Disusun untuk Memenuhi Tugas Lap!an Akhi! P!"esi Ne!s #$ % &' Septem(e! &'#) Ruang &* RSUD +!, Sai"u- An.a! Ma-ang DEPARTEMEN MEDIKAL Disusun O-eh/ Anggi 0u.ita #'$'1'&'2###''2 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 3AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS 4RAWI5A0A MALANG &'#) Lap!an Pen+ahu-uan HIV +engan Kmp-ikasi Tksp-asma #, De"inisi HIV AIDS (Acquired Immune Deficiency Sindrome) adalah sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV. Dalam bahasa indonesia dapat dikatakan sebagai sindrom cacat kekebalan tubuh dapatan. Acquired: Didapat bukan penyakit keturunan Immune: Sistem kekebalan tubuh Deficiency! "ekurangan Syndrome! "umpulan gejala#gejala penyakit AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh $irus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mengakibatkan rusaknya%menurunnya sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit. Apabila HIV ini masuk ke dalam peredaran darah seseorang maka HIV tersebut menyerap sel#sel darah putih. Sel#sel darah putih ini adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit. HIV secara berangsur#angsur merusak sel darah putih hingga tidak bisa berfungsi dengan baik. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah retro$irus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia terutama &D'( ) cell. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah air mani atau cairan $agina. Sebelum HIV berubah menjadi AIDS penderitanya akan tampak sehat dalam *aktu kira#kira + sampai ,- tahun. .alaupun tampak sehat mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman tranfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian. &enters for Disease &ontrol (&D&) merekomendasikan bah*a diagnosa AIDS ditujukan pada orang yang mengalami infeksi opportunistik dimana orang tersebut mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel ) / 0--) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. "ondisi lain yang sering digambarkan meliputi kondisi demensia progresif 1*asting syndrome2 atau sarkoma kaposi (pada pasien berusia 3 4- tahun) kanker#kanker khusus lainnya (yaitu kanker ser$iks in$asif) atau diseminasi dari penyakit yang umumnya mengalami lokalisasi (misalnya )5). &, K-asi"ikasi HIV a. Stadium , ! 6eriode 7endela HIV masuk ke dalam tubuh sampai terbentuknya antibodi terhadap HIV dalam darah )idak ada tanda0 khusus penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat )est HIV belum dapat mendeteksi keberadaan $irus ini )ahap ini disebut periode jendela umumnya berkisar ,#4 bulan. b. Stadium 0 ! HIV 6ositif (tanpa gejala) rata#rata selama +#,- tahun! HIV berkembang biak dalam tubuh )idak ada tanda#tanda khusus penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat )est HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang karena telah terbentuk antibodi terhadap HIV 8mumnya tetap tampak sehat selama +#,- tahun tergantung daya tahan tubuhnya (rata#rata 9 tahun (di negara berkembang lebih pendek). c. Stadium : ! HIV 6ositif (muncul gejala) Sistem kekebalan tubuh semakin turun ;ulai muncul gejala infeksi opportunistik misalnya! pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh diare terus menerus flu dll 8mumnya berlangsung selama lebih dari , bulan tergantung daya tahan tubuhnya d. Stadium ' ! AIDS "ondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah 5erbagai penyakit lain (infeksi opportunistik) semakin parah .asting (kehilangan berat badan secara drastis) Diare kronis. Ke-as K!ite!ia Stadium "linis , Asimtomatik.)otal &D'3+-- #asimtomatik #limfadenopati generalisata persisten Stadium klinis II.Sakit ringan.)otal &D'!0--# '<< #6enurunan berat badan ,-= #IS6A berulang (sinusitistonsillitisotitis media dan faringitis) #herpes >oster #"elitis angularis Stadium klinis III (sakit sedang) #penurunan berat badan 3,-= #Diare kronis 3, bulan #"andidiasis oral #)5 paru #limfadenopathy generalisata persisten Stadium klinis IV.Sakit berat (AIDS).)otal &D' /0-- #HIV wasting syndrome -6neumonia #Herpes simpleks 3 , bulan #"andidiasis esophagus #Sarkoma "aposi #)oksoplasmosis #?nsefalopathy HIV #;eningitis kriptokus #;ikosis profunda #@imfoma #"arsinoma #isoprosiasis kronis #Aeropathy dan kardiomegalu terkait HIV 2, Eti-gi HIV 6enyebabnya adalah golongan $irus retro yang disebut human immunodeficiency $irus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun ,<9: sebagai retro$irus dan disebut HIV#,. 6ada tahun ,<94 di Afrika ditemukan lagi retro$irus baru yang diberi nama HIV#0. HIV#0 dianggap sebagai $irus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV#,. ;aka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. AIDS dapat menyerang semua golongan umur termasuk bayi pria maupun *anita. Bang termasuk kelompok resiko tinggi adalah ! a. @elaki homoseksual atau biseks. b. 6artner seks dari penderita HIV%AIDS. c. 6enerima darah atau produk darah (transfusi) yang tercemar HIV. d. 6enggunaan jarum suntik tindik tattoo pisau cukur dll yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama#sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. &ara#cara tersebut dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah. e. Ibu positif HIV kepada bayi yang dikandungnya. &ara penularan ini dapat terjadi saat! ,) Antenatal yaitu melalui plasenta selama bayi dalam kandungan. 0) Intranatal yaitu saat proses persalinan dimana bayi terpapar oleh darah ibu atau cairan $agina :) 6ostnatal yaitu melalui air susu ibu. ), Pat"is-gi HIV a, St!uktu! Genmik HIV Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh $irus HIV (Human Immmunodeficiency Virus) yang termasuk famili retro$iridae AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Djoerban 0--C). HIV adalah retro$irus anggota genus @enti$irus dan menunjukkan banyak gambaran fisikomia yang merupakan ciri khas famili. Denom EAA lenti$irus lebih kompleks daripada genom EAA Eetro$irus yang bertransformasi. Virus mengandung tiga gen yang dibutuhkan untuk replikasi retro$irus F gag pol dan en$ (5rooks 0--'). Virion HIV#, berbentuk icosahedral dan memiliki ujun tajam eksternal sebanyak C0. @ebih kompleks dibandingkan H)@V#, dan H)@V#0. 