RegistrasidanEkstensifikasi
1. PendaftaranNPWPdanPengukuhanPKP
1.1. TataCaraPendaftaranNomorPokokWajibPajak
1.1.1. Wajib Pajak mengajukan berkas pendaftaran NPWP dengan menggunakan
Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya
kepadaPetugasTempatPelayananTerpadu.
1.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalamhalberkaspendaftaranbelumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntuk
melengkapinya. Dalam hal berkas pendaftaran sudah lengkap, Petugas Tempat
Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada
Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas pendaftaran
kemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspendaftaranWajibPajak.
1.1.4. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratKeteranganTerdaftardanKartu
NPWPkemudianmenyerahkannyakeKepalaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
2
1.1.5. SuratKeteranganTerdaftardanKartuNPWPditerbitkandalamrangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Keterangan Terdaftar kemudian
menyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KantorPelayananPajak).
1.1.9. Prosesselesai.
1.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanPengukuhanPKP
1.2.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan Pengukuhan sebagai PKP dengan
menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta
persyaratannyakepadaPetugasTempatPelayananTerpadu.
1.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima berkas permohonan pengukuhan
PengusahaKenaPajakkemudianmenelitikelengkapanpersyaratannya.Dalamhal
berkas permohonan pengukuhan PKP belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP
sudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpaduakanmencetakBPSdanLPAD.
BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan
dengan berkas permohonan pengukuhan PKP kemudian diteruskan kepada
PelaksanaSeksiPelayanan.
1.2.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekampermohonanWajibPajak.
1.2.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Tugas Pembuktian Alamat
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.2.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Tugas Pembuktian Alamat
kemudianmengembalikannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.2.6. AtasdasarSuratTugasPembuktianAlamat,PelaksanaSeksiPelayananmelakukan
penelitianlapangankebenaranalamatWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
3
1.3. TataCaraPerubahanIdentitasWajibPajak
1.3.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajak yang telah diisi dan ditandatangani beserta lampiran yang disyaratkan
kepadaPetugasTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
4
1.4. TataCaraPemindahanWajibPajakdiKPPLama
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPLama
1.4.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
PajakbesertapersyaratannyamelaluiPetugasTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
5
1.4.14. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan mengirim berkas Wajib
PajakdanSuratPencabutanKeteranganTerdaftarkeKantorPelayananPajakbaru
melaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
1.4.15. Prosesselesai.
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPBaru
1.1.1. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima faximili Surat Pemberitahuan
Pernyataan Pindah dari Kantor Pelayanan Pajak baru, merekam kemudian
menyerahkankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.2. PelaksanaSeksiPelayananmemprosesSuratPemberitahuanPernyataanPindah.
1.1.3. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPindah.SuratPindahinidicetak
rangkapduakemudiandiserahkankepadaKepalaSeksiPelayanan.
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.1.4. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPindahkemudianmenyerahkannya
kepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.1.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.1.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga harus mengirim faximili Surat
PindahkeKantorPelayananPajakbaru.
1.1.7. Proses selesai. Faximili Surat Pindah ini akan diproses dalam SOP Pemindahan
WajibPajakdiKantorPelayananPajakbaru.
1.1.8. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Pemindahan Wajib Pajak di Kantor
PelayananPajakBaru.
1.1.9. PelaksanaSeksiPelayananmenerimafaximiliKartuNomorPokokWajibPajakdan
SuratKeteranganTerdaftardariKantorPelayananPajakbaru.
1.1.10. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pencabutan Surat Keterangan
Terdaftar kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Surat
PencabutanSuratKeteranganTerdaftarinidicetakrangkapdua.
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
Administrasi Perpajakan
7
1.5. TataCaraPenyelesaianPemindahanPKPdiKPPLama
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakLama
1.5.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonan kemudian diteruskan kepada Penata Usaha Tempat Pelayanan
TerpadudanPenerbitanProdukHukum.
1.5.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.5.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pindah kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.SuratPindahinidicetakrangkap
dua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.5.5. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPindahkemudianmenyerahkannya
kepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.5.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
8
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakBaru
1.5.1. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima faximili Surat Pemberitahuan
PernyataanPindahdariKantorPelayananPajakbaru,mencetakBuktiPenerimaan
Surat dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen kemudian meneruskannya ke
PelaksanaSeksiPelayanan.
1.5.2. PelaksanaSeksiPelayananmerekamSuratPemberitahuanPernyataanPindah.
Administrasi Perpajakan
9
1.5.15. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang akan
diserahkankeWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan mengirim berkas Wajib
Pajak dan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak baru melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
1.5.16. Prosesselesai.
1.6. TataCaraPenyelesaianPemindahanWajibPajakdiKPPBaru
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakLama
1.6.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonankemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.6.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.KartuNPWPdanSKTinidicetak
rangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.6.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.6.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirim faximili dokumen ke Kantor
PelayananPajaklama.
1.6.8. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
11
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKantorPelayananPajakBaru
1.6.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan. Dalam hal berkas
permohonanbelumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.
Dalamhalberkaspermohonansudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpadu
akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak
sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan kemudian
diteruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.6.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pemberitahuan Pernyataan
PindahkemudiandiserahkankepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.6.5. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPemberitahuanPernyataanPindah
kemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.6.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.6.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirimkan faximili Surat Pemberitahuan
PernyataanPindahkeKantorPelayananPajaklama.
1.6.8. Proses selesai. Faximili Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah ini akan diproses
dalamSOPPemindahanWajibPajakdiKantorPelayananPajakLama.
1.6.9. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Pemindahan Wajib Pajak di Kantor
PelayananPajakLama.
1.6.10. PelaksanaSeksiPelayananmenerimadanmerekamfaximiliSuratPindah.
1.6.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.KartuNPWPdanSKTinidicetak
rangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.6.12. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Kartu NPWP dan SKT kemudian
menyerahkankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
12
1.7. TataCaraPemindahanPKPdiKPPBaru
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPLama
1.7.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.7.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonankemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.7.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Tugas Pembuktian Alamat
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.7.5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Tugas Pembuktian Alamat,
kemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.6. AtasdasarSuratTugasPembuktianAlamat,PelaksanaSeksiPelayananmelakukan
penelitianlapangankebenaranalamatWajibPajak.
1.7.7. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak
konsep Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat. Dalam hal alamat Wajib Pajak
terbukti benar Pelaksana Seksi Pelayanan kemudian mencetak konsep Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Jika alamat Pengusaha Kena Pajak tidak
benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Penolakan Pendaftaran
Wajib Pajak dan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak. Surat Pengukuhan PKP atau
konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP dicetak
rangkapdua:
Lembarke1 :untukWajibPajak
Administrasi Perpajakan
13
Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
1.7.8. Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaikan konsep Berita Acara Hasil Pembuktian
Alamat dan konsep Surat Pengukuhan PKP atau konsep Surat Penolakan
PendaftaranWajibPajakdanPelaporanPKPkepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.7.9. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat,
Surat Pengukuhan PKP atau Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan
PelaporanPKPkemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.10. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.7.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga mengirim faximili dokumen ke Kantor
PelayananPajaklama.
1.7.12. Prosesselesai.
DalamhalSuratPernyataanPindahdiajukanmelaluiKPPBaru
1.7.1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak dengan
menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajakbesertapersyaratannya.
1.7.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
permohonankemudianditeruskankepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.3. PelaksanaSeksiPelayananmerekamberkaspermohonanWajibPajak.
1.7.4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pemberitahuan Pernyataan
PindahkemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
1.7.5. KepalaSeksiPelayananmenandatanganiSuratPemberitahuanPernyataanPindah
kemudianmenyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.7.6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
14
1.8. TataCaraPenghapusanNPWP
1.8.1. Wajib Pajak mengajukan berkas penghapusan NPWP dengan menggunakan
FormulirPendaftarandanPerubahanDataWajibPajakbesertapersyaratannya.
1.8.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas penghapusan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal berkas penghapusan sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas
penghapusan kemudian diteruskan kepada Seksi Pemeriksaan untuk diproses
dalamSOPPemeriksaan.
1.8.3. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan,
mencetak Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak/Surat Penolakan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, dan selanjutnya diteruskan kepada
KepalaSeksiPelayananuntukditandatangani.
1.8.4. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak/Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak kemudian
mengembalikannyakepadaPelaksanaSeksiPelayanan.
1.8.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.8.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
WajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPPenyampaianDokumendiKPP).
1.8.7. Prosesselesai.
1.9. TataCaraPenyelesaianPencabutanPKP
Administrasi Perpajakan
16
1.9.1. Wajib Pajak mengajukan berkas pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
dengan menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak
besertapersyaratannya.
1.9.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas pencabutan belum lengkap, berkas pencabutan dikembalikan
kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas pencabutan sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS
akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan
berkas pencabutan kemudian diteruskan kepada Seksi Pemeriksaan untuk
diprosesdalamSOPPemeriksaan.
1.9.3. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan,
mencetak Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP),
danselanjutnyaditeruskankepadaKepalaSeksiPelayananuntukditandatangani.
1.9.4. Kepala Seksi Pelayanan menadatangani Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana
SeksiPelayanan.
1.9.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberinomor,memberistempelkantor,memisahkandokumenuntukarsipdan
dokumenyangakandiserahkankepadaWajibPajak.
1.9.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
WajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPPenyampaianDokumendiKPP).
1.9.7. Prosesselesai.
2. PendaftaranObjekPajak
2.1. TataCaraPendaftaranObjekPajakBaruDenganPenelitianKantor
2.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pendaftaran Objek Pajak baru ke Kantor
PelayananPajakmelaluiPetugasTPT.
Administrasi Perpajakan
17
2.1.2. Petugas TPT menerima permohonan Pendaftaran Objek Pajak Baru kemudian
menelitikelengkapanpersyaratannya.Dalamhalberkaspermohonanpendaftaran
belum lengkap, berkas permohonan pendaftaran dikembalikan kepada Wajib
Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas permohonan pendaftaran sudah
lengkap, Petugas TPT akan mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak
sedangkanLPADakandigabungkandenganberkaspermohonanpendaftaran,dan
kemudianditeruskankepadaKepalaSeksiEkstensifikasi.
2.1.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada
PejabatFungsionalPenilaiuntukmelakukanpenelitiankantor.
2.1.4. PejabatFungsionalPenilaimenerimaberkaspermohonanpendaftaran,melakukan
penelitiankantor,danmembuatkonsepBeritaAcaraPenelitianKantor,kemudian
menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi beserta berkas permohonan
pendaftaran.
2.1.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi mempelajari dan memaraf konsep Berita Acara
Penelitian Kantor, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor. Dalam hal
KepalaSeksiEkstensifikasitidakmenyetujuikonsepBeritaAcaraPenelitianKantor,
Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki konsep Berita Acara Penelitian
Kantortersebut.
2.1.6. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani Berita Acara
Penelitian Kantor, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi
untuk dilakukan pemutakhiran data grafis. Dalam hal Kepala Kantor tidak
menyetujui konsep Berita Acara Penelitian Kantor, Pejabat Fungsional Penilai
harusmemperbaikikonsepBeritaAcaraPenelitianKantortersebut.
2.1.7. Kepala Seksi Ekstensifikasi menerima Berita Acara Penelitian Kantor dan
menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi untuk melakukan pemutakhiran data
grafisdanprosespenatausahaanberkasselanjutnya.
2.1.8. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi melakukan pemutakhiran data grafis, kemudian
meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Kepala Seksi Pengolahan
DatadanInformasiuntukdilakukanperekamandata.
2.1.9. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima berkas permohonan
pendaftaran dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi
untuk melakukan proses pembentukan basis data dan penatausahaan berkas
selanjutnya.
Administrasi Perpajakan
18
2.2. TataCaraPenerbitanSuratHimbauanUntukBerNPWP
2.2.1. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan berdasarkan dokumen masuk yang telah
didisposisi Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Nota Dinas dari Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi, data pihak ke tiga, laporan hasil penelitian
pendahuluan, dan/atau alat keterangan, menyusun dan menugaskan Pelaksana
SeksiEkstensifikasiPerpajakanuntukmencetakkonsepSuratHimbauanNPWP.
2.2.2. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mencetak konsep Surat Himbauan ber
NPWP dan menyampaikan konsep tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan.
2.2.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti, menyetujui, dan memaraf Surat
HimbauanberNPWPsertameneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.4. KepalaKantorPelayananPajakmenelaah,menyetujui,danmenandatanganiSurat
HimbauanberNPWP.
2.2.5. PelaksanaSeksiEkstensifikasiPerpajakanmenyiapkanpengirimanSuratHimbauan
yangtelahditandatanganidanmenatausahakanarsipnya.
Administrasi Perpajakan
19
2.2.6. ProsesdilanjutkankeSOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.7. Prosesselesai
2.3. TataCaraPenyelesaianMutasiSeluruhnyaObjekdanSubjekPajakBumidanBangunan
2.3.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan mutasi subjek dan objek pajak (termasuk
pemecahandanpenggabunganobjekpajak)keKantorPelayananPajak.
2.3.2. Petugas TPT menerima permohonan mutasi subjek dan/atau objek pajak,
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
mutasi subjek dan/atau objek pajak belum lengkap, berkas permohonantersebut
dikembalikankepadaWajibPajakuntukdilengkapi.Dalamhalberkaspermohonan
mutasi subjek dan/atau objek pajak sudah lengkap, Petugas TPT akan mencetak
BuktiPenerimaanSurat(BPS)danLembarPengawasanArusDokumen(LPAD).BPS
akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan
berkas permohonan mutasi subjek dan/atau objek pajak, dan kemudian
diteruskankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.3.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepada Account Representative untuk meneliti dan memproses dokumen. Dalam
hal permohonan merupakan mutasi sebagian (pemecahan dan penggabungan)
maka Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneruskan berkas permohonan
mutasikepadaKepalaSeksiEkstensifikasidenganmengacukepadaSOPTataCara
PenyelesaianMutasiSebagianObjekdanSubjekPajak.
2.3.4. Account Representative meneliti dokumen SPOP/LSPOP dan data pendukungnya,
kemudian meneruskan dokumen tersebut kepada Kepala Seksi Surat
PemberitahuanObjekPajak.
2.3.5. KepalaSeksiSuratPemberitahuanObjekPajakmenugaskandanmemberidisposisi
kepada Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk merekam
SPOP/LSPOP.
2.3.6. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam SPOP/LSPOP dan
meneruskandokumenkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.3.7. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
SeksiPelayananuntukmencetakkonsepSPPT.
2.3.8. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSPPTdanmeneruskankepadaKepala
SeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
20
2.3.9. KepalaSeksiPelayananmeneliti,menyetujuidanmemarafkonsepSPPT,kemudian
meneruskan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep SPPT tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepSPPTtersebut.
2.3.10. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani SPPT. Dalam hal
KepalaKantortidakmenyetujui konsep SPPTtersebut, Pelaksana SeksiPelayanan
harusmemperbaikikonsepSPPTtersebut.
2.3.11. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen dan SOP
tentangTataCaraPenyampaianDokumen
2.3.12. Prosesselesai.
2.4. TataCaraPenyelesaianMutasiSebagianObjekdanSubjekPajakBumidanBangunan
2.4.6. PejabatFungsionalPenilaimelakukanpenelitianlapanganataspermohonanwajib
pajak berdasarkan surat tugas, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan,
mengidentifikasi/menggambar obyek pada peta, memberikan NOP,
menandatangani SPOP/LSPOP dan membuat uraian penelitian, kemudian
menyampaikankepadaKepalaKantor.
2.4.7. Kepala Kantor meneliti dan memberikan persetujuan dan menugaskan Kepala
SeksiPengolahanDatadanInformasiuntukmerekamSPOP/LSPOP.
2.4.8. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima SPOP/LSPOP dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk merekam
SPOP/LSPOP.
2.4.9. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima dan merekam
SPOP/LSPOP,kemudianmeneruskanSPOP/LSPOPkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.4.10. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT).
2.4.11. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSPPTdanmeneruskankepadaKepala
SeksiPelayanan.
2.4.12. KepalaSeksiPelayananmeneliti,menyetujuidanmemarafkonsepSPPT,kemudian
meneruskan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep SPPT tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepSPPTtersebut.
2.4.13. KepalaKantorPelayananPajakmereview,menetapkandanmenandatanganiSPPT
sertameneruskanSPPTkeKepalaSeksipelayanan.DalamhalKepalaKantortidak
menyetujui konsep SPPT, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep
SPPT.
2.4.14. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen dan
tentangTataCaraPenyampaianDokumen.
2.4.15. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
22
PenyuluhandanPelayanan
1. Penyuluhan
1.1. TatapMuka
1.1.1. TataCaraPelayananKonsultasiPerpajakanMelaluiTatapMuka
1.1.1.1. Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak datang ke Kantor Pelayanan Penyuluhan
danKonsultasiPerpajakanuntukberkonsultasidibidangPerpajakan.
1.1.1.2. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima kedatangan Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak yang ingin
berkonsultasi di bidang Perpajakan, mengisi Buku Tamu,
mengantarkannyakeKelompokPejabatFungsional.
1.1.1.3. Kelompok Jabatan Fungsional menerima kedatangan Wajib Pajak/Calon
Wajib Pajak, mengadakan konsultasi langsung dengan Wajib Pajak/Calon
WajibPajak,mencatatidentitas,konsultasiyangdiberikansertamencatat
kedalamBukuPelayananKonsultasiPerpajakan.
1.1.1.4. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
23
1.2. MediaCetak
1.2.1. TataCaraPenyuluhanPerpajakanMelaluiMediaMassaCetak
1.2.1.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada para Kelompok Jabatan
Fungsional untuk menyiapkan konsep Artikel/Iklan Penyuluhan dalam
rangka penyuluhan perpajakan melalui media cetak dengan judul dan
tema yang ditentukan oleh Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
KonsultasiPerpajakan.
1.2.1.2. Kelompok Jabatan Fungsional membuat konsep Artikel/Iklan Penyuluhan
dan Anggaran Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor
PelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.2.1.3. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui Artikel/Iklan Penyuluhan dan Anggaran Biaya kemudian
menyerahkannyakepadaKelompokJabatanFungsional.
1.2.1.4. Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Anggaran Biaya kepada
Bendahara.
1.2.1.5. BendaharamenyerahkandanakepadaKelompokJabatanFungsional.
1.2.1.6. Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Artikel/Iklan Penyuluhan
kepadaPenerbitMediaMasa.
1.2.1.7. Kelompok Jabatan Fungsional menerima koran/majalah yang memuat
artikel/iklan penyuluhan perpajakan, kemudian membuat Laporan
Pertanggungjawaban Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala
KantorPelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
Administrasi Perpajakan
27
1.2.2. Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Melalui Penerbitan Prospektus, Brosur, leaflet,
atauKarikatur.
1.2.2.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada Kelompok Jabatan Fungsional
untuk membuat prospektus, brosur, leaflet, atau karikatur sesuai dengan
bidangkeahlianmasingmasing.
1.2.2.2. Kelompok Jabatan Fungsional yang bersangkutan menerima tugas
kemudian menyiapkan bahanbahan, mempelajari, membuat konsep
prospektus, brosur, leaflet, atau karikatur kemudian menyerahkannya
kepadaKepalaKantorPelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.2.2.3. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujuiprospektus,brosur,leaflet,ataukarikatur.
1.2.2.4. Proses pencetakan dokumen selanjutnya diproses dalam SOP Tata Cara
PengadaanATK/Formulir/BarangInventaris.
1.2.2.5. Prosesselesai.
1.3. MediaElektronik
1.3.1. TataCaraPelayananKonsultasiPerpajakanMelaluiTelepon
1.3.1.1. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima telepon dari Wajib Pajak Wajib Pajak yang ingin berkonsultasi
tentang Pajak Penghasilan, kemudian menyambungkan kepada pesawat
teleponKelompokJabatanFungsional.
1.3.1.2. Kelompok Jabatan Fungsional menerima sambungan telepon dari
Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan dari
Wajib Pajak yang ingin berkonsultasi, mencatat identitas penelpon ke
dalam Buku Pelayanan Konsultasi Perpajakan, memberikan penjelasan
yangdikehendakiolehWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
28
1.3.1.3. Prosesselesai.
1.3.2. TataCaraPenyuluhanPerpajakanMelaluiMediaMassaElektronikRadio.
1.3.2.1. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada para Kelompok Jabatan
Fungsional untuk menyiapkan konsep Skenario/Iklan Penyuluhan dalam
rangka penyuluhan perpajakan melalui media massa elektronik radio
dengan judul dan tema yang ditentukan oleh Kepala Kantor Pelayanan
PenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.3.2.2. Kelompok Jabatan Fungsional menerima tugas tersebut, menyiapkan
bahanbahan, mempelajari, membuat konsep Skenario/Iklan Penyuluhan
sesuai dengan judul dan tema yang telah ditentukan, membuat Anggaran
Biaya yang diperlukan dan menyerahkannya kepada Kepala Kantor
PelayananPenyuluhandanKonsultasiPerpajakan.
1.3.2.3. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui Skenario/Iklan Penyuluhan kemudian menugaskan Pelaksana
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan. Sedangkan
Anggaran Biaya yang disetujui diserahkan kepada Kelompok Jabatan
Fungsionaluntukkemudiandiserahkankebendahara.
1.3.2.4. Bendahara menyiapkan dana dan menyerahkan dananya kepada
KelompokPejabatFungsional.
1.3.2.5. Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Skenario/Iklan Penyuluhan
besertabiayanyakepadamediaelektronikradio.
1.3.2.6. Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan penyuluhan di media
elektronikradiokemudianmemintabuktipembayaran.
1.3.2.7. KelompokJabatanFungsionalmembuatkonsepLaporanHasilPenyuluhan
dimediaelektronikradiodanLaporanPertangungjawabanBiaya.
1.3.2.8. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menyetujui Laporan Hasil Penyuluhan dan Laporan Pertangungjawaban
Biaya.
1.3.2.9. Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menatausahakandanmengarsipkanLaporanHasilPenyuluhan.
1.3.2.10. Laporan Pertanggungjawaban Biaya beserta dengan buktibukti
pengeluarandisimpanolehBendahara.
1.3.2.11. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
29
2. Pelayanan
2.1. SuratKeteranganBebas
2.1.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPh21
2.1.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian uraian penelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.1.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Administrasi Perpajakan
30
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
KeteranganBebas(SKB)PemotonganPPhPasal21atauSuratPenolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak
PenghasilanPasal21,kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaSeksi
Pelayanan.
2.1.1.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.1.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 21 atau Surat
Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/PemungutanPajakPenghasilanPasal21ditatausahakandi
Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.1.12. Prosesselesai.
2.1.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPh22
2.1.2.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
31
2.1.3. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan
PPh22UntukPedagangPengumpuldanUntukIndustriTertentu
2.1.3.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.3.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/PemungutanPPh,kemudianmeneruskanuraianpenelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.3.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/PemungutanPPh,kemudianmeneruskanuraianpenelitian
permohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
33
2.1.4. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan
PPh22
2.1.4.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
34
2.1.5. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan
PPh22ImporUntukWPYangPenghasilannyaSematamataDikenakanPPh
2.1.5.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
36
2.1.5.11. Surat Keterangan Bebas Pemungutan PPh Pasal 22 Impor untuk Wajib
Pajak yang Penghasilannya Sematamata Dikenakan PPh yang Bersifat
Final atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
PemungutanPPhPasal22ImporuntukWajibPajakyangPenghasilannya
SematamataDikenakanPPhyangBersifatFinalditatausahakandiSeksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
menyampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.5.12. ProsesSelesai.
2.1.6. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh 22 Impor
EmasBatangan
2.1.6.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.6.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.6.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
38
Administrasi Perpajakan
39
2.1.7. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan
PPh23
2.1.7.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.7.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.7.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
2.1.7.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
UraianPenelitianPermohonan, dan memberikanpersetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitianpermohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.7.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.7.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.7.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Administrasi Perpajakan
40
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.7.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
KeteranganBebas(SKB)PemotonganPPhPasal23atauSuratPenolakan
Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak
PenghasilanPasal23,kemudianmenyampaikannyakepadaKepalaSeksi
Pelayanan.
2.1.7.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.7.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.7.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23 atau Surat
Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/PemungutanPajakPenghasilanPasal23ditatausahakandi
Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum
(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.7.12. Prosesselesai.
2.1.8. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan
PPhAtasBungaDepositodanTabunganSertaDiskontoSBI
2.1.8.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.8.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
41
2.1.9. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Atas
PenghasilandariPengalihanHakAtasTanahdanatauBangunan
2.1.9.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.9.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.9.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
Administrasi Perpajakan
43
Administrasi Perpajakan
44
2.1.10. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi WP Real
Estat
2.1.10.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.10.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.1.10.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh serta menyampaikan uraian penelitian
permohonantersebutkepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.10.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani
uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve)
atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian
permohonantersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.10.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas
penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan
PPh.
2.1.10.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.1.10.7. SuratKeteranganBebas(SKB)diterbitkandalamrangkap3(tiga),yaitu:
Lembarke1 :untukWajibPajak;
Lembarke2 :untukPemotong/Pemungutpajak;
Administrasi Perpajakan
45
Lembarke3 :untukarsipKantorPelayananPajak.
2.1.10.8. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi Wajib Pajak Real
Estat atau Surat Penolakan Pembebasan Pemungutan PPh atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi
Wajib Pajak Real Estat, kemudian menyampaikannya kepada Kepala
SeksiPelayanan.
2.1.10.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil
persetujuan kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.1.10.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumenhasilpersetujuan.
2.1.10.11. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi Wajib Pajak Real
Estat atau Surat Penolakan Pembebasan Pemungutan PPh atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Bagi
WajibPajakRealEstatditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.1.10.12. Prosesselesai.
2.1.11. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPN
2.1.11.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPN ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
46
2.1.12. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN Atas
Penyerahan BKP Tertentu WP Perwakilan Negara Asing/Badan Internasional
SertaPejabat/TenagaAhlinya
2.1.12.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas Surat
Pembebasan PPN dan/atau PPnBM Perwakilan Negara Asing/Badan
Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
48
2.1.13. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPnBMAtas
PembelianKendaraanAngkutan
2.1.14. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganBebas(SKB)PPnBMAtas
PenyerahanKendaraanBermotor
2.1.14.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
2.1.14.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
52
2.2. PelayananPBB
2.2.1. Tata Cara Penyelesaian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran
PajakBumidanBangunan
2.2.1.1. WajibPajakmengajukanpermohonanPenentuanKembaliTanggalJatuh
Tempo Pembayaran PBB ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Penentuan
Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB kemudian meneliti
kelengkapanpersyaratannya.DalamhalberkaspermohonanPenentuan
Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB belum lengkap,
dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas
permohonan permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran PBB sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
mencetakBPSdanLPAD.BPSdiserahkankepadaWajibPajaksedangkan
LPAD digabungkan dengan berkas permohonan Penentuan Kembali
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB, dan kemudian diteruskan
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi
disposisi kepada Account Representative untuk membuat Uraian
PenelitianPenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaranPBB.
2.2.1.4. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian
Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB
kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
Administrasi Perpajakan
54
2.2.1.11. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
PenentuanKembaliTanggalJatuhTempoPembayaranPBBberikutSPPT
PBB atau Surat Jawaban, kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui
konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran PBB berikut SPPT atau Surat Jawaban tersebut, Pelaksana
SeksiPelayananharusmemperbaikikonsepSurattersebut.
2.2.1.12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB
berikut SPPT atau Surat Jawaban. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan
Pajak tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT PBB atau Surat
Jawaban tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepSurattersebut.
2.2.1.13. Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran
PBB berikut SPPT PBB atau Surat Jawaban ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.2.1.14. Prosesselesai.
2.2.2. Tata Cara Penanganan Permohonan dari Wajib Pajak Untuk Mengajukan
Pengurangan atas PBB Yang Terutang Sehubungan Dengan Bencana Alam
GempaBumidiProvinsiDIYogyakartadanSebagianProvinsiJawaTengahSerta
GempaBumidanTsunamidiPesisirPantaiSelatanPulauJawa
2.2.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan atas pengurangan PBB secara
tertuliskeKantorPelayananPajakPratama.
2.2.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerbitkan Bukti
Penerimaan Surat (BPS) dan meneruskan permohonan kepada
PelaksanaSeksiPelayanan
2.2.2.3. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam Permohonan Wajib Pajak dan
meneruskankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.2.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan membuat
penugasankepadaAccountRepresentative(AR).
2.2.2.5. ARmenelitipemenuhanpersyaratanformalpermohonanWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
56
Administrasi Perpajakan
57
2.2.3. Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) PBB Sektor
Perkebunan,PerhutanandanPertambangan
2.2.3.1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) beserta
lampirannya.
2.2.3.2. PetugasTPTmenerimaSuratPemberitahuanObjek Pajak(SPOP)Sektor
Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) beserta lampirannya,
Petugas TPT mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar
PengawasanArusDokumen(LPAD).BPSdiserahkankepadaWajibPajak
sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta
kelengkapannya. Petugas TPT kemudian merekam surat permohonan
dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta
kelengkapannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.3.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Account
Representative untuk melakukan penelitian atas kelengkapan Surat
PemberitahuanObjekPajak(SPOP)SektorPerkebunan,Perhutanan,dan
Pertambangan(P3)besertalampirannya.
2.2.3.4. Account Representative melakukan penelitian terhadap kelengkapan
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Sektor Perkebunan,
Perhutanan, dan Pertambangan (P3) beserta lampirannya, dan
menyampaiakankeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.3.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyampaikan Surat
PemberitahuanObjekPajak(SPOP)SektorPerkebunan,Perhutanan,dan
Pertambangan (P3) beserta lampirannya ke Pejabat Fungsional Penilai
PBB.
2.2.3.6. Pejabat Fungsional Penilai PBB meneliti kebenaran pengisian SPOP,
melakukan penilaian atas bumi dan bangunan, membuat nota
perhitunganketetapanPBBsektorP3danmenyampaikankepadaKepala
KantorPelayananPajak.
2.2.3.7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menyetujui, memaraf dan
memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan
Informasi untuk melakukan perekaman data SPOP sektor P3 beserta
NotaPerhitungannya.
2.2.3.8. Kepala Seksi PDI menugaskan pelaksana untuk melaksanakan
perekamandataSPOPsektorP3besertaNotaPerhitungannya.
Administrasi Perpajakan
58
2.2.3.9. Pelaksana Seksi PDI merekam data SPOP sektor P3 beserta Nota
Perhitungannya,danmenyampaikanhasilnyakepadaKepalaSeksiPDI
2.2.3.10. Kepala Seksi PDI menyampaikan SPOP sektor P3 beserta Nota
PerhitunganyangtelahdirekamkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.3.11. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakSuratPemberitahuanPajakTerhutangPBBsektorP3.
2.2.3.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang PBB sektor P3 dan menyampaikan kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.2.3.13. Kepala Seksi Pelayanan memaraf Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
PBB sektor P3 dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
2.2.3.14. KepalaKantorPelaksanaanPajakmenandatanganiSuratPemberitahuan
PajakTerhutangPBBsektorP3
2.2.3.15. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen
WajibPajakdanSOPtentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.3.16. Prosesselesai.
2.2.4. Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) PBB Sektor
Perkebunan,PerhutanandanPertambangan.
2.2.4.1. Account Representatif (AR) membuat konsep dalam rangka penetapan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun berikutnya dan menyampaikan
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.4.2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, memaraf konsep
SuratHimbauanPenyampaianSuratPemberitahuanObjekPajak(SPOP)
sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) dan
menyampaikankepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.4.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
HimbauanPenyampaianSuratPemberitahuanObjekPajak(SPOP)sektor
Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) dan mengembalikan
kepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.4.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Pelaksana untuk
menatausahakan dan mengirim Surat Himbauan Penyampaian Surat
PemberitahuanObjekPajak(SPOP)sektorPerkebunan,Perhutanan,dan
Pertambangan(P3)kepadaWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
59
2.2.5. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenerbitanSuratKeteranganNilaiJualObjek
Pajak(NJOP)
2.2.5.1. WajibPajakmengajukanpermohonanSuratKeteranganNilaiJualObjek
Pajak(NJOP)keKantorPelayananPajak.
2.2.5.2. Petugas TPT menerima permohonan penerbitan surat keterangan NJOP
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas
permohonan penerbitan surat keterangan NJOP belum lengkap, berkas
permohonan penerbitan surat keterangan NJOP dikembalikan kepada
WajibPajakuntukdilengkapi.Dalamhalberkaspermohonanpenerbitan
suratketeranganNJOPsudahlengkap,PetugasTPTakanmencetakBukti
PenerimaanSurat(BPS)danLembarPengawasanArusDokumen(LPAD).
BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan
digabungkan dengan berkas permohonan penerbitan surat keterangan
NJOP,dankemudianditeruskankepadaKepalaSeksiEkstensifikasi.
2.2.5.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi menugaskan dan memberi disposisi kepada
Pelaksana Seksi Ekstensifikasi untuk menyiapkan konsep surat tugas
pembuatanketeranganNJOP.
2.2.5.4. PelaksanaSeksiEkstensifikasimenyusunkonsepsurattugaspembuatan
keterangan NJOP dan menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala
SeksiEkstensifikasi.
2.2.5.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi meneliti, menyetujui dan memaraf konsep
surat tugas pembuatan keterangan NJOP, kemudian menyerahkan
konsep tersebut kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi
Ekstensifikasi tidak menyetujui konsep surat tugas pembuatan
keterangan NJOP, maka Pelaksana Seksi Ekstensifikasi harus
memperbaikikonsepsurattersebut.
Administrasi Perpajakan
60
2.2.5.13. KepalaSeksiPelayananmeneliti,menyetujuidanmemarafkonsepsurat
keterangan NJOP serta meneruskan kepada Kepala Kantor. Dalam hal
KepalaSeksiPelayanantidakmenyetujuikonsepsuratketeranganNJOP
tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
keterangantersebut.
2.2.5.14. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani surat
keterangan NJOP. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep
surat keterangan NJOP tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus
memperbaikikonsepsuratketeranganNJOPtersebut.
2.2.5.15. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen
WajibPajakdanSOPtentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.5.16. Prosesselesai.
2.2.6. TataCaraPenyelesaianPermohonanKelebihanPembayaranPBB
2.2.6.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran PBB ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan
Terpadu.
2.2.6.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan atas
pengembalian kelebihan pembayaran PBB kemudian meneliti
kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan atas
pengembalian kelebihan pembayaran PBB belum lengkap, dihimbau
kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas
permohonan atas pengembalian kelebihan pembayaran PBB sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD.
BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas permohonan atas pengembalian kelebihan pembayaran
PBB, dan kemudian diteruskan ke Seksi Pemeriksaan untuk diproses
denganSOPTataCaraPemeriksaan.
2.2.6.3. Proses pemeriksaan menghasilkan Laporan Pemeriksaan Pajak dan
NothitPBB.
2.2.6.4. KepalaSeksiPelayananmenerimaLaporanPemeriksaanPajakdanNota
Penghitungan PBB, kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan
untukmencetakprodukhukumberupa:
2.2.6.5. Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
(SKKP PBB), apabila jumlah PBB yang dibayar ternyata lebih besar dari
yangseharusnyaterutang.
Administrasi Perpajakan
62
2.2.6.6. Surat Pemberitahuan (SPb), apabila jumlah PBB yang dibayar sama
denganjumlahPBByangseharusnyaterutang.
2.2.6.7. Surat Ketetapan Pajak (SKP), apabila jumlah PBB yang dibayar ternyata
kurangdarijumlahPBByangseharusnyaterutang.
2.2.6.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep produk hukum dan
menympaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.6.9. KepalaSeksiPelayananmenelitidanmemarafprodukhukum,kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.6.10. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiproduk
hukum.
2.2.6.11. Produk hukum ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Panatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihakterkait(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.2.6.12. Kelebihan pembayaran pajak/SKKP PBB, kemudian diproses di Seksi
PengawasandanKonsultasi.
2.2.6.13. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberikan
disposisi kepada Account Representative untuk memproses
pengembaliankelebihanpembayaranPBB.
2.2.6.14. Account Representative meminta informasi tunggakan pajak ke Seksi
Penagihan. Dalam hal Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar juga di
KantorPelayananPajaklain,AccountRepresentativememintainformasi
tunggakanpajakke KantorPelayananPajak lokasiWajibPajakterdaftar
dengan membuat juga surat pengantar untuk kemudian diparaf oleh
KepalaSeksiPengawasandanKonsultasidanditandatanganiolehKepala
KantorPelayananPajak.
2.2.6.15. Penyelesaian surat konfirmasi tunggakan pajak di Seksi Penagihan atau
Kantor Pelayanan Pajak terkait diproses dengan SOP Tata Cara
MenjawabKonfirmasiDataTunggakanWajibPajak.
2.2.6.16. Seksi Penagihan atau Kantor Pelayanan Pajak terkait meneruskan
jawabankonfirmasitunggakanpajakkepadaAccountRepresentative.
2.2.6.17. Account Representative kemudian meneliti surat jawaban dan data
tunggakan pajak yang diterima baik dari Seksi Penagihan atau dari
Kantor Pelayanan Pajak lain. Apabila terdapat tunggakan pajak, proses
dilanjutkan dengan pemindahbukuan (SOP Tata Cara Pemindahbukuan
(Pbk)).
Administrasi Perpajakan
63
2.2.6.18. Apabilamasihterdapatkelebihanpembayaranpajakyangmasihtersisa,
prosesdilanjutkandenganmembuaturaianpenelitiansertamelengkapi
data, mencetak, dan memaraf Nothit SPMKP PBB, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.2.6.19. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
uraian penelitian serta memaraf Nothit SPMKP PBB, kemudian
menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam hal Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi tidak menyetujui
konsep uraian penelitian dan nothit, maka Account Representative
harusmemperbaikikonseptersebut.
2.2.6.20. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani uraian
penelitian serta memaraf Nothit SPMKP PBB. Dalam hal Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep uraian penelitian dan nothit,
AccountRepresentativememperbaikikonseptersebut.
2.2.6.21. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian dan Nothit SPMKP
PBB,kemudianmenugaskanPelaksanaSeksiPelayananuntukmencetak
konsepSPMKPPBB.
2.2.6.22. SPMKPPBBdibuatdalamrangkap4(empat)denganperuntukansebagai
berikut:
Lembar ke1 dan lembar ke2 untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) mitra kerja KP PBB/KPP Pratama yang menerbitkan
SPMKPPBB.
Lembarke3untukWajibPajakyangbersangkutan.
Lembar ke4 untuk KPP PBB/KPP Pratama yang menerbitkan SPMKP
PBB.
2.2.6.23. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep SPMKP PBB dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.6.24. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep SPMKP PBB,
kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep SPMKP PBB
tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep SPMKP
PBB.
2.2.6.25. Kepala Kantor Pelayanan menyetujui dan menandatangani SPMKP PBB.
Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui SPMKP PBB
tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep SPMKP
PBB.
Administrasi Perpajakan
64
2.3. PelayananBPHTB
2.3.1. TataCaraPenelitianSSB
2.3.1.1. Petugas TPT/PST menerima formulir penyampaian SSB beserta
lampiranlampirannya.
2.3.1.2. Dalam hal ketentuan Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER16/PJ/2008 telah terpenuhi, Petugas TPT/PST membuat Bukti
PenerimaanSurat(BPS)danmemberikankepadaWP.
2.3.1.3. Petugas TPT/PST meneruskan berkas ke Seksi Pelayanan atau Seksi
Penetapan.
2.3.1.4. KasiPelayananatauKasiPenetapanmenerimadanmendisposisikepada
Petugas yang ditunjuk untuk melakukan penelitian SSB yang untuk
selanjutnyadisebutPetugasPenelitiSSB.
2.3.1.5. Petugas Peneliti SSB menuliskan nomor BPS pada pojok kanan atas SSB
dan menuliskan nomor BPS yang sama ke dalam kolom No. Register
pada Buku Register Penelitian SSB. Petugas menentukan apakah perlu
dilakukan Penelitian Lapangan SSB (PL SSB) berdasarkan kriteria yang
ada. Jika perlu maka Petugas Peneliti SSB membuat konsep Nota Dinas
Permintaan Penelitian Lapangan SSB dan menyampaikan kepada Kasi
PelayananatauKasiPenetapan.JikatidakdiperlukanPLSSBmakalanjut
ke nomor 16. Dalam hal Petugas PenelitiSSB menerima SSbB bukti
pelunasan maka Petugas Peneliti SSB mencatat semua NTPN pada SSB
sebelumnya dan mengumpulkan seluruh SSB terkait serta menuliskan
semua NTPN di atas SSB bukti pelunasan. Petugas Peneliti SSB
melakukan Penelitian SSB bukti pelunasan dan menuangkan hasilnya
dalamKertasKerjaPenelitianSSByangbarudanlanjutkenomor17.
2.3.1.6. Kasi Pelayanan atau Kasi Penetapan meneliti dan menandatangani ND
Permintaan Penelitian Lapangan SSB dan meneruskan ke Kasi
EkstensifikasiatauKasiPedanil.
Administrasi Perpajakan
65
2.3.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanKelebihanPembayaranBPHTB
2.3.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian pembayaran
BPHTBkeKantorPelayananPajak.
2.3.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan
pengembalian pembayaran BPHTB kemudian meneliti kelengkapan
persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan pengembalian
pembayaranBPHTBbelumlengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntuk
melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengembalian
pembayaranBPHTBsudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpadu
mencetakBPSdanLPAD.BPSdiserahkankepadaWajibPajaksedangkan
LPAD digabungkan dengan berkas permohonan pengembalian
pembayaranBPHTB,kemudianditeruskankeSeksiPemeriksaan.
2.3.2.3. ProsespemeriksaanmenghasilkanLPPdanNothitBPHTB.
2.3.2.4. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Pemeriksaan Pajak dan
Nothit BPHTB, kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakprodukhukumberupa:
2.3.2.5. SKBLBapabilaterdapatkelebihanpembayaranBPHTB
2.3.2.6. SKBN apabila kelebihan pembayaran pajak sama dengan BPHTB
terutang.
2.3.2.7. SKBKBapabilaterdapatutangBPHTB.
2.3.2.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep produk hukum dan
menympaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.3.2.9. KepalaSeksiPelayananmenelitidanmemarafprodukhukum,kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.3.2.10. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiproduk
hukum.
Administrasi Perpajakan
67
Administrasi Perpajakan
69
2.5. PelayananBeaMeterai
2.5.1. Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
DenganmesinTeraanMeterai
2.5.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Ijin Pembubuhan Tanda Bea
MeteraiLunasdenganMesinTeraanMeteraikeKantorPelayananPajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.1.3. Account Representative membuka segel mesin teraan dan mencatat
informasi yang diperlukan dalam rangka membuat Berita Acara
Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan. Selanjutnya Account
Representative membuat dan menandatangani Laporan Penelitian Ijin
Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai
kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.DalamhaldatauntukLaporanPenelitiantidaksesuaidengan
permohonan Wajib Pajak, Account Representative dapat menyesuaikan
datadimaksud.
2.5.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Mesin Teraan Meterai kemudian menyerahkannya kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui
Laporan Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Mesin Teraan Meterai tersebut, Account Representative harus
memperbaikidokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
70
2.5.1.11. Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel Mesin Teraan Meterai
dan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Mesin Teraan
atauSuratPenolakanIjinPembubuhanTandaBeaMateraiLunasdengan
Mesin Teraan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak
pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.5.1.12. Prosesselesai.
2.5.2. Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
DenganTeknologiPercetakan
2.5.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan Meterai ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.2.3. Account Representative membuat dan menandatangani Laporan
PenelitianIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunasdenganTeknologi
Percetakan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Laporan Penelitian
tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account Representative
dapatmenyesuaikandatadimaksud.
Administrasi Perpajakan
72
2.5.2.10. KepalaKantorPelayananPajakmenandatanganiIjinPembubuhanTanda
Bea Materai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Teknologi
Percetakan.
2.5.2.11. Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Teknologi
Percetakan atau Surat Penolakan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai
Lunas dengan Teknologi Percetakan ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dandisampaikan
kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.5.2.12. Prosesselesai.
2.5.3. Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
DenganSistemKomputerisasi
2.5.3.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.3.3. Account Representative membuat dan menandatangani Laporan
Penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem
Komputerisasi kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. Dalam hal data untuk Laporan Penelitian
tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak, Account Representative
dapatmenyesuaikandatadimaksud.
Administrasi Perpajakan
74
2.5.4. TataCaraPenyelesaianpermohonanPenambahanDepositMesinTeraanMeterai
2.5.4.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengisian Saldo Bea Meterai
Mesin Teraan ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan
Terpadu.
2.5.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
2.5.4.3. Account Representative melakukan penelitian atas permohonan Wajib
Pajak dan membuat konsep Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan
Segel kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi. Dalam hal data untuk Berita Acara Pembukaan dan
Pemasangan Segel tidak sesuai dengan permohonan Wajib Pajak,
AccountRepresentativedapatmenyesuaikandatadimaksud.
2.5.4.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep
Berita Acara Pembukaan dan Pemasangan Segel kemudian
meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal
Kepala Seksi tidak menyetujui konsep Berita Acara Pembukaan dan
Pemasangan Segel, Account Representative harus memperbaiki
dokumentersebut.
Administrasi Perpajakan
76
2.5.5. TataCaraPenyelesaianpermohonanPenambahanDepositTeknologiPercetakan
2.5.5.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengisian Saldo Bea Meterai
denganTeknologiPercetakankeKantorPelayananPajakmelaluiTempat
PelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
77
2.5.5.6. KepalaSeksiPelayananmenerimaBeritaAcaraPengisianKembaliTanda
Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan dan menugaskan
Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
DalamhalPenambahanDepositdisetujui,dicetakBeritaAcaraPengisian
KembaliTandaBea MeteraiLunasdenganTeknologiPercetakan.Dalam
halPenambahanDeposittidakdisetujui,dicetakkonsepSuratPenolakan
Permohonan.
2.5.5.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Berita Acara Pengisian
Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan Mesin
Teknologi Percetakan atau konsep Surat Penolakan kemudian
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.5.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Berita Acara
Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi
Percetakan atau konsep Surat Penolakan kemudian meneruskannya
kepada Kepala Seksi Pelayanan dan meneruskannya kepada Kepala
KantorPelayananPajak.
2.5.5.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi
PercetakanatauSuratPenolakan.
2.5.5.10. Berita Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan
Teknologi Percetakan atau Surat Penolakan ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan
disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.5.5.11. Prosesselesai.
2.5.6. TataCaraPenyelesaianpermohonanPenambahanDepositSistemKomputerisasi
2.5.6.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengisian Saldo Bea Meterai
denganSistemKomputerisasikeKantorPelayananPajakmelaluiTempat
PelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
79
2.5.6.6. KepalaSeksiPelayananmenerimaBeritaAcaraPengisianKembaliTanda
Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi dan menugaskan
Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
Dalamhalpenambahandepositdisetujui,dicetakBeritaAcaraPengisian
KembaliTandaBeaMeteraiLunasdenganSistemKomputerisasi.Dalam
hal penambahan deposit tidak disetujui, dicetak Surat Penolakan
Permohonan.
2.5.6.7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Berita Acara Pengisian Kembali
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau Surat
PenolakankemudianmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.6.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf Berita Acara Pengisian
Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi atau
Surat Penolakan kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi
PelayanandanmeneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.5.6.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita
Acara Pengisian Kembali Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem
KomputerisasiatauSuratPenolakan.
2.5.6.10. BeritaAcaraPengisianKembaliTandaBeaMeteraiLunasdenganSistem
Komputerisasi/Surat Penolakan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP
Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan
kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP).
2.5.6.11. Prosesselesai.
2.5.7. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Mesin
TeraanKeSistemKomputerisasi
2.5.7.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
Mesin Teraan ke Sistem Komputerisasi ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
81
2.5.7.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima Berita Acara Penelitian Fisik dan
Administrasi Pembubuhan Bea Meterai dengan Mesin Teraan dan
menugaskan Pelaksana SeksiPelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.DalamhalPengalihanSaldodisetujui,dicetakkonsepSurat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan. Dalam hal pengalihan saldo
tidakdisetujui,dicetakkonsepSuratPenolakanPermohonan.
2.5.7.7. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Mesin Teraan atau konsep Surat Penolakan Permohonan,
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.7.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengalihan
SaldoBeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeterai
Lunas dengan Mesin Teraan konsep Surat Penolakan Permohonan,
kemudianmeneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.5.7.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau Surat Penolakan
Permohonan.
2.5.7.10. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau Surat Penolakan
Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib
Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
diKPP).
