Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

HIV DENGAN KOMPLIKASI TOKSOPLASMA


Disusun untuk Memenuhi Tugas Lap!an Akhi! P!"esi Ne!s
#$ % &' Septem(e! &'#)
Ruang &* RSUD +!, Sai"u- An.a! Ma-ang
DEPARTEMEN MEDIKAL
Disusun O-eh/
Anggi 0u.ita
#'$'1'&'2###''2
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
3AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS 4RAWI5A0A
MALANG
&'#)
Lap!an Pen+ahu-uan
HIV +engan Kmp-ikasi Tksp-asma
#, De"inisi HIV
AIDS (Acquired Immune Deficiency Sindrome) adalah sekumpulan gejala
penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Dalam bahasa indonesia dapat dikatakan sebagai sindrom cacat kekebalan tubuh
dapatan.
Acquired: Didapat bukan penyakit keturunan
Immune: Sistem kekebalan tubuh
Deficiency! "ekurangan
Syndrome! "umpulan gejala#gejala penyakit
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh $irus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang mengakibatkan rusaknya%menurunnya sistem kekebalan
tubuh terhadap berbagai penyakit. Apabila HIV ini masuk ke dalam peredaran darah
seseorang maka HIV tersebut menyerap sel#sel darah putih. Sel#sel darah putih ini
adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari
serangan penyakit. HIV secara berangsur#angsur merusak sel darah putih hingga tidak
bisa berfungsi dengan baik.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah retro$irus yang
menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia terutama &D'( ) cell. HIV terdapat di
dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah air mani atau
cairan $agina. Sebelum HIV berubah menjadi AIDS penderitanya akan tampak sehat
dalam *aktu kira#kira + sampai ,- tahun. .alaupun tampak sehat mereka dapat
menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman tranfusi darah
atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.
&enters for Disease &ontrol (&D&) merekomendasikan bah*a diagnosa AIDS
ditujukan pada orang yang mengalami infeksi opportunistik dimana orang tersebut
mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel ) / 0--) dan memiliki antibodi
positif terhadap HIV. "ondisi lain yang sering digambarkan meliputi kondisi demensia
progresif 1*asting syndrome2 atau sarkoma kaposi (pada pasien berusia 3 4- tahun)
kanker#kanker khusus lainnya (yaitu kanker ser$iks in$asif) atau diseminasi dari penyakit
yang umumnya mengalami lokalisasi (misalnya )5).
&, K-asi"ikasi HIV
a. Stadium , ! 6eriode 7endela
HIV masuk ke dalam tubuh sampai terbentuknya antibodi terhadap HIV dalam darah
)idak ada tanda0 khusus penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
)est HIV belum dapat mendeteksi keberadaan $irus ini
)ahap ini disebut periode jendela umumnya berkisar ,#4 bulan.
b. Stadium 0 ! HIV 6ositif (tanpa gejala) rata#rata selama +#,- tahun!
HIV berkembang biak dalam tubuh
)idak ada tanda#tanda khusus penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
)est HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang karena telah terbentuk
antibodi terhadap HIV
8mumnya tetap tampak sehat selama +#,- tahun tergantung daya tahan tubuhnya
(rata#rata 9 tahun (di negara berkembang lebih pendek).
c. Stadium : ! HIV 6ositif (muncul gejala)
Sistem kekebalan tubuh semakin turun
;ulai muncul gejala infeksi opportunistik misalnya! pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh diare terus menerus flu dll
8mumnya berlangsung selama lebih dari , bulan tergantung daya tahan tubuhnya
d. Stadium ' ! AIDS
"ondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
5erbagai penyakit lain (infeksi opportunistik) semakin parah
.asting (kehilangan berat badan secara drastis)
Diare kronis.
Ke-as K!ite!ia
Stadium "linis ,
Asimtomatik.)otal
&D'3+--
#asimtomatik
#limfadenopati generalisata persisten
Stadium klinis II.Sakit
ringan.)otal &D'!0--#
'<<
#6enurunan berat badan ,-=
#IS6A berulang (sinusitistonsillitisotitis media dan
faringitis)
#herpes >oster
#"elitis angularis
Stadium klinis III (sakit
sedang)
#penurunan berat badan 3,-=
#Diare kronis 3, bulan
#"andidiasis oral
#)5 paru
#limfadenopathy generalisata persisten
Stadium klinis IV.Sakit
berat (AIDS).)otal &D'
/0--
#HIV wasting syndrome
-6neumonia
#Herpes simpleks 3 , bulan
#"andidiasis esophagus
#Sarkoma "aposi
#)oksoplasmosis
#?nsefalopathy HIV
#;eningitis kriptokus
#;ikosis profunda
#@imfoma
#"arsinoma
#isoprosiasis kronis
#Aeropathy dan kardiomegalu terkait HIV
2, Eti-gi HIV
6enyebabnya adalah golongan $irus retro yang disebut human immunodeficiency
$irus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun ,<9: sebagai retro$irus dan disebut
HIV#,. 6ada tahun ,<94 di Afrika ditemukan lagi retro$irus baru yang diberi nama HIV#0.
HIV#0 dianggap sebagai $irus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV#,. ;aka
untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur termasuk bayi pria maupun *anita.
Bang termasuk kelompok resiko tinggi adalah !
a. @elaki homoseksual atau biseks.
b. 6artner seks dari penderita HIV%AIDS.
c. 6enerima darah atau produk darah (transfusi) yang tercemar HIV.
d. 6enggunaan jarum suntik tindik tattoo pisau cukur dll yang dapat menimbulkan
luka yang tidak disterilkan secara bersama#sama dipergunakan dan sebelumnya
telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. &ara#cara tersebut dapat menularkan HIV
karena terjadi kontak darah.
e. Ibu positif HIV kepada bayi yang dikandungnya. &ara penularan ini dapat terjadi
saat!
,) Antenatal yaitu melalui plasenta selama bayi dalam kandungan.
0) Intranatal yaitu saat proses persalinan dimana bayi terpapar oleh darah ibu
atau cairan $agina
:) 6ostnatal yaitu melalui air susu ibu.
), Pat"is-gi HIV
a, St!uktu! Genmik HIV
Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi oleh $irus HIV (Human Immmunodeficiency Virus) yang termasuk famili
retro$iridae AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Djoerban 0--C). HIV
adalah retro$irus anggota genus @enti$irus dan menunjukkan banyak gambaran
fisikomia yang merupakan ciri khas famili. Denom EAA lenti$irus lebih kompleks
daripada genom EAA Eetro$irus yang bertransformasi. Virus mengandung tiga gen
yang dibutuhkan untuk replikasi retro$irus F gag pol dan en$ (5rooks 0--').
Virion HIV#, berbentuk icosahedral dan memiliki ujun tajam eksternal sebanyak
C0. @ebih kompleks dibandingkan H)@V#, dan H)@V#0. 6roduk gen dapat dibagi
menjadi tiga kelompok.
(, Patgenesis HIV
A*alnya terjadi perlekatan antara gp,0- dan reseptor sel &D' yang memicu
perubahan konformasi pada gp,0- sehingga memungkinkan pengikatan dengan
koreseptor kemokin (biasanya &&E+ atau &G&E'). Setelah itu terjadi penyatuan pori
yang dimediasi oleh gp', Setelah berada di dalam sel &D' salinan DAA ditranskripsi
dari genom EAA oleh en>im reverse transcriptase (E)) yang diba*a oleh $irus. Ini
merupakan proses yang sangar berpotensi mengalami kesalahan. Selanjutnya DAA ini
ditranspor ke dalam nukleus dan terintegrasi secara acak di dalam genom sel pejamu.
