Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENELITIAN

STUDI KASUS
Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Metodologi Penelitian





Disusun oleh :
Uswatun Chasanah 1111017000004
Nurmaida 1111017000005
Elza Fauza 1111017000016
Imania Bidari 1111017000023
Miftah Khirinnisa 1111017000035
Rifaatul Mahmudah 1111017000039


Kelas VI.A


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan
sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi
untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban Setiap permasalahan
yang diteliti memiliki karakteristik yang berbeda-beda oleh karena itu dibutuhkan pula
metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Ada berbagai
metode penelitian yang dapat dilakukan untuk menyelediki masalah dan mendapatkan
pemecahannya, salah satunya adalah dengan metode studi kasus (case study).
Penelitian studi kasus biasa digunakan untuk menjawab permasalahan yang berkenaan
dengan how atau why.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan studi kasus?
2. Bagaimana karkeristik studi kasus?
3. Apa saja jenis-jenis studi kasus?
4. Bagaimana tahapan pelaksanaan penelitian studi kasus?
5. Bangaimana analisis data pada studi kasus?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan studi kasus.
2. Untuk mengetahui bagaimana karkeristik studi kasus.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis studi kasus.
4. Untuk mengetahui bagaimana tahapan pelaksanaan penelitian studi kasus.
5. Untuk mengetahui bagaimana analisis data pada studi kasus.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan
search berarti mencari). Dengan demikian, research berarti mencari kembai. Menurut
kamus Websters New International di dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan 2,
penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan
prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Hillway dalam bukunya Introduction to Research mengemukakan bahwa penelitian
adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut.(Hillway, 1956)
Ada beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh peneliti dan salah
satunya adalah Penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif sering pula disebut metode
postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivistisme. Metode ini disebut
juga sebagai metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola)
dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan
dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
1

Dalam buku Metode Penelitian Pendidikan disebutkan bahwa Penelitian
Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme ,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampelsumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasilnya
lebih menekankan makna daripada generalisasi.
2

B. Penelitian Kualitatif Studi Kasus
a. Pengertian Studi Kasus

1
Prof.Dr. Sugiyono
2
Prof.Dr. Sugiyono
1. Pengertian Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara
rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen
atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus
sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis
dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan
bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara
mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi:
(1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2)
sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan
latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan
yang ada di antara variabel-variabelnya.

2. Karakteristik studi kasus
Berdasarkan pendapat Yin (2003a, 2009); VanWynsberghe dan Khan (2007);
dan Creswell (2003. 2007) secara lebih terperinci, karakteristik penelitian studi kasus
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Menempatkan obyek penelitian sebagai kasus
Seperti telah dijelaskan di dalam pengertian penelitian studi kasus di
depan, keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang
terhadap obyek penelitiannya sebagai kasus. Bahkan, secara khusus, Stake
(2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bukanlah suatu pilihan
metoda penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek atau
target penelitian. Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus
harus memahami bagaimana menempatkan obyek atau target penelitiannya
sebagai kasus di dalam penelitiannya.
Kasus itu sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai suatu sistem
kesatuan yang menyeluruh, tetapi terbatasi oleh kerangka konteks tertentu
(Creswell, 2007). Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang harus
dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam tentang kasus
tersebut, sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan
pemahaman sebuah peristiwa, aktivitas, proses, atau satu atau lebih
individu. Melalui penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan
secara terperinci dan komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan
tentang karakteristiknya, tetapi juga bagaimana dan mengapa karakteristik
dari kasus tersebut dapat terbentuk.

b. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer
Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah selesai
terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat
penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan perbedaan dengan
fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain, sebagai bounded system
(sistem yang dibatasi), penelitian studi kasus dibatasi dan hanya difokuskan
pada hal-hal yang berada dalam batas tersebut. Pembatasan dapat berupa
waktu maupun ruang yang terkait dengan kasus tersebut.

c. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya
Seperti halnya pendekatan penelitian kualitatif pada umumnya,
pelaksanaan penelitian studi kasus menggunakan pendekatan penelitian
naturalistik. Dengan kata lain, penelitian studi kasus menggunakan salah satu
karakteristik pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti obyek pada
kondisi yang terkait dengan kontekstualnya. Dengan kata lain, penelitian
studi kasus meneliti kehidupan nyata, yang dipandang sebagai kasus.
Kehidupan nyata itu sendiri adalah suatu kondisi kehidupan yang terdapat
pada lingkungan hidup manusia baik sebagai individu maupun anggota
kelompok yang sebenarnya.
Sebagai penelitian dengan obyek kehidupan nyata, penelitian studi kasus
mengkaji semua hal yang terdapat disekeliling obyek yang diteliti, baik yang
terkait langsung, tidak langsung maupun sama sakali tidak terkait dengan
obyek yang diteliti. Penelitian studi kasus berupaya mengungkapkan dan
menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan obyek yang ditelitinya
pada kondisi yang sebenarnya, baik kebaikannya, keburukannya,
keberhasilannya, maupun kegagalannya secara apa adanya. Sifat yang
demikian menyebabkan munculnya pandangan bahwa penelitian studi kasus
sangat tepat untuk menjelaskan suatu kondisi alamiah yang kompleks.

d. Menggunakan berbagai sumber data
Seperti halnya strategi dan metoda penelitian kualitatif yang lain,
penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data. Seperti telah
dijelaskan di dalam bagian karakteristik penelitian kualitatif di depan,
pengggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data
yang terperinci dan komprehensif yang menyangkut obyek yang diteliti.
Disamping itu, hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai validitas dan
realibilitas penelitian. Dengan adanya berbagai sumber data tersebut, peneliti
dapat meyakinkan kebenaran dan keakuratan data yang diperolehnya dengan
mengecek saling-silangkan antar data yang diperoleh.
Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan hasil
wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak dan dokumen.
Catatan wawancara merupakan hasil yang diperoleh dari proses wawancara,
baik berupa wawancara mendalam terhadap satu orang informan maupun
terhadap kelompok orang dalam suatu diskusi. Sedangkan catatan lapangan
dan artefak merupakan hasil dari pengamatan atau obervasi lapangan.
Catatan dokumen merupakan hasil pengumpulan berbagai dokumen yang
berupa berbagai bentuk data sekunder, seperti buku laporan, dokumentasi
foto dan video.

e. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda dibandingkan
dengan strategi atau metoda penelitian studi kasus yang lain adalah
penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Berdasarkan pemikiran induktif
yang bermaksud untuk membangun pengetahuan-pengetahuan baru yang
orisinil, penelitian kualitatif selalu dikonotasikan sebagai penelitian yang
menolak penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Penggunaan teori
sebagai acuan dianggap dapat mengurangi orisinalitas temuan dari penelitian
kualitatif.
Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan arah,
konteks, maupun posisi hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan di
bagian depan, tengah dan belakang proses penelitian. Pada bagian depan,
teori digunakan untuk membangun arahan dan pedoman di dalam
menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada bagian ini, teori dapat
dipergunakan untuk membangun hipotesis, seperti halnya yang dilakukan
pada paradigma deduktif atau positivistik (VanWynsberghe dan Khan, 2007;
Eckstein, 2002; Lincoln dan Guba, 2000). Pada bagian tengah, teori
dipergunakan untuk menentukan posisi temuan-temuan penelitian terhadap
teori yang ada dan telah berkembang (Creswell, 2003, 2007). Sedangkan
pada bagian belakang, teori dipergunakan untuk menentukan posisi hasil
keseluruhan penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang
(Creswell, 2003, 2007).
Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus dapat
membangun teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus yang
ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun melalui
penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat dari kasus
yang alamiah seperti apa adanya tersebut.

3. Jenis Jenis Studi Kasus
Terdapat 3 (tiga) macam tipe studi kasus, yaitu:
a) Studi kasus intrinsik (intrinsic case study), apabila kasus yang dipelajari secara
mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari
kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat intrinsik (intrinsic
interest).
b) Studi kasus intrumental (intrumental case study), apabila kasus yang dipelajari
secara mendalam karena hasilnya akan dipergunakan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan teori yang telah ada atau untuk menyusun teori baru. Hal ini
dapat dikatakan studi kasus instrumental, minat untuk mempelajarinya berada
di luar kasusnya atau minat eksternal (external interest).
c) Studi kasus kolektif (collective case study), apabila kasus yang dipelajari
secara mendalam merupakan beberapa (kelompok) kasus, walaupun masing-
masing kasus individual dalam kelompok itu dipelajari, dengan maksud untuk
mendapatkan karakteristik umum, karena setiap kasus mempunyai ciri
tersendiri yang bervariasi.
4. Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik
a. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum
atau bahkan dengan kepentingan nasional.
b. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan
oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu
diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh
berbagai keterbatasan.
c. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang
berbeda-beda.
d. Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting
saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan
pninsip selektifitas.
e. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi
pada pembaca.

Selain hal tersebut studi kasus dalam studi kasus fokusnya terarah pada hal yang khusus
atau unik. Kenunikan pada kasus berkaitan dengan :
a) Hakikat (the nature) kasus
b) Latar belakang sejarah kasus
c) Latar (setting) fisik
d) Konteks dengan bidang lain; ekonomi, politik, hukum, dan estetika
e) Mempelajari kasus-kasus lain yang berkaitan dengan kasus yang
dipelajari
f) Informan-informan yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui
kasus ini

5. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
1) Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan
menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit
sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal,
sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang
tersedia;
2) Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi
yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan
analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan
cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
3) Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola.
Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal
umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara
kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan
sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data
terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
4) Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam
pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan
(reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan
data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali
harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam
kategori yang sudah ada;
5) Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca,
dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga
rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan
diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan
seseorang atau kelompik.

6. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus
1) Kelebihan Studi Kasus
a) Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal
yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain.
Studi kasus mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam
kondisi apa adanya atau natural.
b) Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi
nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam
kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh
penelitian kuantitatif yang sangat ketat.

2) Kelemahan Studi Kasus
Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi
validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan
kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.

















BAB III
A. Kesimpulan
Penetitian studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau
satu orang, subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu
yang diteliti secara mendalam. Studi kasus ini memiliki beberapa cirri-ciri atau
karakteristik, yaitu diantaranya (1) menempatkan obyek penelitian sebagai kasus, (2)
memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer, (3) dilakukan pada
kondisi kehidupan sebenarnya, (4) menggunakan berbagai sumber data, (5)
menggunakan teori sebagai acuan penelitian.
Terdapat tiga jenis studi kasus, yaitu studi kasus intrinsik, studi kasus
intrumental, dan studi kasus kolektif. Dalam penelitian studi kasus ini, ada beberapa
langkah yang harus kita lakukan agar proses penelitian ini dapat terlaksana atau menjadi
penelitian yang baik. Langkah-langkah penelitian studi kasus yaitu pemilihan kasus
pengumpulan data analisis data perbaikan penulisan laporan.

















DAFTAR PUSTAKA

http://penelitianstudikasus.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-penelitian-studi-
kasus.html
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode-penelitian-studi-kasus/
http://penelitianstudikasus.blogspot.com/2010/05/karakteristik-penelitian-studi-
kasus.html
http://riannyarahayu.wordpress.com/tag/studi-kasus/
http://waskitamandiribk.wordpress.com/2010/06/29/pedoman-penelitian-
kualitatif-studi-kasus/

Anda mungkin juga menyukai