+ = > T K M K d
t m a s
t .................. (2.17)
Keterangan:
d
s
= Diameter poros (mm)
a
= Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm
2
)
K
m
= Faktor koreksi beban lentur
1,5 20 untuk beban tumbukan ringan
2,0 3,0 untuk beban tumbukan berat
M = Momen lentur gabungan (kg.mm)
K
t
= Faktor koreksi momen puntir
1,0 jika beban dikenakan secara halus
1,0 1,5 jika beban terjadi sedikit kejutan atau
tumbukan
1,5 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau
tumbukan besar
T = Momen puntir rencana (kg.mm)
g. Perhitungan terhadap defleksi/lenturan (u ) dapat dicari menggunakan
persamaan.
4
584
s
d G
l T
= u ........................................................................... (2.18)
Keterangan:
u
= defleksi/lenturan (
0
)
T = Momen puntir (kg.mm)
L = Panjang poros (mm)
G = Modulus Geser Baja = 8,3 x 10
3
kg/mm
2
d
s
= Diameter poros (mm)
Untuk poros dalam kondisi kerja normal, besarnya sudut puntir harus
dibatasi
0
25 , 0 sampai
0
3 , 0 permeter panjang poros.
2.7.2 Pasak
Pasak merupakan salah satu bagian dari mesin yang dipakai untuk
menetapkan bagian seperti kopling, roda gigi, pulley, dan sproket pada poros.
Pasak berfungsi untuk mencegah selip antara poros dengan elemen putar
penghubung pada saat poros meneruskan putaran dari motor penggerak. Pasak
pada umumnya dibuat berdasarkan diameter poros. Material pasak biasanya
dipilih dari bahan yang mempunyai kekuatan tarik lebih dari 60 kg/mm
2
, lebih
kuat daripada porosnya. Kadang juga dipilih bahan yang lebih lemah karena
harganya relatif lebih murah. Sehingga pasak akan lebih dahulu rusak dari pada
poros dan nafnya.
Gambar 1.2 Penampang Pasak dan Alur Pasak
a. Gaya tangensial (F) pada permukaan poros.
F =
|
.
|
\
|
2
s
d
T
maka:
F =
s
d
T . 2
................................................................................... (2.19)
Keterangan:
F = Gaya tangensial pada permukaan poros (kg)
T = Momen puntir rencana (kg.mm)
d
s
= Diameter poros (mm)
b. Tegangan geser yang diijinkan.
k
=
2 1
B
.sf sf
............................................................................. (2.20)
Keterangan:
k
= Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm
2
)
B
= Kekuatan tarik bahan (kg/mm
2
)
1
sf = Faktor keamanan Harga
1
sf umumnya diambil 6 dan harga ini
akan berubah tergantung dari pembebanan dan tumbukannya,
2
sf
= faktor keamanan, harga antara 1-1,5 jika pembebanan
dikenakan secara perlahan, antara 1,5-3 jika dikenakan
tumbukan ringan, antara 2-5 jika dikenakan secara tiba-tiba
dengan tumbukan berat (Sularso, 1997).
Harga sf
1
umumnya diambil 6 dan harga ini akan berubah tergantung dari
pembebanan dan tumbukannya, seperti harga sf
2
antara 1-1,5 jika pembebanan
dikenakan secara perlahan, antara 1,5-3 jika dikenakan tumbukan ringan, antara 2-
5 jika dikenakan secara tiba-tiba dengan tumbukan berat (Sularso, 1997).
c. Panjang pasak dari tegangan geser yang ditimbulkan.
l ................................................................................. (2.21)
Keterangan:
l = Panjang alur pasak (mm)
F = Gaya tangensial (kg)
b = Lebar alur pasak (mm)
= Tegangan geser yang ditimbulkan (kg/mm
2
)
d. Tekanan permukaan.