Virus yang terintegrasi diketahui sebagai DAA pro$irus. 6ada akti$asi sel pejamu EAA
ditranskripsi dari cetakan DAA ini dan selanjutnya di translasi menyebabkan produksi
protein $irus. 6oliprotein prekursor dipecah oleh protease $irus menjadi en>im
(misalnya reverse transcriptase dan protease) dan protein struktural. Hasil pecahan ini
kemudian digunakan untuk menghasilkan partikel $irus infeksius yang keluar dari
permukaan sel dan bersatu dengan membran sel pejamu. Virus infeksius baru ($irion)
selanjutnya dapat menginfeksi sel yang belum terinfeksi dan mengulang proses
tersebut. )erdapat tiga grup (hampir semua infeksi adalah grup ;) dan subtipe (grup 5
domina di ?ropa) untuk HIV#,.
6, Sik-us Hi+up HIV +an Inte!na-isasi HIV ke se- ta!get
HIV merupakan retro$irus obligat intraselular dengan replikasi sepenuhnya di
dalam sel host. 6erjalanan infeksi HIV di dalam tubuh manusia dia*ali dari interaksi
gp,0- pada selubung HIV berikatan dengan reseptor spesifik &D' yang terdapat pada
permukaan membran sel target (kebanyakan limfosit )#&D'(. Sel target utama adalah
sel yang mempu mengekspresikan reseptor &D' (astrosit mikroglia monosit#
makrofaglimfosit@angerhanHsdendritik).
+, Pat"isi-gi HIV
"arena peran penting sel ) dalam 1menyalakan2 semua kekuatan limfosit dan
makrofag sel ) penolong dapat dianggap sebagai 1tombol utama2 sistem imun. Virus
AIDS secara selektif mengin$asi sel ) penolong menghancurkan atau melumpuhkan
sel#sel yang biasanya megatur sebagian besar respon imun. Virus ini juga menyerang
makrofag yang semakin melumpuhkan sistem imun dan kadang#kadang juga masuk
ke sel#sel otak sehingga timbul demensia (gangguan kapasitas intelektual yang
parah) yang dijumpai pada sebagian pasien AIDS.
Dalam tubuh IDHA partikel $irus bergabung dengan DAA sel pasien sehingga
satu kali seseorang terinfeksi HIV seumur hidup ia akan tetap terinfeksi. Dari semua
orang yang terinfeksi HIV sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada tahun
pertama +-= berkembang menjadi AIDS sesudah ,- tahun dan sesudah ,: tahun
hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS dan kemudian
meninggal. Dejala yang terjadi adalah demam nyeri menelan pembengkakan kelenjar
getah bening ruam diare atau batuk. Setelah infeksi akut dimulailah infeksi HIV
asimptomatik (tanpa gejala). ;asa tanpa gejala ini umumnya berlangsung selama 9#
,- tahun.
Dambar *aktu &D' )#cell dan perubahan perkembangan $irus berkesinambungan pada
infeksi HIV yang tidak diterapi.
6ada *aktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat klinis tidak
menunjukkan gejala pada *aktu itu terjadi replikasi HIV yang tinggi ,- partikel setiap
hari. 5ersamaan dengan replikasi HIV terjadi kehancuran limfosit &D' yang tinggi
untungnya tubuh masih bisa mengkompensasi dengan memproduksi limfosit &D'
sekitar ,-< setiap hari.
e, T!ansmisi In"eksi HIV
,) )ransmisi melalui kontak seksual
"ontak seksual merupakan salah satu cara utama transmisi HIV di berbagai
belahan dunia. Virus ini dapat ditemukan dalam cairan semen cairan $agian
cairan ser$iks. )ransmisi infeksi HIV melalui hubungan seksual le*at anus lebih
mudah karena hanya terdapat membran mukosa rektum yang tipis dan mudah
robek anus sering terjadi lesi.
0) )ransmisi melalui darah atau produk darah
)ransmisi dapat melalui hubungan seksual (terutama homseksual) dan dari
suntikan darah yang terinfeksi atau produk darah (AsjJ 0--0). Diperkirakan
bah*a <- sampai ,--= orang yang mendapat transfusi darah yang tercemar
HIVakan mengalami infeksi. Suatu penelitian di Amerika Serikat melaporkan risiko
infeksi HIV#, melaluI transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV berkisar antara
, per C+-.--- hingga , per 9:+.--- (Aasronudin 0--C). 6emeriksaan antibodi
HIV pada donor darah sangat mengurangi transmisi melalui transfusi darah dan
produk darah (contoh konsentrasi faktor VIII yang digunakan untuk pera*atan
hemofIlia) (@ange 0--,)
:) )ransmisi secara $ertikal
)ransmisi secara $ertikal dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV kepada
janinnya se*aktu hamil persalinan dan setelah melahirkan melalui pemberian
Air Susu Ibu (ASI). Angka penularan selama kehamilan sekitar +#,-= se*aktu
persalinan ,-#0-= dan saat pemberian ASI ,-#0-= (Aasronudin 0--C). Di
mana alternatif yang layak tersedia ibu#ibu positif HIV#, tidak boleh menyusui
bayinya karena ia dapa) menambah penularan perinatal (6arks ,<<4). Selama
beberapa tahun terakhir ditemukan bah*a penularan HIV perinatal dapat
dikaitkan lebih akurat dengan pengukuran jumlah EAA#$irus di dalam plasma.
6enularan $ertikal lebih sering terjadi pada kelahiran preterm terutama yang
berkaitan dengan ketuban pecah dini (&unningham 0--').
') 6otensi transmisi melalui cairan tubuh lain
.alaupun air liur pernah ditemukan dalam air liur pada sebagian kecil orang yang
terinfeksi tidak ada bukti yang menyakinkan bah*a air liur dapat menularkan
infeksi HIV baik melalui ciuman biasa maupun paparan lain misalnya se*aktu
bekerja bagi petugas kesehatan. Selain itu air liur dibuktikan mengandung
inhibitor terhadap akti$itas HIV. Demikian juga belum ada bukti bah*a cairan
tubuh lain misalnya air mata keringat dan urin dapat merupakan media transmisi
HIV (Aasronudin 0--C).
+) )ransmisi pada petugas kesehatan dan petugas laboratorium
5erbagai penelitian multi institusi menyatakan bah*a risiko penularan HIV setelah
kulit tertusuk jarum atau benda tajam lainnya yang tercemar oleh darah seseorang
yang terinfeksi HIV adalah sekitar -:= sedangkan risiko penularan HIV ke
membran mukosa atau kulit yang mengalami erosi adalah sekitara --<=. Di
rumah sakit Dr. Sutomo dan rumah sakit s*asta di Surabaya terdapat ,4 kasus
kecelakaan kerja pada petugas kesehatan dalam 0 tahun terakhir. 6ada e$aluasi
lebih lanjut tidak terbukti terpapar
.
$, Mani"estasi K-inis HIV
Ditinjau dari stadium perkembangan $irus manifestasi klinis HIV dibagi menjadi
empat fase yaitu!
a. Kase I! 6eriode 7endela
Indi$idu sudah terpapar dan terinfeksi. )etapi ciri#ciri terinfeksi belum terlihat meskipun
ia melakukan tes darah. 6ada fase ini antibodi terhadap HIV belum terbentuk. Kase ini
akan berlangsung sekitar ,#4 bulan dari *aktu indi$idu terpapar.
b. Kase II! HIV 6ositif (tanpa gejala) rata#rata selama +#,- tahun
5erlangsung lebih lama yaitu sekitar 0#,- tahun setelah terinfeksi HIV. 6ada fase
kedua ini indi$idu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit tetapi
sudah dapat menularkan pada orang lain.
c. Kase III! HIV 6ositif (muncul gejala)
;ulai muncul gejala#gejala a*al penyakit yang disebut dengan penyakit terkait dengan
HIV. )ahap ini belum dapat disebut sebagai gejala AIDS. Dejala#gejala yang berkaitan
antara lain keringat yang berlebihan pada *aktu malam diare terus menerus
pembengkakan kelenjar getah bening flu yang tidak sembuh#sembuh nafsu makan
berkurang dan badan menjadi lemah serta berat badan terus berkurang. 6ada fase
ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
d. Kase IV! AIDS
AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari
jumlah sel#) nya. )imbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi opportunistik
yaitu kanker khususnya saria*an kanker kulit atau sarcoma kaposi infeksi paru#paru
yang menyebabkan radang paru#paru dan kesulitan bernafas infeksi usus yang
menyebabkan diare parah berminggu#minggu dan infeksi otak yang menyebabkan
kekacauan mental dan sakit kepala.
Sedangkan dari kriteria mayor dan minor manifestasi HIV adalah sebagai
berikut!
a. Dejala mayor !
5erat badan menurun lebih dari ,-= dalam , bulan.
Diare kronik yang berlangsung lebih dari , bulan.
Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan.
6enurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
Demensia%ensefalopati HIV.
b. Dejala minor!
5atuk menetap lebih dari , bulan.
Dermatitis generalisata yang gatal.
Herpes Loster multisegmental dan atau berulang.
"andidiasis orofaringeal.
Herpes simpleks kronis progresif.
@imfadenopati generalisata.
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin *anita.
7, Peme!iksaan Diagnstik HIV
a. )es Serologis
,) Eapid test dengan menggunakan reagen SD HIV Determent dan Incoprobe.
6emeriksaan ini dapat dilakukan dengan pengamatan $isual. "lien dinyatakan
positif HIV apabila hasil dari ketiga tes tersebut reaktif. )es ini paling sering
digunakan karena paling efektif dan efisien *aktu.
0) ?@ISA (Te !n"yme-#in$ed Immunosor%ent Assay) mengidentifikasi antibodi yang
secara spesifik ditunjukkan kepada $irus HIV. )es ?@ISA tidak menegakkan
diagnosis penyakit AIDS tetapi lebih menunjukkan seseorang pernah terinfeksi
oleh HIV. Irang yang darahnya mengandung antibodi untuk HIV disebut dengan
orang yang seropositif.
:) .estern blot
Digunakan untuk memastikan seropositi$itas seperti yang teridentifikasi le*at
?@ISA.
') 6&E (&o'ymerase (ain )eaction)
;endeteksi DAA $irus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
+) 60' ( 6rotein 6embungkus Human ImmunodeficiencyVirus (HIV))
6eningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi.
b. )es untuk deteksi gangguan sistem imun!
,) @imfosit plasma menurun /,0--.
0) @eukosit bisa normal atau menurun.
:) &D' menurun /0--
') Easio &D'%&D9
Easio terbalik ( 0 ! , ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( &D9
ke &D' ) mengindikasikan supresi imun.
+) Albumin
5eberapa tes laboratorium yang digunakan menentukan presentase infeksi HIV
)es
laboratorium
)ujuan )es "isaran Aormal Interpretasi Hasil Implikasi
"epera*atan
7umlah dan
prosentase
&D'(
;engukur tingkat
kesehatan sistem
imun. 6erhitungan
ini menentukan
jumlah &D'( (sel )
helper) di dalam
darah. Sel ini
bekerja untuk
mempertahankan
respon imun
mela*an infeksi.
7umlah prosentase
limfosit
menggambarkan
jumlah sel &D'(.
+--#,+--%ml
30+= limfosit
(jumlah atau
prosentase &D'(
yang kurang dari
jumlah normal
akan
meningkatkan
resiko terjadinya
infeksi).
/0-- atau ,'= dari limfosit
mengindikasikan infeksi
AIDS.
6rosentase lebih akurat dari
pada jumlah karena jumlah
memiliki $ariasi yang tinggi.
Hasil mungkin dipengaruhi
*aktu tingkat kelelahan dan
stress tes seharusnya
dilakukan dalam *aktu yang
sama (dengan tes yang
sebelumnya) dan dalam
kondisi terbebas dari infeksi
yang sedang atau baru saja
terjadi. Sering dimonitoring
setiap tiga bulan.
)es Antibodi
HIV (?@ISA)
6emeriksaan darah
untuk mengetahui
prosentase dari
antibodi HIV.
Aegatif Dalam ,9 bulan pertama dari
kehidupan mungkin positif
karena antibodi dari ibu.
6enggunaannya jarang
digunakan dibandingkan tes
$iral. )idak digunakan untuk
memonitor perkembangan
penyakit. Hasil positif palsu
dapat terjadi.
DAA HIV
6olymerase
&hain Eeaction
(6&E) Assay
6emeriksaan darah
untuk mengetahui
prosentase dari
DAA HIV di dalam
darah.
)idak terdeteksi 6aling sering digunakan untuk
mendeteksi infeksi HIV
neonatal. ;ungkin memiliki hasil
positif palsu sehingga perlu
dilakukan pengulangan tes
selama masa infant guna
mengkonfirmai diagnosa.
Viral @oad )est ;engukur jumlah
jumlah HIV di
darah tepi.
Dilaporkan dalam
satuan jumlah per
milliliter darah.
)idak terdeteksi 7umlah yang lebih tinggi
menunjukkan jumlah HIV di
dalam darah lebih banyak.
)reatmen yang efektif
seharusnya dapat menurunkan
jumlah HIV atau menunjukkan
hasil yang tidak terdeteksi.
1, Penata-aksanaan Me+is HIV
Sampai saat ini belum ada obat#obatan yang dapat menghilangkan HIV dari
dalam tubuh indi$idu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bah*a HIV%AIDS dapat
disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut pengobatannya tidak dilakukan dengan standar
medis tetapi dengan pengobatan alternatif atau pengobatan lainnya. Ibat#obat yang
digunakan adalah untuk menahan penyebaran HIV dalam tubuh tetapi tidak
menghilangkan HIV dari dalam tubuh.
8ntuk menahan lajunya tahap perkembangan $irus beberapa obat yang ada
adalah antiretro$iral dan infeksi opportunistik.
a. Ibat antiretro$iral untuk retro$irus seperti HIV guna menghambat perkembangbiakan
$irus. 6enatalaksanaan HIV%AIDS termasuk terapi AEV dimaksudkan untuk
menghambat replikasi $irus. 6rinsip pengobatan antiretro$iral adalah sebagai berikut!
,) ;enurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV.
0) ;emperbaiki kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV%AIDS.
:) ;emulihkan dan%atau memelihara fungsi kekebalan tubuh.
') ;enekan replikasi secara maksimal dan selama mungkin.
Ibat#obat antiretro$irus yang digunakan adalah!
,) Dolongan obat anti#HIV pertama adalah nuc'eoside reverse transcriptase ini%itor
atau AE)I juga disebut analog nukleosida. Ibat golongan ini menghambat bahan
genetik HIV dipakai untuk membuat DAA dari EAA. Ibat dalam golongan ini yang
disetujui di AS dan masih dibuat adalah!
- :)& (lami$udine) # Abaca$ir (A5&)
- AL) (LDV Lido$udine) # d') (Sta$udine)
- )enofo$ir ()DK analog nukleutida)
- dd, (didanosine) ?mtricicitabine (K)&)
0) Dolongan obat lain menghambat langkah yang sama dalam siklus hidup HIV
tetapi dengan cara lain. Ibat ini disebut non#nucleoside re$erse transcriptase
inhibitor atau AAE)I. ?mpat AAE)I disetujui di AS!