2.5.7.11. Prosesselesai.
2.5.8. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Mesin
TeraanKeTeknologiPercetakan
2.5.8.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
dari Mesin Teraan ke Teknologi Percetakan ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
83
2.5.8.7. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan konsep Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai
LunasdenganMesinTeraanataukonsepSuratPenolakanPermohonan,
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.5.8.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengalihan
SaldoBea MeteraidankonsepPencabutanIjinPembubuhanTandaBea
Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.8.9. KepalaKantorPelayanan Pajakmenandatangani SuratPengalihanSaldo
BeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunas
denganMesinTeraanatauSuratPenolakanPermohonan.
2.5.8.10. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan atau Surat Penolakan
Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib
Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
diKPP).
2.5.8.11. Prosesselesai.
2.5.9. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
TeknologiPercetakanKeMesinTeraan
2.5.9.7. PelaksanaSeksiPelayananmencetakkonsepSuratPengalihanSaldoBea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Teknologi Percetakan atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
2.5.9.8. Kepala Seksi Pelayanan memaraf konsep Surat Pengalihan Saldo Bea
Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas
dengan Teknologi Percetakan atau konsep Surat Penolakan
Permohonan, kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
2.5.9.9. KepalaKantorPelayanan Pajakmenandatangani SuratPengalihanSaldo
BeaMeteraidanPencabutanIjinPembubuhanTandaBeaMeteraiLunas
denganTeknologiPercetakanatauSuratPenolakanPermohonan.
2.5.9.10. Surat Pengalihan Saldo Bea Meterai dan Pencabutan Ijin Pembubuhan
Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan atau Surat
Penolakan Permohonan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata
Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
2.5.9.11. Prosesselesai.
2.5.10. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
TeknologiPercetakanKeSistemKomputerisasi
2.5.10.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
dengan Teknologi Percetakan ke Sistem Komputerisasi ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
87
2.5.11. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
SistemKomputerisasiKeMesinTeraan
2.5.11.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai
Komputerisasi ke Mesin Teraan ke Kantor Pelayanan Pajak melalui
TempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
89
2.5.12. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Dari
SistemKomputerisasiKeTeknologiPercetakan
2.6. PelayananPengembalianPendahuluan
2.6.1. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pendahuluan PPh Untuk WP
Patuh
2.6.1.1. Wajib Pajak Patuh mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT)
atau surat tersendiri melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).
Penerimaan SPT diproses dengan SOP Tata Cara Penerimaan dan
PengolahanSPTTahunan.
Administrasi Perpajakan
93
2.6.1.13. PemrosesanatasSKPPKPdilanjutkankeSOPTataCaraPenerbitanSurat
PerintahMembayarKelebihanPajak(SPMKP).
2.6.1.14. Prosesselesai.
2.7. PelayananPermohonanAngsuran
2.7.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenguranganAngsuranPPhPasal25
2.7.1.1. WajibPajakmengajukanpermohonanPenguranganAngsuranPPhPasal
25 beserta kelengkapannya ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.7.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyabelum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadukemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandengan
meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
Administrasi Perpajakan
96
2.8. PelayananSuratKeteranganFiskal
2.8.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanSuratKeteranganFiskalWPNonBursa
Administrasi Perpajakan
97
2.8.2. TataCaraLayananPermintaanSuratKeteranganFiskalWPPengusahaDiKawasan
Berikat(PDKB)
2.8.2.1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan SKF PDKB melalui Kantor
Pelayanan Pajak, Direktorat Bea Cukai, maupun langsung ke Kantor
WilayahDirektoratJenderalPajak.
Administrasi Perpajakan
98
2.8.2.2. Dalam hal surat permohonan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak,
Kantor Pelayanan Pajak akan membuat Surat Pengantar dan Data
KewajibanPerpajakanWajibPajak.SuratPengantar, SuratPermohonan
Wajib Pajak, dan Data Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak kemudian
dikirimkankeKantorWilayah.
2.8.2.3. Kepala Kantor Wilayah menerima Surat Permohonan SKF PDKB. Proses
penerimaan Surat permohonan SKF PDKB diproses dalam SOP
Penerimaan Dokumen di Kanwil. Kepala Kantor Wilayah kemudian
mendisposisi Surat Permohonan SKF PDKB ke Kepala Bidang
Penyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.8.2.4. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
mendistribusikan surat permohonan kepada Pelaksana Seksi Bimbingan
PelayananmelaluiKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
2.8.2.5. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi
Bimbingan Pelayanan membuat Surat Permintaan Data Kewajiban
Perpajakan.
2.8.2.6. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan membuat konsep Surat
Permintaan Data Kewajiban Perpajakan ke Kantor Pelayanan Pajak
tempatpusatdancabangdariWajibPajakterdaftar.
2.8.2.7. Kepala Seksi Bimbingan Pelayanan meneliti dan memaraf Surat
Permintaan Data Kewajiban Perpajakan kemudian meneruskannya ke
KepalaBidangPenyuluhan,Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.8.2.8. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaah dan memaraf konsep Surat Permintaan Data Kewajiban
PerpajakankemudianmeneruskannyakeKepalaKantorWilayah.
2.8.2.9. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat
PermintaanDataKewajibanPerpajakan.
2.8.2.10. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menatausahakan dan
mengirimkan Surat Permintaan Data Kewajiban Perpajakan. Pengiriman
Surat Permintaan Data Kewajiban Perpajakan diproses dalam SOP
PenyampaianDokumendiKanwil.
2.8.2.11. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan membuat konsep Laporan
Penelitian dan konsep Surat Keputusan Persetujuan/Penolakan setelah
menerima data Wajib Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak domisili dan
lokasi Wajib Pajak dan meneruskan ke Kepala Seksi Bimbingan
Pelayanan.
Administrasi Perpajakan
99
2.9. PelayananPPN
2.9.1. TataCaraLayananPermintaanPemusatanPPN
2.9.1.1. Wajib Pajak mengajukan permintaan pemusatan tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai kepada Kantor Wilayah melalui Kantor Pelayanan
Pajak.
2.9.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permintaan pemusatan
tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai kemudian meneliti
kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permintaan belum
lengkap,dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhal
berkas permintaan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
akanmencetakBPSdanLPAD.BPSakandiserahkankepadaWajibPajak
sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permintaan
kemudianditeruskankepadaAccountRepresentative.
2.9.1.3. Account Representative memberikan pernyataan penyebab terjadinya
pemusatan (karena Modernisasi atau bukan). Dalam hal pemusatan
terjadi bukan karena Modernisasi Kantor Pelayanan Pajak, Account
Representative membuat ikhtisar pelaksanaan kewajiban perpajakan
Wajib Pajak dan membuat konsep Surat Pengantar, kemudian
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
Administrasi Perpajakan
100
2.9.2. TataCaraLayananPermintaanPenebusanStikerLunasPPN
2.9.2.1. PelaksanaSeksiBimbinganPelayananmenerimapermintaanpenebusan
stiker lunas PPN beserta kelengkapan permintaan dari Wajib Pajak dan
menerbitkantandaterimapermohonan.
2.9.2.2. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan melakukan penelitian terhadap
kelengkapandokumenpendukungsuratpermintaanWajibPajak.
2.9.2.3. PelaksanaSeksiBimbinganPelayananmelakukanLegalisasidengancara
membubuhkan cap "FOTOKOPI SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN INI
SESUAIDENGANASLINYA"atasfotokopiSuratPemberitahuanMasaPPN
yang disampaikan oleh Pemohon stiker lunas PPN setelah
mencocokkannyadenganSuratPemberitahuanMasaPPNyangasli.
2.9.2.4. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan melakukan penelitian terhadap
Faktur Pajak asli yang akan diperhitungkan dalam penebusan stiker,
yaitu:
2.9.2.5. meneliti kelengkapan formal Faktur Pajak dan memberi cap "FAKTUR
PAJAKYANGTELAHDIGUNAKANUNTUKMENEBUSSTIKERLUNASPPN";
2.9.2.6. meneliti kecukupan nilai PPN yang tercatat dalam faktur pajak
dengannilaistikerlunasPPNyangdiminta.
2.9.2.7. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan membuat konsep Uraian
PenelitiandanSuratPermintaanPencetakanStikerLunasPPNkemudian
menyampaikankeKepalaSeksiBimbinganPelayanan.
Administrasi Perpajakan
101
2.9.2.8. KepalaSeksiBimbinganPelayananmenelitidanmenandatanganiUraian
Penelitian, memaraf konsep Surat Permintaan Pencetakan Stiker Lunas
PPN kemudian meneruskan ke Kepala Bidang Bidang Penyuluhan,
Pelayanan,danHubunganMasyarakat.
2.9.2.9. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
menelaah dan menandatangani Uraian Penelitian, memaraf Surat
Permintaan Pencetakan Stiker Lunas PPN kemudian meneruskan ke
KepalaKantorWilayah.
2.9.2.10. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian
PenelitiandanSuratPermintaanPencetakanStikerLunasPPN.
2.9.2.11. Surat Permintaan Pencetakan Stiker Lunas PPN yang sudah
ditandatangani Kepala Kantor Wilayah diberikan nomor oleh Pelaksana
Seksi Bimbingan Pelayanan untuk selanjutnya dikirim kepada Perum
Peruri. Proses pengiriman ini akan diproses dalam SOP Penyampaian
DokumendiKanwil.
2.9.2.12. Pelaksana Seksi Bimbingan Pelayanan menerima Stiker Lunas PPN yang
sudah selesai dicetak dari Perum Peruri dengan menandatangani Bukti
SerahTerimaBarang.
2.9.2.13. PelaksanaSeksiBimbinganPelayananmenyerahkan/mengirimkanStiker
Lunas PPN kepada Wajib Pajak dengan menerbitkan Bukti Penyerahan
Stiker Lunas Pajak PPN. Pengiriman ini akan diproses dalam SOP
PenyampaianDokumendiKanwil.
2.9.2.14. Prosesselesai.
2.10. PelayananTerkaitPerubahanLaporanKeuangan
2.10.1. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris dan
DalamMataUangDollarAmerikaSerikat
2.10.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan izin penyelengaraan pembukuan
Bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat ke Kantor
PelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
102
2.10.2. Tata Cara Penyelesaian Permintaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan
Untuk Tujuan Perpajakan (kecuali untuk aktiva tetap tanah yang tidak bisa
disusutkansehinggatidakbisadirevaluasi)
2.10.2.1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permintaan Penilaian Kembali Aktiva
Tetap (SOP Tata Cara Penyampaian Permintaan Revaluasi Aktiva Tetap
DariWajibPajakKeKantorWilayah)keKantorPelayananPajak.
2.10.2.2. Kepala Kantor Wilayah menerima Surat Permintaan Wajib Pajak dari
Kantor Pelayanan Pajak. Proses penerimaan Surat Penerimaan ini
diprosesdalamSOPPenerimaanDokumendiKanwil.
Administrasi Perpajakan
103
2.10.3. TataCaraPenyelesaianPermohonanPerubahanMetodePenilaianPersediaan
Administrasi Perpajakan
106
2.10.4. TataCaraPenyelesaianPermohonanPerubahanMetodePembukuan
2.10.5. TataCaraPenyelesaianPermohonanPerubahanTahunBuku
PermintaanPertama:
2.10.5.1. WajibPajakmengajukanpermintaanperubahanTahunBukuPertamake
Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat
PelayananTerpadu.
2.10.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permintaan perubahan
Tahun Buku Pertama kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas permintaan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permintaan sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan
LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan
digabungkan dengan berkas permintaan kemudian diteruskan kepada
AccountRepresentative.
2.10.5.3. AccountRepresentativemelakukanpenelitianapakahpermintaanWajib
Pajak merupakan permintaan pertama atau bukan. Dalam hal
permintaan merupakan permintaan perubahan tahun buku yang kedua
dan seterusnya, Account Representative meneruskan permintaan ke
Kantor Wilayah (diproses dengan SOP Tata Cara Layanan Permintaan
Perubahan Metode Pembukuan Dan/Atau Tahun Buku Kedua, Dan
Seterusnya)melaluiSeksiPelayananlewatSuratPengantar.
2.10.5.4. Surat pengantar dibuat oleh Pelaksana Seksi Pelayanan, diteliti dan
diparaf oleh Kepala Seksi Pelayanan, dan disetujui dan ditandatangani
olehKepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
108
PermintaanKedua:
2.11. PelayananLainnya
2.11.5. TataCaraLayananPermintaanPenetapanSebagaiDaerahTerpencil
2.11.5.1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permintaan Penetapan sebagai Daerah
TerpencilkepadaKantorPelayananPajaktempatWajibPajakterdaftar.
2.11.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Surat Permintaan
Penetapan sebagai Daerah Terpencil kemudian meneliti kelengkapan
persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan
beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta
persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
akanmencetakBPSdanLPAD.BPSakandiserahkankepadaWajibPajak
sedangkan LPAD akan digabungkan dengan surat permohonan beserta
kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian
merekam surat permintaan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat
permintaanbesertakelengkapannyakePelaksanaSeksiPelayanan.
2.11.5.3. Pelaksana Seksi Pelayanan membuat konsep Surat dan meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.11.5.4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf Surat Pengantar dan
menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak bersama
denganSuratPermintaanPenetapansebagaiDaerahTerpencil.
2.11.5.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pengantar dan mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan
untuk dikirimkan kepada Kantor Wilayah bersama dengan Surat
PermintaanPenetapansebagaiDaerahTerpencil.
2.11.5.6. Pelaksana menatausahakan Surat Permintaan Penetapan sebagai
Daerah Terpencil bersama dengan Surat Pengantarnya (SOP
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan mengirimkan ke Kantor
Wilayah melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
DokumendiKPP).
Administrasi Perpajakan
111
2.11.5.7. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
113
PengolahanSPT
1.1. PengertiandanJenisSPT
1.1.1. Pengertian
Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib
Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai
denganketentuanperaturanperundangundanganperpajakan.
1.1.2. JenisjenisSPT
SPTmeliputi:
a. SPTTahunanPajakpenghasilanyangterdiridari:
SPTTahunanPajakPenghasilanWajibPajakBadan;
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan bagi Wajib Pajak yang
diizinkanmenyelenggarakanpembukuandalammatauangDollarAmerika
Serikat;
SPTTahunanPajakPenghasilanWajibPajakOrangPribadi;dan
SPTTahunanPajakPenghasilanPasal21.
Administrasi Perpajakan
114
b. SPTMasayangterdiridari:
SPTMasaPajakPenghasilanPasal21danPasal26;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal22;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal23danPasal26;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal25;
SPTMasaPajakPenghasilanPasal4ayat(2);
SPTMasaPajakPenghasilanPasal15;
SPTmasaPajakPertambahanNilai;dan
SPTMasaPajakPertambahanNilaibagiPemungutPajakPertambahanNilai.
SPTsebagaimanadimaksuddiatas,berbentuk:
a. Formulirkertas(hardcopy);atau
b. eSPT
1.2. PenyediaanSPT
WajibPajakdapatmengambilSPTyangberbentukformulirkertas(hardcopy),ditempat
tempatsebagaiberikut:
a. KantorPelayananPajak(KPP);
b. KantorPelayanan,PenyuluhandanKonsultasiPerpajakan(KP2KP);
c. KantorWilayahDirektoratJenderalPajak;
d. KantorPusatDirektoratJenderalPajak;
e. PojokPajak;
f. MobilPajak.
Sedangkan Aplikasi eSPT yang dapat digunakan untuk membuat eSPT sebagaimana
dimaksudpadaPasal2ayat(2)hurufbdapatdiambillangsungdiKantorPelayananPajak
(KPP). SPT dan aplikasi eSPT selain dapat diambil secara langsung oleh Wajib Pajak pada
tempattempat sebagaimana telah diuraikan di atas juga dapat dilakukan dengan
mengunduh/mendownload dari situs internet Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat
http://www.pajak.go.id. Disamping dengan caracara tersebut, Wajib Pajak juga dapat
mencetak,menggandakan,dan/ataufotokopisendiriSPTselamatidakmengubahbentuk,
ukurandanisiSPT.
1.3. RegistrasieFilling
lengkapdanbenar.
1.3.5. DalamhalElectronicFilingIdentificationNumber(eFIN)hilang,WajibPajakdapat
mengajukanpermohonanpencetakanulangdengansyaratmenunjukkanaslikartu
Nomor Pokok Wajib Pajak atau Surat Keterangan Terdaftar, atau bagi Pengusaha
Kena Pajak dengan syarat menunjukkan asli Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak.
1.3.6. Wajib Pajak yang sudah mendapatkan Electronic Filing Identification Number (e
FIN)harusmendaftarkandirimelaluiwebsitepadasatuataubeberapaPerusahaan
PenyediaJasaAplikasi(ASP)yangditunjukolehDirekturJenderalPajak.
1.3.7. Setelah mendaftarkan diri, Wajib Pajak akan memperoleh Digital Certificate (DC)
dari Direktorat Jenderal Pajak melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
dimanaWajibPajakmendaftarkandiri.
1.3.8. Digital Certificate (DC) seterusnya akan digunakan sebagai alat yang berfungsi
sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam setiap proses penyampaian SPT dan
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik (eFiling) melalui
suatuPerusahaanPenyediaJasaAplikasi(ASP)keDirektoratJenderalPajak.
1.3.9. PerusahaanPenyediaJasaAplikasi(ASP)harusmengirimkan:
a. tatacarapelaksanaaneFiling;
b. aplikasidanpetunjukpenggunaaneSPTdaneSPTy;dan
c. informasilainnya;
kepadaWajibPajakyangtelahmendaftarkandiri.
1.3.10. eSPT dan eSPTy yang telah diisi dan dilengkapi sesuai dengan ketentuan serta
dibubuhi tanda tangan elektronik atau tanda tangan digital disampaikan secara
elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak melalui suatu Perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi(ASP).
1.3.11. Tanda Tangan Elektronik atau Tanda Tangan Digital adalah suatu informasi
elektronikyangdigenerateolehSistemDirektoratJenderalPajak.
1.3.12. Dalam hal SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan menunjukkan
adanya kewajiban pembayaran pajak, Wajib Pajak wajib mencantumkan Nomor
Transaksi Penerimaan Negara pada eSPT dan eSPTy sebagai bukti pembayaran
yangtelahdivalidasi.
1.3.13. ApabilaeSPTdaneSPTydinyatakanlengkapolehDirektoratJenderalPajak,maka
kepadaWajibPajakdiberikanBuktiPenerimaanElektronik.
1.3.14. Penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara
elektronik(eFiling)dapatdilakukanselama24(duapuluhempat)jamseharidan7
(tujuh)hariseminggudenganstandarWaktuIndonesiaBagianBarat.
1.3.15. SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang disampaikan secara
elektronik pada akhir batas waktu Penyampaian SPT dan Pemberitahuan
PerpanjanganSPTTahunanyangjatuhpadaharilibur,dianggapdisampaikantepat
waktu.
1.3.16. Wajib Pajak wajib menyampaikan keterangan dan/atau dokumen lain yang harus
dilampirkandalamSPTdanPemberitahuanPerpanjanganSPTTahunanyangtidak
dapat disampaikan secara elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak terdaftar secara langsung atau melalui pos dengan tanda bukti pengiriman
surat, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
Administrasi Perpajakan
116
pengirimansurat,kecualiSSPlembar3yangdibayarkanmelaluiBankPersepsidan
NomorTransaksiPenerimaanNegarasudahdicantumkandalameSPTdan/ataue
SPTy,palinglama:
a. 14 (empat belas) hari sejak batas terakhir pelaporan SPT dan Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan dalam hal SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan
SPTTahunandisampaikansebelumbatasakhirpenyampaian;
b. 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian SPT dan Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik dalam hal SPT dan
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan disampaikan setelah lewat batas
akhirpenyampaian.
1.3.17. ApabilaWajibPajaktelahmemenuhikewajibansebagaimanadiuraikanpadabutir
1.3.16.diatas,SPTdanPemberitahuanPerpanjanganSPTTahunandianggaptelah
diterimadantanggalpenerimaanSPTsesuaidengantanggalyangtercantumpada
BuktiPenerimaanElektroniksebagaimanadiuraikanpadabutir1.3.13.diatas.
1.3.18. Apabila kewajiban menyampaikan keterangan dan/atau dokumen lain yang harus
dilampirkandalameSPTdaneSPTydisampaikanmelaluiposdengantandabukti
pengiriman surat, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan
bukti pengiriman surat, tanggal penerimaan keterangan dan/atau dokumen lain
yang harus dilampirkan dalam eSPT dan eSPTy adalah tanggal yang tercantum
padabuktipengirimansurat.
1.3.19. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan Keterangan dan/atau dokumen lain
yangharusdilampirkandalameSPTdaneSPTydalamjangkawaktusebagaimana
diuraikan pada butir 1.3.16. di atas, Wajib Pajak dianggap tidak menyampaikan
SPTdanPemberitahuanPerpanjanganSPTTahunan.
1.3.20. PerusahaanPenyediaJasaAplikasi(ASP)wajibmemberikanjaminankepadaWajib
Pajak bahwa SPT atau Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan beserta
lampirannyayangdisampaikansecaraelektronikdijaminkerahasiaannya,diterima
di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap dan real time serta diakui oleh pihak
WajibPajakdanDirektoratJenderalPajak.
2. PenerimaandanPengolahanSPT
2.4. TataCaraPenerimaandanpengolahanSPTTahunanPPh
2.4.1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan /eSPT baik langsung maupun melalui
Pos/EkspedisikeKantorPelayananPajak.
2.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima SPT Tahunan yang disampaikan
langsung oleh Wajib Pajak dan SPT Tahunan yang disampaikan melalui
Pos/Ekspedisi. Untuk SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP lain yang
diterima secara langsung harus ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi
diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan Surat
Pengantar.
Administrasi Perpajakan
117
2.4.11. Pelaksana Seksi Pelayanan meneruskan SPT Tahunan yang termasuk Surat
Pemberitahuan Tahunan Lebih Bayar untuk diproses dengan SOP Tata Cara
Pemeriksaan.
2.4.12. Prosesselesai.
2.5. TataCaraPenerimaandanPengolahanSPTMasa
2.5.1. WajibPajak/PengusahaKenaPajakmenyampaikanSPTMasabaiklangsungmaupun
melaluiPos/EkspedisikeKantorPelayananPajak.
2.5.2. PetugasTempatPelayananTerpadumenerimaSPTMasayangdisampaikanlangsung
oleh Wajib Pajak dan SPT Masa yang disampaikan melalui Pos/Ekspedisi. Untuk
SPTMasaWajibPajakyangterdaftarpadaKPPlainyangditerimasecaralangsung
harus ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Kantor
PelayananPajaktempatWajibPajakterdaftardenganSuratPengantar.
2.5.3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mengecek kelengkapan SPT Masa berdasarkan
ketentuan:
2.5.4. Untuk SPT Masa lengkap, dilanjutkan dengan merekam data SPT Masa atau
kelengkapannya, menerbitkan BPS/LPAD, menyampaikan langsung atau
mengirimkan BPS ke Wajib Pajak atau kuasanya, menggabungkan LPAD dengan
SPTMasaataudokumenkelengkapanSPTMasa.
2.5.5. UntukSPTMasatidaklengkapyangditerimalangsungharusditolaksedangkanyang
melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Wajib Pajak dengan disertai Surat Penolakan
SPTTahunan
2.5.6. PetugasTempatPelayananTerpadumeneruskankonsepSuratPengantarPenerusan
SPT ke Kantor Pelayanan Pajak lain dan Surat Penolakan SPT ke Kepala Seksi
Pelayanan, dan meneruskan SPT beserta batch header ke Pelaksana Seksi
PengolahanDatadanInformasi.
2.5.7. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani konsep surat yang diterima.
Proses atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan ke SOP Tata Cara
PenatausahaanDokumenWPdanSOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.5.8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi mengecek dan mencocokkan
kebenaran fisik SPT Masa apakah telah sesuai dengan isi batch header, merekam
SPT Masa lengkap, dan mengirimkan SPT Masa yang telah direkam ke Seksi
Pelayanan.
2.5.9. Account Representative meneliti dan memproses SPT yang terdapat kesalahan
matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan data hasil
perekamanSPT.Dalamhalterdapatkesalahanmatematis,AccountRepresentative
Administrasi Perpajakan
119
membuat Surat Himbauan (SOP tentang Tata Cara Himbauan Perbaikan Surat
Pemberitahuan) sedangkan dalam hal terjadi keterlambatan
penyampaian/pembayaran SPT dibuatkan STP (SOP tentang Tata Cara Penerbitan
SuratTagihanPajak(STP)).
2.5.10. PelaksanaSeksiPelayananmenerimaSPTyangsudahdirekamdariPelaksanaSeksi
PengolahanDatadanInformasidanmenatausahakanSPTMasa.SPTMasaLByang
meminta pengembalian dikirim ke Seksi Pemeriksaan dan ditindaklanjuti dengan
SOPTataCaraPemeriksaan.
2.5.11. ProsesSelesai.
3. PemrosesanSPTdiPPDDP
3.1. TataCaraPenugasanPengambilanKemasandariKPP
3.1.1. Admin Transportasi mengenerate draft Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01),
Daftar Kemasan akan Diangkut (AK02), Lampiran Surat Tugas Pengambilan
Kemasan (AK03), serta Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04) melalui
aplikasidanmelakukanpenyesuaianAK01danAK02,apabiladiperlukan.
3.1.2. Admin Transportasi memilih Nomor mobil, Nama Pengemudi, Nama Petugas
Pengambil,NamaKrudanKPPyangakandiambilberkasnya.
3.1.3. Admin Transportasi mencetak AK01, AK02, AK03 dan AK04 sebanyak dua rangkap
untuk ditandatangani Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
melaluiKepalaSeksiPengumpulandanPenerimaanDokumen.
3.1.4. Admin Transportasi menerima AK01, AK02, AK03 dan AK04 yang sudah
ditandatangani oleh Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
dariKepalaSeksiPengumpulandanPenerimaanDokumen.
3.1.5. Admin Transportasi menyerahkan AK01, AK02, AK03, dan AK04 yang telah
ditandatangani oleh Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
kepadaPetugasPengambil.
3.1.6. Selesai.
3.2. TataCaraPengambilanKemasandariKPP
3.2.1. PetugasPengambilKemasanmenerimaSuratTugasPengambilanKemasan(AK01),
Daftar Kemasan akan Diangkut (AK02), Lampiran Surat Tugas Pengambilan
Kemasan(AK03),sertaLampiranDaftarKemasanAkanDiangkut(AK04)yangtelah
Administrasi Perpajakan
120
Administrasi Perpajakan
121
3.3. TataCaraPengambilanKemasanDariKPPOlehPihakKetiga
3.3.1. Admin Transportasi menyerahkan Surat Tugas Pengambilan Kemasan SPT (AK01),
Daftar Kemasan akan Diangkut (AK02), Lampiran Surat Tugas Pengambilan
Kemasan SPT (AK03),serta Lampiran Daftar Kemasanakan Diangkut (AK04) yang
telahditandatanganiolehKepalaBidangPenerimaandanPenyimpananDokumen
kepadaPetugasPengambildariPihakKetiga.
3.3.2. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga menunjukkan dan menyerahkan tindasan
AK01,AK02,AK03,danAK04kepadaPetugasPengemasdiKPPuntukdiperiksa.
3.3.3. PetugasPengemasmenerimadanmenelitiAK01,AK02,AK03,danAK04
3.3.4. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga memeriksa segel pada masingmasing
kemasandanmencocokkannomorbarcodepadakemasandengannomorbarcode
padaDaftarIsiKemasan(PackingList)yangdicetakolehPetugasPengemas.
3.3.5. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga bersamasama dengan Petugas Pengemas
mencocokkanjumlahSPTyangdikemasdenganDaftarIsiKemasan(PackingList).
3.3.6. Setiap ketidaksesuaian yang terjadi, Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga akan
mencoret nomor LPAD yang tidak sesuai pada Daftar Isi Kemasan dan membuat
Berita Acara Ketidaksesuaian Jumlah SPT yang ditandatangani oleh Petugas
PengemasdanPetugasPengambildariPihakKetigadengandiketahuiolehKepala
SeksiPelayanan.
3.3.7. Petugas Pengemas memaraf AK04 yang kemudian ditandatangani oleh Kepala
SeksiPelayanandanPetugasPengambildariPihakKetiga.
3.3.8. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga menyerahkan tindasan AK02, AK03 serta
AK04kepadaPetugasPengemas.
3.3.9. PetugasPengambildariPihakKetigamengangkutkemasansesuaidenganAK04.
3.3.10. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga kembali ke PPDDP, dan menyerahkan AK01,
AK02,AK03, AK04 beserta Kemasan yang telah diambil / diangkut dari KPP KPP
kepadaPetugasPenerimaanDokumendiPPDDP.
3.3.11. Selesai
3.4. TataCaraPenerimaanKemasandariKPPDDP
3.4.1. Petugas Pengambil Dokumen menyerahkan Surat Tugas Pengambilan Kemasan
(AK01),DaftarKemasanakanDiangkut(AK02),LampiranSuratTugasPengambilan
Kemasan (AK03), serta Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04) kepada
PetugasPenerimaanDokumen.
3.4.2. Petugas Penerimaan Dokumen bersamasama Petugas Pengambil Dokumen
memeriksa segel mobil, membuka segel dan menurunkan seluruh kemasan dari
Administrasi Perpajakan
122
3.5. TataCaraPenyimpananKemasanDalamGudang
3.5.1. Admin Gudang membuat alokasi penyimpanan (Put Away) dengan menggunakan
sistem(aplikasi).
3.5.2. Admin Gudang mengunggah alokasi penyimpanan (Put Away) ke PDA Barcode
Reader.
3.5.3. Sistemmenampilkandaftaralokasipenyimpanankemasan.
3.5.4. AdminGudangMenyerahkanPDABarcodeReader&kemasankePetugasGudang.
3.5.5. Petugas Gudang memindai/input barcode pada kemasan dengan menggunakan
PDABarcodeReader.
3.5.6. PDA Barcode Reader menampilkan informasi lokasi nomor lemari & nomor bilik
tempatkemasandisimpan.
3.5.7. Petugas Gudang membuka lemari yang sesuai dengan nomor lemari yang
ditampilkanolehPDABarcodeReader.
3.5.8. PetugasGudangmemindai/inputbarcodenomorbiliklemari.
3.5.9. PDA Barcode Reader memeriksa kesesuaian lokasi kemasan dengan lokasi
penyimpanan.
3.5.10. Apabilalokasitidakbenar,makaproseskembalikenomor6.
3.5.11. ApabiladidalamtrolleymasihterdapatkemasanmakaProseskembalikenomor5.
3.5.12. PetugasGudangmenyerahkanPDABarcodeReaderkepadaAdminGudang.
3.5.13. Admin Gudang mengunduh daftar alokasi penyimpanan (Put Away) dari PDA
BarcodeReaderkesistem.
3.5.14. AdminGudangmemeriksalokasikemasanmelaluiinquirygudangberkas.
3.5.15. ProsesSelesai.
3.6. TataCaraPenyimpananImageDataBackup
3.6.1. PetugasimagedatabackupmengambilStorageEksternalkeBagianumumPPDDP.
3.6.2. Petugas image data backup menyerahkan storage eksternal kepada Admin
Gudang.
3.6.3. Admin Gudang menempelkan label Barcode pada Storage Eksternal dan
menyerahkankepadaPetugasPerekamdanTransferData.
3.6.4. PetugasimagedatabackupmelakukanprosestransferImageDatadariserverutuk
dibackuppadastorageeksternaldidampingiolehAdminGudang.
Administrasi Perpajakan
124
3.6.5. Apabila proses transfer Image data dari server ke storage eksternal telah selesai,
maka Petugas image data backup membuat (BAT01) yang ditandatangani oleh
Petugas image data backup dan Admin gudang mengetahui Kepala Seksi
PerekamandanTransferData.
3.6.6. Petugas image data backup menyerahkan Storage eksternal dan Salinan (BAT01)
keAdminGudang.
3.6.7. Admingudangmembuatalokasipenyimpanandenganmenggunakansistem,
3.6.8. AdmingudangmengunggahhasilnyakePDABarcodeReader.
3.6.9. SistemmenampilkanalokasipenyimpananpadaPDABarcodeReader.
3.6.10. AdminGudangMenyerahkanPDABarcodeReader&kemasankePetugasGudang
3.6.11. Petugasgudangmemindai/inputbarcodestorageeksternal.
3.6.12. PDA Barcode Reader menampilkan informasi lokasi nomor lemari & nomor bilik
tempatkemasandisimpan
3.6.13. Petugas Gudang membuka lemari yang sesuai dengan nomor lemari yang
ditampilkanolehPDABarcodeReader
3.6.14. Petugas Gudang meletakkan Storage Eksternal pada lokasi yang sesuai dengan
alokasipenyimpanan(PutAway).
3.6.15. PetugasGudangmemindai/inputbarcodenomorbiliklemari.
3.6.16. PDABarcodeReadermemeriksakesesuaianlokasiStorageEksternaldenganlokasi
penyimpanan.
3.6.17. Apabilalokasitidakbenar,makaproseskembalikenomor13.
3.6.18. PetugasgudangmenyerahkanPDABarcodeReaderkepadaAdminGudang.
3.6.19. Admin Gudang akan mengunduh daftar alokasi penyimpanan dari PDA Barcode
Readerkesistem.
3.6.20. AdminGudangmemeriksalokasikemasanmelaluiinquirygudangberkas
3.6.21. ProsesSelesai.
Administrasi Perpajakan
125
PembayaranPajak
1. Penerimaan
1.1. TataCaraPenatausahaanPenerimaanPBBNonElektronik
1.1.1. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenerimaSTTSdariBank/Postempat
pembayaran terkait yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
(SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), kemudian menugaskan Pelaksana
SeksiPDIuntukmenyortirdanmerekamkedalamsisteminformasi.
1.1.2. Pelaksana Seksi PDI menyortir STTS per bank per tanggal pembayaran dan
merekamSTTSyangditerimadaribankkedalamsisteminformasi.
1.1.3. Pelaksana Seksi PDI menyiapkan konsep Surat Pengantar pengiriman dokumen
STTSyangsudahdirekam,kemudianmenyerahkankonseptersebutkepadaKepala
SeksiPDI.
Administrasi Perpajakan
126
1.1.4. Kepala Seksi PDI meneliti dan menandatangani Surat Pengantar pengiriman
dokumen STTS. Dalam hal Kepala Seksi PDI tidak menyetujui konsep Surat
Pengantar pengiriman dokumen STTS, maka Pelaksana Seksi PDI Seksi PDI harus
memperbaikikonsepSuratPengantartersebut.
1.1.5. Pelaksana Seksi PDI mengirimkan Surat Pengantar beserta dokumen STTS yang
telah direkam kepada Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen
WajibPajak).
1.1.6. Prosesselesai.
2. Pengeluaran
2.1. TataCaraPenerbitanSuratPerintahMembayarKelebihanPajak(SPMKP)
2.1.1. Wajib Pajak menyampaikan permohonan pengembalian pembayaran pajak ke
KantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonanbesertapersyaratannyabelumlengkap,dimohonkepadaWajibPajak
untukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannyasudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS
akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan
surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandenganmeneruskansurat
permohonanbesertakelengkapannyakeAccountRepresentative.
2.1.3. Account Representative memproses pengembalian kelebihan pembayaran pajak
dalamhalterdapat:
a. PajakyanglebihdibayarsebagaimanatercantumdalamSuratKetetapanPajak
Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) UndangUndang
KUP;(SOPTataCaraPenerbitanSuratKetetapanPajak)
b. Pajak yang seharusnya tidak terutang sebagaimana tercantum dalam Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
PengembalianKelebihanPembayaranPajakyangSeharusnyaTidakTerutang)
c. PajakyanglebihdibayarsebagaimanatercantumdalamSuratKetetapanPajak
Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang Undang KUP;
(SOPTataCaraPenyelesaianSPTTahunanLebihBayar)
Administrasi Perpajakan
127
2.1.4. AccountRepresentativememintainformasiutangpajakkeSeksiPenagihan,dalam
hal Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar juga di Kantor Pelayanan Pajak lain,
AccountRepresentativememintainformasiutangpajakkeKantorPelayananPajak
lokasi Wajib Pajak terdaftar dengan membuat juga surat pengantar untuk
kemudian diparaf oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan
ditandatanganiKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.5. Penyelesaian surat konfirmasi tunggakan pajak di Seksi Penagihan atau Kantor
PelayananPajakterkaitdiprosesdenganSOPTataCaraMenjawabKonfirmasiData
TunggakanWajibPajak.
2.1.6. Seksi Penagihan atau Kantor Pelayanan Pajak terkait meneruskan jawaban
konfirmasiutangpajakkepadaAccountRepresentative.
2.1.7. Account Representative kemudian meneliti surat jawaban dan data tunggakan
pajak yang diterima baik dari Seksi Penagihan atau dari Kantor Pelayanan Pajak
lain. Apabila terdapat tunggakan pajak, proses dilanjutkan dengan
pemindahbukuan(SOPTataCaraPemindahbukuan(Pbk)).
2.1.8. Apabila masih terdapat kelebihan pembayaran pajak yang masih tersisa, proses
dilanjutkan dengan melengkapi data Nothit SKPKPP, SKPKPP dan SPMKP. Data
kemudian diproses oleh case management. Account Representative kemudian
mencetak dan memaraf Nothit SKPKPP, kemudian menyampaikannya kepada
KepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.9. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, memaraf Nothit SKPKPP,
memberikan persetujuan (approve) pada sistem atas penerbitan SKPKPP dan
SPMKP,danmenyampaikanNothitSKPKPPkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memaraf Nota Penghitungan dan memberikan
persetujuan(approve)padasistemataspenerbitanSKPKPPdanSPMKP.
2.1.11. KepalaSeksiPelayananmenerimaNothitSKPKPPdanmenugaskanPelaksanaSeksi
Pelayananuntukmencetakdokumenhasilpersetujuan.
2.1.12. SPMKPdibuatdalamrangkap4(empat)denganperuntukansebagaiberikut:
Lembarke1danlembarke2untukKPPN;
Lembarke3untukWajibPajakyangbersangkutan;dan
Lembarke4untukKPPyangmenerbitkanSPMKP.
2.1.13. PelaksanaSeksiPelayananmelakukanpencetakankonsepSKPKPPdanSPMKP.
2.1.14. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf SKPKPP dan SPMKP dan
menyampaikankonseptersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.15. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SKPKPP dan
SPMKP.
Administrasi Perpajakan
129
2.1.16. SKPKPP dan SPMKP ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib Pajak dan
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.17. Prosesselesai.
2.2. TataCaraPenerbitanSuratPerintahMembayarImbalanBunga(SPMIB)
2.2.1. Account Representative memproses pembayaran imbalan bunga kepada Wajib
Pajakdalamhalterdapat:
a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak, SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang,
SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pendahuluan Pajak
Penghasilan (PPh) untuk Wajib Pajak Patuh, dan SOP Tata Cara Penyelesaian
Permohonan Pengembalian Pendahuluan PPN untuk Wajib Pajak Kriteria
TertentuKhususWajibPajakPatuh)
b. keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara
PenyelesaianSPTTahunanLebihBayar)
c. kelebihanpembayaranpajaksebagaimanadimaksuddalamPasal17Bayat(4)
UndangUndangKUP;
d. kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan, permohonan
banding, atau permohonan peninjauan kembali dikabulkan sebagian atau
seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) UndangUndang
KUP; (SOP Tata Cara Penatausahaan Surat Keputusan
Keberatan/Banding/PenguranganatauPembatalanKetetapanPajakdanSurat
Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi di Seksi
PengawasandanKonsultasi)
e. kelebihan pembayaran pajak karena Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan Pembatalan
Ketetapan Pajak atas surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak
mengabulkan sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27A ayat (1a) UndangUndang KUP; (SOP Tata Cara Penatausahaan Surat
KeputusanPembetulandiSeksiPengawasandanKonsultasidanSOPTataCara
Penatausahaan Surat Keputusan Keberatan/Banding/Pengurangan atau
Administrasi Perpajakan
130
2.2.9. Kepala Seksi Pelayanan menerima Nothit SKPIB dan menugaskan Pelaksana Seksi
Pelayananuntukmencetakdokumenhasilpersetujuan.
2.2.10. SKPIBdibuatdalamrangkap3(tiga)denganperuntukansebagaiberikut
a. Lembarke1untukWajibPajakyangbersangkutan;
b. Lembarke2untukKPKN;
c. Lembarke3untukKPPyangmenerbitkanSKPIB.
SPMIBdibuatdalamrangkap4(empat)denganperuntukansebagaiberikut:
a. Lembarke1danlembarke2untukKPPN;
b. Lembarke3untukWajibPajakyangbersangkutan;
c. Lembarke4untukArsipKPPyangmenerbitkanSPMIB.
2.2.11. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep SKPIB dan SPMIB
kemudianmeneruskankonseptersebutkepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.2.12. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf SKPIB dan SPMIB kemudian
menyampaikankonseptersebutkepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.2.13. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiSKPIBdanSPMIB.
2.2.14. SKPIB dan SPMIB ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib Pajak dan
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.2.15. Prosesselesai.
3. Pemindahbukuan
3.1. TataCaraPenyelesaianpemindahbukuan(Pbk)
3.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pemindahbukuan ke Kantor Pelayanan
Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu karena salah atau kurang jelas mengisi
Surat Setoran Pajak atau untuk pemecahansetoran pajak atau untuk tujuan lain.
PermohonanpemindahbukuandapatjugaberasaldariKantorPelayananPajaklain
tempat Wajib Pajak terdaftar yang meneruskan permohonan tersebut apabila
telah terjadi kesalahan pencantuman kode KPP pada NPWP atau kode cabang
padaSSP(diterimadenganSOPTataCaraPenerimaanDokumendiKPP).
Administrasi Perpajakan
132
Administrasi Perpajakan
133
3.2. TataCaraPenyelesaianpemindahbukuan(Pbk)keKPPLain
3.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pemindahbukuan ke Kantor Pelayanan
Pajak.
3.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan
pemindahbukuan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan
ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap,
dihimbaukepadaWajibPajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonan
beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD
digabungkandengansuratpermohonanbesertakelengkapannya.PetugasTempat
Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan
dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative.
3.2.3. Account Representative membuat konsep surat pengantar permohonan
pemindahbukuan.
3.2.4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar
pemindahbukuandanmeneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
3.2.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat pengantar
pemindahbukuan.
3.2.6. Surat pengantar pemindahbukuan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata
Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan diteruskan melalui Subbagian
Umum ke Kantor Pelayanan Pajak tempat SSP diadministrasikan beserta
permohonan pemindahbukuan dari Wajib Pajak, sedangkan tembusan surat
pengantarnyadisampaikankeWajibPajak(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKPP).
3.2.7. Surat pengantar pemindahbukuan beserta permohonan pemindahbukuan dari
Wajib Pajak kemudian diproses di Kantor Pelayanan Pajak tempat SSP
diadministrasikan(SOPTataCaraPemindahbukuan(Pbk)).
3.2.8. Prosesselesai.
3.3. TatacarapenyelesaianPermohonanKompensasi(Pemindahbukuan)PBB/BPHTB
3.3.1. WajibPajakmengajukanpermohonankompensasi(pemindahbukuan)PBB/BPHTB
keKantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
134
3.3.11. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
Kompensasi Hutang PBB/BPHTB, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep
produk hukum, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep produk
hukumtersebut.
3.3.12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Surat
Keputusan Kompensasi Hutang PBB/BPHTB tersebut. Dalam hal Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Kompensasi Hutang
PBB/BPHTB,PelaksanaSeksiPelayananharusmemperbaikikonsepprodukhukum
tersebut.
3.3.13. Surat Keputusan Kompensasi Hutang PBB/BPHTB ditatausahakan di Seksi
Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
3.3.14. Prosesselesai.
3.4. TataCaraPembuatandanPenyampaianSuratPerhitungan(SPh)KirimkeKPPlain
3.4.1. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenugaskanPelaksanamembuatSPh
Kirim untuk mengirim SSP lembar ke2 milik KPP lain ke KPP yang bersangkutan
denganmenggunakanSuratPengantar.
3.4.2. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi membuat Surat Pengantar
Perhitungan (SPh) untuk mengirimkan SPh Kirim dibuat dalam 4 rangkap dan SSP
lembarke2keKPPyangbersangkutan,selanjutnyamenyampaikankepadaKepala
SeksiPengolahanDatadanInformasi.
3.4.3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan menandatangani SPh
KirimdanSSPlembarke2.
3.4.4. PelaksanaSeksiPengolahanDatadanInformasimenatausaakanSPhKirimbeserta
suratpengantarnya.
3.4.5. SPhKirim,SuratPengantardanSSPlembarke2akandiproseslebihlanjutdengan
SOPKPP10000ctentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
3.4.6. ProsesSelesai.
Administrasi Perpajakan
136
Administrasi Perpajakan
137
PengawasanWajibPajak
1. Mapping
1.1. PengertiandanTujuan
1.1.1. Pengertian Mapping adalah pemetaan yang menggambarkan potensi perpajakan
yang dapat dikelompokkan berdasarkan wilayah/lokasi , subjek pajak, jenis pajak,
sektor/subsektor usaha, sesuai kebutuhan/ keunggulan yang terdapat di wilayah
kerjaKPP.
1.1.2. Tujuan Mapping adalah untuk mendapatkan gambaran umum potensi perpajakan
dan keunggulan fiskal di wilayah kerja masingmasing kantor/unit kerja yang akan
digunakan sebagai petunjuk dan sarana analisis dalam rangka penggalian potensi
penerimaan,pelayanandanpengawasan.
1.2. PengelompokanMapping
1.2.1. WilayahLokasi/Usaha
a). Wilayah Administrasi Pemerintahan(Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota,
Propinsi).
Kegunaan : Untuk mengetahui luas dan struktur wilayah beserta
pembagian wilayah berdasarkan batas wilayah
pemerintahan beserta jumlah penduduk, wilayah yang
dikenakan PBB, jumlah Wajib Pajak terdaftar dan potensi
jumlahcalonwajibpajak.
Administrasi Perpajakan
138
Format : Peta,keterangandalampeta,tabel/narasi
b).WilayahEkonomi
Kegunaan : Untuk mengetahui potensi ekonomi berdasarkan wilayah
kegiatan ekonomi seperti Lokasi Industri, Perdagangan,
Pemukiman Mewah, Lokasi Wisata, Lokasi Pertambangan,
Lokasi Perkebunan, Lokasi Pertanian, Lokasi kehutanan,
Lokasi Perairan, Lokasi Pelabuhan/Bandara, dan Lokasi
Pergudangan yang ada di lokasi kerja unit kantor yang
bersangkutan, yang dapat memberi gambaran potensi
penerimaanpajak.
Format : Peta,Tabel
1.2.2. SubjekPajak
Kegunaan : Untuk mengetahui gambaran umum dari subjek pajak di
wilayah kerjanya, baik yang telah terdaftar maupun yang
belum, baik yang berbentuk hukum seperti PT, CV, BUT,
maupun yang tidak berbadan hukum. Informasi yang
disajikan menyangkut jumlahnya, tingkat kepatuhan, dan
rankingberdasarkanperananpenerimaan,tunggakanpajak,
dan lainlain yang bermanfaat untuk menentukan
penanganan lebih lanjut terhadap kelompokkelompok WP
yangbersangkutan.
Format : Tabel
1.2.3. JenisPajak
Kegunaan : Untuk mengetahui gambaran umum performance
penerimaan per jenis pajak dan pertumbuhannya sehingga
dapat memberi petunjuk langkahlangkah penanganan dan
pengamanannya.
Format : Tabel
1.2.4. Sektor/Subsektor
Kegunaan : Untukmengetahuigambaranumumperformancefiskaldari
sektor/subsektor di wilayah kerjanya. Informasi yang
disajikan dapat berupa tax ratio, kepatuhan, pertumbuhan
dan sektor dominan, sehingga dapat memberi petunjuk
penggalianpotensifiskal.