P
) , .(
2 1
t t l
F
............................................................................ (2.22)
Keterangan:
P = Tekanan permukaan (kg/mm
2
)
F = Gaya tangensial (kg)
l = Panjang pasak (mm)
2 1
, t t = Kedalaman alur pasak (mm)
Perencanaan Bantalan
Bantalan digunakan untuk menumpu poros berbeban. Penggunaan
bantalan disesuaikan dengan beban yang bekerja pada poros tersebut, sehingga
poros dapat bekerja dengan baik dan pemakaian bantalan tahan lama. Bantalan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan gerak bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur
b. Bantalan gelinding
2. Berdasarkan arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial
b. Bantalan aksial
c. Bantalan gelinding khusus
Bantalan yang akan digunakan untuk mesin pencacah sampah ini adalah
bantalan radial. Jenis bantalan dan ukuran bantalan dapat diketahui dengan
persamaan berikut:
a. Beban ekivalen dinamis
Beban ekivalen dinamis adalah suatu beban yang besarnya sedemikian
rupa hingga memberikan umur yang sama dengan umur yang diberikan oleh
beban dan kondisi putaran sebenarnya (Nieman, 1992):
P
r
= X . V . F
r
+ Y . F
............................................................. (2.23)
Keterangan:
P
r
= Beban ekivalen dinamis (kg)
X = Faktor beban radial
V = Faktor putaran
F
r
= Beban radial (kg)
Y = Faktor beban aksial
F
a
= Beban aksial (kg)
b. Faktor kecepatan putaran bantalan.
f
n
= .............................................................................. (2.24)
c. Faktor umur bantalan.
f
h
= f
n
.................................................................................. (2.25)
Keterangan:
f
h
= Faktor umur
f
n
= Faktor kecepatan putaran bantalan
C = Beban normal spesifik (kg)
P = Beban ekivalen (kg)
d. Umur nominal.
L
h
= 500 f
h
3
.............................................................................. (2.26)
Keterangan:
L
h
= Faktor nominal (jam)
f
h
= Faktor umur
e. Faktor keandalan umur bantalan.
L
n
= a
1
. a
2
. a
3
. L
h
................................................................... (2.27)
Keterangan:
L
n
= Faktor keandalan umur bantalan
a
1
= Faktor keandalan
a
2
= Faktor bahan
a
3
= Faktor kerja
h. Metodologi Pelaksanaan Program
a) Alat
1. Gegaji
2. Gerinda
3. Mesin las listrik
4. Mesin bubut
5. Jangka sorong
6. Mesin skrap
7. Mesin bor
8. Pelindung mata
9. Kertas gosok
10. Kunci pas 1 set
11. Obeng + dan
12. Gunting plat
13. Ragum
14. Mistar baja
15. Tang
16. Penggores
17. Penitik
b) Bahan
1. Besi siku 30 x 30 x 3 mm
2. Motor listrik
3. Kopling tetap
4. Pipa 40 mm
5. Rumah baering 2 buah 1
6. Plat esser T 2 mm
7. Mur baut M 9
8. Plat baja T 10 mm
9. Bering NTN 20 mm
i. Waktu dan tempat
Waktu
Analisa, perancangan, pembuatan dan pengujian alat dilaksanakan selama
4 bulan berdasarkan pada jadwal yang ditentukan.
Tempat
Tempat pelaksanaan perancangan dan pembuatan mesin penyangrai biji
kopi adalah laboratorium kerja bangku dan pelat, laboratorium permesinan, dan
laboratorium las Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember.
j. Metode Pelaksanaan
Pencarian Data
Dalam merencanakan mesin penyangrai biji kopi bagian dinamis, maka
terlebih dahulu dilakukan pengamatan di lapangan dan studi literatur yang
mendukung pembuatan proyek akhir ini.
Perencanaan dan perancangan
Setelah melakukan pencarian data dan pembuatan konsep yang didapat
dari literatur studi kepustakaan serta dari hasil survey, maka dapat direncanakan
elemen-elemen mesin (bagian dinamis) dari perancangan dan pembuatan mesin
penyangrai biji kopi.
Perencanaan dan Perancangan merupakan langkah awal dari pembuatan
mesin, perencanaan pembuatan mesin ini harus dilakukan dengan benar agar
mesin yang dibuat nanti dapat bekerja secara maksimal, perencanaan yang
dilakukan meliputi:
1. Perencanaan daya;
2. Perencanaan kapasitas;
3. Perencanaan tuas pengaduk;
4. Perencanaan kopling
5. Perencanaan poros dan pasak;
6. Perencanaan bantalan.
Proses Pembuatan
Proses pembuatan dilakukan setelah semua proses perencanaan dan
perancangan selesai.
1. Pembuatan poros
2. Pembuatan tuas pengaduk
Tuas pengaduk dibuat dari pelat dengan panjang 100 mm. Untuk dudukan
tuas pengaduk juga dibuat dari pelat berbentuk tabung dengan diameter 75
mm dan panjang 500 mm.
Proses Perakitan
Proses perakitan dilakukan setelah proses pembuatan (permesinan) selesai,
sehingga akan membentuk Mesin Penyangrai biji kopi. Proses perakitan bagian-
bagian mesin penghancur sampah meliputi:
1. Memasang bantalan pada rangka;
2. Memasang tuas pengaduk pada poros;
3. Memasang bodi penutup penghancur;
4. Memasang poros pada bantalan;
5. Memasang kopling pada poros;
6. Memasang motor listrik sekaligus kopling tetap;
Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah mesin penyangrai kopi
dapat bekerja dengan baik. Hal-hal yang dilakukan dalam pengujian alat sebagai
berikut:
1. Melihat apakah elemen mesin bekerja dengan baik;
2. Melihat apakah baut pengikat elemen mesin tidak lepas, tidak
mengendor, dan tidak putus;
3. Mengukur waktu untuk proses pengadukan;
4. Melihat hasil pengadukan.
Penyempurnaan Alat
Penyempurnaan alat ini dilakukan apabila tahap pengujian alat terdapat
masalah atau kekurangan, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai
prosedur, tujuan dan perencanaan yang dilakukan.
Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan proyek akhir ini dilakukan secara bertahap dari awal
analisa, desain, perencanaan, dan pembuatan mesin penyangrai biji kopi sampai
dengan selesai.
k. Jadwal Kegiatan
Tabel 1.2
No Kegiatan
Bulan Ke-
1 2 3 4
1 Studi lapangan
2 Studi pustaka
3 Perancangan
4 Proses pembuatan
5 Proses perakitan
6 Pengujian alat
7 Penyempurnaan alat
8 Pembuatan laporan
1. Flow Cart Perancangan dan Pembuatan Mesin Penyangrai biji kopi.
`
Tidak
Ya
Mulai
Survei lapangan
Ide atau Gagasan
Studi Pustaka
Perencanaan
Bagian Dinamis
Bagian Statis
Poros Pasak
Poros
Bantala
n
Pisau Kopling
Perbaikan Perakitan
Proses Pembuatan
Pengujian
Mesin
Pembuatan Laporan
Selesai
m. Perkiraan Anggaran Biaya
Tabel 1.3
No Uraian Jumlah Satuan Harga
1 Besi siku 30x30x3 mm 2 Lonjor Rp. 100.000,-
2 Mur baut M 9 dan M 14 20 Buah Rp. 30.000,-
3 Poros 20 x700 mm 1 Buah Rp. 50.000,-
4 Rumah Bantalan 1 2 Buah Rp. 100.000,-
5 Kopl[ng 1 Buah Rp. 100.000,-
6 Pipa 40 mm 1 Buah Rp. 100.000,-
7 Bering NTN 20 mm 2 Buah Rp. 100.000,-
9 Plat Esser T 2 mm 1 Lembar Rp. 350.000,-
10 Plat baja 5 mm 19 Potong Rp. 100.000,-
11 Lain-lain Rp. 100.000,-
Jumlah Rp. 1.130.000,-