6roduk gen dapat dibagi menjadi tiga kelompok. (, Patgenesis HIV A*alnya terjadi perlekatan antara gp,0- dan reseptor sel &D' yang memicu perubahan konformasi pada gp,0- sehingga memungkinkan pengikatan dengan koreseptor kemokin (biasanya &&E+ atau &G&E'). Setelah itu terjadi penyatuan pori yang dimediasi oleh gp', Setelah berada di dalam sel &D' salinan DAA ditranskripsi dari genom EAA oleh en>im reverse transcriptase (E)) yang diba*a oleh $irus. Ini merupakan proses yang sangar berpotensi mengalami kesalahan. Selanjutnya DAA ini ditranspor ke dalam nukleus dan terintegrasi secara acak di dalam genom sel pejamu. Virus yang terintegrasi diketahui sebagai DAA pro$irus. 6ada akti$asi sel pejamu EAA ditranskripsi dari cetakan DAA ini dan selanjutnya di translasi menyebabkan produksi protein $irus. 6oliprotein prekursor dipecah oleh protease $irus menjadi en>im (misalnya reverse transcriptase dan protease) dan protein struktural. Hasil pecahan ini kemudian digunakan untuk menghasilkan partikel $irus infeksius yang keluar dari permukaan sel dan bersatu dengan membran sel pejamu. Virus infeksius baru ($irion) selanjutnya dapat menginfeksi sel yang belum terinfeksi dan mengulang proses tersebut. )erdapat tiga grup (hampir semua infeksi adalah grup ;) dan subtipe (grup 5 domina di ?ropa) untuk HIV#,. 6, Sik-us Hi+up HIV +an Inte!na-isasi HIV ke se- ta!get HIV merupakan retro$irus obligat intraselular dengan replikasi sepenuhnya di dalam sel host. 6erjalanan infeksi HIV di dalam tubuh manusia dia*ali dari interaksi gp,0- pada selubung HIV berikatan dengan reseptor spesifik &D' yang terdapat pada permukaan membran sel target (kebanyakan limfosit )#&D'(. Sel target utama adalah sel yang mempu mengekspresikan reseptor &D' (astrosit mikroglia monosit# makrofaglimfosit@angerhanHsdendritik). +, Pat"isi-gi HIV "arena peran penting sel ) dalam 1menyalakan2 semua kekuatan limfosit dan makrofag sel ) penolong dapat dianggap sebagai 1tombol utama2 sistem imun. Virus AIDS secara selektif mengin$asi sel ) penolong menghancurkan atau melumpuhkan sel#sel yang biasanya megatur sebagian besar respon imun. Virus ini juga menyerang makrofag yang semakin melumpuhkan sistem imun dan kadang#kadang juga masuk ke sel#sel otak sehingga timbul demensia (gangguan kapasitas intelektual yang parah) yang dijumpai pada sebagian pasien AIDS. Dalam tubuh IDHA partikel $irus bergabung dengan DAA sel pasien sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV seumur hidup ia akan tetap terinfeksi. Dari semua orang yang terinfeksi HIV sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada tahun pertama +-= berkembang menjadi AIDS sesudah ,- tahun dan sesudah ,: tahun hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS dan kemudian meninggal. Dejala yang terjadi adalah demam nyeri menelan pembengkakan kelenjar getah bening ruam diare atau batuk. Setelah infeksi akut dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa gejala). ;asa tanpa gejala ini umumnya berlangsung selama 9# ,- tahun. Dambar *aktu &D' )#cell dan perubahan perkembangan $irus berkesinambungan pada infeksi HIV yang tidak diterapi. 6ada *aktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat klinis tidak menunjukkan gejala pada *aktu itu terjadi replikasi HIV yang tinggi ,- partikel setiap hari. 5ersamaan dengan replikasi HIV terjadi kehancuran limfosit &D' yang tinggi untungnya tubuh masih bisa mengkompensasi dengan memproduksi limfosit &D' sekitar ,-< setiap hari. e, T!ansmisi In"eksi HIV ,) )ransmisi melalui kontak seksual "ontak seksual merupakan salah satu cara utama transmisi HIV di berbagai belahan dunia. Virus ini dapat ditemukan dalam cairan semen cairan $agian cairan ser$iks. )ransmisi infeksi HIV melalui hubungan seksual le*at anus lebih mudah karena hanya terdapat membran mukosa rektum yang tipis dan mudah robek anus sering terjadi lesi. 0) )ransmisi melalui darah atau produk darah )ransmisi dapat melalui hubungan seksual (terutama homseksual) dan dari suntikan darah yang terinfeksi atau produk darah (AsjJ 0--0). Diperkirakan bah*a <- sampai ,--= orang yang mendapat transfusi darah yang tercemar HIVakan mengalami infeksi. Suatu penelitian di Amerika Serikat melaporkan risiko infeksi HIV#, melaluI transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV berkisar antara , per C+-.--- hingga , per 9:+.--- (Aasronudin 0--C). 6emeriksaan antibodi HIV pada donor darah sangat mengurangi transmisi melalui transfusi darah dan produk darah (contoh konsentrasi faktor VIII yang digunakan untuk pera*atan hemofIlia) (@ange 0--,) :) )ransmisi secara $ertikal )ransmisi secara $ertikal dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janinnya se*aktu hamil persalinan dan setelah melahirkan melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI). Angka penularan selama kehamilan sekitar +#,-= se*aktu persalinan ,-#0-= dan saat pemberian ASI ,-#0-= (Aasronudin 0--C). Di mana alternatif yang layak tersedia ibu#ibu positif HIV#, tidak boleh menyusui bayinya karena ia dapa) menambah penularan perinatal (6arks ,<<4). Selama beberapa tahun terakhir ditemukan bah*a penularan HIV perinatal dapat dikaitkan lebih akurat dengan pengukuran jumlah EAA#$irus di dalam plasma. 6enularan $ertikal lebih sering terjadi pada kelahiran preterm terutama yang berkaitan dengan ketuban pecah dini (&unningham 0--'). ') 6otensi transmisi melalui cairan tubuh lain .alaupun air liur pernah ditemukan dalam air liur pada sebagian kecil orang yang terinfeksi tidak ada bukti yang menyakinkan bah*a air liur dapat menularkan infeksi HIV baik melalui ciuman biasa maupun paparan lain misalnya se*aktu bekerja bagi petugas kesehatan. Selain itu air liur dibuktikan mengandung inhibitor terhadap akti$itas HIV. Demikian juga belum ada bukti bah*a cairan tubuh lain misalnya air mata keringat dan urin dapat merupakan media transmisi HIV (Aasronudin 0--C). +) )ransmisi pada petugas kesehatan dan petugas laboratorium 5erbagai penelitian multi institusi menyatakan bah*a risiko penularan HIV setelah kulit tertusuk jarum atau benda tajam lainnya yang tercemar oleh darah seseorang yang terinfeksi HIV adalah sekitar -:= sedangkan risiko penularan HIV ke membran mukosa atau kulit yang mengalami erosi adalah sekitara --<=. Di rumah sakit Dr. Sutomo dan rumah sakit s*asta di Surabaya terdapat ,4 kasus kecelakaan kerja pada petugas kesehatan dalam 0 tahun terakhir. 6ada e$aluasi lebih lanjut tidak terbukti terpapar . $, Mani"estasi K-inis HIV Ditinjau dari stadium perkembangan $irus manifestasi klinis HIV dibagi menjadi empat fase yaitu! a. Kase I! 6eriode 7endela Indi$idu sudah terpapar dan terinfeksi. )etapi ciri#ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. 