Anda di halaman 1dari 13

1

Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur


Untuk Anak
Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Untuk bunda yang selalu mencintai dan
menyayangi putra-putrinya, yang sedang mencari Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Untuk
Anak kami berikan sebagai rasa terima kasih kami pada bunda-bunda yang selalu memberikan
kasih sayang tulusnya kepada kami anak-anknya. Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Untuk
Anak, kami dapatkan dari berbagai sumber di internet. Semoga dengan Kumpulan Dongeng
Sebelum Tidur Untuk Anak ini bisa membantu putra-putri bunda tidur dengan nyenyak.
Berikut Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak ;
1. CINDERELLA
Pada zaman dahulu kala, ada seorang gadis yang baik hati bernama Cinderella. Dia sangat baik
hati dan cantik tetapi sayang, ayahnya telah meninggal dunia.dan sepeninggal ayahnya ia tinggal
bersama ibu dan saudara tirinya. Setiap hari ia disiksa, dengan cara disuruh mencuci piring,
mengepel lantai dan melayani mereka. Walaupun begitu Cinderella tetap percaya bahwa suatu
hari ia akan hidup bahagia. Suatu hari, seorang pangeran ingin mencari permaisuri maka
diadakanlah sebuah pesta dansa besar di istana, tetapi Cinderella tidak diijinkan untuk ikut. Lalu
Ibu Peri datang dan menolongnya. Cinderella pun disulap menjadi seorang putri cantik. Di
istana, sang pangeran jatuh cinta pada Cinderella, lalu mengajaknya berdansa. Cinderella jadi
lupa, bahwa ia tak boleh pulang lebih dari jam 12, karena pada jam itu semua sihir Ibu Peri
berakhir. Denting lonceng pukul 12 terdengar, dan Cinderella berlari. Tak terasa, sebelah sepatu
kacanya terlepas dan tercecer di tangga istana. Sang pangeran memungutnya, dan
mengumumkan barangsiapa kakinya pas dengan sepatu itu, siapapun dia, akan dia jadikan isteri.
Namun, sepatu itu tidak pas di kaki siapapun yang mencobanya, termasuk 2 kakak tiri
Cinderella. Cinderella lalu ikut mencoba, dan kakinya pas! Cinderella akhirnya menikah dengan
Pangeran dan hidup bahagia selamanya.
2. SEMUT DAN MERPATI
Pada suatu hari, seekor semut yang sedang berjalan-jalan mencari makan di pinggir sungai.
Seperti biasa dia berjalan dengan riang dan karena kurang hati-hati tiba-tiba ia terjatuh ke dalam
sungai.
Arus sungai menghanyutkannya, semut itu timbul tenggelam dan kelelahan berusaha untuk
menepi tapi tidak berhasil. Seekor burung merpati yang kebetulan bertengger di ranting pohon
yang melintang di atas sungai melihat semut yang hampir tenggelam dan merasa iba.
Doc : M.FIRMAN S
2
Burung merpati ini memetik daun dan menjatuhkannya didekat semut. Semut merayap naik ke
atas daun dan akhirnya berhasil menyelamatkan dirinya dengan bantuan daun tersebut, mendarat
di tepi sungai.
Tidak lama kemudian, sang semut melihat seorang pemburu burung sedang mengendap-endap
berusaha mendekati burung merpati yang telah menolongnya tadi. Semut menyadari bahaya yang
membayangi merpati yang baik tersebut, segera berlari mendekati pemburu, dan menggigit kaki
sang pemburu.
Pemburu itu kesakitan dan terkejut, mengibaskan ranting yang tadinya akan digunakan untuk
menangkap burung. Burung Merpati menyadari keberadaan pemburu yang sibuk
mengibas-ngibaskan ranting kesakitan. Akhirnya sang burung pun terbang menyelamatkan
dirinya.
3. SEMUT DAN KEPOMPONG
Seekor semut merayap dengan gesit di bawah sinar matahari. Memanjat pohon, dan menelusuri
ranting dengan lincah. Dia sedang mencari makanan saat tiba-tiba dia melihat kepompong
tergantung di selembar daun. Kepompong itu terlihat mulai bergerak-gerak sedikit, tanda apa
yang ada di dalamnya akan segera keluar.
