Anda di halaman 1dari 9

BAB II

POPULASI DAN DEMOGRAFI TUMBUHAN


A. Populasi Tumbuhan
Populasi tumbuhan dengan dinamikanya dapat diamati dengan melihat
penyebarannya permukaan bumi, jarak yang tidak sama antara tumbuhan
satu dan tumbuhan lainnya disebabkan karena perbedaan lingkungan, sumber
daya, tetangga dan ggangguan.
Perbedaan lingkungan tidak hanya mempengaruhi dan memodifikasi
distribusi dan kelimpahan individu, tetapi sekaligus merubah laju
pertumbuhan, produksi biji, pola percabangan, area daun, area akar, dan
ukuran individu.
Penyebaran tumbuhan, kelulushidupan, pola pertumbuhan serta kecepatan
reproduksi semuanya mencerminkan adaptasi tumbuhan tersebut dengan
lingkungannya.
Perhatikan gambar dibawah, temukan habitat hidup dari masing masing
gambar.
Gambar: Gambar Gambar
Apakah populasi tumbuhan yang hidup di tiga daerah berbeda serta ,
bagaimana pula kelimpahan dalam ruang dan waktu yang berbeda
1. P!soalan "husus "olo#i populasi
Distribusi dan kelimpahan tumbuhan dalam ruang dan waktu merupakan
problema bagi ekologi populasi tumbuhan, karena tumbuhan mampu
menghasilkan individu baru dengan melalui :
a. aseksual
aitan reproduksi tumbuhan yang dapat dilakukan dengan aseksual
!"amet# maka batasan populasi tidak hanya sekedar pada indvidu baru namun
juga percabangan, ataupun perangkat organ baru yang mampu merespon
lingkungan tempat hidupnya, sehingga populasi tumbuhan tidak hanya dilihat
dari distribusi dan dinamika individu tumbuhan, tatapi juga termasuk
pertumbuhan dinamik individu tumbuhan sendiri, seperti cabang, ranting,
ataupun propagul.
b. $eksual
eterkaitan reproduksi tumbuhan yang dilihat dari cara reproduksi
seksual !genet# maka dinamika dan distribusi tumbuhan diamati dari
pertambahan individu. %erdasarkan batasan diatas apakah dapat reproduksi
seksual dan aseksual dibedakan jelas dalam suatu vegetasi. &oba amatilah
gambar dibawah ini, apakah individu yang ada hasil dari perbanyak aseksual
atau yang lainnya.
Gambar:
Pada bab ini populasi tumbuhan lebih ditekankan pada :
'. Densitas dan pola distribusi tumbuhan pada spesies penyusun vegetasi
(. Dinamika populasi tumbuhan yang dapat diterapkan pada individu ataupun
pada module pertumbuhan tumbuhan.
Parameter polpulasi yang dapat digunakan untuk mengukur aspek dalam
populasi serta model pertumbuhan diantaranya dapat ditinjau dari:
a# keluasan penyebaran distribusi
b# kecepatan pertumbuhan
c# frekuen gen
d# densitas
e# perbandingan antara se) ratio
f# pola penyebaran
g# $truktur umur
Pengamatan pada vegetasi tumbuhan yang sesungguhnya,
B. Dnsi$as% &ominansi% '!"unsi &an pola &is$!ibusi $umbuhan pa&a
spsis pn(usun )#$asi
1. Dnsi$as.
Densitas adalah jumlah individu per satuan area tertentu, sebagai contoh
adalah *++ pohon Sacharum oficinarum,ha. &ara perhitungan densitas tidak
dengan menghitung semua individu yang ada dalam suatu area. &ara yang
digunakan adalah dengan menggunakan sampling area. -uas sampling area
adalah '. dari luas area total yang diamati.
Pengamatan area sampling dilakukan secara acak dengan penggunakan
kuadrat. uadrat adalah sembarang bentuk yang diberi batas dalam suatu
vegetasi, sehingga penutup seperti densitas dan dominansi dapat diperkirakan
ataupun dihitung.
/kuran kuadrat sangat tergantung pada tipe vegetasi yang diamati. Pada
tumbuhan yang anual dengan homogenitas yang tinggi maka ukuran kuadrat
dapat sangat kecil, sedangkan pada pohon dapat digunakan ukuran '+01+ m
dalam satu sisi.
Densitas dapat ditinjau dengan tanpa melihat masing0masing jenis, data
seperti ini bisa digunakan untuk menghitung jumlah rata0rata individu dari total
cuplikan. Perincian densitas per jenis, menunjukkan populasi masing0masing
jenis dan apabila dikaitkan dengan persebaran ukuran seluruh individu dari
masing0masing jenis, diperoleh informasi tentang strategi regenerasi atau untuk
upaya pengelolaan dan usaha konservasinya, namun data densitas tidak akan
berguna tanpa identitas atau informasi dari data yang lain. Densitas suatu
spesies merupakan suatu ukuran yang statis, data yang diperoleh tidak dapat
mengungkap interaksi dinamik yang terjadi pada anggota spesies tersebut.
2enjaga validitas dari pengamatan, kuadrat diletakan secara acak dengan
memperhatikan ordinat sumbu 3 dan ordinat sumbu 4, yang merupakan
dimensi luas area yang diamati. 2asing masing sumbu ordinat dibagi dalam
unit kecil dengan interval tertentu, tentunya interval untuk ordinat 3 maupu 4
sanat tidak mungkin sama, kecuali area yang diamati mampunyai bangun bujur
sangkar.
2empertimbangkan luas area yang digunakan sampling dalam
pengamatan dan tipe vegetasi, maka diperoleh masing masing jarak interval
pada sumbu 3 dan 4. &ontoh adalah : -uas area total adalah '+.+++.+++ m
(,
,
maka area samplingnya adalah '. dari '+.+++.+++ m
(
5 '++.++++ m
(.,
jika
tipe vegetasi yang diamati memerlukan luas 6 m
(,
maka jumlah kuadrat yang
diamati sebanyak '++.+++,65(1.+++ plot. 2engetahui jarak 3 dan 4 adalah
sangat penting karena dipergunakan sebagai pembilang dari jumlah total plot
yang diamati. Pembuatan unit pada ordinat 3 ataupun 4 dibagi sebanyak plot.
Peletakan plot yang dilakukan acak dapat dilakukan dengan undian ,lotre
sebanyak unit yang ada di 3 dan 4. 7itik pertemuan antara unit 3 dan 4 adalah
tempat kuadrat diletakan.
%agaimana jika peletakan acak yang dilakukan, digunakan pada suatu
darerah yang sangat heterogen dan sangat luas. 2enghindari
menggerombolnya titik peletakan kuadrat maka lokasi yang diamati
dikelompokan dalam tipe vegetasi, kemudian dilakukan penghitungan pada
tiap wilayah vegetasi yang berbeda.
Pengukuran densitas pada pohon yang terdapat dihutan pada umumnya
dihitung dengan metode jarak, yang dibicarakan pada metode teknik sampling.
*. Dominansi+,o)!
Penutupan adalah proyeksi luas tajuk pada permukaan tanah dari masing0
masing jenis pohon tercacah seperti pada bab 8. Data ini biasanya dinyatakan
dengan persentase dari total daerah tutupan terhadap luas petak secara
keseluruhan. Data ini bisa diperkirakan dengan serentetan titik0titik cuplikan.
Penaksiran dapat dilakukan secara langsung, dan perlu diketahui bahwa
cabang berbagai jenis pohon hutan sering tumpang tindih. 9leh karena itu,
penghitungan total penutupan semua jenis dalam suatu petak cuplikan akan
sering mencapai : '++.. Pengukuran coversecara detail dapat dilihat pada
halaman ;.
Dominansi suatu jenis 5
tan gbersangku yajenisyan kdijumpain jumlahpeta
uhpetak sdariselur usuatujeni panindivid luaspenutu
%erdasarkan jumlah replika yang dilakukan maka dapat diperoleh nilai
relatif dari parameter dominansi adalah sebagai berikut:
Dominansi "elatif !D"# . 5
individu totalsemua
uatujenis hindividus totaljumla
3 '++.
*. F!"unsi
<rekuensi menunjukkan persebaran suatu jenis pada suatu petak cuplikan.
Penghitungan data frekuensi suatu jenis tidak memperhitungkan aspek
kerapatan atau kelimpahan. 9leh karena itu, frekuensi lebih menunjukkan
derajad persebaran atau kehadiran individu dari jenis yang bersangkutan. Pola
persebaran suatu jenis sangat berkaitan erat dengan kapasitas reproduksi dan
kemampuan adaptasi jenis tersebut terhadap lingkungan.
<rekuensi suatu jenis 5
jari yangdipela ruhkuadrat jumlahselu
ijumpai stersebutd atdarijeni totalkuadr
3 '++.
Arti penting tidak selamanya menghitung ketiga parameter tersebut, arti
penting dapat dihitung hanya dua dari parameter yang dihitung, namun
perhitungan satu parameter densitas atau dominansi saja dapat menghitung
paramer frekuensi yang sekaligus merupakan penjumlahan dari nilai relatif
dua parameter spesies tersebut.
B. Pola
1. Pn#!$ian
Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan
dapat memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan.
Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi
tiga yaitu:
a. Acak
Pola peneyebaran secara acak dapat dilihat jika jarak , lokasi, sembarang
tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi spesies yang sama.
b. 2engelompok
Pola penyebaran mengelompok !Agregated atau undispersed#,
menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk
menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota tumbuhan yang ditemukan lebih
banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada beberapa alasan :
'# "eproduksi tumbuhan yang menggunkan
a# ruuner atau rimpang.
b# "eproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di
sekitar induk.
(# -ingkungan ,habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan
pada anggota spesies. =abitat dikatakan homogen pada lingkungan makro,
namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. 2ikrositus yang paling
cocok untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies
yang sama.
c. 7eratur
Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada
perkebunan, agricultur yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan.
*. ,a!a pn#u"u!an pola
%ebrapa pengukuran pola diantaranya adalah:
a. Mn##unaan "ua&!a$ a-a".
Pemanfaatan jumlah individu yang berakar dalam tanah dihitung dalam
kuadrat dan merupakan data pengamatan. !observed#. Data harapan dihitung
dengan rumus Poison yang hanya memerlukan jumlah rata rata tumbuhan per
kuadrat. Perbedaan antara data pengamatan daengan data harapan dinalisis
dengan chi s>uare. &ontoh perhitungan dengan analisis Poison untuk setiap
spesies adalah sebagai berikut:
7abel * : Analisis pola penyebaran spesies dengan menggunakan rumus
Poison
?umlah
tumbuhan
per kuadrat
Pengamatan jumlah
kuadrat dengan )
tumbuhan
=araopan
?umlah kuadrat dengan ) tumbuhan 5
e
0m
!m
)
,3@# !'++#
3
(

!Pengamatan A=arapan#
(
=arapan
+ '* ('.+ *.+
' 1' *(.B '+.'
( (* (1.C +.*
* * '*.* B.+
6 + 1.(+ 0
1 '+ '.C+ '.1
7otal '++ ;;.1 DE
(
5((.;
Analisis dengan menggunakan kuadrat acak ini memerlukan minimal '++
kuadrat yang diletakan secara acak. /kuran plot disesuikan dengan tipe life
form. 7umbuhan yang dianalisis sebaiknya adalah tumbuhan yang tunggal
seperti spesies Elepanthus, Tridaks procumben. Pengelompokan dengan
menggunakan klas skala %0% yang terdiri dari enam kelas
Asumsi sebaran 7umbuhan secara umum adalah mengelompok, sehingga
=o: dikatakan sebagai spesies tumbuhan 3 adalah tidak mengelompok.
