Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan antibody monoclonal sebagai obat

Antibody Monoclonal drug adalah sebuah obat inovasi baru dalam usaha manusia
melawan kanker. Meskipun efektifitas dan sepesifisitas obat ini terhadap kanker
tertentu telah teruji dan membuahkan hasil, namun cara penggunaan obat ini agar
memberikan hasil yang terbaik sampai saat ini belumlah diketahui secara pasti.

Mekanisme kerja antibody monoclonal terhadap kanker

1. Membuat Sel Kanker Lebih dikenali Oleh Sistem Immun.

Sistem imun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh, wes enaknya
sistem imun ini adalah tentaranya tubuh. Sekali sistem imun mengenali adanya musuh
tubuh, maka ia akan memanggil teman-temannya untuk melawan musuh ini. Tapi
tidak selamanya sistem imun bisa mengenali sel kanker sebagai musuh, maka dari itu
obat-obatan golongan antibody monoclonal seperti Rituximab bekerja agar sistem
imun lebih kenal dengan sel kanker sehingga sistem pertahanan tubuh bisa bekerja
lebih efektif dalam rangka melawan sel kanker.

2. Menghambat Faktor-Faktor Pertumbuhan Sel Kanker.

Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai Growth Factor menempel pada sel kanker,
maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis, kalo
pertumbuhan sel kankernya tambah banyak kan secara otomatis kankernya semakin
menggila. Didasarkan fakta inilah, obat-obatan Antibody Monoclonal seperti
Cetuximab bekerja menghambat ikatan antara growth factor dengan reseptor pada sel.

3. Menghantarkan Radiasi ke Sel Kanker.

Kombinasi obat antibody monoclonal dengan partikel radioaktif, kita bisa
menghantarkan radiasi langsung tepat sasaran pada sel kanker. Hal ini digunakan
untuk memastikan radiasi tersebut tidak merusak sel yang yang sehat. Dengan adanya
obat yang penggunaannya masih dalam pengwasan FDA ini, maka efektifitas
radioterapi pada pasien kanker bisa lebih ditingkatkan.
Penggunaan antibodi monoklonal untuk terapi kanker dibagi dalam 2 tipe,
yaitu;
1) Naked Monoclonal Antibodies (Antibodi monoklonal murni)
Antibodi monoklonal yang penggunaannya tanpa dikombinasikan dengan
senyawa lain. Antibodi monoklonal murni mengikatkan diri pada antigen spesifik
yang dimiliki oleh sel-sel kanker sehinggad apat dikenali dan dirusak oleh sistem
imun tubuh. Selain itu antibodi monoklonal dapat mengikatkan diri pada suatu
reseptor, dimana molekul-molekul pertumbuhan untuk tidak dapat berinteraksi
dengan sel kanker, maka antibodi monoklonal dapat mencegah pertumbuhan sel
kanker. Biasanya diberikan secara intravena dan efek sampingnya lebih ringan dari
kemoterapi.
Beberapa antibodi monoklonal yang bekerja dengan cara tersebut diantaranya
adalah;
a) Trastuzumab (Herceptin), digunakan untuk terapi kanker payudara stadium lanjut.
Trastuzumab menyerang protein HER2 (merupakan protein yangterdapat dalam
jumlah besar pada sel-sel kankerpayudara).
b) Rituximab, digunakan untuk terapi sel B pada limfoma non-Hodgkin, bereaksi
dengan sasaran antigen CD20 yang ditemukanpada sel B.
c) Alemtuzumab, diigunakan untuk terapi B cell lymphocytic leukimia (B-CLL)
kronik yang sudah mendapat kemoterapi, Senyawa ini menyerang antigen CD52,
yang terdapat pada sel B maupun sel T.
d) Cetuximab, digunakan untuk kanker kolorektal stadium lanjut (bersamaan dengan
obat kemoterapi irinotechan) dan kanker leher dan kepala yang tidakbisa dilakukan
tindakan pembedahan. Senyawa ini ditujukan untuk protein epidermal growth factor
receptors (EGFR),dimana EFGR terdapat dalam jumlah besar pada beberapa sel
kanker.
e) Bevacizumab, bekerja melawan protein Vascular Endhotelial Growth Factor
(VEGF) yang normalnya membantu tumor untuk membangun jaringan pembuluh
darah baru (angiogenesis). Senyawa ini digunakan bersama-sama dengan kemoterapi
untuk terapi kanker kolorektal metastatik.
2) Conjugated Monoclonal Antibodies (Antibodi monoklonal yang
dikombinasi dengan beberapa senyawa)
Senyawa yang dikombinasikan antara lain kemoterapi, toksin,dan senyawa
radioaktif. Antibodi monoklonal jenis ini akan beredar ke seluruh bagian tubuh
sampai ia berhasil menemukan sel kanker yang mempunyai antigen spesifik yang
dikenali oleh antibodi monoklonal. Obat ini hanya berperan sebagai wahana yang
akan mengantarkan substansi-substansi obat, racun dan materi radioaktif, menuju
langsung ke sasaran yakni sel-sel kanker, namun hebatnya, ia bisa meminimalkan
dosis pada sel normal untuk menghindari kerusakan di seluruh bagian tubuh.
Conjugated MAbs kadang dikenal juga sebagai "tagged," "labeled," atau "loaded"
antibodies.
a) Chemolabeled
Chemolabeled adalah antibodi monoklonal yang dikombinasikan dengan obat
kemoterapi. Satu-satunya chemolabeled yang telah disetujui FDA untuk terapi kanker
adalah Brentuximab vedotin(Adcetris, dulu dikenal dengan nama SGN-35). Obat ini
terdiri dari antibodi yang mempunyai target antigen CD30 yang terikat kepada obat
kemoterapi yang bernama monomethyl auristatin E. Digunakan untuk terapi Hodgkin
lymphoma dan anaplasticlarge cell lymphoma yang tidak merespon terapi lain.
b) Radioimmunotherapy
Radioimmunotherapy adalah antibodi monoklonal dikombinasikan dengan
senyawa radioaktif. FDA menyetujui radioimmunotherapy pertama yang boleh
digunakan adalah Ibritumomabtiuxetan digunakan untuk terapi kanker B cell non-
Hodgkin lymphoma yang tidak berhasil dengan terapi standar. Radioimmunotherapy
yang kedua adalah Tositumomab (Bexxar) digunakan untuk tipe limfomanon-
Hodgkin tertentu yang jugatidak menunjukkan respon terhadap Rituximab
(Rituxan)atau kemoterapi.
c) Immunotoksin
Immunotoksin adalah antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan racun.
Imunotoksin dibuat dengan menempelkan racun yang berasal dari tanaman maupun
bakteri pada antibodi monoklonal. Berbagai racun dibuat untuk ditempelkan pada
antibodi monoklonal seperti toksin difteri, eksotoksin pseudomonas (PE40), atau yang
dibuat dari tanaman, yakni risin A dariRicinus communis atau saporin dari Saponaria
officinalis.
Salah satu imunotoksin yang mendapat persetujuan FDA untuk terapi kanker
adalah Gemtuzumab ozogamicin (Mylotarg). Obat ini mengandung
racun calicheamicin. Racun ini melekat pada antibodiyang langsung menuju
sasaranantigen CD33, yang terdapat padasebagian besar sel leukimia. Saat ini
Gemtuzumab ozogamicin digunakan untuk terapi acute myelogenous
leukimia (AML)yang sudah menjalani kemoterapiatau tidak memenuhi syarat untuk
kemoterapi.
Efek Samping Umum.

Reaksi alergi seperti gatal dan bengkak.
Gejala seperti flu, padahal bukan flu :lol:
Nausea
Diare
Pengeringan Kulit


Efek Samping yang jarang terjadi, namun berbahaya.

Perdarahan hebat
Gangguan jantung
Reaksi anafilaksis (hipersensitif)
Penurunan jumlah hitung darah

Efek samping penggunaan antibody monoclonal

Penggunaan antibody monoclonal sebagai terapi kanker juga mampu menimbulkan
efek samping, mulai efek samping yang ringan sampai efek samping yang menjadikan
pasien dalam kondisi gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai