0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
82 tayangan2 halaman
Sistem perkawinan adat Batak terdiri dari beberapa tahapan ritual yang rumit, dimulai dari kunjungan tidak resmi untuk pengenalan keluarga hingga pemberkatan gereja dan pesta pernikahan. Ritual-ritual penting meliputi pembicaraan lamaran, penentuan mahar, penandatanganan persetujuan pernikahan di gereja, dan pembagian jatah makanan dan uang kepada keluarga pengantin. Pernikahan dianggap sah setelah
Sistem perkawinan adat Batak terdiri dari beberapa tahapan ritual yang rumit, dimulai dari kunjungan tidak resmi untuk pengenalan keluarga hingga pemberkatan gereja dan pesta pernikahan. Ritual-ritual penting meliputi pembicaraan lamaran, penentuan mahar, penandatanganan persetujuan pernikahan di gereja, dan pembagian jatah makanan dan uang kepada keluarga pengantin. Pernikahan dianggap sah setelah
Sistem perkawinan adat Batak terdiri dari beberapa tahapan ritual yang rumit, dimulai dari kunjungan tidak resmi untuk pengenalan keluarga hingga pemberkatan gereja dan pesta pernikahan. Ritual-ritual penting meliputi pembicaraan lamaran, penentuan mahar, penandatanganan persetujuan pernikahan di gereja, dan pembagian jatah makanan dan uang kepada keluarga pengantin. Pernikahan dianggap sah setelah
Dalam adat Batak Toba, upacara perkawinan merupakam suatu acara yang sangat berharga. Pernikahan bagi suku Batak dilaksanakan dengan proses yang cukup rumit dengan tata acara yang cukup panjang. Pernikahan dalam suku Batak akan dianggap sah posisinya apabila telah melaksanakan upacara adat, walaupun sebenarnya pemberkatan di Gerejalah yang utama. Adapun tata adat dalam pernikahan Batak yang disebut dengan adat na gok adalah sebagai berikut : Mangariska : Hal ini dilakukan dengan kunjungan tidak resmi yang dilakukan oleh pihak pria ke rumah pihak wanita dalam rangka pengenalan kedua keluarga. Marhusip : Dalam hal ini kedua belah pihak saling berdiskusi kecil membahas mengenai lamaran. Namun diskusi ini hanya terbatas untuk kerabat dekat saja. Marhata Sinamot : Pihak pria membeli wanita, dalam proses ini jumlah sinamot yang akan diberikan oleh pihak pria dibicarakan. Prosesi ini dilakukan di rumah wanita, dan pihak pria datang dengan membawa makanan untuk dimakan bersama-sama. Dalam acara ini ada beberapa hal pokok yang dibicarakan yaitu: 1. Sinamot. 2. Ulos 3. Parjuhut dan Jambar 4. Jumlah undangan 6. Tanggal dan tempat pesta. 7. Tatacara adat Martumpol : Proses ini dilakukan dengan adanya penandatanganan dari kedua belah pihak atas pernikahan anak-anak mereka di hadapan majelis gereja. Selanjutnya, berita ini akan dipublikasikan melalui warta gereja. Martonggo Raja : merupakan seremonial sebelum acara besar, dimana pihak penyelenggara harus meminta izin kepada tetangga dan kerabat dekat, memohon kerjasama dalam mempersiapkan pesta utamanya. Manjalo Pasu-pasu Parbagason : proses ini dilaksanakan di gereja dengan melakukan pemberkatan pernikahan, setelah selesai proses pemberkatan, kedua mempelai pulang ke rumah untuk merayakan pesta dengan tamu undangan dari kedua belah pihak. Pesta Unjuk : menerima pemberkatan adata dari kedua orang tua dari kedua belah pihak. Kemudian dilakukan pembagian jambar (jatah) berupa daging dan juga uang yaitu: 1. Jambar yang dibagi-bagikan untuk pihak wanita adalah jambar juhut (daging) dan jambar uang (tuhor ni boru) dibagi menurut peraturan. 2. Jambar yang dibagi-bagikan bagi pihak pria adalah dengke (baca : dekke/ ikan mas arsik) dan ulos yang dibagi menurut peraturan. Pesta Unjuk ini diakhiri dengan membawa pulang pengantin ke rumah paranak Mangihut di ampang : apabila proses pesta dilaksanakan di rumah mempelai wanita, maka setelah itu, pihak mempelai wanita datang ke rumah mempelai pria. Ditaruhon Jual : apabila proses pesta dilaksanakan di rumah mempelai pria, maka setelah pesta selesai keluarga wanita pulang dan diberikan uang pengantar. Dalam hal ini kita mengenal Paulak Unea yaitu bahwa Seminggu setelah pesta adat dan wanita tinggal bersama dengan suaminya, maka pihak pria, minimal pengantin pria bersama istrinya pergi ke rumah mertuanya untuk menyatakan terima kasih atas berjalannya prosesi pernikahan dengan baik, terutama keadaan baik pengantin wanita pada masa lajangnya. Setelah selesai acara paulak une, keluarga baru ini kembali ke kampung halamannya/rumahnya dan selanjutnya memulai hidup baru. Manjae : Setelah beberapa lama menjalani kehidupan bersama, maka pria akan dipajae, dipisah rumah dan pekerjaan dari orangtua, biasanya anak bungsu mewarisi rumah orangtua. Maningkir tangga : Setelah keluarga ini hidup mandiri, orangtua datang untuk menjenguk mereka dan diadakan makan bersama.