Penggunaan rumus poison memerlukan jumlah rerata tumbuhan per juadrat
!m#, bilangan konstanta e 5 (,F'B*, sehingga e
0m
5 +,('
%erdasarkan harga DE
(
5((.; dokonfirmasikan dengan tabel E
(
dengan
derajad bebas * 5 '',*6, maka nilai E
(
hitung 5((.;: E
(
tabel 5 '',*6. =o
ditolak, artinya =A diterima berarti tumbuhan tsb hidup secara mengelompok.
b. mn##una"an m$o& .a!a"
2etode jarak dapat digunakan dalam perhitungan pola dengan tidak
menggunakan plot. ?arak antara tumbuhan yang salaing berdekatan dihitung
dan akan dipelajari dalam teknik sampling pada bab kemudian.
-. F!unsi
<rekuensi dapat digunakan untuk menaksir pola, dimana frekuensi adalah
jumlah kuadrat yang berisi spesies tumbuhan tertentu. ?ika ada 1+ kuadrat yang
ditempatkan dilapangan area pengamatan dan (1 diantaranya ditandai dengan
hadirnya spesies tertentu maka frekuensi tumbuhan tersebut adalah 1+..
%erdasarkan densitas dan frekuensi dapat juga digunakan sebagai prediksi
untuk pola spesies tumbuhan. $ebagai contoh adalah jika angka densitas tinngi
dan frekuensi rendah maka dapat diasumsikan bahwa tumbuhan tersebut adalah
mengelompok, demian juga sebaliknya. 7etapi penggunakan densitas dan
frekuensi adalah ukuran yang tidak independen karena masih ada faktor lain
yaitu luas kuadrat yang digunakan berpengaruh terhadap frekuensi yang hadir
dalam kuadrat.

,. Dmo#!a'i Tumbuhan
Demografi tumbuhan adalah perubahan dalam ukuran populasi menurut
/a"$u. Demografi dapat dipelajari dengan cara menentukan laju kelahiran, dan
kematian tiap umur dalam populasi . 2elalui demografi dapat diproyeksikan
lama hidup suatu tumbuhan, kapan bereproduksi, seberapa banyak jumlah
anak, serta perubahan yang terjadi dalam populasi dalam satuan waktu tertentu.
Persoalan demografi adalah bukan hanya persoalan menghitung karena
tumbuhan mempunyai plastisitas dan kompleksitas morphologi dan
kemampuan untuk memproduksi secara aseksual.
ompleksitas morphologi mempunyai kaitan dengan lingkungan tempat
hidupnya, sehingga bentuk dapat berbeda, komplikasi yng terjadi menyebabkan
dalam ekologi tumbuhan tidak mengembangkan kohort
Pendekatan terhadap demografi dilakukan dengan memberi batasan yang
jelas mengenai stadia sejarah hidup, jumlah hadir pada masing masing stadia.
$ebagai contoh adalah, biji yang hadir dalam tanah diacu sebagai seed pool
!kolam biji,bank biji#. %eberapa biji, berkecambah untuk menjadi seedling.
-ingkungan berperan untuk menjadi penyaring sehingga beberapa biji tetap
dalam bentuk biji dan beberapa biji tumbuh menjadi sedling.
$ementara itu beberapa tumbuhan mati sebelum menghasilkan biji dan ada
yang membentuk anakan dengan biji ataupun dengan cara vegetatip baru. Pada
ahkir musim pertumbuhan, biji baru dihasilkan dan bank biji lain tersedia untuk
generasi berikutnya.
Perhatikanlah gambar dibawah, pembentukan individu baru karena
perbanyakan vegetatip, mula mula melekat pada induk. Pengamatan harus jelas
untuk memutuskan apakah roset vegetative, anakan !tiller#, stolon, dipandang
sebagai unit populasi terpisah atau tidak.
Gambar : Populasi dari graminae
'. /nit populasi
Pelajari batasan populasi yang telah lalu, populasi tidak selalu terbentuk
karena pertambahan individu karena muncul dan tumbuhnya perkecambahan
baru. Populasi dapat terbentu dari !am$ dan #n$, ramet jika populasi
dihasilkan dari vegetatip, sedangkan genet dihasilkan dari biji. $elain itu
kecepatan pertumbuhan dari tumbuhan yang berbeda mempunyai dampak yang
berbeda dalam bagian populasi, sehingga sering kali menentukan module
pertumbuhan dikonsepkan sebagai populasi mo&ul.

Anda mungkin juga menyukai