Anda di halaman 1dari 221

Administrasi Perpajakan

RegistrasidanEkstensifikasi

1. PendaftaranNPWPdanPengukuhanPKP

1.1. TataCaraPendaftaranNomorPokokWajibPajak
1.1.1. Wajib Pajak mengajukan berkas pendaftaran NPWP dengan menggunakan
Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya
kepadaPetugasTempatPelayananTerpadu.
1.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalamhalberkaspendaftaranbelumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntuk
melengkapinya. Dalam hal berkas pendaftaran sudah lengkap, Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada
Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas pendaftaran
kemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspendaftaranWajibPajak.
1.1.4. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratKeteranganTerdaftardanKartu
NPWPkemudianmenyerahkannyakeKepalaSeksiPelayanan.

Administrasi Perpajakan
2

1.1.5. SuratKeteranganTerdaftardanKartuNPWPditerbitkandalamrangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Keterangan Terdaftar kemudian
menyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KantorPelayananPajak).
1.1.9. Prosesselesai.

1.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanPengukuhanPKP
1.2.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan Pengukuhan sebagai PKP dengan
menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta
persyaratannyakepadaPetugasTempatPelayananTerpadu.
1.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima berkas permohonan pengukuhan
PengusahaKenaPajakkemudianmenelitikelengkapanpersyaratannya.Dalamhal
berkas permohonan pengukuhan PKP belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP
sudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpaduakanmencetakBPSdanLPAD.
BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan
dengan berkas permohonan pengukuhan PKP kemudian diteruskan kepada
PelaksanaSeksiPelayanan.
1.2.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekampermohonanWajibPajak.
1.2.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Tugas Pembuktian Alamat
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.2.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Tugas Pembuktian Alamat
kemudianmengembalikannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.2.6. AtasdasarSuratTugasPembuktianAlamat,PelaksanaSeksiPelayananmelakukan
penelitianlapangankebenaranalamatWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
3

1.2.7. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak


konsepBeritaAcaraHasilPembuktianAlamatkemudianmenyerahkannyakepada
Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal alamat Wajib Pajak terbukti benar, Pelaksana
Seksi Pelayanan kemudian mencetak konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak. Jika alamat PKP tidak benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep
Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Konsep Surat Pengukuhan
PengusahaKenaPajak ataukonsepSuratPenolakanPendaftaranWajibPajakdan
PelaporanPKPdicetakrangkapdua,yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.2.8. Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaikan konsep Berita Acara Hasil Pembuktian
Alamat dan konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau konsep Surat
Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
1.2.9. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat,
SuratPengukuhanPengusahaKenaPajakatauSuratPenolakanPendaftaranWajib
Pajak dan Pelaporan PKP kemudian menyerahkan kepada Pelaksana Seksi
Pelayanan.
1.2.10. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.2.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Penyampaian Dokumen di Kantor
PelayananPajak).
1.2.12. Prosesselesai.

1.3. TataCaraPerubahanIdentitasWajibPajak
1.3.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajak yang telah diisi dan ditandatangani beserta lampiran yang disyaratkan
kepadaPetugasTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
4

1.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima berkas permohonan perubahan


identitas Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal
berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk
melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu akan mencetak Bukti Penerimaan Surat dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen. Bukti Penerimaan Surat akan diserahkan kepada
Wajib Pajak sedangkan Lembar Pengawasan Arus Dokumen akan digabungkan
dengan berkas permohonan kemudian diteruskan kepada Pelaksana Seksi
Pelayanan.
1.3.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkasperubahandataWajibPajak.
1.3.4. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratKeteranganTerdaftardanKartu
Nomor Pokok Wajib Pajak. Jika Wajib Pajak telah dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak, Pelaksana Seksi Pelayanan juga mencetak konsep Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak. Surat Keterangan Terdaftar, Kartu Nomor Pokok Wajib
Pajak, dan konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dicetak masing
masingrangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.3.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Keterangan Terdaftar dan Surat
PengukuhanPengusahaKenaPajakkemudianmenyerahkannyakepadaPelaksana
SeksiPelayanan.
1.3.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.3.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KantorPelayananPajak).
1.3.8. Prosesselesai.

1.4. TataCaraPemindahanWajibPajakdiKPPLama
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPLama
1.4.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
PajakbesertapersyaratannyamelaluiPetugasTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
5

1.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan


Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, berkas permohonan dikembalikan
kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas permohonan sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS
akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan
berkaspermohonankemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.4.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.4.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pindah kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.SuratPindahinidicetakrangkap
dua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.4.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pindah kemudian menyerahkan
kepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.4.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.4.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
WajibPajak.
1.4.8. Proses Selesai. Wajib Pajak akan menyerahkan Surat Pindah beserta
kelengkapannyakeKantorPelayananPajakbaru.
1.4.9. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Pemindahan Wajib Pajak di Kantor
PelayananPajakBaru.
1.4.10. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima faximili SKT dan Kartu NPWP dari Kantor
PelayananPajakbaru.
1.4.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pencabutan Surat Keterangan
Terdaftar kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Surat
PencabutanSuratKeteranganTerdaftardicetakdalamrangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.4.12. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pencabutan Surat Keterangan
TerdaftarkemudianmenyerahkankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.4.13. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
6

1.4.14. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan mengirim berkas Wajib
PajakdanSuratPencabutanKeteranganTerdaftarkeKantorPelayananPajakbaru
melaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
1.4.15. Prosesselesai.

DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPBaru
1.1.1. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima faximili Surat Pemberitahuan
Pernyataan Pindah dari Kantor Pelayanan Pajak baru, merekam kemudian
menyerahkankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.2. PelaksanaSeksiPelayananmemprosesSuratPemberitahuanPernyataanPindah.
1.1.3. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPindah.SuratPindahinidicetak
rangkapduakemudiandiserahkankepadaKepalaSeksiPelayanan.
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.1.4. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPindahkemudianmenyerahkannya
kepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.1.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga harus mengirim faximili Surat
PindahkeKantorPelayananPajakbaru.
1.1.7. Proses selesai. Faximili Surat Pindah ini akan diproses dalam SOP Pemindahan
WajibPajakdiKantorPelayananPajakbaru.
1.1.8. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Pemindahan Wajib Pajak di Kantor
PelayananPajakBaru.
1.1.9. PelaksanaSeksiPelayananmenerimafaximiliKartuNomorPokokWajibPajakdan
SuratKeteranganTerdaftardariKantorPelayananPajakbaru.
1.1.10. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pencabutan Surat Keterangan
Terdaftar kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Surat
PencabutanSuratKeteranganTerdaftarinidicetakrangkapdua.
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
Administrasi Perpajakan
7

1.1.11. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pencabutan Surat Keterangan


TerdaftarkemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.12. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.1.13. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan mengirim berkas Wajib
PajakdanSuratPencabutanKeteranganTerdaftarkeKantorPelayananPajakbaru
melaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
1.1.14. Prosesselesai.

1.5. TataCaraPenyelesaianPemindahanPKPdiKPPLama
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakLama
1.5.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonan kemudian diteruskan kepada Penata Usaha Tempat Pelayanan
TerpadudanPenerbitanProdukHukum.
1.5.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.5.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pindah kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.SuratPindahinidicetakrangkap
dua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.5.5. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPindahkemudianmenyerahkannya
kepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.5.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
8

1.5.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada


Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
1.5.8. Proses selesai. Wajib Pajak akan menyerahkan Surat Pindah ke Kantor Pelayanan
Pajakbaru.
1.5.9. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Tata Cara Penyelesaian Pemindahan
PengusahaKenaPajakdiKantorPelayananPajakBaru.
1.5.10. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam faximili Surat Pengukuhan
PengusahaKenaPajak.
1.5.11. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPencabutanSuratPengukuhan
Pengusaha Kena Pajak kemudian menyerahkannyan kepada Kepala Seksi
Pelayanan. Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dicetak
dalamrangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.5.12. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
PengusahaKenaPajak.
1.5.13. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.5.14. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan mengirim berkas Wajib
Pajak dan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak baru melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
1.5.15. Prosesselesai.

DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakBaru
1.5.1. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima faximili Surat Pemberitahuan
PernyataanPindahdariKantorPelayananPajakbaru,mencetakBuktiPenerimaan
Surat dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen kemudian meneruskannya ke
PelaksanaSeksiPelayanan.
1.5.2. PelaksanaSeksiPelayananmerekamSuratPemberitahuanPernyataanPindah.
Administrasi Perpajakan
9

1.5.3. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pindah kemudian


menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.SuratPindahinidicetakrangkap
dua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.5.4. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPindahkemudianmenyerahkannya
kepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.5.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.5.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga harus mengirim faximili Surat
PindahkeKantorPelayananPajakbaru.
1.5.7. Proses selesai. Faximili Surat Pindah akan diproses dalam SOP Pemindahan
PengusahaKenaPajakdiKantorPelayananPajakBaru.
1.5.8. ProsesselanjutnyaakandilakukanpadaSOPPemindahanPengusahaKenaPajakdi
KantorPelayananPajakBaru.
1.5.9. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima faximili Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak baru kemudian mencetak Surat Pencabutan
SuratPengukuhanPengusahaKenaPajak.
1.5.10. Pelaksana Seksi Pelayanan menyerahkan konsep Surat Pencabutan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Kepala Seksi Pelayanan. Surat
PencabutanSuratPengukuhanPengusahaKenaPajakinidicetakrangkapdua:
1.5.11. Lembarke1 :untukWajibPajak
1.5.12. Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.5.13. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak kemudian menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi
Pelayanan.
1.5.14. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
10

1.5.15. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan mengirim berkas Wajib
Pajak dan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak baru melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
1.5.16. Prosesselesai.
1.6. TataCaraPenyelesaianPemindahanWajibPajakdiKPPBaru
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakLama
1.6.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonankemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.6.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.KartuNPWPdanSKTinidicetak
rangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.6.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.6.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirim faximili dokumen ke Kantor
PelayananPajaklama.
1.6.8. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
11

DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakBaru
1.6.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan. Dalam hal berkas
permohonanbelumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.
Dalamhalberkaspermohonansudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpadu
akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak
sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan kemudian
diteruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.6.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pemberitahuan Pernyataan
PindahkemudiandiserahkankepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.6.5. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPemberitahuanPernyataanPindah
kemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.6.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirimkan faximili Surat Pemberitahuan
PernyataanPindahkeKantorPelayananPajaklama.
1.6.8. Proses selesai. Faximili Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah ini akan diproses
dalamSOPPemindahanWajibPajakdiKantorPelayananPajakLama.
1.6.9. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Pemindahan Wajib Pajak di Kantor
PelayananPajakLama.
1.6.10. PelaksanaSeksiPelayananmenerimadanmerekamfaximiliSuratPindah.
1.6.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.KartuNPWPdanSKTinidicetak
rangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.6.12. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
12

1.6.13. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,


memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.6.14. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
1.6.15. Prosesselesai.

1.7. TataCaraPemindahanPKPdiKPPBaru
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPLama
1.7.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.7.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonankemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.7.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Tugas Pembuktian Alamat
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.7.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Tugas Pembuktian Alamat,
kemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.6. AtasdasarSuratTugasPembuktianAlamat,PelaksanaSeksiPelayananmelakukan
penelitianlapangankebenaranalamatWajibPajak.
1.7.7. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak
konsep Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat. Dalam hal alamat Wajib Pajak
terbukti benar Pelaksana Seksi Pelayanan kemudian mencetak konsep Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Jika alamat Pengusaha Kena Pajak tidak
benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Penolakan Pendaftaran
Wajib Pajak dan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak. Surat Pengukuhan PKP atau
konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP dicetak
rangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Administrasi Perpajakan
13

Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.7.8. Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaikan konsep Berita Acara Hasil Pembuktian
Alamat dan konsep Surat Pengukuhan PKP atau konsep Surat Penolakan
PendaftaranWajibPajakdanPelaporanPKPkepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.7.9. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat,
Surat Pengukuhan PKP atau Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan
PelaporanPKPkemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.10. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.7.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirim faximili dokumen ke Kantor
PelayananPajaklama.
1.7.12. Prosesselesai.

DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPBaru
1.7.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.7.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonankemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.7.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pemberitahuan Pernyataan
PindahkemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.7.5. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPemberitahuanPernyataanPindah
kemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
14

1.7.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada


Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirimkan faximili Surat Pemberitahuan
PernyataanPindahkeKantorPelayananPajaklama.
1.7.8. Proses selesai. Faximili Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah akan diproses
dalamSOPPemindahanPengusahaKenaPajakdiKPPLama.
1.7.9. ProsesselanjutnyaakandilakukanpadaSOPPemindahanPengusahaKenaPajakdi
KPPLama.
1.7.10. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam faximili Surat Pindah dari
KantorPelayananPajak.
1.7.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Tugas Pembuktian Alamat
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.7.12. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Tugas Pembuktian Alamat,
kemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.13. AtasdasarSuratTugasPembuktianAlamat,PelaksanaSeksiPelayananSuratTugas
Pembuktian Alamat melakukan penelitian lapangan kebenaran alamat Wajib
Pajak.
1.7.14. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak
konsep Berita Acara Hasil pembuktian Alamat. Dalam hal alamat Wajib Pajak
terbukti benar Pelaksana Seksi Pelayanan kemudian mencetak konsep Surat
Pengukuhan PKP. Jika alamat Pengusaha Kena Pajak tidak benar, Pelaksana Seksi
Pelayanan mencetak konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan
Pelaporan Pengusaha Kena Pajak. Surat Pengukuhan PKP atau Surat Penolakan
PendaftaranWajibPajakdanPelaporanPKPdicetakrangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.7.15. Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaikan konsep Berita Acara Hasil Pembuktian
Alamat dan konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau konsep Surat
Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
1.7.16. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat,
SuratPengukuhanPengusahaKenaPajakatauSuratPenolakanPendaftaranWajib
Pajak dan Pelaporan PKP kemudian menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi
Pelayanan.
Administrasi Perpajakan
15

1.7.17. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,


memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.7.18. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirim faximili dokumen ke Kantor
PelayananPajaklama.
1.7.19. Prosesselesai.

1.8. TataCaraPenghapusanNPWP
1.8.1. Wajib Pajak mengajukan berkas penghapusan NPWP dengan menggunakan
FormulirPendaftarandanPerubahanDataWajibPajakbesertapersyaratannya.
1.8.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas penghapusan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas penghapusan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
penghapusan kemudian diteruskan kepada Seksi Pemeriksaan untuk diproses
dalamSOPPemeriksaan.
1.8.3. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan,
mencetak Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak/Surat Penolakan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, dan selanjutnya diteruskan kepada
KepalaSeksiPelayananuntukditandatangani.
1.8.4. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak/Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak kemudian
mengembalikannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.8.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.8.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
WajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPPenyampaianDokumendiKPP).
1.8.7. Prosesselesai.

1.9. TataCaraPenyelesaianPencabutanPKP
Administrasi Perpajakan
16

1.9.1. Wajib Pajak mengajukan berkas pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
dengan menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak
besertapersyaratannya.
1.9.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas pencabutan belum lengkap, berkas pencabutan dikembalikan
kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas pencabutan sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS
akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan
berkas pencabutan kemudian diteruskan kepada Seksi Pemeriksaan untuk
diprosesdalamSOPPemeriksaan.
1.9.3. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan,
mencetak Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP),
danselanjutnyaditeruskankepadaKepalaSeksiPelayananuntukditandatangani.
1.9.4. Kepala Seksi Pelayanan menadatangani Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana
SeksiPelayanan.
1.9.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.9.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
WajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPPenyampaianDokumendiKPP).
1.9.7. Prosesselesai.

2. PendaftaranObjekPajak

2.1. TataCaraPendaftaranObjekPajakBaruDenganPenelitianKantor
2.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pendaftaran Objek Pajak baru ke Kantor
PelayananPajakmelaluiPetugasTPT.
Administrasi Perpajakan
17

2.1.2. Petugas TPT menerima permohonan Pendaftaran Objek Pajak Baru kemudian
menelitikelengkapanpersyaratannya.Dalamhalberkaspermohonanpendaftaran
belum lengkap, berkas permohonan pendaftaran dikembalikan kepada Wajib
Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas permohonan pendaftaran sudah
lengkap, Petugas TPT akan mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak
sedangkanLPADakandigabungkandenganberkaspermohonanpendaftaran,dan
kemudianditeruskankepadaKepalaSeksiEkstensifikasi.
2.1.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada
PejabatFungsionalPenilaiuntukmelakukanpenelitiankantor.
2.1.4. PejabatFungsionalPenilaimenerimaberkaspermohonanpendaftaran,melakukan
penelitiankantor,danmembuatkonsepBeritaAcaraPenelitianKantor,kemudian
menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi beserta berkas permohonan
pendaftaran.
2.1.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi mempelajari dan memaraf konsep Berita Acara
Penelitian Kantor, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor. Dalam hal
KepalaSeksiEkstensifikasitidakmenyetujuikonsepBeritaAcaraPenelitianKantor,
Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki konsep Berita Acara Penelitian
Kantortersebut.
2.1.6. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani Berita Acara
Penelitian Kantor, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi
untuk dilakukan pemutakhiran data grafis. Dalam hal Kepala Kantor tidak
menyetujui konsep Berita Acara Penelitian Kantor, Pejabat Fungsional Penilai
harusmemperbaikikonsepBeritaAcaraPenelitianKantortersebut.
2.1.7. Kepala Seksi Ekstensifikasi menerima Berita Acara Penelitian Kantor dan
menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi untuk melakukan pemutakhiran data
grafisdanprosespenatausahaanberkasselanjutnya.
2.1.8. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi melakukan pemutakhiran data grafis, kemudian
meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Kepala Seksi Pengolahan
DatadanInformasiuntukdilakukanperekamandata.
2.1.9. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima berkas permohonan
pendaftaran dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi
untuk melakukan proses pembentukan basis data dan penatausahaan berkas
selanjutnya.
Administrasi Perpajakan
18

2.1.10. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan perekaman


SPOP/LSPOP, mencetak Daftar Hasil Rekaman (DHR), melakukan pencocokan
antaraSPOP/LSPOP dan DHR, dan mengenerate produkkeluaran (spooling SPPT,
DHKP dan STTS) serta meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada
KepalaSeksiPelayananuntukdicetak.
2.1.11. Kepala Seksi Pelayanan menerima berkas permohonan pendaftaran dan
menugaskanPelaksanaSeksiPelayananuntukmencetakkonsepprodukhukum.
2.1.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep produk hukum, kemudian
menyampaikankepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.13. KepalaSeksiPelayananmeneliti,menyetujuidanmemarafkonsepprodukhukum,
kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi
Pelayanan tidak menyetujui konsep produk hukum, Pelaksana Seksi Pelayanan
harusmemperbaikikonsepprodukhukumtersebut.
2.1.14. Kepala Kantor mereview, menetapkan, dan menandatangani produk hukum,
kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala
Kantor tidak menyetujui konsep produk hukum, Pelaksana Seksi Pelayanan harus
memperbaikikonsepprodukhukumtersebut.
2.1.15. Proses dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen dan SOP tentang
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.1.16. Prosesselesai.

2.2. TataCaraPenerbitanSuratHimbauanUntukBerNPWP
2.2.1. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan berdasarkan dokumen masuk yang telah
didisposisi Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Nota Dinas dari Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi, data pihak ke tiga, laporan hasil penelitian
pendahuluan, dan/atau alat keterangan, menyusun dan menugaskan Pelaksana
SeksiEkstensifikasiPerpajakanuntukmencetakkonsepSuratHimbauanNPWP.
2.2.2. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mencetak konsep Surat Himbauan ber
NPWP dan menyampaikan konsep tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan.
2.2.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti, menyetujui, dan memaraf Surat
HimbauanberNPWPsertameneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.4. KepalaKantorPelayananPajakmenelaah,menyetujui,danmenandatanganiSurat
HimbauanberNPWP.
2.2.5. PelaksanaSeksiEkstensifikasiPerpajakanmenyiapkanpengirimanSuratHimbauan
yangtelahditandatanganidanmenatausahakanarsipnya.
Administrasi Perpajakan
19

2.2.6. ProsesdilanjutkankeSOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.7. Prosesselesai

2.3. TataCaraPenyelesaianMutasiSeluruhnyaObjekdanSubjekPajakBumidanBangunan
2.3.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan mutasi subjek dan objek pajak (termasuk
pemecahandanpenggabunganobjekpajak)keKantorPelayananPajak.
2.3.2. Petugas TPT menerima permohonan mutasi subjek dan/atau objek pajak,
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
mutasi subjek dan/atau objek pajak belum lengkap, berkas permohonantersebut
dikembalikankepadaWajibPajakuntukdilengkapi.Dalamhalberkaspermohonan
mutasi subjek dan/atau objek pajak sudah lengkap, Petugas TPT akan mencetak
BuktiPenerimaanSurat(BPS)danLembarPengawasanArusDokumen(LPAD).BPS
akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan
berkas permohonan mutasi subjek dan/atau objek pajak, dan kemudian
diteruskankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.3.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepada Account Representative untuk meneliti dan memproses dokumen. Dalam
hal permohonan merupakan mutasi sebagian (pemecahan dan penggabungan)
maka Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneruskan berkas permohonan
mutasikepadaKepalaSeksiEkstensifikasidenganmengacukepadaSOPTataCara
PenyelesaianMutasiSebagianObjekdanSubjekPajak.
2.3.4. Account Representative meneliti dokumen SPOP/LSPOP dan data pendukungnya,
kemudian meneruskan dokumen tersebut kepada Kepala Seksi Surat
PemberitahuanObjekPajak.
2.3.5. KepalaSeksiSuratPemberitahuanObjekPajakmenugaskandanmemberidisposisi
kepada Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk merekam
SPOP/LSPOP.
2.3.6. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam SPOP/LSPOP dan
meneruskandokumenkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.3.7. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
SeksiPelayananuntukmencetakkonsepSPPT.
2.3.8. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSPPTdanmeneruskankepadaKepala
SeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
20

2.3.9. KepalaSeksiPelayananmeneliti,menyetujuidanmemarafkonsepSPPT,kemudian
meneruskan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep SPPT tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepSPPTtersebut.
2.3.10. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani SPPT. Dalam hal
KepalaKantortidakmenyetujui konsep SPPTtersebut, Pelaksana SeksiPelayanan
harusmemperbaikikonsepSPPTtersebut.
2.3.11. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen dan SOP
tentangTataCaraPenyampaianDokumen
2.3.12. Prosesselesai.

2.4. TataCaraPenyelesaianMutasiSebagianObjekdanSubjekPajakBumidanBangunan

2.4.1. Kepala Seksi Ekstensifikasi menerima dokumen permohonan mutasi sebagian


objekdansubjekPBBdariKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi(SOPTataCara
Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Objek dan Subjek Pajak PBB) kemudian
memerintahkanPelaksanaSeksiEkstensifikasiuntukmenyusunkonsepsurattugas
penyelesaianmutasisebagianobjekdansubjekPBB.
2.4.2. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi menyusun konsep Surat Tugas Penyelesaian Mutasi
sebagian objek dan subjek PBB dan kemudian menyerahkan konsep tersebut
kepadaKepalaSeksiEkstensifikasi.
2.4.3. KepalaSeksi Ekstensifikasimeneliti,menyetujui danmemarafkonsep surattugas,
kemudianmenyerahkankonseptersebutkepadaKepalaKantor.DalamhalKepala
Seksi Ekstensifikasi tidak menyetujui konsep Surat Tugas Penyelesaian Mutasi
sebagian objek dan subjek PBB, maka Pelaksana Seksi Ekstensifikasi harus
memperbaikikonsepsurattugastersebut.
2.4.4. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani Surat Tugas
Penyelesaian Mutasi dan mengembalikan surat tugas tersebut kepada Kepala
SeksiEkstensifikasi.DalamhalKepalaKantortidakmenyetujuikonsepSuratTugas
Penyelesaian Mutasi sebagian objek dan subjek PBB, maka Pelaksana Seksi
Ekstensifikasiharusmemperbaikikonsepsurattugastersebut.
2.4.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi menyerahkan Surat Tugas Penyelesaian Mutasi
sebagian objek dan subjek PBB kepada Pejabat Fungsional Penilai untuk
melakukanpenyelesaianmutasisebagianobjekdansubjekPBB.
Administrasi Perpajakan
21

2.4.6. PejabatFungsionalPenilaimelakukanpenelitianlapanganataspermohonanwajib
pajak berdasarkan surat tugas, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan,
mengidentifikasi/menggambar obyek pada peta, memberikan NOP,
menandatangani SPOP/LSPOP dan membuat uraian penelitian, kemudian
menyampaikankepadaKepalaKantor.
2.4.7. Kepala Kantor meneliti dan memberikan persetujuan dan menugaskan Kepala
SeksiPengolahanDatadanInformasiuntukmerekamSPOP/LSPOP.
2.4.8. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima SPOP/LSPOP dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk merekam
SPOP/LSPOP.
2.4.9. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima dan merekam
SPOP/LSPOP,kemudianmeneruskanSPOP/LSPOPkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.4.10. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT).
2.4.11. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSPPTdanmeneruskankepadaKepala
SeksiPelayanan.
2.4.12. KepalaSeksiPelayananmeneliti,menyetujuidanmemarafkonsepSPPT,kemudian
meneruskan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep SPPT tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepSPPTtersebut.
2.4.13. KepalaKantorPelayananPajakmereview,menetapkandanmenandatanganiSPPT
sertameneruskanSPPTkeKepalaSeksipelayanan.DalamhalKepalaKantortidak
menyetujui konsep SPPT, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep
SPPT.
2.4.14. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen dan
tentangTataCaraPenyampaianDokumen.
2.4.15. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
22

PenyuluhandanPelayanan

1. Penyuluhan
1.1. TatapMuka
1.1.1. TataCaraPelayananKonsultasiPerpajakanMelaluiTatapMuka
1.1.1.1. Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak datang ke Kantor Pelayanan Penyuluhan
danKonsultasiPerpajakanuntukberkonsultasidibidangPerpajakan.
1.1.1.2. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima kedatangan Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak yang ingin
berkonsultasi di bidang Perpajakan, mengisi Buku Tamu,
mengantarkannyakeKelompokPejabatFungsional.
1.1.1.3. Kelompok Jabatan Fungsional menerima kedatangan Wajib Pajak/Calon
Wajib Pajak, mengadakan konsultasi langsung dengan Wajib Pajak/Calon
WajibPajak,mencatatidentitas,konsultasiyangdiberikansertamencatat
kedalamBukuPelayananKonsultasiPerpajakan.
1.1.1.4. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
23

1.1.2. Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Melalui Penyelenggaraan Pameran


Pembangunan
1.1.2.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima Surat Penawaran Pameran Pembangunan dari Pemerintah
Daerah.ProsespertamakalidilaksanakanpadaSOPPenerimaanDokumen
diKP2KP.
1.1.2.2. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
membahas dengan Kelompok Jabatan Fungsional dalam rangka
pembuatan Rencana Kegiatan Pameran Pembangunan dengan
memperhatikansisaanggaranyangada.
1.1.2.3. Kelompok Jabatan Fungsional membuat konsep Surat Pemberitahuan
Penyelenggaraan Pameran Pembangunan, konsep Rencana Kegiatan
PamerandankonsepAnggaranBiayasesuaidenganhasilrapat.
1.1.2.4. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui dan menandangani Surat Pemberitahuan Penyelenggaraan
PameranPembangunan,RencanaKegiatanPameran,danAnggaranBiaya.
Dokumendokumen ini selanjutnya diproses dalam SOP Penyampaian
DokumendiKP2KPuntukdikirimkankeKantorPelayananPajak.
1.1.2.5. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
membentukTimPenyelengaraPameranPembangunan.
1.1.2.6. TimPenyelenggaraPameranPembangunandansegeramenyiapkansegala
sesuatu yang diperlukan dalam rangka pameran, serta mengajukan
anggarannyasesuaidenganAnggaranBiayakepadaBendahara.
1.1.2.7. BendaharamenyiapkanDaftarPengeluaranBiayaPameranPembangunan
dan menyerahkan dananya kepada Tim Penyelenggara Pameran
Pembangunan.
1.1.2.8. Panitia Pelaksana Pameran Pembangunan menerima dana,
menandatanganidaftartersebut,menyiapkandanmelaksanakanpameran
pembangunan. Pada akhir pameran, Panitia Pelaksana Pameran
Pembangunan membuat Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Pameran dan Laporan Pertanggungjawaban Biaya kemudian
menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
KonsultasiPerpajakan
1.1.2.9. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui dan menandatangani Laporan Pertanggungjawaban
PelaksanaanPamerandanLaporanPertanggungjawabanBiaya.
Administrasi Perpajakan
24

1.1.2.10. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan


menatausahakan dan mengirimkan Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Pameran. Tembusan Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Pameran disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
1.1.2.11. LaporanPertanggungjawabanBiayadanbuktibuktipengeluarandisimpan
olehBendahara.
1.1.2.12. Prosesselesai.

1.1.3. Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Parsitipatif Melalui Penyelenggaraan Diskusi


Panel/SarasehandanSimulasi
1.1.3.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada para Kelompok Jabatan
Fungsional untuk mengadakan diskusi panel/sarasehan dan simulasi
mengenai masalah perpajakan dengan judul dan tema yang ditentukan
olehKepalaKantorPelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.1.3.2. Kelompok Jabatan Fungsional menerima tugas tersebut kemudian
mengumpulkan bahanbahan yang berkaitan dengan masalah yang akan
didiskusikan, mempelajarinya dan membuat konsep Makalah Bahan
Diskusi Panel/Sarasehan dan Simulasi serta konsep Anggaran Biaya, serta
menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
KonsultasiPerpajakan.
1.1.3.3. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
mempelajaridanmenyetujuiMakalahBahanDiskusiPanel/Sarasehandan
Simulasi serta Anggaran Biaya, kemudian menentukan waktu dan tempat
pelaksanaan diskusi panel/sarasehan dan simulasi kemudian menugaskan
PelaksanaKantorPelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakanuntuk
membuatSuratUndanganparapesertayangakandiundangdalamdiskusi
panel/sarasehan dan simulasi tersebut. Makalah Bahan Diskusi
Panel/Sarasehan dan Simulasi dan Anggaran Biaya kemudian diserahkan
kembaliKelompokJabatanFungsional.
1.1.3.4. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima tugas, membuat konsep Surat Undangan dan menyerahkan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
untukditandatangani.
Administrasi Perpajakan
25

1.1.3.5. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan


menyetujuidanmenandatanganiSuratUndangan.
1.1.3.6. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menatausahakan dan mengirimkan Surat Undangan kepada pihakpihak
terkait. Pengiriman Surat Undangan ini mengacu pada SOP Penyampaian
DokumendiKP2KP.
1.1.3.7. Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Anggaran Biaya kepada
Bendahara.
1.1.3.8. Bendahara menyerahkan dana sesuai dengan Anggaran Biaya yang
disetujuikepadaKelompokJabatanFungsional.
1.1.3.9. Kelompok Jabatan Fungsional menyiapkan tempat dan prasarana untuk
keperluandiskusipanel/sarasehandansimulasi.
1.1.3.10. Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan diskusi panel/sarasehan dan
simulasi kemudian membuat konsep Laporan Hasil Diskusi
Panel/Sarasehan dan Simulasi dan konsep Laporan Pertanggungjawaban
Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
PenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.1.3.11. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui dan menandatangani Laporan Hasil Diskusi Panel/Sarasehan
danSimulasidanLaporanPertanggungjawabanBiaya.
1.1.3.12. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
mencatatLaporanHasilDiskusiPanel/SarasehandanSimulasidalamBuku
RegisterKegiatanPenyuluhan,kemudianmenyimpannyakedalamfile.
1.1.3.13. Laporan Pertanggungjawaban Biaya beserta dengan buktibukti
pengeluarandisimpanolehBendahara.
1.1.3.14. Prosesselesai.

1.1.4. Tata Cara Pelayanan Konsultasi Perpajakan Melalui Penyelenggaraan information


desk
1.1.4.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada Kelompok Jabatan Fungsional
untukmengadakanpenyuluhanperpajakanmelaluiinformationdesk.
1.1.4.2. Kelompok Jabatan Fungsional menerima tugas dan pengarahan tersebut
kemudian membuat membuat konsep Surat Penunjukan Petugas
Information Desk berikut jadwal waktunya dan menyerahkan kepada
Administrasi Perpajakan
26

Kepada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan untuk


disetujui.
1.1.4.3. KepalaKP2KPmenyetujuidanmenandatanganiSuratPenunjukanPetugas
InformationDeskberikutjadwalwaktunya.
1.1.4.4. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan nomor, tanggal dan stempel, mencatat di buku register
kegiatan Penyuluhan Perpajakan kemudian menyampaikan kepada
KelompokJabatanFungsional.
1.1.4.5. Kelompok Tenaga Fungsional melaksanakan penyuluhan, mencatat
identitastamukedalamBukuRegisterPenyuluhanPerpajakan.
1.1.4.6. Prosesselesai.

1.2. MediaCetak
1.2.1. TataCaraPenyuluhanPerpajakanMelaluiMediaMassaCetak
1.2.1.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada para Kelompok Jabatan
Fungsional untuk menyiapkan konsep Artikel/Iklan Penyuluhan dalam
rangka penyuluhan perpajakan melalui media cetak dengan judul dan
tema yang ditentukan oleh Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
KonsultasiPerpajakan.
1.2.1.2. Kelompok Jabatan Fungsional membuat konsep Artikel/Iklan Penyuluhan
dan Anggaran Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor
PelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.2.1.3. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui Artikel/Iklan Penyuluhan dan Anggaran Biaya kemudian
menyerahkannyakepadaKelompokJabatanFungsional.
1.2.1.4. Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Anggaran Biaya kepada
Bendahara.
1.2.1.5. BendaharamenyerahkandanakepadaKelompokJabatanFungsional.
1.2.1.6. Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Artikel/Iklan Penyuluhan
kepadaPenerbitMediaMasa.
1.2.1.7. Kelompok Jabatan Fungsional menerima koran/majalah yang memuat
artikel/iklan penyuluhan perpajakan, kemudian membuat Laporan
Pertanggungjawaban Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala
KantorPelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
Administrasi Perpajakan
27

1.2.1.8. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan


menyetujuidanmenandatanganiLaporanPertanggungjawabanBiaya.
1.2.1.9. Laporan Pertanggungjawaban Biaya beserta dengan buktibukti
pengeluarandisimpanolehBendahara.
1.2.1.10. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima koran/majalah, membuat kliping koran/majalah kemudian
menatausahakandanmengarsipkannya.
1.2.1.11. Prosesselesai.

1.2.2. Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Melalui Penerbitan Prospektus, Brosur, leaflet,
atauKarikatur.
1.2.2.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada Kelompok Jabatan Fungsional
untuk membuat prospektus, brosur, leaflet, atau karikatur sesuai dengan
bidangkeahlianmasingmasing.
1.2.2.2. Kelompok Jabatan Fungsional yang bersangkutan menerima tugas
kemudian menyiapkan bahanbahan, mempelajari, membuat konsep
prospektus, brosur, leaflet, atau karikatur kemudian menyerahkannya
kepadaKepalaKantorPelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.2.2.3. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujuiprospektus,brosur,leaflet,ataukarikatur.
1.2.2.4. Proses pencetakan dokumen selanjutnya diproses dalam SOP Tata Cara
PengadaanATK/Formulir/BarangInventaris.
1.2.2.5. Prosesselesai.

1.3. MediaElektronik
1.3.1. TataCaraPelayananKonsultasiPerpajakanMelaluiTelepon
1.3.1.1. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima telepon dari Wajib Pajak Wajib Pajak yang ingin berkonsultasi
tentang Pajak Penghasilan, kemudian menyambungkan kepada pesawat
teleponKelompokJabatanFungsional.
1.3.1.2. Kelompok Jabatan Fungsional menerima sambungan telepon dari
Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan dari
Wajib Pajak yang ingin berkonsultasi, mencatat identitas penelpon ke
dalam Buku Pelayanan Konsultasi Perpajakan, memberikan penjelasan
yangdikehendakiolehWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
28

1.3.1.3. Prosesselesai.

1.3.2. TataCaraPenyuluhanPerpajakanMelaluiMediaMassaElektronikRadio.
1.3.2.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada para Kelompok Jabatan
Fungsional untuk menyiapkan konsep Skenario/Iklan Penyuluhan dalam
rangka penyuluhan perpajakan melalui media massa elektronik radio
dengan judul dan tema yang ditentukan oleh Kepala Kantor Pelayanan
PenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.3.2.2. Kelompok Jabatan Fungsional menerima tugas tersebut, menyiapkan
bahanbahan, mempelajari, membuat konsep Skenario/Iklan Penyuluhan
sesuai dengan judul dan tema yang telah ditentukan, membuat Anggaran
Biaya yang diperlukan dan menyerahkannya kepada Kepala Kantor
PelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.3.2.3. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui Skenario/Iklan Penyuluhan kemudian menugaskan Pelaksana
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan. Sedangkan
Anggaran Biaya yang disetujui diserahkan kepada Kelompok Jabatan
Fungsionaluntukkemudiandiserahkankebendahara.
1.3.2.4. Bendahara menyiapkan dana dan menyerahkan dananya kepada
KelompokPejabatFungsional.
1.3.2.5. Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Skenario/Iklan Penyuluhan
besertabiayanyakepadamediaelektronikradio.
1.3.2.6. Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan penyuluhan di media
elektronikradiokemudianmemintabuktipembayaran.
1.3.2.7. KelompokJabatanFungsionalmembuatkonsepLaporanHasilPenyuluhan
dimediaelektronikradiodanLaporanPertangungjawabanBiaya.
1.3.2.8. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui Laporan Hasil Penyuluhan dan Laporan Pertangungjawaban
Biaya.
1.3.2.9. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menatausahakandanmengarsipkanLaporanHasilPenyuluhan.
1.3.2.10. Laporan Pertanggungjawaban Biaya beserta dengan buktibukti
pengeluarandisimpanolehBendahara.
1.3.2.11. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
29

2. Pelayanan

2.1. SuratKeteranganBebas
2.1.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPh21
2.1.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian uraian penelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.1.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Administrasi Perpajakan
30

Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
KeteranganBebas(SKB)PemotonganPPhPasal21atauSuratPenolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak
PenghasilanPasal21,kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaSeksi
Pelayanan.
2.1.1.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.1.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 21 atau Surat
Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/PemungutanPajakPenghasilanPasal21ditatausahakandi
Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.1.12. Prosesselesai.

2.1.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPh22
2.1.2.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
31

2.1.2.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian


Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.2.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.2.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.2.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.2.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.2.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas PPh Pasal 22 Bendaharawan atau Surat Penolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Bendaharawan, kemudian menyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.2.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
2.1.2.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
Administrasi Perpajakan
32

2.1.2.11. Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 Bendaharawan atau Surat


Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Bendaharawan
ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan
Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihakpihak terkait
melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
2.1.2.12. ProsesSelesai.

2.1.3. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan
PPh22UntukPedagangPengumpuldanUntukIndustriTertentu
2.1.3.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.3.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/PemungutanPPh,kemudianmeneruskanuraianpenelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.3.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/PemungutanPPh,kemudianmeneruskanuraianpenelitian
permohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
33

2.1.3.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani uraian


penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.3.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.3.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.3.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
KeteranganBebas(SKB)PemotonganPPhPasal22atauSuratPenolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22, kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.1.3.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.3.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.3.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 22 atau Surat
Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, kemudian
meneruskannya kepada Kepala Seksi Pelayanan ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.3.12. Prosesselesai.

2.1.4. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan
PPh22
2.1.4.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
34

2.1.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.4.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/PemungutanPPh,kemudianmeneruskanuraianpenelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.4.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/PemungutanPPh,kemudianmeneruskanuraianpenelitian
permohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.4.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.4.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.4.7. SKBPPhPs22Importerdiridarirangkap6:
Lembar1:DJBC/BankDevisa
Lembar2:Importir/WajibPajak
Lembar3:DJBC/BankDevisa(kembalikeKPP)
Lembar4:DirektoratPKP(dahuluDit.PPh)
Lembar5:KPPDomisiliImportir
Lembar6:ArsipKPP
Administrasi Perpajakan
35

2.1.4.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat


Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor atau Surat
Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Impor, kemudian menyampaikannya kepada
KepalaSeksiPelayanan.
2.1.4.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.4.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.4.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor atau
Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan
Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dandisampaikan
kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.1.4.12. Prosesselesai.

