Anda di halaman 1dari 6

PERLEMAKAN HATI

a) Defenisi
Perlemakan hati adalah penumpukan lemak yang berlebihan dalam sel hati.
Batasan penumpukan lemak adalah jika jumlah lemak melebihi 5% dari total berat hati
normal atau jika lebih dari 30% sel hati dalam lobulus hati terdapat penumpukan lemak.
Perlemakan hati bervariasi mulai dari perlemakan hati saja (steatosis) dan perlemakan
hati dengan inflamasi (steatohepatitis) (Patel dan Tushar 2001). Perlemakan hati berati
adanya pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati kita. Pada kondisi ini,
hati mengandung lemak yang berlebihan dan sebagian jaringan normal hatire diganti
dengan lemak yang tidak sehat. Dalam hal ini, sel-sel hati dan ruang di hati diisi dengan
lemak sehingga hati menjadi sedikit membesar dan lebih berat. Hati menjadi berminyak
dan berwarna kekuningan. Kondisi ini membuat keluhan yang tidak enak di daerah organ
hati, yang terasa dibagian perut kanan atas. Mungkin juga didalam hati terdapat batu
empedu, yang tersusun dari kolesterol dan garam empedu. Kelebihan lemak di hati ini
bisa dilihat dengan USG. Mungkin juga pada kondisi ini terjadi peningkatan enzim hati.
Disfungsi hati sangat sering terjadi dan merupakan masalah yang terus meningkat.
b) Faktor resiko
Faktor risiko yang memiliki hubungan dengan perlemakan hati adalah : umur,
hiperlipidemia, diabetes melitus dan kegemukan, sedangkan jenis kelamin, pola
konsumsi makan, aktivitas fisik dan olahraga tidak berhubungan dengan kejadian
perlemakan hati. Faktor yang paling dominan dan berisiko paling tinggi pada kejadian
perlemakan hati adalah kegemukan (Patel dan Tushar 2001). sangat umum dijumpai pada
mereka yang mengalami kegemukan, dan banyak di jumpai pada umur diatas 30 tahun.
c) Penyebab
Perlemakan hati secara garis besar dibagi 2, yaitu penyakit perlemakan hati
alkoholik dan penyakit perlemakan hati non alkoholik. Penyakit hati alkoholik
berkembang karena kelebihan minum alkohol. Di sisi lain, perlemakan hati non alkohol
dihubungkan dengan kelebihan berat badan atau kegemukan yang disebabkan karena
terlalu sering makan makanan berlemak tinggi dan berkalori tinggi.
Penyebab-penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut:
Kegemukan (obesitas)
Kencing manis (diabetes)
Bahan kimia dan obat-obatan (contohnya alkohol, kortikosteroid,
tetrasiklin, asam valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning)
Kurang gizi dan diet rendah protein
Kehamilan
Keracunan vitamin A
Operasi bypass pada usus kecil
Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi)
Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau
homosistin
d) Tanda dan gejala
Fatty liver umumnya tidak bergejala. Orang baru mengetahuinya saat melakukan tes
kesehatan (pemeriksaan fisik), dan selanjutnya dipastikan dengan menjalani tes darah (Lab
Darah lengkap, SGOT/SGPT, bilirubin, kolesterol) atau pemeriksaan USG bila hati
membesar.
Tetapi kadang bisa menimbulkan sakit kuning (jaundice), mual, muntah,
kembung dan yang paling sering terjadi yaitu nyeri tumpul di perut kanan atas (cenut-
cenut, kemeng, terasa panas di kulit perut), terutama hal ini saat kecapekan dan habis
makan terlalu banyak. Jika pemeriksaan fisik belum menunjukkan pembesaran hati, maka
perlu diagnosis penjunjang yaitu dengan pemeriksaan SGOT/SGPT, Bilirubin, kolesterol
(TG, LDL, HDL) dan USG Abdomen. Gambaran USG Abdomen dari fatty liver
menunjukkan echoparenkim hepar yang meningkat (hepar terlihat lebih gelap), dan dari
sini bisa ditentukan derajat keparahan dari fatty liver.
e) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang berkaitan dengan penggunaan alkohol adalah
peningkatan glutamil meriksaan penunjang transpeptidase (GGT), pada pasien non
alcoholic fatty liver dieases dapat ditemukan hiperlipidemia dan peningkatan trigliserida.
Selain itu terdapat peningkatan AST dan ALT. Apabila rasio antara AST dan ALT lebih
dari 2 maka pasien dicurigai pengguna alkohol, apabila kurang dari satu maka dikatakan
non alcoholic steatohepatitis.
f) Diagnosis
Pemeriksaan fisik belum menunjukkan pembesaran hati, maka perlu diagnosis
penjunjang yaitu dengan pemeriksaan SGOT/SGPT, Bilirubin, kolesterol (TG, LDL,
HDL) dan USG Abdomen. Gambaran USG Abdomen dari fatty liver menunjukkan
echoparenkim hepar yang meningkat (hepar terlihat lebih gelap), dan dari sini bisa
ditentukan derajat keparahan dari fatty liver.
g) Patogenesis
NAFLD (non-alcoholic fatty liver disease) merupakan suatu kondisi medis dari
penyakit hati yang mempunyai spectrum sangat luas, mulai dari perlemakan hati yang
bersifat ringan (steatosis) tanpa adanya bukti kelainan biokimia atau histologi akibat dari
peradangan hati ataupun fibrosis, sampai perlemakan hati yang disertai adanya
nekroinflamasi dengan atau tanpa fibrosis (steatohepatitis) dapat juga berkembang
menjadi fibrosis hati yang berat bahkan sirosis. Sedangkan NASH (Non alcoholic steato
hepatitis) adalah merupakan bagian dari spektrum NAFLD (EKM 2009).
Mekanisme terjadinya NALFD tersebut berdasarkan teori 2 Hits Hypothesis.
Hit pertama adalah terjadinya steatosis (akumulasi lemak intraseluler) yang dipengaruhi
oleh banyak kondisi, sedangkan hit kedua adalah kerusakan sel hati yang disebabkan
oleh adanya radikal bebas akibat peningkatan B-oksidasi pada mitokondria (EKM 2009).
Perlemakan hati disebabkan karena kelebihan jaringan lemak di hati. Secara
teoritis dapat dijelaskan bahwa terdapat sel-sel lemak yang infiltrasi atau masuk ke dalam
hati. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya peningkatan pengiriman lemak atau asam
lemak dari makanan ke hati, serta adanya gangguan pengeluaran jenis lemak trigliserida
keluar dari sel hati. Gangguan pengeluaran lemak trigliserida tersebut akan menyebabkan
sel-sel lemak menetap di hati.
h) Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ada pengobatan NALFD yang baku, namun dengan
diketahuinya patogenesis dan beberapa kondisi yang meningkatkan terjadinya perlemakan
hati maka pendekatan multikondisi dilakukan untuk penatalaksaan perlemakan hati.
Manajemen Berat Badan, Perbaikan Resistensi Insulin, Penurunan hiperlipidemia,
Pemberian obat-obat hepatoprotektor (betaine, vitamin E, UDCA, lechitine, B-carotene,
dan selenium). Betaine (trimethylglycine) merupakan asam amino hasil metabolisme
choline, yang berguna dalam proses transmetilasi proses fisiologis di dalam tubuh
manusia, dan mempunyai potensi sebagai: a. Lipotrofik, Efek lipotrofik ini disebabkan
adanya kemampuan donor metil (CH3) dari betaine dengan bantuan enzim Betaine
homocystein methyl transferase (BHMT) yang akan merubah homosistein menjadi
methionine, dan selanjutnya menjadi SAM-e, yang merupakan donor metil untuk berbagai
proses dalam tubuh, misalnya: sintesa protein, fosfolipid, hormon, DNA, dsb. Konsumsi
betaine akan meningkatkan proses sekresi VLDL dengan cara metilasi fosfatidiletanolamin
menjadi fosfatidilkolin yang merupakan komponen pembentuk apoprotein yang berikatan
dengan trigiserida membentuk VLDL, sehingga betaine mempunyai potensi sebagai
lipotrofik yang dapat digunakan untuk mencegah dan menurunkan akumulasi lemak dalam
sel hati. b. osmolit, sebagai osmolit betaine berfungsi mengatur kadar air dalam sel