Gerakan-gerakan dari kepompong tersebut menarik perhatian semut yang baru pertama kali ini
melihat kepompong yang bisa bergerak-gerak. Dia mendekat dan berkata,Aduh kasian sekali
kamu ini kata semut itu dengan nada antara kasihan dan menghina.
Nasibmu malang sekali, sementara aku bisa lari kesana kemari sekehendak hatiku, dan kalau
aku ingin aku bisa memanjat pohon yang tertinggi sekalipun, kamu terperangkap dalam kulitmu,
hanya bisa menggerakkan sedikit saja tubuhmu.
Kepompong mendengar semua yang dikatakan oleh semut, tapi dia diam saja tidak menjawab.
Beberapa hari kemudian, saat semut kembali ketempat kepompong tersebut, dia terkejut saat
melihat yang kepompong itu sudah kosong yang ada tinggal cangkangnya.
Saat dia sedang bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi dengan isi dari kepompong itu,
tiba-tiba dia merasakan hembusan angin dan adanya kepakan sayap kupu-kupu yang indah di
belakangnya.
Wahai semut, lihatlah diriku sekarang baik-baik kupu-kupu yang indah menyapa semut yang
tertegun melihatnya.
Akulah mahluk yang kau kasihani beberapa hari lalu ! Saat itu aku masih ada di dalam
kepompong. Sekarang kau boleh sesumbar bahwa kau bisa berlari cepat dan memanjat tinggi.
Tapi mungkin aku tidak akan perduli, karena aku akan terbang tinggi dan tidak mendengar apa
yang kau katakan.
Sambil berkata demikian, kupu-kupu itu terbang tinggi ke udara, meniti hembusan angin, dan
dalam sekejap hilang dari pandangan sang semut.
3
4. BURUNG ELANG YANG MALANG
Alkisah pada suatu hari seorang peternak menemukan telur burung elang. Dia meletakkan telur
burung elang tersebut dalam kandang ayamnya. Telur itu dierami oleh seekor induk ayam yang
ada dikandang. Kemudian pada akhirnya telur elang tersebut menetas, bersamaan dengan
telur-telur ayam lain yang dierami oleh induk ayam.
Elang kecil tumbuh bersama dengan anak-anak ayam yang menetas bersamaan dengannya. Dia
mengikuti apa yang dikerjakan oleh anak-anak ayam tersebut, sambil mengira bahwa dia juga
adalah seekor ayam. Dia ikut mencakar-cakar tanah untuk mencari cacing dan serangga. Dia
menirukan suara ayam, berkotek-kotek dan bermain bersama-sama anak ayam. Kadang dia
mencoba mengepakkan sayapnya tapi sekedar untuk meloncat tidak berapa jauh, seperti yang
biasa dilakukan oleh anak-anak ayam yang lain. Hari-hari berlalu, tahun berganti sampai
akhirnya elang ini cukup tua.
Pada suatu hari dia melihat burung terbang tinggi di atas langit. Burung itu terbang melayang
dengan megah menantang angin yang bertiup kencang, tanpa mengepakkan sayap. Burung elang
tersebut bertanya pada temannya, seekor ayam. Siapakah itu yang terbang tinggi ?
Temannya menjawab, dia adalah sang burung Elang, raja dari segala burung. Dia adalah mahluk
angkasa yang bebas terbang menembus awan, kita adalah mahluk biasa yang tempatnya memang
mencari makan di bumi, kita hanyalah ayam. Akhirnya elang ini melanjutkan hidupnya sebagai
ayam, sampai akhir hayatnya. Dia tidak pernah menyadari siapa sejatinya dirinya, selain seekor
ayam, karena itulah yang dia ketahui dan percaya sejak kecil.
5. NABI SULAIMAN DAN SEMUT
Sulaiman bin Daud adalah satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan dari Allah SWT
sehingga bisa memahami bahasa binatang. Dia bisa bicara dengan burung Hud Hud dan juga
boleh memahami bahasa semut. Dalam Al-Quran surah An Naml, ayat 18-26 adalah contoh dari
sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi yang sangat kaya raya ini. Firman
Allah, Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, hai manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya [semua] ini
benar-benar suatu karunia yang nyata.
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu
diatur dengan tertib [dalam barisan] sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut, hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak
oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.
Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa kerana mendengar perkataan semut itu.
Katanya, Ya Rabbi, limpahkan kepadaku karunia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku; karuniakan padaku hingga boleh
4
mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hambaMu yang soleh. [An-Naml: 16-19]
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut,
Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?
Sebesar biji gandum, jawabnya.
Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah
botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun,
didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu. Mengapa engkau hanya
memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya? tanya Nabi Sulaiman. Dahulu aku
bertawakal dan pasrah diri kepada Allah, jawab si semut. Dengan tawakal kepada-Nya aku
yakin bahawa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin
apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji
gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Kerana itu, aku harus tinggalkan sebahagian
sebagai bekal tahun berikutnya.
Nabi Sulaiman, walaupun ia sangat kaya raya, namun kekayaannya adalah nisbi dan terbatas.
Yang Maha Kaya secara mutlak hanyalah Allah SWT semata-mata. Nabi Sulaiman, meskipun
sangat baik dan kasih, namun yang Maha Baik dan Maha Kasih dari seluruh pengasih hanyalah
Allah SWT semata. Dalam diri Nabi Sulaiman tersimpan sifat terbatas dan kenisbian yang tidak
dapat dipisahkan; sementara dalam Zat Allah sifat mutlak dan absolut.
Bagaimanapun kayanya Nabi Sulaiman, dia tetap manusia biasa yang tidak boleh sepenuhnya
dijadikan tempat bergantung. Bagaimana kasihnya Nabi Sulaiman, dia adalah manusia biasa
yang menyimpan kedaifan-kedaifannya tersendiri. Hal itu diketahui oleh semut Nabi Sulaiman.
Kerana itu, dia masih tidak percaya kepada janji Nabi Sulaiman ke atasnya. Bukan kerana
khuatir Nabi Sulaiman akan ingkar janji, namun khuatir Nabi Sulaiman tidak mampu
memenuhinya lantaran sifat manusiawinya. Tawakal atau berpasrah diri bulat-bulat hanyalah
kepada Allah SWT semata, bukan kepada manusia.
Itulah beberapa Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak yang bisa bunda ceritakan
untuk putra-putri anda di rumah, semoga bermanfaat
5
6. Monyet yang Sombong dan Kura-Kura yang Rendah Hati
Kabar burung elang cepat tersiar. Bahwa kancil kalah balapan lari sama kura-kura! Kabar ini
terdengar juga oleh monyet. Masa, kancil kalah balap lari sama kura-kura? Aku lebih pintar dari
kancil! Apalagi kura-kura! Monyet pun bertekad untuk mencoba mengadu kepandaian dengan
kura-kura. Aku akan menantang kura-kura berlomba menanam pisang. Pohon pisang siapa yang
lebih cepat berbuah. Aku sudah tahu caranya!
Di pagi yang cerah, di pinggir sungai, seekor kura-kura sedang asyik melihat para petani sedang
menanam padi, ada juga yang sedang menanam pisang, jagung dan kacang panjang.
Datanglah seekor monyet yang ingin menjajal kepandaian kura-kura.
Hai kura-kura, mari kita berlomba menanam pisang. Pohon pisang siapa nanti yang duluan
berbuah!
Untuk apa kita berlomba menanam pisang? Aku belum bisa dan belum pernah menanam
pisang, jawab kura-kura.
Katanya kamu menang balapan lari sama kancil? Sekarang mari kita berlomba menanam
pisang! Pokoknya kalau kamu kalah, kamu tidak boleh lagi muncul ke darat! Kamu hanya boleh
hidup di dalam sungai. Aku tidak akan kalah seperti kancil! Aku lebih pandai dari Kancil.
Bagaimana kura-kura, berani? Monyet menantang kura-kura dengan sombongnya.
Baiklah kalau begitu, besok kita mulai. Tuh disitu ada lahan kosong punya pak tani, jawab
kura-kura.
Maka keesokan harinya seekor kura-kura dan seekor monyet kelihatan sedang sibuk membuat
lubang untuk ditanami pisang. Kura-kura menanam pohon pisang yang masih kecil, meniru pak
tani yang dilihatnya waktu menanam pisang. Anehnya yang ditanam monyet bukan pohonnya,
tetapi jantung pisangnya!
Sudah selesai kura-kura? Kok lama sekali? Hahahahaha menanamnya saja lama, kapan
berbuahnya? Monyet mentertawakan kura-kura, mengejek.
Lihat saja nanti! jawab kura-kura sambil terus menimbun lubang yang sudah ada pohon
pisangnya.
Setelah selesai menanam jantung pisangnya, monyet ngeloyor pergi meninggalkan kura-kura
yang masih belum selesai merapihkan tanaman pohon pisangnya. Monyet merasa bahwa dia
pasti akan menang.
Sehari, dua hari, hampir tiap hari monyet dan kura-kura melhat tanaman pisang mereka. Monyet
merasa yakin sekali bahwa tanaman pisangnya yang akan cepat berbuah. Monyet berpikir bahwa
buah pisang keluar dari jantung pisang, kenapa harus pohonnya yang ditanam? Kalau langsung
jantungnya yang ditanam, berarti akan lebih cepat keluar buahnya. Monyet lupa bahwa jantung
pisang keluar dari pohon pisang!
Hampir tiap hari monyet mengejek kura-kura yang rajin menyirami pohon pisangnya, menyiangi
rumput-rumput yang tumbuh di sekitarnya, menggemburkan tanahnya. Disekelilingnya dipagari
6
bambu. Sedangkan monyet hanya duduk bermalas-malasan saja sambil melihat kura-kura yang
sedang rajin bekerja.
Tiga minggu telah berlalu.
Kura-kura? tanya monyet
Kuk! jawab kura-kura
Bagaimana tanaman pisangmu? tanya monyet lagi.
Sudah tumbuh daun baru empat lembar, tingginya tambah satu meter. Bagaimana punya
kamu? jawab kura-kura.
Masih atungtambah eot.ae! jawab monyet (masih jantung tambah peot bae, bahasa
sunda), artinya masih berupa jantung tambah kurus saja.
Begitulah tanya jawab monyet dan kura-kura tiap hari. Biasanya monyet yang bertanya duluan,
dijawab oleh kura-kura Kuk. Dan kalau kura-kura bertanya, dijawab oleh monyet Masih
atung, tambah eot ae!
Satu bulan, dua bulan
Dan keluarlah jantung pisang di antara daun-daun pisang, pohon pisang punya kura-kura.
Sedangkan jantung pisang yang di tanam monyet malah tambah kurus, layu dan membusuk!
Kura-kura? tanya monyet.
Kuk! jawab kura-kura.
Bagaimana tanaman pisangmu?
Sudah keluar jantungnya, sebentar lagi berbuah. Bagaimana punya kamu? jawab kura-kura
balik bertanya kepada monyet.
Monyet tidak langsung menjawab pertanyaan kura-kura. Mungkin malu atau apa, dia ngeloyor
pergi meninggalkan kura-kura.
Kura-kura kamu memang pandai. Aku terima kalah, dan kamu boleh hidup di darat.
Kura-kura tidak berkata apa-apa, matanya berkaca-kaca mau menangis.
Terima kasih Tuhan. Engkau telah menolong aku! ucap kura-kura sambil menangis.
Kura-kura bersyukur.
7. Kelinci dan Kura-Kura
Hari itu cerah sekali, tetapi binatang-binatang di dalam hutan tidak memperhatikan cuaca yang
indah itu. Mereka sedang mempertengkarkan siapa yang dapat berlari paling cepat. Seperti biasa,
Kelinci lalu membual.
"Sampai saat ini, akulah pelari yang paling cepat ! Aku akan berlomba dengan kalian. Hadiahnya
adalah kancing emas ini. " Tupai, maukah kamu berlomba denganku ?"
"Sudah pasti tidak, Kelinci," kata Tupai dengan geli. " Kaki-kakimu terlalu panjang untukku !"
"Serigala, apakah kau ingin berlomba denganku ?" Serigala menggelengkan kepalanya.
7
"Jadi tidak ada yang berani berlomba denganku ? Cerpelai ? Landak ? ........Tak ada satupun
yang mau ?"
Untuk sesaat semuanya diam, kemudian sebuah suara yang lembut berkata, "Kalau kau mau, aku
akan mencobanya !"
Kelinci melihat berkeliling, mencari-cari asal suara itu lalu ia melihat Kura-kura merayap
perlahan-lahan menyeberangi lapangan di tepi hutan. Kelinci merasa geli tapi ia mencoba tetap
serius ketika menjawab Kura-kura.
"Ah, Kura-kura temanku yang baik ! Akhirnya kau bergabung juga dengan kami !"
"Aku tak punya alasan untuk terburu-buru," jawab Kura-kura. "Lagipula, hari ini indah sekali."
Kelinci menunjukkan kepadanya kancing yang berkilauan ditimpa sinar matahari itu.
"Kelihatannya, kaulah satu-satunya penantangku, Kura-kura. Apakah kau mau berlomba
denganku ke jembatan batu di seberang hutan sana ? Kau harus mengakui bahwa hadiahnya
bagus sekali !"
"Hadiahnya sangat bagus, Kelinci; benar-benar sangat bagus. Dan bagiku berlomba ke jembatan
di seberang hutan itu cukup layak. Ya, Kelinci, aku akan berlomba denganmu," Kura-kura
menjawab perlahan-lahan dan hati-hati.
Kelinci tertawa terbahak-bahak. "Si Lambat, kamu tidak serius bukan ! Kamu tak mungkin
menang jika berlomba denganku ! Kamu pasti bergurau !"
Binatang-binatang lain ikut tertawa.
Kura-kura menggelengkan kepalanya pelan-pelan. "Aku tidak bergurau, sungguh!" Kura-kura
meyakinkan mereka semua. "Sekarang, siapa yang akan memberi aba-aba untuk berangkat ?"
Kelinci masih tertawa ketika mereka berdua berdiri sejajar dan menunggu aba-aba dari Burung
Hantu.
"Tu-whit tu-whoo!"
"Baru saja suara "tu-whoo" keluar dari paruh Burang Hantu ketika Kelinci melesat seperti angin
melewati pohon-pohon. Kura-kura masih merayap ke tepi hutan, tetapi kelinci sudah tidak
kelihatan lagi.
"Ayo, Kura-kura !" binatang-binatang lain bersorak memberi semangat sambil tertawa.
"Dapatkah kamu berjalan lebih cepat lagi?"
"Aku heran mengapa kau mau berlomba, Kura-kura!" kata Cerpelai. "Semua binatang tahu
bahwa Kelincilah yang akan menang!"
Kura-kura tidak senang mendengar olok-olokan itu, tetapi ia tidak mau memperlihatkan bahwa
8
perasaannya terluka. Bahkan ia terus merayap, sambil terus menerus berkata kepada dirinya
sendiri :
"Lambat tapi mantap akan memenangkan perlombaan, lambat tapi mantap...."
Dengan gesit Kelinci berlari melewati pohon-pohon, melompati tunggul-tunggul kayu,
menyelinap di antara tanaman-tanaman perdu. Sesudah beberapa saat ia berhenti sebentar dan
mendengarkan. Tak ada suara apapun yang mengikutinya. Ia melihat berkeliling.
Tak ada tanda-tanda dari si Kura-kura. Kelinci tertawa sendiri. Ia telah berlari jauh melampaui
Kura-kura. Dengan malas ia berjalan beberapa langkah lagi kemudian berhenti. Sekarang ia
sudah berada jauh di ujung hutan, dan jembatan batu tua yang menjadi sasaran lomba sudah
terlihat, tak jauh dari situ.
Tapi sayang, di situ tak ada seekor binatangpun yang menyaksikan Kelinci meraih
kemenangannya. Kelinci, yang suka berlagak, tidak puas kalau tak ada satupun yang
mengelu-elukan kemenangannya. Maka diputuskannya untuk menunggu sebentar sampai ada
binatang lain yang hadir di situ. Sambil menunggu iapun berbaring di bawah pohon. Pikirnya,
jika nanti beberapa binatang sudah berkumpul ia akan melanjutkan lari ke jembatana itu dan
meraih kemenangannya.
Tapi hari sangat panas, Kelinci harus memejamkan matanya untuk menghindari cahaya matahari
yang menyilaukan. Dan tempat itu sangat nyaman untuk beristirahat.................
Kelinci pun tertidur.
Sore hari barulah Kelinci terbangun. Matahari sudah tidak terlalu panas lagi. Cahayanya mulai
meredup di balik pohon-pohon. Kelinci dapat merasakan angin senja yang dingin mulai bertiup.
Ketika ia bangun, didengarnya suara binatang-binatang lain, mendengus dan mencicit dengan
gembira. "Astaga ! Mereka sudah ada di sini untuk menyaksikan kemenanganku !" pikirnya.
"Kura-kura yang malang. Ia pasti masih tertinggal jauh di belakang!"
Kelinci meregangkan tubuhnya, kemudian siap berlari lagi.
Kelinci tidak tahu, bahwa selama ia tidur pulas, dengan susah payah tapi mantap. Kura-kura
terus berjalan menyeberangi hutan.
Dan Kelinci telah tertidur lama sekali, cukup lama, sehingga Kura-kura dapat dengan
perlahan-lahan tapi pasti melampauinya.
-Kelinci tidak menyadari bahwa binatang-binatang lain sedang mengelu-elukan Kura-kura dan
bukan dia. Kelinci tidak tahu bahwa sekarang Kura-kura tinggal beberapa langkah lagi saja dari
jembatan batu tua itu.....
9
Tiba-tiba, Kelinci melihat Kura-kura. Dengan terkejut disadarinya apa yang telah terjadi.
Ia tak percaya telah berbuat bodoh. Tapi hal itu adalah kenyataan. Sekarang, meskipun ia berlari
sekencang-kencangnya, tak mungkin lagi baginya melampaui Kura-kura! Semua binatang telah
hadir di situ untuk menyaksikan Kura-kura memenangkan perlombaan !
Dengan susah payah, Kura-kura yang lembut sambil tersenyum berjalan dua langkah terakhir ke
jembatan batu. Ia telah menang. Ia sangat, sangat lelah dan kepanasan, tetapi sedikitpun tidak
dipedulikannya. Ia telah menaklukkan Kelinci yang suka membual itu! Binatang-binatang yang
lain bersorak-sorak.
"Hidup Kura-kura! Bagus! Kamulah pemenangnya !"
Suara-suara itu terdengar bagaikan musik di telinga Kura-kura yang sedang terengah-engah
kepayahan.
Dengan tidak menghiraukan kelelahannya, Kura-kura melangkah lagi ke atas jembatan lalu
berdiri di situ, berseri-seri dan bangga dan dengan malu-malu melambai-lambai kepada
kerumunan binatang-binatang itu. Inilah salah satu yang paling berbahagia dalam hidupnya.
Kelinci yang malang dan bodoh ! Alangkah malunya ia mengingat bahwa setiap binatang
memperhatikannya sedang tidur ketika dilalui Kura-kura!
Alangkah malunya karena ia telah dikalahkan oleh Kura-kura! Alangkah menyesalnya ia telah
membual dan besar kepala !
"Di sinilah engkau, Kura-kura. Inilah kancing emas hadiahnya," katanya pelan dengan telinga
terkulai. " San selamat !"
Binatang-binatang lain tertawa terbahak-bahak.
"Tidak apa-apa, Kelinci," kata Kura-kura dengan ramah, "Simpanlah lagi kancing itu. Aku
senang sekali hari ini. Tapi ingatlah selalu; lambat tapi mantap akan memenangkan perlombaan,
lambat tapi mantap.............."
T A M A T
8. DONGENG PERSAHABATAN ANJING DAN KUCING
Pada suatu hari anjing dan kucing selalu hidup rukun. Mereka pun mencari makan bersama.
Mereka bermain pun bersama. Juga tidur selalu bersama.
10
Pada suatu ketika kucing merebut makanan anjing. Dan anjing pun marah dan pada saat itu juga
anjing menjadi kesal kepada kucing. Dan akhirnya mereka bermusuhan dan si anjing selalu
mengejar kucing.
Pada suatu ketika si anjing membuat perangkap untuk menangkap si kucing. Namun si kucing
itu pintar, kucing sudah tahu kalau si anjing membuat perangkap untuk menangkap dirinya.
Si kucing itu sangat cerdik dan pintar, bahkan kucingbisa membodohi si anjing. Kalau si anjing
sangat bodoh dan yang ada di pikirannya Cuma makan.
Pada suatu hari si anjing kelaparan dan tidak bisa berjalan, karena kakinya sakit terkena benda
tajam. Si anjing minta tolong kepada kucing untuk untuk mengambilkan obat dan makan untuk
anjing. Si anjing pun menyesal telah memusuhi si kucing, padahal dia baik hati.
9. HARIMAU DAN KERBAU
Dahulu kala, di suatu padang kering dan tandus hiduplah seekor kerbau kurus. Karena hampir
tiap hari tak mendapatkan rumput, maka kerbau itu pergi ke padang yang lain. Sampailah dia ke
padang dimana banyak rumputnya. Hatinya gembira melihat rumput hijau itu.
Nah, inilah makananku, gumamnya sendiri dan tersenyum.
Tapi tiba-tiba muncullah seekor harimau besar menghadangnya. Lalu dia berkata, O, tidak
mudah kau ambil makan di sini kecuali sudah mendapat ijinku.
Kalau begitu ijinkanlah aku memakannya, pinta kerbau.
Silakan, asal kau mau memberikan sesuatu padaku, jawab harimau. Sebab setiap siapa datang
kemari untuk makan rumput pasti berjanji akan memberikan sesuatu untukku. Bagaimana kalau
kau besok memberikan hatimu kepadaku?
Kerbau berpikir sejenak.
Biarlah akan kuberikan padamu, akhirnya kerbau berjanji akan memberikan hatinya kepada
harimau.
Beberapa hari kemudian harimau menemui kerbau, tapi si kerbau sudah mengerti maksud
kedatangan harimau.
Bagaimana janjimu, kerbau? tanya harimau,
Kau terlalu cepat menagih janjimu, jawab kerbau. Sabarlah besok kalau badanku sudah
gemuk.
Selang beberapa bulan kemudian badan kerbau memang sudah nampak gemuk. Karena itulah,
maka harimau ingin segera kerbau memenuhi janjinya. Tapi si kerbau tak mau menyerahkan
hatinya. Dia ingin mempertahankannya. Kenapa aku harus menyerahkan satu-satunya hatiku?
Padahal hanya karena aku makan rumput di sini. Bukankah rumput ini juga milikku? pikirnya.
Mendengar geram harimau, kerbau siap melawannya. Dan memang terjadilah pertarungan sengit
antara dua binatang itu. Lama juga pertarungan yang nampak saling serang menyerang itu. Tapi
akhirnya kerbau tak kuat menahan serangan harimau. Dia lari. Tapi harimau terus mengejarnya.
11
Di tengah perjalanan kerbau berjumpa dengan kuda.
Ada apa kau lari terengah-engah? tanya kuda terheran-heran.
Aku dikejar harimau. Hendak membunuhku, jawab kerbau tersengal-sengal.
Jangan kuatir! Bersembunyilah di balik badanku! suruh kuda.
Ketika harimau datang terjadilah perkelahian antara harimau dan kuda. Mereka saling dorong
mendorong. Saling memagut. Saling ingin merobohkan. Tapi akhirnya kuda pun terpaksa
mengakui keperkasaan si raja hutan.
Kuda dan kerbau terpaksa lari menemui banteng.
Tolong kawan, kami akan dibunuh harimau. Dia mengejarku sekarang. Tolonglah kata
kuda gelisah.
Baiklah. Jika harimau ingin membunuhmu, biarlah dia membunuh si banteng perkasa ini lebih
dulu, ujar banteng bangga. Mana dia sekarang?
Belum lagi kuda dan kerbau menjawab, harimau telah melompat dan menerkam banteng. Dia
menerjangnya sekuat tenaga. Terjadilah pertarungan sengit. Tapi akhirnya bantengpun terpaksa
menyerah kalah. Mereka bertiga lari tunggang langgang. Sedangkan harimau terus mengejarnya,
seolah belum puas bila belum memakan ketiga binatang itu.
Sampailah mereka di sebuah padang rumput dimana terdapat sebuah sumur tua. Mereka bertemu
dengan kambing dan memberitahukan kalau mereka dalam keadaan bahaya, hendak dibunuh
harimau. Dan tanpa banyak kata kambing segera bersiap membantunya. Dia mengoleskan buah
kaktus hingga badannya merah.
Tiba-tiba harimau datang dengan geramnya.
Kamu lihat kerbau dan kawan-kawannya? tanya harimau garang.
Ya, kenapa? jawab kambing.
Mereka hendak kubunuh.
Mereka telah kubunuh semua, karena menggangguku. Kau pun akan kubunuh jika
menggangguku. Lihatlah badanku sampai merah begini. Ketiga binatang itu telah kubinasakan.
Dimana mereka sekarang ? kejar harimau belum puas.
Kalau kau ingin melihat mereka, tengoklah sumur itu!
Harimau heran. Lalu dia melongokkan kepalanya ke dalam sumur. Tapi belum lagi dia melihat
isi sumur, banteng mendorongnya dari belakang hingga harimau terjerembab ke dalam sumur tua
itu. Matilah harimau. ***
10. Kera Yang Licik dan Kejam
Kera sangat senang hidup bersama ketam, karena ketam sangat menurut kepadanya. Ketam
mudah sekali ditipunya. Selain itu ketam tidak berani rnelawannya.
12
Pada suatu ketika mereka berdua bersama-sama mencari makan. Kera mendapatkan biji buah
jambu. Sedangkan ketam mendapatkan sepotong kue, sisa makanan seorang pemburu.
Sahahatku ketam, kue itu hanya sekali saja kau dapat. Setelah kau makan, maka habislah
kuemu, kata kera sambil melirikkan matanya kearah kue yang dipegang ketam.
Tapi biji jambu ini bisa ditanam dan akan berbuah hanyak. Habis kita petik tidak lama
kemudian akan berbuah lagi. Begitulah seterusnya. Bagaimana kalau kita bertukaran saja,
sahabat ?
Karena bujukan itu, ketam merasa tergiur yang akhirnya kuenya ditukarkannya dengan biji
jambu milik kera.
Lalu biji ini ditanam di rumahku ?
Ya, ya, jawab kera sambil mengunyah kue itu.
Betullah, tidak lama kemudian biji jambu itu tumbuh dengan suburnya. Ketam rajin sekali
menyirami pohon jambunya. Dan pada saatnya pohon jambu itu berbuah dengan lebatnya.
Melihat buah yang lebat itu kera menjadi iri. Karena itulah maka ketam dibunuhnya. Dia
dibanting pada sebuah batu yang sangat keras sehingga tubuhnya berkeping-keping menjadi
ratusan ketam kecil-kecil.
Bukan main senang hati kera. Dia bisa memetik buah jambu itu sepuas dan sebanyak mungkin.
Abang kera, berilah kami buah jambu itu, kata seekor ketam.
Secuilpun kalian tak akan kuberi, kata kera sambil memakan buah jambu itu dengan rakusnya.
Ketam-ketam itu sakit hatinya. Kemudian merekabermusyawarah bersama. Diputuskannyalah
untuk menghukum kera.
Berbarislah mereka menuju ke rumah kera. Lebah melihat barisan mereka, dan menanyakan
akan kemanakah mereka itu. Mereka menjawab, Kami akan menghukum kera, jawab mereka.
Kemudian mereka memberi sepotong kue kepada lebah. Lebahpun ikut mereka.
Tidak lama kemudian siput juga melihat barisan ketam itu dan menanyakan akan kemanakah
mereka itu. Mereka menjawab, Kami akan menghukum kera, jawab mereka. Kemudian
sepotong roti diberikan kepada siput. Dan siputpun ikut dalam barisan itu.
Ketika akan sampai di rumah kera, mereka bertemu dengan ular. Ular menanyakan kepada
mereka mau kemanakah mereka. Ketam-ketam itu menjawab, Kami akan menghukum kera.
Ularpun menerima sepotong kue dari mereka. Ularpun berbaur dengan mereka itu.
Ketika sampai di rumah kera, mereka tidak menjumpainya. Maka bersembunyilah lebah dibalik
dipan kera. Siput mengambil tempat persembunyiannya di balik tungku yang berapi. Sedang ular
bersembunyi dibawah ember. Semua ketam bersembunyi ditempat yang terlindung dari
pandangan kera, kalau kera nanti pulang.
Kera masuk rumahnya. Karena kedinginan. Kera menuju tungku perapian. Nah, disana siput
mendorong tungku berapi itu. Sehingga kera terbakar. Larilah kera menuju ember berisi air. Tapi
13
di sana ular telah menunggunya. Kaki kera terpelilit oleh tubuh ular. Disusul dengan kedatangan
lebah yang menyengat mata kera. Kera berteriak keras kesakitan. Kemudian Ketam-ketam keluar
dari persembunyiannya untuk memberi pelajaran kepada kera yang telah berbuat kejam kepada
induk mereka. ***

Anda mungkin juga menyukai