Format : Tabel
1.3. AnalisisMapping
Kegunaan : Untuk mengetahui potensi perpajakan dan kelompok
kelompok yang terkait dengan potensi tersebut, tingkat
resiko serta petunjuk penggalian potensi yang akan
dilakukan
Administrasi Perpajakan
139
Format : Tabelataunarasi
Analisisyangdilakukandapatberupa:
1) YangberhubungandenganpotensijumlahWPcontohnya:
a. JumlahPendudukdibandingkandenganJumlahWPOP.
b. Jumlah WP Ekspatriat yang terdaftar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja
asing/ekspatriatmenurutdataimigrasidandinastenagakerja.
c. JumlahBendaharawandibandingkandenganJumlahWPBendaharawan
2) Yangberhubungandenganpotensipenerimaanpajakcontohnya:
a. ObjekPajakPPN:DPPPPNdibandingkandenganPDRB
b. ObjekPajakPPhpasal22impordibandingkandenganjumlahimpor
c. ObjekPajakPPNimpordibandingkandenganjumlahimpor
d. RatioantaraPPhBadanTerutangdanPeredaranUsaha
e. JumlahrealisasipenerimaanpersektordibandingkanPDRBsektortersebut
3) Yangberhubungandengankepatuhancontohnya:
a. PerbandinganWPterdaftardenganWPEfektif
b. PerbandinganWPEfektifdenganWPFiler/NonFiler/StopFiler
c. PenerimaanPPhPasal21dibandingkandenganpenerimaanPPhPasal29
1.4. TindakLanjutMapping
Kegunaan : Untuk memilih kelompok kelompok yang potensial untuk
ditindaklanjutidenganmemperhatikan:
1) Potensiperpajakannya
2) Tingkatkepatuhannya/taxgap
3) Tingkatkesulitandalamimplementasi
4) DeterrentEffect
Format : Tabel
2. Profilling
2.1. PengertiandanTujuan
2.1.1. Profil Wajib Pajak adalah informasi mengenai Wajib Pajak yang memuat mengenai
identitas dan kegiatan usaha serta riwayat aktivitas perpajakannya secara
berkesinambunganyangdapatdiklasifikasikandatapermanent,dataakumulatifdan
datalain.
2.1.2. Tujuan Profil WajibPajak adalah untuk menyajikan informasiyang dapat digunakan
untukanalisis,mengukurtingkatresikodankepatuhanWajibPajaksertauntuklebih
mengenal Wajib Pajak yang terdaftar di unit kerjanya dan dapat memonitor
perkembangan usaha Wajib Pajak yang bersangkutan dan melakukan pengawasan,
penggalianpotensi,sertapelayananyanglebihbaik.
2.2. PedomanPembuatanProfilWajibPajak
2.2.1. Account Representative mendapat data dan informasi Wajib Pajak dari berbagai
sumber baik yang berasal dari internal maupun dari eksternal Direktorat Jenderal
Pajak, yang terdiri dari data permanen (identitas Wajib Pajak, struktur organisasi,
Administrasi Perpajakan
140
daftar pemegang saham dan struktur permodalan, daftar pengurus dan komisaris,
kegiatan usaha, pohon kepemilikan dan lainlain) dan data akumulatif (data
perkembangan usaha, kewajiban perpajakan, data lawan transaksi dan lainlain)
sertadatalainnya.
2.2.2. AccountRepresentativemembuatprofilWajibPajakberdasarkandatadaninformasi
yang diperoleh sesuai dengan pedoman pembuatan profil dari Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak serta menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.3. TataCaraPemutakhiranProfilWajibPajak
2.3.1. Account Representative mendapat informasi perubahan dan penambahan data
WajibPajakdariberbagaisumber.
2.3.2. Account Representative melakukan pemutakhiran data Wajib Pajak berdasarkan
informasi perubahan dan penambahan data Wajib Pajak yang diperoleh dari alat
keterangan, formulir pemutakhiran data, dan data resmi yang diperoleh sebagai
dasar pemutakhiran data Wajib Pajak, serta menindaklanjuti sesuai dengan
peraturanyangberlaku.
2.3.3. Prosesselesai.
3. Benchmarking
3.1.ProsesBencmarkingTahapI
3.1.1. MengambildataSPTTahunanPPHBadan(20012005)antara510WPdenganratio
terbesar(TTOR,CTTOR,NPM,GPM,ROA,EBIT)dalamKLUyangsamadantahun
yangsama.
3.1.2. Ratiotersebutdirataratauntuksetiaptahunnya.
3.1.3. Diambilratioterbesaruntukdijadikanbenchmark
3.1.4. MenghapusdataTTORyangkurangdariCTTOR
3.1.5. KLUKelapaSawitdihilangkankarenasudahdibuatolehKPDJP
3.1.6. JikaratioNPM<darirataratasukubungaBankIndonesia(12%),makaNPMdibuat
menjadilebihtinggidari12%denganasumsibahwatidakadaperusahaanyang
menginginkankeuntungandibawahsukubungaBankIndonesia
3.1.7. JikaGPM<NPMmakadatatersebutdihilangkan,karenaGPMseharusnya>dari
NPM
3.1.8. JikaGPM<darirataratasukubungaBankIndonesia,makaGPMmenjadi>12%
ditambahselisihGPMlamadenganNPMlama
3.1.9. DemikianjugauntukEBITjikarationya<darirataratasukubungaBankIndonesia
(12%),makaEBITdibuatmenjadilebihtinggidari12%.
3.2. ProsesBencmarkingTahapII
UntukmengakomodasiKLUyangtidakterbenchmarkpadatahapI,makadilakukantahapII
sebagaiberikut:
Administrasi Perpajakan
141
3.2.1. MemasukkanangkabenchmarkusulanKPPyangbelumtercantumpadatahapI
3.2.2. JikaratioNPM<darirataratasukubungaBankIndonesia(12%),makaNPMdibuat
menjadilebihtinggidari12%
3.2.3. JikaGPM<darirataratasukubungaBankIndonesia,makaGPMmenjadi>12%
ditambahselisihGPMlamadenganNPMlama
3.2.4. DemikianjugauntukEBITjikarationya<darirataratasukubungaBankIndonesia
(12%),makaEBITdibuatmenjadilebihtinggidari12%.
3.3. ProsesBencmarkingTahapIII
UntukmengakomodasiKLUyangtidakterbenchmarkpadatahapII,makadilakukantahapIII
sebagaiberikut:
2.3.1. MembuatbenchmarkberdasarkanIkhtisarProfile50WPperKPP
2.3.2. Databenchmarkperratiodiambilrata2pertahunperKLU,kemudiandiambilyg
terbesardiantaratahun2002s.d2006
2.3.3. MenambahkandatabenchmarkberdasarkanIkhtisarProfile50WPperKPPyang
belummasukkeTahapII
2.3.4. MenambahkandatabenchmarkdaridatabaseKanwilatasKlu100WPBesarKPP
yangbelummasukkeTahapII
2.3.5. MengulangiprosespenyesuaianNPM,GPM,TTOR,CTTORdanEBITsesuaitahap
sebelumnya.
4. AnalysingdanPenggalianPotensiPajak
4.1. Evaluasi/Analisis
Account Representative melakukan evaluasi/analisis perpajakan Wajib Pajak yang
mencakup Analisa Ratio Laporan Keuangan, CTTOR dan TTOR, Local Sectoral, Rasio
Kapasitas Produksi terhadap Omzet, Rasio Impor terhadap Omzet/Ekspor, Rasio Karyawan
terhadapProduksi,RasioModaldanPinjaman,Trend/PerkembanganKegiatansertaanalisis
lainnya.
4.2. PenggalianPotensi
Account Representative melakukan penggalian potensi pajak meliputi potensi Wajib Pajak
itusendiri,potensipengurusdankomisarissertapemilik,potensidaripihakterkait,potensi
daridatasilangdanpihakketiga.
5. Tindaklanjut
5.1. Account Representative menindaklanjuti profile Wajib Pajak yang sudah dibuat melalui
pemutakhiran data dan penggalian potensi pajak serta pertukaran data yang meliputi
potensi Wajib Pajak itu sendiri, potensi pengurus dan komisaris serta pemilik, potensi dari
pihakterkait,potensidaridatasilangdanpihakketiga.
5.2. AccountRepresentativemenindaklanjutihasilanalisisdanpenggalianpotensipajakdengan
melakukan himbauan tertulis yang dilanjutkan dengan konseling jika Wajib Pajak yang
bersangkutan tidak merespon atau melaksanakan apa dimintakan dalam surat himbauan
tersebut,danditindaklanjutidenganPemeriksaan.
Administrasi Perpajakan
142
PengolahanDatadanInformasi
1. TataCaraPemrosesandanpenatausahaanDokumenmasukdiSeksiPDI
1.1. Kepala Seksi PDI menerima dokumen masuk yang telah didisposisi Kepala KPP (SOP
KPP10000a tentang Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), memberikan disposisi,
menugaskan untuk menatausahakan atau untuk memroses dokumen masuk, dan
meneruskan dokumen masuk tersebut kepada Pelaksana Seksi PDI. Dalam hal telah
terdapat SOP untuk memroses dokumen masuk tersebut, maka Kepala Seksi
menindaklanjutinyasesuaidenganSOPterkait.
1.2. Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk dokumen yang
akandiprosesditindaklanjutisesuaidenganpenugasanKepalaSeksiPDI.Dalamhalatas
dokumenmasuktersebutharusdibuatkanrespon/balasan/tindaklanjut,PelaksanaSeksi
PDI melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan
meneruskankonsepdokumentersebutkeKepalaSeksiPDI.
1.3. KepalaSeksiPDImenelitidanmemarafkonsepdokumenkeluarsertameneruskannyake
KepalaKantorPelayananPajak.
1.4. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganidokumenkeluar.
1.5. Dokumenyangtelahditandatangani,diterima,dicatatdatanya,sertadibericap,nomor,
dantanggalolehSekretarisKepalaKPP,kemudianditeruskankePelaksanaSeksiPDI.
Administrasi Perpajakan
143
2. TataCaraPenatausahaanAlatKeterangan
2.1. AlatKeteranganDariInstansiLain
2.1.1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima surat berupa Alat Keterangan (Alket)
dari instansi lain, meneliti, memberi disposisi dan meneruskan kepada Kepala
SeksiPengolahanDatadanInformasi.
2.1.2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memberi disposisi dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk memproses
lebihlanjut.
2.1.3. Pelaksana seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti Alat Keterangan (Alket),
danmelakukanlangkahlangkahsebagaiberikut:
a. merekamdanmemvalidasidalamSistemAplikasiKomputer.
b. mengisi kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan
PenerimaanDataAlatKeterangantersebutdanmenyampaikankepadaKepala
SeksiPengolahanDatadanInformasi.
2.1.4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan approval Alket serta
menandatangani kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan
Penerimaan Data, kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi
PengolahanDatadanInformasi.
2.1.5. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Alat Keterangan
kemudianmengarsipkan.
2.1.6. Prosesselesai.
2.2. AlatKeterangandaridalamKPPSendiri
2.2.1. Seksi terkait mengirimkan Alat Keterangan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data
danInformasi.
2.2.2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memisahkan Alat
KeteranganuntukKPPlainatauuntukKPPsendiri.
Administrasi Perpajakan
144
2.2.3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi memberi disposisi dan menugaskan
Pelaksanauntukmemproseslebihlanjut.
2.2.4. Pelaksana meneliti Alat Keterangan (Alket) dan melakukan langkahlangkah
sebagaiberikut:
1.AlketuntukKPPSendiri:
a.merekamdanmemvalidasidalamSistemAplikasiKomputer.
b.mengarsipkanAlatKeterangantersebut.
2.AlketuntukKPPLain:
a.MembuatSuratPengantarPengirimanDataAlatKeterangan.
2.2.5. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan menandatangani Surat
Pengantar Pengiriman Data Alat Keterangan, kemudian mengembalikannya
kepadaPelaksanaSeksiPengolahanDatadanInformasi.
2.2.6. PelaksanaPengolahanDatadanInformasimenyampaikanAlatKeteranganbeserta
SuratPengantarnyakeSubbagianUmumuntukdikirimkeKPPterkaitmelaluiSOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
2.2.7. Prosesselesai.
RencanaPenerimaanPajakKantorPelayananPajakkeKantorWilayah.
3.7. PelaksanamenyampaikanRencanaPenerimaanPajakKantorPelayananPajakyangtelah
ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak ke Subbagian Umum untuk dikirim ke
Kantor Wilayah melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP (SOP Tata Cara
PembuatanRencanaKerjaBidangDukunganTeknisdanKonsultasi).
3.8. Prosesselesai.
4. TataCarapenyelesaianpembagianHasilPenerimaanPBB
4.1. Kepala Seksi PDI menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk membuat KPPHPPBB/BPHTB
berdasarkan hasil rekonsiliasi data penerimaan Modul Penerimaan Negara (MPN) dan
BankOperasional(BO)III.
4.2. Pelaksana Seksi PDI membuat konsep KPPHPPBB/BPHTB, kemudian menyampaikan
kepadaKepalaSeksiPDI.
4.3. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep KPPHPPBB/BPHTB, kemudian
menyampaikankepadaKepalaKantorPelayananPajak.DalamhalKepalaSeksiPDItidak
menyetujuikonsepKPPHPPBB/BPHTB,PelaksanaSeksiPDIharusmemperbaikikonsep
tersebut.
4.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani KP
PHPPBB/BPHTB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep KPPHPPBB/BPHTB, Pelaksana Seksi
PDIharusmemperbaikikonseptersebut.
4.5. KepalaSeksiPDImenugaskanPelaksanaSeksiPDImembuatkonsepSPMPHPPBB/BPHTB
danSPMBPPBBberdasarkanKPPHPPBB/BPHTBtersebut.
4.6. Pelaksana Seksi PDI membuat konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB, kemudian
menyampaikankepadaKepalaSeksiPDI.
4.7. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB,
kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala
SeksiPDItidakmenyetujuikonsepSPMPHPPBB/BPHTBdanSPMBPPBB,PelaksanSeksi
PDIharusmemperbaikikonseptersebut.
4.8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SPMPHP PBB/BPHTB
dan SPMBP PBB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB,
PelaksanaSeksiPDIharusmemperbaikikonseptersebut.
4.9. Pelaksana Seksi PDI menyiapkan pengiriman SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB ke
KPPNdanmenatausahakanarsipnya.
4.10. ProsesdilanjutkankeSOPtentangTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
Administrasi Perpajakan
146
4.11. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
147
PemeriksaandanPenyidikan
1. Pemeriksaan
1.1. TataCaraPenyelesaianUsulanpemeriksaan
1.1.1. DiKantorPelayananPajak:
1.1.1.1. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima usulan Wajib Pajak yang akan
diperiksa dari para Ketua Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak, Seksi
Pengawasan dan Konsultasi (SOP Tata Cara Pelaksanaan Penelitian dan
Analisi Kepatuhan Material Wajib Pajak), Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara
PenghapusanNPWP),SeksiPenagihan(SOPTataCaraPenyelesaianUsulan
PemeriksaandalamRangkaPenagihanPajak),SeksiEkstensifikasi(SOPTata
Cara Penerbitan Daftar Nominatif Usulan SP3 PSL Ekstensifikasi) kemudian
menyerahkannyakepadaPelaksanaSeksiPemeriksaan.
1.1.1.2. Pelaksana Seksi Pemeriksanaan membuat konsep Daftar Nominatif Wajib
PajakdanmenyerahkankepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
1.1.1.3. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan memaraf konsep Daftar Nominatif
Wajib Pajak yang Diusulkan untuk Dilakukan Pemeriksaan serta
meneruskankepadaKepalaKantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
148
1.1.2. DiKantorWilayah:
1.1.2.1. Kepala Kantor Wilayah mendisposisi Surat Usulan Pemeriksaan dan Daftar
Nominatif Wajib Pajak yang Diusulkan untuk Dilakukan Pemeriksaan
kepadaKepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihan.
1.1.2.2. KepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihanmenerimadisposisi
dariKepalaKantorWilayahkemudianmenugaskanKepalaSeksiBimbingan
Pemeriksaan untuk mengumpulkan bahan dalam rangka penelitian
tunggakanpajak.
1.1.2.3. Kepala Seksi Bimbingan Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi
Bimbingan Pemeriksaan untuk mengumpulkan bahan dalam rangka
penelitian tunggakan pajak, dan membahas usulan pelaksanaan
pemeriksaan bersama Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan
Penagihan.
1.1.2.4. Pelaksana Seksi Bimbingan Pemeriksaan membuat konsep LP2 dan Daftar
kemudianmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiBimbinganPemeriksaan.
1.1.2.5. Kepala Seksi Bimbingan Pemeriksaan memaraf konsep LP2 dan Daftar
Alokasi kemudian menyampaikan kepada Kepala Bidang Pemeriksaan,
PenyidikandanPenagihan.
1.1.2.6. Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan memaraf konsep
LP2danDaftarAlokasisertamenyampaikankepadaKepalaKantorWilayah.
1.1.2.7. KepalaKantorWilayahmenandatanganikonsepLP2danDaftar.
Administrasi Perpajakan
149
1.2. TataCaraPemeriksaanKantor
1.2.1. Berdasarkan SP3 (SOP Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak),
TimPemeriksaPajakmembuatkonsepsuratpanggilandalamrangkapemeriksaan
pajak yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dan dikirimkan
kepadaWajibPajak.
1.2.2. Wajib Pajak memenuhi panggilan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
ditentukandalamsuratpanggilandenganmembawabuku,catatan,dandokumen
yang diperlukan oleh Tim Pemeriksa Pajak dan dibuatkan bukti
peminjaman/pengembaliandenganrincidanjelasolehTimPemeriksaPajak.
1.2.3. Pada saat memulai pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak harus memperlihatkan
Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP3 kepada Wajib Pajak yang
diperiksa. Apabila bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen yang
dipinjam berupa fotokopi, maka harus dinyatakan sesuai dengan aslinya dengan
suratpernyataanWajibPajak.
1.2.4. Terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi panggilan, Tim Pemeriksa Pajak
membuat surat panggilan ke dua. Apabila panggilan ke dua tidak dipenuhi, Tim
PemeriksaPajakmembuatBeritaAcaraTidakDipenuhinyaPanggilanPemeriksaan
dan LPP untuk ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat menerbitkan surat
ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam LPP yang penghasilan netonya dihitung berdasarkan Norma
PenghitunganPenghasilanNetoataucaralainyangditetapkandenganKeputusan
Menteri Keuangan (SOP Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak). LPP
kemudian ditatausahakan di Seksi Pemeriksaan (SOP Tata Cara Penatausahaan
LaporanPemeriksaanPajakdanNotaPenghitungan(Nothit))
1.2.5. Berdasarkan bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen yang ada, Tim
PemeriksaPajakmelakukanpemeriksaandanmenyusunKKP.
1.2.6. Setelah pemeriksaan diselesaikan (LPP telah tersusun), Tim Pemeriksa Pajak
membuat SPHP yang dilampiri dengan Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak yang
ditandatanganiolehKepalaKantorPelayananPajak,dandikirimkankepadaWajib
Pajak.
Administrasi Perpajakan
150
1.2.7. Wajib Pajak memberikan tanggapan tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas
temuan hasil pemeriksaan dengan menggunakan formulir Surat Tanggapan Hasil
Pemeriksaan; Wajib Pajak yang menyetujui seluruh hasil pemeriksaan kemudian
menandatangani Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan beserta Lembar Pernyataan
Persetujuan Hasil Pemeriksaan dan Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan;
Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan
kemudian mengisi, menandatangani dan menyampaikan Surat Tanggapan Hasil
Pemeriksaandilampiridenganbuktibuktipendukungsanggahansertapenjelasan;
1.2.8. Berdasarkan surat tanggapan dari Wajib Pajak, Tim Pemeriksa Pajak melakukan
pembahasandenganWajibPajak.
1.2.9. TimPemeriksaPajakmembuatRisalahPembahasanyangditandatanganiolehTim
PemeriksaPajakdanWajibPajak.
1.2.10. Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan dengan pendapat
Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak agar perbedaan tersebut dibahas terlebih dahulu oleh Tim
PembahasTingkatUP3yangbersangkutan;HasilpembahasanolehTimPembahas
Tingkat UP3 dituangkan dalam Risalah Tim Pembahas dan disampaikan oleh Tim
PemeriksaPajakkepadaWajibPajak;Dalamhalmasihterdapatperbedaanantara
hasilpembahasanolehTimPembahasTingkatUP3denganpendapatWajibPajak,
WajibPajak dapatmengajukanpermohonanpembahasankeduaditingkatkanwil
atasannya dengan menggunakan surat permohonan. (Permohonan pembahasan
kedua tidak dapat dilakukan untuk Pemeriksaan Sederhana Kantor atas Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi yang
disampaikanolehPKPKegiatanTertentu).
1.2.11. Berdasarkan Risalah Pembahasan atau Risalah Tim Pembahas, Tim Pemeriksa
Pajak mengirimkan Surat Panggilan kepada Wajib Pajak untuk menandatangani
BeritaAcaraHasilPemeriksaandalamrangkapelaksanaanPembahasanAkhirHasil
Pemeriksaan.
1.2.12. Hasil pembahasan akhir dituangkan dalam suatu Berita Acara Hasil Pemeriksaan
besertalampirannyaberupaIkhtisarHasilPembahasanAkhiryangditandatangani
oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Wajib
Pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan, Tim
PemeriksaPajakmembuatcatatantentangpenolakantersebutdalamBeritaAcara
HasilPemeriksaan.
1.2.13. Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan dan/atau tidak menghadiri
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, harus dibuatkan Berita Acara Tidak
Administrasi Perpajakan
151
1.3. TataCaraPemeriksaanLapangan
1.3.1. Tim Pemeriksa Pajak menerima SP3 dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan kepada Wajib Pajak dari Seksi Pemeriksaan (SOP Tata Cara Penerbitan
SuratPerintahPemeriksaanPajak).
1.3.2. PenyampaianSuratPemberitahuanPemeriksaanLapangan:
a. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan yang ditujukan kepada Wajib
Pajak disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak pada saat dimulainya
PemeriksaanLapangan.
b. Apabila menolak diperiksa, Wajib Pajak harus menandatangani Surat
Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak. Dalam hal Wajib Pajak menolak
untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak, Tim
PemeriksaPajakharusmembuatdanmenandatanganiBeritaAcaraPenolakan
Administrasi Perpajakan
152
1.3.3. Peminjamanbukubuku,catatancatatan,dandokumendokumen:
a. Wajib Pajak yang diperiksa harus meminjamkan bukubuku, catatancatatan,
dandokumendokumenyangberkaitandengankegiatanusahaataupekerjaan
bebas Wajib Pajak atau objek yang terutang pajak beserta Surat Pernyataan
bahwa fotokopi dan atau hasil pengolahan data elektronik yang dipinjamkan
kepadaTimPemeriksaPajakadalahsesuaidenganaslinyaapabilabukubuku,
catatancatatan, dan dokumendokumen tersebut berupa fotokopi dan atau
hasilpengolahandataelektronik.
b. Bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen yang diperlukan dan
ditemukan pada saat pelaksanaan pemeriksaan lapangan di tempat Wajib
Pajak dipinjam pada saat itu juga dan Tim Pemeriksa Pajak membuat Bukti
Peminjaman/PengembalianBuku,Catatan,danDokumen.
c. Atasbukubuku,catatancatatandandokumendokumenyangbelumdipinjam
padasaatpelaksanaanpemeriksaanlapangan,TimPemeriksaPajakmembuat
Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen yang belum
ditemukan/diperoleh. Bukubuku, catatancatatan, dan dokumendokumen
yang dipinjam harus diserahkan kepada Tim Pemeriksa Pajak paling lama 7
(tujuh) hari terhitung sejak Surat Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
diterimaolehWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
153
1.3.8. Pemberitahuanhasilpemeriksaan:
a. Hasil pemeriksaan lapangan diberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang dilampiri
dengan Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
menandatangani Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan ditatausahakan oleh Tim Pemeriksa Pajak
dandisampaikankepadaWajibPajakmelaluiSubbagianUmum.
b. Wajib Pajak dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari harus memberikan tanggapan
tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas hasil Pemeriksaan Lapangan;
Dalam hal Pemeriksaan Sederhana Lapangan dilakukan atas Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi, Wajib
Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) hari harus memberikan tanggapan tertulis
baiksetujumaupuntidaksetujuatashasilPemeriksaanLapangan
c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan permintaan Wajib Pajak dapat
memperpanjangjangkawaktupemberiantanggapan
d. Wajib Pajak yang menyetujui seluruh hasil pemeriksaan lapangan harus
menandatangani Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan beserta Lembar
PernyataanPersetujuanHasilPemeriksaandanBeritaAcaraPersetujuanHasil
Pemeriksaan dan menyerahkannya kembali kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak;
e. Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan
lapangan harus mengisi, menandatangani dan menyampaikan Surat
Tanggapan Hasil Pemeriksaan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan
dilampiri dengan buktibukti pendukung sanggahan serta penjelasan
seperlunya.
f. Tim Pemeriksa Pajak menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil
Pemeriksaan dan meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak
untukmenandatangani.
1.3.9. Pembahasanditimpemeriksadantimpembahas:
a. Tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan harus dibahas oleh
Tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak yang hasil pembahasannya
dituangkandalamRisalahPembahasan
b. Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan dengan
pendapat Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak agar perbedaan tersebut dibahas terlebih
Administrasi Perpajakan
156
Pemeriksa Pajak, dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Berita acara tersebut
merupakanbagianyangtidakterpisahkandariLPP
c. Lampiran Berita Acara Hasil Pemeriksaan adalah Ikhtisar Hasil Pembahasan
AkhirdanmerupakanbahanuntukmembuatLPP;
d. Dalam hal Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Hasil
Pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak membuat catatan tentang penolakan
tersebutdalamBeritaAcaraHasilPemeriksaan
e. Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan tertulis atau tidak
menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak
membuat Berita Acara Tidak Memberikan Tanggapan/Berita Acara
KetidakhadiranWajibPajakdansuratketetapanpajakdan/atauSuratTagihan
Pajak diterbitkan berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang
disampaikan kepada Wajib Pajak atau berdasarkan tanggapan tertulis Wajib
PajakyangdisetujuiolehTimPemeriksaPajak
f. Setelah menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan atau
Berita Acara Hasil Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat menyampaikan Formulir
Kuesioner yang telah diisi oleh Wajib Pajak kepada Direktur Pemeriksaan
PenyidikandanPenagihanPajak
1.3.12. Tim Pemeriksa Pajak melengkapi LPP dengan dokumendokumen terkait, dan
memproses nothit. KKP yang telah dibuat, kemudian diparaf oleh Tim Pemeriksa
Pajak sedangkan LPP ditandatangani oleh Tim Pemeriksa dan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Pemrosesan nothit untuk diterbitkan surat ketetapan pajak
diuraikandiSOPTataCaraPenerbitanSuratKetetapanPajak.
1.3.13. Bukubuku catatancatatan, dan dokumendokumen yang dipinjam dari Wajib
Pajak dikembalikan secara lengkap dan utuh kepada Wajib Pajak dengan
menggunakan Bukti Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan dan Dokumen
palinglama14(empatbelas)harisejaktanggalLPP
1.3.14. LPP yang sudah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak kemudian
disampaikan ke Seksi Pemeriksaan untuk doproses dengan SOP Tata Cara
PenatausahaanLPPdanNotaPenghitungan(Nothit).
1.3.15. Prosesselesai.
1.4. TataCaraPenatausahaanLaporanPemeriksaanPajakdanNotaPenghitungan
1.4.1. Sebagai hasil dari SOP Tata Cara Pemeriksaan, Fungsional Pemeriksa Pajak
menyerahkan LPP serta Nothit yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh
Administrasi Perpajakan
158
Kepala Kantor kepada Kepala Seksi Pemeriksaan untuk di registrasi dan diberi
penomoran.
1.4.2. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk
meregistrasidanmemberinomor.
1.4.3. PelaksanaSeksiPemeriksaanmeregistrasidanmemberinomorLPPbesertaNothit
danmenyampaikannyakepadaFungsionalPemeriksaPajak.
1.4.4. Fungsional Pemeriksa Pajak melakukan penjilidan (pembundelan berkas) dan
menyerahkan LPP yang sudah dijilid sebanyak 3 (tiga) set, berikut Kertas Kerja
PemeriksaandandokumendokumenlainyangberhubungandenganPemeriksaan
PajakkepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
1.4.5. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk
memproseslebihlanjut.
1.4.6. Pelaksana Seksi Pemeriksaan meneliti kelengkapan, menatausahakan dan
mengarsipkan LPP dan Kertas Kerja Pemeriksaan serta memisahkan 1 (satu) set
LPPuntukdigabungkandalamberkasWajibPajakyangakandikembalikankepada
Seksi Pelayanan dan 1 (satu) set untuk diserahkan kepada Seksi Pengawasan dan
KonsultasiuntukditelitisekaligusmembuatkonsepSuratPengantarnyakemudian
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPemeriksaan.
1.4.7. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan menandatangani Surat Pengantar dan
mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk disampaikan
kepadaSeksiterkait.
1.4.8. Pelaksana Seksi Pemeriksaan menyerahkan 1 (satu) set LPP dan Nota
Penghitungan kepada Seksi Pelayanan (diproses dalam SOP Penerbitan Surat
Ketetapan Pajak) dan 1 (satu) set LPP kepada Seksi Pengawasan dan Konsultasi
sertamenatausahakanarsipSuratPengantar.
1.4.9. Prosesselesai.
2. Penyidikan
2.1. TataCaraPenyelesaianUsulanPemeriksaanBuktiPermulaan
2.1.1. DiKantorPelayananPajak:
2.1.1.1. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima usulan Wajib Pajak yang akan
diperiksa dari Ketua Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak dan/atau
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi, selanjutnya menugaskan
Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk membuat konsep Surat Usul
PemeriksaanBuktiPermulaan.
Administrasi Perpajakan
159
2.1.2. DiKantorKantorWilayah:
2.1.2.1. Kepala Kantor Wilayah mendisposisi Surat Usulan Pemeriksaan Bukti
PermulaandariKantorPelayananPajakatauKelompokTenagaFungsional
KanwilkepadaKepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihan.
2.1.2.2. Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan menerima
disposisi dari Kepala Kantor Wilayah atas Surat Usulan Pemeriksaan Bukti
PermulaandariKantorPelayananPajakatauKelompokTenagaFungsional
Kanwil kemudian memberi disposisi kepada Kepala Seksi Administrasi
PenyidikanuntukmembahasSuratUsulanPemeriksaanBuktiPermulaan.
2.1.2.3. Kepala Seksi Administrasi Penyidikan meneliti, memberikan catatan,
menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana Seksi Administrasi
Penyidikanuntuk:
a. Membuat konsep Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan dan LP2
apabila pemeriksaan bukti permulaan tidak dilakukan melalui
pemeriksaanulang.
Administrasi Perpajakan
160
2.2. TataCaraPenyelesaianUsulanPenyidikan
2.2.1. Kepala Kantor Wilayah menerima usulan penyidikan dari Kelompok Tenaga
Fungsional Kanwil dan memberi disposisi kepada Kepala Bidang Pemeriksaan,
PenyidikandanPenagihan.
2.2.2. KepalaBidangPemeriksaan,PenyidikandanPenagihanmenugaskandanmemberi
disposisi kepada Kepala Seksi Administrasi Penyidikan untuk membahas usulan
penyidikan.
2.2.3. KepalaSeksiAdministrasiPenyidikanmengidentifikasi,menganalisis,mempelajari,
membahas dengan Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan dan
memberi disposisi kepada Pelaksana Seksi Administrasi Penyidikan untuk
membuatkonsepSuratUsulanPenyidikan.
Administrasi Perpajakan
161
Administrasi Perpajakan
162
Keberatan,Banding,danGugatan
1. PembetulanKetetapanPajak
1.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPembetulanSPPT/SKP/STP
Administrasi Perpajakan
163
1.1.5. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pembetulan
SPPT/SKP/STP, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep Surat Pembetulan
SPPT/SKP/STP, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
pembetulantersebut.
1.1.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan dan memberikan disposisi kepada
Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk melakukan
perubahan/perbaikandalamrangkapembetulanSPPT/SKP/STP.
1.1.7. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi
Pengolahan Data dan Informasi untuk melakukan perubahan/perbaikan dalam
rangkapembetulanSPPT/SKT/STP.
1.1.8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan perekaman
perubahan/perbaikan sesuai pelaksanaan penugasan, menatausahakannya sesuai
tanggal dan membuat laporan hasil perubahan/perbaikan data, kemudian
menyampaikan laporan tersebut kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan
Informasi.
1.1.9. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menyampaikan laporan hasil
perubahan/perbaikan data dalam rangka pembetulan SPPT/SKP/STP kepada
KepalaKantorPelayanan.
1.1.10. KepalaKantorPelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan
PembetulanSPPT/SKP/STPsesuaidanterbataspadawewenangyangdilimpahkan
kepadanyaatasnamaDirekturJenderalPajak.DalamhalKepalaKantorPelayanan
tidak menyetujui konsep Surat Pembetulan SPPT/SKP/STP, Penata Usaha Tempat
PelayananTerpaduharusmemperbaikikonsepsuratpembetulantersebut.
1.1.11. Proses dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak dan
SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP.
1.1.12. Prosesselesai.
1.2.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat Keputusan
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau surat Jawaban, kemudian meneruskan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep surat Keputusan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau surat
Jawaban tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
tersebut.
1.2.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat Keputusan
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau surat Jawaban. Dalam hal Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep surat Keputusan Pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBTatausuratJawabantersebut,PelaksanaSeksiPelayananharus
memperbaikikonsepsurattersebut.
1.2.11. Surat Keputusan Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT atau Surat Jawaban
ditatausahkan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib
Pajak)dandisampaikankepadaWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
1.2.12. Prosesselesai.
1.3. TataCaraPenyelesaianPermohonanPembetulanSTB/SKBKB/SKBKBTSecaraJabatan
1.3.1. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi memerintahkan Pelaksana Seksi
Pengawasan dan Konsultasi untuk membuat konsep Nota Dinas pembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT berdasarkan penelitian atas STB/SKBKB/SKBKBT yang telah
terbit karena kesalahan atau kekeliruan akibat dari salah tulis dan atau salah
hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundangundangan
perpajakan.
1.3.2. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyusun konsep Nota Dinas
PembetulanSTB/SKBKB/SKBKBT,kemudianmenyerahkankonseptersebutkepada
KepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
1.3.3. KepalaSeksiPengawasandanKonsultasimenelitidanmenandatanganiNotaDinas
Pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT, kemudian menyerahkan Nota Dinas tersebut
kepada Account Representatives untuk diproses lebih lanjut. Dalam hal Kepala
SeksiPengawasandanKonsultasitidakmenyetujuikonsepNotaDinasPembetulan
STB/SKBKB/SKBKBT, maka Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi harus
memperbaikikonsepuraianNotaDinasPembetulanSTB/SKBKB/SKBKBTtersebut.
Administrasi Perpajakan
166
Administrasi Perpajakan
167
1.4. TataCaraPenyelesaianPembetulanKetetapanPPh,PPN,danPPnBMdiKPP
8. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiLaporan
Penelitian Pembetulan atas Ketetapan Pajak kemudian menyerahkannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
9. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Pembetulan atas
Ketetapan Pajak dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk
mencetakSuratKeputusanPembetulanKetetapanPajak/SuratPenolakan
PermohonanPembetulanKetetapanPajak.
10. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan
PembetulanKetetapanPajak/SuratPenolakanPermohonanPembetulan
Ketetapan Pajak kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
11. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
Pembetulan Ketetapan Pajak/Surat Penolakan Permohonan Pembetulan
Ketetapan Pajak kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Keputusan Pembetulan Ketetapan Pajak/Surat Penolakan Permohonan
PembetulanKetetapanPajak.
13. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan Surat Keputusan
Pembetulan Ketetapan Pajak/Surat Penolakan Permohonan Pembetulan
Ketetapan Pajak (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak)
dan menyampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP
tentangPenyampaianDokumendiKPP).
14. Prosesselesai.
b. Dalam hal kewenangan memproses surat permohonan pembetulan
ketetapanpajakberadapadaKantorPusatatauKantorWilayah
1. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan penelitian kelengkapan berkas dan
membuat Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas yang Dikirimkan ke
Kantor Wilayah/Kantor Pusat, Lembar Pengawasan Penelitian Berkas
Pembetulan Ketetapan Pajak, serta konsep Surat Pengantar kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani Lembar Penelitian
Kelengkapan BerkasyangDikirimkankeKantorWilayah/KantorPusatdan
memaraf konsep Surat Pengantar kemudian menyerahkannya kepada
KepalaKantor.
3. KepalaKantormenyetujuidanmenandatanganiSuratPengantar.
Administrasi Perpajakan
169
1.5. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan PPh, PPN, dan PPnBM di
Kanwil
1.5.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
PembetulanKetetapanPajakdariWajibPajak,LembarPengawasanArusDokumen
(LPAD), Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar Pengawasan Penelitian
Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Pembetulan Ketetapan Pajak Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
PenjualanatasBarangMewahdiKPP)kepadaKantorWilayah.
1.5.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
Administrasi Perpajakan
170
1.5.11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
TugasdanmeneruskankonseptersebutkeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,
danBanding.
1.5.12. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
1.5.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
1.5.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
1.5.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan pembetulan ketetapan pajak sesuai dengan
proseduryangdisebutkandalamLampiranISE02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
LembarPengawasanPenelitianPembetulanKetetapanPajakyangTidakBenar
(LampiranV.2)
b. PembuatanLaporanPenelitianPembetulanKetetapanPajak
1.5.16. PenelitimembuatLaporanPenelitianPembetulan(LampiranV.7).
1.5.17. Dalam hal dari hasil penelitian terdapat unsur kesalahan tulis, kesalahan hitung,
dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang
undangan perpajakan, Peneliti membuat Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak
tentangPermohonanPembetulanKetetapanPajak(LampiranV.8).
1.5.18. Dalam hal dari hasil penelitian tidak terdapat unsur kesalahan tulis, kesalahan
hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan
perundangundanganperpajakan,PenelitimembuatSuratPenolakanPermohonan
Pembetulan(V.10).
1.5.19. Peneliti membuat Surat Keputusan Pembetulan Ketetapan Pajak (Lampiran 8),
dalamrangkap3(tiga)yangperuntukannyasebagaiberikut:
Lembarke1untukWajibPajak
Lembarke2untukKantorPelayananPajak
Lembarke3untukarsip
1.5.20. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan Penelitian
Pembetulan, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Permohonan
PembetulanKetetapanPajak,atauSuratPenolakanPermohonanPembetulan.
Administrasi Perpajakan
172
1.6. TataCaraPenyelesaianAtasPembetulanSuratKeputusanKeberatanPBB
1.6.1. Berdasarkan Surat Permohonan Pembetulan dari Wajib Pajak yang disampaikan
melalui Kantor Pelayanan Pajak dan berdasarkan informasi yang diterima terkait
kesalahan Surat Keputusan Keberatan yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor
Wilayah (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di Kanwil), Kepala Bidang
Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Kepala Seksi Pengurangan,
KeberatandanBandinguntukmenindaklanjuti.
1.6.2. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenerimapenugasan,meneliti
berkasdanmembuatpenugasankepadaPenelaahKeberatan.
1.6.3. Penelaah Keberatan membuat konsep Uraian Penelitian (Berita Acara
Pemeriksaan Sederhana) dan konsep Surat Keputusan Pembetulan atas Surat
Keputusan Keberatan serta meneruskannya kepada Kepala Seksi Pengurangan,
KeberatandanBanding.
1.6.4. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan dan Banding meneliti, menandatangani
Uraian Penelitian, memaraf konsep Surat Keputusan Pembetulan atas Surat
Keputusan Keberatan dan meneruskan kepada Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
1.6.5. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah, menandatangani
Uraian Penelitian, dan memaraf konsep Surat Keputusan Pembetulan atas Surat
KeputusanKeberatandanmeneruskankepadaKepalaKantorWilayah.
1.6.6. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian Penelitian dan
SuratKeputusanPembetulanatasSuratKeputusan.
1.6.7. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Keputusan Pembetulan atas Surat Keputusan Keberatan
kepadaWajibPajakmelaluiBagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKanwil).
1.6.8. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
173
2. PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi
2.1. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PPh,PPN,danPPnBMdiKPP
2.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasikeKantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Selain BPS, Petugas Tempat Pelayanan
Terpadu juga memberikan Lembar Isian Surat Pengurangan atau Penghapusan
SanksiAdministrasi.PetugasTempatPelayananTerpadukemudianmerekamsurat
permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta
kelengkapannyakeAccountRepresentative.
2.1.3. Account Representative meneliti persyaratan formal Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi. Dalam hal berkas Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi tidak memenuhi persyaratan, Account
Representative membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat Permohonan
PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasiTidakMemenuhiPersyaratan
FormaldanmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Tidak Memenuhi Persyaratan Formal kemudian meneruskannya
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasiTidakMemenuhiPersyaratanFormal.
2.1.6. Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Tidak Memenuhi Persyaratan Formal ditatausahakan di Seksi
Pelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajibPajak)dandisampaikan
keWajibPajak(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
Administrasi Perpajakan
174
2.1.7. Dalam hal permohonan dapat diproses lebih lanjut, Account Representative
membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi Memenuhi Persyaratan Formal dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.1.8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Memenuhi Persyaratan Formal dan meneruskannya kepada Kepala
KantorPelayananPajak.
2.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
AdministrasiMemenuhiPersyaratanFormal.
2.1.10. Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Memenuhi Persyaratan Formal ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan ke Wajib
Pajak(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.1.11. Atas Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi yang
memenuhipersyaratanformal,AccountRepresentativemeneruskanPermohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi ke Seksi Pelayanan untuk
dibuatkan Surat Pengantar untuk diteruskan ke Kantor Wilayah/Direktorat
KeberatandanBandingKPDJP.
2.1.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas dan
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi, serta membuat konsep Surat Pengantar, kemudian meneruskannya
kepadaKepalaSeksiPelayananbesertaberkaspermohonandariWajibPajak.
2.1.13. KepalaSeksi Pelayanan menelitidanmemaraf konsepSuratPengantar,kemudian
meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak beserta berkas
permohonandariWajibPajak.
2.1.14. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Pengantar dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
Administrasi Perpajakan
175
2.2. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PPh,PPN,danPPnBMdiKanwil
2.2.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dari Wajib Pajak, Lembar
PengawasanArusDokumen(LPAD),LembarIsianSuratPermohonanPengurangan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi, Pemberitahuan Surat Permohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Memenuhi Persyaratan
Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar Pengawasan Penelitian
Berkas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, dan copy Laporan
Pemeriksaan Pajak lengkap (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP) kepada Kantor
Wilayah.
Administrasi Perpajakan
176
2.2.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
2.2.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan menugaskan Pelaksana
Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas untuk dikirim kepada Kantor Pelayanan Pajak
pengirim. Dalam hal Kantor Wilayah menerima berkas yang bukan merupakan
kewenangannya,KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenugaskan
Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk memproses juga
konsepSurat Penerusan Berkasuntuk dikirim ke unit yangberwenang. Dalamhal
permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi menjadi
kewenangan Kantor Wilayah, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding
meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk
ditentukannamanamayangakandimasukkandalamTimPeneliti.
2.2.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas atau Penerusan Berkas dan meneruskan ke
KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
2.2.5. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan
Banding.
2.2.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepsurattersebutdanmeneruskankeKepalaKantorWilayah.
2.2.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Pemberitahuan
PenerimaanBerkasatauPenerusanBerkas.
2.2.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkanSuratPemberitahuanPenerimaanBerkaskeKPPpengirim,danSurat
PenerusanBerkaskeunityangberwenang(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKanwil).
2.2.9. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menentukan namanama
dalam Tim Peneliti, dan menugaskan kepada Kepala Seksi untuk membuat Surat
Tugas.
2.2.10. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Pelaksana Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukmembuatkonsepSuratTugas.
Administrasi Perpajakan
177
2.2.11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
TugasdanmeneruskankonseptersebutkeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,
danBanding.
2.2.12. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
2.2.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
2.2.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
2.2.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi sesuai dengan prosedur yang disebutkan dalam Lampiran III SE
02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
LembarPengawasanPenelitianBerkasPenguranganatauPenghapusanSanksi
Administrasi(LampiranV.2)
b. Pembuatananalisisdanpermintaanpenjelasandanataupembuktian:
1). Peneliti melakukan analisis dan membuat Matrik Sengketa Pengurangan
atauPenghapusanSanksiAdministrasi(LampiranV.6.a)
2). Apabila dibutuhkan, Peneliti dapat meminta penjelasan dan atau
pembuktiankepadaWajibPajakdenganmembuatPermintaanPenjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.17).
3). Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan Wajib Pajak tidak
memberikan respon, Peneliti dapat membuat Permintaan dan atau
Pembuktian(permintaankedua)kepadaWajibPajak(LampiranV.18)
4). Dalam hal masih masih diperlukan tambahan penjelasan dan atau
pembuktian ke dua, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktianTambahankepadaWajibPajak(LampiranV.19)
5). DalamhalWajibPajaktidakmemberikanrespondalamjangkawaktuyang
ditentukan dalam Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
(permintaan kedua) atau Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
Tambahan, Peneliti membuat Berita Acara Tidak Memberikan Penjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.20).
c. Pembahasansengketaperpajakan:
Administrasi Perpajakan
178
1). PenelitimembuatUndanganPembahasanSengketaPerpajakan(Lampiran
V.21 dan V.22) untuk memanggil Wajib Pajak atau Pemeriksa atau pihak
lainuntukmelakukanpembahasansengketaperpajakan.
2). Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan
(Lampiran V.23). Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan ini
ditandatangaiolehpihakpihakyanghadirdalampembahasan.
d. Pembuatan Kertas Kerja Penelitian dan Laporan Penelitian Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasi:
1). PenelitimembuatKertasKerjaPenelitianPengurangan atauPenghapusan
SanksiAdministrasi(LampiranV.24)
2). Peneliti membuat Laporan Penelitian Pengurangan atau Penghapusan
SanksiAdministrasi(LampiranV.25).
e. PengirimanSuratPemberitahuanHasilPenelitiandanPembahasanAkhir:
1). PenelitimembuatSuratPemberitahuanHasilPenelitianPenguranganatau
Penghapusan Sanksi Administrasi, Permintaan Tanggapan dan Undangan
Menghadiri Pembahasan Akhir (Lampiran V.26), Pemberitahuan Daftar
Hasil Penelitian Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
(Lampiran V.27), Surat Tanggapan Hasil Penelitian Pengurangan atau
PenghapusanSanksiAdministrasi(LampiranV.28).
2). Peneliti setelah meneliti tanggapan tertulis Wajib Pajak dapat melakukan
pembahasanakhir.
3). Penelitimelakukanpembahasanakhir
4). Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Penelitian
Keberatan (Lampiran V.29) dan membuat Daftar Hasil Akhir Penelitian
PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi(LampiranV.30).
5). ApabilaWajibPajaktidakhadirdantidakmemberikantanggapantertulis,
Tim Peneliti membuat Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan Tidak
Memberikan Tanggapan Tertulis (Lampiran V.31) dan membuat Daftar
HasilAkhirPenelitianPenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasi
(LampiranV.30).
6). ApabilaWajibPajakhadirtetapitidakmemberikantanggapantertulisatau
WajibPajaktidakhadirtetapimemberikantanggapantertulis,TimPeneliti
membuat Berita Acara Memberikan/Tidak Meberikan dan
Kehadiran/Ketidakhadiran Wajib Pajak (Lampiran V.32) dan membuat
Daftar Hasil Akhir Penelitian Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi(LampiranV.30)
Administrasi Perpajakan
179
Administrasi Perpajakan
180
2.3. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PBBdiKPP
2.3.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasikeKantorPelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.3.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan pengurangan atau
penghapusansanksiadministrasikemudianmenelitikelengkapanpersyaratannya.
Dalam hal berkas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya.
Dalam hal berkas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS
dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi,
dankemudianditeruskankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.3.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepadaAccountRepresentativeuntukmenindaklanjutipermohonanpengurangan
ataupenghapusansanksiadministrasi.
2.3.4. Account Representative membuat dan menandatangani uraian/rekomendasi
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, kemudian
menyerahkankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
2.3.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani
uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasiPBBdanmenyerahkankepadaKepalaKantorPelayananPajak.Dalam
halKepalaSeksiPengawasandanKonsultasitidakmenyetujuiUraian/rekomendasi
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, maka
Account Representative harus memperbaiki uraian/rekomendasi permohonan
pengurangandanpenghapusansanksiadministrasiPBBtersebut.
2.3.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasi PBB selanjutnya meneruskan Uraian/rekomendasi permohonan
pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB tersebut kepada Kepala
Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui
Uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasi PBB tersebut maka Account Representative harus memperbaiki
Uraian/rekomendasi permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi
administrasiPBBtersebut.
Administrasi Perpajakan
181
2.3.7. KepalaSeksiPelayananmenerimauraian/rekomendasipermohonanpengurangan
dan penghapusan sanksi administrasi PBB dan menugaskan Pelaksana Seksi
Pelayanan untuk mencetak konsep surat pengantar permohonan pengurangan
danpenghapusansanksiadministrasiPBBkepadaKepalaKantorWilayah.
2.3.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat pengantar permohonan
pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, kemudian menyerahkan
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.3.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB, kemudian
menyerahkan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak
menyetujui konsep surat pengantar permohonan pengurangan dan penghapusan
sanksi administrasi PBB tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki
konsepsurattersebut.
2.3.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat pengantar
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB. Dalam hal
Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep surat pengantar
permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PBB tersebut,
PelaksanaSeksiPelayananharusmemperbaikikonsepsurattersebut.
2.3.11. Surat pengantar permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi
PBB ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen
Wajib Pajak) dan diteruskan ke Kantor Wilayah melalui Subbagian Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
2.3.12. Kantor Wilayah memproses surat pengantar permohonan pengurangan dan
penghapusan sanksi administrasi PBB (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
PenguranganatauPenghapusanSanksiAdministrasiPBBdiKanwil)
2.3.13. Prosesselesai.
2.4. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
danpenguranganataupembatalanSKBKB/SKBKBT/STBdiKPP
2.4.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan atas Pasal 36 Undangundang Nomor 16
Tahun 2000 (Pengurangan atau Penghapusan atas sanksi administrasi dan
Pengurangan atau Pembatalan atas Surat Ketetapan BPHTB) ke Kantor Pelayanan
PajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
Administrasi Perpajakan
182
2.5. Tata Cara penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
PBBdiKanwil
2.5.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Permohonan Pengurangan atau
Penghapusan Denda Administrasi PBB (SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan
Wajib Pajak atas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB di KPP)
keKantorWilayah.
2.5.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima Surat
PermohonanPenguranganatauPenghapusanDendaAdministrasiPBBdariKantor
Pelayanan Pajak yang telah didisposisi Kepala Kantor Wilayah (SOP Tata Cara
Penerimaan Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi
kepadaKepalaSeksiPengurangan,KeberatandanBandinguntukmemprosesnya.
2.5.3. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingIVmemberipenugasankepada
Penelaah Keberatan untuk membuat konsep Uraian Penelitian (Berita Acara
Pemeriksaan Sederhana) dan membuat konsep Surat Keputusan Pengurangan
atauPenghapusanatasSanksiAdministrasiPajakBumidanBangunan.
2.5.4. Penelaah Keberatan membuat dan menandatangani konsep Uraian Penelitian
(Berita Acara Pemeriksaan Sederhana) berdasarkan hasil Pemeriksaan Sederhana
Kantor / Lapangan dan membuat konsep Surat Keputusan Pengurangan atau
Penghapusan atas Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan serta
menyampaikan hasilnya kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan
BandingIV.
2.5.5. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan
menandatangani konsep Uraian Penelitian (Berita Acara Pemeriksaan Sederhana)
danmemarafkonsepSuratKeputusanPenguranganatauPenghapusanatasSanksi
Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan serta menyampaikan hasilnya kepada
KepalaBidangPengurangan,Keberatan,danBanding.DalamhalKepalaSeksitidak
menyetujuiPenelaahmemperbaikikonseptersebut.
Administrasi Perpajakan
184
3. PenguranganPBBdanBPHTB
3.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenguranganPBBTerutang
3.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan PBB secara tertulis ke Kantor
PelayananPajakPratamamelaluiTempatPelayananTerpadu.
3.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pengurangan PBB
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
Pengurangan PBB belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk
melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan permohonan Pengurangan PBB
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas
permohonan Pengurangan PBB. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu merekam
permohonandanmeneruskanpermohonankepadaKepalaSeksiPengawasandan
Konsultasi.
3.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memberi disposisi kepada
AccountRepresentative.
Administrasi Perpajakan
185
3.1.16. SuratpengantarditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPenatausahaan
Dokumen di KPP) dan dikirim ke Kantor Wilayah melalui Subbagian Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKPP)
3.1.17. Prosesselesai
3.2. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganBPHTBTerutang
3.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan BPHTB secara tertulis ke
KantorPelayananPajakPratama.
3.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pengurangan BPHTB
kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
Pengurangan BPHTB belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk
melengkapinya.Dalam hal berkas permohonanpermohonan Pengurangan BPHTB
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas
permohonan Pengurangan BPHTB. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu merekam
permohonandanmeneruskanpermohonankepadaKepalaSeksiPengawasandan
Konsultasi.
3.2.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memberi disposisi kepada
AccountRepresentative.
3.2.4. Account Representative meneliti pemenuhan persyaratan formal permohonan
Wajib Pajak. Apabila persyaratan formal terpenuhi, Account Representative
meneliti apakah keputusan atas permohonan pengurangan BPHTB adalah
wewenang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Kepala Kantor Wilayah, atau
wewenang Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 91/PMK.03/2006 dan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER149/PJ/2007. Apabila pemberian keputusan
menjadi wewenang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama, maka Account
Representative membuat Uraian Penelitian dan konsep surat keputusan
berdasarkan hasil penelitian lapangan, serta menyerahkan uraian dan konsep
tersebutkeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.2.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian
Penelitian, dan memaraf konsep surat keputusan, kemudian meneruskan ke
KepalaKantorPelayananPajak.
3.2.6. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiUraianPenelitian
danSuratKeputusan.
Administrasi Perpajakan
187
3.2.7. Surat Keputusan atas permohonan pengurangan BPHTB Wajib Pajak dikirim ke
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP)
3.2.8. Dalam permohonan Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan formal, Account
Representative membuat konsep surat pemberitahuan tidak dapat diproses dan
menyerahkankonsepsurattersebutkeKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
3.2.9. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep surat
pemberitahuantidakdapatdiprosesdanmeneruskankeKepalaKantorPelayanan
Pajak.
3.2.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PemberitahuanTidakDapatDiproses.
3.2.11. Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Diproses dikirim ke Wajib Pajak melalui
SubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP)
3.2.12. Dalam hal keputusan atas permohonan pengurangan BPHTB merupakan
wewenang Kepala Kantor Wilayah atau Direktur Jenderal Pajak, maka Account
Representative memroses konsep Surat Pengantar ke Kantor Wilayah atau
DirektoratEkstensifikasidanPenilaianKantorPusatDJP.
3.2.13. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep surat pengantar, dan meneruskan
konseptersebutkeKepalaSeksiPelayanan.
3.2.14. KepalaSeksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar, kemudian
meneruskeKepalaKantorPelayananPajak.
3.2.15. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganisuratpengantar.
3.2.16. SuratpengantarditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPanatausahaan
DokumendiKPP)dandikirimkeKantorWilayahatauDirektoratEkstensifikasidan
PenilaianKantorPusatDJPmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaian
DokumendiKPP).
3.2.17. Prosesselesai.
3.3. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenguranganPBBTerutangdiKanwil
3.3.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar beserta Surat
Permohonan atas Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (SOP Tata Cara
PenyelesaianPermohonanPenguranganPBBTerutangdiKPP)keKantorWilayah.
Administrasi Perpajakan
188
3.4. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganBPHTBTerutangdiKanwil
3.4.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Permohonan Wajib Pajak beserta
SuratPengantarnya(SOPTataCaraPenyelesaianPenguranganBPHTBTerutangdi
KPP)keKantorWilayah.
3.4.2. KepalaBidangPengurangan,KeberatandanBandingmenerimaSuratPermohonan
Wajib Pajak dan Surat Pengantar dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang telah
didisposisiKepalaKantorWilayah(SOPTataCaraPenerimaanDokumendiKanwil)
serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan,danBandingIVuntukmemprosesnya.
3.4.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan membuat
disposisikepadaPenelaahKeberatan.
Administrasi Perpajakan
189
3.4.4. PenelaahKeberatanmembuatdanmenandatanganikonsepUraianPenelitiandan
konsep Surat Keputusan Pengurangan berdasarkan hasil penelitian lapangan dan
meneruskankepadaKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingIV.
3.4.5. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan
menandatangani konsep Uraian Penelitian, memaraf konsep Surat Keputusan
Pengurangan, dan meneruskan kepada Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan,
danBanding.
3.4.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan
menandatangani konsep Uraian Penelitian, memaraf konsep Surat Keputusan
PengurangandanmeneruskankepadaKepalaKantorWilayah.
3.4.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Uraian Penelitian dan
SuratKeputusanPengurangan.
3.4.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menatausahakan dan
mengirimkanSuratKeputusanPengurangankeWajibPajakdanKantorPelayanan
PajakmelaluiBagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
3.4.9. Prosesselesai.
4. PembatalanKetetapanPajakYangTidakBenar
4.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanPembatalanSPPT/SKP/STP
4.1.1. Wajib Pajak mengajukan surat permohonan Pembatalan SPPT/SKP/STP ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
4.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Pembetulan
SPPT/SKP/STP kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas
pendaftaran belum lengkap, diimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya.
Dalamhalberkaspendaftaransudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpadu
mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD
digabungkan dengan berkas permohonan, dan kemudian meneruskan
permohonankepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
4.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepada Account Representative yang objek pajaknya meliputi wilayah kerjanya
untukmenindaklanjutiberkaspermohonanpembatalanSPPT/SKP/STP.
Administrasi Perpajakan
190
4.1.12. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempelajari dan memaraf konsep Berita
Acara Pemeriksaan Lapangan, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan tidak
menyetujuikonsepBeritaAcaraPemeriksaanLapangan,PejabatFungsionalPenilai
harusmemperbaikikonsepberitaacaratersebut.
4.1.13. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan Lapangan, kemudian menugaskan dan memberi disposisi kepada
Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk melakukan perekaman
pembatalanSPPT/SKP/STP.
4.1.14. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi
Pengolahan Data dan Informasi untuk menyajikan informasi pembatalan
SPPT/SKP/STP.
4.1.15. PelaksanaSeksiPengolahanDatadanInformasimenyiapkaninformasipembatalan
SPPT/SKP/STP, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data
danInformasi.
4.1.16. KepalaSeksiPengolahanDatadanInformasimenyampaikaninformasipembatalan
SPPT/SKP/STPkepadaKepalaSeksiPelayanan.
4.1.17. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
konsepSuratKeputusanPembatalanSPPT/SKP/STP.
4.1.18. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Pembatalan
SPPT/SKP/STP,kemudianmenyampaikankonsepsuratkeputusantersebutkepada
KepalaSeksiPelayanan.
4.1.19. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan
Pembatalan SPPT/SKP/STP dan menyampaikan konsep Surat Keputusan
Pembatalan SPPT/SKP/STP kepada Kepala Kantor Pelayanan. Dalam hal Kepala
Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Pembatalan
SPPT/SKP/STP, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep surat
tersebut.
4.1.20. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Surat
Keputusan Pembatalan SPPT/SKP/STP. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak
tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Pembatalan SPPT/SKP/STP, Pelaksana
SeksiPelayananharusmemperbaikikonsepsuratkeputusantersebut.
4.1.21. Surat Keputusan Pembatalan SPPT/SKP/STP ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
Administrasi Perpajakan
192
4.1.22. Prosesselesai.
4.2. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakYang
TidakBenarPPh,PPN,danPPnBMdiKPP
4.2.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan
Terpadu.
4.2.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Selain BPS, Petugas Tempat Pelayanan
Terpadu juga memberikan Lembar Isian Surat Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar.PetugasTempatPelayanan Terpadukemudian
merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat
permohonanbesertakelengkapannyakeAccountRepresentative.
4.2.3. Account Representative meneliti persyaratan formal Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar. Dalam hal berkas Pengurangan
atauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenartidakmemenuhipersyaratan,
Account Representative membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat
Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar
Tidak Memenuhi Persyaratan Formal dan meneruskannya kepada Kepala Seksi
PengawasandanKonsultasi.
4.2.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar Tidak Memenuhi Persyaratan Formal kemudian
meneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
4.2.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
PajakyangTidakBenarTidakMemenuhiPersyaratanFormal.
Administrasi Perpajakan
193
4.3. TataCarapenyelesaianPermohonanPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakYang
TidakBenarPPh,PPN,danPPnBMdiKanwil
4.3.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
PenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenardariWajibPajak,
Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), Lembar Isian Surat Permohonan
PenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenar,Pemberitahuan
Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar Memenuhi Persyaratan Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas,
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar, dan copy Laporan Pemeriksaan Pajak lengkap (SOP Tata
Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak
yangTidakBenarPajakPenghasilan,PajakPertambahanNilai,PajakPenjualanatas
BarangMewahdiKPP)kepadaKantorWilayah.
Administrasi Perpajakan
195
4.3.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
4.3.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti permohonan
penguranganataupembatalanketetapanpajakyangtidakbenardanmenugaskan
Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk membuat konsep
Surat Pemberitahuan Penerimaan Berkas untuk dikirim kepada Kantor Pelayanan
Pajak pengirim. Dalam hal Kantor Wilayah menerima berkas yang bukan
merupakan kewenangannya, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding
menugaskan Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk
memproses juga konsep Surat Penerusan Berkas untuk dikirim ke unit yang
berwenang. Dalam hal permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar menjadi kewenangan Kantor Wilayah, Kepala Seksi
Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneruskan ke Kepala Bidang
Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk ditentukan namanama yang akan
dimasukkandalamTimPeneliti.
4.3.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas atau Penerusan Berkas dan meneruskan ke
KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
4.3.5. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan
Banding.
4.3.6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepsurattersebutdanmeneruskankeKepalaKantorWilayah.
4.3.7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Pemberitahuan
PenerimaanBerkasatauPenerusanBerkas.
4.3.8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
mengirimkanSuratPemberitahuanPenerimaanBerkaskeKPPpengirim,danSurat
PenerusanBerkaskeunityangberwenang(SOPTataCaraPenyampaianDokumen
diKanwil).
4.3.9. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menentukan namanama
dalam Tim Peneliti, dan menugaskan kepada Kepala Seksi untuk membuat Surat
Tugas.
4.3.10. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan Pelaksana Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukmembuatkonsepSuratTugas.
Administrasi Perpajakan
196
4.3.11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep Surat
TugasdanmeneruskankonseptersebutkeKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,
danBanding.
4.3.12. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
4.3.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
4.3.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
4.3.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar sesuai dengan prosedur yang disebutkan dalam Lampiran
IVSE02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.2)
b. Pembuatananalisisdanpermintaanpenjelasandanataupembuktian:
1) Peneliti melakukan analisis dan membuat Matrik Sengketa Pengurangan
atauPembatalanKetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.6.a)
2) Apabila dibutuhkan, Peneliti dapat meminta penjelasan dan atau
pembuktiankepadaWajibPajakdenganmembuatPermintaanPenjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.17).
3) Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan Wajib Pajak tidak
memberikan respon, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktian(permintaankedua)kepadaWajibPajak(LampiranV.18)
4) Dalam hal masih masih diperlukan tambahan penjelasan dan atau
pembuktian ke dua, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktianTambahankepadaWajibPajak(LampiranV.19)
5) DalamhalWajibPajaktidakmemberikanrespondalamjangkawaktuyang
ditentukan dalam Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
(permintaan kedua) atau Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
Tambahan, Peneliti membuat Berita Acara Tidak Memberikan Penjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.20).
c. Pembahasansengketaperpajakan:
Administrasi Perpajakan
197
1) PenelitimembuatUndanganPembahasanSengketaPerpajakan(Lampiran
V.21 dan V.22) untuk memanggil Wajib Pajak atau Pemeriksa atau pihak
lainuntukmelakukanpembahasansengketaperpajakan.
2) Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan
(Lampiran V.23). Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan ini
ditandatangaiolehpihakpihakyanghadirdalampembahasan.
d. Pembuatan Kertas Kerja Penelitian dan Laporan Penelitian Pengurangan atau
PembatalanKetetapanPajakyangTidakBenar:
1) Peneliti membuat Kertas Kerja Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.24)
2) Peneliti membuat Laporan Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.25).
e. PengirimanSuratPemberitahuanHasilPenelitiandanPembahasanAkhir:
1) Peneliti membuat Pemberitahuan Hasil Penelitian Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar, Permintaan Tanggapan
dan Undangan Menghadiri Pembahasan Akhir (Lampiran V.26),
Pemberitahuan Daftar Hasil Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
KetetapanPajakyangTidakBenar(LampiranV.27),SuratTanggapanHasil
Penelitian Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar(LampiranV.28).
2) Peneliti setelah meneliti tanggapan tertulis Wajib Pajak dapat melakukan
pembahasanakhir.
3) Penelitimelakukanpembahasanakhir
4) Apabila Wajib Pajak hadir dan memberikan tanggapan tertulis, Peneliti
membuat Berita Acara Hasil Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (Lampiran V.29) dan membuat Daftar
HasilAkhirPenelitianPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyang
TidakBenar(LampiranV.30).
5) ApabilaWajibPajaktidakhadirdantidakmemberikantanggapantertulis,
Tim Peneliti membuat Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan Tidak
Memberikan Tanggapan Tertulis (Lampiran V.31) dan membuat Daftar
HasilAkhirPenelitianPenguranganatauPembatalanKetetapanPajakyang
TidakBenar(LampiranV.30).
6) ApabilaWajibPajakhadirtetapitidakmemberikantanggapantertulisatau
WajibPajaktidakhadirtetapimemberikantanggapantertulis,TimPeneliti
membuat Berita Acara Memberikan/Tidak Memberikan dan
Administrasi Perpajakan
198
5. KeberatanPBBdanBPHTB
5.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanPBBdiKanwil
5.1.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
Keberatan Wajib Pajak, SPPT atau SKP, dan dokumen penunjang lain (SOP Tata
Cara Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP) ke
KantorWilayah.
5.1.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima dokumen pada
point1yangtelahdidisposisiKepalaKantorWilayah(SOPPenerimaanDokumendi
Kanwil), memutuskan akan melakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK) atau
Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL), menugaskan, serta memberi disposisi
kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV untuk
memprosesnya.
5.1.3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menerima disposisi
kemudian meneruskan kepada Penelaah Keberatan untuk memprosesnya. Dalam
hal dilakukan PSL, Penelaah Keberatan membuat Surat Perintah Pemeriksaan
Sederhana Lapangan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam hal tidak
dilakukanPSL,PenelaahKeberatanmelakukanPSK.
5.1.4. Dalam hal dilakukan PSL, Penelaah Keberatan bersama Fungsional Penilai
melakukan PSL. Jika Wajib menolak dilaksanakannya PSL atas objek pajaknya,
dibuat Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Sederhana Lapangan. Jika Wajib
PajaktidakmenolakdilakukannyaPSL,dibuatBeritaAcaraPemeriksaanSederhana
Lapangan. Dalam hal Wajib Pajak menolak menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan Sederhana Lapangan, dibuat Berita Acara Penolakan
menandatanganiBeritaAcaraPemeriksaanSederhanaLapangan.
5.1.5. JikadilakukanPSK,PenelaahKeberatanmembuatBeritaAcaraPemeriksaan.
Administrasi Perpajakan
200
5.1.6. Atas dasar Berita Acara Pemeriksaan atau Berita Pemeriksaan Sederhana
Lapangan, Penelaah Keberatan membuat konsep Surat Keputusan Keberatan
kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan
Banding IV. Surat Keputusan Keberatan akan disampaikan ke Wajib Pajak.
TembusanSuratKeputusanKeberatandisampaikanantaralainkepada:
KantorPelayananPajaktempatWajibPajakmengajukankeberatan
KepalaDinasPendapatanDaerahyangbersangkutan
Lurah/KepalaDesayangbersangkutan
5.1.7. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan kemudian meneruskannya kepada Kepala
BidangPengurangan,Keberatan,danBanding.
5.1.8. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan kemudian menyerahkannya kepada Kepala
KantorWilayah.
5.1.9. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan
Keberatan.
5.1.10. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menatausahakan Surat
Keputusan Keberatan untuk dikirimkan ke pihakpihak terkait melalui Bagian
Umum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
5.1.11. Prosesselesai.
5.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanatasBPHTBdiKanwil
5.2.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Permohonan Keberatan atas Bea
Perolehan atas Tanah dan Bangunan beserta Surat Pengantarnya (SOP Tata Cara
PenyelesaianPermohonanKeberatanBPHTBdiKPP)keKantorWilayah.
5.2.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding menerima dokumen pada
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Tata Cara
Penerimaan Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi
kepada Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan dan Banding IV untuk
memprosesnya.
5.2.3. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingIVmemberipenugasankepada
PenelaahKeberatanuntukmemprosespermohonanWajibPajak.
5.2.4. Penelaah Keberatan melakukan penelitian formal dan material atas berkas
permohonan, Apabila masih terdapat kekurangan data, Penelaah membuat Surat
PermohonanKelengkapanDatakepadaWajibPajak/KantorPelayananPajak.
Administrasi Perpajakan
201
5.2.5. Penelaah Keberatan membuat konsep Berita Acara Pemeriksaan Sederhana (BA
PSK/PSL) berdasarkan hasil pemeriksaan kantor/lapangan dan membuat konsep
Surat Keputusan Keberatan BPHTB serta menyampaikan kepada Kepala Seksi
Pengurangan,Keberatan,danBandinguntukditeliti.
5.2.6. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV meneliti dan
menandatangani konsep Berita Acara Pemeriksaan (BA PSK/PSL) dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan BPHTB serta meneruskan kepada Kepala
BidangPengurangan,Keberatan,danBanding.
5.2.7. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan
menandatangani konsep Berita Acara Pemeriksaan (BA PSK/PSL) dan memaraf
konsep Surat Keputusan Keberatan BPHTB serta meneruskan kepada Kepala
KantorWilayah.
5.2.8. Kepala Kantor Wilayah menyetujui serta menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan(BAPSK/PSL)danSuratKeputusanKeberatanBPHTB.
5.2.9. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV menatausahakan dan
menyampaikanSuratKeputusanKeberatanBPHTBkeKantorPelayananPajakdan
Wajib Pajak melalui Bagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
Kanwil).
5.2.10. Prosesselesai.
6. KeberatanPPh,PPN,danPPnBM
6.1. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanPPh,PPN,danPPnBMdiKPP
6.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan keberatan ke Kantor Pelayanan Pajak
melaluiTempatPelayananTerpadu.
6.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak Bukti Penerimaan
Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS diserahkan
kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan
beserta kelengkapannya. Selain BPS, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu juga
memberikan Lembar Isian Surat Keberatan. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandenganmeneruskansurat
permohonanbesertakelengkapannyakeAccountRepresentative.
Administrasi Perpajakan
202
6.1.3. Account Representative meneliti persyaratan formal keberatan. Dalam hal berkas
keberatantidakmemenuhipersyaratan,AccountRepresentativemembuatkonsep
Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan Formal dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
6.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan Formal kemudian
meneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
6.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PemberitahuanSuratKeberatanTidakMemenuhiPersyaratanFormal.
6.1.6. Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan Formal
ditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajib
Pajak) dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
6.1.7. Dalam hal permohonan dapat diproses lebih lanjut, Account Representative
membuat konsep Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan
FormaldanmeneruskannyakepadaKepalaSeksiPengawasandanKonsultasi.
6.1.8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat
Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan Formal dan
meneruskannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
6.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PemberitahuanSuratKeberatanMemenuhiPersyaratanFormal.
6.1.10. Surat Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan Formal
ditatausahakandiSeksiPelayanan(SOPTataCaraPenatausahaanDokumenWajib
Pajak) dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata
CaraPenyampaianDokumendiKPP).
6.1.11. Atas permohonan keberatan yang memenuhi persyaratan formal, Account
Representative meneruskan permohonan keberatan ke Seksi Pelayanan untuk
dibuatkanSuratPengantarkeKantorWilayah/KPDJP.
6.1.12. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas,
Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Keberatan, membuat konsep Surat
Pengantar dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Pelayanan beserta berkas
permohonandariWajibPajak.
6.1.13. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengantar dan
meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak beserta berkas
permohonandariWajibPajak.
Administrasi Perpajakan
203
6.2. TataCaraPenyelesaianPermohonanKeberatanPPh,PPN,danPPnBMdiKanwil
6.2.1. Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat Pengantar, Surat Permohonan
Keberatan dari Wajib Pajak, Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), Lembar
Isian Surat Keberatan, Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan
Formal, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar Pengawasan Penelitian
Berkas Keberatan, dan copy Laporan Pemeriksaan Pajak lengkap (SOP Tata Cara
PenyelesaianPermohonanKeberatanPajakPenghasilan,PajakPertambahanNilai,
PajakPenjualanatasBarangMewahdiKPP)kepadaKantorWilayah.
6.2.2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas dalam
point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
SeksiPengurangan,Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
Administrasi Perpajakan
204
6.2.13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTugassertameneruskankonseptersebutkeKepalaKantorWilayah.
6.2.14. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTugas.
6.2.15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian melakukan
penelitian dalam rangka pemrosesan keberatan sesuai dengan prosedur yang
disebutkandalamLampiranIISE02/PJ.07/2007,yangterdiridari:
a. Peneliti memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada
LembarPengawasanPenelitianBerkasKeberatan(LampiranV.2)
b.Pembuatananalisisdanpermintaanpenjelasandanataupembuktian:
1). Peneliti melakukan analisis dan membuat Matrik Sengketa Keberatan
(LampiranV.6.a)
2). Apabila dibutuhkan, Peneliti dapat meminta penjelasan dan atau
pembuktiankepadaWajibPajakdenganmembuatPermintaanPenjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.17).
3). Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan Wajib Pajak tidak
memberikan respon, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktian(permintaankedua)kepadaWajibPajak(LampiranV.18)
4). Dalam hal masih masih diperlukan tambahan penjelasan dan atau
pembuktian ke dua, Peneliti dapat membuat Permintaan Penjelasan dan
atauPembuktianTambahankepadaWajibPajak(LampiranV.19)
5). DalamhalWajibPajaktidakmemberikanrespondalamjangkawaktuyang
ditentukan dalam Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
(permintaan kedua) atau Permintaan Penjelasan dan atau Pembuktian
Tambahan, Peneliti membuat Berita Acara Tidak Memberikan Penjelasan
danatauPembuktian(LampiranV.20).
c.Pembahasansengketaperpajakan:
1). PenelitimembuatUndanganPembahasanSengketaPerpajakan(Lampiran
V.21 dan V.22) untuk memanggil Wajib Pajak atau Pemeriksa atau pihak
lainuntukmelakukanpembahasansengketaperpajakan.
2). Peneliti membuat Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan
(Lampiran V.23). Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan ini
ditandatangaiolehpihakpihakyanghadirdalampembahasan.
d.PembuatanKertasKerjaPenelitiandanLaporanPenelitianKeberatan:
1). PenelitimembuatKertasKerjaPenelitianKeberatan(LampiranV.24)
2). PenelitimembuatLaporanPenelitianKeberatan(LampiranV.25).
e. PengirimanSuratPemberitahuanHasilPenelitiandanPembahasanAkhir:
Administrasi Perpajakan
206
7. Banding
7.1. TataCaraPenyelesaianPermintaanSuratUraianbandingdariPengadilanPajak
7.1.1. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima Permintaan
Banding dari Pengadilan Pajak yang telah didisposisi Kepala Kantor Wilayah (SOP
Penerimaan Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi
kepadaKepalaSeksiPenguranganKeberatandanBandinguntukmemprosesnya.
7.1.2. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima disposisi dan
menugaskanPenelaahKeberatanuntukmembuatkonsepSuratUraianBanding.
7.1.3. Penelaah Keberatan membuat konsep Surat Uraian Banding kemudian
menyerahkannyakepadaKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
7.1.4. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Uraian Banding kemudian menyerahkannya kepada Kepala Bidang
Pengurangan,Keberatan,danBanding.
7.1.5. Kepala Bidang Pengurangan Keberatan dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratUraianBanding.
7.1.6. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratUraianBanding.
7.1.7. Pelaksana Seksi Pengurangan Keberatan dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Uraian Banding. Proses pengiriman Surat Uraian Banding ini
diprosesdalamSOPPenyampaianDokumendiKanwil.
Administrasi Perpajakan
208
7.1.8. Prosesselesai.
7.2. TataCaraPersiapanSidangdiPengadilanPajak
7.2.1. Kepala Bidang Pengurangan Keberatan dan Banding menerima Surat Undangan
Sidang dari Pengadilan Pajak setelah mendapat disposisi dari Kepala Kantor
Wilayah (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di Kantor Wilayah) kemudian
menugaskanPenelaahKeberatan.
7.2.2. Penelaah Keberatan menyiapkan Surat Tugas Menghadiri Sidang paling lambat
satu hari sebelum dilaksanakannya sidang di Pengadilan Pajak berdasarkan Surat
UndanganSidangdariPengadilanPajak.Jikadiperlukanmenghadirkanpemeriksa,
Penelaah Keberatan sesegera mungkin mengirimkan Surat Permintaan untuk
MenghadirkanPemeriksasebelumdiadakannyasidangdiPengadilanPajak.
7.2.3. Penelaah Keberatan membuat SIK dalam rangka menghadiri sidang di Pengadilan
Pajak yang ditanda tangani oleh Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan dan
Banding. Dalam hal sidang dihadiri oleh Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan
danBandingmakaSIKditandatanganiolehKepalaKantorWilayah.
7.2.4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan dan
menyampaikan Surat Tugas Menghadiri Sidang, SIK, dan Surat Permintaan untuk
MenghadirkanPemeriksakepadaPemeriksadanPenelaahKeberatan.
7.2.5. PenelaahKeberatansesegeramungkinmempelajari,menganalisisdanmemahami
ketentuan formal pengajuan banding atau gugatan. Dalam hal sidang sudah
pernah dilaksanakan sebelumnya, maka Penelaah Keberatan mempelajari berkas
hasilpersidangansebelumnya.
7.2.6. Penelaah Keberatan hadir dalam persidangan, mengisi daftar absen kehadiran
sidangyangtelahdipersiapkanolehstafpaniteraPengadilanPajak.
7.2.7. Penelaah Keberatan dan Pemeriksa berkoordinasi (disebut Tim Sidang Banding)
dalam menghadiri, menjawab, memberikan keterangan terhadap setiap
pertanyaan dalam proses sidang berlangsung. Jika dalam persidangan, diperlukan
acara rekonsiliasi maka Tim Sidang Banding wajib mengikutinya meskipun pada
akhirnya tidak menyetujui koreksi yang disengketakan dan ditulis dalam laporan
acararekonsiliasi.
7.2.8. Tim Sidang Banding wajib mencatat dalam Laporan (Catatan) Sidang yang berisi
pertanyaan hakim maupun pemohon banding, jawaban, statement atau
pernyataanyangdisampaikandalamprosespersidangan.
Administrasi Perpajakan
209
7.2.9. TimSidangBandingmelaporkanhasilsidangkepadaatasanatashasilsidangyang
telah diikuti agar dapat diikuti proses dan perkembangan sengketa yang sedang
disengketakan.
7.2.10. Prosesselesai.
8. Gugatan
8.1. TataCaraPenyelesaianPermintaanSuratTanggapan
8.1.1. KepalaBidangPengurangan,Keberatan,danBandingmenerimaSuratPermintaan
UraianTanggapandariPengadilanPajakyangtelahdidisposisiolehKepalaKantor
Wilayah (SOP Penerimaan Dokumen di Kanwil) kemudian menugaskan Kepala
SeksiterkaituntukmembuatSuratTanggapan.
8.1.2. KepalaSeksiterkaitmenelitiSuratPermintaanUraianTanggapandanmenugaskan
PenelaahKeberatanuntukmembuatkonsepSuratTanggapan.
8.1.3. Penelaah Keberatan membuat konsep Surat Tanggapan dan menyampaikan
kepadaKepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBanding.
8.1.4. KepalaSeksiPengurangan,Keberatan,danBandingmenelitidanmemarafkonsep
Surat Tanggapan kemudian menyampaikan ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan,danBanding.
8.1.5. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan memaraf
konsepSuratTanggapankemudianmenyampaikankeKepalaKantorWilayah.
8.1.6. KepalaKantorWilayahmenyetujuidanmenandatanganiSuratTanggapan.
8.1.7. Pelaksana Seksi Pengurangan Keberatan dan Banding menatausahakan dan
mengirimkan Surat Tanggapan ke Pengadilan Pajak melalui Bagian Umum (SOP
TataCaraPenyampaianDokumendiKanwil).
8.1.8. Prosesselesai.
8.2. TataCaraPelaksanaanPutusanGugatan/Banding
8.2.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi setelah meneliti dan memberikan
persetujuandraftPelaksanaanPutusanPengadilanPajak,sertamenyampaikannya
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
8.2.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan persetujuan atas draft Pelaksanaan
PutusanPengadilanPajak.
8.2.5. Kepala Seksi Pelayanan menerima konsep Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak
danmenugaskanPelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep Pelaksanaan
PutusanPengadilanPajak.
8.2.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Pelaksanaan Putusan Pengadilan
PajakdanmenyerahkannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
8.2.7. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Pelaksanaan Putusan
PengadilanPajakdanmeneruskannyakeKepalaKantorPelayananPajak.
8.2.8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Pelaksanaan
PutusanPengadilanPajak.
8.2.9. Account Representative menindaklanjuti Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak
tersebut:
Dalamhalterdapatpajakyanglebihdibayar,makadiprosesdengan SOPTata
CaraPenerbitanSuratPerintahMembayarKelebihanPajak(SPMKP)
Dalamhalterdapatimbalanbungaataskelebihanpembayaranpajakatauatas
kelebihan pembayaran sanksi administrasi, maka diproses dengan SOP Tata
CaraPenerbitanSuratPerintahMembayarImbalanBunga(SPMIB)
Dalam hal terdapat lebih bayar atau pembayaran lebih atas ketetapan, maka
diprosesdenganSOPTataCaraPenyelesaianPenghitunganLebihBayar(PLB)
8.2.10. Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP
Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan dikirimkan kepada Wajib
PajakmelaluiSubbagianUmum(SOPTataCaraPenyampaianDokumendiKPP).
8.2.11. Prosesselesai.
9. PeninjauanKembali
9.1. TataCaraPembuatanKonsepKontraMemoriPeninjauanKembalikeMAMelaluiKPDJP
9.1.1. KepalaBidangPengurangan,Keberatan,danBandingmenerimaSuratPermintaan
Memori Peninjauan Kembali dari Direktorat Keberatan dan Banding yang telah
didisposisiolehKepalaKantorWilayah(SOPPenerimaanDokumendiKanwil)serta
menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan,danBandinguntukmemprosesnya.
Administrasi Perpajakan
211
Administrasi Perpajakan
212
Penagihan
1. TataUsahaPiutangPajak
1.1. TataCaraPenagihanPajakSeketikadanSekaligus
1.1.1. Jurusita Pajak mengetahui, mendapat informasi dan/atau menemukan bukti yang
akurat bahwa Penanggung Pajak ada indikasi melakukan perbuatan seperti yang
tersebut di atas dan segera membuat konsep Surat Perintah Penagihan Pajak
Seketika dan Sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran,
penerbitanSuratTeguranataupunpenerbitanSuratPaksalalumenyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.1.2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Perintah Penagihan
Pajak Seketika dan Sekaligus, dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Penagihan tidak menyetujui, kasus
penerbitanSuratPerintahPenagihanPajakSeketikadanSekaligusditutup.
Administrasi Perpajakan
213
1.1.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima, meneliti, memberikan batas waktu
pelunasan, dan menandatangani Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan
Sekaligus.
1.1.4. Jurusita Pajak menatausahakan dan menyampaikan Surat Perintah Penagihan
Pajak Seketika dan Sekaligus kepada Penanggung Pajak untuk segera melunasi
tunggakan pajaknya sebelum melakukan perbuatanperbuatan seperti yang
tersebutdiatasdanselanjutnyamelaksanakanprosespenagihanberikutnya.
1.1.5. Prosesselesai.
1.2. TataCaraPenerbitandanPenyampaianSuratTeguranPenagihan
1.2.1. Berdasarkandataketerlambatanpembayarantunggakanpajakyangdiperolehdari
sistem, Jurusita Pajak mencetak konsep Surat Teguran Penagihan dan
meneruskannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.SuratTeguranPenagihandicetak
minimalsebanyakrangkap2(dua)yaitu:
a. Lembarke1untukWajibPajak
b. Lembarke2untukArsipKantorPelayananPajak.
1.2.2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Teguran Penagihan
danmenyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.2.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Teguran
Penagihan,
1.2.4. Jurusita Pajak menatausahakan (mencatat Surat Teguran pada Kartu Pengawasan
Tunggakan Pajak dan mengarsipkan Surat Teguran) dan mengirimkan Surat
Teguran Penagihan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP)
1.2.5. Prosesselesai.
1.3. TataCaraPenerbitandanPemberitahuanSuratpaksa
1.3.1. BerdasarkandataSuratTeguranyangtelahlewatwaktudarisistem,JurusitaPajak
menelitidanmencetakkonsepSuratPaksadanBeritaAcaraPemberitahuanSurat
PaksasertamenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.3.2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Paksa dan Berita
Acara Pemberitahuan Surat Paksa serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
1.3.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Paksa
kemudianmenyampaikannyakepadaJurusitaPajak.
Administrasi Perpajakan
214
1.3.4. JurusitaPajakmenerimaSuratPaksadanmemberitahukanSuratPaksadanBerita
AcaraPemberitahuanSuratPaksakepadaWajibPajak/PenanggungPajak.
1.3.5. Jurusita Pajak membuat sekaligus menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat
Paksa(LPSP)danmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.3.6. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat
Paksa (LPSP) kemudian menyerahkannya kembali kepada Jurusita Pajak untuk
ditatausahakan.
1.3.7. Jurusita menatausahakan LPSP dengan cara mencatat pada Kartu Pengawasan
sertamengarsipkanLPSP.
1.3.8. Prosesselesai.
1.4. TataCaraPenerbitanSuratperintahMelaksanakanPenyitaan
1.4.1. Jurusita Pajak meneliti data tunggakan pajak beserta pelunasannya
(SSP/STTS/SSB/bukti Pbk) atau pengurangan (keputusan pembetulan/keputusan
keberatan/putusanbanding/keputusanpenguranganataupembatalanketetapan
pajak/keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi), membuat
konsepSPMPdanmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.4.2. KepalaSeksiPenagihanmenelitidanmemarafkonsepSPMP,sertamenyampaikan
kepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.4.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SPMP dan
meneruskankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.4.4. JurusitaPajakmenerimaSPMPyangtelahdisetujui.
1.4.5. Prosesselesai.
1.5. TataCaraPelaksanaanLelang
1.5.1. Berdasarkan data dari sistem yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak/Penanggung
Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak setelah 14 (empat
belas) hari sejak pelaksanaan penyitaan, Jurusita Pajak membuat konsep Surat
Kesempatan Terakhir sebelum tanggal/hari Pelaksanaan Lelang dan
menyampaikankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.2. KepalaSeksiPenagihanmenelitidanmemarafkonsepSuratKesempatanTerakhir,
sertamenyampaikankepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.5.3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
KesempatanTerakhir.
1.5.4. Jurusita Pajak menatusahakan dan mengirimkan Surat Kesempatan Terakhir
kepada WajibPajak/Penanggung Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara
PenyampaianDokumendiKPP)
Administrasi Perpajakan
215
1.5.5. Dalam hal Wajib Pajak/Penanggung Pajak melunasi utang pajaknya, maka proses
akandilanjutkandenganSOPtentangTataCaraPencabutanSita.
1.5.6. Dalam hal Penanggung Pajak tetap tidak melunasi utang pajaknya, maka Jurusita
PajakakanmembuatkonsepSuratPenetapanHargaLimitterhadapbarangbarang
yang telah disita dan akan dijual melaui lelang serta menyampaikannya kepada
KepalaSeksiPenagihan.
1.5.7. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Penetapan Harga
LimitsertamenyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.5.8. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganiSuratPenetapan
HargaLimit.
1.5.9. KepalaSeksiPenagihanmenugaskandanmemberidisposisikepadaJurusitaPajak
untuk menginventarisasi asetaset Penanggung Pajak yang akan dilelang dan
membuatkonsepSuratpermohonanJadwalWaktudanTempatPelelangan
1.5.10. Jurusita Pajak menginventarisasi asetaset Penanggung Pajak yang akan dilelang,
meneliti dengan melihat data tunggakan beserta pelunasan (SSP/STTS/SSB/bukti
Pbk) atau pengurangan (keputusan pembetulan/keputusan keberatan/putusan
banding/keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak/keputusan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi), membuat konsep Surat
Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan yang disertai dengan salinan
data tunggakan beserta pelunasan atau pengurangan dan menyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.11. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Permohonan Jadwal
Waktu dan Tempat Pelelangan, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
PelayananPajak.
1.5.12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat
PermohonanJadwalWaktudanTempatPelelangan.
1.5.13. Jurusita Pajak menyampaikan Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat
Pelelangan beserta kelengkapannya kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang
Negara.
1.5.14. Setelah menerima Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang Kepala Kantor
Pelayanan Pajak meneruskan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang kepada
KepalaSeksiPenagihan(SOPTataCaraPenerimaanDokumendiKPP).
1.5.15. Jurusita Pajak membuat konsep Pengumuman Lelang dengan tanggal/hari 14
(empat belas) hari sebelum tanggal/hari berdasarkan Surat Penetapan Hari dan
Tanggal Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara, dan
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
Administrasi Perpajakan
216
1.5.16. KepalaSeksiPenagihanmenelitidanmemarafkonsepPengumumanLelang,serta
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
1.5.17. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Pengumuman
LelangdanmeneruskankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.18. KepalaSeksiPenagihanmenerimaPengumumanLelangyangtelahditandatangani
KepalaKantorPelayananPajakdanmeneruskannyakepadaJurusitaPajak.
1.5.19. Jurusita Pajak mengirimkan Pengumuman Lelang ke penerbit Surat Kabar Harian
untuk diiklankan atau ditempel di papan pengumuman kantor dalam hal
PengumumanLelangterhadapbarangdengannilaipalingbanyakRp20.000.000,00
(dua puluh juta rupiah). Pengumuman Lelang untuk barang bergerak dilakukan 1
(satu)kalidanuntukbarangtidakbergerakdilakukan2(dua)kali.
1.5.20. Pelaksanaan Lelang dipimpin oleh Pejabat Lelang dengan didampingi oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak atau Kepala Seksi Penagihan sebagai Penjual Barang
Sitaan.
1.5.21. HasilLelangdipergunakanterlebihdahuluuntukmembayarbiayapenagihanpajak
yangbelumdibayardansisanyauntukmembayarutangpajak.
1.5.22. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima Risalah Lelang dari Kantor Pelayanan
PiutangdanLelangNegaradanmeneruskankepadaKepalaSeksiPenagihan.
1.5.23. Kepala Seksi Penagihan menerima Risalah Lelang dan menugaskan Jurusita Pajak
untukmengupdatedatatunggakanpajakdanmenatausahakan.
1.5.24. Jurusita Pajak mengupdate data tunggakan pajak dan menatausahakan Risalah
LelangkedalamberkaspenagihanWajibPajak.
1.5.25. Prosesselesai.
2. PenagihanAktif
2.1. TataCaraPemrosesandanPenatausahaanDokumenMasukdiSeksiPenagihan
2.1.1. Kepala Seksi Penagihan menerima dokumen masuk yang telah didisposisi Kepala
Kantor Pelayanan Pajak (SOP tentang Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP),
memberikandisposisi,menugaskanuntukmenatausahakanatauuntukmemroses
dokumen masuk, dan meneruskan dokumen masuk tersebut kepada Jurusita
Pajak/Pelaksana Seksi Penagihan. Dalam hal telah terdapat SOP untuk memroses
dokumen masuk tersebut, maka Kepala Seksi menindaklanjutinya sesuai dengan
SOPterkait.
Administrasi Perpajakan
217
2.2. TataCaraMenjawabKonfirmasidataTunggakanWajibPajak
2.2.1. Kepala Seksi Penagihan menerima Surat Permintaan Konfirmasi Data Tunggakan
Pajak baik dari Unit Lain yang telah didisposisi Kepala Kantor (SOP Tata Cara
Penerimaan Dokumen di KPP) maupun dari Seksi Terkait kemudian menugaskan
Pelaksana Seksi Penagihan untuk meneliti dan membuat surat jawaban, data
tunggakan,dansuratpengantar.
2.2.2. Pelaksana Seksi Penagihan meneliti data tunggakan pajak Wajib Pajak, apakah
telah sesuai atau belum, kemudian membuat Konsep Surat Jawaban dan Surat
Pengantar untuk Unit Lain, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi
Penagihan.
2.2.3. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani surat jawaban permintaan
datatunggakanWajibPajakbesertalampirandaftartunggakannyasertamemaraf
surat pengantar dan meneruskan surat pengantar ke Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
2.2.4. KepalaKantorPelayananPajakmenyetujuidanmenandatanganisuratpengantar.
Administrasi Perpajakan
218
2.3. TataCarapenerbitanSurattagihanPajak(STP)BungaPenagihan
2.3.1. Berdasarkandatasuratketetapanpajakyangmenurutketentuanharusditebitkan
STPkarenapadasaatjatuhtempopelunasantidakataukurangdibayar,Pelaksana
SeksiPenagihanmemilihketetapanpajakyangakandikenaiBungaPenagihan,dan
mengirimkasustersebutkeManajemenKasus.
2.3.2. STPBungaPenagihankemudiandiprosesolehsistem.
2.3.3. Pelaksana Seksi Penagihan mencetak dokumen konsep STP Bunga Penagihan dan
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
2.3.4. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep STP Bunga Penagihan dan
menyampaikannyakepadaKepalaKantorPelayananPajak.
2.3.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep STP
BungaPenagihan.
2.3.6. Pelaksana Seksi Penagihan menatausahakan dan mengirimkan STP Bunga
Penagihan melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
2.3.7. Prosesselesai.
2.4. TataCaraPenyelesaianPermohonanPenundaanPembayaranPajak
2.4.1. WajibPajakmengajukanpermohonanPenundaanPembayaranPajak.
2.4.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajak untuk melengkapi. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya
sudahlengkap,PetugasTempatPelayananTerpaduakanmencetakBPSdanLPAD.
BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak, sedangkan LPAD akan digabungkan
dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan
Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan
menyampaikan surat permohonan beserta kelengkapannya kepada Kepala Seksi
Penagihan. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam Permohonan Wajib Pajak dan
menyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
Administrasi Perpajakan
219
2.4.3. Kepala Seksi Penagihan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
Seksi Penagihan untuk membuat Laporan Penelitian Permohonan Penundaan
PembayaranPajak.
2.4.4. Pelaksana Seksi Penagihan membuat Laporan Penelitian Permohonan Penundaan
PembayaranPajakdanmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
2.4.5. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Penelitian
PermohonanPenundaanPembayaranPajakdanmenyampaikannyakepadaKepala
KantorPelayananPajak.
2.4.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak dan menyampaikannya
kepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.4.7. Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas
PermohonanPenundaanPembayaranpajakdiprosesolehsistem.
2.4.8. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan. Surat Keputusan
Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan
PenundaanPembayaranpajakditerbitkandalamrangkap2(dua),yaitu:
2.4.9. a.Lembarke1 :untukWajibPajak
2.4.10. b.Lembarke2 :untukarsipKantorPelayananPajak
2.4.11. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Penundaan
Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan
PembayaranPajakdanmenyampaikannyakepadaKepalaSeksiPelayanan.
2.4.12. KepalaSeksiPelayananmenelitidanmemarafkonsepSuratKeputusanPenundaan
Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan
Pembayaran pajak kemudian menyampaikannyakepada KepalaKantorPelayanan
Pajak.
2.4.13. KepalaKantorPelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan
Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan
PenundaanPembayaranPajak.
2.4.14. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan dan mengirimkan Surat Keputusan
Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan
PenundaanPembayaranPajakkepadaWajibPajakmelaluiSubbagianUmum(SOP
TataCaraPenyampaianDokumen)
2.4.15. Prosesselesai.
Administrasi Perpajakan
220
2.5. TataCaraPenyelesaianPermohonanMengansurPembayaranPajak
2.5.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak ke Kantor
PelayananPajakmelaluiTempatPelayananTerpadu.
2.5.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib
Pajakuntukmelengkapinya.Dalamhalsuratpermohonanbesertapersyaratannya
sudahlengkap,Petugas TempatPelayananTerpadu mencetakBPSdanLPAD.BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat
permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudianmerekamsuratpermohonandandilanjutkandenganmeneruskansurat
permohonanbesertakelengkapannyakepadaKepalaSeksiPenagihan.
2.5.3. Kepala Seksi Penagihan menugaskan Pelaksana Seksi Penagihan untuk membuat
LaporanPenelitianPermohonanMengangsur.
2.5.4. Pelaksana Seksi Penagihan membuat dan menandatangani Laporan Penelitian
Permohonan Mengangsur, kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi
Penagihan.
2.5.5. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Penelitian
Permohonan Mengangsur dan meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Laporan Penelitian Permohonan
Mengangsuryangdibuat,PelaksanaSeksiPenagihanharusmemperbaikidokumen
tersebut.
2.5.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian Permohonan Mengangsur dan meneruskannya ke Seksi Pelayanan.
Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui Laporan Penelitian Permohonan
Mengangsuryangdibuat,PelaksanaSeksiPenagihanharusmemperbaikidokumen
tersebut.
2.5.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur
dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan.
2.5.8. Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak diterbitkan dalam rangkap 2 (dua),
yaitu:
a.Lembarke1:untukWajibPajak
b.Lembarke2:untukarsipKantorPelayananPajak
Administrasi Perpajakan
221
TERIMAKASIH