sehingga fungsi sel optimal, melindungi sel terhadap stresor dari luar (stres osmotik,
misalnya: kadar air yang rendah, kadar garam yang tinggi, temperatur yang ekstrem, dsb).
Betaine juga mempunyai potensi untuk melindungi denaturasi protein dan sering disebut
sebagai bahan kimia pengawal (chemical chaperone) (EKM 2009).
i) Penanganan
Perlemakan pada hati umumnya tidak menampakkan gejala. Dokter dpat
memperkirakan adanya perlemakan hati melalui tes darah atau jika tampak adanya
pembesaran hati. Pada pemeriksaan laboratorium misalnya menunjukkan kelainan fungsi
hati (SG07 dan SGPT). Untuk memastikannya mungkin dokter akan menyarankan
pemeriksaan darah lebih lanjut, ultrasound, CT-scan, atau MRI. Untuk makin memastikan
apakah itu NASH, harus dilakukan pengambilan jaringan hati melalui biopsy (Anonim
2007).
Pola hidup sehat dapat menjadi suatu cara dalam mencegah atau menangani penyakit
perlemakan hati. Pola makan yang digunakan sehari-hari harus diperhatikan dengan labih
seksama. Pencegahan dan penanganan penderita fatty liver dapat dilakukan dengan
menghindari konsumsi makanan hewani terutama yang berlemak, menghindari gorengan
dan makanan proses, mengurangi konsumsi karbohidrat yang sudah direfined misalnya
gula putih, roti putih, nasi putih, mie, kue-kue, biskuit, pudding dll, menghindari produk
susu seperti susu sapi, cheese, cream atau butter, menghindari semua margarine dan
sejenisnya, menghindari semua makanan dan minuman manis-manis, menghindari
pemanis buatan, mem Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran mentah, dan dianjurkan
untuk Minum paling sedikit 2 liter air sehari. Menurut Prof. Zhang (2010), penanganan
apabila sudah terkena perlemakan hati adalah dengan : Pertama, perlu mencari penyebab
penyakit dan mengambil langkah yang bersasaran. Pengarak dianjurkan menghentikan
kebiasaan minum arak. Penderita kencing manis yang juga mengidap perlemakan hati
harus aktif dan efektif mengontrol gula darah. Penderita perlemakan hati yang malagizi
selayaknya menambah penyerapan gizi, khususnya penyerapan protein dan vitamin.
Singkat kata, menghilangkan patogeni terlebih dahulu baru dapat mengobati perlemakan
hati.
Kedua, harus mengatur dengan baik struktur makan dan minum, memprakarsai
konsumsi makanan yang tinggi protein, tinggi vitamin dan rendah gula dan lemak.
Profesor Zhang (2010) menunjukkan, bagi orang gemuk yang menderita perlemakan hati
harus dengan layak menambah rutinitas olahraga dalam rangka merangsang pengausan
lemak badan. Profesor Zhang (2010) khusus memperingatkan orang setengah baya dan
lanjut usia. Dikatakannya," Ketika mengadakan latihan jasmani, perlu memperhatikan
rutinitas, cara dan waktu kesinambungannya. Setiap hari berolahraga dua kali selama
setengah jam, sampai keluar keringat sedikit. Jika dapat mempertahankan tiga hingga lima
kali sepekan. Cara yang demikian dapat mencegah timbulnya perlemakan hati."
Ketiga, Profesor Zhang dengan khusus memperingatkan para penderita untuk tidak
sembarangan mengkonsumsi suplemen, karena dapat menambah beban hati jika
mengkonsumsi secara berlebih.
j) Komplikasi
Komplikasi dari fatty liver yaitu sirosis dan kanker hati utama atau primary liver cancer
(hepatocellular carcinoma, HCC).












DAFTAR PUSTAKA

Syam Ari Fahrial. 2007. Lemak Membuat Hati Meradang. http://cybermed.cbn.
net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cybermed%7C0% 4 maret 2012
perlemakan-hati-fatty-liver_16.html, 4 maret 2012
Gejala Perlemakan Hati (Fatty Liver) _ Purba Kuncara.htm
Patel, Tushar, 2001. Fatty Liver, eMedicine journal, August 31, vol 2, number 8.

Anda mungkin juga menyukai