- Dela$irdine (D@V) # ?tra$irine (?)V)
- ?fa$iren> (?KV) # Ae$irapine (AV6)
:) Dolongan ketiga AEV adalah protease inhibitor (6I). Ibat golongan ini
menghambat langkah kesepuluh yaitu $irus baru dipotong menjadi potongan
khusus. Sembilan 6I disetujui dan masih dibuat di AS!
- Atana$ir (A)V) # @opina$ir (@6V)
- Daruna$ir (DEV) # Aelfina$ir (AKV)
- Kosamprenafir (K6V) # Eitona$ir (E)V)
- Indina$ir (IDV) # saMuina$ir (SNV)
') Dolongan AEV keempat adalah entry inhibitor. Ibat golongan ini mencegah
pemasukan HIV ke dalam sel dengan menghambat langkah kedua dari siklus
hidupnya. Dua obat golongan ini sudah disetujui di AS!
- ?nfu$irtide ()#0-)
- ;ara$iroc (;V&)
- Dolongan AEV terbaru adalah integrase inhibitor (IAI). Ibat golongan
ini mencegah pemaduan kode genetik HIV dengan kode genetik sel dengan
menghambat langkah kelima dari siklus hidupnya. Ibat IAI pertama adalah!
- Ealtegra$ir (EDV)
- Ibat infeksi opportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit
yang mungkin didapat karena sistem kekebalan tubuh sudah rusak atau lemah.
Sedangkan obat yang bersifat infeksi opportunistik adalah Aerosol 6entamidine
Danciclo$ir Koscamet.
Pe6egahan
8ntuk mencegah penularan HIV%AIDS dapat diingat menggunakan A5&D?
yang terdiri dari!
a. A%stinence tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan (abstinansia).
b. *e faitfu' yaitu tetap setia pada pasangannya untuk yang sudah menikah.
c. (ondom gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual (melindungi diri).
d. Don+t do drugs tidak melakukan penyalahgunaan Aap>a sama sekali.
e. !quipment berhati#hati terhadap peralatan yang beresiko membuat luka dan
digunakan secara bergantian (bersamaan) misalnya jarum suntik pisau cukur
dll.
8, Kmp-ikasi HIV
a. Iral @esi
"arena kandidia herpes simplek sarcoma kaposi H6V oral gingi$itis peridonitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV) leukoplakia oralnutrisidehidrasipenurunan
berat badan keletihan dan cacat.
b. Aeurologik
,) "ompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus
(HIV) pada sel saraf berefek perubahan kepribadian kerusakan kemampuan
motorik kelemahan disfasia dan isolasi sosial.
0) ?nselophaty akut karena reaksi terapeutik hipoksia hipoglikemia
ketidakseimbangan elektrolit meningitis % ensefalitis. Dengan efek ! sakit kepala
malaise demam paralise total % parsial.
:) Infark serebral kornea sifilis meningo$askulerhipotensi sistemik dan maranik
endokarditis.
') Aeuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci
Virus (HIV).
c. Dastrointestinal
,) Diare karena bakteri dan $irus pertumbuhan cepat flora normal limpoma dan
sarcoma kaposi. Dengan efek penurunan berat badan anoreksia demam
malabsorbsi dan dehidrasi.
0) Hepatitis karena bakteri dan $irus limpomasarcoma kaposi obat illegal alkoholik.
Dengan anoreksia mual muntah nyeri abdomen ikterikdemam atritis.
:) 6enyakit Anorektal karena abses dan fistula ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi dengan efek inflamasi sulit dan sakit nyeri rectal gatal#gatal
dan diare.
d. Eespirasi
,) 6neumonia 6neumocystis (6&6)
6ada umumnya 9+= infeksi opportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru#paru
6&6 dengan gejala sesak nafas batuk kering sakit bernafas dalam dan demam.
0) &ytomegalo Virus (&;V)
6ada manusia $irus ini +-= hidup sebagai komensial pada paru#paru tetapi dapat
menyebabkan pneumocystis. &;V merupakan penyebab kematian pada :-=
penderita AIDS.
:) ;ycobacterium A$ilum
;enimbulkan pneumoni difus timbul pada stadium akhir dan sulit disembuhkan.
') ;ycobacterium )uberculosis
5iasanya timbul lebih dini penyakit cepat menjadi miliar dan cepat menyebar ke
organ lain diluar paru.
e. Dermatologik
@esi kulit stafilokokus ! $irus herpes simpleks dan >oster dermatitis karena Oerosis
reaksi otot lesi scabies dan dekubitus dengan efek nyerigatalrasa terbakarinfeksi
skunder dan sepsis.
f. Sensorik
,) 6andangan ! Sarkoma "aposi pada konjungti$a berefek kebutaan
0) 6endengaran ! otitis eksternal akut P otitis media kehilangan pendengaran dengan
efek nyeri.
HIV DENGAN KOMPLIKASI TOKSOPLASMA
#, De"inisi
)oOoplasmosis merupakan penyakit >oonosis yaitu penyakit pada he*an yang
dapat ditularkan ke manusia. 6enyakit ini disebabkan oleh sporo>oa yang dikenal
dengan nama )oOoplasma gondii yaitu suatu parasit intraselluler yang banyak terinfeksi
pada manusia dan he*an peliharaan. 6enderita toOoplasmosis sering tidak
memperlihatkan suatu gejala klinis yang jelas. 6enyakit toOoplasmosis biasanya
ditularkan dari kucing atau anjing tetapi penyakit ini juga dapat menyerang he*an lain
seperti babi sapi domba dan he*an peliharaan lainnya. 8ntuk tertular penyakit
toOoplasmosis tidak hanya terjadi pada orang yang memelihara kucing atau anjing tetapi
juga bisa terjadi pada orang lainnya yang suka memakan makanan dari daging
setengah matang atau sayuran lalapan yang terkontaminasi dengan agent penyebab
penyakit toOoplasmosis.
)oksoplasmosis adalah penyakit infeksi pada manusia dan he*an yang
disebabkan oleh To,op'asma gondii. )oOsoplasma adalah parasit proto>oa dengan sifat
alami dengan perjalanannya dapat akut atau menahun juga dapat menimbulkan gejala
simtomatik maupun asimtomatik .Insiden komplikasi SS6 pada penderita AIDS cukup
besar. ;anifestasi klinis AIDS pada SS6 dapat terjadi karena 0 hal yaitu $irus AIDS itu
sendiri atau akibat infeksi oportunistik atau neoplasma.?nsefalitis toksoplasma
merupakan penyebab tersering lesi otak fokal infeksi oportunistik yang paling banyak
terjadi pada pasien AIDS. ?nsefalitis toksoplasma muncul pada kurang lebih ,-=
pasien AIDS yang tidak diobati.
Siklus hidup To,op'asma gondii !
a, Kase seksual
5erlangsung pada Hospes definitif dari T. -ondii (kucing) dan jenis .e'iidae. Siklus
seksual berlansung dalam epitel usus kucing yang kemudian berakhir dengan
pembentukan /ocyst yang dikeluarkan bersama tinja (,-#0- hari atau bisa lebih
lama). /ocyst berbentuk o$al dengan diameter ,-#0- dan berisi 9 sporo>oit di dalam
0 sporokista.
(, Kase aseksual
T0 gondii mengalami siklus reproduksi aseksual di semua spesies. "ista jaringan atau
oocyst larut selama digesti menghasilkan bradi>oit atau sporo>oit yang masuk ke
lamina propria pada usus kecil dan mulai untuk memperbanyak diri sebagai taki>oid.
)aki>oid dapat menyebar pada jarinngan eksternal dengan *aktu singkat melalui
limfe dan darah. ;ereka dapat masuk pada beberapa sel dan memperbanyak diri.
Sel dari host akhirnya pecah dan menghasilkan taki>oid masuk ke sel yang baru.
"etika host berkembang menjadi resisten kira#kira : minggu setelah infeksi taki>oid
mulai menghilang dari dalam jaringan dan menjadi bentuk resting bradi>oid dalam
kista jaringan ("napen 0--9).
&, Eti-gi
Infeksi )oksoplasma atau yang sering disebut toksoplasmosis disebabkan oleh
To,op'asma gondii1 salah satu parasit filum &roto"oa To,op'asma1 yang menyerang
sistem saraf manusia. Infeksi ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti transfus
darah melalui Infeksi ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti pada transfusi
darah melalui daging mentah dari ternak yang terinfeksi )oksoplasma (food%orne) dari
he*an ke manusia (misal dari kucing dan anjing) serta diba*a secara kongenital oleh
bayi dari ibu yang terinfeksi )oksoplasma. Di Indonesia angka pre$alensi infeksi
toksoplasma masih cukup tinggi yaitu sebesar '0.<=.
?nsefalitis toksoplasma disebabkan oleh parasit To,op'asma gondii yang
diba*a oleh kucing burung dan he*an lain yang dapat ditemukan pada tanah
yang tercemar oleh tinja kucing dan kadang pada daging mentah atau kurang
matang. 5egitu parasit masuk ke dalam sistem kekebalan parasit tersebut
menetap di sana sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat mela*an
parasit tersebut hingga tuntas dan dapat mencegah terjadinya suatu penyakit.
Aamun pada orang pasien HIV%AIDS mengalami penurunan kekebalan tubuh
sehingga tidak mampu mela*an parasit tersebut. Sehingga pasien mudah
terinfeksi oleh parasit tersebut gejala yang ditimbulkan dapat berupa demam
nyeri kepala kejang mual dan gangguan koordinasi
)ransmisi pada manusia terutama terjadi bila memakan daging babi atau
domba yang mentah dan mengandung oocyst (bentuk infektif dari To,op'asma
gondii). 5isa juga dari sayur yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan
feses kucing. Selain itu dapat terjadi transmisi le*at transplasental transfusi
darah dan transplantasi organ. Infeksi akut pada indi$idu yang
immunokompeten biasanya asimptomatik. 6ada manusia dengan imunitas tubuh
yang rendah dapat terjadi reakti$asi dari infeksi laten. Bang akan mengakibatkan
timbulnya infeksi opportunistik dengan predileksi di otak.
6ada orang dengan sistem imun yang sehat infeksi )oksoplasma tidak
menimbulkan gejala yang spesifik. "eluhan yang timbul biasanya seperti flu
ringan (f'u-'i$e symptoms) dan hilang dengan sendirinya setelah beberapa
minggu. 6arasit ini akan diam di dalam tubuh dalam keadaan inaktif kemudian
akan mengalami re#akti$asi jika pada indi$idu tersebut mengalami supresi imun.
2, Dau! Hi+up T9p-asma Gn+hi
To,op'asma gondii hidup dalam : bentuk yaitu thachyzoite, tissue cyst (yang
mengandung %rady"oites) dan oocyst (yang mengandung sporo"oites). 5entuk akhir
dari parasit diproduksi selama siklus seksual pada usus halus dari kucing. "ucing
merupakan pejamu definitif dari To,op'asma gondii. Siklus hidup aseksual terjadi pada
pejamu perantara (termasuk manusia). Dimulai dengan tertelannya tissue cysta
atau oocyst diikuti oleh terinfeksinya sel epitel usus halus oleh bradyzoites atau
sporozoites secara berturut#turut. Setelah bertransformasi menjadi tachyzoite organis
me ini menyebar ke seluruh tubuh le*at peredaran darah atau limfatik.
6arasit ini berubah bentuk menjadi tissue cysts begitu mencapai jaringan perifer.
5entuk ini dapat bertahan sepanjang hidup pejamu dan berpredileksi untuk menetap
pada otak myocardium paru otot skeletal dan retina. Tissue cyst ada dalam daging
tapi dapat dirusak dengan pemanasan sampai 4C
o
& didinginkan sampai #0-
o
& atau
oleh iradiasi gamma. Siklus seksual entero#epithelial dengan bentuk oocyst hidup pada
kucing yang akan menjadi infeksius setelah tertelan daging yang mengandung tissue
cyst. ?kskresi oocysts berakhir selama C#0- hari dan jarang berulang. /ocyst menjadi
infeksius setelah diekskresikan dan terjadi sporulasi (pembentukan spora). @amanya
proses ini tergantung dari kondisi lingkungan tapi biasanya 0#: hari setelah
diekskresi. /ocysts menjadi infeksius di lingkungan selama lebih dari , tahun.
)ransmisi pada manusia terutama terjadi bila makan daging babi atau domba
yang mentah yang mengandung oocyst. 5isa juga dari sayur yang terkontaminasi atau
kontak langsung dengan feces kucing. Selain itu dapat terjadi transmisi le*at
transplasentaltransfusi darah dan transplantasi organ. Infeksi akut pada indi$idu yang
imunokompeten biasanya asimptomatik. 6ada manusia dengan imunitas tubuh yang
rendah dapat terjadi reakti$asi dari infeksi laten. yang akan mengakibatkan timbulnya
infeksi oportunistik dengan predileksi di otak. Tissue cyst menjadi ruptur dan
melepaskan in$asi$e tropo>oit (tacy"oite). Tacy"oite ini akan menghancurkan sel dan
menyebabkan focus nekrosis.
6ada pasien yang terinfeksi HIV jumlah &D' limfosit ) dapat menjadi
prediktor kemungkinanan adanya infeksi oportunistik. 6ada pasien dengan &D' / 0--
sel%m@ kemungkinan untuk terjadi infeksi oportunistik sangat tinggi. Iportunistik infeksi
yang mungkin terjadi pada penderita dengan &D' / 0-- sel%m@ adalah pneumocystis
carinii &D' / ,-- sel%m@ adalah to,op'asma gondii dan &D' / +- adalah 20 Avium
(omp'e, sehingga diindikasikan untuk pemberian profilaksis primer. 20 Tu%ercu'o
sis P candida species dapat menyebabkan infeksi oportunistik pada &D' 3 0-- sel%m@.
), Pat"isi-gi
Infeksi oportunistik dapat terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh pada
penderita HIV%AIDS. Infeksi tersebut dapat menyerang sistem saraf yang
membahayakan fungsi dan kesehatan sel saraf. Setelah infeksi oral bentuk tachy>oite
atau in$asif parasit dariTo,op'asma gondii menyebar ke seluruh tubuh. )aki>oit
menginfeksi setiap sel berinti di mana mereka berkembang biak dan menyebabkan
kerusakan. 6ermulaan diperantarai sel kekebalan terhadap T gondii disertai dengan
transformasi parasit ke dalam jaringan kista yang menyebabkan infeksi kronis seumur
hidup.
;ekanisme bagaimana HIV menginduksi infeksi oportunistik seperti toOoplasmo
sis sangat kompleks. Ini meliputi deplesi dari sel ) &D' kegagalan produksi I@#0 I@#,0
dan IKA#gamma kegagalan akti$itas @imfosit ) sitokin. Sel#sel dari pasien yang
terinfeksi HIVmenunjukkan penurunan produksi I@#,0 dan IKA#gamma secara in $itro
dan penurunan ekspresi dari &D ,+' sebagai respon terhadap To,op'asma gondii. Hal
ini memainkan peranan yang penting dari perkembangan toOoplasmosis dihubungkan
dengan infeksi HIV.
?nsefalitis toksoplasma biasanya terjadi pada penderita yang terinfeksi $irus HIV
dengan &D' ) sel /,--%m@. ?nsefalitis toOoplasma ditandai dengan onset yang
subakut. ;anifestasi klinis yang timbul dapat berupa defisit neurologis fokal (4<=) nyeri
kepala (++=) bingung atau kacau (+0=) dan kejang (0<=). 6ada suatu studi didapat
kan adanya tanda ensefalitis global dengan perubahan status mental pada C+= kasus
adanya defisit neurologis pada C-= kasus nyeri kepala pada +- = kasus demam pada
'+ = kasus dan kejang pada :- = kasus.