2.1.5. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan
PPh22ImporUntukWPYangPenghasilannyaSematamataDikenakanPPh
2.1.5.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
36

2.1.5.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian


Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.5.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.5.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.5.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.5.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak
2.1.5.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas Pemungutan PPh Pasal 22 Impor untuk Wajib Pajak
yang Penghasilannya Sematamata Dikenakan PPh yang Bersifat Final
atauSuratPenolakanPermohonanSuratKeteranganBebasPemungutan
PPh Pasal 22 Impor untuk Wajib Pajak yang Penghasilannya Semata
mataDikenakanPPhyangBersifatFinal.
2.1.5.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.5.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
Administrasi Perpajakan
37

2.1.5.11. Surat Keterangan Bebas Pemungutan PPh Pasal 22 Impor untuk Wajib
Pajak yang Penghasilannya Sematamata Dikenakan PPh yang Bersifat
Final atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
PemungutanPPhPasal22ImporuntukWajibPajakyangPenghasilannya
SematamataDikenakanPPhyangBersifatFinalditatausahakandiSeksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
menyampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.5.12. ProsesSelesai.

2.1.6. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh 22 Impor
EmasBatangan
2.1.6.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.6.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.6.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
38

2.1.6.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian


Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.6.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.6.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.6.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 atas Impor Emas
Batangan untuk Ekspor Perhiasan Emas atau Surat Penolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan
Pemungutan PPh Pasal 22 atas Impor Emas Batangan, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.6.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menympaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.6.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.6.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 atas Impor
Emas Batangan untuk Ekspor Perhiasan Emas atau Surat Penolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan
Pemungutan PPh Pasal 22 atas Impor Emas Batangan untuk Ekspor
Perhiasan Emas ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.1.6.12. ProsesSelesai.

Administrasi Perpajakan
39

2.1.7. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan
PPh23
2.1.7.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.7.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.7.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.7.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.7.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.7.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.7.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Administrasi Perpajakan
40

Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.7.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
KeteranganBebas(SKB)PemotonganPPhPasal23atauSuratPenolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak
PenghasilanPasal23,kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaSeksi
Pelayanan.
2.1.7.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.7.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.7.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23 atau Surat
Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/PemungutanPajakPenghasilanPasal23ditatausahakandi
Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.7.12. Prosesselesai.

2.1.8. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan
PPhAtasBungaDepositodanTabunganSertaDiskontoSBI
2.1.8.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.8.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
41

2.1.8.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian


Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.8.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian uraian penelitian
permohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.8.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani uraian
penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.8.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.8.7. SKB Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan
sertaDiskontoSBIditerbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1untukWajibPajak;
Lembarke2untukBankmelaluiWajibPajak;
Lembarke3untukArsipKantorPelayananPajak.
2.1.8.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga
Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang
DiterimaatauDiperolehDanaPensiunyangPendiriannyatelahDisahkan
oleh Menteri Keuangan atau Surat Penolakan Permohonan Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga
Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang
DiterimaatauDiperolehDanaPensiunyangPendiriannyatelahDisahkan
oleh Menteri Keuangan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala
SeksiPelayanan.
2.1.8.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
42

2.1.8.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani


dokumenhasilpersetujuan.
2.1.8.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak Penghasilan atas
Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah
Disahkan oleh Menteri Keuangan atau Surat Penolakan Permohonan
Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak Penghasilan atas
Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah
Disahkan oleh Menteri Keuangan ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dandisampaikan
kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.1.8.12. Prosesselesai.

2.1.9. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Atas
PenghasilandariPengalihanHakAtasTanahdanatauBangunan
2.1.9.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.9.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.9.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
Administrasi Perpajakan
43

2.1.9.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani


uraian penelitian permohonan SKB, dan memberikan persetujuan
(approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.9.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani uraian
penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.9.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan SKB
dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen
hasilpersetujuan.
2.1.9.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.9.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan atau Surat Penolakan
Permohonan Pembebasan Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.9.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
2.1.9.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.9.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan atau Surat Penolakan
Permohonan Pembebasan Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan ke pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.9.12. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
44

2.1.10. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi WP Real
Estat
2.1.10.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.10.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.10.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh serta menyampaikan uraian penelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.10.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
permohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.10.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.10.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.10.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Administrasi Perpajakan
45

Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.10.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi Wajib Pajak Real
Estat atau Surat Penolakan Pembebasan Pemungutan PPh atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi
Wajib Pajak Real Estat, kemudian menyampaikannya kepada Kepala
SeksiPelayanan.
2.1.10.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.10.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.10.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi Wajib Pajak Real
Estat atau Surat Penolakan Pembebasan Pemungutan PPh atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi
WajibPajakRealEstatditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.1.10.12. Prosesselesai.

2.1.11. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPN
2.1.11.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPN ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
46

2.1.11.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.11.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPN kemudian menyampaikan uraian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.11.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPN, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.11.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani uraian
penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPN.
2.1.11.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.11.7. Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga),
yaitu:
Lembarke1 : untukKantorPelayananBeadanCukai
Lembarke2 : untukPemohonSKBPPN;
Lembarke3 : untuk Kantor Pelayanan Pajak Penerbit SKB
PPN.
Administrasi Perpajakan
47

2.1.11.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat


Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena
Pajak Tertentu atau Surat Penolakan Pembebasan Pajak Pertambahan
Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.11.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.11.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani dokumen hasil
persetujuan.
2.1.11.11. Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang
Kena Pajak Tertentu atau Surat Penolakan Pembebasan Pajak
Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu
ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan
Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihakpihak terkait
melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
2.1.11.12. Prosesselesai

2.1.12. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN Atas
Penyerahan BKP Tertentu WP Perwakilan Negara Asing/Badan Internasional
SertaPejabat/TenagaAhlinya
2.1.12.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas Surat
Pembebasan PPN dan/atau PPnBM Perwakilan Negara Asing/Badan
Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
48

2.1.12.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.12.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
PenelitianPermohonanSuratKeteranganBebasSuratPembebasanPPN
dan/atau PPnBM Perwakilan Negara Asing/Badan Internasional Serta
Pejabat/Tenaga Ahlinya kemudian menyampaikan uraian penelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.12.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas Surat Pembebasan PPN
dan/atau PPnBM Perwakilan Negara Asing/Badan Internasional Serta
Pejabat/Tenaga Ahlinya, kemudian menyampaikan uraian penelitian
permohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.12.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas Surat Pembebasan PPN dan/atau
PPnBM Perwakilan Negara Asing/Badan Internasional Serta
Pejabat/TenagaAhlinya.
2.1.12.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.12.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
49

2.1.12.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat


Pembebasan PPN dan/atau PPnBM Perwakilan Negara Asing/Badan
Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya atau Surat Penolakan
Permohonan Pembebasan PPN dan/atau PPnBM Perwakilan Negara
Asing/Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.12.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan kemudian menyapaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.12.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani dokumen hasil
persetujuan.
2.1.12.11. Surat Pembebasan PPN dan/atau PPnBM Perwakilan Negara
Asing/Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya atau Surat
Penolakan Permohonan Pembebasan PPN dan/atau PPnBM Perwakilan
Negara Asing/Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya
ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan
Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihakpihak terkait
melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP.
2.1.12.12. Prosesselesai.

2.1.13. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPnBMAtas
PembelianKendaraanAngkutan

2.1.13.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)


PPnBM atas Impor/Penyerahan Kendaraan angkutan ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
50

2.1.13.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.13.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM atas
Impor/Penyerahan Kendaraan Angkutan, kemudian menyampaikan
uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.1.13.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM atas
Impor/Penyerahan Kendaraan angkutan, kemudian menyampaikan
uraianpenelitianpermohonantesebutkepadaKepalaKantorPelayanan
Pajak.
2.1.13.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM atas
Impor/PenyerahanKendaraanangkutan.
2.1.13.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.13.7. Surat Keterangan Bebas (SKB) PPn BM atas pembelian/perolehan
kendaraanangkutanditerbitkandalamrangkap4(empat),yaitu:
LembarKe1 :untukPKPpenjualkendaraanangkutan;
LembarKe2 : untuk KPP dimana PKP penjual kendaraan
angkutanterdaftar;
LembarKe3 :untukWajibPajakpemohonSKBPPnBM;
LembarKe4 :untukKPPpenerbitSKBPPnBM.
Administrasi Perpajakan
51

2.1.13.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat


Keterangan Bebas (SKB) PPnBM atas Impor/Penyerahan Kendaraan
angkutan atau konsep Surat Penolakan Permohonan Pembebasan
PPnBM atas Impor/Penyerahan Kendaraan angkutan, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.13.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.13.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.13.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM atas Impor/Penyerahan
Kendaraan angkutan atau Surat Penolakan Permohonan Pembebasan
PPnBM atas Impor/Penyerahan Kendaraan angkutan ditatausahakan di
Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.13.12. Prosesselesai.

2.1.14. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPnBMAtas
PenyerahanKendaraanBermotor
2.1.14.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.14.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
52

2.1.14.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian


Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.14.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.14.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.14.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.14.7. Surat Keterangan Bebas (SKB) PPn BM atas pembelian/perolehan
kendaraanbermotorditerbitkandalamrangkap4(empat),yaitu:
LembarKe1 :untukPKPpenjualkendaraanbermotor;
LembarKe2 : untuk KPP dimana PKP penjual kendaraan
bermotorterdaftar;
LembarKe3 :untukWajibPajakpemohonSKBPPnBM;
LembarKe4 :untukKPPpenerbitSKBPPnBM.
2.1.14.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas (SKB) PPnBM atas Impor/Penyerahan Kendaraan
Bermotor atau Surat Penolakan Permohonan Pembebasan PPnBM atas
Impor/Penyerahan Kendaraan Bermotor, kemudian menyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.1.14.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.14.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
Administrasi Perpajakan
53

2.1.14.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM atas Impor/Penyerahan


Kendaraan Bermotor atau Surat Penolakan Permohonan Pembebasan
PPnBM atas Impor/Penyerahan Kendaraan Bermotor ditatausahakan di
Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.14.12. ProsesSelesai.

2.2. PelayananPBB

2.2.1. Tata Cara Penyelesaian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran
PajakBumidanBangunan
2.2.1.1. WajibPajakmengajukanpermohonanPenentuanKembaliTanggalJatuh
Tempo Pembayaran PBB ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Penentuan
Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB kemudian meneliti
kelengkapanpersyaratannya.DalamhalberkaspermohonanPenentuan
Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB belum lengkap,
dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas
permohonan permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran PBB sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
mencetakBPSdanLPAD.BPSdiserahkankepadaWajibPajaksedangkan
LPAD digabungkan dengan berkas permohonan Penentuan Kembali
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB, dan kemudian diteruskan
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi
disposisi kepada Account Representative untuk membuat Uraian
PenelitianPenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaranPBB.
2.2.1.4. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB
kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
Administrasi Perpajakan
54

2.2.1.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani


UraianPenelitianPenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaran
PBB kemudian menyerahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam hal Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi tidak menyetujui
UraianPenelitianPenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaran
PBB,makaAccountRepresentativeharusmemperbaikiUraianPenelitian
PenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaranPBBtersebut.
2.2.1.6. Kepala KantorPelayanan PajakmenyetujuidanmenandatanganiUraian
Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB,
kemudian meneruskan Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal
JatuhTempoPembayaranPBBtersebutkepadaKepalaSeksiPengolahan
Data dan Informasi. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran PBB tersebut maka Account Representative harus
memperbaiki Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh
TempoPembayaranPBBtersebut.
2.2.1.7. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Uraian
Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB,
mendisposisi dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan
Informasiuntukmerekamperubahandatasebagaimanatersebutdalam
UraianPenelitian.
2.2.1.8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam perubahan
data sebagaimana tersebut dalam Uraian Penelitian kemudian
meneruskan berkas permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh
TempoPembayaranPBBkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.1.9. Kepala Seksi Pelayanan menerima berkas permohonan Penelitian
Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep Surat
Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB
berikutSPPTPBBatauSuratJawaban.
2.2.1.10. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan
PenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaranPBBberikutSPPT
PBB atau Surat Jawaban dan meneruskan kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
Administrasi Perpajakan
55

2.2.1.11. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
PenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaranPBBberikutSPPT
PBB atau Surat Jawaban, kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui
konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran PBB berikut SPPT atau Surat Jawaban tersebut, Pelaksana
SeksiPelayananharusmemperbaikikonsepSurattersebut.
2.2.1.12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB
berikut SPPT atau Surat Jawaban. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan
Pajak tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT PBB atau Surat
Jawaban tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepSurattersebut.
2.2.1.13. Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran
PBB berikut SPPT PBB atau Surat Jawaban ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.2.1.14. Prosesselesai.

2.2.2. Tata Cara Penanganan Permohonan dari Wajib Pajak Untuk Mengajukan
Pengurangan atas PBB Yang Terutang Sehubungan Dengan Bencana Alam
GempaBumidiProvinsiDIYogyakartadanSebagianProvinsiJawaTengahSerta
GempaBumidanTsunamidiPesisirPantaiSelatanPulauJawa
2.2.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan atas pengurangan PBB secara
tertuliskeKantorPelayananPajakPratama.
2.2.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerbitkan Bukti
Penerimaan Surat (BPS) dan meneruskan permohonan kepada
PelaksanaSeksiPelayanan
2.2.2.3. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam Permohonan Wajib Pajak dan
meneruskankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.2.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan membuat
penugasankepadaAccountRepresentative(AR).
2.2.2.5. ARmenelitipemenuhanpersyaratanformalpermohonanWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
56

2.2.2.6. Jika permohonan Wajib Pajak memenuhi syarat formal, AR meneliti


apakah keputusan atas permohonan pengurangan PBB adalah
wewenangKPPPratamaatautidak.
2.2.2.7. Jika keputusan atas permohonan Wajib Pajak atas pengurangan PBB
merupakan wewenang KPP Pratama, maka AR membuat uraian
penelitiandankonsepSuratKeputusan.
2.2.2.8. KepalaSeksiPengawasandanKonsultasimenelitidanmemarafkonsep
SuratKeputusan,kemudianmeneruskankepadaKepalaKantor.
2.2.2.9. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani konsep Surat
Keputusan.
2.2.2.10. Surat Keputusan atas permohonan Wajib Pajak atas pengurangan PBB
dikirim kepada Wajib Pajak Cara Pengiriman Dokumen di Kantor
PelayananPajak.
2.2.2.11. Jika keputusan atas permohonan Wajib Pajak atas pengurangan PBB
bukanwewenangKPPPratama,ARmembuatkonsepsuratpengantarke
KepalaKanwilDJPatauDirekturJenderalPajak.
2.2.2.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak surat pengantar ke Kepala Kanwil
DJP atau Direktur Jenderal Pajak, kemudian menyerahkan kepada
KepalaKantor.
2.2.2.13. Kepala Kantor menyetujui, dan menandatangani konsep surat
pengantar.
2.2.2.14. SuratPengantardanberkaspermohonanWajibPajakataspengurangan
PBB dikirim ke Kepala Kanwil DJP atau Direktur Jenderal Pajak dengan
tembusanKepalaKanwilDJP.
2.2.2.15. Jika permohonan Wajib Pajak tidak memenuhi syarat formal, AR
membuat konsep surat pemberitahuan tidak dapat diproses, dan
menyerahkan konsep surat kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.2.2.16. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
suratpemberitahuantidakdapatdiproses.
2.2.2.17. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani surat pemberitahuan
tidakdapatdiproses.
2.2.2.18. Surat pemberitahuan tidak dapat diproses dikirim kepada Wajib Pajak
melaluiSOPTataCaraPengirimanDokumendiKantorPelayananPajak.
2.2.2.19. Prosesselesai

Administrasi Perpajakan
57

2.2.3. Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) PBB Sektor
Perkebunan,PerhutanandanPertambangan
2.2.3.1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) beserta
lampirannya.
2.2.3.2. PetugasTPTmenerimaSuratPemberitahuanObjek Pajak(SPOP)Sektor
Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) beserta lampirannya,
Petugas TPT mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar
PengawasanArusDokumen(LPAD).BPSdiserahkankepadaWajibPajak
sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta
kelengkapannya. Petugas TPT kemudian merekam surat permohonan
dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta
kelengkapannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.3.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Account
Representative untuk melakukan penelitian atas kelengkapan Surat
PemberitahuanObjekPajak(SPOP)SektorPerkebunan,Perhutanan,dan
Pertambangan(P3)besertalampirannya.
2.2.3.4. Account Representative melakukan penelitian terhadap kelengkapan
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Sektor Perkebunan,
Perhutanan, dan Pertambangan (P3) beserta lampirannya, dan
menyampaiakankeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.3.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyampaikan Surat
PemberitahuanObjekPajak(SPOP)SektorPerkebunan,Perhutanan,dan
Pertambangan (P3) beserta lampirannya ke Pejabat Fungsional Penilai
PBB.
2.2.3.6. Pejabat Fungsional Penilai PBB meneliti kebenaran pengisian SPOP,
melakukan penilaian atas bumi dan bangunan, membuat nota
perhitunganketetapanPBBsektorP3danmenyampaikankepadaKepala
KantorPelayananPajak.
2.2.3.7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menyetujui, memaraf dan
memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan
Informasi untuk melakukan perekaman data SPOP sektor P3 beserta
NotaPerhitungannya.
2.2.3.8. Kepala Seksi PDI menugaskan pelaksana untuk melaksanakan
perekamandataSPOPsektorP3besertaNotaPerhitungannya.
Administrasi Perpajakan
58

2.2.3.9. Pelaksana Seksi PDI merekam data SPOP sektor P3 beserta Nota
Perhitungannya,danmenyampaikanhasilnyakepadaKepalaSeksiPDI
2.2.3.10. Kepala Seksi PDI menyampaikan SPOP sektor P3 beserta Nota
PerhitunganyangtelahdirekamkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.3.11. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakSuratPemberitahuanPajakTerhutangPBBsektorP3.
2.2.3.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang PBB sektor P3 dan menyampaikan kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.2.3.13. Kepala Seksi Pelayanan memaraf Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
PBB sektor P3 dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
2.2.3.14. KepalaKantorPelaksanaanPajakmenandatanganiSuratPemberitahuan
PajakTerhutangPBBsektorP3
2.2.3.15. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen
WajibPajakdanSOPtentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.3.16. Prosesselesai.

2.2.4. Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) PBB Sektor
Perkebunan,PerhutanandanPertambangan.
2.2.4.1. Account Representatif (AR) membuat konsep dalam rangka penetapan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun berikutnya dan menyampaikan
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.4.2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, memaraf konsep
SuratHimbauanPenyampaianSuratPemberitahuanObjekPajak(SPOP)
sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) dan
menyampaikankepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.4.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
HimbauanPenyampaianSuratPemberitahuanObjekPajak(SPOP)sektor
Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) dan mengembalikan
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.4.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Pelaksana untuk
menatausahakan dan mengirim Surat Himbauan Penyampaian Surat
PemberitahuanObjekPajak(SPOP)sektorPerkebunan,Perhutanan,dan
Pertambangan(P3)kepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
59

2.2.4.5. Pelaksana menatausahakan Surat Himbauan Penyampaian Surat


PemberitahuanObjekPajak(SPOP)sektorPerkebunan,Perhutanan,dan
Pertambangan (P3) kemudian ke Subbagian Umum untuk diproses
dalamSOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.4.6. Prosesselesai

2.2.5. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenerbitanSuratKeteranganNilaiJualObjek
Pajak(NJOP)
2.2.5.1. WajibPajakmengajukanpermohonanSuratKeteranganNilaiJualObjek
Pajak(NJOP)keKantorPelayananPajak.
2.2.5.2. Petugas TPT menerima permohonan penerbitan surat keterangan NJOP
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas
permohonan penerbitan surat keterangan NJOP belum lengkap, berkas
permohonan penerbitan surat keterangan NJOP dikembalikan kepada
WajibPajakuntukdilengkapi.Dalamhalberkaspermohonanpenerbitan
suratketeranganNJOPsudahlengkap,PetugasTPTakanmencetakBukti
PenerimaanSurat(BPS)danLembarPengawasanArusDokumen(LPAD).
BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan
digabungkan dengan berkas permohonan penerbitan surat keterangan
NJOP,dankemudianditeruskankepadaKepalaSeksiEkstensifikasi.
2.2.5.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi menugaskan dan memberi disposisi kepada
Pelaksana Seksi Ekstensifikasi untuk menyiapkan konsep surat tugas
pembuatanketeranganNJOP.
2.2.5.4. PelaksanaSeksiEkstensifikasimenyusunkonsepsurattugaspembuatan
keterangan NJOP dan menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala
SeksiEkstensifikasi.
2.2.5.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi meneliti, menyetujui dan memaraf konsep
surat tugas pembuatan keterangan NJOP, kemudian menyerahkan
konsep tersebut kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi
Ekstensifikasi tidak menyetujui konsep surat tugas pembuatan
keterangan NJOP, maka Pelaksana Seksi Ekstensifikasi harus
memperbaikikonsepsurattersebut.
Administrasi Perpajakan
60

2.2.5.6. Kepala Kantormereview,menetapkan danmenandatanganisurattugas


pembuatan keterangan NJOP, kemudian mengembalikan surat tugas
tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi. Dalam hal Kepala Kantor
tidak menyetujui konsep surat tugas pembuatan keterangan NJOP
tersebutmakaPelaksanaSeksiEkstensifikasiharusmemperbaikikonsep
surattugastersebut.
2.2.5.7. Kepala Seksi Ekstensifikasi menyerahkan surat tugas pembuatan
keterangan NJOP kepada Pejabat Fungsional Penilai untuk melakukan
penelitian.
2.2.5.8. Pejabat Fungsional Penilai membuat uraian penelitian pembuatan
keterangan NJOP dan kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi
Ekstensifikasi. Dalam hal Pejabat Fungsional Penilai menemukan
perbedaan data antara basis data SISMIOP dengan keterangan Wajib
Pajak atau kondisi di lapangan, maka dilakukan proses verifikasi
lapangansesuai dengan sesuai dengan SOP tentang Tata Cara Verifikasi
Lapangan.
2.2.5.9. Kepala Seksi Ekstensifikasi meneliti, menyetujui dan memaraf konsep
uraian penelitian pembuatan keterangan NJOP kemudian menyerahkan
konsep tersebut kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi
Ekstensifikasi tidak menyetujui konsep uraian penelitian pembuatan
keterangan NJOP, maka Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki
konsepuraianpenelitianpembuatanketeranganNJOPtersebut.
2.2.5.10. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani uraian
penelitian pembuatan keterangan NJOP serta meneruskan uraian
penelitian tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala
Kantor tidak menyetujui konsep uraian penelitian pembuatan
keterangan NJOP, maka Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki
konsepuraianpenelitiantersebut.
2.2.5.11. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian pembuatan
keterangan NJOP, menugaskan dan memberikan disposisi Pelaksana
SeksiPelayananuntukmencetakkonsepsuratketeranganNJOP.
2.2.5.12. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepsuratketeranganNJOPdan
meneruskankepadaKepalaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
61

2.2.5.13. KepalaSeksiPelayananmeneliti,menyetujuidanmemarafkonsepsurat
keterangan NJOP serta meneruskan kepada Kepala Kantor. Dalam hal
KepalaSeksiPelayanantidakmenyetujuikonsepsuratketeranganNJOP
tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
keterangantersebut.
2.2.5.14. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani surat
keterangan NJOP. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep
surat keterangan NJOP tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus
memperbaikikonsepsuratketeranganNJOPtersebut.
2.2.5.15. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen
WajibPajakdanSOPtentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.5.16. Prosesselesai.

2.2.6. TataCaraPenyelesaianPermohonanKelebihanPembayaranPBB
2.2.6.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran PBB ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan
Terpadu.
2.2.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan atas
pengembalian kelebihan pembayaran PBB kemudian meneliti
kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan atas
pengembalian kelebihan pembayaran PBB belum lengkap, dihimbau
kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas
permohonan atas pengembalian kelebihan pembayaran PBB sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD.
BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas permohonan atas pengembalian kelebihan pembayaran
PBB, dan kemudian diteruskan ke Seksi Pemeriksaan untuk diproses
denganSOPTataCaraPemeriksaan.
2.2.6.3. Proses pemeriksaan menghasilkan Laporan Pemeriksaan Pajak dan
NothitPBB.
2.2.6.4. KepalaSeksiPelayananmenerimaLaporanPemeriksaanPajakdanNota
Penghitungan PBB, kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan
untukmencetakprodukhukumberupa:
2.2.6.5. Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
(SKKP PBB), apabila jumlah PBB yang dibayar ternyata lebih besar dari
yangseharusnyaterutang.
Administrasi Perpajakan
62

2.2.6.6. Surat Pemberitahuan (SPb), apabila jumlah PBB yang dibayar sama
denganjumlahPBByangseharusnyaterutang.
2.2.6.7. Surat Ketetapan Pajak (SKP), apabila jumlah PBB yang dibayar ternyata
kurangdarijumlahPBByangseharusnyaterutang.
2.2.6.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep produk hukum dan
menympaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.6.9. KepalaSeksiPelayananmenelitidanmemarafprodukhukum,kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.6.10. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiproduk
hukum.
2.2.6.11. Produk hukum ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Panatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihakterkait(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.2.6.12. Kelebihan pembayaran pajak/SKKP PBB, kemudian diproses di Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.2.6.13. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberikan
disposisi kepada Account Representative untuk memproses
pengembaliankelebihanpembayaranPBB.
2.2.6.14. Account Representative meminta informasi tunggakan pajak ke Seksi
Penagihan. Dalam hal Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar juga di
KantorPelayananPajaklain,AccountRepresentativememintainformasi
tunggakanpajakke KantorPelayananPajak lokasiWajibPajakterdaftar
dengan membuat juga surat pengantar untuk kemudian diparaf oleh
KepalaSeksiPengawasandanKonsultasidanditandatanganiolehKepala
KantorPelayananPajak.
2.2.6.15. Penyelesaian surat konfirmasi tunggakan pajak di Seksi Penagihan atau
Kantor Pelayanan Pajak terkait diproses dengan SOP Tata Cara
MenjawabKonfirmasiDataTunggakanWajibPajak.
2.2.6.16. Seksi Penagihan atau Kantor Pelayanan Pajak terkait meneruskan
jawabankonfirmasitunggakanpajakkepadaAccountRepresentative.
2.2.6.17. Account Representative kemudian meneliti surat jawaban dan data
tunggakan pajak yang diterima baik dari Seksi Penagihan atau dari
Kantor Pelayanan Pajak lain. Apabila terdapat tunggakan pajak, proses
dilanjutkan dengan pemindahbukuan (SOP Tata Cara Pemindahbukuan
(Pbk)).
Administrasi Perpajakan
63

2.2.6.18. Apabilamasihterdapatkelebihanpembayaranpajakyangmasihtersisa,
prosesdilanjutkandenganmembuaturaianpenelitiansertamelengkapi
data, mencetak, dan memaraf Nothit SPMKP PBB, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.6.19. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
uraian penelitian serta memaraf Nothit SPMKP PBB, kemudian
menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam hal Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi tidak menyetujui
konsep uraian penelitian dan nothit, maka Account Representative
harusmemperbaikikonseptersebut.
2.2.6.20. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani uraian
penelitian serta memaraf Nothit SPMKP PBB. Dalam hal Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep uraian penelitian dan nothit,
AccountRepresentativememperbaikikonseptersebut.
2.2.6.21. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian dan Nothit SPMKP
PBB,kemudianmenugaskanPelaksanaSeksiPelayananuntukmencetak
konsepSPMKPPBB.
2.2.6.22. SPMKPPBBdibuatdalamrangkap4(empat)denganperuntukansebagai
berikut:
Lembar ke1 dan lembar ke2 untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) mitra kerja KP PBB/KPP Pratama yang menerbitkan
SPMKPPBB.
Lembarke3untukWajibPajakyangbersangkutan.
Lembar ke4 untuk KPP PBB/KPP Pratama yang menerbitkan SPMKP
PBB.
2.2.6.23. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep SPMKP PBB dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.6.24. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep SPMKP PBB,
kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep SPMKP PBB
tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep SPMKP
PBB.
2.2.6.25. Kepala Kantor Pelayanan menyetujui dan menandatangani SPMKP PBB.
Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui SPMKP PBB
tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep SPMKP
PBB.
Administrasi Perpajakan
64

2.2.6.26. SPMKP PBB ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara


Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihak terkait melalui Subagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
Dokumen di KPP). Penyampaian SPMKP PBB kepada Kantor Pelayanan
PerbendaharaanNegaradilakukanlangsungolehSeksiPelayanan.
2.2.6.27. Prosesselesai.

2.3. PelayananBPHTB

2.3.1. TataCaraPenelitianSSB
2.3.1.1. Petugas TPT/PST menerima formulir penyampaian SSB beserta
lampiranlampirannya.
2.3.1.2. Dalam hal ketentuan Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER16/PJ/2008 telah terpenuhi, Petugas TPT/PST membuat Bukti
PenerimaanSurat(BPS)danmemberikankepadaWP.
2.3.1.3. Petugas TPT/PST meneruskan berkas ke Seksi Pelayanan atau Seksi
Penetapan.
2.3.1.4. KasiPelayananatauKasiPenetapanmenerimadanmendisposisikepada
Petugas yang ditunjuk untuk melakukan penelitian SSB yang untuk
selanjutnyadisebutPetugasPenelitiSSB.
2.3.1.5. Petugas Peneliti SSB menuliskan nomor BPS pada pojok kanan atas SSB
dan menuliskan nomor BPS yang sama ke dalam kolom No. Register
pada Buku Register Penelitian SSB. Petugas menentukan apakah perlu
dilakukan Penelitian Lapangan SSB (PL SSB) berdasarkan kriteria yang
ada. Jika perlu maka Petugas Peneliti SSB membuat konsep Nota Dinas
Permintaan Penelitian Lapangan SSB dan menyampaikan kepada Kasi
PelayananatauKasiPenetapan.JikatidakdiperlukanPLSSBmakalanjut
ke nomor 16. Dalam hal Petugas PenelitiSSB menerima SSbB bukti
pelunasan maka Petugas Peneliti SSB mencatat semua NTPN pada SSB
sebelumnya dan mengumpulkan seluruh SSB terkait serta menuliskan
semua NTPN di atas SSB bukti pelunasan. Petugas Peneliti SSB
melakukan Penelitian SSB bukti pelunasan dan menuangkan hasilnya
dalamKertasKerjaPenelitianSSByangbarudanlanjutkenomor17.
2.3.1.6. Kasi Pelayanan atau Kasi Penetapan meneliti dan menandatangani ND
Permintaan Penelitian Lapangan SSB dan meneruskan ke Kasi
EkstensifikasiatauKasiPedanil.
Administrasi Perpajakan
65

2.3.1.7. Kasi Ekstensifikasi atau Kasi Pedanil menerima dan mendisposisikan


kepada Pelaksana Seksi Ekstensifikasi untuk membuat konsep Surat
TugasPenelitianLapanganSSB(STPLSSB).
2.3.1.8. PelaksanaSeksiEkstensifikasiatauSeksiPedanilmembuatkonsepSTPL
SSBmenyerahkannyakepadaKasiEkstensifikasiatauKasiPedanil.
2.3.1.9. KasiEkstensifikasiatauKasiPedanilmenelitidanmemarafkonsepSTPL
SSBdanmeneruskankeKepalaKantor.
2.3.1.10. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani serta
mengembalikankeKasiEkstensifikasiatauKasiPedanil.
2.3.1.11. Kasi Ekstensifikasi atau Kasi Pedanil menerima dan menyerahkan ke
PetugasyangditunjukuntukmelakukanPLSSB.
2.3.1.12. Petugas PL SSB menerima ST PL SSB dan melakukan PL SSB lalu
membuat konsep Laporan Hasil PL SSB kemudian menyerahkannya
kepadaKasiEkstensifikasiatauKasiPedanil.
2.3.1.13. Kasi Ekstensifikasi atau Kasi Pedanil mempelajari, memaraf dan
meneruskankonsepLaporanHasilPLSSBkepadaKepalaKantor.
2.3.1.14. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani lalu meneruskan ke
PelaksanaSeksiEkstensifikasiatauSeksiPedanil.
2.3.1.15. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi atau Seksi Pedanil meneruskan Laporan
HasilPLSSBkepadaPetugasPenelitiSSB.
2.3.1.16. Petugas Peneliti SSB meneliti penghitungan BPHTB dan menuangkan
hasilnyadalamKertasKerjaPenelitianSSB.
2.3.1.17. Petugas Peneliti SSB melengkapi/mengisi Buku Register Penelitian SSB.
Dalam hal SSB adalah SSB bukti pelunasan maka dituliskan Nomor
Register dari SSB sebelumnya pada kolom keterangan di buku register
untukmemudahkanpelacakanapabiladiperlukan.
2.3.1.18. Petugas Peneliti SSB membubuhkan Stempel Penelitian SSB di atas SSB
yang telah diteliti, melengkapi isian stempel, dan memaraf. Dalam hal
perhitungan BPHTB yang disetor lebih kecil dari perhitungan Petugas
Peneliti SSB, tidak dibubuhkan Stempel Penelitian SSB, dan Wajib Pajak
diberitahu agar segera membayar selisihnya dan menyampaikan
kembali SSB bukti pelunasan dimaksud, kemudian Stempel Penelitian
SSBdibubuhkandiatasSSBbuktipelunasan.
2.3.1.19. Petugas Peneliti SSB meneruskan SSB yang telah distempel dan diparaf
kepadaKepalaSeksiPelayananatauKasiPenetapan.
Administrasi Perpajakan
66

2.3.1.20. Kepala Seksi Pelayanan atau Kasi Penetapan menandatangani dan


mengembalikankepadaPetugasPenelitiSSBuntukdibubuhkanstempel
kantor.
2.3.1.21. Petugas Peneliti SSB memberikan SSB lembar 3 atau SSB lembar 3 plus
BPN lembar 3 ke Seksi PDI/Seksi Penetapan untuk ditatausahakan dan
mengembalikan SSB dan BPN lembar lainnya kepada WP melalui
TPT/PST.
2.3.1.22. Prosesselesai.

2.3.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanKelebihanPembayaranBPHTB
2.3.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian pembayaran
BPHTBkeKantorPelayananPajak.
2.3.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan
pengembalian pembayaran BPHTB kemudian meneliti kelengkapan
persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan pengembalian
pembayaranBPHTBbelumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntuk
melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengembalian
pembayaranBPHTBsudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpadu
mencetakBPSdanLPAD.BPSdiserahkankepadaWajibPajaksedangkan
LPAD digabungkan dengan berkas permohonan pengembalian
pembayaranBPHTB,kemudianditeruskankeSeksiPemeriksaan.
2.3.2.3. ProsespemeriksaanmenghasilkanLPPdanNothitBPHTB.
2.3.2.4. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Pemeriksaan Pajak dan
Nothit BPHTB, kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakprodukhukumberupa:
2.3.2.5. SKBLBapabilaterdapatkelebihanpembayaranBPHTB
2.3.2.6. SKBN apabila kelebihan pembayaran pajak sama dengan BPHTB
terutang.
2.3.2.7. SKBKBapabilaterdapatutangBPHTB.
2.3.2.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep produk hukum dan
menympaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.3.2.9. KepalaSeksiPelayananmenelitidanmemarafprodukhukum,kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.3.2.10. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiproduk
hukum.
Administrasi Perpajakan
67

2.3.2.11. Produk hukum ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara


Panatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihakterkait(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.3.2.12. Kelebihan pembayaran pajak/SKBLB, kemudian diproses di Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.3.2.13. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberikan
disposisi kepada Account Representative untuk memproses
pengembalianpembayaranBPHTB.
2.3.2.14. Account Representative meminta informasi tunggakan pajak ke Seksi
Penagihan. Dalam hal Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar juga di
KantorPelayananPajaklain,AccountRepresentativememintainformasi
tunggakanpajakke KantorPelayananPajak lokasiWajibPajakterdaftar
dengan membuat juga surat pengantar untuk kemudian diparaf oleh
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan ditandatangani Kepala
KantorPelayananPajak.
2.3.2.15. Penyelesaian surat konfirmasi tunggakan pajak di Seksi Penagihan atau
Kantor Pelayanan Pajak terkait diproses dengan SOP Tata Cara
MenjawabKonfirmasiDataTunggakanWajibPajak.
2.3.2.16. Seksi Penagihan atau Kantor Pelayanan Pajak terkait meneruskan
jawabankonfirmasitunggakanpajakkepadaAccountRepresentative.
2.3.2.17. Account Representative kemudian meneliti surat jawaban dan data
tunggakan pajak yang diterima baik dari Seksi Penagihan atau dari
Kantor Pelayanan Pajak lain. Apabila terdapat tunggakan pajak, proses
dilanjutkan dengan pemindahbukuan (SOP Tata Cara Pemindahbukuan
(Pbk)).
2.3.2.18. Apabilamasihterdapatkelebihanpembayaranpajakyangmasihtersisa,
prosesdilanjutkandenganmembuaturaianpenelitian,melengkapidata,
serta mencetak, dan memaraf Nothit SKPKPB, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.3.2.19. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
uraian penelitian, memaraf Nothit SKPKPB, kemudian menyerahkan
konsep tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi tidak menyetujui uraian
penelitian dan nohit tersebut, maka Account Representative harus
memperbaikinya.
Administrasi Perpajakan
68

2.3.2.20. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani uraian


penelitian, memaraf Nothit SKPKPB, kemudian menugaskan kepada
Kepala Seksi Pelayanan untuk menerbitkan produk hukum. Dalam hal
Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui uraian penelitian dan
nothit,AccountRepresentativeharusmemperbaikinya.
2.3.2.21. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian danNothit SKPKPB,
kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
produkhukumberupakonsepSKPKPBdanSPMKBPHTB.
2.3.2.22. SPMK BPHTB dibuat dalam rangkap 4 (empat) dengan peruntukan
sebagaiberikut:
Lembar ke1 dan lembar ke2 untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara(KPPN)mitrakerjaKPPPratamayangmenerbitkanSPMKBPHTB.
Lembarke3untukWajibPajakyangbersangkutan.
Lembarke4untukKPPPratamayangmenerbitkanSPMKBPHTB.
2.3.2.23. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep SKPKPB dan SPMK BPHTB,
kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan
2.3.2.24. KepalaSeksiPelayananmenelitidanmemarafkonsepSKPKPBdanSPMK
BPHTB serta meneruskannya kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala
Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep tersebut, Pelaksana Seksi
Pelayananharusmemperbaikinya.
2.3.2.25. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiSKPKPB
dan SPMK BPHTB. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui konsep tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus
memperbaikinya.
2.3.2.26. SKPKPB dan SPMK BPHTB ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata
Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) serta disampaikan pihak
pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
Dokumendi KPP).PenyampaianSPMKBPHTBkepadaKantorPelayanan
PerbendaharaanNegaradilakukanlangsungolehSeksiPelayanan.
2.3.2.27. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
69

2.5. PelayananBeaMeterai
2.5.1. Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
DenganmesinTeraanMeterai
2.5.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Ijin Pembubuhan Tanda Bea
MeteraiLunasdenganMesinTeraanMeteraikeKantorPelayananPajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.1.3. Account Representative membuka segel mesin teraan dan mencatat
informasi yang diperlukan dalam rangka membuat Berita Acara
Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan. Selanjutnya Account
Representative membuat dan menandatangani Laporan Penelitian Ijin
Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai
kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.DalamhaldatauntukLaporanPenelitiantidaksesuaidengan
permohonan Wajib Pajak, Account Representative dapat menyesuaikan
datadimaksud.
2.5.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Mesin Teraan Meterai kemudian menyerahkannya kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Mesin Teraan Meterai tersebut, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
70

2.5.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani


Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Mesin Teraan Meterai kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan
Mesin Teraan Materai tersebut, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
2.5.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.5.1.7. Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Mesin Teraan
diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukKantorWilayah
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak
2.5.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Berita Acara Pembukaan
dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai dan konsep Ijin
Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Mesin Teraan atau
konsep Surat Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas
dengan Mesin Teraan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.5.1.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Berita Acara
Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai dan konsep
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Mesin Teraan atau
konsep Surat Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas
dengan Mesin Teraan kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
AcaraPembukaandanPemasanganSegelMesinTeraanMeteraidanIjin
PembubuhanTandaBeaMateraiLunasdenganMesinTeraanatauSurat
Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Mesin
Teraan.
Administrasi Perpajakan
71

2.5.1.11. Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai
dan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Mesin Teraan
atauSuratPenolakanIjinPembubuhanTandaBeaMateraiLunasdengan
Mesin Teraan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.5.1.12. Prosesselesai.

