Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PENYANGRAI BIJI KOPI


(BAGIAN DINAMIS)





Oleh
Hendra Sanjaya
091903101014






PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2014

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR PROPOSAL PROYEK AKHIR
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
1. a. Judul Proyek Akhir : Rancang Bangun Mesin
Penghancur Biji kopi Organik
Ruamh Tangga
b. Bidang Ilmu : Teknik Mesin
2. a. Nama Pelaksana : Hendra Sanjaya
b. NIM : 091903101014
c. Fakultas / Jurusan : Fakultas Teknik/D3 Teknik Mesin
3. Dosen Pembimbing
- Dosen Pembimbing I : M.T.
- Jabatan/Gol : Lektor/IIIC
- NIP : 19670123199702 1 001
- Tanda Tangan :

- Dosen Pembimbing II : Andi Sanata. S.T.,MT
- Jabatan/Gol : Lektor/IIIC
- NIP : 19700228 199702 1 001
- Tanda Tangan :
4. Tempat Pelaksanaan : Lab. KBP dan Lab. Pengelasan
5. Waktu Pelaksanaan : Empat Bulan
6. Rencana Anggaran Biaya : Rp. 1.130.000,-

Menyetujui
Ketua Tim Proyek Akhir,

Aris Zainul Muttaqin, S.T, M.T.
NIP. 19681207 199512 1 002




a. Judul
Rancang Bangun Mesin Penyangrai Biji Kopi.
Bagian Dinamis.

b. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan berkembang semakin cepat sejajar dengan tuntutan
kehidupan manusia yang semakin kompleks. Dengan kemajuan teknologi yang
sangat pesat, dibutuhkan tenaga ahli madya yang kreatif, inovatif, dan produktif
dibidang teknologi tepat guna. Karena hal ini sangat dibutuhkan untuk membantu
meringankan pekerjaan manusia.
Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia,
perlu didukung dengan adanya kesiapan sarana dan metode pengolahan yang
cocok untuk kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi
dengan mutu seperti yang telah dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia.
Adanya jaminan mutu yang pasti dan diikuti dengan ketersediaannya dalam
jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat waktu sesuai dengan permintaan pasar
dan berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang dibutuhkan agar biji kopi
rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan. Dari produksi
biji kopi nasional hanya 20% yang diolah dan dipasarkan dalam bentuk produk
kopi skunder antara lain seperti kopi sangrai, kopi bubuk dan kopi cepat saji
(Varnam and Sutherland, 1994).
Proses pengolahan hasil-hasil pertanian menjadi suatu bahan pangan bagi
masyarakat menjadi hal menarik untuk diketahui lebih dalam. Ternyata banyak
hasil-hasil pertanian yang setelah mengalami proses pengolahan tambahan
memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum dilakukan
proses pengolahan. Hal ini menimbulkan banyak ide didalam mengembangkan
bahan hasil-hasil pertanian menjadi produk olahan lebih lanjut.
Bagi beberapa produk hasil pertanian lain, penyangraian sangat dibutuhkan untuk
menghasilkan aroma yang khas dan mempermudah dalam proses penggilingan.
Sebagian besar perkebunan rakyat menjual biji kopi kering dengan harga yang
relatif lebih murah. Namun ada juga perkebunan rakyat yang menjual biji kopi
yang telah disangrai secara manual dengan harga yang lebih tinggi. Penyangraian
secara manual ini sangat tidak efisien dari segi tenaga.
Berdasarkan hal di atas penulis berinisiatif untuk merancang dan
mengembangkan alat penyangrai biji kopi kering secara mekanis untuk
menggantikan peran manusia dalam proses pengadukan kopi saat disangrai
sehingga efisiensi tenaga menjadi lebih tinggi.

c. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah bagaimana merancang mesin
Penyangrai biji kopi dengan baik dan benar sesuai dengan yang di inginkan,
perancangan ini diharapkan sebagai bekal dalam pembuatan bendanya nanti tidak
akan menemui masalah dalam hal perhitungan serta analisa dari bahan mesin,
sehingga pemakaiannya maksimal dalam melakukan penyangraian biji kopi.

d. Batasan Masalah
Untuk mencegah pembahasan yang lebih luas, maka batasan masalah
proyek akhir ini yang akan dibahas adalah bagian dinamis yaitu sebagai berikut :
- Perencanaan pengadukkan biji kopi
- Perencanaan daya
- Perencanaan kapasitas
- Perencanaan pemanasan
- Perencanaan bantalan
- Perencanaan V belt

e. Tujuan
Tujuan dari pembuatan mesin penyangraian biji kopi ini adalah:
1. Merancang dan membuat mesin penyangrai biji kopi.
2. Mendesain mesin penyangrai biji kopi agar mampu bekerja maksimal
sesuai yg di harapkan.



f. Manfaat
Fungsi dari mesin penyangrai biji kopi ini agar pemanasan pada biji kopi
dapat merata dan mendapatkan hasil yg lebih maksimal dibandingkan dengan
pemanasan secara manual.

g. Tinjauan Pustaka
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,
melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).

Kapasitas Alat
a. Massa jenis biji kopi:
V
m
= ....................................................................................... (2.1)
Keterangan:
= Massa jenis biji kopi (kg/m
3
)
m = Massa biji kopi (kg)
V = Volume biji kopi (m
3
)

b. Kecepatan tuas pengaduk:
1000
. .
2
n d
v
t
= ................................................................................. (2.2)
Keterangan:
v = Kecepatan tuas pengaduk (m/menit)
d = Diameter dudukan tuas pengaduk (mm)
n
2
= Putaran poros (rpm)

c. Luas penampang
A = p . l .................................................................................... (2.3)
Keterangan :
A = luas penampang (m
2
)
p = panjang tuas pengaduk (m)
l = tebal tuas pengaduk (m)

d. Kapasitas alat penyangrai biji kopi:
Q = z.A. v. ............................................................................. (2.4)
Keterangan:
Q = Kapasitas (kg/menit)
A = Luas penampang (m
2
)
v = Kecepatan tuas pengaduk biji kopi (m/menit)
= Massa jenis biji kopi (kg/m
3
)
z = Jumlah tuas pengaduk

Perencanaan Daya
Daya diperlukan untuk menggerakkan poros. Dimana besarnya tergantung
kapasitas mesin. Dalam proses menghancurkan sampah ini menggunakan tenaga
penggerak yaitu motor listrik. Daya yang direncanakan dihitung menurut
(Sularso, 2002).
persamaan-persamaan berikut:
a. Torsi yang terjadi
T = F . r .................................................................................... (2.5)
Keterangan:
T = Torsi (kg.mm)
F = Gaya yang terjadi (kg)
r = Jari-jari dudukan tuas pengaduk (mm)
b. Daya yang diperlukan untuk mengaduk biji kopi.
( ) ( )
102
60 / . 2 1000 /
2
n T
P
t
= ........................................................ (2.6)
Keterangan:
P = Daya nominal input poros (kW)
T = Torsi (kg.mm)
n
2
= Putaran poros (rpm)
c. Untuk menjaga keamanan maka daya dikalikan faktor koreksi (f
c
)
sehingga didapat daya rencana.
P
d
= f
c
. P .................................................................................. (2.7)

Keterangan:
P
d
= Daya Rencana (kW)
f
c
= Faktor koreksi daya yang ditransmisikan
1,2 2,0 : Untuk daya rata-rata yang diperlukan
0,8 1,2 : Daya maksimum yang diperlukan

Perancanaan Kopling
Kopling adalah suatu mekanisme yang dirancang mampu menghubungkan
dan melepas/memutuskan perpindahan tenaga dari suatu benda yang berputar ke
benda yang lainnya (Sularso, 2002).
Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai
penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan
secara pasti (tanpa terjadi selip), di mana sumbu kedua poros tersebut
terletak satu garis lurus atau dapat sedikit perbedaan sumbunya. Berbeda
dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila
diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung.
Macam-macam Kopling Tetap
Kopling tetap mencakup kopling kaku yang tidak mengijinkan
ketidak lurusan kedua sumbu poros, kopling luwes (flexibel) yang sedikit
ketidak lurusan sumbu poros, dan kopling universal yang dipergunakan
bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar. Macam-
macam kopling tetap dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 1.1 Macam-macam kopling tetap
Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap
Dalam merencanakan suatu kopling tetap, hal-hal berikut menjadi
pertimbangan:
Pemasangan yang mudah dan cepat
Ringkas dan ringan
Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukan kecil
Tidak ada atau sedikit kemungkinan bagian yang menjorok
Dapat mencegah pembebanan lebih
Terjadi sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros sekiranya
terjadi pemuaian karena panas.
Perencanaan kopking Flens Kaku
T =
2 4
2
B
n d
e b b
t
t
(kg.mm)..............................................................(2.8)

b
t =
B n d
T
e
b
2
t
c
(kg/mm
2
)...........................................................(2.9)

b
t s
ba
t ..................................................................................(2.10)

ba
t adalah suatu harga bahan SS41 dengan faktor keamanan Sf
b
= 6.
Bagian yang mengalami konsentrasi tegangan seperti ulir harus dijauhkan dari
permukaan kontak dari kopling. Dalam hal ada tumbukan, maka
b
t harus
dikalikan dangan faktor K
b
yang dipilih antara 1,5,dan 3.
Bagian berikutnya yang memerlukan perhatian adalah flens. Untuk
kopling yang dipelukan untuk tugas-tugas penting untuk menghubungkan turbin
dengan generator pakailah baja tempa untuk menghindari adanya bagian yang
keropok. Untuk pemakaian lain umumnya dipakai besi cor, dan jika dikehendaki
bahan yang lebih kuat dapat dipakai baja cor. Karena bagian yang keropok peka
terhadap tumbukan, maka faktor koreksi K
F
harus diambil sebesar 2 atau 3 dan
dikalikan pada
F
t .
Dengan memakai lambang-lambang dalam diagram 5, rumus
perencanaannya adalah.
T = t CF
F
t
2
C

Maka

F
t =
F C
T
2
2
t
.............................................................................(2.11)

Fa F
t t s ..................................................................................(2.12)

Perencanaan Pasak Dan Poros
Poros
Poros merupakan salah satu elemen yang berfungsi sebagai penerus
putaran dari motor penggerak menuju elemen mesin yang digerakkan. Pada
umumnya, poros berbentuk silinder, Penerusan putaran tersebut dapat
menggunakan kopling, pulley, sprocket atau roda gigi. Dengan demikian poros
akan mendapatkan beban puntir, sehingga pada permukaan poros akan terjadi
tegangan geser akibat adanya momen puntir/torsi (Sularso, 2002).



Ditinjau dari fungsi poros sebagai penerus daya dan putaran, poros dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Poros transmisi
2. Spindel
3. gandar
a. Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai
macam keamanan biasanya dapat diambil dari perencanaan, sehingga
koreksi pertama dapat diambil kecil (Sularso, 2002).

b. Jika faktor koreksi adalah f
c
maka daya rencana P
d
(kW).
P
d
= f
c
. P ................................................................................. (2.13)
Keterangan:
P
d
= Daya Rencana (kW)
f
c
= Faktor koreksi daya yang ditransmisikan
P = Daya nominal output dari motor (kW)


Tabel 1.1 Faktor Faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan, fc
Daya yang akan ditransmisikan Fc
Daya rata rata yang diperlukan 1,2 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2
Daya normal 1,0 1,5
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 1997
c. Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka
(Sularso, 1997):
102
) 60 / 2 ( ) 1000 / (
1
n T
P
d
t
= .................................................. (2.14)
d. Sehingga Momen Puntir / Torsi (T).
1
5
10 74 , 9
n
P
x T
d
= .................................................................. (2.15)


Keterangan:
T = Momen Puntir (kg.mm)
1
n
=

Putaran Poros (rpm)
e. Tegangan Geser yang diijinkan (Sularso, 1997):
2 1
. sf sf
B
a
o
t = ............................................................................. (2.16)
Keterangan:
a
t = Tegangan yang diijinkan (kg/mm
2
)

B
o = Kekuatan tarik bahan (kg/mm
2
)
sf
1
,sf
2
= Faktor keamanan
f. Sedangkan untuk mengetahui diameter poros yang dibutuhkan adalah.
( ) ( ) ( )
3
1
2
2
1 , 5
(

+ = > T K M K d
t m a s
t .................. (2.17)
Keterangan:
d
s
= Diameter poros (mm)

a
= Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm
2
)
K
m
= Faktor koreksi beban lentur
1,5 20 untuk beban tumbukan ringan
2,0 3,0 untuk beban tumbukan berat
M = Momen lentur gabungan (kg.mm)
K
t
= Faktor koreksi momen puntir
1,0 jika beban dikenakan secara halus
1,0 1,5 jika beban terjadi sedikit kejutan atau
tumbukan
1,5 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau
tumbukan besar
T = Momen puntir rencana (kg.mm)
g. Perhitungan terhadap defleksi/lenturan (u ) dapat dicari menggunakan
persamaan.
4
584
s
d G
l T
= u ........................................................................... (2.18)
Keterangan:
u
= defleksi/lenturan (
0
)

T = Momen puntir (kg.mm)
L = Panjang poros (mm)
G = Modulus Geser Baja = 8,3 x 10
3
kg/mm
2

d
s
= Diameter poros (mm)
Untuk poros dalam kondisi kerja normal, besarnya sudut puntir harus
dibatasi
0
25 , 0 sampai
0
3 , 0 permeter panjang poros.
2.7.2 Pasak
Pasak merupakan salah satu bagian dari mesin yang dipakai untuk
menetapkan bagian seperti kopling, roda gigi, pulley, dan sproket pada poros.
Pasak berfungsi untuk mencegah selip antara poros dengan elemen putar
penghubung pada saat poros meneruskan putaran dari motor penggerak. Pasak
pada umumnya dibuat berdasarkan diameter poros. Material pasak biasanya
dipilih dari bahan yang mempunyai kekuatan tarik lebih dari 60 kg/mm
2
, lebih
kuat daripada porosnya. Kadang juga dipilih bahan yang lebih lemah karena
harganya relatif lebih murah. Sehingga pasak akan lebih dahulu rusak dari pada
poros dan nafnya.

Gambar 1.2 Penampang Pasak dan Alur Pasak

a. Gaya tangensial (F) pada permukaan poros.
F =
|
.
|

\
|
2
s
d
T
maka:
F =
s
d
T . 2
................................................................................... (2.19)
Keterangan:
F = Gaya tangensial pada permukaan poros (kg)
T = Momen puntir rencana (kg.mm)
d
s
= Diameter poros (mm)
b. Tegangan geser yang diijinkan.

k
=
2 1
B
.sf sf

............................................................................. (2.20)
Keterangan:

k
= Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm
2
)
B
= Kekuatan tarik bahan (kg/mm
2
)
1
sf = Faktor keamanan Harga
1
sf umumnya diambil 6 dan harga ini
akan berubah tergantung dari pembebanan dan tumbukannya,
2
sf

= faktor keamanan, harga antara 1-1,5 jika pembebanan
dikenakan secara perlahan, antara 1,5-3 jika dikenakan
tumbukan ringan, antara 2-5 jika dikenakan secara tiba-tiba
dengan tumbukan berat (Sularso, 1997).
Harga sf
1
umumnya diambil 6 dan harga ini akan berubah tergantung dari
pembebanan dan tumbukannya, seperti harga sf
2
antara 1-1,5 jika pembebanan
dikenakan secara perlahan, antara 1,5-3 jika dikenakan tumbukan ringan, antara 2-
5 jika dikenakan secara tiba-tiba dengan tumbukan berat (Sularso, 1997).
c. Panjang pasak dari tegangan geser yang ditimbulkan.
l ................................................................................. (2.21)
Keterangan:
l = Panjang alur pasak (mm)
F = Gaya tangensial (kg)
b = Lebar alur pasak (mm)
= Tegangan geser yang ditimbulkan (kg/mm
2
)
d. Tekanan permukaan.
P
) , .(
2 1
t t l
F
............................................................................ (2.22)
Keterangan:
P = Tekanan permukaan (kg/mm
2
)
F = Gaya tangensial (kg)
l = Panjang pasak (mm)
2 1
, t t = Kedalaman alur pasak (mm)
Perencanaan Bantalan
Bantalan digunakan untuk menumpu poros berbeban. Penggunaan
bantalan disesuaikan dengan beban yang bekerja pada poros tersebut, sehingga
poros dapat bekerja dengan baik dan pemakaian bantalan tahan lama. Bantalan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan gerak bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur
b. Bantalan gelinding
2. Berdasarkan arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial
b. Bantalan aksial
c. Bantalan gelinding khusus
Bantalan yang akan digunakan untuk mesin pencacah sampah ini adalah
bantalan radial. Jenis bantalan dan ukuran bantalan dapat diketahui dengan
persamaan berikut:
a. Beban ekivalen dinamis
Beban ekivalen dinamis adalah suatu beban yang besarnya sedemikian
rupa hingga memberikan umur yang sama dengan umur yang diberikan oleh
beban dan kondisi putaran sebenarnya (Nieman, 1992):
P
r
= X . V . F
r
+ Y . F

............................................................. (2.23)
Keterangan:
P
r
= Beban ekivalen dinamis (kg)
X = Faktor beban radial
V = Faktor putaran
F
r
= Beban radial (kg)
Y = Faktor beban aksial
F
a
= Beban aksial (kg)
b. Faktor kecepatan putaran bantalan.
f
n
= .............................................................................. (2.24)

c. Faktor umur bantalan.
f
h
= f
n
.................................................................................. (2.25)
Keterangan:
f
h
= Faktor umur
f
n
= Faktor kecepatan putaran bantalan
C = Beban normal spesifik (kg)
P = Beban ekivalen (kg)
d. Umur nominal.
L
h
= 500 f
h
3
.............................................................................. (2.26)

Keterangan:
L
h
= Faktor nominal (jam)
f
h
= Faktor umur
e. Faktor keandalan umur bantalan.
L
n
= a
1
. a
2
. a
3
. L
h
................................................................... (2.27)
Keterangan:
L
n
= Faktor keandalan umur bantalan
a
1
= Faktor keandalan
a
2
= Faktor bahan
a
3
= Faktor kerja






h. Metodologi Pelaksanaan Program
a) Alat
1. Gegaji
2. Gerinda
3. Mesin las listrik
4. Mesin bubut
5. Jangka sorong
6. Mesin skrap
7. Mesin bor
8. Pelindung mata
9. Kertas gosok
10. Kunci pas 1 set
11. Obeng + dan
12. Gunting plat
13. Ragum
14. Mistar baja
15. Tang
16. Penggores
17. Penitik
b) Bahan
1. Besi siku 30 x 30 x 3 mm
2. Motor listrik
3. Kopling tetap
4. Pipa 40 mm
5. Rumah baering 2 buah 1
6. Plat esser T 2 mm
7. Mur baut M 9
8. Plat baja T 10 mm
9. Bering NTN 20 mm




i. Waktu dan tempat
Waktu
Analisa, perancangan, pembuatan dan pengujian alat dilaksanakan selama
4 bulan berdasarkan pada jadwal yang ditentukan.
Tempat
Tempat pelaksanaan perancangan dan pembuatan mesin penyangrai biji
kopi adalah laboratorium kerja bangku dan pelat, laboratorium permesinan, dan
laboratorium las Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember.
j. Metode Pelaksanaan
Pencarian Data
Dalam merencanakan mesin penyangrai biji kopi bagian dinamis, maka
terlebih dahulu dilakukan pengamatan di lapangan dan studi literatur yang
mendukung pembuatan proyek akhir ini.
Perencanaan dan perancangan
Setelah melakukan pencarian data dan pembuatan konsep yang didapat
dari literatur studi kepustakaan serta dari hasil survey, maka dapat direncanakan
elemen-elemen mesin (bagian dinamis) dari perancangan dan pembuatan mesin
penyangrai biji kopi.
Perencanaan dan Perancangan merupakan langkah awal dari pembuatan
mesin, perencanaan pembuatan mesin ini harus dilakukan dengan benar agar
mesin yang dibuat nanti dapat bekerja secara maksimal, perencanaan yang
dilakukan meliputi:
1. Perencanaan daya;
2. Perencanaan kapasitas;
3. Perencanaan tuas pengaduk;
4. Perencanaan kopling
5. Perencanaan poros dan pasak;
6. Perencanaan bantalan.
Proses Pembuatan
Proses pembuatan dilakukan setelah semua proses perencanaan dan
perancangan selesai.
1. Pembuatan poros
2. Pembuatan tuas pengaduk
Tuas pengaduk dibuat dari pelat dengan panjang 100 mm. Untuk dudukan
tuas pengaduk juga dibuat dari pelat berbentuk tabung dengan diameter 75
mm dan panjang 500 mm.
Proses Perakitan
Proses perakitan dilakukan setelah proses pembuatan (permesinan) selesai,
sehingga akan membentuk Mesin Penyangrai biji kopi. Proses perakitan bagian-
bagian mesin penghancur sampah meliputi:
1. Memasang bantalan pada rangka;
2. Memasang tuas pengaduk pada poros;
3. Memasang bodi penutup penghancur;
4. Memasang poros pada bantalan;
5. Memasang kopling pada poros;
6. Memasang motor listrik sekaligus kopling tetap;

Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah mesin penyangrai kopi
dapat bekerja dengan baik. Hal-hal yang dilakukan dalam pengujian alat sebagai
berikut:
1. Melihat apakah elemen mesin bekerja dengan baik;
2. Melihat apakah baut pengikat elemen mesin tidak lepas, tidak
mengendor, dan tidak putus;
3. Mengukur waktu untuk proses pengadukan;
4. Melihat hasil pengadukan.

Penyempurnaan Alat
Penyempurnaan alat ini dilakukan apabila tahap pengujian alat terdapat
masalah atau kekurangan, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai
prosedur, tujuan dan perencanaan yang dilakukan.
Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan proyek akhir ini dilakukan secara bertahap dari awal
analisa, desain, perencanaan, dan pembuatan mesin penyangrai biji kopi sampai
dengan selesai.

k. Jadwal Kegiatan
Tabel 1.2
No Kegiatan
Bulan Ke-
1 2 3 4
1 Studi lapangan
2 Studi pustaka
3 Perancangan
4 Proses pembuatan
5 Proses perakitan
6 Pengujian alat
7 Penyempurnaan alat
8 Pembuatan laporan



















1. Flow Cart Perancangan dan Pembuatan Mesin Penyangrai biji kopi.













`







Tidak

Ya






Mulai
Survei lapangan
Ide atau Gagasan
Studi Pustaka
Perencanaan
Bagian Dinamis
Bagian Statis
Poros Pasak

Poros
Bantala
n
Pisau Kopling
Perbaikan Perakitan
Proses Pembuatan
Pengujian
Mesin
Pembuatan Laporan
Selesai

m. Perkiraan Anggaran Biaya
Tabel 1.3
No Uraian Jumlah Satuan Harga
1 Besi siku 30x30x3 mm 2 Lonjor Rp. 100.000,-
2 Mur baut M 9 dan M 14 20 Buah Rp. 30.000,-
3 Poros 20 x700 mm 1 Buah Rp. 50.000,-
4 Rumah Bantalan 1 2 Buah Rp. 100.000,-
5 Kopl[ng 1 Buah Rp. 100.000,-
6 Pipa 40 mm 1 Buah Rp. 100.000,-
7 Bering NTN 20 mm 2 Buah Rp. 100.000,-
9 Plat Esser T 2 mm 1 Lembar Rp. 350.000,-
10 Plat baja 5 mm 19 Potong Rp. 100.000,-
11 Lain-lain Rp. 100.000,-
Jumlah Rp. 1.130.000,-

Anda mungkin juga menyukai