Anda di halaman 1dari 1

Ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi ujar suatu bahasa dan

hubungan lambang satu dengan lambang lain baik dalam penggabungan ataupun dalam pemisahannya.
Keseluruhan peraturan ini hanya berlaku dalam bahasa tertentu karena ejaan hanya bersifat konvensi
yang merupakan kesepakatan pemakaian bahasa tertentu. Karena bersifat kovensional, maka system
ejaan bahasa satu dengan bahasa lainnya akan berbeda walaupun kedua bahasa itu
menggunakanlambang, uruf dan alfabetik yang sama.

Ejaan disepakati untuk komunikasi tulis agar lancar dan mudah dipahami dan bukan untuk sebaliknya
yaitu sebagai penghambat komunikasi.
Pada umumnya para berpendapat bahwa ejaan biasanya menyangkut tiga tataran kebahasaan, yaitu
fonologi, morfologi, dan sintaksis. Pada tataran fonologi ejaan berkaitan dengan fonem, penentuan
lambang fonem, dan penyusun abjadnya. Pada tataran morfologi, ejaan berurusan dengan penulisan
suatu bentukan, yaitu penulisan kata dan unsur serapan. Pada tataran sintaksis ejaan berurusan dengan
pemberian tanda batas ujaran dalam kalimat, termasuk didalamnya adalah pemakaian huruf capital,
huruf miring, dan pemakaian tanda baca.
Bahasa Indonesia saat ini telah memiliki kaidah penulisan atau ejaan yang telah dibakukan, yaitu Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang biasa dikenal dengan EYD. Kaidah ejaan tersebut terulang
dalam buku Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dalam buku tersebut ejaan
bahasa Indonesia pembahasannya dikelompokkan menjadi 3, yaitu: (1) penulisan huruf, (2) penulisan
kata, dan (3) pemakaian tanda baca. Setiap kelompok kaidah tersebut masih terbagi atas sejumlah
kaidah yang lebih kecil.
(Junaedi.2010)

Anda mungkin juga menyukai