
terpadatkan sempurna seperti tanah
asli yang berada di bawahnya.
Sehingga apabila hujan akan terjadi
penurunan tanah yang kemudian diikuti
dengan retakan tanah
9/2/2014 a m a r a 78
11. Bekas longsoran lama Longsoran lama
umumnya terjadi selama dan setelah terjadi
pengendapan material gunung api pada
lereng yang relatif terjal atau pada saat atau
sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas
longsoran lama memilki ciri:
Adanya tebing terjal yang panjang
melengkung membentuk tapal kuda.

Umumnya dijumpai mata air, pepohonan
yang relatif tebal karena tanahnya gembur
dan subur.
Daerah badan longsor bagian atas umumnya
relatif landai.

9/2/2014 a m a r a 79
Dijumpai longsoran kecil terutama pada
tebing lembah.
Dijumpai tebing-tebing relatif terjal
yang merupakan bekas longsoran kecil
pada longsoran lama.
Dijumpai alur lembah dan pada
tebingnya dijumpai retakan dan
longsoran kecil.
Longsoran lama ini cukup luas.

9/2/2014 a m a r a 80
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak
sinambung) Bidang tidak sinambung ini memiliki
ciri:
Bidang perlapisan batuan
Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan
dasar
Bidang kontak antara batuan yang retak-retak
dengan batuan yang kuat.
Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan
air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap
air).
Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan
tanah yang padat.
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah
dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah
longsor.
9/2/2014 a m a r a 81
13. Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di
daerah yang relatif gundul dimana
pengikatan air tanah sangat kurang.

14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah
untuk pembuangan sampah dalam jumlah
banyak dapat mengakibatkan tanah longsor
apalagi ditambah dengan guyuran hujan,
seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan
Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi.
Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang
lebih meninggal.

Anda mungkin juga menyukai