Defisit neurologis yang biasanya terjadi adalah kelemahan motorik dan
gangguan bicara. 5isa juga terdapat abnormalitas saraf otak gangguan penglihatan
gangguan sensorik disfungsi serebelum meningismus mo$ement disorders dan
menifestasi neuropsikiatri.
6ada pasien yang terinfeksi HIV jumlah &D' limfosit ) dapat menjadi
prediktor untuk $alidasi kemungkinanan adanya infeksi oportunistik. 6ada pasien
dengan &D'/ 0--sel%m@ kemungkinan untuk terjadi infeksi oportunistik sangat tinggi.
$, Mani"estasi K-inis
Dejala termasuk ensefalitis demam sakit kepala berat yang tidak respon terha
dap pengobatan lemah pada satu sisi tubuh kejang kelesuan kebingungan yang
meningkat masalah penglihatan pusing masalah berbicara dan berjalan muntah dan
perubahan kepribadian. )idak semua pasien menunjukkan tanda infeksi.
Ayeri kepala dan rasa bingung dapat menunjukkan adanya perkembangan
ensefalitis fokal dan terbentuknya abses sebagai akibat dari terjadinya infeksi
toksoplasma. "eadaan ini hampir selalu merupakan suatu kekambuhan akibat
hilangnya kekebalan pada penderita#penderita yang semasa mudanya telah
berhubungan dengan parasit ini. Dejala#gejala fokalnya cepat sekali berkembang
dan penderita mungkin akan mengalami kejang dan penurunan kesadaran.
7, Peme!iksaan Diagnstik HIV +engan Kmp-ikasi Tksp-asma
a. 6emeriksaan Serologi
Didapatkan seropositif dari anti#To,op'asma gondii IgD dan Ig;. Deteksi juga dapat
dilakukan dengan indirect f'uorescent anti%ody (IKA) aglutinasi atau en"yme 'in$ed
immunosor%entassay (?@ISA). )iter IgD mencapai puncak dalam ,#0 bulan setelah
terinfeksi kemudian bertahan seumur hidup.
b. 6emeriksaan cairan serebrospinal
;enunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuklear predominan dan
ele$asi protein.
c. 6emeriksaan &o'ymerase (ain )eaction (6&E)
Digunakan untuk mendeteksi DAA To,op'asmosis gondii. &o'ymerase (ain
)eaction (6&E) untuk To,op'asmosis gondii dapat juga positif pada cairan
bronkoal$eolar dan cairan $itreus atau aMuos humor dari penderita toksoplasmosis
yang terinfeksi HIV. Adanya 6&E yang positif pada jaringan otak tidak berarti
terdapat infeksi aktif karena tissue cyst dapat bertahan lama berada di otak setelah
infeksi akut.
d. &) scan
;enunjukkan fokal edema dengan bercak#bercak hiperdens multiple dan biasanya
ditemukan lesi berbentuk cincin atau penyengatan homogen dan disertai edema
$asogenik pada jaringan sekitarnya. ?nsefalitis toksoplasma jarang muncul dengan
lesi tunggal atau tanpa lesi.
e. 5iopsi otak
8ntuk diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi otak
1, Penata-aksnaan Me+is
)oksoplasmosis otak diobati dengan kombinasi pirimetamin
dan sulfadia>in. "edua obat ini dapat melalui sa*ar#darah otak.
To,op'asma gondii membutuhkan $itamin 5 untuk hidup.
6irimetamin menghambat pemerolehan $itamin 5 oleh tokso. To,op'asma gondii.
Sulfadia>in menghambat penggunaannya.
"ombinasi pirimetamin +-#,--mg perhari yang dikombinasikan
dengan sulfadia>in,#0 g tiap 4 jam.
6asien yang alergi terhadap sulfa dapat diberikan kombinasi
pirimetamin +-#,-- mg perhari dengan clindamicin '+-#4-- mg tiap 4 jam.
6emberian asam folinic +#,- mg perhari untuk mencegah
depresi sumsum tulang.
6asien alergi terhadap sulfa dan clindamicin dapat diganti
dengan A>itromycin ,0--mg%hr atau claritromicin , gram tiap ,0 jam atau
ato$aMuone C+- mg tiap 4 jam. )erapi ini diberikan selam '#4 minggu atau : minggu
setelah perbaikan gejala klinis.
)erapi anti retro $iral (AEV) diindikasikan pada penderita yang
terinfeksi HIVdengan &D' kurang dari 0-- sel%m@ dengan gejala (AIDS) atau limfosit
totalkurang dari ,0--. 6ada pasien ini &D' '0 sehingga diberikan AEV.
8, Asuhan Kepe!a.atan HIV +engan Kmp-ikasi Tksp-asma
a, Pengka:ian
#; I+entitas
;enyajikan data identitas diri pasien secara lengkap dengan tujuan menghindari
kesalahan dalam memberikan terapi dan patokan untuk memberikan asuhan
kepera*atan yang sesuai. Data identitas meliputi Aama )gl. ;ES 8mur
Diagnosa 7enis kelamin Suku%bangsa Agama 6ekerjaan 6endidikandan
Alamat.
&; Ri.a<at kesehatan +an kepe!a.atan
8ntuk mengetahui ri*ayat kesehatan dan kepera*atan pasien maka dikakukan
anamnesis. Anamnesis pada pasien dengan gangguan sistem $askular meliputi
keluhan utama ri*ayat penyakit sekarang ri*ayat penyakit dahulu ri*ayat
penyakit keluarga dan pengkajian psikososiospiritual.
2; Ke-uhan utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
biasanya berhubungan dengan gangguan pernafasan yang terjadi selama
beberapa minggu batuk yang tidak kunjung sembuh dan nyeri dada yang
menurunkan kemampuan ekspansi dada selama proses respirasi.
); Ri.a<at pen<akit seka!ang
6engkajian mengenai ri*ayat penyakit yang sedang diderita pasien. ;ulai dari
pasien merasakan gejala a*al penyakit hingga saat pengkajian berlangsung.
$; Ri.a<at pen<akit +ahu-u
"aji adanya penyakit terdahulu yang pernah terjadi pada pasien yang
berhubungan dengan penyakit pasien saat ini misalnya AIDS pneumonia. "aji
ri*ayat penggunaan obat yang pernah dikonsumsi oleh klien. 6engkajian ri*ayat
ini dapat mendukung pengkajian dari ri*ayat penyakit sekarang dan merupakan
data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
7; Ri.a<at pen<akit ke-ua!ga
"aji tingkat kesehatan pada keluarga akan adanya penyakit yang sama atau mirip
pada keluarga terdahulu atau merupakan penyakit ba*aan.
1; Pengka:ian psikssispi!itua-
;enunjukkan interaksi inter dan intra personal pasien. "emungkinan akan adanya
kelainan psikologis dan gangguuan interaksi sosial. )entang bagaimana hubungan
antara pasien dengan lingkungannya dan aspek spiritual pasien.
8; Pengka:ian -ingkungan
;enunjukkan linglungan dimana klien tinggal. "eadaan lingkungan klien dapat
memberikan gambaran untuk menegakkan diagnosa dan program asuhan
kepera*atan yang akan diberikan pada klien nantinya.
(, O(se!=asi +an Peme!iksaan 3isik
#; Akti=itas>isti!ahat
Dejala ! mudah lelah berkurangnya toleransi terhadap aktifitas kelelahan.
)anda ! kelemahan otot nyeri otot menurunnya massa otot respon fisiologi
terhadap aktifitas.
&; Si!ku-asi
Dejala ! demam proses penyembuhan luka lambat perdarahan lama bila cedera
)anda ! suhu tubuh meningkat berkeringat takikardia mata cekung anemis
perubahan tekanan darah postural $olume nadi perifer menurun pengisian
kapiler memanjang.
2; Integ!itas eg
Dejala ! merasa tidak berdaya putus asa rasa bersalah kehilangan kontrol diri
dan depresi.
)anda ! mengingkari cemas depresi takut menarik diri marah menangis
kontak mata kurang.
); E-iminasi
Dejala ! diare nyeri pinggul rasa terbakar saat berkemih.
)anda ! feces encer disertai mucus atau darah nyeri tekan abdominal lesi pada
rectal ikterus perubahan dalam jumlah *arna urin.
$; Makanan>6ai!an
Dejala ! tidak ada nafsu makan mual muntah sakit tenggorokan.
)anda ! penurunan 55 yang cepat bising usus yang hiperaktif turgor kulit jelek
lesi pada rongga mulut adanya selaput putih%perubahan *arna mukosa mulut
7; H<giene
)anda ! tidak dapat menyelesaikan AD@ penampilan yang tidak rapi.
1; Neu!sens!ik
Dejala ! pusing sakit kepala photofobia.
)anda ! perubahan status mental kerusakan mental kerusakan sensasi
kelemahan otot tremor penurunan $isus bebal kesemutan pada ekstrimitas.
8; N<e!i>ken<amanan
Dejala ! nyeri umum atau lokal sakit nyeri otot sakit tenggorokan sakit kepala
nyeri dada pleuritis nyeri abdomen.
)anda ! pembengkakan pada sendi hepatomegali nyeri tekan penurunan
EI; pincang.
*; Pe!napasan
)anda ! terjadi IS6A napas pendek yang progresif batuk produktif%non sesak
pada dada takipneu bunyi napas tambahan sputum kuning.
#'; Keamanan
Dejala ! ri*ayat jatuh terbakar pingsan luka lambat proses penyembuhan.
)anda ! demam berulang
##; Seksua-itas
)anda ! ri*ayat perilaku seksual resiko tinggi penurunan libido penggunaan
kondom yang tdk konsisten lesi pada genitalia keputihan.
#&; Inte!aksi s6ia-
)anda ! isolasi kesepian perubahan interaksi keluarga aktifitas yang tidak
terorganisir
Peme!iksaan Diagnstik
3) 6emeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan antibodi spesifik toksoplasma
yaitu IgD Ig; dan IgD affinity0
Ig; adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi
toksoplasma.
IgD adalah antibodi yang muncul setelah Ig; dan biasanya akan menetap
seumur hidup pada orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi.
IgD affinity adalah kekuatan ikatan antara antibodi IgD dengan organisme
penyebab infeksi. ;anfaat IgD affinity yang dilakukan pada *anita yang hamil
atau akan hamil karena pada keadaan IgD dan Ig; positif diperlukan
pemeriksaan IgD affinity untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi apakah
sebelum atau pada saat hamil0 Infeksi yang terjadi sebelum kehamilan tidak
perlu dirisaukan hanya infeksi primer yang terjadi pada saat ibu hamil yang
berbahaya khususnya pada trimester I.
5ila IgD (#) dan Ig; (()
"asus ini jarang terjadi kemungkinan merupakan a*al infeksi. Harus
diperiksa kembali : minggu kemudian dilihat apakah IgD berubah jadi (().
5ila tidak berubah maka Ig; tidak spesifik yang bersangkutan tidak
terinfeksi toksoplasma.
5ila IgD (#) dan Ig; (#)
5elum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi. 5ila sedang hamil
perlu dipantau setiap : bulan pada sisa kehamilan (dokter mengetahui kondisi
dan kebutuhan pemeriksaan anda). @akukan tindakan pencegahan agar tidak
terjadi infeksi.
5ila IgD (() dan Ig; (()
"emungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi
lampau tapi Ig; nya masih terdeteksi. Ileh sebab itu perlu dilakukan tes
IgD affinity langsung pada serum yang sama untuk memperkirakan kapan
infeksinya terjadi apakah sebelum atau sesudah hamil.
5ila IgD (() dan Ig; (#)
6ernah terinfeksi sebelumnya. 5ila pemeriksaan dilakukan pada a*al
kehamilan berarti infeksinya terjadi sudah lama (sebelum hamil) dan
sekarang telah memiliki kekebalan untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa
lagi.
4) 6emeriksaan cairan serebrospinal
;enunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuklear predominan dan
ele$asi protein.
5) 6emeriksaan &o'ymerase (ain )eaction (6&E)
Digunakan untuk mendeteksi DAA To,op'asmosis gondii. &o'ymerase (ain
)eaction (6&E) untuk To,op'asmosis gondii dapat juga positif pada cairan
bronkoal$eolar dan cairan $itreus atau aMuos humor dari penderita
toksoplasmosis yang terinfeksi HIV. Adanya 6&E yang positif pada jaringan otak
tidak berarti terdapat infeksi aktif karena tissue cystdapat bertahan lama berada
di otak setelah infeksi akut.
6) &) scan
;enunjukkan fokal edema dengan bercak#bercak hiperdens multiple
dan biasanya ditemukan lesi berbentuk cincin atau penyengatan homogen dan
disertai edema $asogenik pada jaringan sekitarnya. ?nsefalitis toksoplasma
jarang muncul dengan lesi tunggal atau tanpa lesi.
7) 5iopsi otak
8ntuk diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi otak.
6, Diagnsa Kepe!a.atan
,) Ayeri kronik berhubungan dengan adanya proses infeksi atau inflamasi
0) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan penyakit ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh tubuh menggigil
:) "ekurangan $olume cairan berhubungan dengan tidak adekuat masukan
makanan dan cairan
') "etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuat masukan makanan dan cairan.
REN?ANA ASUHAN KEPERAWATAN
a. Ayeri kronik berhubungan dengan adanya proses infeksi atau inflamasi
)ujuan ! Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 0 O 0' jam nyeri dapat
berkurang pasien dapat tenang dan keadaan umum cukup baik.
"riteria Hasil!
"lien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang dan terkontrol
"lien tidak menyeringai kesakitan
))V dalam batas normal
Intensitas nyeri berkurang (skala nyeri berkurang)
"lien menunjukkan rileks istirahat tidur peningkatan akti$itas dengan cepat.
NOC (Pain level)
N In+ikat! # & 2 ) $
,. Eeported pain
0 @ength of pain episodes
:. Eespiratory rate
'. Eadial pulse rate
+. 5lood presssure
In+ikat! # & 2 ) $
Eeported pain Skala
nyeri ,-
Skala nyeri
C#<
Skala nyeri
'#4
Skala nyeri
,#:
Skala nyeri
-
@ength of pain
episodes
3:- menit 0+#:-
menit
,+#0-
menit
+#,- menit )idak ada
Eespiratory
rate
3:-
O%menit
:-#:+
O%menit
04#:-
O%menit
0,#0+
O%menit
,4#0-
O%menit
Eadial pulse
rate
3,,+
O%menit
,,,#,,+
O%menit
,-4#,,-
O%menit
,-,#,-+
O%menit
4-#
,--O%menit
5lood
presssure
,'-%,,-
mmHg
,'-%,--
mmHg
,:-%,--
mmHg
,:-%<-
mmHg
,0-%<-
mmHg
NIC (Pain Management)
,) "aji nyeri secara komprehensif meliputi lokasikarakteristik onset%durasi%freMuency
kulaitas%keparahan nyeri dan faktor presipitasi
0) Ibser$asi tanda non $erbal dari ketidaknyamanan%nyeri
:) Dunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui respon klien terhadap nyeri
') ?ksplorasi dampak nyeri terhadap kualiatas hidup (tidur nafsu makan aktifitas mood
hubungan pekerjaan)
+) ?ksplorasi klien faktor yang dapat meningkatkan%mengurangi nyeri
4) ?dukasi pasien tentang nyeri (penyebab berapa lama itu terjadi)
C) "ontrol lingkungan yang mungkin mempengaruhi faktor ketidaknyamanan%nyeri
9) Ajarin klien terapi non#farmakologi dalam mengontrol nyeri (relaksasi guided imagery
music terapi distraksi therapy aktifitas)
<) "olaborasi pemebrian analgesic
,-) Dukung istirahat%tidur yang adekuat untuk memfasilitasi pengurangan nyeri
,,) ;onitoring ))V klien sebelum dan sesuadah terapi pengontrolan nyeri
b. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan penyakit ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh tubuh menggigil
)ujuan!
Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama ,O0' jam suhu tubuh dapat
dipertahankan dalam batas normal
"riteria Hasil!

Suhu antara :4
o
#:C
o

EE dan nadi dalam batas normal


NOC (Thermoregulation, ydration, Immune status)
N In+ikat! # & 2 ) $
,. 5ody temperature
0 Increased skin
temperature
:. ;oist mucous membrane
'. Headache
In+ikat! # & 2 ) $
5ody
temperature
3:< :94#:< :9,#:9+ :C4#:9 :4+#:C+
Increased skin
temperature
Sangat
panas
6anas Sedang Sedikit
panas
Hangat
;oist mucous Sangat "ering Sedang Sedikit @embab
membrane kering kering
Headache Sangat
sakit
kepala dan
tidak
tertahan
Selalu
sakit
kepala
Sering
sakit
kepala
"adang#
kadang
sakit
kepala
)idak sakit
kepala
NIC (!ever Management)
,) ;onitor suhu secara continue
0) ;onitor kemungkinan kekurangan cairan
:) ;onitor penurunan le$el kesadaran
') Ibser$asi adanya sakit kepala
+) ;onitor nilai .5& Hgb Hct
4) 5erikan obat antypiretik
C) 5erikan pengobatan yang dapat menyembuhakan peneybab demam
9) Dukung intake oral fluids
<) Dunakan ice bag dan handuk untuk mengompres pada aOilla dan dahi
,-) Dunakan seilmut hipotermi (jika ada)
c. "ekurangan $olume cairan berhubungan dengan tidak adekuat masukan makanan dan
cairan.
)ujuan! Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama :O0' jam asupan cairan
adekuat
"riteria hasil!
;emiliki keseimbangan asupan dan haluaran yang seimbang dalam 0' jam.
)anda#tanda $ita dalam batas normal
;embran mukosa lembab
Aadi perifer teraba
;enampilkan hidrasi yang baik misalnya membran mukosa yang lembab.
;emiliki asupan cairan oral dan atau intra$ena yang adekuat.
NO? / !luid balance dan ydration
Ao Indikator , 0 : ' +
,. Serum sodium (Aa)
0. )ekanan darah
:. 8rin output
'. Kluid intake
In+ikat! # & 2 ) $
Serum sodium
(Aa)
<+#,-+
m?M%@
,-+#,,+
m?M%@
,,+#,0+
m?M%@
,0+#,:+
m?M%@
,:+#,'+
m?M%@
)ekanan darah ,'-%,,-
mmHg
,'-%,--
mmHg
,:-%,--
mmHg
,:-%<-
mmHg
,0-%<-
mmHg
8rin Iutput 4--#C<< cc 9--#<<<
cc
,---#,,<<
cc
,0--#,:<<
cc
,'--#,+--
cc
Kluid Intake 0--#+<< cc 4--#9<<
cc
<--#,,<<
cc
,+--#,9<<
cc
,9--#0+--
cc
NI? / !luid Management
,) 6ertahankan catatan intake dan output yang akurat
0) ;onitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa nadi adekuat tekanan darah
ortostatik ) jika diperlukan
:) ;onitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (58A Hmt osmolalitas urin
albumin total protein )
') ;onitor $ital sign
+) "olaborasi pemberian cairan IV
4) ;onitor status nutrisi
C) 5erikan cairan oral
9) 5erikan penggantian nasogatrik sesuai output (+- F ,--cc%jam)
<) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
,-) "olaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
,,) 6asang kateter jika perlu
,0) ;onitor intake dan urin output setiap 9 jam
d. "etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuat
masukan makanan dan cairan.
)ujuan ! Setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama :O0' jam 6asien mempunyai
intake kalori dan protein yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya
"riteria Hasil ! mual dan muntah terkontrol pasien makan )")6 serum albumin dan
protein dalam batas normal 55 mendekati seperti sebelum sakit.
NOC ("ppetite, Nutritional #tatus, Nausea and $omiting #averity)
N In+ikat! # & 2 ) $
,. Kood intake
0 Kluid intake
:. Height ratio%*eight
'. KreMuency of nausea
+. KreMuency of $omiting
In+ikat! # & 2 ) $
Kood intake )idak
mau
makan
sama
sekali
sekitar :
sendok
makan
sekitar +
sendok
makan
sekitar C
sendok
makan
Aormal
(menghabiskan
porsi yang
ada)
Kluid intake tidak
mau
minum
sama
sekali
Q gelas , gelas 0 gelas Aormal
(menghabiskan
porsi yang
ada)
Height
ratio%*eight
)urun +
kg
)urun ' kg )urun : kg )urun 0 kg Sama dengan
55 sebelum
sakit
KreMuency of
nausea
Sangat
sering
Sering Sedang 7arang )idak pernah
KreMuency of
$omiting
Sangat
sering
Sering Sedang 7arang )idak pernah
NI? @Nut!itin ManagementA Nut!itin The!ap<A Nausea managementA Vmiting
management;
,) Anjurkan makanan yang pasien sukai
0) "olaborasi dengan ahli gi>i menegnai jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
sesuai kebutuhan nutrisi klien
:) Dukung peningkatan nintake protein dan $itamin c
') Dukung pemberian diet yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
+) )imbang 55 klien secara continue
4) ;onitor intake cairan dan makaanan dan hitung intake kalori
C) 5erikan supplement nutrisi
9) @akuakn oral hygiene sebelum makan
<) 6antau nausea termasuk frekuensi durasi dan faktor presipitasi (hal yang dapat
meningkatkan%menurunkan mual)
,-) Ajarkan terapi non farmakologi untuk mengontrol nausea (teknik distraksi relaksasi
nafas dalam)
,,) 6astikan keefektifan dari pemberian antiemesis
DA3TAR PUSTAKA
.idoyono. 0--+. &enya$it Tropis: !pidomo'ogi1 penu'aran1 pencegaan1 dan
pem%erantasannya07akarta! ?rlangga ;edical Series.
Djuanda adhi. 0--C. I'mu &enya$it 8u'it dan 8e'amin. 7akarta! 5alai 6enerbit K"8I
;andaldkk. 0--9. &enya$it Infe$si. 7akarta! ?rlangga ;edical Series.
Doengoes ;arilynn dkk 0--- )encana Asuan 8eperawatan1 &edoman untu$
&erencanaan dan &endo$umentasian &erawatan &asien1 edisi : alih bahasa ! I ;ade
"ariasa dan Ai ;ade S.7akarta! ?D&.
Handoko AV. 0-,0. Hu%ungan Antara Hitung Se' (D6 dengan 8e9adian )etinitis pada
&asien HIV di )S:& Dr0 8ariadi Semarang0 S$ripsi0 &rogram &endidi$an Sar9ana
8edo$teran. 8ni$ersitas Dipenogoro.

Anda mungkin juga menyukai