2.5.2. Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
DenganTeknologiPercetakan
2.5.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan Meterai ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.2.3. Account Representative membuat dan menandatangani Laporan
PenelitianIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunasdenganTeknologi
Percetakan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Laporan Penelitian
tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account Representative
dapatmenyesuaikandatadimaksud.
Administrasi Perpajakan
72

2.5.2.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani


Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
TeknologiPercetakankemudianmenyerahkannyakepadaKepalaKantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Laporan
PenelitianIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunasdenganTeknologi
Percetakan yang dibuat, Account Representative harus memperbaiki
dokumentersebut.
2.5.2.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Teknologi Percetakan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Teknologi Percetakan yang dibuat, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
2.5.2.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan Permohonan
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi
PercetakandanmenugaskanPelaksanaSeksiPelayananuntukmencetak
dokumenhasilpersetujuan.
2.5.2.7. Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Teknologi
Percetakanditerbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukKantorWilayah
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak
2.5.2.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Materai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau konsep Surat
PenolakanIjinPembubuhanTandaBeaMateraiLunasdenganTeknologi
PercetakankemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.2.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Materai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau konsep
Surat Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan
Teknologi Percetakan kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
73

2.5.2.10. KepalaKantorPelayananPajakmenandatanganiIjinPembubuhanTanda
Bea Materai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Teknologi
Percetakan.
2.5.2.11. Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Teknologi
Percetakan atau Surat Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai
Lunas dengan Teknologi Percetakan ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dandisampaikan
kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.5.2.12. Prosesselesai.

2.5.3. Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
DenganSistemKomputerisasi
2.5.3.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.3.3. Account Representative membuat dan menandatangani Laporan
Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem
Komputerisasi kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Laporan Penelitian
tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account Representative
dapatmenyesuaikandatadimaksud.
Administrasi Perpajakan
74

2.5.3.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani


Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
SistemKomputerisasikemudianmenyerahkannyakepadaKepalaKantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Laporan
Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem
Komputerisasi yang dibuat, Account Representative harus memperbaiki
dokumentersebut.
2.5.3.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Sistem Komputerisasi. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi yang dibuat, Account
Representativeharusmemperbaikidokumentersebut.
2.5.3.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.5.3.7. Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Sistem
Komputerisasiditerbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukKantorWilayah
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak
2.5.3.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Materai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau konsep Surat
Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Sistem
Komputerisasi kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.5.3.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Materai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau konsep
Surat Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan
Sistem Komputerisasi kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.3.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Ijin
Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Sistem Komputerisasi
atauSuratPenolakanIjinPembubuhanTandaBeaMateraiLunasdengan
SistemKomputerisasi.
Administrasi Perpajakan
75

2.5.3.11. Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Sistem


Komputerisasi atau Surat Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Materai Lunas dengan Sistem Komputerisasi ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagin Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.5.3.12. Prosesselesai.

2.5.4. TataCaraPenyelesaianpermohonanPenambahanDepositMesinTeraanMeterai
2.5.4.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengisian Saldo Bea Meterai
Mesin Teraan ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan
Terpadu.
2.5.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.4.3. Account Representative melakukan penelitian atas permohonan Wajib
Pajak dan membuat konsep Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan
Segel kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara Pembukaan dan
Pemasangan Segel tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak,
AccountRepresentativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.4.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel kemudian
meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal
Kepala Seksi tidak menyetujui konsep Berita Acara Pembukaan dan
Pemasangan Segel, Account Representative harus memperbaiki
dokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
76

2.5.4.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita


Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel dan meneruskannya kepada
Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui konsep Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel,
AccountRepresentativeharusmemperbaikidokumentersebut.
2.5.4.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Pembukaan dan
Pemasangan Segel dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetak dokumen hasil persetujuan. Dalam hal penambahan deposit
disetujui, dicetak konsep Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan
Segel Mesin Teraan Meterai. Dalam hal penambahan deposit tidak
disetujui,dicetakkonsepSuratPenolakanPermohonan.
2.5.4.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Berita Acara Pembukaan
dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai atau konsep Surat
Penolakan,kemudianmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.4.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Berita Acara
Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai atau konsep
Surat Penolakan, kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.4.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai atau
SuratPenolakan.
2.5.4.10. Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai
atau SuratPenolakanditatausahakandiSeksiPelayanan (SOPTataCara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib
Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
diKPP).
2.5.4.11. Prosesselesai.

2.5.5. TataCaraPenyelesaianpermohonanPenambahanDepositTeknologiPercetakan
2.5.5.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengisian Saldo Bea Meterai
denganTeknologiPercetakankeKantorPelayananPajakmelaluiTempat
PelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
77

2.5.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.5.3. Account Representative melakukan penelitian atas permohonan Wajib
Pajak dan membuat konsep Berita Acara Pengisian Kembali Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan kemudian meneruskannya
kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk
Berita Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Teknologi Percetakan tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak,
AccountRepresentativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.5.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
Berita Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Teknologi Percetakan kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.DalamhalKepalaSeksitidakmenyetujuiKonsepBerita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi
Percetakan, Account Representative harus memperbaiki dokumen
tersebut.
2.5.5.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi
Percetakan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui
KonsepBeritaAcaraPengisianKembaliTandaBeaMeteraiLunasdengan
Teknologi Percetakan, Account Representative harus memperbaiki
dokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
78

2.5.5.6. KepalaSeksiPelayananmenerimaBeritaAcaraPengisianKembaliTanda
Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan dan menugaskan
Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
DalamhalPenambahanDepositdisetujui,dicetakBeritaAcaraPengisian
KembaliTandaBea MeteraiLunasdenganTeknologiPercetakan.Dalam
halPenambahanDeposittidakdisetujui,dicetakkonsepSuratPenolakan
Permohonan.
2.5.5.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Berita Acara Pengisian
Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan Mesin
Teknologi Percetakan atau konsep Surat Penolakan kemudian
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.5.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Berita Acara
Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi
Percetakan atau konsep Surat Penolakan kemudian meneruskannya
kepada Kepala Seksi Pelayanan dan meneruskannya kepada Kepala
KantorPelayananPajak.
2.5.5.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi
PercetakanatauSuratPenolakan.
2.5.5.10. Berita Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.5.5.11. Prosesselesai.

2.5.6. TataCaraPenyelesaianpermohonanPenambahanDepositSistemKomputerisasi
2.5.6.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengisian Saldo Bea Meterai
denganSistemKomputerisasikeKantorPelayananPajakmelaluiTempat
PelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
79

2.5.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.6.3. Account Representative melakukan penelitian atas permohonan Wajib
Pajak dan membuat konsep Berita Acara Pengisian Kembali Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi kemudian meneruskannya
kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk
BeritaAcaraPengisianKembaliTandaBeaMeteraiLunasdenganSistem
Komputerisasi tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account
Representativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.6.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
BeritaAcaraPengisianKembaliTandaBeaMeteraiLunasdenganSistem
Komputerisasi kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak,dalamhalKepalaSeksitidakmenyetujuiKonsepBerita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem
Komputerisasi, Account Representative harus memperbaiki dokumen
tersebut.
2.5.6.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem
Komputerisasi. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui konsep Berita Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
80

2.5.6.6. KepalaSeksiPelayananmenerimaBeritaAcaraPengisianKembaliTanda
Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi dan menugaskan
Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
Dalamhalpenambahandepositdisetujui,dicetakBeritaAcaraPengisian
KembaliTandaBeaMeteraiLunasdenganSistemKomputerisasi.Dalam
hal penambahan deposit tidak disetujui, dicetak Surat Penolakan
Permohonan.
2.5.6.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Berita Acara Pengisian Kembali
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau Surat
PenolakankemudianmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.6.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf Berita Acara Pengisian
Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau
Surat Penolakan kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi
PelayanandanmeneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.5.6.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem
KomputerisasiatauSuratPenolakan.
2.5.6.10. BeritaAcaraPengisianKembaliTandaBeaMeteraiLunasdenganSistem
Komputerisasi/Surat Penolakan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP
Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan
kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.5.6.11. Prosesselesai.

2.5.7. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Mesin
TeraanKeSistemKomputerisasi
2.5.7.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
Mesin Teraan ke Sistem Komputerisasi ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
81

2.5.7.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.7.3. Account Representative melakukan penelitian dan membuat konsep
BeritaAcaraPenelitianFisikdanAdministrasiPembubuhanBeaMeterai
dengan Mesin Teraan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara
PenelitianAdministrasiPembubuhanBeaMeteraidenganMesinTeraan
tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account Representative
dapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.7.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
BeritaAcaraPenelitianFisikdanAdministrasiPembubuhanBeaMeterai
dengan Mesin Teraan kemudian menyerahkannya kepada Kepala
Kantor.DalamhalKepalaSeksitidakmenyetujuiBeritaAcaraPenelitian
Fisik dan Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Mesin Teraan,
AccountRepresentativeharusmemperbaikidokumentersebut.
2.5.7.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Penelitian Administrasi kemudian meneruskan kepada Kepala
Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui Berita Acara Penelitian Fisik dan Administrasi Pembubuhan
Bea Meterai dengan Mesin Teraan, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
82

2.5.7.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Penelitian Fisik dan
Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Mesin Teraan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.DalamhalPengalihanSaldodisetujui,dicetakkonsepSurat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan. Dalam hal pengalihan saldo
tidakdisetujui,dicetakkonsepSuratPenolakanPermohonan.
2.5.7.7. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Mesin Teraan atau konsep Surat Penolakan Permohonan,
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.7.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengalihan
SaldoBeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeterai
Lunas dengan Mesin Teraan konsep Surat Penolakan Permohonan,
kemudianmeneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.5.7.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau Surat Penolakan
Permohonan.
2.5.7.10. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau Surat Penolakan
Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib
Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
diKPP).
2.5.7.11. Prosesselesai.

2.5.8. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Mesin
TeraanKeTeknologiPercetakan
2.5.8.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
dari Mesin Teraan ke Teknologi Percetakan ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
83

2.5.8.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.8.3. Account Representative melakukan penelitian dan membuat konsep
BeritaAcaraPenelitianFisikdanAdministrasiPembubuhanBeaMeterai
dengan Mesin Teraan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara
PenelitianAdministrasiPembubuhanBeaMeteraidenganMesinTeraan
tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account Representative
dapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.8.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
BeritaAcaraPenelitianFisikdanAdministrasiPembubuhanBeaMeterai
dengan Mesin Teraan kemudian menyerahkannya kepada Kepala
Kantor.DalamhalKepalaSeksitidakmenyetujuiBeritaAcaraPenelitian
Fisik dan Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Mesin Teraan,
AccountRepresentativeharusmemperbaikidokumentersebut.
2.5.8.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
AcaraPenelitianAdministrasi.DalamhalKepalaKantorPelayananPajak
tidak menyetujui Berita Acara Penelitian Fisik dan Administrasi
Pembubuhan Bea Meterai dengan Mesin Teraan, Account
Representativeharusmemperbaikidokumentersebut.
2.5.8.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Penelitian Administrasi
dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen
hasil persetujuan. Dalam hal Pengalihan Saldo disetujui, dicetak Surat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan. Dalam hal pengalihan saldo
tidakdisetujui,dicetakSuratPenolakanPermohonan.
Administrasi Perpajakan
84

2.5.8.7. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan konsep Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
LunasdenganMesinTeraanataukonsepSuratPenolakanPermohonan,
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.8.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengalihan
SaldoBea MeteraidankonsepPencabutanIjinPembubuhanTandaBea
Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.8.9. KepalaKantorPelayanan Pajakmenandatangani SuratPengalihanSaldo
BeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunas
denganMesinTeraanatauSuratPenolakanPermohonan.
2.5.8.10. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau Surat Penolakan
Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib
Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
diKPP).
2.5.8.11. Prosesselesai.

2.5.9. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
TeknologiPercetakanKeMesinTeraan

2.5.9.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai


dengan Teknologi Percetakan ke mesin teraan ke Kantor Pelayanan
PajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
85

2.5.9.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.9.3. Account Representative melakukan penelitian dan membuat konsep
Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
Teknologi Percetakan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara
Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Teknologi
percetakan tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account
Representativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.9.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
Teknologi Percetakan kemudian menyerahkannya kepada Kepala
Kantor.DalamhalKepalaSeksitidakmenyetujuiBeritaAcaraPenelitian
Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Teknologi Percetakan,
AccountRepresentativeharusmemperbaikidokumentersebut.
2.5.9.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
AcaraPenelitianAdministrasi.DalamhalKepalaKantorPelayananPajak
tidak menyetujui Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea
Meterai dengan Teknologi Percetakan, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
2.5.9.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Penelitian Administrasi
dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen
hasil persetujuan. Dalam hal Pengalihan Saldo disetujui, dicetak konsep
Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan konsep Pencabutan Ijin
Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan.
Dalam hal pengalihan saldo tidak disetujui, dicetak Surat Penolakan
Permohonan.
Administrasi Perpajakan
86

2.5.9.7. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Teknologi Percetakan atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.5.9.8. Kepala Seksi Pelayanan memaraf konsep Surat Pengalihan Saldo Bea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Teknologi Percetakan atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.9.9. KepalaKantorPelayanan Pajakmenandatangani SuratPengalihanSaldo
BeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunas
denganTeknologiPercetakanatauSuratPenolakanPermohonan.
2.5.9.10. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat
Penolakan Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata
Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.5.9.11. Prosesselesai.

2.5.10. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
TeknologiPercetakanKeSistemKomputerisasi
2.5.10.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
dengan Teknologi Percetakan ke Sistem Komputerisasi ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
87

2.5.10.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.10.3. Account Representative melakukan penelitian dan membuat Berita
Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
Teknologi Percetakan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara
Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Teknologi
percetakan tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account
Representativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.10.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf Berita
Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
TeknologiPercetakankemudianmenyerahkannyakepadaKepalaKantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Berita Acara
Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Teknologi
Percetakan, Account Representative harus memperbaiki dokumen
tersebut.
2.5.10.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
AcaraPenelitianAdministrasi.DalamhalKepalaKantorPelayananPajak
tidak menyetujui Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea
Meterai dengan Teknologi Percetakan, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
2.5.10.6. Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
Teknologi Percetakan yang telah disetujui, menjadi dasar Kepala Kantor
membuatkeputusanataspermohonanpengalihansaldo.
Administrasi Perpajakan
88

2.5.10.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Penelitian Administrasi


dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen
hasil persetujuan. Dalam hal pengalihan saldo tidak disetujui, dicetak
Surat Penolakan Permohonan. Dalam hal Pengalihan Saldo disetujui,
dicetak Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin
PembubuhanTandaBeaMeteraiLunasdenganTeknologiPercetakan.
2.5.10.8. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan Permohonan,
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.10.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengalihan
SaldoBeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeterai
Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan Permohonan
kemudianmeneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.5.10.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan
Permohonan.
2.5.10.11. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat
Penolakan Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata
Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.5.10.12. Prosesselesai.

2.5.11. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
SistemKomputerisasiKeMesinTeraan
2.5.11.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
Komputerisasi ke Mesin Teraan ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
89

2.5.11.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan
dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan
dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta
kelengkapannyakeAccountRepresentative.
2.5.11.3. Account Representative melakukan penelitian dan membuat konsep
Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
Sistem Komputerisasi kemudian menyerahkannya ke Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara
Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Sistem
Komputerisasi tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account
Representativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.11.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
SistemKomputerisasikemudianmenyerahkannyakepadaKepalaKantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Berita Acara
Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Sistem
Komputerisasi, Account Representative harus memperbaiki dokumen
tersebut.
2.5.11.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
AcaraPenelitianAdministrasi.DalamhalKepalaKantorPelayananPajak
tidak menyetujui Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea
Meterai dengan Sistem Komputerisasi, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
2.5.11.6. Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan
Sistem Komputerisasi yang telah disetujui, menjadi dasar Kepala Kantor
Pelayanan Pajak membuat keputusan atas permohonan pengalihan
saldo.
Administrasi Perpajakan
90

2.5.11.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Penelitian Administrasi


Pembubuhan Bea Meterai dengan Sistem Komputerisasi dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.DalamhalPengalihanSaldodisetujui,dicetakkonsepSurat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi. Dalamhal pengalihan
saldotidakdisetujui,dicetakkonsepSuratPenolakanPermohonan.
2.5.11.8. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Sistem Komputerisasi atau Surat Penolakan Permohonan,
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.11.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengalihan
SaldoBeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeterai
LunasdenganSistemKomputerisasiatauSuratPenolakanPermohonan,
kemudianmeneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.5.11.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau Surat Penolakan
Permohonan.
2.5.11.11. konsep Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin
Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi
atau Surat Penolakan Permohonan, ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dandisampaikan
kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.5.11.12. Prosesselesai.

2.5.12. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
SistemKomputerisasiKeTeknologiPercetakan

2.5.12.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai


Komputerisasi ke Teknologi Percetakan ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
91

2.5.12.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.12.3. Account Representative melakukan penelitian dan membuat Berita
Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Sistem
Komputerisasi kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara
Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Sistem
Komputerisasi tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account
Representativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.12.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf Berita
Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Sistem
Komputerisasi kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Berita Acara
Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Sistem
Komputerisasi, Account Representative harus memperbaiki dokumen
tersebut.
2.5.12.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Penelitian Administrasi kemudian meneruskannya kepada Kepala
Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui Berita Acara Penelitian Administrasi Pembubuhan Bea
Meterai dengan Sistem Komputerisasi, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
92

2.5.12.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Penelitian Administrasi


dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen
hasil persetujuan. Dalam hal Pengalihan Saldo disetujui, dicetak konsep
Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi. Dalam hal
pengalihan saldo tidak disetujui, dicetak konsep Surat Penolakan
Permohonan.
2.5.12.7. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan konsep Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.5.12.8. Kepala Seksi Pelayanan memaraf konsep Surat Pengalihan Saldo Bea
Meterai dan konsep Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.12.9. KepalaKantorPelayanan Pajakmenandatangani SuratPengalihanSaldo
BeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunas
denganSistemKomputerisasiatauSuratPenolakanPermohonan.
2.5.12.10. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau Surat
Penolakan Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata
Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.5.12.11. Prosesselesai.

2.6. PelayananPengembalianPendahuluan
2.6.1. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pendahuluan PPh Untuk WP
Patuh
2.6.1.1. Wajib Pajak Patuh mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT)
atau surat tersendiri melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).
Penerimaan SPT diproses dengan SOP Tata Cara Penerimaan dan
PengolahanSPTTahunan.
Administrasi Perpajakan
93

2.6.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap, dimohonkepada WajibPajak untuk melengkapinya. Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.6.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menerima dan menugaskan
AccountRepresentativeuntukmelakukanpenelitian.
2.6.1.4. Account Representative melakukan penelitian terhadap SPTLB Wajib
Pajak Patuh, serta melakukan konfirmasi atas Kredit Pajak, serta
menyusun dan menandatangani Laporan Hasil Penelitian, serta
menginput,mencetak,danmemarafNothitSKPPKP.
2.6.1.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
Laporan Penelitian serta memaraf Nothit SKPPKP serta meneruskan
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.6.1.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui menyetujui dan
menandatangani Laporan Penelitian serta memaraf Nothit SKPPKPP.
NothityangsudahditetapkankemudianditeruskankeSeksiPelayanan.
2.6.1.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Nothit SKPPKP dan Laporan
Penelitian, kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakSKPPKP.
2.6.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak SKPPKP dan meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.6.1.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf SKPPKP dan
meneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.6.1.10. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiSKPPKP
2.6.1.11. dan disampaikan ke Wajib Pajak dengan SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP.
2.6.1.12. SKPPKP ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib Pajak
melaluiSubbagianUmum.
Administrasi Perpajakan
94

2.6.1.13. PemrosesanatasSKPPKPdilanjutkankeSOPTataCaraPenerbitanSurat
PerintahMembayarKelebihanPajak(SPMKP).
2.6.1.14. Prosesselesai.

2.6.2. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pendahuluan PPN Untuk WP


KriteriaTertentuKhususWPPatuh
2.6.2.1. Wajib Pajak Patuh mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT)
atau surat tersendiri ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
Pelayanan Terpadu. Penerimaan SPT Masa PPN diproses dengan SOP
TataCaraPenerimaandanPengolahanSPTMasa.
2.6.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap, dimohonkepada WajibPajak untuk melengkapinya. Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.6.2.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menerima dan menugaskan
AccountRepresentativeuntuk melakukan penelitian Surat Permohonan
PengembalianPendahuluanKelebihanPajak.
2.6.2.4. Account Representative melakukan penelitian terhadap Surat
Permohonan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak Wajib Pajak
Patuh, serta melakukan konfirmasi atas Kredit Pajak, menyusun dan
menandatangani Laporan Hasil Penelitian, serta menginput dan
mencetakNothitSKPPKP.
2.6.2.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
Laporan Penelitian, dan memaraf Nothit SKPPKP, serta meneruskan
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.6.2.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
Laporan Penelitian dan memaraf Nothit SKPPKP. Nothit yang sudah
ditetapkanditeruskankeSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
95

2.6.2.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Nothit SKPPKP dan Laporan


Penelitian, kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakSKPPKP.
2.6.2.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak SKPPKP dan meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.6.2.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf SKPPKP dan
meneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.6.2.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
SKPPKP.
2.6.2.11. SKPPKP ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib Pajak
melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
2.6.2.12. Pemrosesan atas SKPPKP dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penerbitan
SPMKP.
2.6.2.13. Prosesselesai.

2.7. PelayananPermohonanAngsuran

2.7.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenguranganAngsuranPPhPasal25
2.7.1.1. WajibPajakmengajukanpermohonanPenguranganAngsuranPPhPasal
25 beserta kelengkapannya ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.7.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
96

2.7.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Laporan


Penelitian Permohonan Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 serta
menyampaikankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.7.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
Laporan Penelitian Permohonan Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25
serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi
tidak menyetujui laporan yang dibuat, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebutterlebihdahulu.
2.7.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
Laporan Penelitian Permohonan Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25.
Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui laporan yang telah dibuat,
AccountRepresentativeharusmemperbaikidahuludokumentersebut.
2.7.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Permohonan
Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 dan menugaskan Pelaksana Seksi
Pelayananuntukmencetakdokumenhasilpersetujuan.
2.7.1.7. Surat Keputusan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25
diterbitkandalamrangkapdua:
a.Lembarke1 :untukWajibPajak
b.Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
2.7.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan
Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 kemudian
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.7.1.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 kemudian
meneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.7.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
KeputusanPenguranganAngsuranPajakPenghasilanPasal25.
2.7.1.11. Surat Keputusan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25
ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan
Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui
SubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.7.1.12. Prosesselesai.

2.8. PelayananSuratKeteranganFiskal

2.8.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganFiskalWPNonBursa

Administrasi Perpajakan
97

2.8.1.1. Wajib Pajak mengajukan permintaan Surat Keterangan Fiskal kepada


KantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu(TPT).
2.8.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permintaan Surat
Keterangan Fiskal kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permintaan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permintaan sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD.
BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas permintaan kemudian diteruskan kepada Account
Representative.
2.8.1.3. Account Representative melakukan penelitian, menyusun dan
menandatangani Laporan Penelitian, dan membuata konsep Surat
Keterangan Fiskal/Surat Penolakan Pemberian Surat Keterangan Fiskal,
kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.DalamhaldatauntukLaporanPenelitiantidaksesuaidengan
permintaan WajibPajak, AccountRepresentative dapat memutakhirkan
datadimaksud.
2.8.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
LaporanPenelitiansertamemarafkonsepSuratKeteranganFiskal/Surat
Penolakan Pemberian Surat Keterangan Fiskal dan menyampaikannya
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.8.1.5. KepalaKantorPelayananPajaksetelahmenyetujuidanmenandatangani
Laporan Penelitian dan Surat Keterangan Fiskal/Surat Penolakan
Pemberian Surat Keterangan Fiskal kemudian meneruskannya kepada
AccountRepresentative.
2.8.1.6. Account Representative menatausahakan dan menyampaikan Surat
Keterangan Fiskal/Surat Penolakan Pemberian Surat Keterangan Fiskal
keSubbagianUmumuntukdikirimkepadaWajibPajakdenganSOPTata
CaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.8.1.7. Prosesselesai.

2.8.2. TataCaraLayananPermintaanSuratKeteranganFiskalWPPengusahaDiKawasan
Berikat(PDKB)
2.8.2.1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan SKF PDKB melalui Kantor
Pelayanan Pajak, Direktorat Bea Cukai, maupun langsung ke Kantor
WilayahDirektoratJenderalPajak.
Administrasi Perpajakan
98

2.8.2.2. Dalam hal surat permohonan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak,
Kantor Pelayanan Pajak akan membuat Surat Pengantar dan Data
KewajibanPerpajakanWajibPajak.SuratPengantar, SuratPermohonan
Wajib Pajak, dan Data Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak kemudian
dikirimkankeKantorWilayah.
2.8.2.3. Kepala Kantor Wilayah menerima Surat Permohonan SKF PDKB. Proses
penerimaan Surat permohonan SKF PDKB diproses dalam SOP
Penerimaan Dokumen di Kanwil. Kepala Kantor Wilayah kemudian
mendisposisi Surat Permohonan SKF PDKB ke Kepala Bidang
Penyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.8.2.4. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
mendistribusikan surat permohonan kepada Pelaksana Seksi Bimbingan
PelayananmelaluiKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
2.8.2.5. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi
Bimbingan Pelayanan membuat Surat Permintaan Data Kewajiban
Perpajakan.
2.8.2.6. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan membuat konsep Surat
Permintaan Data Kewajiban Perpajakan ke Kantor Pelayanan Pajak
tempatpusatdancabangdariWajibPajakterdaftar.
2.8.2.7. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti dan memaraf Surat
Permintaan Data Kewajiban Perpajakan kemudian meneruskannya ke
KepalaBidangPenyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.8.2.8. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaah dan memaraf konsep Surat Permintaan Data Kewajiban
PerpajakankemudianmeneruskannyakeKepalaKantorWilayah.
2.8.2.9. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat
PermintaanDataKewajibanPerpajakan.
2.8.2.10. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menatausahakan dan
mengirimkan Surat Permintaan Data Kewajiban Perpajakan. Pengiriman
Surat Permintaan Data Kewajiban Perpajakan diproses dalam SOP
PenyampaianDokumendiKanwil.
2.8.2.11. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan membuat konsep Laporan
Penelitian dan konsep Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan setelah
menerima data Wajib Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak domisili dan
lokasi Wajib Pajak dan meneruskan ke Kepala Seksi Bimbingan
Pelayanan.
Administrasi Perpajakan
99

2.8.2.12. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti dan menandatangani


Laporan Penelitian dan memaraf konsep Surat Keputusan
Persetujuan/Penolakan kemudian menyampaikan ke Kepala Bidang
Penyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.8.2.13. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaah dan menandatangani Laporan Penelitian, memaraf konsep
Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan dan meneruskan ke Kepala
KantorWilayah.
2.8.2.14. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan
PenelitiandanSuratKeputusanPersetujuan/Penolakan.
2.8.2.15. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menatausahakan dan
mengirimkan Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan kepada
DirektoratJenderalBeadanCukai.Prosespengirimandokumeniniakan
diprosesdalamSOPPenyampaianDokumendiKanwil.
2.8.2.16. Prosesselesai.

2.9. PelayananPPN

2.9.1. TataCaraLayananPermintaanPemusatanPPN
2.9.1.1. Wajib Pajak mengajukan permintaan pemusatan tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai kepada Kantor Wilayah melalui Kantor Pelayanan
Pajak.
2.9.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permintaan pemusatan
tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai kemudian meneliti
kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permintaan belum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
berkas permintaan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
akanmencetakBPSdanLPAD.BPSakandiserahkankepadaWajibPajak
sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permintaan
kemudianditeruskankepadaAccountRepresentative.
2.9.1.3. Account Representative memberikan pernyataan penyebab terjadinya
pemusatan (karena Modernisasi atau bukan). Dalam hal pemusatan
terjadi bukan karena Modernisasi Kantor Pelayanan Pajak, Account
Representative membuat ikhtisar pelaksanaan kewajiban perpajakan
Wajib Pajak dan membuat konsep Surat Pengantar, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
Administrasi Perpajakan
100

2.9.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti ikhtisar pelaksanaan


kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan memaraf Surat Pengantar,
kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.9.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui ikhtisar pelaksanaan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak serta menandatangani Surat
Pengantar,kemudianmeneruskannyakepadaAccountRepresentative.
2.9.1.6. Account Representative menatausahakan ikhtisar pelaksanaan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak beserta Surat Pengantar dan
menyampaikannya kepada Subbagian Umum untuk dikirim ke Kantor
WilayahdenganSOPTataCaraPenyampaianDokumen.
2.9.1.7. Proses dilanjutkan di Kantor Wilayah (SOP Tata Cara Layanan
PermintaanPemusatanPPN).
2.9.1.8. Prosesselesai.

2.9.2. TataCaraLayananPermintaanPenebusanStikerLunasPPN
2.9.2.1. PelaksanaSeksiBimbinganPelayananmenerimapermintaanpenebusan
stiker lunas PPN beserta kelengkapan permintaan dari Wajib Pajak dan
menerbitkantandaterimapermohonan.
2.9.2.2. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan melakukan penelitian terhadap
kelengkapandokumenpendukungsuratpermintaanWajibPajak.
2.9.2.3. PelaksanaSeksiBimbinganPelayananmelakukanLegalisasidengancara
membubuhkan cap "FOTOKOPI SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN INI
SESUAIDENGANASLINYA"atasfotokopiSuratPemberitahuanMasaPPN
yang disampaikan oleh Pemohon stiker lunas PPN setelah
mencocokkannyadenganSuratPemberitahuanMasaPPNyangasli.
2.9.2.4. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan melakukan penelitian terhadap
Faktur Pajak asli yang akan diperhitungkan dalam penebusan stiker,
yaitu:
2.9.2.5. meneliti kelengkapan formal Faktur Pajak dan memberi cap "FAKTUR
PAJAKYANGTELAHDIGUNAKANUNTUKMENEBUSSTIKERLUNASPPN";
2.9.2.6. meneliti kecukupan nilai PPN yang tercatat dalam faktur pajak
dengannilaistikerlunasPPNyangdiminta.
2.9.2.7. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan membuat konsep Uraian
PenelitiandanSuratPermintaanPencetakanStikerLunasPPNkemudian
menyampaikankeKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
Administrasi Perpajakan
101

2.9.2.8. KepalaSeksiBimbinganPelayananmenelitidanmenandatanganiUraian
Penelitian, memaraf konsep Surat Permintaan Pencetakan Stiker Lunas
PPN kemudian meneruskan ke Kepala Bidang Bidang Penyuluhan,
Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.9.2.9. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaah dan menandatangani Uraian Penelitian, memaraf Surat
Permintaan Pencetakan Stiker Lunas PPN kemudian meneruskan ke
KepalaKantorWilayah.
2.9.2.10. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian
PenelitiandanSuratPermintaanPencetakanStikerLunasPPN.
2.9.2.11. Surat Permintaan Pencetakan Stiker Lunas PPN yang sudah
ditandatangani Kepala Kantor Wilayah diberikan nomor oleh Pelaksana
Seksi Bimbingan Pelayanan untuk selanjutnya dikirim kepada Perum
Peruri. Proses pengiriman ini akan diproses dalam SOP Penyampaian
DokumendiKanwil.
2.9.2.12. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menerima Stiker Lunas PPN yang
sudah selesai dicetak dari Perum Peruri dengan menandatangani Bukti
SerahTerimaBarang.
2.9.2.13. PelaksanaSeksiBimbinganPelayananmenyerahkan/mengirimkanStiker
Lunas PPN kepada Wajib Pajak dengan menerbitkan Bukti Penyerahan
Stiker Lunas Pajak PPN. Pengiriman ini akan diproses dalam SOP
PenyampaianDokumendiKanwil.
2.9.2.14. Prosesselesai.

2.10. PelayananTerkaitPerubahanLaporanKeuangan

2.10.1. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris dan
DalamMataUangDollarAmerikaSerikat
2.10.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan izin penyelengaraan pembukuan
Bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat ke Kantor
PelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
102

2.10.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan
dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan
meneruskanpermohonantersebutkePelaksanaSeksiPelayanan.
2.10.1.3. Pelaksana Seksi Pelayanan membuat surat pengantar serta
meneruskannyakeKepalaSeksiPelayanan.
2.10.1.4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf surat pengantar dan
meneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
2.10.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah dan menandatangani surat
pengantar.
2.10.1.6. Proses dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib
PajakdanSOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.10.1.7. Surat Pengantar beserta permohonan izin penyelengaraan pembukuan
Bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat dari Wajib Pajak
kemudian diproses di Direktorat Peraturan Perpajakan II Kantor Pusat
DJPdenganSOPTataCaraPenyelesaianPermohonanPembukuandalam
BahasaInggrisdanMataUangDollarAmerikaSerikat.
2.10.1.8. Prosesselesai.

2.10.2. Tata Cara Penyelesaian Permintaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan
Untuk Tujuan Perpajakan (kecuali untuk aktiva tetap tanah yang tidak bisa
disusutkansehinggatidakbisadirevaluasi)
2.10.2.1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permintaan Penilaian Kembali Aktiva
Tetap (SOP Tata Cara Penyampaian Permintaan Revaluasi Aktiva Tetap
DariWajibPajakKeKantorWilayah)keKantorPelayananPajak.
2.10.2.2. Kepala Kantor Wilayah menerima Surat Permintaan Wajib Pajak dari
Kantor Pelayanan Pajak. Proses penerimaan Surat Penerimaan ini
diprosesdalamSOPPenerimaanDokumendiKanwil.
Administrasi Perpajakan
103

2.10.2.3. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat


mendistribusikan Permintaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap kepada
Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan melalui Kepala Seksi Bimbingan
Pelayananuntukditeliti.
2.10.2.4. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi
Bimbingan Pelayanan meneliti kelengkapan Surat Permintaan Wajib
Pajak.
2.10.2.5. PelaksanaSeksiBimbinganPelayananmenelitikelengkapanSuratWajib
Pajak. Dalam hal berkas sudah lengkap, Pelaksana Seksi Bimbingan
Pelayanan langsung menyiapkan konsep Laporan Penelitian dan konsep
SuratKeputusanPersetujuan/PenolakanPenilaianKembaliAktivaTetap.
Dalam hal berkas belum lengkap, Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan
menyiapkan konsep Surat Permintaan Kelengkapan Data kemudian
menyampaikankepadaKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
2.10.2.6. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat
Permintaan Kelengkapan Data dan menyampaikannya kepada Kepala
BidangPenyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.10.2.7. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaahdanmenandatanganiSuratPermintaanKelengkapanData.
2.10.2.8. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menatausahakan dan
mengirimkanSuratPermintaanKelengkapanDatakepadaWajib.Proses
pengiriman surat ini diproses dalam SOP Penyampaian Dokumen di
Kanwil.
2.10.2.9. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menerima data dari Wajib Pajak
kemudian menyiapkan Laporan Penelitian dan konsep Surat Keputusan
Persetujuan/Penolakan Penilaian Kembali Aktiva Tetap dan
menyampaikankeKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
2.10.2.10. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti dan menandatangani
Laporan Penelitian Revaluasi Aktiva Tetap, memaraf konsep Surat
Keputusan Persetujuan/Penolakan Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan, kemudian menyampaikannya
kepada Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat.
Administrasi Perpajakan
104

2.10.2.11. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat


menelaah dan menandatangani Laporan Penelitian Revaluasi Aktiva
Tetap, memaraf konsep Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan,
kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaKantorWilayah.
2.10.2.12. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian Revaluasi Aktiva Tetap dan Surat Keputusan
Persetujuan/Penolakan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan
untukTujuanPerpajakan.
2.10.2.13. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menatausahakan dan
mengirimkanSuratKeputusanPersetujuan/PenolakanPenilaianKembali
Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan dan mengirimkan
kepada Wajib Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak terkait. Proses
pengirimaninidilakukanmelaluiSOPPenyampaianDokumendiKanwil.
2.10.2.14. Prosesselesai.

2.10.3. TataCaraPenyelesaianPermohonanPerubahanMetodePenilaianPersediaan

2.10.3.1. Wajib Pajak mengajukan permintaan Perubahan Metode Penilaian


Persediaan pada Kantor Pelayanan Pajak yang diterima oleh Petugas
TempatPelayananTerpadu.
2.10.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
105

2.10.3.3. Account Representative membuat dan menandatangani Laporan


Penelitian Permintaan Perubahan Metode Penilaian Persediaan. Dalam
haldatauntukLaporanPenelitiantidaksesuaidenganpermintaanWajib
Pajak, Account Representative dapat menyesuaikan data dimaksud.
Account Representative kemudian meneruskan ke Kepala Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.10.3.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
LaporanPenelitianPermintaanPerubahanMetodePenilaianPersediaan
kemudianmenyampaikankeKepalaKantorPelayananPajak.
2.10.3.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
LaporanPenelitianPermintaanPerubahanMetodePenilaian.
2.10.3.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Permintaan
Perubahan Metode Penilaian Persediaan dan menugaskan Pelaksana
SeksiPelayananuntukmencetakdokumenhasilpersetujuan
2.10.3.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Keputusan Persetujuan
atas Permintaan Perubahan Metode Penilaian Persediaan atau Surat
Penolakan Permintaan Perubahan Metode Penilaian Persediaan
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.10.3.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Keputusan
Persetujuan atas Permintaan Perubahan Metode Penilaian Persediaan
atau Surat Penolakan Permintaan Perubahan Metode Penilaian
PersediaankemudianmenyerahkannyakepadaKepalaKantorPelayanan
Pajak.
2.10.3.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
Keputusan Persetujuan atas Permintaan Perubahan Metode Penilaian
Persediaan atau Surat Penolakan Permintaan Perubahan Metode
PenilaianPersediaan.
2.10.3.10. Keputusan Persetujuan atas Permintaan Perubahan Metode Penilaian
Persediaan atau Surat Penolakan Permintaan Perubahan Metode
Penilaian Persediaan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib
Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
diKPP).
2.10.3.11. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
106

2.10.4. TataCaraPenyelesaianPermohonanPerubahanMetodePembukuan

2.10.4.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Perubahan Metode Pembukuan


ke Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.10.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Perubahan
Metode Pembukuan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD.
BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas permohonan kemudian diteruskan kepada Account
Representative.
2.10.4.3. Account Representative membuat dan menandatangani Laporan
Penelitian Permohonan Perubahan Metode Pembukuan dan konsep
KeputusanPersetujuan/PenolakanatasPermohonanPerubahanMetode
Pembukuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Laporan Penelitian
tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account Representative
dapatmemutakhirkandatadimaksud.
2.10.4.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
Laporan Penelitian permohonan Perubahan Metode Pembukuan serta
memaraf konsep Keputusan Persetujuan/Penolakan atas Permohonan
Perubahan Metode Pembukuan, kemudian menyampaikannya kepada
KepalaKantorPelayananPajak.
2.10.4.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
Laporan Penelitian dan Keputusan Persetujuan/Penolakan atas
PermohonanPerubahanMetodePembukuankemudianmeneruskannya
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.10.4.6. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Account
Representative untuk menatausahakan dan mengirim Laporan
Penelitian dan Keputusan Persetujuan/Penolakan atas Permohonan
PerubahanMetodePembukuan.
Administrasi Perpajakan
107

2.10.4.7. Account Representative menatausahakan Laporan Penelitian dan


KeputusanPersetujuan/PenolakanatasPermohonanPerubahanMetode
Pembukuan danmenyampaikanKeputusanPersetujuan/Penolakanatas
Permohonan Perubahan Metode Pembukuan kepada Wajib Pajak
melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
2.10.4.8. Prosesselesai.

2.10.5. TataCaraPenyelesaianPermohonanPerubahanTahunBuku

PermintaanPertama:
2.10.5.1. WajibPajakmengajukanpermintaanperubahanTahunBukuPertamake
Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.10.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permintaan perubahan
Tahun Buku Pertama kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permintaan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permintaan sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan
LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan
digabungkan dengan berkas permintaan kemudian diteruskan kepada
AccountRepresentative.
2.10.5.3. AccountRepresentativemelakukanpenelitianapakahpermintaanWajib
Pajak merupakan permintaan pertama atau bukan. Dalam hal
permintaan merupakan permintaan perubahan tahun buku yang kedua
dan seterusnya, Account Representative meneruskan permintaan ke
Kantor Wilayah (diproses dengan SOP Tata Cara Layanan Permintaan
Perubahan Metode Pembukuan Dan/Atau Tahun Buku Kedua, Dan
Seterusnya)melaluiSeksiPelayananlewatSuratPengantar.
2.10.5.4. Surat pengantar dibuat oleh Pelaksana Seksi Pelayanan, diteliti dan
diparaf oleh Kepala Seksi Pelayanan, dan disetujui dan ditandatangani
olehKepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
108

2.10.5.5. Dalam hal permintaan merupakan permintaan pertama, Account


Representative membuat dan menandatangani Laporan Penelitian dan
membuat konsep Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan atas
Permintaan untuk melakukan Perubahan Tahun Buku Pertama,
kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.DalamhaldatauntukLaporanPenelitiantidaksesuaidengan
permintaan WajibPajak, AccountRepresentative dapat memutakhirkan
datadimaksud.
2.10.5.6. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi setelah meneliti dan
menandatangani Laporan Penelitian serta memaraf konsep Surat
Keputusan Persetujuan/Penolakan atas Permintaan untuk melakukan
Perubahan Tahun Buku Pertama, kemudian menyampaikannya kepada
KepalaKantorPelayananPajak.
2.10.5.7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
Laporan Penelitian serta menandatangani Surat Keputusan
Persetujuan/Penolakan atas Permintaan untuk melakukan Perubahan
Tahun Buku Pertama, kemudian dikembalikan ke Account
Representative.
2.10.5.8. Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan atas Permintaan untuk
melakukan Perubahan Tahun Buku Pertama dan Surat Pengantar
ditatausahalan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan
Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihakpihak terkait
melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Surat Pengantar beserta surat permintaan disampaikan ke Kantor
Wilayah,sedangkansuratkeputusandisampaikankeWajibPajak.
2.10.5.9. Prosesselesai.

PermintaanKedua:

2.9.5.1. Kepala Kantor Wilayah mendisposisikan surat permintaan beserta


kelengkapanyangditerimaKanwildariKantorPelayananPajak(diproses
dalam SOP Tata Cara Layanan Permintaan Perubahan Tahun Buku
Pertama)kepadaKepalaBidangPenyuluhan,PelayanandanHubungan
Masyarakat. Proses penerimaan surat permintaan ini mengacu pada
SOPPenerimaanDokumendiKanwil.
Administrasi Perpajakan
109

2.9.5.2. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat


mendistribusikan ke Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan melalui
KepalaSeksiBimbinganPelayananuntukdiproses.
2.9.5.3. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti kelengkapan
permohonan.DalamhalSuratPermohonansudahlengkap,menyiapkan
konsep Laporan Penelitian Perubahan Tahun Buku/Tahun Pajak. Dalam
hal permohonan tidak lengkap, Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan
membuat Surat Permintaan Kelengkapan Data dan menyampaikannya
kepadaKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
2.9.5.4. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat
Permintaan Kelengkapan Data dan menyampaikannya kepada Kepala
BidangPenyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.9.5.5. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaah dan menandatangani Surat Permintaan Kelengkapan Data
kemudianmeneruskankePelaksanaSeksiBimbinganPelayanan.
2.9.5.6. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan mengirimkan Surat Permintaan
Kelengkapan Data kepada Wajib Pajak. Proses pengiriman surat ini
diprosesdalamSOPPenyampaianDokumendiKanwil.
2.9.5.7. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan melakukan penelitian dan
menyiapkanLaporanPenelitianPerubahanTahunBuku/TahunPajakdan
menyampaikankeKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
2.9.5.8. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti dan menandatangani
Laporan Penelitian dan memaraf konsep Surat Keputusan
Persetujuan/Penolakan atas Permohonan untuk melakukan Perubahan
Tahun Buku, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Bidang
Penyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.9.5.9. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaah dan menandatangani Laporan Penelitian Perubahan Tahun
Buku/Tahun Pajak, memaraf konsep Surat Keputusan
Persetujuan/Penolakan atas Permohonan untuk melakukan Perubahan
Tahun Buku, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Wilayah.
2.9.5.10. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian dan Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan atas
PermohonanuntukmelakukanPerubahanTahunBuku.
Administrasi Perpajakan
110

2.9.5.11. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menatausahakan dan


mengirimkanSuratKeputusanPersetujuan/PenolakanatasPermohonan
Perubahan Tahun Buku/Tahun Pajak kepada Wajib Pajak dan Kantor
Pelayanan Pajak. Pengiriman Surat Keputusan ini diproses dalam SOP
PenyampaianDokumendiKanwil.
2.9.5.12. Prosesselesai.

2.11. PelayananLainnya
2.11.5. TataCaraLayananPermintaanPenetapanSebagaiDaerahTerpencil
2.11.5.1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permintaan Penetapan sebagai Daerah
TerpencilkepadaKantorPelayananPajaktempatWajibPajakterdaftar.
2.11.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Surat Permintaan
Penetapan sebagai Daerah Terpencil kemudian meneliti kelengkapan
persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan
beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta
persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
akanmencetakBPSdanLPAD.BPSakandiserahkankepadaWajibPajak
sedangkan LPAD akan digabungkan dengan surat permohonan beserta
kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian
merekam surat permintaan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat
permintaanbesertakelengkapannyakePelaksanaSeksiPelayanan.
2.11.5.3. Pelaksana Seksi Pelayanan membuat konsep Surat dan meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.11.5.4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf Surat Pengantar dan
menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak bersama
denganSuratPermintaanPenetapansebagaiDaerahTerpencil.
2.11.5.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pengantar dan mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan
untuk dikirimkan kepada Kantor Wilayah bersama dengan Surat
PermintaanPenetapansebagaiDaerahTerpencil.
2.11.5.6. Pelaksana menatausahakan Surat Permintaan Penetapan sebagai
Daerah Terpencil bersama dengan Surat Pengantarnya (SOP
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan mengirimkan ke Kantor
Wilayah melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
Administrasi Perpajakan
111

2.11.5.7. Prosesselesai.

2.11.6. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Keberatan AtasPenunjukan Sebagai Wajib


Pajak
2.11.6.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan atas keberatan penunjukan
sebagai Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.11.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan atas
keberatan penunjukan sebagai Wajib Pajak kemudian meneliti
kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan belum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
berkas permohonan atas keberatan penunjukan sebagai Wajib Pajak
sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak Bukti
PenerimaanSurat(BPS)danLembarPengawasanArusDokumen(LPAD).
BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas permohonan atas keberatan penunjukan sebagai Wajib
Pajak, dan kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.11.6.3. Kepala Seksi Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan
AccountRepresentativeuntukmenelitipersyaratanformalpermohonan
WajibPajak.
2.11.6.4. Account Representative meneliti pemenuhan persyaratan formal
permohonan Wajib Pajak, membuat, dan menandatangani laporan
penelitian.Dalamhalpermohonantidakmemenuhipersyaratanformal,
dibuatkan konsep Surat Penolakan Permohonan bahwa permohonan
tersebut tidak dapat diproses. Dalam hal permohonan telah memenuhi
persyaratan formal, Account Representative menyiapkan Surat
PengantardanmengirimkankeKantorWilayah.
2.11.6.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
laporan penelitian dan memaraf surat pengantar/surat penolakan
permohonan.
2.11.6.6. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganilaporan
penelitiandansuratpengantar/suratpenolakanpermohonan.
Administrasi Perpajakan
112

2.11.6.7. Surat pengantar/surat penolakan permohonan ditatausahakan di Seksi


Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan ke Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.11.6.8. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
113

PengolahanSPT

1. Penyediaan Formulir SPT, Aplikasi eSPT dan Registrasi Pengguna e


Filling

1.1. PengertiandanJenisSPT

1.1.1. Pengertian
Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib
Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai
denganketentuanperaturanperundangundanganperpajakan.

1.1.2. JenisjenisSPT
SPTmeliputi:
a. SPTTahunanPajakpenghasilanyangterdiridari:
SPTTahunanPajakPenghasilanWajibPajakBadan;
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan bagi Wajib Pajak yang
diizinkanmenyelenggarakanpembukuandalammatauangDollarAmerika
Serikat;
SPTTahunanPajakPenghasilanWajibPajakOrangPribadi;dan
SPTTahunanPajakPenghasilanPasal21.

Administrasi Perpajakan
114

b. SPTMasayangterdiridari:
SPTMasaPajakPenghasilanPasal21danPasal26;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal22;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal23danPasal26;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal25;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal4ayat(2);
SPTMasaPajakPenghasilanPasal15;
SPTmasaPajakPertambahanNilai;dan
SPTMasaPajakPertambahanNilaibagiPemungutPajakPertambahanNilai.
SPTsebagaimanadimaksuddiatas,berbentuk:
a. Formulirkertas(hardcopy);atau
b. eSPT

1.2. PenyediaanSPT
WajibPajakdapatmengambilSPTyangberbentukformulirkertas(hardcopy),ditempat
tempatsebagaiberikut:
a. KantorPelayananPajak(KPP);
b. KantorPelayanan,PenyuluhandanKonsultasiPerpajakan(KP2KP);
c. KantorWilayahDirektoratJenderalPajak;
d. KantorPusatDirektoratJenderalPajak;
e. PojokPajak;
f. MobilPajak.
Sedangkan Aplikasi eSPT yang dapat digunakan untuk membuat eSPT sebagaimana
dimaksudpadaPasal2ayat(2)hurufbdapatdiambillangsungdiKantorPelayananPajak
(KPP). SPT dan aplikasi eSPT selain dapat diambil secara langsung oleh Wajib Pajak pada
tempattempat sebagaimana telah diuraikan di atas juga dapat dilakukan dengan
mengunduh/mendownload dari situs internet Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat
http://www.pajak.go.id. Disamping dengan caracara tersebut, Wajib Pajak juga dapat
mencetak,menggandakan,dan/ataufotokopisendiriSPTselamatidakmengubahbentuk,
ukurandanisiSPT.

1.3. RegistrasieFilling

1.3.1. WajibPajakyang akanmenyampaikan SPTdanPemberitahuanPerpanjangan SPT


Tahunan secara elektronik harus memiliki Electronic Filing Identification Number
(eFIN) dan memperoleh Sertifikat (digital certificate) dari Direktorat Jenderal
Pajak.
1.3.2. Electronic Filing Identification Number (eFIN) diterbitkan oleh Kantor Pelayanan
PajaktempatWajibPajakterdaftarberdasarkansuratpermohonanWajibPajak.
1.3.3. Permohonan WajibPajaktersebutdapatdisetujui apabila alamatyangtercantum
padapermohonansamadenganalamatdalamdatabase(MasterFile)WajibPajak
diDirektoratJenderalPajak.
1.3.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan
yang diajukan oleh Wajib Pajak untuk memperoleh Electronic Filing Identification
Number(eFIN)palinglama2(dua)harikerjasejakpermohonanditerimadengan
Administrasi Perpajakan
115

lengkapdanbenar.
1.3.5. DalamhalElectronicFilingIdentificationNumber(eFIN)hilang,WajibPajakdapat
mengajukanpermohonanpencetakanulangdengansyaratmenunjukkanaslikartu
Nomor Pokok Wajib Pajak atau Surat Keterangan Terdaftar, atau bagi Pengusaha
Kena Pajak dengan syarat menunjukkan asli Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak.
1.3.6. Wajib Pajak yang sudah mendapatkan Electronic Filing Identification Number (e
FIN)harusmendaftarkandirimelaluiwebsitepadasatuataubeberapaPerusahaan
PenyediaJasaAplikasi(ASP)yangditunjukolehDirekturJenderalPajak.
1.3.7. Setelah mendaftarkan diri, Wajib Pajak akan memperoleh Digital Certificate (DC)
dari Direktorat Jenderal Pajak melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
dimanaWajibPajakmendaftarkandiri.
1.3.8. Digital Certificate (DC) seterusnya akan digunakan sebagai alat yang berfungsi
sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam setiap proses penyampaian SPT dan
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik (eFiling) melalui
suatuPerusahaanPenyediaJasaAplikasi(ASP)keDirektoratJenderalPajak.
1.3.9. PerusahaanPenyediaJasaAplikasi(ASP)harusmengirimkan:
a. tatacarapelaksanaaneFiling;
b. aplikasidanpetunjukpenggunaaneSPTdaneSPTy;dan
c. informasilainnya;
kepadaWajibPajakyangtelahmendaftarkandiri.
1.3.10. eSPT dan eSPTy yang telah diisi dan dilengkapi sesuai dengan ketentuan serta
dibubuhi tanda tangan elektronik atau tanda tangan digital disampaikan secara
elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak melalui suatu Perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi(ASP).
1.3.11. Tanda Tangan Elektronik atau Tanda Tangan Digital adalah suatu informasi
elektronikyangdigenerateolehSistemDirektoratJenderalPajak.
1.3.12. Dalam hal SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan menunjukkan
adanya kewajiban pembayaran pajak, Wajib Pajak wajib mencantumkan Nomor
Transaksi Penerimaan Negara pada eSPT dan eSPTy sebagai bukti pembayaran
yangtelahdivalidasi.
1.3.13. ApabilaeSPTdaneSPTydinyatakanlengkapolehDirektoratJenderalPajak,maka
kepadaWajibPajakdiberikanBuktiPenerimaanElektronik.
1.3.14. Penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara
elektronik(eFiling)dapatdilakukanselama24(duapuluhempat)jamseharidan7
(tujuh)hariseminggudenganstandarWaktuIndonesiaBagianBarat.
1.3.15. SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang disampaikan secara
elektronik pada akhir batas waktu Penyampaian SPT dan Pemberitahuan
PerpanjanganSPTTahunanyangjatuhpadaharilibur,dianggapdisampaikantepat
waktu.
1.3.16. Wajib Pajak wajib menyampaikan keterangan dan/atau dokumen lain yang harus
dilampirkandalamSPTdanPemberitahuanPerpanjanganSPTTahunanyangtidak
dapat disampaikan secara elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak terdaftar secara langsung atau melalui pos dengan tanda bukti pengiriman
surat, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
Administrasi Perpajakan
116

pengirimansurat,kecualiSSPlembar3yangdibayarkanmelaluiBankPersepsidan
NomorTransaksiPenerimaanNegarasudahdicantumkandalameSPTdan/ataue
SPTy,palinglama:
a. 14 (empat belas) hari sejak batas terakhir pelaporan SPT dan Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan dalam hal SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan
SPTTahunandisampaikansebelumbatasakhirpenyampaian;
b. 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian SPT dan Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik dalam hal SPT dan
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan disampaikan setelah lewat batas
akhirpenyampaian.
1.3.17. ApabilaWajibPajaktelahmemenuhikewajibansebagaimanadiuraikanpadabutir
1.3.16.diatas,SPTdanPemberitahuanPerpanjanganSPTTahunandianggaptelah
diterimadantanggalpenerimaanSPTsesuaidengantanggalyangtercantumpada
BuktiPenerimaanElektroniksebagaimanadiuraikanpadabutir1.3.13.diatas.
1.3.18. Apabila kewajiban menyampaikan keterangan dan/atau dokumen lain yang harus
dilampirkandalameSPTdaneSPTydisampaikanmelaluiposdengantandabukti
pengiriman surat, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan
bukti pengiriman surat, tanggal penerimaan keterangan dan/atau dokumen lain
yang harus dilampirkan dalam eSPT dan eSPTy adalah tanggal yang tercantum
padabuktipengirimansurat.
1.3.19. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan Keterangan dan/atau dokumen lain
yangharusdilampirkandalameSPTdaneSPTydalamjangkawaktusebagaimana
diuraikan pada butir 1.3.16. di atas, Wajib Pajak dianggap tidak menyampaikan
SPTdanPemberitahuanPerpanjanganSPTTahunan.
1.3.20. PerusahaanPenyediaJasaAplikasi(ASP)wajibmemberikanjaminankepadaWajib
Pajak bahwa SPT atau Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan beserta
lampirannyayangdisampaikansecaraelektronikdijaminkerahasiaannya,diterima
di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap dan real time serta diakui oleh pihak
WajibPajakdanDirektoratJenderalPajak.

2. PenerimaandanPengolahanSPT

2.4. TataCaraPenerimaandanpengolahanSPTTahunanPPh
2.4.1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan /eSPT baik langsung maupun melalui
Pos/EkspedisikeKantorPelayananPajak.
2.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima SPT Tahunan yang disampaikan
langsung oleh Wajib Pajak dan SPT Tahunan yang disampaikan melalui
Pos/Ekspedisi. Untuk SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP lain yang
diterima secara langsung harus ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi
diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan Surat
Pengantar.
Administrasi Perpajakan
117

2.4.3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mengecek kelengkapan SPT berdasarkan


ketentuan:
2.4.4. Untuk SPT Tahunan lengkap, dilanjutkan dengan merekam data SPT Tahunan atau
kelengkapannya, menerbitkan BPS/LPAD, menyampaikan langsung atau
mengirimkan BPS ke Wajib Pajak atau kuasanya, menggabungkan LPAD dengan
SPTTahunanataudokumenkelengkapannya.
2.4.5. Untuk SPT Tahunan tidak lengkap yang diterima langsung harus ditolak sedangkan
yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Wajib Pajak dengan disertai Surat
PenolakanSPTTahunan.
2.4.6. UntukSPTTahunantidaklengkapditerimadibuatkanSuratPermintaanKelengkapan
SPTTahunan,yangdisampaikansecaralangsungataudikirimkankeWajibPajak.
2.4.7. PetugasTempatPelayananTerpadumeneruskankonsepSuratPengantarPenerusan
SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak lain, Surat Penolakan SPT Tahunan, dan
Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan ke Kepala Seksi Pelayanan, serta
meneruskan SPT Tahunan beserta Register Harian Penerimaan SPT Tahunan ke
SeksiPengolahanDatadanInformasi.
2.4.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani konsep surat yang diterima.
Proses atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan dengan penatausahaan
dokumen dan penyampaian dokumen oleh Pelaksana Seksi Pelayanan melalui
SubbagianUmumdenganSOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.4.9. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam elemenelemen SPT
Tahunan dan membuat Transkrip Kutipan ElemenElemen dari Laporan Keuangan
Wajib Pajak, mencetak Lembar Penelitian SPT Tahunan untuk SPT Tahunan
Unbalance serta menggabungkannya dengan SPT Tahunan yang bersangkutan
(selanjutnya diproses dengan SOP Tata Cara Himbauan Perbaikan Surat
Pemberitahuan (SPT)), kemudian mengirim SPT Tahunan/Kelengkapan Data Surat
PemberitahuanTahunanyangsudahdirekamkePelaksanaSeksiPelayanan.
2.4.10. Account Representative melakukan penelitian sesuai dengan ketentuan dan
memproses SPT yang terdapat kesalahan matematis dan/atau terlambat
disampaikan/dibayar berdasarkan data hasil perekaman SPT. Dalam hal terdapat
kesalahan matematis, Account Representative membuat Surat Himbauan (SOP
TataCaraHimbauanPerbaikanSuratPemberitahuan)sedangkandalamhalterjadi
keterlambatan penyampaian/pembayaran SPT, Account Representative
menerbitakanSTP(SOPTataCaraPenerbitanSuratTagihanPajak(STP)).
Administrasi Perpajakan
118

2.4.11. Pelaksana Seksi Pelayanan meneruskan SPT Tahunan yang termasuk Surat
Pemberitahuan Tahunan Lebih Bayar untuk diproses dengan SOP Tata Cara
Pemeriksaan.
2.4.12. Prosesselesai.

2.5. TataCaraPenerimaandanPengolahanSPTMasa
2.5.1. WajibPajak/PengusahaKenaPajakmenyampaikanSPTMasabaiklangsungmaupun
melaluiPos/EkspedisikeKantorPelayananPajak.
2.5.2. PetugasTempatPelayananTerpadumenerimaSPTMasayangdisampaikanlangsung
oleh Wajib Pajak dan SPT Masa yang disampaikan melalui Pos/Ekspedisi. Untuk
SPTMasaWajibPajakyangterdaftarpadaKPPlainyangditerimasecaralangsung
harus ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Kantor
PelayananPajaktempatWajibPajakterdaftardenganSuratPengantar.
2.5.3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mengecek kelengkapan SPT Masa berdasarkan
ketentuan:
2.5.4. Untuk SPT Masa lengkap, dilanjutkan dengan merekam data SPT Masa atau
kelengkapannya, menerbitkan BPS/LPAD, menyampaikan langsung atau
mengirimkan BPS ke Wajib Pajak atau kuasanya, menggabungkan LPAD dengan
SPTMasaataudokumenkelengkapanSPTMasa.
2.5.5. UntukSPTMasatidaklengkapyangditerimalangsungharusditolaksedangkanyang
melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Wajib Pajak dengan disertai Surat Penolakan
SPTTahunan
2.5.6. PetugasTempatPelayananTerpadumeneruskankonsepSuratPengantarPenerusan
SPT ke Kantor Pelayanan Pajak lain dan Surat Penolakan SPT ke Kepala Seksi
Pelayanan, dan meneruskan SPT beserta batch header ke Pelaksana Seksi
PengolahanDatadanInformasi.
2.5.7. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani konsep surat yang diterima.
Proses atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan ke SOP Tata Cara
PenatausahaanDokumenWPdanSOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.5.8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi mengecek dan mencocokkan
kebenaran fisik SPT Masa apakah telah sesuai dengan isi batch header, merekam
SPT Masa lengkap, dan mengirimkan SPT Masa yang telah direkam ke Seksi
Pelayanan.
2.5.9. Account Representative meneliti dan memproses SPT yang terdapat kesalahan
matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan data hasil
perekamanSPT.Dalamhalterdapatkesalahanmatematis,AccountRepresentative
Administrasi Perpajakan
119

membuat Surat Himbauan (SOP tentang Tata Cara Himbauan Perbaikan Surat
Pemberitahuan) sedangkan dalam hal terjadi keterlambatan
penyampaian/pembayaran SPT dibuatkan STP (SOP tentang Tata Cara Penerbitan
SuratTagihanPajak(STP)).
2.5.10. PelaksanaSeksiPelayananmenerimaSPTyangsudahdirekamdariPelaksanaSeksi
PengolahanDatadanInformasidanmenatausahakanSPTMasa.SPTMasaLByang
meminta pengembalian dikirim ke Seksi Pemeriksaan dan ditindaklanjuti dengan
SOPTataCaraPemeriksaan.
2.5.11. ProsesSelesai.

3. PemrosesanSPTdiPPDDP

3.1. TataCaraPenugasanPengambilanKemasandariKPP

3.1.1. Admin Transportasi mengenerate draft Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01),
Daftar Kemasan akan Diangkut (AK02), Lampiran Surat Tugas Pengambilan
Kemasan (AK03), serta Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04) melalui
aplikasidanmelakukanpenyesuaianAK01danAK02,apabiladiperlukan.
3.1.2. Admin Transportasi memilih Nomor mobil, Nama Pengemudi, Nama Petugas
Pengambil,NamaKrudanKPPyangakandiambilberkasnya.
3.1.3. Admin Transportasi mencetak AK01, AK02, AK03 dan AK04 sebanyak dua rangkap
untuk ditandatangani Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
melaluiKepalaSeksiPengumpulandanPenerimaanDokumen.
3.1.4. Admin Transportasi menerima AK01, AK02, AK03 dan AK04 yang sudah
ditandatangani oleh Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
dariKepalaSeksiPengumpulandanPenerimaanDokumen.
3.1.5. Admin Transportasi menyerahkan AK01, AK02, AK03, dan AK04 yang telah
ditandatangani oleh Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
kepadaPetugasPengambil.
3.1.6. Selesai.

3.2. TataCaraPengambilanKemasandariKPP

3.2.1. PetugasPengambilKemasanmenerimaSuratTugasPengambilanKemasan(AK01),
Daftar Kemasan akan Diangkut (AK02), Lampiran Surat Tugas Pengambilan
Kemasan(AK03),sertaLampiranDaftarKemasanAkanDiangkut(AK04)yangtelah
Administrasi Perpajakan
120

ditandatangani oleh Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen dari


PetugasAdminTransportasi.
3.2.2. Admin Transportasi mencatat jam dan kilometer (km) keberangkatan pada saat
mobilpengangkutkemasanakankeluardariPPDDPpadaAK03.
3.2.3. Petugas Pengambil menunjukkan dan menyerahkan tindasan AK01, AK02, AK03,
danAK04kepadaPetugasPengemasuntukdiperiksa.
3.2.4. Petugas Pengemas memeriksa AK01, AK02, AK03, dan AK04 sesuai KPP yang
bersangkutan.
3.2.5. PetugasPengambilmemeriksasegelpadamasingmasingkemasandanmemastikan
nomorbarcodepadakemasansamadengannomorbarcodepadaPackingList.
3.2.6. Petugas Pengambil bersamasama dengan Petugas Pengemas melakukan
pencocokkanberkas(LPADdanSPT)yangdikemasdenganDaftarIsiKemasan(
PackingList).
3.2.7. Setiap ketidaksesuaian yang terjadi dalam Daftar Isi Kemasan ( Packing List ),
Petugas Pengambil akan mencoret pada dokumen yang dimaksud dan Petugas
Pengemasmemarafnya.
3.2.8. Petugas Pengemas membuat Berita Acara Ketidaksesuaian Jumlah SPT dengan
Daftar Isi Kemasan yang ditandatangani oleh Petugas Pengemas dan Petugas
PengambildengandiketahuiolehKepalaSeksiPelayanan.
3.2.9. Petugas Pengambil menyegel kemasan yang telah dicocokkan disaksikan oleh
PetugasPengemas.
3.2.10. PetugasPengambilmemintakepadaPetugasPengemasuntukmemarafAK04dan
kemudian ditandatanganiolehKepalaSeksiPelayanansebagai buktipengambilan
sertaPetugasPengambilikutmenandatanganiAK04.
3.2.11. Petugas Pengambil mengangkut kemasankemasan yang sesuai dengan AK04 ke
dalammobil.
3.2.12. PetugasPengemasmelakukanpenyegelanmobildanmenandatanganiAK03.
3.2.13. PetugasPengambilmenyerahkantindasanDaftarKemasan akan Diangkut(AK02),
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03), serta Lampiran Daftar
KemasanAkanDiangkut(AK04)sebagaiarsipPetugasPengemasdiKPP.
3.2.14. Jika pengambilan telah selesai untuk seluruh KPP, maka Petugas Pengambil
kembali ke PPDDP, dan Admin Transportasi akan mencatat Km dan jam
kedatangannya.
3.2.15. Prosesselesai

Administrasi Perpajakan
121

3.3. TataCaraPengambilanKemasanDariKPPOlehPihakKetiga
3.3.1. Admin Transportasi menyerahkan Surat Tugas Pengambilan Kemasan SPT (AK01),
Daftar Kemasan akan Diangkut (AK02), Lampiran Surat Tugas Pengambilan
Kemasan SPT (AK03),serta Lampiran Daftar Kemasanakan Diangkut (AK04) yang
telahditandatanganiolehKepalaBidangPenerimaandanPenyimpananDokumen
kepadaPetugasPengambildariPihakKetiga.
3.3.2. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga menunjukkan dan menyerahkan tindasan
AK01,AK02,AK03,danAK04kepadaPetugasPengemasdiKPPuntukdiperiksa.
3.3.3. PetugasPengemasmenerimadanmenelitiAK01,AK02,AK03,danAK04
3.3.4. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga memeriksa segel pada masingmasing
kemasandanmencocokkannomorbarcodepadakemasandengannomorbarcode
padaDaftarIsiKemasan(PackingList)yangdicetakolehPetugasPengemas.
3.3.5. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga bersamasama dengan Petugas Pengemas
mencocokkanjumlahSPTyangdikemasdenganDaftarIsiKemasan(PackingList).
3.3.6. Setiap ketidaksesuaian yang terjadi, Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga akan
mencoret nomor LPAD yang tidak sesuai pada Daftar Isi Kemasan dan membuat
Berita Acara Ketidaksesuaian Jumlah SPT yang ditandatangani oleh Petugas
PengemasdanPetugasPengambildariPihakKetigadengandiketahuiolehKepala
SeksiPelayanan.
3.3.7. Petugas Pengemas memaraf AK04 yang kemudian ditandatangani oleh Kepala
SeksiPelayanandanPetugasPengambildariPihakKetiga.
3.3.8. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga menyerahkan tindasan AK02, AK03 serta
AK04kepadaPetugasPengemas.
3.3.9. PetugasPengambildariPihakKetigamengangkutkemasansesuaidenganAK04.
3.3.10. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga kembali ke PPDDP, dan menyerahkan AK01,
AK02,AK03, AK04 beserta Kemasan yang telah diambil / diangkut dari KPP KPP
kepadaPetugasPenerimaanDokumendiPPDDP.
3.3.11. Selesai

3.4. TataCaraPenerimaanKemasandariKPPDDP
3.4.1. Petugas Pengambil Dokumen menyerahkan Surat Tugas Pengambilan Kemasan
(AK01),DaftarKemasanakanDiangkut(AK02),LampiranSuratTugasPengambilan
Kemasan (AK03), serta Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04) kepada
PetugasPenerimaanDokumen.
3.4.2. Petugas Penerimaan Dokumen bersamasama Petugas Pengambil Dokumen
memeriksa segel mobil, membuka segel dan menurunkan seluruh kemasan dari
Administrasi Perpajakan
122

mobil, memindahkannya ke dalam trolley sementara dan membawa trolley


sementaratersebutkeruangpenerimaandokumen.
3.4.3. Petugas Penerimaan Dokumen membuka Aplikasi System Penerimaan Dokumen
danmelakukanperekamandatakemasan.
3.4.4. Petugas Penerimaan Dokumen merekam surat tugas (formulir AK01) dengan cara
memindai nomor barcode yang ada pada pojok kanan atas surat tugas (formulir
AK01), merekam Jam dan Km keberangkatan dan kedatangan mobil pengambil
kemasan(formulirAK03)kedalamAplikasiSystemPenerimaanDokumen.
3.4.5. Seluruh barcode kemasan yang diterima dipindai oleh Petugas Penerimaan
Dokumen untuk memastikan bahwa jumlah, kode kemasan dan kode segel
kemasan yang diterima sesuai dengan jumlah, kode kemasan dan kode segel
kemasan pada Aplikasi System Penerimaan Dokumen dan pada Surat Tugas
PengambilanKemasan(formulirAK02danAK04).
3.4.6. Jika jumlah kemasan yang diterima tidak sama dengan jumlah kemasan pada
System Aplikasi maupun pada surat tugas pengambilan kemasan, maka Petugas
Penerimaan Dokumen melakukan pemeriksaan kemasan untuk memastikan tidak
adakemasanyangtercecer/hilang.Dalamhalterdapatkemasanyanghilang,maka
PetugasPenerimaanDokumenmencetakBeritaAcaraKemasanHilang.
3.4.7. Petugas Penerimaan Dokumen kemudian memeriksa kondisi kemasan segel
kemasan dan kemudian mencatatnya merekamnya pada Aplikasi System
Penerimaan Dokumen sampai semua kemasan dalam Surat Tugas Pengambilan
Kemasan(AK01)diterima.
3.4.8. Apabila ada segel kemasan yang rusak, maka akan dilakukan hitung ulang jumlah
berkas SPT pada kemasan tersebut oleh Petugas Penerimaan Dokumen. Setelah
berkasSPTselesaidiperiksa,PetugasPenerimaanDokumenmencetakBeritaAcara
HitungUlang(RE02).Kemasanyangsegelnyarusakakandigantidengansegelbaru
dandirekamkedalamAplikasiSystemPenerimaanDokumen.
3.4.9. Setelah semua kemasan diterima, maka formulir AK01, AK02, AK03, AK04 dan
KM01 yang telah ter update dilakukan rekapitulasi daftar penyelesaian surat
tugasdalamrangkapengawasankebutuhanlogistik,kemudiandiserahkankembali
kePetugasPenyimpananSementara.
3.4.10. Dalam hal surat tugas pengambilan kemasan lebih dari satu, maka langkah no. 4
s.d. 7 diulangulang sampai seluruh surat tugas dan seluruh kemasan terekam
dalamAplikasiSystemPenerimaanDokumen.
3.4.11. Seluruhkemasanyangtelahditerima,diperiksadandirekam/dipindaiolehPetugas
PenerimaanDokumenkemudiandiletakkanpadatrolleysementara/trolleykosong
Administrasi Perpajakan
123

yang tersedia di ruang penerimaan ( Drop Off ), selanjutnya trolley sementara


yang berisi kemasan tersebut dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan
sementaramelaluiPetugasPenyimpananSementara.
3.4.12. Selesai.

3.5. TataCaraPenyimpananKemasanDalamGudang
3.5.1. Admin Gudang membuat alokasi penyimpanan (Put Away) dengan menggunakan
sistem(aplikasi).
3.5.2. Admin Gudang mengunggah alokasi penyimpanan (Put Away) ke PDA Barcode
Reader.
3.5.3. Sistemmenampilkandaftaralokasipenyimpanankemasan.
3.5.4. AdminGudangMenyerahkanPDABarcodeReader&kemasankePetugasGudang.
3.5.5. Petugas Gudang memindai/input barcode pada kemasan dengan menggunakan
PDABarcodeReader.
3.5.6. PDA Barcode Reader menampilkan informasi lokasi nomor lemari & nomor bilik
tempatkemasandisimpan.
3.5.7. Petugas Gudang membuka lemari yang sesuai dengan nomor lemari yang
ditampilkanolehPDABarcodeReader.
3.5.8. PetugasGudangmemindai/inputbarcodenomorbiliklemari.
3.5.9. PDA Barcode Reader memeriksa kesesuaian lokasi kemasan dengan lokasi
penyimpanan.
3.5.10. Apabilalokasitidakbenar,makaproseskembalikenomor6.
3.5.11. ApabiladidalamtrolleymasihterdapatkemasanmakaProseskembalikenomor5.
3.5.12. PetugasGudangmenyerahkanPDABarcodeReaderkepadaAdminGudang.
3.5.13. Admin Gudang mengunduh daftar alokasi penyimpanan (Put Away) dari PDA
BarcodeReaderkesistem.
3.5.14. AdminGudangmemeriksalokasikemasanmelaluiinquirygudangberkas.
3.5.15. ProsesSelesai.

3.6. TataCaraPenyimpananImageDataBackup
3.6.1. PetugasimagedatabackupmengambilStorageEksternalkeBagianumumPPDDP.
3.6.2. Petugas image data backup menyerahkan storage eksternal kepada Admin
Gudang.
3.6.3. Admin Gudang menempelkan label Barcode pada Storage Eksternal dan
menyerahkankepadaPetugasPerekamdanTransferData.
3.6.4. PetugasimagedatabackupmelakukanprosestransferImageDatadariserverutuk
dibackuppadastorageeksternaldidampingiolehAdminGudang.
Administrasi Perpajakan
124

3.6.5. Apabila proses transfer Image data dari server ke storage eksternal telah selesai,
maka Petugas image data backup membuat (BAT01) yang ditandatangani oleh
Petugas image data backup dan Admin gudang mengetahui Kepala Seksi
PerekamandanTransferData.
3.6.6. Petugas image data backup menyerahkan Storage eksternal dan Salinan (BAT01)
keAdminGudang.
3.6.7. Admingudangmembuatalokasipenyimpanandenganmenggunakansistem,
3.6.8. AdmingudangmengunggahhasilnyakePDABarcodeReader.
3.6.9. SistemmenampilkanalokasipenyimpananpadaPDABarcodeReader.
3.6.10. AdminGudangMenyerahkanPDABarcodeReader&kemasankePetugasGudang
3.6.11. Petugasgudangmemindai/inputbarcodestorageeksternal.
3.6.12. PDA Barcode Reader menampilkan informasi lokasi nomor lemari & nomor bilik
tempatkemasandisimpan
3.6.13. Petugas Gudang membuka lemari yang sesuai dengan nomor lemari yang
ditampilkanolehPDABarcodeReader
3.6.14. Petugas Gudang meletakkan Storage Eksternal pada lokasi yang sesuai dengan
alokasipenyimpanan(PutAway).
3.6.15. PetugasGudangmemindai/inputbarcodenomorbiliklemari.
3.6.16. PDABarcodeReadermemeriksakesesuaianlokasiStorageEksternaldenganlokasi
penyimpanan.
3.6.17. Apabilalokasitidakbenar,makaproseskembalikenomor13.
3.6.18. PetugasgudangmenyerahkanPDABarcodeReaderkepadaAdminGudang.
3.6.19. Admin Gudang akan mengunduh daftar alokasi penyimpanan dari PDA Barcode
Readerkesistem.
3.6.20. AdminGudangmemeriksalokasikemasanmelaluiinquirygudangberkas
3.6.21. ProsesSelesai.

Administrasi Perpajakan
125

PembayaranPajak

1. Penerimaan

1.1. TataCaraPenatausahaanPenerimaanPBBNonElektronik

1.1.1. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenerimaSTTSdariBank/Postempat
pembayaran terkait yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
(SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), kemudian menugaskan Pelaksana
SeksiPDIuntukmenyortirdanmerekamkedalamsisteminformasi.
1.1.2. Pelaksana Seksi PDI menyortir STTS per bank per tanggal pembayaran dan
merekamSTTSyangditerimadaribankkedalamsisteminformasi.
1.1.3. Pelaksana Seksi PDI menyiapkan konsep Surat Pengantar pengiriman dokumen
STTSyangsudahdirekam,kemudianmenyerahkankonseptersebutkepadaKepala
SeksiPDI.

Administrasi Perpajakan
126

1.1.4. Kepala Seksi PDI meneliti dan menandatangani Surat Pengantar pengiriman
dokumen STTS. Dalam hal Kepala Seksi PDI tidak menyetujui konsep Surat
Pengantar pengiriman dokumen STTS, maka Pelaksana Seksi PDI Seksi PDI harus
memperbaikikonsepSuratPengantartersebut.
1.1.5. Pelaksana Seksi PDI mengirimkan Surat Pengantar beserta dokumen STTS yang
telah direkam kepada Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen
WajibPajak).
1.1.6. Prosesselesai.