6ada fase ini antibodi terhadap HIV belum terbentuk. Kase ini akan berlangsung sekitar ,#4 bulan dari *aktu indi$idu terpapar. b. Kase II! HIV 6ositif (tanpa gejala) rata#rata selama +#,- tahun 5erlangsung lebih lama yaitu sekitar 0#,- tahun setelah terinfeksi HIV. 6ada fase kedua ini indi$idu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit tetapi sudah dapat menularkan pada orang lain. c. Kase III! HIV 6ositif (muncul gejala) ;ulai muncul gejala#gejala a*al penyakit yang disebut dengan penyakit terkait dengan HIV. )ahap ini belum dapat disebut sebagai gejala AIDS. Dejala#gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada *aktu malam diare terus menerus pembengkakan kelenjar getah bening flu yang tidak sembuh#sembuh nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah serta berat badan terus berkurang. 6ada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang. d. Kase IV! AIDS AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel#) nya. )imbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi opportunistik yaitu kanker khususnya saria*an kanker kulit atau sarcoma kaposi infeksi paru#paru yang menyebabkan radang paru#paru dan kesulitan bernafas infeksi usus yang menyebabkan diare parah berminggu#minggu dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala. Sedangkan dari kriteria mayor dan minor manifestasi HIV adalah sebagai berikut! a. Dejala mayor ! 5erat badan menurun lebih dari ,-= dalam , bulan. Diare kronik yang berlangsung lebih dari , bulan. Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan. 6enurunan kesadaran dan gangguan neurologis. Demensia%ensefalopati HIV. b. Dejala minor! 5atuk menetap lebih dari , bulan. Dermatitis generalisata yang gatal. Herpes Loster multisegmental dan atau berulang. "andidiasis orofaringeal. Herpes simpleks kronis progresif. @imfadenopati generalisata. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin *anita. 7, Peme!iksaan Diagnstik HIV a. )es Serologis ,) Eapid test dengan menggunakan reagen SD HIV Determent dan Incoprobe. 6emeriksaan ini dapat dilakukan dengan pengamatan $isual. "lien dinyatakan positif HIV apabila hasil dari ketiga tes tersebut reaktif. )es ini paling sering digunakan karena paling efektif dan efisien *aktu. 0) ?@ISA (Te !n"yme-#in$ed Immunosor%ent Assay) mengidentifikasi antibodi yang secara spesifik ditunjukkan kepada $irus HIV. )es ?@ISA tidak menegakkan diagnosis penyakit AIDS tetapi lebih menunjukkan seseorang pernah terinfeksi oleh HIV. Irang yang darahnya mengandung antibodi untuk HIV disebut dengan orang yang seropositif. :) .estern blot Digunakan untuk memastikan seropositi$itas seperti yang teridentifikasi le*at ?@ISA. ') 6&E (&o'ymerase (ain )eaction) ;endeteksi DAA $irus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler. +) 60' ( 6rotein 6embungkus Human ImmunodeficiencyVirus (HIV)) 6eningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi. b. )es untuk deteksi gangguan sistem imun! ,) @imfosit plasma menurun /,0--. 0) @eukosit bisa normal atau menurun. :) &D' menurun /0-- ') Easio &D'%&D9 Easio terbalik ( 0 ! , ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( &D9 ke &D' ) mengindikasikan supresi imun. +) Albumin 5eberapa tes laboratorium yang digunakan menentukan presentase infeksi HIV )es laboratorium )ujuan )es "isaran Aormal Interpretasi Hasil Implikasi "epera*atan 7umlah dan prosentase &D'( ;engukur tingkat kesehatan sistem imun. 6erhitungan ini menentukan jumlah &D'( (sel ) helper) di dalam darah. Sel ini bekerja untuk mempertahankan respon imun mela*an infeksi. 7umlah prosentase limfosit menggambarkan jumlah sel &D'(. +--#,+--%ml 30+= limfosit (jumlah atau prosentase &D'( yang kurang dari jumlah normal akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi). /0-- atau ,'= dari limfosit mengindikasikan infeksi AIDS. 6rosentase lebih akurat dari pada jumlah karena jumlah memiliki $ariasi yang tinggi. Hasil mungkin dipengaruhi *aktu tingkat kelelahan dan stress tes seharusnya dilakukan dalam *aktu yang sama (dengan tes yang sebelumnya) dan dalam kondisi terbebas dari infeksi yang sedang atau baru saja terjadi. Sering dimonitoring setiap tiga bulan. )es Antibodi HIV (?@ISA) 6emeriksaan darah untuk mengetahui prosentase dari antibodi HIV. Aegatif Dalam ,9 bulan pertama dari kehidupan mungkin positif karena antibodi dari ibu. 6enggunaannya jarang digunakan dibandingkan tes $iral. )idak digunakan untuk memonitor perkembangan penyakit. Hasil positif palsu dapat terjadi. DAA HIV 6olymerase &hain Eeaction (6&E) Assay 6emeriksaan darah untuk mengetahui prosentase dari DAA HIV di dalam darah. )idak terdeteksi 6aling sering digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV neonatal. ;ungkin memiliki hasil positif palsu sehingga perlu dilakukan pengulangan tes selama masa infant guna mengkonfirmai diagnosa. Viral @oad )est ;engukur jumlah jumlah HIV di darah tepi. Dilaporkan dalam satuan jumlah per milliliter darah. )idak terdeteksi 7umlah yang lebih tinggi menunjukkan jumlah HIV di dalam darah lebih banyak. )reatmen yang efektif seharusnya dapat menurunkan jumlah HIV atau menunjukkan hasil yang tidak terdeteksi. 1, Penata-aksanaan Me+is HIV Sampai saat ini belum ada obat#obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh indi$idu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bah*a HIV%AIDS dapat disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut pengobatannya tidak dilakukan dengan standar medis tetapi dengan pengobatan alternatif atau pengobatan lainnya. Ibat#obat yang digunakan adalah untuk menahan penyebaran HIV dalam tubuh tetapi tidak menghilangkan HIV dari dalam tubuh. 8ntuk menahan lajunya tahap perkembangan $irus beberapa obat yang ada adalah antiretro$iral dan infeksi opportunistik. a. Ibat antiretro$iral untuk retro$irus seperti HIV guna menghambat perkembangbiakan $irus. 6enatalaksanaan HIV%AIDS termasuk terapi AEV dimaksudkan untuk menghambat replikasi $irus. 6rinsip pengobatan antiretro$iral adalah sebagai berikut! ,) ;enurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV. 0) ;emperbaiki kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV%AIDS. :) ;emulihkan dan%atau memelihara fungsi kekebalan tubuh. ') ;enekan replikasi secara maksimal dan selama mungkin. Ibat#obat antiretro$irus yang digunakan adalah! ,) Dolongan obat anti#HIV pertama adalah nuc'eoside reverse transcriptase ini%itor atau AE)I juga disebut analog nukleosida. Ibat golongan ini menghambat bahan genetik HIV dipakai untuk membuat DAA dari EAA. Ibat dalam golongan ini yang disetujui di AS dan masih dibuat adalah! - :)& (lami$udine) # Abaca$ir (A5&) - AL) (LDV Lido$udine) # d') (Sta$udine) - )enofo$ir ()DK analog nukleutida) - dd, (didanosine) ?mtricicitabine (K)&) 0) Dolongan obat lain menghambat langkah yang sama dalam siklus hidup HIV tetapi dengan cara lain. Ibat ini disebut non#nucleoside re$erse transcriptase inhibitor atau AAE)I. ?mpat AAE)I disetujui di AS! - Dela$irdine (D@V) # ?tra$irine (?)V) - ?fa$iren> (?KV) # Ae$irapine (AV6) :) Dolongan ketiga AEV adalah protease inhibitor (6I). Ibat golongan ini menghambat langkah kesepuluh yaitu $irus baru dipotong menjadi potongan khusus. Sembilan 6I disetujui dan masih dibuat di AS! - Atana$ir (A)V) # @opina$ir (@6V) - Daruna$ir (DEV) # Aelfina$ir (AKV) - Kosamprenafir (K6V) # Eitona$ir (E)V) - Indina$ir (IDV) # saMuina$ir (SNV) ') Dolongan AEV keempat adalah entry inhibitor. Ibat golongan ini mencegah pemasukan HIV ke dalam sel dengan menghambat langkah kedua dari siklus hidupnya. Dua obat golongan ini sudah disetujui di AS! - ?nfu$irtide ()#0-) - ;ara$iroc (;V&) - Dolongan AEV terbaru adalah integrase inhibitor (IAI). Ibat golongan ini mencegah pemaduan kode genetik HIV dengan kode genetik sel dengan menghambat langkah kelima dari siklus hidupnya. Ibat IAI pertama adalah! - Ealtegra$ir (EDV) - Ibat infeksi opportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang mungkin didapat karena sistem kekebalan tubuh sudah rusak atau lemah. Sedangkan obat yang bersifat infeksi opportunistik adalah Aerosol 6entamidine Danciclo$ir Koscamet. Pe6egahan 8ntuk mencegah penularan HIV%AIDS dapat diingat menggunakan A5&D? yang terdiri dari! a. A%stinence tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan (abstinansia). b. *e faitfu' yaitu tetap setia pada pasangannya untuk yang sudah menikah. c. (ondom gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual (melindungi diri). d. Don+t do drugs tidak melakukan penyalahgunaan Aap>a sama sekali. e. !quipment berhati#hati terhadap peralatan yang beresiko membuat luka dan digunakan secara bergantian (bersamaan) misalnya jarum suntik pisau cukur dll. 8, Kmp-ikasi HIV a. Iral @esi "arena kandidia herpes simplek sarcoma kaposi H6V oral gingi$itis peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV) leukoplakia oralnutrisidehidrasipenurunan berat badan keletihan dan cacat. b. Aeurologik ,) "ompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf berefek perubahan kepribadian kerusakan kemampuan motorik kelemahan disfasia dan isolasi sosial. 0) ?nselophaty akut karena reaksi terapeutik hipoksia hipoglikemia ketidakseimbangan elektrolit meningitis % ensefalitis. Dengan efek ! sakit kepala malaise demam paralise total % parsial. :) Infark serebral kornea sifilis meningo$askulerhipotensi sistemik dan maranik endokarditis. ') Aeuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV). c. Dastrointestinal ,) Diare karena bakteri dan $irus pertumbuhan cepat flora normal limpoma dan sarcoma kaposi. Dengan efek penurunan berat badan anoreksia demam malabsorbsi dan dehidrasi. 0) Hepatitis karena bakteri dan $irus limpomasarcoma kaposi obat illegal alkoholik. Dengan anoreksia mual muntah nyeri abdomen ikterikdemam atritis. :) 6enyakit Anorektal karena abses dan fistula ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi dengan efek inflamasi sulit dan sakit nyeri rectal gatal#gatal dan diare. d. Eespirasi ,) 6neumonia 6neumocystis (6&6) 6ada umumnya 9+= infeksi opportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru#paru 6&6 dengan gejala sesak nafas batuk kering sakit bernafas dalam dan demam. 0) &ytomegalo Virus (&;V) 6ada manusia $irus ini +-= hidup sebagai komensial pada paru#paru tetapi dapat menyebabkan pneumocystis. &;V merupakan penyebab kematian pada :-= penderita AIDS. :) ;ycobacterium A$ilum ;enimbulkan pneumoni difus timbul pada stadium akhir dan sulit disembuhkan. ') ;ycobacterium )uberculosis 5iasanya timbul lebih dini penyakit cepat menjadi miliar dan cepat menyebar ke organ lain diluar paru. e. Dermatologik @esi kulit stafilokokus ! $irus herpes simpleks dan >oster dermatitis karena Oerosis reaksi otot lesi scabies dan dekubitus dengan efek nyerigatalrasa terbakarinfeksi skunder dan sepsis. f. Sensorik ,) 6andangan ! Sarkoma "aposi pada konjungti$a berefek kebutaan 0) 6endengaran ! otitis eksternal akut P otitis media kehilangan pendengaran dengan efek nyeri. HIV DENGAN KOMPLIKASI TOKSOPLASMA #, De"inisi )oOoplasmosis merupakan penyakit >oonosis yaitu penyakit pada he*an yang dapat ditularkan ke manusia. 6enyakit ini disebabkan oleh sporo>oa yang dikenal dengan nama )oOoplasma gondii yaitu suatu parasit intraselluler yang banyak terinfeksi pada manusia dan he*an peliharaan. 6enderita toOoplasmosis sering tidak memperlihatkan suatu gejala klinis yang jelas. 6enyakit toOoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing atau anjing tetapi penyakit ini juga dapat menyerang he*an lain seperti babi sapi domba dan he*an peliharaan lainnya. 8ntuk tertular penyakit toOoplasmosis tidak hanya terjadi pada orang yang memelihara kucing atau anjing tetapi juga bisa terjadi pada orang lainnya yang suka memakan makanan dari daging setengah matang atau sayuran lalapan yang terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit toOoplasmosis. )oksoplasmosis adalah penyakit infeksi pada manusia dan he*an yang disebabkan oleh To,op'asma gondii. )oOsoplasma adalah parasit proto>oa dengan sifat alami dengan perjalanannya dapat akut atau menahun juga dapat menimbulkan gejala simtomatik maupun asimtomatik .Insiden komplikasi SS6 pada penderita AIDS cukup besar. ;anifestasi klinis AIDS pada SS6 dapat terjadi karena 0 hal yaitu $irus AIDS itu sendiri atau akibat infeksi oportunistik atau neoplasma.?nsefalitis toksoplasma merupakan penyebab tersering lesi otak fokal infeksi oportunistik yang paling banyak terjadi pada pasien AIDS. ?nsefalitis toksoplasma muncul pada kurang lebih ,-= pasien AIDS yang tidak diobati. Siklus hidup To,op'asma gondii ! a, Kase seksual 5erlangsung pada Hospes definitif dari T. -ondii (kucing) dan jenis .e'iidae. Siklus seksual berlansung dalam epitel usus kucing yang kemudian berakhir dengan pembentukan /ocyst yang dikeluarkan bersama tinja (,-#0- hari atau bisa lebih lama). /ocyst berbentuk o$al dengan diameter ,-#0- dan berisi 9 sporo>oit di dalam 0 sporokista. (, Kase aseksual T0 gondii mengalami siklus reproduksi aseksual di semua spesies. "ista jaringan atau oocyst larut selama digesti menghasilkan bradi>oit atau sporo>oit yang masuk ke lamina propria pada usus kecil dan mulai untuk memperbanyak diri sebagai taki>oid. )aki>oid dapat menyebar pada jarinngan eksternal dengan *aktu singkat melalui limfe dan darah. ;ereka dapat masuk pada beberapa sel dan memperbanyak diri. Sel dari host akhirnya pecah dan menghasilkan taki>oid masuk ke sel yang baru. "etika host berkembang menjadi resisten kira#kira : minggu setelah infeksi taki>oid mulai menghilang dari dalam jaringan dan menjadi bentuk resting bradi>oid dalam kista jaringan ("napen 0--9). &, Eti-gi Infeksi )oksoplasma atau yang sering disebut toksoplasmosis disebabkan oleh To,op'asma gondii1 salah satu parasit filum &roto"oa To,op'asma1 yang menyerang sistem saraf manusia. Infeksi ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti transfus darah melalui Infeksi ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti pada transfusi darah melalui daging mentah dari ternak yang terinfeksi )oksoplasma (food%orne) dari he*an ke manusia (misal dari kucing dan anjing) serta diba*a secara kongenital oleh bayi dari ibu yang terinfeksi )oksoplasma. Di Indonesia angka pre$alensi infeksi toksoplasma masih cukup tinggi yaitu sebesar '0.<=. ?nsefalitis toksoplasma disebabkan oleh parasit To,op'asma gondii yang diba*a oleh kucing burung dan he*an lain yang dapat ditemukan pada tanah yang tercemar oleh tinja kucing dan kadang pada daging mentah atau kurang matang. 5egitu parasit masuk ke dalam sistem kekebalan parasit tersebut menetap di sana sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat mela*an parasit tersebut hingga tuntas dan dapat mencegah terjadinya suatu penyakit. Aamun pada orang pasien HIV%AIDS mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga tidak mampu mela*an parasit tersebut. Sehingga pasien mudah terinfeksi oleh parasit tersebut gejala yang ditimbulkan dapat berupa demam nyeri kepala kejang mual dan gangguan koordinasi )ransmisi pada manusia terutama terjadi bila memakan daging babi atau domba yang mentah dan mengandung oocyst (bentuk infektif dari To,op'asma gondii). 5isa juga dari sayur yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan feses kucing. Selain itu dapat terjadi transmisi le*at transplasental transfusi darah dan transplantasi organ. Infeksi akut pada indi$idu yang immunokompeten biasanya asimptomatik. 6ada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi reakti$asi dari infeksi laten. Bang akan mengakibatkan timbulnya infeksi opportunistik dengan predileksi di otak. 6ada orang dengan sistem imun yang sehat infeksi )oksoplasma tidak menimbulkan gejala yang spesifik. "eluhan yang timbul biasanya seperti flu ringan (f'u-'i$e symptoms) dan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu. 6arasit ini akan diam di dalam tubuh dalam keadaan inaktif kemudian akan mengalami re#akti$asi jika pada indi$idu tersebut mengalami supresi imun. 2, Dau! Hi+up T9p-asma Gn+hi To,op'asma gondii hidup dalam : bentuk yaitu thachyzoite, tissue cyst (yang mengandung %rady"oites) dan oocyst (yang mengandung sporo"oites). 5entuk akhir dari parasit diproduksi selama siklus seksual pada usus halus dari kucing. "ucing merupakan pejamu definitif dari To,op'asma gondii. Siklus hidup aseksual terjadi pada pejamu perantara (termasuk manusia). Dimulai dengan tertelannya tissue cysta atau oocyst diikuti oleh terinfeksinya sel epitel usus halus oleh bradyzoites atau sporozoites secara berturut#turut. Setelah bertransformasi menjadi tachyzoite organis me ini menyebar ke seluruh tubuh le*at peredaran darah atau limfatik. 6arasit ini berubah bentuk menjadi tissue cysts begitu mencapai jaringan perifer. 5entuk ini dapat bertahan sepanjang hidup pejamu dan berpredileksi untuk menetap pada otak myocardium paru otot skeletal dan retina. Tissue cyst ada dalam daging tapi dapat dirusak dengan pemanasan sampai 4C o & didinginkan sampai #0- o & atau oleh iradiasi gamma. Siklus seksual entero#epithelial dengan bentuk oocyst hidup pada kucing yang akan menjadi infeksius setelah tertelan daging yang mengandung tissue cyst. ?kskresi oocysts berakhir selama C#0- hari dan jarang berulang. /ocyst menjadi infeksius setelah diekskresikan dan terjadi sporulasi (pembentukan spora). @amanya proses ini tergantung dari kondisi lingkungan tapi biasanya 0#: hari setelah diekskresi. /ocysts menjadi infeksius di lingkungan selama lebih dari , tahun. )ransmisi pada manusia terutama terjadi bila makan daging babi atau domba yang mentah yang mengandung oocyst. 5isa juga dari sayur yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan feces kucing. Selain itu dapat terjadi transmisi le*at transplasentaltransfusi darah dan transplantasi organ. Infeksi akut pada indi$idu yang imunokompeten biasanya asimptomatik. 6ada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi reakti$asi dari infeksi laten. yang akan mengakibatkan timbulnya infeksi oportunistik dengan predileksi di otak. Tissue cyst menjadi ruptur dan melepaskan in$asi$e tropo>oit (tacy"oite). Tacy"oite ini akan menghancurkan sel dan menyebabkan focus nekrosis. 6ada pasien yang terinfeksi HIV jumlah &D' limfosit ) dapat menjadi prediktor kemungkinanan adanya infeksi oportunistik. 6ada pasien dengan &D' / 0-- sel%m@ kemungkinan untuk terjadi infeksi oportunistik sangat tinggi. Iportunistik infeksi yang mungkin terjadi pada penderita dengan &D' / 0-- sel%m@ adalah pneumocystis carinii &D' / ,-- sel%m@ adalah to,op'asma gondii dan &D' / +- adalah 20 Avium (omp'e, sehingga diindikasikan untuk pemberian profilaksis primer. 20 Tu%ercu'o sis P candida species dapat menyebabkan infeksi oportunistik pada &D' 3 0-- sel%m@. ), Pat"isi-gi Infeksi oportunistik dapat terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh pada penderita HIV%AIDS. Infeksi tersebut dapat menyerang sistem saraf yang membahayakan fungsi dan kesehatan sel saraf. Setelah infeksi oral bentuk tachy>oite atau in$asif parasit dariTo,op'asma gondii menyebar ke seluruh tubuh. )aki>oit menginfeksi setiap sel berinti di mana mereka berkembang biak dan menyebabkan kerusakan. 6ermulaan diperantarai sel kekebalan terhadap T gondii disertai dengan transformasi parasit ke dalam jaringan kista yang menyebabkan infeksi kronis seumur hidup. ;ekanisme bagaimana HIV menginduksi infeksi oportunistik seperti toOoplasmo sis sangat kompleks. Ini meliputi deplesi dari sel ) &D' kegagalan produksi I@#0 I@#,0 dan IKA#gamma kegagalan akti$itas @imfosit ) sitokin. Sel#sel dari pasien yang terinfeksi HIVmenunjukkan penurunan produksi I@#,0 dan IKA#gamma secara in $itro dan penurunan ekspresi dari &D ,+' sebagai respon terhadap To,op'asma gondii. Hal ini memainkan peranan yang penting dari perkembangan toOoplasmosis dihubungkan dengan infeksi HIV. ?nsefalitis toksoplasma biasanya terjadi pada penderita yang terinfeksi $irus HIV dengan &D' ) sel /,--%m@. ?nsefalitis toOoplasma ditandai dengan onset yang subakut. ;anifestasi klinis yang timbul dapat berupa defisit neurologis fokal (4<=) nyeri kepala (++=) bingung atau kacau (+0=) dan kejang (0<=). 6ada suatu studi didapat kan adanya tanda ensefalitis global dengan perubahan status mental pada C+= kasus adanya defisit neurologis pada C-= kasus nyeri kepala pada +- = kasus demam pada '+ = kasus dan kejang pada :- = kasus. Defisit neurologis yang biasanya terjadi adalah kelemahan motorik dan gangguan bicara. 5isa juga terdapat abnormalitas saraf otak gangguan penglihatan gangguan sensorik disfungsi serebelum meningismus mo$ement disorders dan menifestasi neuropsikiatri. 6ada pasien yang terinfeksi HIV jumlah &D' limfosit ) dapat menjadi prediktor untuk $alidasi kemungkinanan adanya infeksi oportunistik. 6ada pasien dengan &D'/ 0--sel%m@ kemungkinan untuk terjadi infeksi oportunistik sangat tinggi. $, Mani"estasi K-inis Dejala termasuk ensefalitis demam sakit kepala berat yang tidak respon terha dap pengobatan lemah pada satu sisi tubuh kejang kelesuan kebingungan yang meningkat masalah penglihatan pusing masalah berbicara dan berjalan muntah dan perubahan kepribadian. )idak semua pasien menunjukkan tanda infeksi. Ayeri kepala dan rasa bingung dapat menunjukkan adanya perkembangan ensefalitis fokal dan terbentuknya abses sebagai akibat dari terjadinya infeksi toksoplasma. "eadaan ini hampir selalu merupakan suatu kekambuhan akibat hilangnya kekebalan pada penderita#penderita yang semasa mudanya telah berhubungan dengan parasit ini. Dejala#gejala fokalnya cepat sekali berkembang dan penderita mungkin akan mengalami kejang dan penurunan kesadaran. 7, Peme!iksaan Diagnstik HIV +engan Kmp-ikasi Tksp-asma a. 6emeriksaan Serologi Didapatkan seropositif dari anti#To,op'asma gondii IgD dan Ig;. Deteksi juga dapat dilakukan dengan indirect f'uorescent anti%ody (IKA) aglutinasi atau en"yme 'in$ed immunosor%entassay (?@ISA). )iter IgD mencapai puncak dalam ,#0 bulan setelah terinfeksi kemudian bertahan seumur hidup. b. 6emeriksaan cairan serebrospinal ;enunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuklear predominan dan ele$asi protein. c. 6emeriksaan &o'ymerase (ain )eaction (6&E) Digunakan untuk mendeteksi DAA To,op'asmosis gondii. &o'ymerase (ain )eaction (6&E) untuk To,op'asmosis gondii dapat juga positif pada cairan bronkoal$eolar dan cairan $itreus atau aMuos humor dari penderita toksoplasmosis yang terinfeksi HIV. Adanya 6&E yang positif pada jaringan otak tidak berarti terdapat infeksi aktif karena tissue cyst dapat bertahan lama berada di otak setelah infeksi akut. d. &) scan ;enunjukkan fokal edema dengan bercak#bercak hiperdens multiple dan biasanya ditemukan lesi berbentuk cincin atau penyengatan homogen dan disertai edema $asogenik pada jaringan sekitarnya. ?nsefalitis toksoplasma jarang muncul dengan lesi tunggal atau tanpa lesi. e. 5iopsi otak 8ntuk diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi otak 1, Penata-aksnaan Me+is )oksoplasmosis otak diobati dengan kombinasi pirimetamin dan sulfadia>in. "edua obat ini dapat melalui sa*ar#darah otak. To,op'asma gondii membutuhkan $itamin 5 untuk hidup. 6irimetamin menghambat pemerolehan $itamin 5 oleh tokso. To,op'asma gondii. Sulfadia>in menghambat penggunaannya. "ombinasi pirimetamin +-#,--mg perhari yang dikombinasikan dengan sulfadia>in,#0 g tiap 4 jam. 6asien yang alergi terhadap sulfa dapat diberikan kombinasi pirimetamin +-#,-- mg perhari dengan clindamicin '+-#4-- mg tiap 4 jam. 6emberian asam folinic +#,- mg perhari untuk mencegah depresi sumsum tulang. 6asien alergi terhadap sulfa dan clindamicin dapat diganti dengan A>itromycin ,0--mg%hr atau claritromicin , gram tiap ,0 jam atau ato$aMuone C+- mg tiap 4 jam. )erapi ini diberikan selam '#4 minggu atau : minggu setelah perbaikan gejala klinis. )erapi anti retro $iral (AEV) diindikasikan pada penderita yang terinfeksi HIVdengan &D' kurang dari 0-- sel%m@ dengan gejala (AIDS) atau limfosit totalkurang dari ,0--. 6ada pasien ini &D' '0 sehingga diberikan AEV. 8, Asuhan Kepe!a.atan HIV +engan Kmp-ikasi Tksp-asma a, Pengka:ian #; I+entitas ;enyajikan data identitas diri pasien secara lengkap dengan tujuan menghindari kesalahan dalam memberikan terapi dan patokan untuk memberikan asuhan kepera*atan yang sesuai. Data identitas meliputi Aama )gl. ;ES 8mur Diagnosa 7enis kelamin Suku%bangsa Agama 6ekerjaan 6endidikandan Alamat. &; Ri.a<at kesehatan +an kepe!a.atan 8ntuk mengetahui ri*ayat kesehatan dan kepera*atan pasien maka dikakukan anamnesis. Anamnesis pada pasien dengan gangguan sistem $askular meliputi keluhan utama ri*ayat penyakit sekarang ri*ayat penyakit dahulu ri*ayat penyakit keluarga dan pengkajian psikososiospiritual. 2; Ke-uhan utama Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasanya berhubungan dengan gangguan pernafasan yang terjadi selama beberapa minggu batuk yang tidak kunjung sembuh dan nyeri dada yang menurunkan kemampuan ekspansi dada selama proses respirasi. ); Ri.a<at pen<akit seka!ang 6engkajian mengenai ri*ayat penyakit yang sedang diderita pasien. ;ulai dari pasien merasakan gejala a*al penyakit hingga saat pengkajian berlangsung. $; Ri.a<at pen<akit +ahu-u "aji adanya penyakit terdahulu yang pernah terjadi pada pasien yang berhubungan dengan penyakit pasien saat ini misalnya AIDS pneumonia. "aji ri*ayat penggunaan obat yang pernah dikonsumsi oleh klien. 6engkajian ri*ayat ini dapat mendukung pengkajian dari ri*ayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya. 7; Ri.a<at pen<akit ke-ua!ga "aji tingkat kesehatan pada keluarga akan adanya penyakit yang sama atau mirip pada keluarga terdahulu atau merupakan penyakit ba*aan. 1; Pengka:ian psikssispi!itua- ;enunjukkan interaksi inter dan intra personal pasien. "emungkinan akan adanya kelainan psikologis dan gangguuan interaksi sosial. )entang bagaimana hubungan antara pasien dengan lingkungannya dan aspek spiritual pasien. 8; Pengka:ian -ingkungan ;enunjukkan linglungan dimana klien tinggal. "eadaan lingkungan klien dapat memberikan gambaran untuk menegakkan diagnosa dan program asuhan kepera*atan yang akan diberikan pada klien nantinya. (, O(se!=asi +an Peme!iksaan 3isik #; Akti=itas>isti!ahat Dejala ! mudah lelah berkurangnya toleransi terhadap aktifitas kelelahan. )anda ! kelemahan otot nyeri otot menurunnya massa otot respon fisiologi terhadap aktifitas. &; Si!ku-asi Dejala ! demam proses penyembuhan luka lambat perdarahan lama bila cedera )anda ! suhu tubuh meningkat berkeringat takikardia mata cekung anemis perubahan tekanan darah postural $olume nadi perifer menurun pengisian kapiler memanjang. 2; Integ!itas eg Dejala ! merasa tidak berdaya putus asa rasa bersalah kehilangan kontrol diri dan depresi. )anda ! mengingkari cemas depresi takut menarik diri marah menangis kontak mata kurang. ); E-iminasi Dejala ! diare nyeri pinggul rasa terbakar saat berkemih. )anda ! feces encer disertai mucus atau darah nyeri tekan abdominal lesi pada rectal ikterus perubahan dalam jumlah *arna urin. $; Makanan>6ai!an Dejala ! tidak ada nafsu makan mual muntah sakit tenggorokan. )anda ! penurunan 55 yang cepat bising usus yang hiperaktif turgor kulit jelek lesi pada rongga mulut adanya selaput putih%perubahan *arna mukosa mulut 7; H<giene )anda ! tidak dapat menyelesaikan AD@ penampilan yang tidak rapi. 1; Neu!sens!ik Dejala ! pusing sakit kepala photofobia. )anda ! perubahan status mental kerusakan mental kerusakan sensasi kelemahan otot tremor penurunan $isus bebal kesemutan pada ekstrimitas. 8; N<e!i>ken<amanan Dejala ! nyeri umum atau lokal sakit nyeri otot sakit tenggorokan sakit kepala nyeri dada pleuritis nyeri abdomen. )anda ! pembengkakan pada sendi hepatomegali nyeri tekan penurunan EI; pincang. *; Pe!napasan )anda ! terjadi IS6A napas pendek yang progresif batuk produktif%non sesak pada dada takipneu bunyi napas tambahan sputum kuning. #'; Keamanan Dejala ! ri*ayat jatuh terbakar pingsan luka lambat proses penyembuhan. )anda ! demam berulang ##; Seksua-itas )anda ! ri*ayat perilaku seksual resiko tinggi penurunan libido penggunaan kondom yang tdk konsisten lesi pada genitalia keputihan. #&; Inte!aksi s6ia- )anda ! isolasi kesepian perubahan interaksi keluarga aktifitas yang tidak terorganisir Peme!iksaan Diagnstik 3) 6emeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan antibodi spesifik toksoplasma yaitu IgD Ig; dan IgD affinity0 Ig; adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi toksoplasma. IgD adalah antibodi yang muncul setelah Ig; dan biasanya akan menetap seumur hidup pada orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi. IgD affinity adalah kekuatan ikatan antara antibodi IgD dengan organisme penyebab infeksi. ;anfaat IgD affinity yang dilakukan pada *anita yang hamil atau akan hamil karena pada keadaan IgD dan Ig; positif diperlukan pemeriksaan IgD affinity untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi apakah sebelum atau pada saat hamil0 Infeksi yang terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan hanya infeksi primer yang terjadi pada saat ibu hamil yang berbahaya khususnya pada trimester I. 5ila IgD (#) dan Ig; (() "asus ini jarang terjadi kemungkinan merupakan a*al infeksi. Harus diperiksa kembali : minggu kemudian dilihat apakah IgD berubah jadi ((). 5ila tidak berubah maka Ig; tidak spesifik yang bersangkutan tidak terinfeksi toksoplasma. 5ila IgD (#) dan Ig; (#) 5elum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi. 5ila sedang hamil perlu dipantau setiap : bulan pada sisa kehamilan (dokter mengetahui kondisi dan kebutuhan pemeriksaan anda). @akukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi infeksi. 5ila IgD (() dan Ig; (() "emungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi Ig; nya masih terdeteksi. Ileh sebab itu perlu dilakukan tes IgD affinity langsung pada serum yang sama untuk memperkirakan kapan infeksinya terjadi apakah sebelum atau sesudah hamil. 5ila IgD (() dan Ig; (#) 6ernah terinfeksi sebelumnya. 5ila pemeriksaan dilakukan pada a*al kehamilan berarti infeksinya terjadi sudah lama (sebelum hamil) dan sekarang telah memiliki kekebalan untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi. 4) 6emeriksaan cairan serebrospinal ;enunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuklear predominan dan ele$asi protein. 5) 6emeriksaan &o'ymerase (ain )eaction (6&E) Digunakan untuk mendeteksi DAA To,op'asmosis gondii. &o'ymerase (ain )eaction (6&E) untuk To,op'asmosis gondii dapat juga positif pada cairan bronkoal$eolar dan cairan $itreus atau aMuos humor dari penderita toksoplasmosis yang terinfeksi HIV. Adanya 6&E yang positif pada jaringan otak tidak berarti terdapat infeksi aktif karena tissue cystdapat bertahan lama berada di otak setelah infeksi akut. 6) &) scan ;enunjukkan fokal edema dengan bercak#bercak hiperdens multiple dan biasanya ditemukan lesi berbentuk cincin atau penyengatan homogen dan disertai edema $asogenik pada jaringan sekitarnya. ?nsefalitis toksoplasma jarang muncul dengan lesi tunggal atau tanpa lesi. 7) 5iopsi otak 8ntuk diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi otak. 6, Diagnsa Kepe!a.atan ,) Ayeri kronik berhubungan dengan adanya proses infeksi atau inflamasi 0) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh tubuh menggigil :) "ekurangan $olume cairan berhubungan dengan tidak adekuat masukan makanan dan cairan ') "etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuat masukan makanan dan cairan. REN?ANA ASUHAN KEPERAWATAN a. Ayeri kronik berhubungan dengan adanya proses infeksi atau inflamasi )ujuan ! Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 0 O 0' jam nyeri dapat berkurang pasien dapat tenang dan keadaan umum cukup baik. "riteria Hasil! "lien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang dan terkontrol "lien tidak menyeringai kesakitan ))V dalam batas normal Intensitas nyeri berkurang (skala nyeri berkurang) "lien menunjukkan rileks istirahat tidur peningkatan akti$itas dengan cepat. NOC (Pain level) N In+ikat! # & 2 ) $ ,. Eeported pain 0 @ength of pain episodes :. Eespiratory rate '. Eadial pulse rate +. 5lood presssure In+ikat! # & 2 ) $ Eeported pain Skala nyeri ,- Skala nyeri C#< Skala nyeri '#4 Skala nyeri ,#: Skala nyeri - @ength of pain episodes 3:- menit 0+#:- menit ,+#0- menit +#,- menit )idak ada Eespiratory rate 3:- O%menit :-#:+ O%menit 04#:- O%menit 0,#0+ O%menit ,4#0- O%menit Eadial pulse rate 3,,+ O%menit ,,,#,,+ O%menit ,-4#,,- O%menit ,-,#,-+ O%menit 4-# ,--O%menit 5lood presssure ,'-%,,- mmHg ,'-%,-- mmHg ,:-%,-- mmHg ,:-%<- mmHg ,0-%<- mmHg NIC (Pain Management) ,) "aji nyeri secara komprehensif meliputi lokasikarakteristik onset%durasi%freMuency kulaitas%keparahan nyeri dan faktor presipitasi 0) Ibser$asi tanda non $erbal dari ketidaknyamanan%nyeri :) Dunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui respon klien terhadap nyeri ') ?ksplorasi dampak nyeri terhadap kualiatas hidup (tidur nafsu makan aktifitas mood hubungan pekerjaan) +) ?ksplorasi klien faktor yang dapat meningkatkan%mengurangi nyeri 4) ?dukasi pasien tentang nyeri (penyebab berapa lama itu terjadi) C) "ontrol lingkungan yang mungkin mempengaruhi faktor ketidaknyamanan%nyeri 9) Ajarin klien terapi non#farmakologi dalam mengontrol nyeri (relaksasi guided imagery music terapi distraksi therapy aktifitas) <) "olaborasi pemebrian analgesic ,-) Dukung istirahat%tidur yang adekuat untuk memfasilitasi pengurangan nyeri ,,) ;onitoring ))V klien sebelum dan sesuadah terapi pengontrolan nyeri b. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh tubuh menggigil )ujuan! Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama ,O0' jam suhu tubuh dapat dipertahankan dalam batas normal "riteria Hasil!
Suhu antara :4 o #:C o
EE dan nadi dalam batas normal
NOC (Thermoregulation, ydration, Immune status) N In+ikat! # & 2 ) $ ,. 5ody temperature 0 Increased skin temperature :. ;oist mucous membrane '. Headache In+ikat! # & 2 ) $ 5ody temperature 3:< :94#:< :9,#:9+ :C4#:9 :4+#:C+ Increased skin temperature Sangat panas 6anas Sedang Sedikit panas Hangat ;oist mucous Sangat "ering Sedang Sedikit @embab membrane kering kering Headache Sangat sakit kepala dan tidak tertahan Selalu sakit kepala Sering sakit kepala "adang# kadang sakit kepala )idak sakit kepala NIC (!ever Management) ,) ;onitor suhu secara continue 0) ;onitor kemungkinan kekurangan cairan :) ;onitor penurunan le$el kesadaran ') Ibser$asi adanya sakit kepala +) ;onitor nilai .5& Hgb Hct 4) 5erikan obat antypiretik C) 5erikan pengobatan yang dapat menyembuhakan peneybab demam 9) Dukung intake oral fluids <) Dunakan ice bag dan handuk untuk mengompres pada aOilla dan dahi ,-) Dunakan seilmut hipotermi (jika ada) c. "ekurangan $olume cairan berhubungan dengan tidak adekuat masukan makanan dan cairan. )ujuan! Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama :O0' jam asupan cairan adekuat "riteria hasil! ;emiliki keseimbangan asupan dan haluaran yang seimbang dalam 0' jam. )anda#tanda $ita dalam batas normal ;embran mukosa lembab Aadi perifer teraba ;enampilkan hidrasi yang baik misalnya membran mukosa yang lembab. ;emiliki asupan cairan oral dan atau intra$ena yang adekuat. NO? / !luid balance dan ydration Ao Indikator , 0 : ' + ,. Serum sodium (Aa) 0. )ekanan darah :. 8rin output '. Kluid intake In+ikat! # & 2 ) $ Serum sodium (Aa) <+#,-+ m?M%@ ,-+#,,+ m?M%@ ,,+#,0+ m?M%@ ,0+#,:+ m?M%@ ,:+#,'+ m?M%@ )ekanan darah ,'-%,,- mmHg ,'-%,-- mmHg ,:-%,-- mmHg ,:-%<- mmHg ,0-%<- mmHg 8rin Iutput 4--#C<< cc 9--#<<< cc ,---#,,<< cc ,0--#,:<< cc ,'--#,+-- cc Kluid Intake 0--#+<< cc 4--#9<< cc <--#,,<< cc ,+--#,9<< cc ,9--#0+-- cc NI? / !luid Management ,) 6ertahankan catatan intake dan output yang akurat 0) ;onitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa nadi adekuat tekanan darah ortostatik ) jika diperlukan :) ;onitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (58A Hmt osmolalitas urin albumin total protein ) ') ;onitor $ital sign +) "olaborasi pemberian cairan IV 4) ;onitor status nutrisi C) 5erikan cairan oral 9) 5erikan penggantian nasogatrik sesuai output (+- F ,--cc%jam) <) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan ,-) "olaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk ,,) 6asang kateter jika perlu ,0) ;onitor intake dan urin output setiap 9 jam d. "etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuat masukan makanan dan cairan. )ujuan ! Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama :O0' jam 6asien mempunyai intake kalori dan protein yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya "riteria Hasil ! mual dan muntah terkontrol pasien makan )")6 serum albumin dan protein dalam batas normal 55 mendekati seperti sebelum sakit. NOC ("ppetite, Nutritional #tatus, Nausea and $omiting #averity) N In+ikat! # & 2 ) $ ,. Kood intake 0 Kluid intake :. Height ratio%*eight '. KreMuency of nausea +. KreMuency of $omiting In+ikat! # & 2 ) $ Kood intake )idak mau makan sama sekali sekitar : sendok makan sekitar + sendok makan sekitar C sendok makan Aormal (menghabiskan porsi yang ada) Kluid intake tidak mau minum sama sekali Q gelas , gelas 0 gelas Aormal (menghabiskan porsi yang ada) Height ratio%*eight )urun + kg )urun ' kg )urun : kg )urun 0 kg Sama dengan 55 sebelum sakit KreMuency of nausea Sangat sering Sering Sedang 7arang )idak pernah KreMuency of $omiting Sangat sering Sering Sedang 7arang )idak pernah NI? @Nut!itin ManagementA Nut!itin The!ap<A Nausea managementA Vmiting management; ,) Anjurkan makanan yang pasien sukai 0) "olaborasi dengan ahli gi>i menegnai jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan sesuai kebutuhan nutrisi klien :) Dukung peningkatan nintake protein dan $itamin c ') Dukung pemberian diet yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi +) )imbang 55 klien secara continue 4) ;onitor intake cairan dan makaanan dan hitung intake kalori C) 5erikan supplement nutrisi 9) @akuakn oral hygiene sebelum makan <) 6antau nausea termasuk frekuensi durasi dan faktor presipitasi (hal yang dapat meningkatkan%menurunkan mual) ,-) Ajarkan terapi non farmakologi untuk mengontrol nausea (teknik distraksi relaksasi nafas dalam) ,,) 6astikan keefektifan dari pemberian antiemesis DA3TAR PUSTAKA .idoyono. 0--+. &enya$it Tropis: !pidomo'ogi1 penu'aran1 pencegaan1 dan pem%erantasannya07akarta! ?rlangga ;edical Series. Djuanda adhi. 0--C. I'mu &enya$it 8u'it dan 8e'amin. 7akarta! 5alai 6enerbit K"8I ;andaldkk. 0--9. &enya$it Infe$si. 7akarta! ?rlangga ;edical Series. Doengoes ;arilynn dkk 0--- )encana Asuan 8eperawatan1 &edoman untu$ &erencanaan dan &endo$umentasian &erawatan &asien1 edisi : alih bahasa ! I ;ade "ariasa dan Ai ;ade S.7akarta! ?D&. Handoko AV. 0-,0. Hu%ungan Antara Hitung Se' (D6 dengan 8e9adian )etinitis pada &asien HIV di )S:& Dr0 8ariadi Semarang0 S$ripsi0 &rogram &endidi$an Sar9ana 8edo$teran. 8ni$ersitas Dipenogoro.