2. Pengeluaran

2.1. TataCaraPenerbitanSuratPerintahMembayarKelebihanPajak(SPMKP)
2.1.1. Wajib Pajak menyampaikan permohonan pengembalian pembayaran pajak ke
KantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonanbesertapersyaratannyabelumlengkap,dimohonkepadaWajibPajak
untukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyasudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS
akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan
surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandenganmeneruskansurat
permohonanbesertakelengkapannyakeAccountRepresentative.
2.1.3. Account Representative memproses pengembalian kelebihan pembayaran pajak
dalamhalterdapat:
a. PajakyanglebihdibayarsebagaimanatercantumdalamSuratKetetapanPajak
Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) UndangUndang
KUP;(SOPTataCaraPenerbitanSuratKetetapanPajak)
b. Pajak yang seharusnya tidak terutang sebagaimana tercantum dalam Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
PengembalianKelebihanPembayaranPajakyangSeharusnyaTidakTerutang)
c. PajakyanglebihdibayarsebagaimanatercantumdalamSuratKetetapanPajak
Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang Undang KUP;
(SOPTataCaraPenyelesaianSPTTahunanLebihBayar)
Administrasi Perpajakan
127

d. Pajak yang lebih dibayar sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan


Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17C UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Pengembalian Pendahuluan Pajak Penghasilan (PPh) untuk Wajib Pajak Patuh
danSOPTataCaraPenyelesaianPermohonanPengembalianPendahuluanPPN
untukWajibPajakKriteriaTertentuKhususWajibPajakPatuh)
e. Pajak yang lebih dibayar sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal17DUndangUndangKUP;
f. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Keberatan atau
Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung;
(SOP Tata Cara Penatausahaan Surat Keputusan
Keberatan/Banding/PenguranganatauPembatalanKetetapanPajakdanSurat
Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi di Seksi
PengawasandanKonsultasi)
g. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang Undang KUP; (SOP Tata Cara
Penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan di Seksi Pengawasan dan
Konsultasi)
h. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan
Sanksi Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Undang Undang KUP; (SOP Tata Cara
Penatausahaan Surat Keputusan Keberatan/Banding/Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasidiSeksiPengawasandanKonsultasi)
i. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan
Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Undang Undang KUP; (SOP Tata Cara
Penatausahaan Surat Keputusan Keberatan/Banding/Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasidiSeksiPengawasandanKonsultasi)
j. Jumlah imbalan bunga yang tercantum dalam Surat Keputusan Pemberian
ImbalanBunga.(SOPTataCaraPenerbitanSuratPerintahMembayarImbalan
Bunga)
Administrasi Perpajakan
128

2.1.4. AccountRepresentativememintainformasiutangpajakkeSeksiPenagihan,dalam
hal Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar juga di Kantor Pelayanan Pajak lain,
AccountRepresentativememintainformasiutangpajakkeKantorPelayananPajak
lokasi Wajib Pajak terdaftar dengan membuat juga surat pengantar untuk
kemudian diparaf oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan
ditandatanganiKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.5. Penyelesaian surat konfirmasi tunggakan pajak di Seksi Penagihan atau Kantor
PelayananPajakterkaitdiprosesdenganSOPTataCaraMenjawabKonfirmasiData
TunggakanWajibPajak.
2.1.6. Seksi Penagihan atau Kantor Pelayanan Pajak terkait meneruskan jawaban
konfirmasiutangpajakkepadaAccountRepresentative.
2.1.7. Account Representative kemudian meneliti surat jawaban dan data tunggakan
pajak yang diterima baik dari Seksi Penagihan atau dari Kantor Pelayanan Pajak
lain. Apabila terdapat tunggakan pajak, proses dilanjutkan dengan
pemindahbukuan(SOPTataCaraPemindahbukuan(Pbk)).
2.1.8. Apabila masih terdapat kelebihan pembayaran pajak yang masih tersisa, proses
dilanjutkan dengan melengkapi data Nothit SKPKPP, SKPKPP dan SPMKP. Data
kemudian diproses oleh case management. Account Representative kemudian
mencetak dan memaraf Nothit SKPKPP, kemudian menyampaikannya kepada
KepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.9. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, memaraf Nothit SKPKPP,
memberikan persetujuan (approve) pada sistem atas penerbitan SKPKPP dan
SPMKP,danmenyampaikanNothitSKPKPPkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memaraf Nota Penghitungan dan memberikan
persetujuan(approve)padasistemataspenerbitanSKPKPPdanSPMKP.
2.1.11. KepalaSeksiPelayananmenerimaNothitSKPKPPdanmenugaskanPelaksanaSeksi
Pelayananuntukmencetakdokumenhasilpersetujuan.
2.1.12. SPMKPdibuatdalamrangkap4(empat)denganperuntukansebagaiberikut:
Lembarke1danlembarke2untukKPPN;
Lembarke3untukWajibPajakyangbersangkutan;dan
Lembarke4untukKPPyangmenerbitkanSPMKP.
2.1.13. PelaksanaSeksiPelayananmelakukanpencetakankonsepSKPKPPdanSPMKP.
2.1.14. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf SKPKPP dan SPMKP dan
menyampaikankonseptersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.15. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SKPKPP dan
SPMKP.
Administrasi Perpajakan
129

2.1.16. SKPKPP dan SPMKP ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib Pajak dan
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.17. Prosesselesai.

2.2. TataCaraPenerbitanSuratPerintahMembayarImbalanBunga(SPMIB)
2.2.1. Account Representative memproses pembayaran imbalan bunga kepada Wajib
Pajakdalamhalterdapat:
a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak, SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang,
SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pendahuluan Pajak
Penghasilan (PPh) untuk Wajib Pajak Patuh, dan SOP Tata Cara Penyelesaian
Permohonan Pengembalian Pendahuluan PPN untuk Wajib Pajak Kriteria
TertentuKhususWajibPajakPatuh)
b. keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara
PenyelesaianSPTTahunanLebihBayar)
c. kelebihanpembayaranpajaksebagaimanadimaksuddalamPasal17Bayat(4)
UndangUndangKUP;
d. kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan, permohonan
banding, atau permohonan peninjauan kembali dikabulkan sebagian atau
seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) UndangUndang
KUP; (SOP Tata Cara Penatausahaan Surat Keputusan
Keberatan/Banding/PenguranganatauPembatalanKetetapanPajakdanSurat
Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi di Seksi
PengawasandanKonsultasi)
e. kelebihan pembayaran pajak karena Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan Pembatalan
Ketetapan Pajak atas surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak
mengabulkan sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27A ayat (1a) UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara Penatausahaan Surat
KeputusanPembetulandiSeksiPengawasandanKonsultasidanSOPTataCara
Penatausahaan Surat Keputusan Keberatan/Banding/Pengurangan atau
Administrasi Perpajakan
130

Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau


PenghapusanSanksiAdministrasidiSeksiPengawasandanKonsultasi)
f. kelebihan pembayaran sanksi administrasi berupa denda Pasal 14 ayat (4)
dan/ataubungaPasal19ayat(1)karenaSuratKeputusanPenguranganSanksi
Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagai
akibatditerbitkanSuratKeputusanKeberatan,PutusanBanding,atauPutusan
Peninjauan Kembali yang mengabulkan sebagian atau seluruhnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (2) UndangUndang KUP. (SOP
Tata Cara Penatausahaan Surat Keputusan Keberatan/Banding/Pengurangan
atau Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasidiSeksiPengawasandanKonsultasi)
2.2.2. AccountRepresentativememintainformasiutangpajakkeSeksiPenagihan,dalam
hal Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar juga di Kantor Pelayanan Pajak lain,
AccountRepresentativememintainformasiutangpajakkeKantorPelayananPajak
lokasi Wajib Pajak terdaftar dengan membuat juga surat pengantar untuk
kemudian diparaf oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan
ditandatanganiKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.3. Penyelesaian surat konfirmasi tunggakan pajak di Seksi Penagihan atau Kantor
PelayananPajakterkaitdiprosesdenganSOPTataCaraMenjawabKonfirmasiData
TunggakanWajibPajak.
2.2.4. Seksi Penagihan atau Kantor Pelayanan Pajak terkait meneruskan jawaban
konfirmasiutangpajakkepadaAccountRepresentative.
2.2.5. Account Representative kemudian meneliti surat jawaban dan data tunggakan
pajak yang diterima baik dari Seksi Penagihan atau dari Kantor Pelayanan Pajak
lain. Apabila terdapat tunggakan pajak, proses dilanjutkan dengan
pemindahbukuan(SOPTataCaraPemindahbukuan(Pbk)).
2.2.6. Apabila masih terdapat kelebihan pembayaran pajak yang masih tersisa, Account
Representative membuat dan melengkapi Nothit SKPIB, SKPIB, dan SPMIB. Data
kemudian diproses oleh case management. Account Representative kemudian
mencetakdanmemarafNothitSKPIB,kemudianmenyampaikannyakepadaKepala
SeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.7. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, memaraf Nothit SKPIB, dan
memberikanpersetujuan(approve)padasistemataspenerbitanSKPIBdanSPMIB.
2.2.8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memaraf Nothit SKPIB dan memberikan
persetujuan(approve)padasistemataspenerbitanSKPIBdanSPMIB.
Administrasi Perpajakan
131

2.2.9. Kepala Seksi Pelayanan menerima Nothit SKPIB dan menugaskan Pelaksana Seksi
Pelayananuntukmencetakdokumenhasilpersetujuan.
2.2.10. SKPIBdibuatdalamrangkap3(tiga)denganperuntukansebagaiberikut
a. Lembarke1untukWajibPajakyangbersangkutan;
b. Lembarke2untukKPKN;
c. Lembarke3untukKPPyangmenerbitkanSKPIB.
SPMIBdibuatdalamrangkap4(empat)denganperuntukansebagaiberikut:
a. Lembarke1danlembarke2untukKPPN;
b. Lembarke3untukWajibPajakyangbersangkutan;
c. Lembarke4untukArsipKPPyangmenerbitkanSPMIB.
2.2.11. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep SKPIB dan SPMIB
kemudianmeneruskankonseptersebutkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.12. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf SKPIB dan SPMIB kemudian
menyampaikankonseptersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.13. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiSKPIBdanSPMIB.
2.2.14. SKPIB dan SPMIB ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib Pajak dan
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.2.15. Prosesselesai.

3. Pemindahbukuan

3.1. TataCaraPenyelesaianpemindahbukuan(Pbk)
3.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pemindahbukuan ke Kantor Pelayanan
Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu karena salah atau kurang jelas mengisi
Surat Setoran Pajak atau untuk pemecahansetoran pajak atau untuk tujuan lain.
PermohonanpemindahbukuandapatjugaberasaldariKantorPelayananPajaklain
tempat Wajib Pajak terdaftar yang meneruskan permohonan tersebut apabila
telah terjadi kesalahan pencantuman kode KPP pada NPWP atau kode cabang
padaSSP(diterimadenganSOPTataCaraPenerimaanDokumendiKPP).
Administrasi Perpajakan
132

3.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan


pemindahbukuan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap,
dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonan
beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD
digabungkandengansuratpermohonanbesertakelengkapannya.PetugasTempat
Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan
dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
3.1.3. Pemindahbukuan dapat juga dikarenakan adanya kelebihan pembayaran pajak
atau adanya pemberian bunga kepada Wajib Pajak (berasal dari SOP Tata Cara
PenerbitanSuratPerintahMembayarKelebihanPajak(SPMKP)ataudariSOPTata
CaraPenerbitanSuratPerintahMembayarImbalanBunga(SPMIB)).
3.1.4. Account Representative melakukan perekaman data pemindahbukuan serta
membuat konsep bukti pemindahbukuan dan uraian penelitian pemindahbukuan
untukdisampaikankeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.1.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memberikan persetujuan
denganmenandatanganiuraianpenelitianpemindahbukuan.
3.1.6. KepalaKantorPelayananPajakmemberikanpersetujuandenganmenandatangani
uraianpenelitianpemindahbukuan.
3.1.7. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
konsepbuktipemindahbukuan.
3.1.8. PelaksanaSeksiPelayananmelakukanpencetakankonsepbuktipemindahbukuan.
3.1.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep bukti pemindahbukuan
kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
3.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani bukti
pemindahbukuan.
3.1.11. Bukti pemindahbukuan diatatusahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
PenatausahaanDokumenWajibPajak)dandisampaikanmelaluiSubbagianUmum
(SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP) ke Wajib Pajak atau ke Kantor
Pelayanan Pajak yang meneruskan permohonan untuk kemudian disampaikan ke
WajibPajak.
3.1.12. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
133

3.2. TataCaraPenyelesaianpemindahbukuan(Pbk)keKPPLain
3.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pemindahbukuan ke Kantor Pelayanan
Pajak.
3.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
pemindahbukuan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap,
dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonan
beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD
digabungkandengansuratpermohonanbesertakelengkapannya.PetugasTempat
Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan
dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
3.2.3. Account Representative membuat konsep surat pengantar permohonan
pemindahbukuan.
3.2.4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar
pemindahbukuandanmeneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
3.2.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat pengantar
pemindahbukuan.
3.2.6. Surat pengantar pemindahbukuan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata
Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan diteruskan melalui Subbagian
Umum ke Kantor Pelayanan Pajak tempat SSP diadministrasikan beserta
permohonan pemindahbukuan dari Wajib Pajak, sedangkan tembusan surat
pengantarnyadisampaikankeWajibPajak(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKPP).
3.2.7. Surat pengantar pemindahbukuan beserta permohonan pemindahbukuan dari
Wajib Pajak kemudian diproses di Kantor Pelayanan Pajak tempat SSP
diadministrasikan(SOPTataCaraPemindahbukuan(Pbk)).
3.2.8. Prosesselesai.

3.3. TatacarapenyelesaianPermohonanKompensasi(Pemindahbukuan)PBB/BPHTB
3.3.1. WajibPajakmengajukanpermohonankompensasi(pemindahbukuan)PBB/BPHTB
keKantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
134

3.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan


Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalamhalberkaspendaftaranbelumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntuk
melengkapinya. Dalam hal berkas pendaftaran sudah lengkap, Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak
sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas permohonan kemudian diteruskan
kepada Petugas Petugas Tempat Pelayanan Terpadu. Petugas Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu merekam berkas pendaftaran Wajib Pajak dan meneruskan
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.3.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Account Representative
untukmelakukanpenelitiandanmembuatNothit.
3.3.4. Account Representative meneliti permohonan kompensasi PBB/BPHTB serta
membuat dan menandatangani laporan penelitian dan memaraf Nothit (Hasil
Penghitungan), kemudian menyampaikan Nothit (Hasil Penghitungan) kepada
KepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.3.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani uraian
penelitian,memarafNothit(HasilPenghitungan),kemudianmenyampaikanUraian
Penelitian dan Nothit kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala
Seksi tidak menyetujui Uraian Penelitian dan Nothit, Account Representative
memperbaikiUraianPenelitiandanNothittersebut.
3.3.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Uraian
Penelitian, memaraf Nothit (Hasil Penghitungan), kemudian menyampaikan
kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. Dalam hal Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menyetujui Uraian Penelitian dan Nothit, Account
RepresentativeharusmemperbaikiUraianPenelitiandanNothittersebut.
3.3.7. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi
PengolahanDatadanInformasiuntukmerekamNothit(HasilPenghitungan).
3.3.8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam Nothit (Hasil
Penghitungan) dan meneruskan Nothit (Hasil Penghitungan) kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
3.3.9. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
konsepSuratKeputusanKompensasiHutangPBB/BPHTB.
3.3.10. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratKeputusanKompensasiHutang
PBB/BPHTB,kemudianmenyampaikankepadaKepalaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
135

3.3.11. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
Kompensasi Hutang PBB/BPHTB, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep
produk hukum, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep produk
hukumtersebut.
3.3.12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Surat
Keputusan Kompensasi Hutang PBB/BPHTB tersebut. Dalam hal Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Kompensasi Hutang
PBB/BPHTB,PelaksanaSeksiPelayananharusmemperbaikikonsepprodukhukum
tersebut.
3.3.13. Surat Keputusan Kompensasi Hutang PBB/BPHTB ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
3.3.14. Prosesselesai.

3.4. TataCaraPembuatandanPenyampaianSuratPerhitungan(SPh)KirimkeKPPlain
3.4.1. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenugaskanPelaksanamembuatSPh
Kirim untuk mengirim SSP lembar ke2 milik KPP lain ke KPP yang bersangkutan
denganmenggunakanSuratPengantar.
3.4.2. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi membuat Surat Pengantar
Perhitungan (SPh) untuk mengirimkan SPh Kirim dibuat dalam 4 rangkap dan SSP
lembarke2keKPPyangbersangkutan,selanjutnyamenyampaikankepadaKepala
SeksiPengolahanDatadanInformasi.
3.4.3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan menandatangani SPh
KirimdanSSPlembarke2.
3.4.4. PelaksanaSeksiPengolahanDatadanInformasimenatausaakanSPhKirimbeserta
suratpengantarnya.
3.4.5. SPhKirim,SuratPengantardanSSPlembarke2akandiproseslebihlanjutdengan
SOPKPP10000ctentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
3.4.6. ProsesSelesai.

Administrasi Perpajakan
136

Administrasi Perpajakan
137

PengawasanWajibPajak

1. Mapping

1.1. PengertiandanTujuan
1.1.1. Pengertian Mapping adalah pemetaan yang menggambarkan potensi perpajakan
yang dapat dikelompokkan berdasarkan wilayah/lokasi , subjek pajak, jenis pajak,
sektor/subsektor usaha, sesuai kebutuhan/ keunggulan yang terdapat di wilayah
kerjaKPP.
1.1.2. Tujuan Mapping adalah untuk mendapatkan gambaran umum potensi perpajakan
dan keunggulan fiskal di wilayah kerja masingmasing kantor/unit kerja yang akan
digunakan sebagai petunjuk dan sarana analisis dalam rangka penggalian potensi
penerimaan,pelayanandanpengawasan.
1.2. PengelompokanMapping
1.2.1. WilayahLokasi/Usaha
a). Wilayah Administrasi Pemerintahan(Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota,
Propinsi).
Kegunaan : Untuk mengetahui luas dan struktur wilayah beserta
pembagian wilayah berdasarkan batas wilayah
pemerintahan beserta jumlah penduduk, wilayah yang
dikenakan PBB, jumlah Wajib Pajak terdaftar dan potensi
jumlahcalonwajibpajak.

Administrasi Perpajakan
138

Format : Peta,keterangandalampeta,tabel/narasi
b).WilayahEkonomi
Kegunaan : Untuk mengetahui potensi ekonomi berdasarkan wilayah
kegiatan ekonomi seperti Lokasi Industri, Perdagangan,
Pemukiman Mewah, Lokasi Wisata, Lokasi Pertambangan,
Lokasi Perkebunan, Lokasi Pertanian, Lokasi kehutanan,
Lokasi Perairan, Lokasi Pelabuhan/Bandara, dan Lokasi
Pergudangan yang ada di lokasi kerja unit kantor yang
bersangkutan, yang dapat memberi gambaran potensi
penerimaanpajak.
Format : Peta,Tabel
1.2.2. SubjekPajak
Kegunaan : Untuk mengetahui gambaran umum dari subjek pajak di
wilayah kerjanya, baik yang telah terdaftar maupun yang
belum, baik yang berbentuk hukum seperti PT, CV, BUT,
maupun yang tidak berbadan hukum. Informasi yang
disajikan menyangkut jumlahnya, tingkat kepatuhan, dan
rankingberdasarkanperananpenerimaan,tunggakanpajak,
dan lainlain yang bermanfaat untuk menentukan
penanganan lebih lanjut terhadap kelompokkelompok WP
yangbersangkutan.
Format : Tabel
1.2.3. JenisPajak
Kegunaan : Untuk mengetahui gambaran umum performance
penerimaan per jenis pajak dan pertumbuhannya sehingga
dapat memberi petunjuk langkahlangkah penanganan dan
pengamanannya.
Format : Tabel
1.2.4. Sektor/Subsektor
Kegunaan : Untukmengetahuigambaranumumperformancefiskaldari
sektor/subsektor di wilayah kerjanya. Informasi yang
disajikan dapat berupa tax ratio, kepatuhan, pertumbuhan
dan sektor dominan, sehingga dapat memberi petunjuk
penggalianpotensifiskal.
Format : Tabel
1.3. AnalisisMapping
Kegunaan : Untuk mengetahui potensi perpajakan dan kelompok
kelompok yang terkait dengan potensi tersebut, tingkat
resiko serta petunjuk penggalian potensi yang akan
dilakukan
Administrasi Perpajakan
139

Format : Tabelataunarasi
Analisisyangdilakukandapatberupa:
1) YangberhubungandenganpotensijumlahWPcontohnya:
a. JumlahPendudukdibandingkandenganJumlahWPOP.
b. Jumlah WP Ekspatriat yang terdaftar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja
asing/ekspatriatmenurutdataimigrasidandinastenagakerja.
c. JumlahBendaharawandibandingkandenganJumlahWPBendaharawan
2) Yangberhubungandenganpotensipenerimaanpajakcontohnya:
a. ObjekPajakPPN:DPPPPNdibandingkandenganPDRB
b. ObjekPajakPPhpasal22impordibandingkandenganjumlahimpor
c. ObjekPajakPPNimpordibandingkandenganjumlahimpor
d. RatioantaraPPhBadanTerutangdanPeredaranUsaha
e. JumlahrealisasipenerimaanpersektordibandingkanPDRBsektortersebut
3) Yangberhubungandengankepatuhancontohnya:
a. PerbandinganWPterdaftardenganWPEfektif
b. PerbandinganWPEfektifdenganWPFiler/NonFiler/StopFiler
c. PenerimaanPPhPasal21dibandingkandenganpenerimaanPPhPasal29

1.4. TindakLanjutMapping
Kegunaan : Untuk memilih kelompok kelompok yang potensial untuk
ditindaklanjutidenganmemperhatikan:
1) Potensiperpajakannya
2) Tingkatkepatuhannya/taxgap
3) Tingkatkesulitandalamimplementasi
4) DeterrentEffect
Format : Tabel

2. Profilling
2.1. PengertiandanTujuan
2.1.1. Profil Wajib Pajak adalah informasi mengenai Wajib Pajak yang memuat mengenai
identitas dan kegiatan usaha serta riwayat aktivitas perpajakannya secara
berkesinambunganyangdapatdiklasifikasikandatapermanent,dataakumulatifdan
datalain.
2.1.2. Tujuan Profil WajibPajak adalah untuk menyajikan informasiyang dapat digunakan
untukanalisis,mengukurtingkatresikodankepatuhanWajibPajaksertauntuklebih
mengenal Wajib Pajak yang terdaftar di unit kerjanya dan dapat memonitor
perkembangan usaha Wajib Pajak yang bersangkutan dan melakukan pengawasan,
penggalianpotensi,sertapelayananyanglebihbaik.
2.2. PedomanPembuatanProfilWajibPajak
2.2.1. Account Representative mendapat data dan informasi Wajib Pajak dari berbagai
sumber baik yang berasal dari internal maupun dari eksternal Direktorat Jenderal
Pajak, yang terdiri dari data permanen (identitas Wajib Pajak, struktur organisasi,
Administrasi Perpajakan
140

daftar pemegang saham dan struktur permodalan, daftar pengurus dan komisaris,
kegiatan usaha, pohon kepemilikan dan lainlain) dan data akumulatif (data
perkembangan usaha, kewajiban perpajakan, data lawan transaksi dan lainlain)
sertadatalainnya.
2.2.2. AccountRepresentativemembuatprofilWajibPajakberdasarkandatadaninformasi
yang diperoleh sesuai dengan pedoman pembuatan profil dari Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak serta menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

2.3. TataCaraPemutakhiranProfilWajibPajak
2.3.1. Account Representative mendapat informasi perubahan dan penambahan data
WajibPajakdariberbagaisumber.
2.3.2. Account Representative melakukan pemutakhiran data Wajib Pajak berdasarkan
informasi perubahan dan penambahan data Wajib Pajak yang diperoleh dari alat
keterangan, formulir pemutakhiran data, dan data resmi yang diperoleh sebagai
dasar pemutakhiran data Wajib Pajak, serta menindaklanjuti sesuai dengan
peraturanyangberlaku.
2.3.3. Prosesselesai.

3. Benchmarking
3.1.ProsesBencmarkingTahapI
3.1.1. MengambildataSPTTahunanPPHBadan(20012005)antara510WPdenganratio
terbesar(TTOR,CTTOR,NPM,GPM,ROA,EBIT)dalamKLUyangsamadantahun
yangsama.
3.1.2. Ratiotersebutdirataratauntuksetiaptahunnya.
3.1.3. Diambilratioterbesaruntukdijadikanbenchmark
3.1.4. MenghapusdataTTORyangkurangdariCTTOR
3.1.5. KLUKelapaSawitdihilangkankarenasudahdibuatolehKPDJP
3.1.6. JikaratioNPM<darirataratasukubungaBankIndonesia(12%),makaNPMdibuat
menjadilebihtinggidari12%denganasumsibahwatidakadaperusahaanyang
menginginkankeuntungandibawahsukubungaBankIndonesia
3.1.7. JikaGPM<NPMmakadatatersebutdihilangkan,karenaGPMseharusnya>dari
NPM
3.1.8. JikaGPM<darirataratasukubungaBankIndonesia,makaGPMmenjadi>12%
ditambahselisihGPMlamadenganNPMlama
3.1.9. DemikianjugauntukEBITjikarationya<darirataratasukubungaBankIndonesia
(12%),makaEBITdibuatmenjadilebihtinggidari12%.

3.2. ProsesBencmarkingTahapII
UntukmengakomodasiKLUyangtidakterbenchmarkpadatahapI,makadilakukantahapII
sebagaiberikut:

Administrasi Perpajakan
141

3.2.1. MemasukkanangkabenchmarkusulanKPPyangbelumtercantumpadatahapI
3.2.2. JikaratioNPM<darirataratasukubungaBankIndonesia(12%),makaNPMdibuat
menjadilebihtinggidari12%
3.2.3. JikaGPM<darirataratasukubungaBankIndonesia,makaGPMmenjadi>12%
ditambahselisihGPMlamadenganNPMlama
3.2.4. DemikianjugauntukEBITjikarationya<darirataratasukubungaBankIndonesia
(12%),makaEBITdibuatmenjadilebihtinggidari12%.

3.3. ProsesBencmarkingTahapIII

UntukmengakomodasiKLUyangtidakterbenchmarkpadatahapII,makadilakukantahapIII
sebagaiberikut:
2.3.1. MembuatbenchmarkberdasarkanIkhtisarProfile50WPperKPP
2.3.2. Databenchmarkperratiodiambilrata2pertahunperKLU,kemudiandiambilyg
terbesardiantaratahun2002s.d2006
2.3.3. MenambahkandatabenchmarkberdasarkanIkhtisarProfile50WPperKPPyang
belummasukkeTahapII
2.3.4. MenambahkandatabenchmarkdaridatabaseKanwilatasKlu100WPBesarKPP
yangbelummasukkeTahapII
2.3.5. MengulangiprosespenyesuaianNPM,GPM,TTOR,CTTORdanEBITsesuaitahap
sebelumnya.

4. AnalysingdanPenggalianPotensiPajak

4.1. Evaluasi/Analisis
Account Representative melakukan evaluasi/analisis perpajakan Wajib Pajak yang
mencakup Analisa Ratio Laporan Keuangan, CTTOR dan TTOR, Local Sectoral, Rasio
Kapasitas Produksi terhadap Omzet, Rasio Impor terhadap Omzet/Ekspor, Rasio Karyawan
terhadapProduksi,RasioModaldanPinjaman,Trend/PerkembanganKegiatansertaanalisis
lainnya.

4.2. PenggalianPotensi
Account Representative melakukan penggalian potensi pajak meliputi potensi Wajib Pajak
itusendiri,potensipengurusdankomisarissertapemilik,potensidaripihakterkait,potensi
daridatasilangdanpihakketiga.

5. Tindaklanjut

5.1. Account Representative menindaklanjuti profile Wajib Pajak yang sudah dibuat melalui
pemutakhiran data dan penggalian potensi pajak serta pertukaran data yang meliputi
potensi Wajib Pajak itu sendiri, potensi pengurus dan komisaris serta pemilik, potensi dari
pihakterkait,potensidaridatasilangdanpihakketiga.

5.2. AccountRepresentativemenindaklanjutihasilanalisisdanpenggalianpotensipajakdengan
melakukan himbauan tertulis yang dilanjutkan dengan konseling jika Wajib Pajak yang
bersangkutan tidak merespon atau melaksanakan apa dimintakan dalam surat himbauan
tersebut,danditindaklanjutidenganPemeriksaan.
Administrasi Perpajakan
142

PengolahanDatadanInformasi

1. TataCaraPemrosesandanpenatausahaanDokumenmasukdiSeksiPDI
1.1. Kepala Seksi PDI menerima dokumen masuk yang telah didisposisi Kepala KPP (SOP
KPP10000a tentang Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), memberikan disposisi,
menugaskan untuk menatausahakan atau untuk memroses dokumen masuk, dan
meneruskan dokumen masuk tersebut kepada Pelaksana Seksi PDI. Dalam hal telah
terdapat SOP untuk memroses dokumen masuk tersebut, maka Kepala Seksi
menindaklanjutinyasesuaidenganSOPterkait.
1.2. Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk dokumen yang
akandiprosesditindaklanjutisesuaidenganpenugasanKepalaSeksiPDI.Dalamhalatas
dokumenmasuktersebutharusdibuatkanrespon/balasan/tindaklanjut,PelaksanaSeksi
PDI melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan
meneruskankonsepdokumentersebutkeKepalaSeksiPDI.
1.3. KepalaSeksiPDImenelitidanmemarafkonsepdokumenkeluarsertameneruskannyake
KepalaKantorPelayananPajak.
1.4. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganidokumenkeluar.
1.5. Dokumenyangtelahditandatangani,diterima,dicatatdatanya,sertadibericap,nomor,
dantanggalolehSekretarisKepalaKPP,kemudianditeruskankePelaksanaSeksiPDI.

Administrasi Perpajakan
143

1.6. Pelaksana Seksi PDI menerima, menginput/mencatat data dokumen keluar,


menatausahakan arsip yang berasal dari dokumen masuk maupun arsip dari dokumen
keluar,meneruksantembusan ke seksi terkait, serta meneruskan dokumen keluar yang
siapdikirimkeSubbagUmumdenganmanggunakanbukueskpedisi.
1.7. Penyampaian dokumen keluar kepada Pihak Eksternal oleh Subbagian Umum (SOP
KPP00000ctentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
1.8. ProsesSelesai.

2. TataCaraPenatausahaanAlatKeterangan
2.1. AlatKeteranganDariInstansiLain
2.1.1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima surat berupa Alat Keterangan (Alket)
dari instansi lain, meneliti, memberi disposisi dan meneruskan kepada Kepala
SeksiPengolahanDatadanInformasi.
2.1.2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memberi disposisi dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk memproses
lebihlanjut.
2.1.3. Pelaksana seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti Alat Keterangan (Alket),
danmelakukanlangkahlangkahsebagaiberikut:
a. merekamdanmemvalidasidalamSistemAplikasiKomputer.
b. mengisi kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan
PenerimaanDataAlatKeterangantersebutdanmenyampaikankepadaKepala
SeksiPengolahanDatadanInformasi.
2.1.4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan approval Alket serta
menandatangani kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan
Penerimaan Data, kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi
PengolahanDatadanInformasi.
2.1.5. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Alat Keterangan
kemudianmengarsipkan.
2.1.6. Prosesselesai.

2.2. AlatKeterangandaridalamKPPSendiri
2.2.1. Seksi terkait mengirimkan Alat Keterangan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data
danInformasi.
2.2.2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memisahkan Alat
KeteranganuntukKPPlainatauuntukKPPsendiri.
Administrasi Perpajakan
144

2.2.3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi memberi disposisi dan menugaskan
Pelaksanauntukmemproseslebihlanjut.
2.2.4. Pelaksana meneliti Alat Keterangan (Alket) dan melakukan langkahlangkah
sebagaiberikut:
1.AlketuntukKPPSendiri:
a.merekamdanmemvalidasidalamSistemAplikasiKomputer.
b.mengarsipkanAlatKeterangantersebut.
2.AlketuntukKPPLain:
a.MembuatSuratPengantarPengirimanDataAlatKeterangan.
2.2.5. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan menandatangani Surat
Pengantar Pengiriman Data Alat Keterangan, kemudian mengembalikannya
kepadaPelaksanaSeksiPengolahanDatadanInformasi.
2.2.6. PelaksanaPengolahanDatadanInformasimenyampaikanAlatKeteranganbeserta
SuratPengantarnyakeSubbagianUmumuntukdikirimkeKPPterkaitmelaluiSOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.7. Prosesselesai.

3. Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi


Pajak,PerkembanganEkonomidanKeuangan
3.1. Kepala Kantor menerima Rencana Penerimaan Pajak dari Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi I, II, III, dan IV (SOP Tata Cara Penyusunan Estimasi Penerimaan Pajak Per
Wajib Pajak) dan menugaskan Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk
mengkompilasimenjadiRencanaPenerimaanKantor.
3.2. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenerimaRencanaPenerimaanPajakyang
telah disetujui Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan menugaskan Pelaksana untuk
mengkompilasirencanapenerimaanpajaktersebut.
3.3. Pelaksana menghimpun dan mengkompilasi Rencana Penerimaan Pajak dari Seksi
PengawasandanKonsultasiI,II,III,danIV,membuatkonsepNotaDinasPengantar,dan
menyampaikankepadaKepalaSeksiPengolahanDatadanInformasi.
3.4. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenelitidanmemarafRencanaPenerimaan
PajakKantorPelayananPajak,konsepNotaDinasPengantar,danmenyampaikankepada
KepalaKantorPelayananPajak.
3.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti dan menandatangani Rencana Penerimaaan
Pajak Kantor Pelayanan Pajak dan konsep Nota Dinas Pengantar, kemudian
mengembalikankepadaKepalaSeksiPengolahanDatadanInformasi.
3.6. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenugaskanPelaksanauntukmengirimkan
Administrasi Perpajakan
145

RencanaPenerimaanPajakKantorPelayananPajakkeKantorWilayah.
3.7. PelaksanamenyampaikanRencanaPenerimaanPajakKantorPelayananPajakyangtelah
ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak ke Subbagian Umum untuk dikirim ke
Kantor Wilayah melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP (SOP Tata Cara
PembuatanRencanaKerjaBidangDukunganTeknisdanKonsultasi).
3.8. Prosesselesai.

4. TataCarapenyelesaianpembagianHasilPenerimaanPBB
4.1. Kepala Seksi PDI menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk membuat KPPHPPBB/BPHTB
berdasarkan hasil rekonsiliasi data penerimaan Modul Penerimaan Negara (MPN) dan
BankOperasional(BO)III.
4.2. Pelaksana Seksi PDI membuat konsep KPPHPPBB/BPHTB, kemudian menyampaikan
kepadaKepalaSeksiPDI.
4.3. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep KPPHPPBB/BPHTB, kemudian
menyampaikankepadaKepalaKantorPelayananPajak.DalamhalKepalaSeksiPDItidak
menyetujuikonsepKPPHPPBB/BPHTB,PelaksanaSeksiPDIharusmemperbaikikonsep
tersebut.
4.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani KP
PHPPBB/BPHTB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep KPPHPPBB/BPHTB, Pelaksana Seksi
PDIharusmemperbaikikonseptersebut.
4.5. KepalaSeksiPDImenugaskanPelaksanaSeksiPDImembuatkonsepSPMPHPPBB/BPHTB
danSPMBPPBBberdasarkanKPPHPPBB/BPHTBtersebut.
4.6. Pelaksana Seksi PDI membuat konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB, kemudian
menyampaikankepadaKepalaSeksiPDI.
4.7. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB,
kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala
SeksiPDItidakmenyetujuikonsepSPMPHPPBB/BPHTBdanSPMBPPBB,PelaksanSeksi
PDIharusmemperbaikikonseptersebut.
4.8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SPMPHP PBB/BPHTB
dan SPMBP PBB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB,
PelaksanaSeksiPDIharusmemperbaikikonseptersebut.
4.9. Pelaksana Seksi PDI menyiapkan pengiriman SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB ke
KPPNdanmenatausahakanarsipnya.
4.10. ProsesdilanjutkankeSOPtentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
Administrasi Perpajakan
146

4.11. Prosesselesai.

5. Tata Cara Pencarian Data Potensi Perpajakan Dalam Rangka Pembuatan


MonografiFiskal
5.1. Kepala Kantor memerintahkan Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan melakukan
pencariandatapotensiperpajakansesuaiSuratPermintaanMonografiFiskaldariKantor
Wilayah.
5.2. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan memerintahkan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi
PerpajakanuntukmenyusunkonsepSuratTugasPencarianDataPotensiPerpajakan.
5.3. PelaksanaSeksiEkstensifikasiPerpajakanmenyusunkonsepSuratTugasPencarianData
Potensi Perpajakan dan menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Seksi
EkstensifikasiPerpajakan.
5.4. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan memaraf konsep surat tugas dan menyerahkan
konseptersebutkepadaKepalaKantor.
5.5. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani Surat Tugas Pencarian Data Potensi
PerpajakandanmengembalikannyakepadaKepalaSeksiEkstensifikasiPerpajakan.
5.6. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan memerintahkan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi
Perpajakanmelakukanpengamatandanpencariandataperpajakansesuaidengansurat
tugasyangtelahdisetujui.
5.7. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan melakukan pengamatan dan pencarian data
dan membuat konsep Laporan Pengamatan dan Pencarian Data Potensi Perpajakan
sertamenyampaikankepadaKepalaSeksiEkstensifikasiPerpajakanPerpajakan.
5.8. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan memberikan persetujuan atas konsep l Laporan
PengamatandanPencarianDataPotensiPerpajakan.ApabilaKepalaSeksiEkstensifikasi
Perpajakan tidak setuju atas konsep tersebut, Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
harusmemperbaikikonseptersebut.
5.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Laporan Pengamatan dan Pencarian
DataPotensiPerpajakandalambentukMonografiPerpajakan.
5.10. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneruskan Laporan Pengamatan dan Pencarian
DataPotensiPerpajakankepadaPelaksanaSeksiEkstensifikasiuntukditatausahakandan
diarsipkan.
5.11. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi mengarsipkan Laporan Pengamatan dan Pencarian Data
PotensiPerpajakan.
5.12. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
147

PemeriksaandanPenyidikan

1. Pemeriksaan

1.1. TataCaraPenyelesaianUsulanpemeriksaan

1.1.1. DiKantorPelayananPajak:
1.1.1.1. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima usulan Wajib Pajak yang akan
diperiksa dari para Ketua Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak, Seksi
Pengawasan dan Konsultasi (SOP Tata Cara Pelaksanaan Penelitian dan
Analisi Kepatuhan Material Wajib Pajak), Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
PenghapusanNPWP),SeksiPenagihan(SOPTataCaraPenyelesaianUsulan
PemeriksaandalamRangkaPenagihanPajak),SeksiEkstensifikasi(SOPTata
Cara Penerbitan Daftar Nominatif Usulan SP3 PSL Ekstensifikasi) kemudian
menyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPemeriksaan.
1.1.1.2. Pelaksana Seksi Pemeriksanaan membuat konsep Daftar Nominatif Wajib
PajakdanmenyerahkankepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
1.1.1.3. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan memaraf konsep Daftar Nominatif
Wajib Pajak yang Diusulkan untuk Dilakukan Pemeriksaan serta
meneruskankepadaKepalaKantorPelayananPajak.

Administrasi Perpajakan
148

1.1.1.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Daftar


Nominatif Wajib Pajak yang Diusulkan untuk Dilakukan Pemeriksaan
selanjutnyameneruskankepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
1.1.1.5. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima Daftar Nominatif Wajib Pajak yang
Diusulkan untuk Dilakukan Pemeriksaan dan menugaskan Pelaksana untuk
mengadministrasikandanmengirimkandaftaryangdimaksud.
1.1.1.6. Pelaksana Seksi Pemeriksaan menatausahakan dan mengirimkan Daftar
NominatifWajibPajakyangdiusulkanuntukdilakukanpemeriksaankepada
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan/atau Direktur
Jenderal Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
1.1.1.7. Prosesselesai.

1.1.2. DiKantorWilayah:
1.1.2.1. Kepala Kantor Wilayah mendisposisi Surat Usulan Pemeriksaan dan Daftar
Nominatif Wajib Pajak yang Diusulkan untuk Dilakukan Pemeriksaan
kepadaKepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihan.
1.1.2.2. KepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihanmenerimadisposisi
dariKepalaKantorWilayahkemudianmenugaskanKepalaSeksiBimbingan
Pemeriksaan untuk mengumpulkan bahan dalam rangka penelitian
tunggakanpajak.
1.1.2.3. Kepala Seksi Bimbingan Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi
Bimbingan Pemeriksaan untuk mengumpulkan bahan dalam rangka
penelitian tunggakan pajak, dan membahas usulan pelaksanaan
pemeriksaan bersama Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan
Penagihan.
1.1.2.4. Pelaksana Seksi Bimbingan Pemeriksaan membuat konsep LP2 dan Daftar
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiBimbinganPemeriksaan.
1.1.2.5. Kepala Seksi Bimbingan Pemeriksaan memaraf konsep LP2 dan Daftar
Alokasi kemudian menyampaikan kepada Kepala Bidang Pemeriksaan,
PenyidikandanPenagihan.
1.1.2.6. Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan memaraf konsep
LP2danDaftarAlokasisertamenyampaikankepadaKepalaKantorWilayah.
1.1.2.7. KepalaKantorWilayahmenandatanganikonsepLP2danDaftar.
Administrasi Perpajakan
149

1.1.2.8. Pelaksana Seksi Bimbingan Pemeriksaan menatausahakan LP2 dan Daftar


Alokasi dan menyampaikannya ke Bagian Umum untuk dikirim ke Kantor
PelayananPajakterkaitdenganSOPPenyampaianDokumendiKanwil.
1.1.2.9. Prosesselesai.

1.2. TataCaraPemeriksaanKantor
1.2.1. Berdasarkan SP3 (SOP Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak),
TimPemeriksaPajakmembuatkonsepsuratpanggilandalamrangkapemeriksaan
pajak yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dan dikirimkan
kepadaWajibPajak.
1.2.2. Wajib Pajak memenuhi panggilan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
ditentukandalamsuratpanggilandenganmembawabuku,catatan,dandokumen
yang diperlukan oleh Tim Pemeriksa Pajak dan dibuatkan bukti
peminjaman/pengembaliandenganrincidanjelasolehTimPemeriksaPajak.
1.2.3. Pada saat memulai pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak harus memperlihatkan
Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP3 kepada Wajib Pajak yang
diperiksa. Apabila bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen yang
dipinjam berupa fotokopi, maka harus dinyatakan sesuai dengan aslinya dengan
suratpernyataanWajibPajak.
1.2.4. Terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi panggilan, Tim Pemeriksa Pajak
membuat surat panggilan ke dua. Apabila panggilan ke dua tidak dipenuhi, Tim
PemeriksaPajakmembuatBeritaAcaraTidakDipenuhinyaPanggilanPemeriksaan
dan LPP untuk ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat menerbitkan surat
ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam LPP yang penghasilan netonya dihitung berdasarkan Norma
PenghitunganPenghasilanNetoataucaralainyangditetapkandenganKeputusan
Menteri Keuangan (SOP Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak). LPP
kemudian ditatausahakan di Seksi Pemeriksaan (SOP Tata Cara Penatausahaan
LaporanPemeriksaanPajakdanNotaPenghitungan(Nothit))
1.2.5. Berdasarkan bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen yang ada, Tim
PemeriksaPajakmelakukanpemeriksaandanmenyusunKKP.
1.2.6. Setelah pemeriksaan diselesaikan (LPP telah tersusun), Tim Pemeriksa Pajak
membuat SPHP yang dilampiri dengan Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak yang
ditandatanganiolehKepalaKantorPelayananPajak,dandikirimkankepadaWajib
Pajak.
Administrasi Perpajakan
150

1.2.7. Wajib Pajak memberikan tanggapan tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas
temuan hasil pemeriksaan dengan menggunakan formulir Surat Tanggapan Hasil
Pemeriksaan; Wajib Pajak yang menyetujui seluruh hasil pemeriksaan kemudian
menandatangani Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan beserta Lembar Pernyataan
Persetujuan Hasil Pemeriksaan dan Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan;
Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan
kemudian mengisi, menandatangani dan menyampaikan Surat Tanggapan Hasil
Pemeriksaandilampiridenganbuktibuktipendukungsanggahansertapenjelasan;
1.2.8. Berdasarkan surat tanggapan dari Wajib Pajak, Tim Pemeriksa Pajak melakukan
pembahasandenganWajibPajak.
1.2.9. TimPemeriksaPajakmembuatRisalahPembahasanyangditandatanganiolehTim
PemeriksaPajakdanWajibPajak.
1.2.10. Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan dengan pendapat
Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak agar perbedaan tersebut dibahas terlebih dahulu oleh Tim
PembahasTingkatUP3yangbersangkutan;HasilpembahasanolehTimPembahas
Tingkat UP3 dituangkan dalam Risalah Tim Pembahas dan disampaikan oleh Tim
PemeriksaPajakkepadaWajibPajak;Dalamhalmasihterdapatperbedaanantara
hasilpembahasanolehTimPembahasTingkatUP3denganpendapatWajibPajak,
WajibPajak dapatmengajukanpermohonanpembahasankeduaditingkatkanwil
atasannya dengan menggunakan surat permohonan. (Permohonan pembahasan
kedua tidak dapat dilakukan untuk Pemeriksaan Sederhana Kantor atas Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi yang
disampaikanolehPKPKegiatanTertentu).
1.2.11. Berdasarkan Risalah Pembahasan atau Risalah Tim Pembahas, Tim Pemeriksa
Pajak mengirimkan Surat Panggilan kepada Wajib Pajak untuk menandatangani
BeritaAcaraHasilPemeriksaandalamrangkapelaksanaanPembahasanAkhirHasil
Pemeriksaan.
1.2.12. Hasil pembahasan akhir dituangkan dalam suatu Berita Acara Hasil Pemeriksaan
besertalampirannyaberupaIkhtisarHasilPembahasanAkhiryangditandatangani
oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Wajib
Pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan, Tim
PemeriksaPajakmembuatcatatantentangpenolakantersebutdalamBeritaAcara
HasilPemeriksaan.
1.2.13. Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan dan/atau tidak menghadiri
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, harus dibuatkan Berita Acara Tidak
Administrasi Perpajakan
151

Memberikan Tanggapan/Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan surat


ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak diterbitkan berdasarkan Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan kepada Wajib Pajak atau
berdasarkan tanggapan tertulis Wajib Pajak yang disetujui oleh Tim Pemeriksa
Pajak.
1.2.14. Setelah menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan atau Berita
Acara Hasil Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat menyampaikan formulir kuesioner
yang telah diisi oleh Wajib Pajak kepada Direktur Pemeriksaan Penyidikan dan
PenagihanPajak.
1.2.15. Tim Pemeriksa Pajak melengkapi LPP dengan dokumendokumen terkait, dan
memproses nothit. KKP yang telah dibuat, kemudian diparaf oleh Tim Pemeriksa
Pajak sedangkan LPP ditandatangani oleh Tim Pemeriksa dan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Pemrosesan nothit untuk diterbitkan surat ketetapan pajak
diuraikandiSOPTataCaraPenerbitanSuratKetetapanPajak.
1.2.16. Bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen yang dipinjam dari Wajib
Pajak dikembalikan secara lengkap dan utuh kepada Wajib Pajak paling lama 7
(tujuh) hari sejak selesainya pemeriksaan dan dibuatkan Bukti
Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan dan Dokumen oleh Tim Pemeriksa
Pajak.
1.2.17. LPP yang sudah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak kemudian
disampaikan ke Seksi Pemeriksaan untuk diproses dengan SOP Tata Cara
PenatausahaanLaporanPemeriksaanPajakdanNotaPenghitungan(Nothit).
1.2.18. Prosesselesai.

1.3. TataCaraPemeriksaanLapangan
1.3.1. Tim Pemeriksa Pajak menerima SP3 dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan kepada Wajib Pajak dari Seksi Pemeriksaan (SOP Tata Cara Penerbitan
SuratPerintahPemeriksaanPajak).
1.3.2. PenyampaianSuratPemberitahuanPemeriksaanLapangan:
a. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan yang ditujukan kepada Wajib
Pajak disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak pada saat dimulainya
PemeriksaanLapangan.
b. Apabila menolak diperiksa, Wajib Pajak harus menandatangani Surat
Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak. Dalam hal Wajib Pajak menolak
untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak, Tim
PemeriksaPajakharusmembuatdanmenandatanganiBeritaAcaraPenolakan
Administrasi Perpajakan
152

Pemeriksaan Pajak, kemudian menyampaikan konsep berita acara tersebut


kepadaKepalaKantorPelayananPajakuntukditandatangani.
c. Dalam hal Wajib Pajak tidak berada di tempat, pemeriksaan tetap
dilaksanakan dengan terlebih dahulu meminta Pegawai yang ada untuk
mewakiliWajibPajakdanmendampingiTimPemeriksaPajakgunamembantu
kelancaran pemeriksaan. Apabila menolak untuk membantu kelancaran
pemeriksaan, Pegawai Wajib Pajak harus menandatangani Surat Pernyataan
Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan Pajak. Dalam hal terjadi
penolakan untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Membantu
Kelancaran Pemeriksaan Pajak, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat dan
menandatangani Berita Acara Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan
Pajak, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak,
dan selanjutnya dapat melakukan penyegelan terhadap ruanganruangan
tertentu. Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak, terhadap Wajib
Pajak yang menolak diperika dapat diusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan
(SOPTataCaraPenyelesaianUsulanPemeriksaanBuktiPermulaan).

1.3.3. Peminjamanbukubuku,catatancatatan,dandokumendokumen:
a. Wajib Pajak yang diperiksa harus meminjamkan bukubuku, catatancatatan,
dandokumendokumenyangberkaitandengankegiatanusahaataupekerjaan
bebas Wajib Pajak atau objek yang terutang pajak beserta Surat Pernyataan
bahwa fotokopi dan atau hasil pengolahan data elektronik yang dipinjamkan
kepadaTimPemeriksaPajakadalahsesuaidenganaslinyaapabilabukubuku,
catatancatatan, dan dokumendokumen tersebut berupa fotokopi dan atau
hasilpengolahandataelektronik.
b. Bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen yang diperlukan dan
ditemukan pada saat pelaksanaan pemeriksaan lapangan di tempat Wajib
Pajak dipinjam pada saat itu juga dan Tim Pemeriksa Pajak membuat Bukti
Peminjaman/PengembalianBuku,Catatan,danDokumen.
c. Atasbukubuku,catatancatatandandokumendokumenyangbelumdipinjam
padasaatpelaksanaanpemeriksaanlapangan,TimPemeriksaPajakmembuat
Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen yang belum
ditemukan/diperoleh. Bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen
yang dipinjam harus diserahkan kepada Tim Pemeriksa Pajak paling lama 7
(tujuh) hari terhitung sejak Surat Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
diterimaolehWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
153

d. Setiap penyerahan bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen dari


Wajib Pajak berkaitan dengan pemenuhan Surat Permintaan Peminjaman
Buku, Catatan, dan Dokumen, baik yang diserahkan sebagian atau secara
bertahap atau seluruhnya, Pemeriksa membuat Bukti
Peminjaman/PengembalianBuku,Catatan,danDokumen.
e. Dalam hal Wajib Pajak menyatakan bahwa seluruh bukubuku, catatan
catatan, dan dokumendokumen sudah diserahkan, Tim Pemeriksa Pajak
membuatdanmenandatanganiBeritaAcaraPemenuhanSeluruhPeminjaman
Buku, Catatan dan Dokumen, kemudian menyerahkannya kepada Kepala
KantorPelayananPajakuntukmenandatangani.
f. Dalam hal bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen perlu
dilindungi kerahasiaannya, atau jumlah bukubuku, catatancatatan, dan
dokumendokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke Kantor
Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak agar pelaksanaan pemeriksaan
lapangan dapat dilakukan di tempat Wajib Pajak dengan menyediakan
ruangankhusustempatdilakukannyapelaksanaanPemeriksaanLapangan.
g. Dalam hal data hasil pengolahan elektronik disimpan dalam media disket,
compact disk, tape backup, hard disk atau media penyimpanan lainnya yang
tidakdapatdiperiksakarenakendalateknis,dapatdimintakanbantuanTenaga
Ahli untuk melakukan pengubahan media atau pengubahan teknis lainnya
sehingga data dimaksud dapat diperiksa dengan membuat Surat Permintaan
TenagaAhli.
1.3.4. Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi jangka waktu penyerahan bukubuku,
catatancatatan,dandokumendokumen:
a. Wajib Pajak yang tidak memenuhi jangka waktu penyerahan bukubuku,
catatancatatan, dan dokumendokumen,dikirim Surat Peringatan I pada hari
berikutnya setelah batas waktu penyerahan bukubuku, catatancatatan, dan
dokumendokumenterlampaui.
b. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Surat Peringatan I
terlewati dan Wajib Pajak masih belum juga menyerahkan bukubuku,
catatancatatan, dan dokumendokumen yang diminta, kepada Wajib Pajak
dikirimSuratPeringatanIIpadahariberikutnya.
c. Jangka waktu penyerahan bukubuku, catatancatatan, dan dokumen
dokumen dalam setiap Surat Peringatan adalah selama 3 (tiga) hari sejak
tanggaldikirimnyamasingmasingSuratPeringatan.
Administrasi Perpajakan
154

d. Apabila jangka waktu penyerahan Buku, Catatan, dan Dokumen sebagaimana


ditentukan dalam Surat Peringatan I dan Peringatan II telah terlewati dan
Wajib Pajak tidak memenuhi, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat Berita
AcaraTidakDapatDipenuhinyaPeminjamanBuku,Catatan,danDokumen.
e. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi permintaan peminjaman bukubuku,
catatancatatan,dandokumendokumendalamjangkawaktuyangditentukan
dalamSuratPeringatanII,pajakyangterutangdihitungsecarajabatan.
1.3.5. Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, Tim Pemeriksa Pajak melalui
Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat memanggil Wajib Pajak dengan
menggunakan Surat Panggilan I/Panggilan II. Keterangan Wajib Pajak yang
diberikankepadaTimPemeriksaPajak,apabiladipandangperludapatdituangkan
dalam Berita Acara Pemberian Keterangan Wajib Pajak yang ditandatangani oleh
TimPemeriksaPajakdanKepalaKantorPelayananPajak.
1.3.6. Permintaan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang
sedangdilakukanterhadapWajibPajakkepadapihakketiga:
a. Melalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Tim Pemeriksa Pajak dapat meminta
keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang sedang
dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (1) Undangundang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah
terakhirdenganUndangundangNomor16Tahun2000,secaratertulisdengan
membuatSuratPermintaanKeteranganatauBukti.
b. Pihak Ketiga harus memberikan keterangan paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanyasuratpermintaanketeranganataubukti.
c. Apabila dalam jangka waktu tidak dipenuhi, Tim Pemeriksa Pajak segera
menyampaikan Surat Peringatan I dan apabila dalam jangka waktu yang
ditentukantidakdipenuhi,disampaikanSuratPeringatanII.
d. Apabila permintaan dalam Surat Peringatan II tidak juga dipenuhi, Pemeriksa
segeramembuatBeritaAcaraTidakDipenuhinyaPermintaanKeteranganatau
BuktidariPihakKetiga.
1.3.7. Berdasarkan bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen, penjelasan dari
WajibPajak,sertaketeranganataubuktiyangberkaitandenganpemeriksaanyang
dapat diperoleh, Tim Pemeriksa Pajak melakukan pemeriksaan dengan
menerapkanteknikteknikpemeriksaanyanglazimatauteknikteknikpemeriksaan
yang dipandang perlu dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan. Hasil
pemeriksaandituangkandalamKertasKerjaPemeriksaandankonsepLPP.
Administrasi Perpajakan
155

1.3.8. Pemberitahuanhasilpemeriksaan:
a. Hasil pemeriksaan lapangan diberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang dilampiri
dengan Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
menandatangani Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan ditatausahakan oleh Tim Pemeriksa Pajak
dandisampaikankepadaWajibPajakmelaluiSubbagianUmum.
b. Wajib Pajak dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari harus memberikan tanggapan
tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas hasil Pemeriksaan Lapangan;
Dalam hal Pemeriksaan Sederhana Lapangan dilakukan atas Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi, Wajib
Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) hari harus memberikan tanggapan tertulis
baiksetujumaupuntidaksetujuatashasilPemeriksaanLapangan
c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan permintaan Wajib Pajak dapat
memperpanjangjangkawaktupemberiantanggapan
d. Wajib Pajak yang menyetujui seluruh hasil pemeriksaan lapangan harus
menandatangani Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan beserta Lembar
PernyataanPersetujuanHasilPemeriksaandanBeritaAcaraPersetujuanHasil
Pemeriksaan dan menyerahkannya kembali kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak;
e. Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan
lapangan harus mengisi, menandatangani dan menyampaikan Surat
Tanggapan Hasil Pemeriksaan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan
dilampiri dengan buktibukti pendukung sanggahan serta penjelasan
seperlunya.
f. Tim Pemeriksa Pajak menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil
Pemeriksaan dan meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak
untukmenandatangani.
1.3.9. Pembahasanditimpemeriksadantimpembahas:
a. Tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan harus dibahas oleh
Tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak yang hasil pembahasannya
dituangkandalamRisalahPembahasan
b. Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan dengan
pendapat Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak agar perbedaan tersebut dibahas terlebih
Administrasi Perpajakan
156

dahulu oleh Tim Pembahas Tingkat UP3 yang bersangkutan dengan


menggunakansuratpermohonan
c. Hasil Pembahasan oleh Tim Pembahas Tingkat UP3 harus dituangkan dalam
Risalah Tim Pembahas dan disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak kepada
WajibPajak
d. Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan oleh Tim
Pembahas Tingkat UP3 dengan pendapat Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat
mengajukanpermohonanpembahasankeduaditingkatkanwilatasannyadan
harus disampaikan paling lambat 1 (satu) hari sejak tanggal Risalah Tim
PembahastingkatUP3
e. HasilPembahasanolehTimPembahasTingkatKanwilharusdituangkandalam
Risalah Tim Pembahas dan disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak kepada
WajibPajak
f. RisalahPembahasandanRisalahTimPembahasmerupakanbagiandariKertas
Kerja Pemeriksaan dan digunakan sebagai dasar dalam pembahasan akhir
antaraTimPemeriksaPajakdenganWajibPajak
1.3.10. Pemanggilan kepada Wajib Pajak untuk menandatangani Berita Acara Hasil
PemeriksaandalamrangkapelaksanaanPembahasanAkhirHasilPemeriksaan:
a. Berdasarkan Risalah Pembahasan atau Risalah Tim Pembahas, Tim Pemeriksa
Pajak mengirimkan Surat Panggilan sebanyakbanyaknya 2 (dua) kali kepada
Wajib Pajak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan dalam
rangka pelaksanaan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Surat Panggilan
ditandatanganiolehKepalaKantorPelayananPajak.
b. SuratPanggilandapatdikirimkanmelaluifaksimiliataudisampaikanolehkurir
atau Tim Pemeriksa Pajak, atau melalui pos tercatat untuk daerahdaerah
tertentu yang penggunaan faksimili tidak memungkinkan atau penyampaian
dengan kurir dianggap tidak efisien (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP)
c. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi Surat Panggilan II, Tim Pemeriksa Pajak
membuatdanmenandatanganiBeritaAcaraKetidakhadiranWajibPajak
1.3.11. Pembahasanakhir:
a. Tim Pemeriksa Pajak bersama dengan Wajib Pajak melakukan pembahasan
akhir.
b. Hasil pembahasan akhir dituangkan dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan
beserta lampirannya dan harus ditandatangani oleh Wajib Pajak, Tim
Administrasi Perpajakan
157

Pemeriksa Pajak, dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Berita acara tersebut
merupakanbagianyangtidakterpisahkandariLPP
c. Lampiran Berita Acara Hasil Pemeriksaan adalah Ikhtisar Hasil Pembahasan
AkhirdanmerupakanbahanuntukmembuatLPP;
d. Dalam hal Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Hasil
Pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak membuat catatan tentang penolakan
tersebutdalamBeritaAcaraHasilPemeriksaan
e. Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan tertulis atau tidak
menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak
membuat Berita Acara Tidak Memberikan Tanggapan/Berita Acara
KetidakhadiranWajibPajakdansuratketetapanpajakdan/atauSuratTagihan
Pajak diterbitkan berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang
disampaikan kepada Wajib Pajak atau berdasarkan tanggapan tertulis Wajib
PajakyangdisetujuiolehTimPemeriksaPajak
f. Setelah menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan atau
Berita Acara Hasil Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat menyampaikan Formulir
Kuesioner yang telah diisi oleh Wajib Pajak kepada Direktur Pemeriksaan
PenyidikandanPenagihanPajak
1.3.12. Tim Pemeriksa Pajak melengkapi LPP dengan dokumendokumen terkait, dan
memproses nothit. KKP yang telah dibuat, kemudian diparaf oleh Tim Pemeriksa
Pajak sedangkan LPP ditandatangani oleh Tim Pemeriksa dan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Pemrosesan nothit untuk diterbitkan surat ketetapan pajak
diuraikandiSOPTataCaraPenerbitanSuratKetetapanPajak.
1.3.13. Bukubuku catatancatatan, dan dokumendokumen yang dipinjam dari Wajib
Pajak dikembalikan secara lengkap dan utuh kepada Wajib Pajak dengan
menggunakan Bukti Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan dan Dokumen
palinglama14(empatbelas)harisejaktanggalLPP
1.3.14. LPP yang sudah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak kemudian
disampaikan ke Seksi Pemeriksaan untuk doproses dengan SOP Tata Cara
PenatausahaanLPPdanNotaPenghitungan(Nothit).
1.3.15. Prosesselesai.

1.4. TataCaraPenatausahaanLaporanPemeriksaanPajakdanNotaPenghitungan
1.4.1. Sebagai hasil dari SOP Tata Cara Pemeriksaan, Fungsional Pemeriksa Pajak
menyerahkan LPP serta Nothit yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh
Administrasi Perpajakan
158

Kepala Kantor kepada Kepala Seksi Pemeriksaan untuk di registrasi dan diberi
penomoran.
1.4.2. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk
meregistrasidanmemberinomor.
1.4.3. PelaksanaSeksiPemeriksaanmeregistrasidanmemberinomorLPPbesertaNothit
danmenyampaikannyakepadaFungsionalPemeriksaPajak.
1.4.4. Fungsional Pemeriksa Pajak melakukan penjilidan (pembundelan berkas) dan
menyerahkan LPP yang sudah dijilid sebanyak 3 (tiga) set, berikut Kertas Kerja
PemeriksaandandokumendokumenlainyangberhubungandenganPemeriksaan
PajakkepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
1.4.5. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk
memproseslebihlanjut.
1.4.6. Pelaksana Seksi Pemeriksaan meneliti kelengkapan, menatausahakan dan
mengarsipkan LPP dan Kertas Kerja Pemeriksaan serta memisahkan 1 (satu) set
LPPuntukdigabungkandalamberkasWajibPajakyangakandikembalikankepada
Seksi Pelayanan dan 1 (satu) set untuk diserahkan kepada Seksi Pengawasan dan
KonsultasiuntukditelitisekaligusmembuatkonsepSuratPengantarnyakemudian
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
1.4.7. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan menandatangani Surat Pengantar dan
mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk disampaikan
kepadaSeksiterkait.
1.4.8. Pelaksana Seksi Pemeriksaan menyerahkan 1 (satu) set LPP dan Nota
Penghitungan kepada Seksi Pelayanan (diproses dalam SOP Penerbitan Surat
Ketetapan Pajak) dan 1 (satu) set LPP kepada Seksi Pengawasan dan Konsultasi
sertamenatausahakanarsipSuratPengantar.
1.4.9. Prosesselesai.

2. Penyidikan

2.1. TataCaraPenyelesaianUsulanPemeriksaanBuktiPermulaan

2.1.1. DiKantorPelayananPajak:
2.1.1.1. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima usulan Wajib Pajak yang akan
diperiksa dari Ketua Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak dan/atau
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi, selanjutnya menugaskan
Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk membuat konsep Surat Usul
PemeriksaanBuktiPermulaan.
Administrasi Perpajakan
159

2.1.1.2. Pelaksana Seksi Pemeriksaan membuat konsep Surat Usul Pemeriksaan


Bukti Permulaan berdasarkan usulan Ketua Kelompok Fungsional
Pemeriksa Pajak dan atau Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi,
selanjutnyamenyampaikanbahankepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
2.1.1.3. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan memaraf konsep Surat Usul
Pemeriksaan Bukti Permulaan kemudian menyampaikan kepada Kepala
KantorPelayananPajak.
2.1.1.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
Surat Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan selanjutnya menyampaikan
kepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
2.1.1.5. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima Surat Usul Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan menugaskan Pelaksana untuk mengadministrasikan dan
mengirimkandaftaryangdimaksud.
2.1.1.6. Pelaksana Seksi Pemeriksaan menatausahakan dan mengirimkan Surat
Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan kepada Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak dengan tembusan ke Direktur Intelijen dan
Penyidikan melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.1.1.7. Prosesselesai.

2.1.2. DiKantorKantorWilayah:
2.1.2.1. Kepala Kantor Wilayah mendisposisi Surat Usulan Pemeriksaan Bukti
PermulaandariKantorPelayananPajakatauKelompokTenagaFungsional
KanwilkepadaKepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihan.
2.1.2.2. Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan menerima
disposisi dari Kepala Kantor Wilayah atas Surat Usulan Pemeriksaan Bukti
PermulaandariKantorPelayananPajakatauKelompokTenagaFungsional
Kanwil kemudian memberi disposisi kepada Kepala Seksi Administrasi
PenyidikanuntukmembahasSuratUsulanPemeriksaanBuktiPermulaan.
2.1.2.3. Kepala Seksi Administrasi Penyidikan meneliti, memberikan catatan,
menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana Seksi Administrasi
Penyidikanuntuk:
a. Membuat konsep Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan dan LP2
apabila pemeriksaan bukti permulaan tidak dilakukan melalui
pemeriksaanulang.
Administrasi Perpajakan
160

b. Atau membuat konsep Surat Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan


apabila pemeriksaan bukti permulaan dilakukan melalui pemeriksaan
ulang.
2.1.2.4. Pelaksana Seksi Administrasi Penyidikan membuat konsep surat Instruksi
Pemeriksaan Bukti Permulaan dan LP2 atau Surat Usulan Pemeriksaan
Bukti Permulaan kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi
AdministrasiPenyidikan.
2.1.2.5. Kepala Seksi Administrasi Penyidikan meneliti dan memaraf konsep surat
Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan dan LP2 atau Surat Usulan
Pemeriksaan Bukti Permulaan kemudian menyampaikan kepada Kepala
BidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihan.
2.1.2.6. Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan menelaah dan
memaraf konsep surat Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan dan LP2
atauSuratUsulanPemeriksaanBuktiPermulaankemudianmenyampaikan
kepadaKepalaKantorWilayah.
2.1.2.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Instruksi
Pemeriksaan Bukti Permulaan dan LP2 atau Surat Usulan Pemeriksaan
BuktiPermulaan.
2.1.2.8. Pelaksana Seksi Administrasi Penyidikan mengadiministrasikan dan
mengirimkan Surat Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan dan LP2
kepada Kelompok Tenaga Fungsional Kanwil atau Kantor Pelayanan Pajak
terkait atau Surat Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan kepada Direktur
IntelijendanPenyidikan(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
2.1.2.9. Prosesselesai.

2.2. TataCaraPenyelesaianUsulanPenyidikan
2.2.1. Kepala Kantor Wilayah menerima usulan penyidikan dari Kelompok Tenaga
Fungsional Kanwil dan memberi disposisi kepada Kepala Bidang Pemeriksaan,
PenyidikandanPenagihan.
2.2.2. KepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihanmenugaskandanmemberi
disposisi kepada Kepala Seksi Administrasi Penyidikan untuk membahas usulan
penyidikan.
2.2.3. KepalaSeksiAdministrasiPenyidikanmengidentifikasi,menganalisis,mempelajari,
membahas dengan Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan dan
memberi disposisi kepada Pelaksana Seksi Administrasi Penyidikan untuk
membuatkonsepSuratUsulanPenyidikan.
Administrasi Perpajakan
161

2.2.4. Pelaksana Seksi Administrasi Penyidikan menghimpun/mengolah bahan dan


menyusun konsep surat usulan penyidikan serta menyampaikan kepada Kepala
SeksiAdministrasiPenyidikan.
2.2.5. Kepala Seksi Administrasi Penyidikan meneliti dan memaraf konsep Surat Usulan
Penyidikan serta menyampaikannya kepada Kepala Bidang Pemeriksaan,
PenyidikandanPenagihan.
2.2.6. Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan menelaah dan memaraf
konsep Surat Usulan Penyidikan serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Wilayah.
2.2.7. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratUsulanPenyidikan.
2.2.8. Pelaksana menatausahakan Surat Usulan Penyidikan yang telah ditandatangani
oleh Kepala Kantor Wilayah, dan menyampaikannya ke Bagian Umum untuk
dikirim ke Direktorat Intelijen dan Penyidikan Kantor Pusat DJP dengan SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKanwil.
2.2.9. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
162

Keberatan,Banding,danGugatan

1. PembetulanKetetapanPajak

1.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPembetulanSPPT/SKP/STP

1.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pembetulan SPPT/SKP/STP ke Kantor


PelayananPajak.
1.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pembetulan
SPPT/SKP/STP kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas
pendaftaran belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya.
Dalamhalberkaspendaftaransudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpadu
akanmencetakBPSdanLPAD.BPSakandiserahkankepadaWajibPajaksedangkan
LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan, dan kemudian meneruskan
permohonankepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.1.3. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
SeksiPelayananuntukmelakukanpengecekan.
1.1.4. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pengecekan atas kesalahan tulis dan/atau
kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam penerapan peraturan dan membuat
konsepSuratPembetulanSPPT/SKP/STP,kemudianmenyampaikankepadaKepala
SeksiPelayanan.

Administrasi Perpajakan
163

1.1.5. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pembetulan
SPPT/SKP/STP, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep Surat Pembetulan
SPPT/SKP/STP, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
pembetulantersebut.
1.1.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan dan memberikan disposisi kepada
Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk melakukan
perubahan/perbaikandalamrangkapembetulanSPPT/SKP/STP.
1.1.7. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi
Pengolahan Data dan Informasi untuk melakukan perubahan/perbaikan dalam
rangkapembetulanSPPT/SKT/STP.
1.1.8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan perekaman
perubahan/perbaikan sesuai pelaksanaan penugasan, menatausahakannya sesuai
tanggal dan membuat laporan hasil perubahan/perbaikan data, kemudian
menyampaikan laporan tersebut kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan
Informasi.
1.1.9. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menyampaikan laporan hasil
perubahan/perbaikan data dalam rangka pembetulan SPPT/SKP/STP kepada
KepalaKantorPelayanan.
1.1.10. KepalaKantorPelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan
PembetulanSPPT/SKP/STPsesuaidanterbataspadawewenangyangdilimpahkan
kepadanyaatasnamaDirekturJenderalPajak.DalamhalKepalaKantorPelayanan
tidak menyetujui konsep Surat Pembetulan SPPT/SKP/STP, Penata Usaha Tempat
PelayananTerpaduharusmemperbaikikonsepsuratpembetulantersebut.
1.1.11. Proses dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak dan
SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
1.1.12. Prosesselesai.

1.2. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT Atas Permohonan


WajibPajak
1.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
164

1.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pembetulan


STB/SKBKB/SKBKBT kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal
berkas permohonan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT belum lengkap, diimbau
kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan
permohonan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT sudah lengkap, Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak
sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas permohonan permohonan
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT, dan kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi
PengawasandanKonsultasi.
1.2.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepada Account Representative untuk membuat Uraian Penelitian Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT.
1.2.4. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi
PengawasandanKonsultasiberikutberkaspermohonanwajibpajak.
1.2.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian
Penelitian Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT dan menyerahkan kepada Kepala
KantorPelayananPajakberikutberkaspermohonanwajibpajak.DalamhalKepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi tidak menyetujui Uraian Penelitian Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT, maka Account Representative harus memperbaiki Uraian
PenelitianPembetulanSTB/SKBKB/SKBKBTtersebut.
1.2.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah dan menandatangani Uraian Penelitian
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT, kemudian meneruskan Uraian Penelitian
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan berikut
berkas permohonan wajib pajak. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui Uraian Penelitian Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT tersebut maka
Account Representative harus memperbaiki Uraian Penelitian Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBTtersebut.
1.2.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Uraian Penelitian Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT berikut berkas permohonan wajib pajak dan menugaskan
Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep surat Keputusan Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBTatausuratJawaban.
1.2.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat Keputusan Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT atau surat Jawaban dan meneruskan kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
Administrasi Perpajakan
165

1.2.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat Keputusan
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau surat Jawaban, kemudian meneruskan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep surat Keputusan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau surat
Jawaban tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
tersebut.
1.2.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat Keputusan
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau surat Jawaban. Dalam hal Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep surat Keputusan Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBTatausuratJawabantersebut,PelaksanaSeksiPelayananharus
memperbaikikonsepsurattersebut.
1.2.11. Surat Keputusan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau Surat Jawaban
ditatausahkan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib
Pajak)dandisampaikankepadaWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
1.2.12. Prosesselesai.

1.3. TataCaraPenyelesaianPermohonanPembetulanSTB/SKBKB/SKBKBTSecaraJabatan
1.3.1. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi memerintahkan Pelaksana Seksi
Pengawasan dan Konsultasi untuk membuat konsep Nota Dinas pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT berdasarkan penelitian atas STB/SKBKB/SKBKBT yang telah
terbit karena kesalahan atau kekeliruan akibat dari salah tulis dan atau salah
hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundangundangan
perpajakan.
1.3.2. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyusun konsep Nota Dinas
PembetulanSTB/SKBKB/SKBKBT,kemudianmenyerahkankonseptersebutkepada
KepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
1.3.3. KepalaSeksiPengawasandanKonsultasimenelitidanmenandatanganiNotaDinas
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT, kemudian menyerahkan Nota Dinas tersebut
kepada Account Representatives untuk diproses lebih lanjut. Dalam hal Kepala
SeksiPengawasandanKonsultasitidakmenyetujuikonsepNotaDinasPembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT, maka Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi harus
memperbaikikonsepuraianNotaDinasPembetulanSTB/SKBKB/SKBKBTtersebut.
Administrasi Perpajakan
166

1.3.4. Account Representative menerima nota dinas tersebut dan menindaklanjutinya


dengan membuat dan menandatangani Uraian Penelitian Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBTkemudianmenyerahkankepadaKepalaSeksiPengawasandan
Konsultasi.
1.3.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani Uraian
Penelitian Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT dan menyerahkan kepada Kepala
KantorPelayanan Pajak. Dalam halKepala SeksiPengawasan dan Konsultasi tidak
menyetujui Uraian Penelitian Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT, maka Account
Representative harus memperbaiki Uraian Penelitian Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBTtersebut.
1.3.6. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiUraianPenelitian
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT, kemudian meneruskan Uraian Penelitian
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan. Dalam
halKepalaKantorPelayananPajaktidakmenyetujuiUraianPenelitianPembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT tersebut maka Account Representative harus memperbaiki
UraianPenelitianPembetulanSTB/SKBKB/SKBKBTtersebut.
1.3.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Uraian Penelitian Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
konsepsuratKeputusanPembetulanSTB/SKBKB/SKBKBT.
1.3.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat Keputusan Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBTdanmeneruskankepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.3.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat Keputusan
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT, kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.DalamhalKepalaSeksiPelayanantidakmenyetujuikonsepsurat
Keputusan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan
harusmemperbaikikonsepsurattersebut.
1.3.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat Keputusan
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui konsep surat Keputusan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT tersebut,
PelaksanaSeksiPelayananharusmemperbaikikonsepsurattersebut.
1.3.11. Surat Keputusan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT ditatausahakan di Seksi
Pelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajibPajak)dandisampaikan
kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
1.3.12. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
167

1.4. TataCaraPenyelesaianPembetulanKetetapanPPh,PPN,danPPnBMdiKPP

1.4.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pembetulan ketetapan pajak ke Kantor


PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
1.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandenganmeneruskansurat
permohonanbesertakelengkapannyakePelaksanaSeksiPelayanan.
1.4.3. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan penelitian terhadap kewenangan
memprosessuratpermohonanpembetulanketetapanpajakyangditerima.
a. Dalam hal kewenangan memproses surat permohonan pembetulan
ketetapanpajakberadapadaKPP
1. Pelaksana Seksi Pelayanan meneruskanberkas permohonan pembetulan
ketetapanketetapanpajakkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2. Kepala Seksi Pelayanan meneruskan berkas permohonan pembetulan
ketetapan ketetapan pajak kepada Kepala Kantor dalam rangka
penentuan Tim Peneliti kemudian mengembalikannya kepada Kepala
SeksiPelayanan.
3. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakSuratTugas.
4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Tugas kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
5. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Tugas
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
TugaskemudianmenyerahkannyakepadaTimPeneliti.
7. Tim Peneliti melakukan penelitian atas permohonan pembetulan
ketetapanpajakdanmembuatsertamenandatanganiLaporanPenelitian
Pembetulan atas Ketetapan Pajak kemudian menyerahkannya kepada
KepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
168

8. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiLaporan
Penelitian Pembetulan atas Ketetapan Pajak kemudian menyerahkannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
9. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Pembetulan atas
Ketetapan Pajak dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakSuratKeputusanPembetulanKetetapanPajak/SuratPenolakan
PermohonanPembetulanKetetapanPajak.
10. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan
PembetulanKetetapanPajak/SuratPenolakanPermohonanPembetulan
Ketetapan Pajak kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
11. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
Pembetulan Ketetapan Pajak/Surat Penolakan Permohonan Pembetulan
Ketetapan Pajak kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Keputusan Pembetulan Ketetapan Pajak/Surat Penolakan Permohonan
PembetulanKetetapanPajak.
13. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan Surat Keputusan
Pembetulan Ketetapan Pajak/Surat Penolakan Permohonan Pembetulan
Ketetapan Pajak (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan menyampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP
tentangPenyampaianDokumendiKPP).
14. Prosesselesai.
b. Dalam hal kewenangan memproses surat permohonan pembetulan
ketetapanpajakberadapadaKantorPusatatauKantorWilayah
1. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan penelitian kelengkapan berkas dan
membuat Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas yang Dikirimkan ke
Kantor Wilayah/Kantor Pusat, Lembar Pengawasan Penelitian Berkas
Pembetulan Ketetapan Pajak, serta konsep Surat Pengantar kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani Lembar Penelitian
Kelengkapan BerkasyangDikirimkankeKantorWilayah/KantorPusatdan
memaraf konsep Surat Pengantar kemudian menyerahkannya kepada
KepalaKantor.
3. KepalaKantormenyetujuidanmenandatanganiSuratPengantar.
Administrasi Perpajakan
169

4. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan Surat Pengantar (SOP Tata


Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan mengirimkan semua
berkasterkaitprosespermohonanpembetulanketetapanpajakkeKanwil
atauKantorPusatmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
DokumendiKPP).
5. Proses selanjutnya dilaksanakan di Kantor Wilayah (SOP Tata Cara
Penyelesaian Pembetulan Ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kanwil)
atau di Direktorat Keberatan dan Banding (SOP Tata Cara Penyelesaian
Pembetulan Ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan
PajakPenjualanatasBarangMewahdiKPDJP)
6. Prosesselesai.

1.5. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan PPh, PPN, dan PPnBM di
Kanwil
1.5.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
PembetulanKetetapanPajakdariWajibPajak,LembarPengawasanArusDokumen
(LPAD), Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar Pengawasan Penelitian
Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Pembetulan Ketetapan Pajak Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
PenjualanatasBarangMewahdiKPP)kepadaKantorWilayah.
1.5.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
Administrasi Perpajakan
170

1.5.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti permohonan


pembetulan ketetapan pajak dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengurangan,
Keberatan, dan Banding untuk membuat konsep Surat Pemberitahuan
Penerimaan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak untuk dikirim kepada Kantor
PelayananPajakpengirim.DalamhalKantorWilayahmenerimaberkasyangbukan
merupakan kewenangannya, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding
menugaskan Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk
memproses juga konsep Surat Penerusan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak
untuk dikirim ke unit yang berwenang. Dalam hal permohonan pembetulan
ketetapanpajakmenjadikewenanganKantorWilayah,KepalaSeksiPengurangan,
Keberatan, dan Banding meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan,
dan Banding untuk ditentukan namanama yang akan dimasukkan dalam Tim
Peneliti.
1.5.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak atau Penerusan
Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak dan meneruskan ke Kepala Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBanding.
1.5.5. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan
Banding.
1.5.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepsurattersebutdanmeneruskankeKepalaKantorWilayah.
1.5.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Pemberitahuan
Penerimaan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak atau Penerusan Berkas
PembetulanKetetapanPajak.
1.5.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Pemberitahuan Penerimaan Berkas Pembetulan Ketetapan
Pajak ke KPP pengirim, dan Surat Penerusan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak
keunityangberwenang(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
1.5.9. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menentukan namanama
dalam Tim Peneliti, dan menugaskan kepada Kepala Seksi untuk membuat Surat
Tugas.
1.5.10. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Pelaksana Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukmembuatkonsepSuratTugas.
Administrasi Perpajakan
171

1.5.11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
TugasdanmeneruskankonseptersebutkeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,
danBanding.
1.5.12. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
1.5.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
1.5.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
1.5.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan pembetulan ketetapan pajak sesuai dengan
proseduryangdisebutkandalamLampiranISE02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
LembarPengawasanPenelitianPembetulanKetetapanPajakyangTidakBenar
(LampiranV.2)
b. PembuatanLaporanPenelitianPembetulanKetetapanPajak
1.5.16. PenelitimembuatLaporanPenelitianPembetulan(LampiranV.7).
1.5.17. Dalam hal dari hasil penelitian terdapat unsur kesalahan tulis, kesalahan hitung,
dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang
undangan perpajakan, Peneliti membuat Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak
tentangPermohonanPembetulanKetetapanPajak(LampiranV.8).
1.5.18. Dalam hal dari hasil penelitian tidak terdapat unsur kesalahan tulis, kesalahan
hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan
perundangundanganperpajakan,PenelitimembuatSuratPenolakanPermohonan
Pembetulan(V.10).
1.5.19. Peneliti membuat Surat Keputusan Pembetulan Ketetapan Pajak (Lampiran 8),
dalamrangkap3(tiga)yangperuntukannyasebagaiberikut:
Lembarke1untukWajibPajak
Lembarke2untukKantorPelayananPajak
Lembarke3untukarsip
1.5.20. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan Penelitian
Pembetulan, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Permohonan
PembetulanKetetapanPajak,atauSuratPenolakanPermohonanPembetulan.
Administrasi Perpajakan
172

1.5.21. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan


mengirimkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Permohonan
Pembetulan Ketetapan Pajak, atau Surat Penolakan Permohonan Pembetulan ke
Wajib Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak penerbit surat ketetapan pajak melalui
BagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
1.5.22. Prosesselesai.

1.6. TataCaraPenyelesaianAtasPembetulanSuratKeputusanKeberatanPBB
1.6.1. Berdasarkan Surat Permohonan Pembetulan dari Wajib Pajak yang disampaikan
melalui Kantor Pelayanan Pajak dan berdasarkan informasi yang diterima terkait
kesalahan Surat Keputusan Keberatan yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor
Wilayah (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di Kanwil), Kepala Bidang
Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Kepala Seksi Pengurangan,
KeberatandanBandinguntukmenindaklanjuti.
1.6.2. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenerimapenugasan,meneliti
berkasdanmembuatpenugasankepadaPenelaahKeberatan.
1.6.3. Penelaah Keberatan membuat konsep Uraian Penelitian (Berita Acara
Pemeriksaan Sederhana) dan konsep Surat Keputusan Pembetulan atas Surat
Keputusan Keberatan serta meneruskannya kepada Kepala Seksi Pengurangan,
KeberatandanBanding.
1.6.4. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan dan Banding meneliti, menandatangani
Uraian Penelitian, memaraf konsep Surat Keputusan Pembetulan atas Surat
Keputusan Keberatan dan meneruskan kepada Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
1.6.5. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah, menandatangani
Uraian Penelitian, dan memaraf konsep Surat Keputusan Pembetulan atas Surat
KeputusanKeberatandanmeneruskankepadaKepalaKantorWilayah.
1.6.6. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian Penelitian dan
SuratKeputusanPembetulanatasSuratKeputusan.
1.6.7. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Keputusan Pembetulan atas Surat Keputusan Keberatan
kepadaWajibPajakmelaluiBagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKanwil).
1.6.8. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
173

2. PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi

2.1. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PPh,PPN,danPPnBMdiKPP
2.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasikeKantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Selain BPS, Petugas Tempat Pelayanan
Terpadu juga memberikan Lembar Isian Surat Pengurangan atau Penghapusan
SanksiAdministrasi.PetugasTempatPelayananTerpadukemudianmerekamsurat
permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta
kelengkapannyakeAccountRepresentative.
2.1.3. Account Representative meneliti persyaratan formal Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi. Dalam hal berkas Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi tidak memenuhi persyaratan, Account
Representative membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat Permohonan
PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasiTidakMemenuhiPersyaratan
FormaldanmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Tidak Memenuhi Persyaratan Formal kemudian meneruskannya
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasiTidakMemenuhiPersyaratanFormal.
2.1.6. Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Tidak Memenuhi Persyaratan Formal ditatausahakan di Seksi
Pelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajibPajak)dandisampaikan
keWajibPajak(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
Administrasi Perpajakan
174

2.1.7. Dalam hal permohonan dapat diproses lebih lanjut, Account Representative
membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi Memenuhi Persyaratan Formal dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Memenuhi Persyaratan Formal dan meneruskannya kepada Kepala
KantorPelayananPajak.
2.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasiMemenuhiPersyaratanFormal.
2.1.10. Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Memenuhi Persyaratan Formal ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib
Pajak(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.11. Atas Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi yang
memenuhipersyaratanformal,AccountRepresentativemeneruskanPermohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi ke Seksi Pelayanan untuk
dibuatkan Surat Pengantar untuk diteruskan ke Kantor Wilayah/Direktorat
KeberatandanBandingKPDJP.
2.1.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas dan
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi, serta membuat konsep Surat Pengantar, kemudian meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPelayananbesertaberkaspermohonandariWajibPajak.
2.1.13. KepalaSeksi Pelayanan menelitidanmemaraf konsepSuratPengantar,kemudian
meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak beserta berkas
permohonandariWajibPajak.
2.1.14. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Pengantar dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
175

2.1.15. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk


menatausahakandanmengirimSuratPengantar,SuratPermohonanPengurangan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi Wajib Pajak, Lembar Pengawasan Arus
Dokumen,LembarIsianSuratPenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi,
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Memenuhi Persyaratan Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan
Berkas, Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi, Salinan Laporan Pemeriksaan Pajak Lengkap yang sudah
dilegalisasiolehKepalaSeksiPelayanan.
2.1.16. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan Surat Pengantar beserta berkas
permohonan,danberkasterkaitlainnya(SOPTataCaraPenatausahaanDokumen
Wajib Pajak) dan menyampaikannya kepada Kantor Wilayah atau Direktorat
Keberatan dan Banding KPDJP melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.1.17. Proses selanjutnya dilaksanakan di Kantor Wilayah (SOP Tata Cara Penyelesaian
Permohonan Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi di
Kanwil) atau di Direktorat Keberatan dan Banding KPDJP (SOP Tata Cara
Penyelesaian Permohonan Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasidiKPDJP)
2.1.18. Prosesselesai.

2.2. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PPh,PPN,danPPnBMdiKanwil
2.2.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dari Wajib Pajak, Lembar
PengawasanArusDokumen(LPAD),LembarIsianSuratPermohonanPengurangan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi, Pemberitahuan Surat Permohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Memenuhi Persyaratan
Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar Pengawasan Penelitian
Berkas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, dan copy Laporan
Pemeriksaan Pajak lengkap (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP) kepada Kantor
Wilayah.
Administrasi Perpajakan
176

2.2.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
2.2.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan menugaskan Pelaksana
Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas untuk dikirim kepada Kantor Pelayanan Pajak
pengirim. Dalam hal Kantor Wilayah menerima berkas yang bukan merupakan
kewenangannya,KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenugaskan
Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk memproses juga
konsepSurat Penerusan Berkasuntuk dikirim ke unit yangberwenang. Dalamhal
permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi menjadi
kewenangan Kantor Wilayah, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding
meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk
ditentukannamanamayangakandimasukkandalamTimPeneliti.
2.2.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas atau Penerusan Berkas dan meneruskan ke
KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
2.2.5. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan
Banding.
2.2.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepsurattersebutdanmeneruskankeKepalaKantorWilayah.
2.2.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Pemberitahuan
PenerimaanBerkasatauPenerusanBerkas.
2.2.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkanSuratPemberitahuanPenerimaanBerkaskeKPPpengirim,danSurat
PenerusanBerkaskeunityangberwenang(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKanwil).
2.2.9. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menentukan namanama
dalam Tim Peneliti, dan menugaskan kepada Kepala Seksi untuk membuat Surat
Tugas.
2.2.10. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Pelaksana Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukmembuatkonsepSuratTugas.
Administrasi Perpajakan
177

2.2.11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
TugasdanmeneruskankonseptersebutkeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,
danBanding.
2.2.12. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
2.2.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
2.2.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
2.2.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi sesuai dengan prosedur yang disebutkan dalam Lampiran III SE
02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
LembarPengawasanPenelitianBerkasPenguranganatauPenghapusanSanksi
Administrasi(LampiranV.2)
b. Pembuatananalisisdanpermintaanpenjelasandanataupembuktian:
1). Peneliti melakukan analisis dan membuat Matrik Sengketa Pengurangan
atauPenghapusanSanksiAdministrasi(LampiranV.6.a)
2). Apabila dibutuhkan, Peneliti dapat meminta penjelasan dan atau
pembuktiankepadaWajibPajakdenganmembuatPermintaanPenjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.17).
3). Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan Wajib Pajak tidak
memberikan respon, Peneliti dapat membuat Permintaan dan atau
Pembuktian(permintaankedua)kepadaWajibPajak(LampiranV.18)
4). Dalam hal masih masih diperlukan tambahan penjelasan dan atau
pembuktian ke dua, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktianTambahankepadaWajibPajak(LampiranV.19)
5). DalamhalWajibPajaktidakmemberikanrespondalamjangkawaktuyang
ditentukan dalam Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
(permintaan kedua) atau Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
Tambahan, Peneliti membuat Berita Acara Tidak Memberikan Penjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.20).
c. Pembahasansengketaperpajakan:
Administrasi Perpajakan
178

1). PenelitimembuatUndanganPembahasanSengketaPerpajakan(Lampiran
V.21 dan V.22) untuk memanggil Wajib Pajak atau Pemeriksa atau pihak
lainuntukmelakukanpembahasansengketaperpajakan.
2). Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan
(Lampiran V.23). Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan ini
ditandatangaiolehpihakpihakyanghadirdalampembahasan.
d. Pembuatan Kertas Kerja Penelitian dan Laporan Penelitian Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasi:
1). PenelitimembuatKertasKerjaPenelitianPengurangan atauPenghapusan
SanksiAdministrasi(LampiranV.24)
2). Peneliti membuat Laporan Penelitian Pengurangan atau Penghapusan
SanksiAdministrasi(LampiranV.25).
e. PengirimanSuratPemberitahuanHasilPenelitiandanPembahasanAkhir:
1). PenelitimembuatSuratPemberitahuanHasilPenelitianPenguranganatau
Penghapusan Sanksi Administrasi, Permintaan Tanggapan dan Undangan
Menghadiri Pembahasan Akhir (Lampiran V.26), Pemberitahuan Daftar
Hasil Penelitian Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
(Lampiran V.27), Surat Tanggapan Hasil Penelitian Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasi(LampiranV.28).
2). Peneliti setelah meneliti tanggapan tertulis Wajib Pajak dapat melakukan
pembahasanakhir.
3). Penelitimelakukanpembahasanakhir
4). Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Penelitian
Keberatan (Lampiran V.29) dan membuat Daftar Hasil Akhir Penelitian
PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi(LampiranV.30).
5). ApabilaWajibPajaktidakhadirdantidakmemberikantanggapantertulis,
Tim Peneliti membuat Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan Tidak
Memberikan Tanggapan Tertulis (Lampiran V.31) dan membuat Daftar
HasilAkhirPenelitianPenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi
(LampiranV.30).
6). ApabilaWajibPajakhadirtetapitidakmemberikantanggapantertulisatau
WajibPajaktidakhadirtetapimemberikantanggapantertulis,TimPeneliti
membuat Berita Acara Memberikan/Tidak Meberikan dan
Kehadiran/Ketidakhadiran Wajib Pajak (Lampiran V.32) dan membuat
Daftar Hasil Akhir Penelitian Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi(LampiranV.30)
Administrasi Perpajakan
179

7). Apabila Wajib Pajak hadir dan memberikan/tidak memberikan tanggapan


tertulis, namun tidak bersedia menandatangani Berita Acara dalam
Lampiran V.29 dan Lampiran V.32, Tim Peneliti membuat Berita Acara
Tidak Bersedia Menandatangani Berita Acara Pembahasan dan membuat
Daftar Hasil Akhir Penelitian Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi(LampiranV.30)
8). Menyampaikan Daftar Hasil Akhir Penelitian Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi (Lampiran V.30) kepada Wajib Pajak.
ApabilaWajibPajaktidakhadir,DaftarHasilAkhirPenelitianPengurangan
atauPenghapusanSanksiAdministrasiakandikirimsebagailampiranSurat
KeputusanPenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi.
f. Membuat Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi (Lampiran V.42 atau V.43), dibuat rangkap 3 (tiga) yang
peruntukannyasebagaiberikut:
Lembarke1untukWajibPajak
Lembarke2untukKantorPelayananPajak
Lembarke3untukarsip
g. Menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai hak dan kewajiban Wajib
Pajak(LampiranV.37)
h. Tim Peneliti dapat mengajukan permintaan untuk dilakukan pemeriksaan
dalam rangka pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi (Lampiran
V.38)
i. Apabila dalam proses pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
terdapatdata/bukti baru ataudatayang sebelumnyabelumterungkapdalam
proses pemeriksaan, Tim Peneliti dan mengirimkan data tersebut ke unit
pemeriksayangbersangkutan(LampiranV.39)
2.2.16. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan Penelitian dan
SuratKeputusanPenguranganatauPenghapusanSanksiAadministrasi.
2.2.17. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkanSuratKeputusanPenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi
keWajibPajakdanKantorPelayananPajakpenerbitsuratketetapanpajakmelalui
BagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
2.2.18. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
180

2.3. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PBBdiKPP
2.3.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasikeKantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan pengurangan atau
penghapusansanksiadministrasikemudianmenelitikelengkapanpersyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya.
Dalam hal berkas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS
dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi,
dankemudianditeruskankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.3.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepadaAccountRepresentativeuntukmenindaklanjutipermohonanpengurangan
ataupenghapusansanksiadministrasi.
2.3.4. Account Representative membuat dan menandatangani uraian/rekomendasi
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, kemudian
menyerahkankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.3.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasiPBBdanmenyerahkankepadaKepalaKantorPelayananPajak.Dalam
halKepalaSeksiPengawasandanKonsultasitidakmenyetujuiUraian/rekomendasi
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, maka
Account Representative harus memperbaiki uraian/rekomendasi permohonan
pengurangandanpenghapusansanksiadministrasiPBBtersebut.
2.3.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasi PBB selanjutnya meneruskan Uraian/rekomendasi permohonan
pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB tersebut kepada Kepala
Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui
Uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasi PBB tersebut maka Account Representative harus memperbaiki
Uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasiPBBtersebut.
Administrasi Perpajakan
181

2.3.7. KepalaSeksiPelayananmenerimauraian/rekomendasipermohonanpengurangan
dan penghapusan sanksi administrasi PBB dan menugaskan Pelaksana Seksi
Pelayanan untuk mencetak konsep surat pengantar permohonan pengurangan
danpenghapusansanksiadministrasiPBBkepadaKepalaKantorWilayah.
2.3.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat pengantar permohonan
pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, kemudian menyerahkan
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.3.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, kemudian
menyerahkan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep surat pengantar permohonan pengurangan dan penghapusan
sanksi administrasi PBB tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepsurattersebut.
2.3.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat pengantar
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB. Dalam hal
Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep surat pengantar
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB tersebut,
PelaksanaSeksiPelayananharusmemperbaikikonsepsurattersebut.
2.3.11. Surat pengantar permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi
PBB ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen
Wajib Pajak) dan diteruskan ke Kantor Wilayah melalui Subbagian Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.3.12. Kantor Wilayah memproses surat pengantar permohonan pengurangan dan
penghapusan sanksi administrasi PBB (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasiPBBdiKanwil)
2.3.13. Prosesselesai.

2.4. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
danpenguranganataupembatalanSKBKB/SKBKBT/STBdiKPP
2.4.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan atas Pasal 36 Undangundang Nomor 16
Tahun 2000 (Pengurangan atau Penghapusan atas sanksi administrasi dan
Pengurangan atau Pembatalan atas Surat Ketetapan BPHTB) ke Kantor Pelayanan
PajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
182

2.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan atas pasal 36


kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
ataspasal36belumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.
Dalam hal berkas permohonan atas pasal 36 sudah lengkap, Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak
sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas permohonan atas pasal 36, dan
kemudianditeruskankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.4.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan mendisposisi kepada
AccountRepresentativeuntukmenindaklanjutipermohonanataspasal36.
2.4.4. Account Representative membuat dan menandatangani uraian/rekomendasi
permohonan atas pasal 36, kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.4.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf
uraian/rekomendasi permohonan atas pasal 36, kemudian menyerahkan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi tidak menyetujui uraian tersebut, maka Account Representative harus
memperbaikiuraiantersebut.
2.4.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
uraian/rekomendasi permohonan atas pasal 36, kemudian meneruskan
uraian/rekomendasi tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui uraian/rekomendasi, maka Account
Representativeharusmemperbaikiuraian/rekomendasitersebut.
2.4.7. KepalaSeksiPelayananmenerimauraian/rekomendasipermohonanataspasal36,
kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep surat
pengantarpermohonanataspasal36kepadaKepalaKantorWilayah.
2.4.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat pengantar permohonan atas
pasal36kemudianmeneruskankepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.4.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar
permohonan tersebut, kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.DalamhalKepalaSeksiPelayanantidakmenyetujuikonsepsuratpengantar
tersebut,PelaksanaSeksiPelayananharusmemperbaikikonsepsurattersebut.
2.4.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani surat pengantar permohonan
atas pasal 36. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep
surat pengantar tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep
surattersebut.
Administrasi Perpajakan
183

2.4.11. Surat pengantar permohonan atas pasal 36 ditatausahakan di Seksi Pelayanan


(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan diteruskan ke Kantor
WilayahmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.4.12. KantorWilayahmemprosesSuratpengantarpermohonanataspasal36(SOPTata
Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasidanPenguranganatauPembatalanSKBKB/SKBKBT/STBdiKanwil)
2.4.13. Prosesselesai.

2.5. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PBBdiKanwil
2.5.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Permohonan Pengurangan atau
Penghapusan Denda Administrasi PBB (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Wajib Pajak atas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB di KPP)
keKantorWilayah.
2.5.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima Surat
PermohonanPenguranganatauPenghapusanDendaAdministrasiPBBdariKantor
Pelayanan Pajak yang telah didisposisi Kepala Kantor Wilayah (SOP Tata Cara
Penerimaan Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi
kepadaKepalaSeksiPengurangan,KeberatandanBandinguntukmemprosesnya.
2.5.3. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingIVmemberipenugasankepada
Penelaah Keberatan untuk membuat konsep Uraian Penelitian (Berita Acara
Pemeriksaan Sederhana) dan membuat konsep Surat Keputusan Pengurangan
atauPenghapusanatasSanksiAdministrasiPajakBumidanBangunan.
2.5.4. Penelaah Keberatan membuat dan menandatangani konsep Uraian Penelitian
(Berita Acara Pemeriksaan Sederhana) berdasarkan hasil Pemeriksaan Sederhana
Kantor / Lapangan dan membuat konsep Surat Keputusan Pengurangan atau
Penghapusan atas Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan serta
menyampaikan hasilnya kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan
BandingIV.
2.5.5. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan
menandatangani konsep Uraian Penelitian (Berita Acara Pemeriksaan Sederhana)
danmemarafkonsepSuratKeputusanPenguranganatauPenghapusanatasSanksi
Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan serta menyampaikan hasilnya kepada
KepalaBidangPengurangan,Keberatan,danBanding.DalamhalKepalaSeksitidak
menyetujuiPenelaahmemperbaikikonseptersebut.
Administrasi Perpajakan
184

2.5.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan


menandatangani konsep Uraian Penelitian (Berita Acara Pemeriksaan Sederhana)
danmemarafkonsepSuratKeputusanPenguranganatauPenghapusanatasSanksi
Administrasi PajakBumidan Bangunan serta meneruskan hasilnya kepada Kepala
Kantor Wilayah. Dalam hal Kepala Bidang tidak menyetujui, Penelaah
memperbaikikonseptersebut.
2.5.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian Penelitian (Berita
Acara Pemeriksaan Sederhana) dan Surat Keputusan Pengurangan atau
Penghapusan atas Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam hal
KepalaKantorWilayahtidakmenyetujui,Penelaahmemperbaikikonseptersebut.
2.5.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan dan Banding menatausahakan dan
menyampaikan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan atas Sanksi
AdministrasiPajakBumidanBangunankeWajibPajakdanKantorPelayananPajak
melaluiBagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
2.5.9. Prosesselesai.

3. PenguranganPBBdanBPHTB
3.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenguranganPBBTerutang
3.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan PBB secara tertulis ke Kantor
PelayananPajakPratamamelaluiTempatPelayananTerpadu.
3.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pengurangan PBB
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
Pengurangan PBB belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk
melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan permohonan Pengurangan PBB
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas
permohonan Pengurangan PBB. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu merekam
permohonandanmeneruskanpermohonankepadaKepalaSeksiPengawasandan
Konsultasi.
3.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memberi disposisi kepada
AccountRepresentative.
Administrasi Perpajakan
185

3.1.4. Account Representative meneliti pemenuhan persyaratan formal permohonan


Wajib Pajak. Apabila persyaratan formal terpenuhi, Account Representative
menelitiapakahkeputusanataspermohonanpenguranganPBBadalahwewenang
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau wewenang Kepala Kantor Wilayah
sesuaidenganketentuandalamKeputusan MenteriKeuanganRepublikIndonesia
Nomor 362/KMK.04/1999 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER
149/PJ/2007. Apabila pemberian keputusan menjadi wewenang KPP Pratama,
maka Account Representative membuat Uraian Penelitian dan konsep surat
keputusan berdasarkan hasil penelitian lapangan, serta menyerahkan uraian dan
konseptersebutkeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.1.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian
Penelitian, dan memaraf konsep surat keputusan, kemudian meneruskan ke
KepalaKantorPelayananPajak.
3.1.6. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiUraianPenelitian
danSuratKeputusan.
3.1.7. SuratKeputusanataspermohonanpenguranganPBBWajibPajakdikirimkeWajib
PajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
3.1.8. Dalam permohonan Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan formal, Account
Representative membuat konsep surat pemberitahuan tidak dapat diproses dan
menyerahkankonsepsurattersebutkeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.1.9. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menelti dan memaraf konsep surat
pemberitahuantidakdapatdiprosesdanmeneruskankeKepalaKantorPelayanan
Pajak.
3.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PemberitahuanTidakDapatDiproses.
3.1.11. Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Diproses dikirim ke Wajib Pajak melalui
SubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP)
3.1.12. Dalam hal keputusan atas permohonan pengurangan PBB merupakan wewenang
Kepala Kantor Wilayah, Account Representative memroses konsep Surat
PengantarkeKantorWilayah.
3.1.13. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat pengantar, dan meneruskan
konseptersebutkeKepalaSeksiPelayanan.
3.1.14. KepalaSeksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar, kemudian
meneruskeKepalaKantorPelayananPajak.
3.1.15. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganisuratpengantar.
Administrasi Perpajakan
186

3.1.16. SuratpengantarditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPenatausahaan
Dokumen di KPP) dan dikirim ke Kantor Wilayah melalui Subbagian Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP)
3.1.17. Prosesselesai

3.2. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganBPHTBTerutang
3.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan BPHTB secara tertulis ke
KantorPelayananPajakPratama.
3.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pengurangan BPHTB
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
Pengurangan BPHTB belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk
melengkapinya.Dalam hal berkas permohonanpermohonan Pengurangan BPHTB
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas
permohonan Pengurangan BPHTB. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu merekam
permohonandanmeneruskanpermohonankepadaKepalaSeksiPengawasandan
Konsultasi.
3.2.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memberi disposisi kepada
AccountRepresentative.
3.2.4. Account Representative meneliti pemenuhan persyaratan formal permohonan
Wajib Pajak. Apabila persyaratan formal terpenuhi, Account Representative
meneliti apakah keputusan atas permohonan pengurangan BPHTB adalah
wewenang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Kepala Kantor Wilayah, atau
wewenang Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 91/PMK.03/2006 dan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER149/PJ/2007. Apabila pemberian keputusan
menjadi wewenang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama, maka Account
Representative membuat Uraian Penelitian dan konsep surat keputusan
berdasarkan hasil penelitian lapangan, serta menyerahkan uraian dan konsep
tersebutkeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.2.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian
Penelitian, dan memaraf konsep surat keputusan, kemudian meneruskan ke
KepalaKantorPelayananPajak.
3.2.6. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiUraianPenelitian
danSuratKeputusan.
Administrasi Perpajakan
187

3.2.7. Surat Keputusan atas permohonan pengurangan BPHTB Wajib Pajak dikirim ke
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP)
3.2.8. Dalam permohonan Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan formal, Account
Representative membuat konsep surat pemberitahuan tidak dapat diproses dan
menyerahkankonsepsurattersebutkeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.2.9. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep surat
pemberitahuantidakdapatdiprosesdanmeneruskankeKepalaKantorPelayanan
Pajak.
3.2.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PemberitahuanTidakDapatDiproses.
3.2.11. Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Diproses dikirim ke Wajib Pajak melalui
SubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP)
3.2.12. Dalam hal keputusan atas permohonan pengurangan BPHTB merupakan
wewenang Kepala Kantor Wilayah atau Direktur Jenderal Pajak, maka Account
Representative memroses konsep Surat Pengantar ke Kantor Wilayah atau
DirektoratEkstensifikasidanPenilaianKantorPusatDJP.
3.2.13. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat pengantar, dan meneruskan
konseptersebutkeKepalaSeksiPelayanan.
3.2.14. KepalaSeksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar, kemudian
meneruskeKepalaKantorPelayananPajak.
3.2.15. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganisuratpengantar.
3.2.16. SuratpengantarditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPanatausahaan
DokumendiKPP)dandikirimkeKantorWilayahatauDirektoratEkstensifikasidan
PenilaianKantorPusatDJPmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
DokumendiKPP).
3.2.17. Prosesselesai.

3.3. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenguranganPBBTerutangdiKanwil
3.3.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar beserta Surat
Permohonan atas Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (SOP Tata Cara
PenyelesaianPermohonanPenguranganPBBTerutangdiKPP)keKantorWilayah.
Administrasi Perpajakan
188

3.3.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima Surat


Permohonan Pengurangan atas Pajak Bumi dan Bangunan terhutang dari Wajib
Pajakyangdikirim oleh Kantor Pelayanan Pajak terkait yang telah didisposisi oleh
Kepala Kantor Wilayah (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di Kanwil) serta
menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan,danBandingIVuntukmemprosesnya.
3.3.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan membuat
disposisikepadaPenelaahKeberatan.
3.3.4. Penelaah Keberatan membuat konsep Uraian Penelitian dan konsep Surat
Keputusan Pengurangan berdasarkan hasil penelitian lapangan dan meneruskan
kepadaKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingIV.
3.3.5. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan
menandatangani konsep Uraian Penelitian, memaraf konsep Surat Keputusan
Pengurangan, dan meneruskan kepada Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan
danBanding.
3.3.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratKeputusanPengurangan,menandatanganikonsepUraianPenelitian,
danmeneruskankepadaKepalaKantorWilayah.
3.3.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian Penelitian dan
SuratKeputusanPengurangan.
3.3.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menatausahakan dan
mengirimkanSuratKeputusanPengurangankeKantorPelayananPajakdanWajib
PajakmelaluiBagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
3.3.9. Prosesselesai.

3.4. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganBPHTBTerutangdiKanwil
3.4.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Permohonan Wajib Pajak beserta
SuratPengantarnya(SOPTataCaraPenyelesaianPenguranganBPHTBTerutangdi
KPP)keKantorWilayah.
3.4.2. KepalaBidangPengurangan,KeberatandanBandingmenerimaSuratPermohonan
Wajib Pajak dan Surat Pengantar dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang telah
didisposisiKepalaKantorWilayah(SOPTataCaraPenerimaanDokumendiKanwil)
serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan,danBandingIVuntukmemprosesnya.
3.4.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan membuat
disposisikepadaPenelaahKeberatan.
Administrasi Perpajakan
189

3.4.4. PenelaahKeberatanmembuatdanmenandatanganikonsepUraianPenelitiandan
konsep Surat Keputusan Pengurangan berdasarkan hasil penelitian lapangan dan
meneruskankepadaKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingIV.
3.4.5. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan
menandatangani konsep Uraian Penelitian, memaraf konsep Surat Keputusan
Pengurangan, dan meneruskan kepada Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan,
danBanding.
3.4.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan
menandatangani konsep Uraian Penelitian, memaraf konsep Surat Keputusan
PengurangandanmeneruskankepadaKepalaKantorWilayah.
3.4.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian Penelitian dan
SuratKeputusanPengurangan.
3.4.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menatausahakan dan
mengirimkanSuratKeputusanPengurangankeWajibPajakdanKantorPelayanan
PajakmelaluiBagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
3.4.9. Prosesselesai.

4. PembatalanKetetapanPajakYangTidakBenar

4.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPembatalanSPPT/SKP/STP
4.1.1. Wajib Pajak mengajukan surat permohonan Pembatalan SPPT/SKP/STP ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
4.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pembetulan
SPPT/SKP/STP kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas
pendaftaran belum lengkap, diimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya.
Dalamhalberkaspendaftaransudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpadu
mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD
digabungkan dengan berkas permohonan, dan kemudian meneruskan
permohonankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
4.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepada Account Representative yang objek pajaknya meliputi wilayah kerjanya
untukmenindaklanjutiberkaspermohonanpembatalanSPPT/SKP/STP.
Administrasi Perpajakan
190

4.1.4. Account Representative mempelajari berkas permohonan pembatalan


SPPT/SKP/STP dengan melakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK) dan
membuat usulan pelaksanaan pemeriksaan lapangan, kemudian menyampaikan
kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi beserta berkas permohonan
pembetulanSPPT/SKP/STP.
4.1.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menyetujui usulan
pemeriksaan lapangan, kemudian menyampaikan usulan pemeriksaan lapangan
kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan beserta berkas permohonan
pembetulanSPPT/SKP/STP.
4.1.6. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menerima usulan pemeriksaan lapangan
beserta berkas permohonan pembetulan SPPT/SKP/STP, menugaskan dan
memberi disposisi kepada Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk
membuatSuratTugasPemeriksaanLapangan.
4.1.7. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan membuat konsep Surat Tugas
Pemeriksaan Lapangan, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi
EkstensifikasiPerpajakan.
4.1.8. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti dan memaraf konsep Surat Tugas
PemeriksaanLapangan,kemudianmenyampaikankonseptersebutkepadaKepala
Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan tidak
menyetujui konsep surat tugas pemeriksaan lapangan, Pelaksana Seksi
EkstensifikasiPerpajakanharusmemperbaikikonsepsurattugastersebut.
4.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Tugas
Pemeriksaan Lapangan, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi
Ekstensifikasi Perpajakan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak
menyetujui konsep surat tugas pemeriksaan lapangan, Pelaksana Seksi
EkstensifikasiPerpajakanharusmemperbaikikonsepsurattugastersebut.
4.1.10. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyerahkan surat tugas pemeriksaan
lapangan kepada Pejabat Fungsional Penilai untuk melakukan pemeriksaan
lapangan.
4.1.11. Fungsional Penilai Pajak menerima surat tugas pemeriksaan lapangan,
mengidentifikasi, memverifikasi lapangan, dan membuat uraian penelitian yang
dituangkandalamBAPLsebagaibahanpertimbangan/masukanbagiKepalaKantor
atas permohonan pembatalan SPPT/SKP/STP, kemudian menyampaikan konsep
BeritaAcaraPemeriksaanLapangankepadaKepalaSeksiEkstensifikasiPerpajakan.
Administrasi Perpajakan
191

4.1.12. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempelajari dan memaraf konsep Berita
Acara Pemeriksaan Lapangan, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan tidak
menyetujuikonsepBeritaAcaraPemeriksaanLapangan,PejabatFungsionalPenilai
harusmemperbaikikonsepberitaacaratersebut.
4.1.13. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan Lapangan, kemudian menugaskan dan memberi disposisi kepada
Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk melakukan perekaman
pembatalanSPPT/SKP/STP.
4.1.14. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi
Pengolahan Data dan Informasi untuk menyajikan informasi pembatalan
SPPT/SKP/STP.
4.1.15. PelaksanaSeksiPengolahanDatadanInformasimenyiapkaninformasipembatalan
SPPT/SKP/STP, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data
danInformasi.
4.1.16. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenyampaikaninformasipembatalan
SPPT/SKP/STPkepadaKepalaSeksiPelayanan.
4.1.17. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
konsepSuratKeputusanPembatalanSPPT/SKP/STP.
4.1.18. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Pembatalan
SPPT/SKP/STP,kemudianmenyampaikankonsepsuratkeputusantersebutkepada
KepalaSeksiPelayanan.
4.1.19. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
Pembatalan SPPT/SKP/STP dan menyampaikan konsep Surat Keputusan
Pembatalan SPPT/SKP/STP kepada Kepala Kantor Pelayanan. Dalam hal Kepala
Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Pembatalan
SPPT/SKP/STP, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
tersebut.
4.1.20. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Surat
Keputusan Pembatalan SPPT/SKP/STP. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak
tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Pembatalan SPPT/SKP/STP, Pelaksana
SeksiPelayananharusmemperbaikikonsepsuratkeputusantersebut.
4.1.21. Surat Keputusan Pembatalan SPPT/SKP/STP ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
Administrasi Perpajakan
192

4.1.22. Prosesselesai.

4.2. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakYang
TidakBenarPPh,PPN,danPPnBMdiKPP
4.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan
Terpadu.
4.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Selain BPS, Petugas Tempat Pelayanan
Terpadu juga memberikan Lembar Isian Surat Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar.PetugasTempatPelayanan Terpadukemudian
merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat
permohonanbesertakelengkapannyakeAccountRepresentative.
4.2.3. Account Representative meneliti persyaratan formal Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar. Dalam hal berkas Pengurangan
atauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenartidakmemenuhipersyaratan,
Account Representative membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat
Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar
Tidak Memenuhi Persyaratan Formal dan meneruskannya kepada Kepala Seksi
PengawasandanKonsultasi.
4.2.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar Tidak Memenuhi Persyaratan Formal kemudian
meneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
4.2.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
PajakyangTidakBenarTidakMemenuhiPersyaratanFormal.
Administrasi Perpajakan
193

4.2.6. Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan


Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Tidak Memenuhi Persyaratan Formal
ditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajib
Pajak) dan disampaikan ke Wajib Pajak (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
4.2.7. Dalam hal permohonan dapat diproses lebih lanjut, Account Representative
membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Memenuhi Persyaratan Formal
danmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
4.2.8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar Memenuhi Persyaratan Formal dan meneruskannya
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
4.2.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
PajakyangTidakBenarMemenuhiPersyaratanFormal.
4.2.10. Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Memenuhi Persyaratan Formal ditatausahakan
di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikankeWajibPajak(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
4.2.11. Atas permohonan Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak
yang Tidak Benar yang memenuhi persyaratan formal, Account Representative
meneruskan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak
yang TidakBenar keSeksi Pelayanan untuk dibuatkan Surat Pengantar ke Kantor
Wilayah/DirektoratKeberatandanBandingKPDJP.
4.2.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas,
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar, membuat konsep Surat Pengantar dan meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPelayananbesertaberkaspermohonandariWajibPajak.
4.2.13. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengantar dan
meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak beserta berkas
permohonandariWajibPajak.
4.2.14. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Pengantar dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
194

4.2.15. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk


menatausahakandanmengirimSuratPengantar,SuratPermohonanPengurangan
atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Wajib Pajak, Lembar
Pengawasan Arus Dokumen, Lembar Isian Surat Pengurangan atau Pembatalan
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar , Pemberitahuan Surat Permohonan
Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Memenuhi
Persyaratan Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar Pengawasan
Penelitian Berkas Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar, Salinan Laporan Pemeriksaan Pajak Lengkap yang sudah dilegalisasi oleh
KepalaSeksiPelayanan.
4.2.16. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan Surat Pengantar beserta berkas
permohonan,danberkasterkaitlainnya(SOPTataCaraPenatausahaanDokumen
WajibPajak)danmenyampaikannyakepadakeKantorWilayahmelaluiSubbagian
Umum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
4.2.17. Proses selanjutnya dilaksanakan di Kantor Wilayah (SOP Tata Cara Penyelesaian
Permohonan Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang
Tidak Benar di Kanwil) atau di Direktorat Keberatan dan Banding (SOP Tata Cara
PenyelesaianPermohonanPermohonanPenguranganatauPembatalanKetetapan
PajakyangTidakBenardiKPDJP).
4.2.18. Prosesselesai.

4.3. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakYang
TidakBenarPPh,PPN,danPPnBMdiKanwil
4.3.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
PenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenardariWajibPajak,
Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), Lembar Isian Surat Permohonan
PenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenar,Pemberitahuan
Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar Memenuhi Persyaratan Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas,
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar, dan copy Laporan Pemeriksaan Pajak lengkap (SOP Tata
Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak
yangTidakBenarPajakPenghasilan,PajakPertambahanNilai,PajakPenjualanatas
BarangMewahdiKPP)kepadaKantorWilayah.
Administrasi Perpajakan
195

4.3.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
4.3.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti permohonan
penguranganataupembatalanketetapanpajakyangtidakbenardanmenugaskan
Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk membuat konsep
Surat Pemberitahuan Penerimaan Berkas untuk dikirim kepada Kantor Pelayanan
Pajak pengirim. Dalam hal Kantor Wilayah menerima berkas yang bukan
merupakan kewenangannya, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding
menugaskan Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk
memproses juga konsep Surat Penerusan Berkas untuk dikirim ke unit yang
berwenang. Dalam hal permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar menjadi kewenangan Kantor Wilayah, Kepala Seksi
Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneruskan ke Kepala Bidang
Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk ditentukan namanama yang akan
dimasukkandalamTimPeneliti.
4.3.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas atau Penerusan Berkas dan meneruskan ke
KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
4.3.5. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan
Banding.
4.3.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepsurattersebutdanmeneruskankeKepalaKantorWilayah.
4.3.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Pemberitahuan
PenerimaanBerkasatauPenerusanBerkas.
4.3.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkanSuratPemberitahuanPenerimaanBerkaskeKPPpengirim,danSurat
PenerusanBerkaskeunityangberwenang(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKanwil).
4.3.9. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menentukan namanama
dalam Tim Peneliti, dan menugaskan kepada Kepala Seksi untuk membuat Surat
Tugas.
4.3.10. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Pelaksana Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukmembuatkonsepSuratTugas.
Administrasi Perpajakan
196

4.3.11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
TugasdanmeneruskankonseptersebutkeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,
danBanding.
4.3.12. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
4.3.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
4.3.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
4.3.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar sesuai dengan prosedur yang disebutkan dalam Lampiran
IVSE02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.2)
b. Pembuatananalisisdanpermintaanpenjelasandanataupembuktian:
1) Peneliti melakukan analisis dan membuat Matrik Sengketa Pengurangan
atauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.6.a)
2) Apabila dibutuhkan, Peneliti dapat meminta penjelasan dan atau
pembuktiankepadaWajibPajakdenganmembuatPermintaanPenjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.17).
3) Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan Wajib Pajak tidak
memberikan respon, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktian(permintaankedua)kepadaWajibPajak(LampiranV.18)
4) Dalam hal masih masih diperlukan tambahan penjelasan dan atau
pembuktian ke dua, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktianTambahankepadaWajibPajak(LampiranV.19)
5) DalamhalWajibPajaktidakmemberikanrespondalamjangkawaktuyang
ditentukan dalam Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
(permintaan kedua) atau Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
Tambahan, Peneliti membuat Berita Acara Tidak Memberikan Penjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.20).
c. Pembahasansengketaperpajakan:
Administrasi Perpajakan
197

1) PenelitimembuatUndanganPembahasanSengketaPerpajakan(Lampiran
V.21 dan V.22) untuk memanggil Wajib Pajak atau Pemeriksa atau pihak
lainuntukmelakukanpembahasansengketaperpajakan.
2) Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan
(Lampiran V.23). Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan ini
ditandatangaiolehpihakpihakyanghadirdalampembahasan.
d. Pembuatan Kertas Kerja Penelitian dan Laporan Penelitian Pengurangan atau
PembatalanKetetapanPajakyangTidakBenar:
1) Peneliti membuat Kertas Kerja Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.24)
2) Peneliti membuat Laporan Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.25).
e. PengirimanSuratPemberitahuanHasilPenelitiandanPembahasanAkhir:
1) Peneliti membuat Pemberitahuan Hasil Penelitian Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar, Permintaan Tanggapan
dan Undangan Menghadiri Pembahasan Akhir (Lampiran V.26),
Pemberitahuan Daftar Hasil Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.27),SuratTanggapanHasil
Penelitian Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar(LampiranV.28).
2) Peneliti setelah meneliti tanggapan tertulis Wajib Pajak dapat melakukan
pembahasanakhir.
3) Penelitimelakukanpembahasanakhir
4) Apabila Wajib Pajak hadir dan memberikan tanggapan tertulis, Peneliti
membuat Berita Acara Hasil Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (Lampiran V.29) dan membuat Daftar
HasilAkhirPenelitianPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyang
TidakBenar(LampiranV.30).
5) ApabilaWajibPajaktidakhadirdantidakmemberikantanggapantertulis,
Tim Peneliti membuat Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan Tidak
Memberikan Tanggapan Tertulis (Lampiran V.31) dan membuat Daftar
HasilAkhirPenelitianPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyang
TidakBenar(LampiranV.30).
6) ApabilaWajibPajakhadirtetapitidakmemberikantanggapantertulisatau
WajibPajaktidakhadirtetapimemberikantanggapantertulis,TimPeneliti
membuat Berita Acara Memberikan/Tidak Memberikan dan
Administrasi Perpajakan
198

Kehadiran/Ketidakhadiran Wajib Pajak (Lampiran V.32) dan membuat


DaftarHasilAkhirPenelitian(LampiranV.30)
7) Apabila Wajib Pajak hadir dan memberikan/tidak memberikan tanggapan
tertulis, namun tidak bersedia menandatangani Berita Acara dalam
Lampiran V.29 dan Lampiran V.32, Tim Peneliti membuat Berita Acara
Tidak Bersedia Menandatangani Berita Acara Pembahasan dan membuat
DaftarHasilAkhirPenelitian(LampiranV.30)
8) Apabila Wajib Pajak hadir, Tim Peneliti menyampaikan Daftar Hasil Akhir
Penelitian Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar (Lampiran V.30) langsung kepada Wajib Pajak. Apabila Wajib Pajak
tidak hadir, Daftar Hasil Akhir Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
Ketetapan Pajak yang Tidak Benarakan dikirim sebagai lampiran Surat
Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar.
f. Membuat Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak
yang Tidak Benar (Lampiran V.46, V.47, V.48, V.49, V.50 atau V.51), dibuat
rangkap3(tiga)yangperuntukannyasebagaiberikut:
Lembarke1untukWajibPajak
Lembarke2untukKantorPelayananPajakpenerbitketetapanpajak
Lembarke3untukarsip
g. Menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai hak dan kewajiban Wajib
Pajak(LampiranV.37)
h. Tim Peneliti dapat mengajukan permintaan untuk dilakukan pemeriksaan
dalamrangkapenguranganataupembatalanketetapanpajakyangtidakbenar
(LampiranV.38)
i. Apabila dalam proses pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang
tidak benar terdapat data/bukti baru atau data yang sebelumnya belum
terungkap dalam proses pemeriksaan, Tim Peneliti dan mengirimkan data
tersebutkeunitpemeriksayangbersangkutan(LampiranV.39)
4.3.16. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan Penelitian
Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar dan Surat
KeputusanPenguranganatauPenghapusanSanksiAadministrasi.
Administrasi Perpajakan
199

4.3.17. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan


mengirimkan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak
yang Tidak Benar ke Wajib Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak penerbit surat
ketetapan pajak melalui Bagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
Kanwil).
4.3.18. Prosesselesai.

5. KeberatanPBBdanBPHTB

5.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanPBBdiKanwil
5.1.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
Keberatan Wajib Pajak, SPPT atau SKP, dan dokumen penunjang lain (SOP Tata
Cara Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP) ke
KantorWilayah.
5.1.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima dokumen pada
point1yangtelahdidisposisiKepalaKantorWilayah(SOPPenerimaanDokumendi
Kanwil), memutuskan akan melakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK) atau
Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL), menugaskan, serta memberi disposisi
kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV untuk
memprosesnya.
5.1.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menerima disposisi
kemudian meneruskan kepada Penelaah Keberatan untuk memprosesnya. Dalam
hal dilakukan PSL, Penelaah Keberatan membuat Surat Perintah Pemeriksaan
Sederhana Lapangan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam hal tidak
dilakukanPSL,PenelaahKeberatanmelakukanPSK.
5.1.4. Dalam hal dilakukan PSL, Penelaah Keberatan bersama Fungsional Penilai
melakukan PSL. Jika Wajib menolak dilaksanakannya PSL atas objek pajaknya,
dibuat Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Sederhana Lapangan. Jika Wajib
PajaktidakmenolakdilakukannyaPSL,dibuatBeritaAcaraPemeriksaanSederhana
Lapangan. Dalam hal Wajib Pajak menolak menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan Sederhana Lapangan, dibuat Berita Acara Penolakan
menandatanganiBeritaAcaraPemeriksaanSederhanaLapangan.
5.1.5. JikadilakukanPSK,PenelaahKeberatanmembuatBeritaAcaraPemeriksaan.
Administrasi Perpajakan
200

5.1.6. Atas dasar Berita Acara Pemeriksaan atau Berita Pemeriksaan Sederhana
Lapangan, Penelaah Keberatan membuat konsep Surat Keputusan Keberatan
kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan
Banding IV. Surat Keputusan Keberatan akan disampaikan ke Wajib Pajak.
TembusanSuratKeputusanKeberatandisampaikanantaralainkepada:
KantorPelayananPajaktempatWajibPajakmengajukankeberatan
KepalaDinasPendapatanDaerahyangbersangkutan
Lurah/KepalaDesayangbersangkutan
5.1.7. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan kemudian meneruskannya kepada Kepala
BidangPengurangan,Keberatan,danBanding.
5.1.8. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan kemudian menyerahkannya kepada Kepala
KantorWilayah.
5.1.9. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan
Keberatan.
5.1.10. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menatausahakan Surat
Keputusan Keberatan untuk dikirimkan ke pihakpihak terkait melalui Bagian
Umum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
5.1.11. Prosesselesai.

5.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanatasBPHTBdiKanwil
5.2.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Permohonan Keberatan atas Bea
Perolehan atas Tanah dan Bangunan beserta Surat Pengantarnya (SOP Tata Cara
PenyelesaianPermohonanKeberatanBPHTBdiKPP)keKantorWilayah.
5.2.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding menerima dokumen pada
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Tata Cara
Penerimaan Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi
kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan dan Banding IV untuk
memprosesnya.
5.2.3. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingIVmemberipenugasankepada
PenelaahKeberatanuntukmemprosespermohonanWajibPajak.
5.2.4. Penelaah Keberatan melakukan penelitian formal dan material atas berkas
permohonan, Apabila masih terdapat kekurangan data, Penelaah membuat Surat
PermohonanKelengkapanDatakepadaWajibPajak/KantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
201

5.2.5. Penelaah Keberatan membuat konsep Berita Acara Pemeriksaan Sederhana (BA
PSK/PSL) berdasarkan hasil pemeriksaan kantor/lapangan dan membuat konsep
Surat Keputusan Keberatan BPHTB serta menyampaikan kepada Kepala Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukditeliti.
5.2.6. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan
menandatangani konsep Berita Acara Pemeriksaan (BA PSK/PSL) dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan BPHTB serta meneruskan kepada Kepala
BidangPengurangan,Keberatan,danBanding.
5.2.7. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan
menandatangani konsep Berita Acara Pemeriksaan (BA PSK/PSL) dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan BPHTB serta meneruskan kepada Kepala
KantorWilayah.
5.2.8. Kepala Kantor Wilayah menyetujui serta menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan(BAPSK/PSL)danSuratKeputusanKeberatanBPHTB.
5.2.9. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menatausahakan dan
menyampaikanSuratKeputusanKeberatanBPHTBkeKantorPelayananPajakdan
Wajib Pajak melalui Bagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
Kanwil).
5.2.10. Prosesselesai.

6. KeberatanPPh,PPN,danPPnBM

6.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanPPh,PPN,danPPnBMdiKPP
6.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan keberatan ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
6.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak Bukti Penerimaan
Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan
beserta kelengkapannya. Selain BPS, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu juga
memberikan Lembar Isian Surat Keberatan. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandenganmeneruskansurat
permohonanbesertakelengkapannyakeAccountRepresentative.
Administrasi Perpajakan
202

6.1.3. Account Representative meneliti persyaratan formal keberatan. Dalam hal berkas
keberatantidakmemenuhipersyaratan,AccountRepresentativemembuatkonsep
Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan Formal dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
6.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan Formal kemudian
meneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
6.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PemberitahuanSuratKeberatanTidakMemenuhiPersyaratanFormal.
6.1.6. Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan Formal
ditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajib
Pajak) dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
6.1.7. Dalam hal permohonan dapat diproses lebih lanjut, Account Representative
membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan
FormaldanmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
6.1.8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan Formal dan
meneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
6.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PemberitahuanSuratKeberatanMemenuhiPersyaratanFormal.
6.1.10. Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan Formal
ditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajib
Pajak) dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
6.1.11. Atas permohonan keberatan yang memenuhi persyaratan formal, Account
Representative meneruskan permohonan keberatan ke Seksi Pelayanan untuk
dibuatkanSuratPengantarkeKantorWilayah/KPDJP.
6.1.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas,
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Keberatan, membuat konsep Surat
Pengantar dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Pelayanan beserta berkas
permohonandariWajibPajak.
6.1.13. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengantar dan
meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak beserta berkas
permohonandariWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
203

6.1.14. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Pengantar dan


meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
6.1.15. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
menatausahakan dan mengirim Surat Pengantar, Surat Keberatan Wajib Pajak,
Lembar Pengawasan Arus Dokumen, Lembar Isian Surat Keberatan,
Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan Formal, Lembar
Penelitian KelengkapanBerkas, Lembar Pengawasan Penelitian BerkasKeberatan,
Salinan Laporan Pemeriksaan Pajak Lengkap yang sudah dilegalisasi oleh Kepala
SeksiPelayanan.
6.1.16. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan Surat Pengantar beserta berkas
permohonan,danberkasterkaitlainnya(SOPTataCaraPenatausahaanDokumen
WajibPajak)danmenyampaikannyakeKantorWilayahatauDirektoratKeberatan
dan Banding melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
6.1.17. Proses selanjutnya dilaksanakan di Kantor Wilayah (SOP Tata Cara Penyelesaian
Permohonan Keberatan di Kanwil) atau di Direktorat Keberatan dan Banding
KPDJP(SOPTataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatandiKPDJP).
6.1.18. Prosesselesai.

6.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanPPh,PPN,danPPnBMdiKanwil
6.2.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
Keberatan dari Wajib Pajak, Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), Lembar
Isian Surat Keberatan, Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan
Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar Pengawasan Penelitian
Berkas Keberatan, dan copy Laporan Pemeriksaan Pajak lengkap (SOP Tata Cara
PenyelesaianPermohonanKeberatanPajakPenghasilan,PajakPertambahanNilai,
PajakPenjualanatasBarangMewahdiKPP)kepadaKantorWilayah.
6.2.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
Administrasi Perpajakan
204

6.2.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti permohonan


keberatandanmenugaskanPelaksanaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding
untuk membuat konsep Surat Pemberitahuan Penerimaan Berkas untuk dikirim
kepada Kantor Pelayanan Pajak pengirim. Dalam hal Kantor Wilayah menerima
berkas yang bukan merupakan kewenangannya, Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan, dan Banding menugaskan Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan,
danBandinguntukmemprosesjugakonsepSuratPenerusanBerkasuntukdikirim
keunityang berwenang.Dalamhalpermohonankeberatanmenjadi kewenangan
Kantor Wilayah, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneruskan
ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk ditentukan nama
namayangakandimasukkandalamTimPeneliti.
6.2.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas atau Penerusan Berkas dan meneruskan ke
KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
6.2.5. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan
Banding.
6.2.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepsurattersebutdanmeneruskankeKepalaKantorWilayah.
6.2.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Pemberitahuan
PenerimaanBerkasatauPenerusanBerkas.
6.2.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkanSuratPemberitahuanPenerimaanBerkaskeKPPpengirim,danSurat
PenerusanBerkaskeunityangberwenang(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKanwil).
6.2.9. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menentukan namanama
dalam Tim Peneliti, dan menugaskan kepada Kepala Seksi untuk membuat Surat
Tugas.
6.2.10. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Pelaksana Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukmembuatkonsepSuratTugas.
6.2.11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
TugasdanmeneruskankonseptersebutkeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,
danBanding.
6.2.12. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
Administrasi Perpajakan
205

6.2.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
6.2.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
6.2.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan keberatan sesuai dengan prosedur yang
disebutkandalamLampiranIISE02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
LembarPengawasanPenelitianBerkasKeberatan(LampiranV.2)
b.Pembuatananalisisdanpermintaanpenjelasandanataupembuktian:
1). Peneliti melakukan analisis dan membuat Matrik Sengketa Keberatan
(LampiranV.6.a)
2). Apabila dibutuhkan, Peneliti dapat meminta penjelasan dan atau
pembuktiankepadaWajibPajakdenganmembuatPermintaanPenjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.17).
3). Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan Wajib Pajak tidak
memberikan respon, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktian(permintaankedua)kepadaWajibPajak(LampiranV.18)
4). Dalam hal masih masih diperlukan tambahan penjelasan dan atau
pembuktian ke dua, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktianTambahankepadaWajibPajak(LampiranV.19)
5). DalamhalWajibPajaktidakmemberikanrespondalamjangkawaktuyang
ditentukan dalam Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
(permintaan kedua) atau Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
Tambahan, Peneliti membuat Berita Acara Tidak Memberikan Penjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.20).
c.Pembahasansengketaperpajakan:
1). PenelitimembuatUndanganPembahasanSengketaPerpajakan(Lampiran
V.21 dan V.22) untuk memanggil Wajib Pajak atau Pemeriksa atau pihak
lainuntukmelakukanpembahasansengketaperpajakan.
2). Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan
(Lampiran V.23). Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan ini
ditandatangaiolehpihakpihakyanghadirdalampembahasan.
d.PembuatanKertasKerjaPenelitiandanLaporanPenelitianKeberatan:
1). PenelitimembuatKertasKerjaPenelitianKeberatan(LampiranV.24)
2). PenelitimembuatLaporanPenelitianKeberatan(LampiranV.25).
e. PengirimanSuratPemberitahuanHasilPenelitiandanPembahasanAkhir:
Administrasi Perpajakan
206

1). Peneliti membuat Pemberitahuan Hasil Penelitian Keberatan, Permintaan


TanggapandanUndanganMenghadiriPembahasanAkhir(LampiranV.26),
Pemberitahuan Daftar Hasil Penelitian Keberatan (Lampiran V.27), Surat
TanggapanHasilPenelitianKeberatan(LampiranV.28).
2). Peneliti setelah meneliti tanggapan tertulis Wajib Pajak dapat melakukan
pembahasanakhir.
3). Penelitimelakukanpembahasanakhir
4). Apabila Wajib Pajak hadir dan memberikan tanggapan tertulis, Peneliti
membuat Berita Acara Hasil Penelitian Keberatan (Lampiran V.29) dan
membuatDaftarHasilAkhirPenelitianKeberatan(LampiranV.30).
5). ApabilaWajibPajaktidakhadirdantidakmemberikantanggapantertulis,
Tim Peneliti membuat Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan Tidak
Memberikan Tanggapan Tertulis (Lampiran V.31) dan membuat Daftar
HasilAkhirPenelitianKeberatan(LampiranV.30).
6). ApabilaWajibPajakhadirtetapitidakmemberikantanggapantertulisatau
WajibPajaktidakhadirtetapimemberikantanggapantertulis,TimPeneliti
membuat Berita Acara Memberikan/Tidak Memberikan dan
Kehadiran/Ketidakhadiran Wajib Pajak (Lampiran V.32) dan membuat
DaftarHasilAkhirPenelitian(LampiranV.30)
7). Apabila Wajib Pajak hadir dan memberikan/tidak memberikan tanggapan
tertulis, namun tidak bersedia menandatangani Berita Acara dalam
Lampiran V.29 dan Lampiran V.32, Tim Peneliti membuat Berita Acara
Tidak Bersedia Menandatangani Berita Acara Pembahasan dan membuat
DaftarHasilAkhirPenelitian(LampiranV.30)
8). Apabila Wajib Pajak hadir, Tim Peneliti menyampaikan Daftar Hasil Akhir
Penelitian Keberatan (Lampiran V.30) langsung kepada Wajib Pajak.
Apabila Wajib Pajak tidak hadir, Daftar Hasil Akhir Penelitian Keberatan
akandikirimsebagailampiranSuratKeputusanKeberatan.
f. MembuatSuratKeputusanKeberatan(LampiranV.34,V.35atauV.36),dibuat
rangkap3(tiga)yangperuntukannyasebagaiberikut:
Lembarke1untukWajibPajak
Lembarke2untukKantorPelayananPajakpenerbitketetapanpajak
Lembarke3untukarsip
Administrasi Perpajakan
207

g. Menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai hak dan kewajiban Wajib


Pajak(LampiranV.37)
h. Tim Peneliti dapat mengajukan permintaan untuk dilakukan pemeriksaan
dalamrangkaKeberatan(LampiranV.38)
i. Apabila dalam proses keberatan terdapat data/bukti baru atau data yang
sebelumnya belum terungkap dalam proses pemeriksaan, Tim Peneliti dan
mengirimkan data tersebut ke unit pemeriksa yang bersangkutan (Lampiran
V.39)
6.2.16. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan Penelitian
KeberatandanSuratKeputusanKeberatan.
6.2.17. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Keputusan Keberatan ke Wajib Pajak dan Kantor Pelayanan
Pajak penerbit surat ketetapan pajak melalui Bagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKanwil).
6.2.18. Prosesselesai

7. Banding

7.1. TataCaraPenyelesaianPermintaanSuratUraianbandingdariPengadilanPajak
7.1.1. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima Permintaan
Banding dari Pengadilan Pajak yang telah didisposisi Kepala Kantor Wilayah (SOP
Penerimaan Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi
kepadaKepalaSeksiPenguranganKeberatandanBandinguntukmemprosesnya.
7.1.2. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima disposisi dan
menugaskanPenelaahKeberatanuntukmembuatkonsepSuratUraianBanding.
7.1.3. Penelaah Keberatan membuat konsep Surat Uraian Banding kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
7.1.4. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Uraian Banding kemudian menyerahkannya kepada Kepala Bidang
Pengurangan,Keberatan,danBanding.
7.1.5. Kepala Bidang Pengurangan Keberatan dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratUraianBanding.
7.1.6. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratUraianBanding.
7.1.7. Pelaksana Seksi Pengurangan Keberatan dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Uraian Banding. Proses pengiriman Surat Uraian Banding ini
diprosesdalamSOPPenyampaianDokumendiKanwil.
Administrasi Perpajakan
208

7.1.8. Prosesselesai.

7.2. TataCaraPersiapanSidangdiPengadilanPajak
7.2.1. Kepala Bidang Pengurangan Keberatan dan Banding menerima Surat Undangan
Sidang dari Pengadilan Pajak setelah mendapat disposisi dari Kepala Kantor
Wilayah (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di Kantor Wilayah) kemudian
menugaskanPenelaahKeberatan.
7.2.2. Penelaah Keberatan menyiapkan Surat Tugas Menghadiri Sidang paling lambat
satu hari sebelum dilaksanakannya sidang di Pengadilan Pajak berdasarkan Surat
UndanganSidangdariPengadilanPajak.Jikadiperlukanmenghadirkanpemeriksa,
Penelaah Keberatan sesegera mungkin mengirimkan Surat Permintaan untuk
MenghadirkanPemeriksasebelumdiadakannyasidangdiPengadilanPajak.
7.2.3. Penelaah Keberatan membuat SIK dalam rangka menghadiri sidang di Pengadilan
Pajak yang ditanda tangani oleh Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan dan
Banding. Dalam hal sidang dihadiri oleh Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan
danBandingmakaSIKditandatanganiolehKepalaKantorWilayah.
7.2.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
menyampaikan Surat Tugas Menghadiri Sidang, SIK, dan Surat Permintaan untuk
MenghadirkanPemeriksakepadaPemeriksadanPenelaahKeberatan.
7.2.5. PenelaahKeberatansesegeramungkinmempelajari,menganalisisdanmemahami
ketentuan formal pengajuan banding atau gugatan. Dalam hal sidang sudah
pernah dilaksanakan sebelumnya, maka Penelaah Keberatan mempelajari berkas
hasilpersidangansebelumnya.
7.2.6. Penelaah Keberatan hadir dalam persidangan, mengisi daftar absen kehadiran
sidangyangtelahdipersiapkanolehstafpaniteraPengadilanPajak.
7.2.7. Penelaah Keberatan dan Pemeriksa berkoordinasi (disebut Tim Sidang Banding)
dalam menghadiri, menjawab, memberikan keterangan terhadap setiap
pertanyaan dalam proses sidang berlangsung. Jika dalam persidangan, diperlukan
acara rekonsiliasi maka Tim Sidang Banding wajib mengikutinya meskipun pada
akhirnya tidak menyetujui koreksi yang disengketakan dan ditulis dalam laporan
acararekonsiliasi.
7.2.8. Tim Sidang Banding wajib mencatat dalam Laporan (Catatan) Sidang yang berisi
pertanyaan hakim maupun pemohon banding, jawaban, statement atau
pernyataanyangdisampaikandalamprosespersidangan.
Administrasi Perpajakan
209

7.2.9. TimSidangBandingmelaporkanhasilsidangkepadaatasanatashasilsidangyang
telah diikuti agar dapat diikuti proses dan perkembangan sengketa yang sedang
disengketakan.
7.2.10. Prosesselesai.

8. Gugatan

8.1. TataCaraPenyelesaianPermintaanSuratTanggapan
8.1.1. KepalaBidangPengurangan,Keberatan,danBandingmenerimaSuratPermintaan
UraianTanggapandariPengadilanPajakyangtelahdidisposisiolehKepalaKantor
Wilayah (SOP Penerimaan Dokumen di Kanwil) kemudian menugaskan Kepala
SeksiterkaituntukmembuatSuratTanggapan.
8.1.2. KepalaSeksiterkaitmenelitiSuratPermintaanUraianTanggapandanmenugaskan
PenelaahKeberatanuntukmembuatkonsepSuratTanggapan.
8.1.3. Penelaah Keberatan membuat konsep Surat Tanggapan dan menyampaikan
kepadaKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
8.1.4. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tanggapan kemudian menyampaikan ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
8.1.5. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTanggapankemudianmenyampaikankeKepalaKantorWilayah.
8.1.6. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTanggapan.
8.1.7. Pelaksana Seksi Pengurangan Keberatan dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Tanggapan ke Pengadilan Pajak melalui Bagian Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
8.1.8. Prosesselesai.

8.2. TataCaraPelaksanaanPutusanGugatan/Banding

8.2.1. Account Representative menerima Putusan Gugatan/Banding Pengadilan Pajak


yangberasaldariBadanPeradilanPajakyangtelahdiprosesdenganSOPTataCara
Penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan/Keberatan/Banding/Pengurangan
atau Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasidiSeksiPengawasandanKonsultasi.
8.2.2. Account Representative meneliti Putusan Gugatan/Banding Pengadilan Pajak dan
membuat draft Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak kemudian meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
Administrasi Perpajakan
210

8.2.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi setelah meneliti dan memberikan
persetujuandraftPelaksanaanPutusanPengadilanPajak,sertamenyampaikannya
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
8.2.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan persetujuan atas draft Pelaksanaan
PutusanPengadilanPajak.
8.2.5. Kepala Seksi Pelayanan menerima konsep Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak
danmenugaskanPelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep Pelaksanaan
PutusanPengadilanPajak.
8.2.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Pelaksanaan Putusan Pengadilan
PajakdanmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
8.2.7. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Pelaksanaan Putusan
PengadilanPajakdanmeneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
8.2.8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Pelaksanaan
PutusanPengadilanPajak.
8.2.9. Account Representative menindaklanjuti Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak
tersebut:
Dalamhalterdapatpajakyanglebihdibayar,makadiprosesdengan SOPTata
CaraPenerbitanSuratPerintahMembayarKelebihanPajak(SPMKP)
Dalamhalterdapatimbalanbungaataskelebihanpembayaranpajakatauatas
kelebihan pembayaran sanksi administrasi, maka diproses dengan SOP Tata
CaraPenerbitanSuratPerintahMembayarImbalanBunga(SPMIB)
Dalam hal terdapat lebih bayar atau pembayaran lebih atas ketetapan, maka
diprosesdenganSOPTataCaraPenyelesaianPenghitunganLebihBayar(PLB)
8.2.10. Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP
Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan dikirimkan kepada Wajib
PajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
8.2.11. Prosesselesai.

9. PeninjauanKembali

9.1. TataCaraPembuatanKonsepKontraMemoriPeninjauanKembalikeMAMelaluiKPDJP
9.1.1. KepalaBidangPengurangan,Keberatan,danBandingmenerimaSuratPermintaan
Memori Peninjauan Kembali dari Direktorat Keberatan dan Banding yang telah
didisposisiolehKepalaKantorWilayah(SOPPenerimaanDokumendiKanwil)serta
menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
Administrasi Perpajakan
211

9.1.2. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding memberikan penugasan


kepada Penelaah Keberatan untuk memproses Surat Permintaan Memori
PeninjauanKembali.
9.1.3. Penelaah Keberatan menyusun konsep Memori Peninjauan Kembali, kemudian
meneruskannyakeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
9.1.4. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti konsep Memori
Peninjauan Kembali kemudian meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
9.1.5. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah konsep Memori
PeninjauanKembalikemudianmeneruskankeKepalaKantorWilayah.
9.1.6. KepalaKantorWilayahmenyetujuikonsepMemoriPeninjauanKembalikemudian
meneruskankePenelaahKeberatan.
9.1.7. PenelaahKeberatanmencetakdokumenyangsudahdisetujuidanmembuatSurat
PengantarkonsepMemoriPeninjauanKembali.
9.1.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
menyampaikan konsep Memori dan Surat Pengantarnya ke Direktorat Keberatan
dan Banding melalui Bagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
Kanwil).
9.1.9. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
212

Penagihan

1. TataUsahaPiutangPajak

1.1. TataCaraPenagihanPajakSeketikadanSekaligus
1.1.1. Jurusita Pajak mengetahui, mendapat informasi dan/atau menemukan bukti yang
akurat bahwa Penanggung Pajak ada indikasi melakukan perbuatan seperti yang
tersebut di atas dan segera membuat konsep Surat Perintah Penagihan Pajak
Seketika dan Sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran,
penerbitanSuratTeguranataupunpenerbitanSuratPaksalalumenyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.1.2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Perintah Penagihan
Pajak Seketika dan Sekaligus, dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Penagihan tidak menyetujui, kasus
penerbitanSuratPerintahPenagihanPajakSeketikadanSekaligusditutup.

Administrasi Perpajakan
213

1.1.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima, meneliti, memberikan batas waktu
pelunasan, dan menandatangani Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan
Sekaligus.
1.1.4. Jurusita Pajak menatausahakan dan menyampaikan Surat Perintah Penagihan
Pajak Seketika dan Sekaligus kepada Penanggung Pajak untuk segera melunasi
tunggakan pajaknya sebelum melakukan perbuatanperbuatan seperti yang
tersebutdiatasdanselanjutnyamelaksanakanprosespenagihanberikutnya.
1.1.5. Prosesselesai.

1.2. TataCaraPenerbitandanPenyampaianSuratTeguranPenagihan

1.2.1. Berdasarkandataketerlambatanpembayarantunggakanpajakyangdiperolehdari
sistem, Jurusita Pajak mencetak konsep Surat Teguran Penagihan dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.SuratTeguranPenagihandicetak
minimalsebanyakrangkap2(dua)yaitu:
a. Lembarke1untukWajibPajak
b. Lembarke2untukArsipKantorPelayananPajak.
1.2.2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Teguran Penagihan
danmenyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.2.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Teguran
Penagihan,
1.2.4. Jurusita Pajak menatausahakan (mencatat Surat Teguran pada Kartu Pengawasan
Tunggakan Pajak dan mengarsipkan Surat Teguran) dan mengirimkan Surat
Teguran Penagihan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP)
1.2.5. Prosesselesai.

1.3. TataCaraPenerbitandanPemberitahuanSuratpaksa
1.3.1. BerdasarkandataSuratTeguranyangtelahlewatwaktudarisistem,JurusitaPajak
menelitidanmencetakkonsepSuratPaksadanBeritaAcaraPemberitahuanSurat
PaksasertamenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.3.2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Paksa dan Berita
Acara Pemberitahuan Surat Paksa serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
1.3.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Paksa
kemudianmenyampaikannyakepadaJurusitaPajak.
Administrasi Perpajakan
214

1.3.4. JurusitaPajakmenerimaSuratPaksadanmemberitahukanSuratPaksadanBerita
AcaraPemberitahuanSuratPaksakepadaWajibPajak/PenanggungPajak.
1.3.5. Jurusita Pajak membuat sekaligus menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat
Paksa(LPSP)danmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.3.6. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat
Paksa (LPSP) kemudian menyerahkannya kembali kepada Jurusita Pajak untuk
ditatausahakan.
1.3.7. Jurusita menatausahakan LPSP dengan cara mencatat pada Kartu Pengawasan
sertamengarsipkanLPSP.
1.3.8. Prosesselesai.

1.4. TataCaraPenerbitanSuratperintahMelaksanakanPenyitaan
1.4.1. Jurusita Pajak meneliti data tunggakan pajak beserta pelunasannya
(SSP/STTS/SSB/bukti Pbk) atau pengurangan (keputusan pembetulan/keputusan
keberatan/putusanbanding/keputusanpenguranganataupembatalanketetapan
pajak/keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi), membuat
konsepSPMPdanmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.4.2. KepalaSeksiPenagihanmenelitidanmemarafkonsepSPMP,sertamenyampaikan
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.4.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SPMP dan
meneruskankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.4.4. JurusitaPajakmenerimaSPMPyangtelahdisetujui.
1.4.5. Prosesselesai.
1.5. TataCaraPelaksanaanLelang
1.5.1. Berdasarkan data dari sistem yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak/Penanggung
Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak setelah 14 (empat
belas) hari sejak pelaksanaan penyitaan, Jurusita Pajak membuat konsep Surat
Kesempatan Terakhir sebelum tanggal/hari Pelaksanaan Lelang dan
menyampaikankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.2. KepalaSeksiPenagihanmenelitidanmemarafkonsepSuratKesempatanTerakhir,
sertamenyampaikankepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.5.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
KesempatanTerakhir.
1.5.4. Jurusita Pajak menatusahakan dan mengirimkan Surat Kesempatan Terakhir
kepada WajibPajak/Penanggung Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP)
Administrasi Perpajakan
215

1.5.5. Dalam hal Wajib Pajak/Penanggung Pajak melunasi utang pajaknya, maka proses
akandilanjutkandenganSOPtentangTataCaraPencabutanSita.
1.5.6. Dalam hal Penanggung Pajak tetap tidak melunasi utang pajaknya, maka Jurusita
PajakakanmembuatkonsepSuratPenetapanHargaLimitterhadapbarangbarang
yang telah disita dan akan dijual melaui lelang serta menyampaikannya kepada
KepalaSeksiPenagihan.
1.5.7. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Penetapan Harga
LimitsertamenyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.5.8. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiSuratPenetapan
HargaLimit.
1.5.9. KepalaSeksiPenagihanmenugaskandanmemberidisposisikepadaJurusitaPajak
untuk menginventarisasi asetaset Penanggung Pajak yang akan dilelang dan
membuatkonsepSuratpermohonanJadwalWaktudanTempatPelelangan
1.5.10. Jurusita Pajak menginventarisasi asetaset Penanggung Pajak yang akan dilelang,
meneliti dengan melihat data tunggakan beserta pelunasan (SSP/STTS/SSB/bukti
Pbk) atau pengurangan (keputusan pembetulan/keputusan keberatan/putusan
banding/keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak/keputusan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi), membuat konsep Surat
Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan yang disertai dengan salinan
data tunggakan beserta pelunasan atau pengurangan dan menyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.11. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Permohonan Jadwal
Waktu dan Tempat Pelelangan, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
1.5.12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PermohonanJadwalWaktudanTempatPelelangan.
1.5.13. Jurusita Pajak menyampaikan Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat
Pelelangan beserta kelengkapannya kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang
Negara.
1.5.14. Setelah menerima Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang Kepala Kantor
Pelayanan Pajak meneruskan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang kepada
KepalaSeksiPenagihan(SOPTataCaraPenerimaanDokumendiKPP).
1.5.15. Jurusita Pajak membuat konsep Pengumuman Lelang dengan tanggal/hari 14
(empat belas) hari sebelum tanggal/hari berdasarkan Surat Penetapan Hari dan
Tanggal Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara, dan
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
Administrasi Perpajakan
216

1.5.16. KepalaSeksiPenagihanmenelitidanmemarafkonsepPengumumanLelang,serta
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.5.17. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Pengumuman
LelangdanmeneruskankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.18. KepalaSeksiPenagihanmenerimaPengumumanLelangyangtelahditandatangani
KepalaKantorPelayananPajakdanmeneruskannyakepadaJurusitaPajak.
1.5.19. Jurusita Pajak mengirimkan Pengumuman Lelang ke penerbit Surat Kabar Harian
untuk diiklankan atau ditempel di papan pengumuman kantor dalam hal
PengumumanLelangterhadapbarangdengannilaipalingbanyakRp20.000.000,00
(dua puluh juta rupiah). Pengumuman Lelang untuk barang bergerak dilakukan 1
(satu)kalidanuntukbarangtidakbergerakdilakukan2(dua)kali.
1.5.20. Pelaksanaan Lelang dipimpin oleh Pejabat Lelang dengan didampingi oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak atau Kepala Seksi Penagihan sebagai Penjual Barang
Sitaan.
1.5.21. HasilLelangdipergunakanterlebihdahuluuntukmembayarbiayapenagihanpajak
yangbelumdibayardansisanyauntukmembayarutangpajak.
1.5.22. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima Risalah Lelang dari Kantor Pelayanan
PiutangdanLelangNegaradanmeneruskankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.23. Kepala Seksi Penagihan menerima Risalah Lelang dan menugaskan Jurusita Pajak
untukmengupdatedatatunggakanpajakdanmenatausahakan.
1.5.24. Jurusita Pajak mengupdate data tunggakan pajak dan menatausahakan Risalah
LelangkedalamberkaspenagihanWajibPajak.
1.5.25. Prosesselesai.

2. PenagihanAktif

2.1. TataCaraPemrosesandanPenatausahaanDokumenMasukdiSeksiPenagihan
2.1.1. Kepala Seksi Penagihan menerima dokumen masuk yang telah didisposisi Kepala
Kantor Pelayanan Pajak (SOP tentang Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP),
memberikandisposisi,menugaskanuntukmenatausahakanatauuntukmemroses
dokumen masuk, dan meneruskan dokumen masuk tersebut kepada Jurusita
Pajak/Pelaksana Seksi Penagihan. Dalam hal telah terdapat SOP untuk memroses
dokumen masuk tersebut, maka Kepala Seksi menindaklanjutinya sesuai dengan
SOPterkait.
Administrasi Perpajakan
217

2.1.2. Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk dokumen


yang akan diproses ditindaklanjuti sesuai dengan penugasan Kepala Seksi
Penagihan. Dalam hal atas dokumen masuk tersebut harus dibuatkan
respon/balasan/tindak lanjut, Jurusita Pajak/Pelaksana Seksi Penagihan
melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan
menyampaikankonsepdokumentersebutkeKepalaSeksiPenagihan.
2.1.3. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep dokumen keluar serta
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.4. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganidokumenkeluar.
2.1.5. Dokumen yang telah ditandatangani, diterima, dicatat datanya, serta diberi cap,
nomor, dan tanggal oleh Sekretaris Kepala Kantor Pelayanan Pajak, kemudian
diteruskankeJurusitaPajak/PelaksanaSeksiPenagihan.
2.1.6. Jurusita Pajak/Pelaksana Seksi Penagihan menerima, menginput/mencatat data
dokumen keluar, menatausahakan arsip yang berasal dari dokumen masuk
maupun arsip dari dokumen keluar, meneruskan tembusan ke seksi terkait, serta
meneruskan dokumen keluar yang siap dikirim melalui Subbagian Umum (SOP
tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP) dengan menggunakan buku
eskpedisi.
2.1.7. Prosesselesai.

2.2. TataCaraMenjawabKonfirmasidataTunggakanWajibPajak
2.2.1. Kepala Seksi Penagihan menerima Surat Permintaan Konfirmasi Data Tunggakan
Pajak baik dari Unit Lain yang telah didisposisi Kepala Kantor (SOP Tata Cara
Penerimaan Dokumen di KPP) maupun dari Seksi Terkait kemudian menugaskan
Pelaksana Seksi Penagihan untuk meneliti dan membuat surat jawaban, data
tunggakan,dansuratpengantar.
2.2.2. Pelaksana Seksi Penagihan meneliti data tunggakan pajak Wajib Pajak, apakah
telah sesuai atau belum, kemudian membuat Konsep Surat Jawaban dan Surat
Pengantar untuk Unit Lain, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi
Penagihan.
2.2.3. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani surat jawaban permintaan
datatunggakanWajibPajakbesertalampirandaftartunggakannyasertamemaraf
surat pengantar dan meneruskan surat pengantar ke Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
2.2.4. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganisuratpengantar.
Administrasi Perpajakan
218

2.2.5. Pelaksana Seksi Penagihan menatausahakan dan mengirim Surat Jawaban


Permintaan Data Tunggakan Wajib Pajak ke seksi terkait atau bersama Surat
Pengantar apabila dikirim untuk Unit Lain melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.2.6. Prosesselesai.

2.3. TataCarapenerbitanSurattagihanPajak(STP)BungaPenagihan
2.3.1. Berdasarkandatasuratketetapanpajakyangmenurutketentuanharusditebitkan
STPkarenapadasaatjatuhtempopelunasantidakataukurangdibayar,Pelaksana
SeksiPenagihanmemilihketetapanpajakyangakandikenaiBungaPenagihan,dan
mengirimkasustersebutkeManajemenKasus.
2.3.2. STPBungaPenagihankemudiandiprosesolehsistem.
2.3.3. Pelaksana Seksi Penagihan mencetak dokumen konsep STP Bunga Penagihan dan
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
2.3.4. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep STP Bunga Penagihan dan
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.3.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep STP
BungaPenagihan.
2.3.6. Pelaksana Seksi Penagihan menatausahakan dan mengirimkan STP Bunga
Penagihan melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
2.3.7. Prosesselesai.

2.4. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenundaanPembayaranPajak
2.4.1. WajibPajakmengajukanpermohonanPenundaanPembayaranPajak.
2.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapi. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya
sudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpaduakanmencetakBPSdanLPAD.
BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak, sedangkan LPAD akan digabungkan
dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan
menyampaikan surat permohonan beserta kelengkapannya kepada Kepala Seksi
Penagihan. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam Permohonan Wajib Pajak dan
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
Administrasi Perpajakan
219

2.4.3. Kepala Seksi Penagihan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
Seksi Penagihan untuk membuat Laporan Penelitian Permohonan Penundaan
PembayaranPajak.
2.4.4. Pelaksana Seksi Penagihan membuat Laporan Penelitian Permohonan Penundaan
PembayaranPajakdanmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
2.4.5. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Penelitian
PermohonanPenundaanPembayaranPajakdanmenyampaikannyakepadaKepala
KantorPelayananPajak.
2.4.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak dan menyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.4.7. Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas
PermohonanPenundaanPembayaranpajakdiprosesolehsistem.
2.4.8. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan. Surat Keputusan
Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan
PenundaanPembayaranpajakditerbitkandalamrangkap2(dua),yaitu:
2.4.9. a.Lembarke1 :untukWajibPajak
2.4.10. b.Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
2.4.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Penundaan
Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan
PembayaranPajakdanmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.4.12. KepalaSeksiPelayananmenelitidanmemarafkonsepSuratKeputusanPenundaan
Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan
Pembayaran pajak kemudian menyampaikannyakepada KepalaKantorPelayanan
Pajak.
2.4.13. KepalaKantorPelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan
Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan
PenundaanPembayaranPajak.
2.4.14. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan dan mengirimkan Surat Keputusan
Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan
PenundaanPembayaranPajakkepadaWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOP
TataCaraPenyampaianDokumen)
2.4.15. Prosesselesai.

Administrasi Perpajakan
220

2.5. TataCaraPenyelesaianPermohonanMengansurPembayaranPajak
2.5.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandenganmeneruskansurat
permohonanbesertakelengkapannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
2.5.3. Kepala Seksi Penagihan menugaskan Pelaksana Seksi Penagihan untuk membuat
LaporanPenelitianPermohonanMengangsur.
2.5.4. Pelaksana Seksi Penagihan membuat dan menandatangani Laporan Penelitian
Permohonan Mengangsur, kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi
Penagihan.
2.5.5. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Penelitian
Permohonan Mengangsur dan meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Laporan Penelitian Permohonan
Mengangsuryangdibuat,PelaksanaSeksiPenagihanharusmemperbaikidokumen
tersebut.
2.5.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian Permohonan Mengangsur dan meneruskannya ke Seksi Pelayanan.
Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui Laporan Penelitian Permohonan
Mengangsuryangdibuat,PelaksanaSeksiPenagihanharusmemperbaikidokumen
tersebut.
2.5.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur
dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.5.8. Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak diterbitkan dalam rangkap 2 (dua),
yaitu:
a.Lembarke1:untukWajibPajak
b.Lembarke2:untukarsipKantorPelayananPajak
Administrasi Perpajakan
221

2.5.9. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Angsuran


PembayaranPajakdanmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan
2.5.10. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan Angsuran
Pembayaran Pajak kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
2.5.11. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Keputusan Angsuran
PembayaranPajak.
2.5.12. Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan menyampaikannya
kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.5.13. Prosesselesai.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai