Anda di halaman 1dari 11

Al-Misbah

Tentang An-Nas
Merupakan ayat makkiyah urutan 114 dalam mushaf
usmani
Surat an-Nas (wahyu ke 20) merupakan rangkaian dari
surat al-Falaq (wahyu ke 21)
An-Nas dan al-Falaq sama-sama meminta
perlindungan pada Allah
Katakan aku
berlindung pada
Rabb Manusia

Yang merajai
manusia

Tuhan bagi
manusia
Qul menunjukkan perintah untuk meminta
perlindungan pada Allah
Rabb berarti pemelihara atau pembimbing manusia
Basyar menunjuk pada sosok manusia tidak berbeda
dengan yang lain. sedang insan menunjuk manusia
pada sifat yang berbeda. Sedang an-nas menunjuk
pada banyak orang.

Pendapat tentang Tafsir ayat 1-3
Yang dimaksud an-Nas dalam Rabb an-Nas adalah
anak-anak, malik an-Nas adalah orang dewasa dan ilah
an-Nas adalah orang tua. (pendapat ini tidak
masyhur)
Pemelihara belum tentu pemilik dan penguasa
(ex.pembantu). Pemilik tidak selalu Tuhan. Sedang
Allah mengaku bahwa dirinya adalah Rabb, al-Malik
dan al-Ilah sekaligus.

Al-Malik (raja) membawahi manusia. Tidak semua
pemilik itu raja tapi raja pasti memiliki. Karena raja
adalah penguasa dan pemilik manusia dan surat ini
berbicara ttg manusia maka surat ini tidak boleh
dibaca maalikinnas tapi malikinnas.
Ilah=Tuhan dan Tuhan=yang dipatuhi, yang
menguasai alam.
Dari Kejahatan bisikan (syaitan) yang bersembunyi

Al-Waswas adalah rayuan menuju pada hal yang
buruk. Bisa rayuan syaitan juga bisa nafsu.
Cara agar tidak waswas dengan cara menutup pintu
masuknya rasa waswas.
Yang membisikkan ke dalam dada manusia

Yuwaswis dalam bahasa arab bermakna hal dan mustaqbal.
Sehingga berarti rayuan akan datang di masa sekarang dan
masa yang akan datang.
Ulama menyisipkan kata syaitan dalam terjemah, karena
syaitan yang membisikkan keburukan.
Ada juga ulama menganggap bahwa tidak disebutkannya
syaitan dalam teks karena bukan syetannya yang jahat,
melainkan adalah sifatnya yang jahat.
Al-Khannas bisa berarti mundur atau menghilang
Dari kejahatan Jin dan Manusia

Maka apabila syaitan datang dan kemudian manusia
ingat Tuhan, maka syaitan akan pergi.
An-Nas berarti manusia, namun ada yang
berpendapat bahwa itu adalah lafadz an-naasiy (yang
lupa)


Yang merayu manusia (sumber godaan) adalah jin dan
manusia
Jin disebut juga janana yang berarti tersembunyi.
Godan manusia bisa dari manusia lain atau dari diri
sendiri (nafsu).
Godaan nafsu tidak akan berhenti hingga keinginan
tercapai sedang godaan syetan membuat manusia
celaka atau merugi.
KESIMPULAN
Meminta perlindungan hanya pada Allah
Musuh dari dalam diri manusia (nafsu) jauh lebih
besar kekuatannya dibanding dari luar
Godaan bisa jin, bisa juga manusia. Maka berhati-
hatilah memilih teman.

Anda mungkin juga menyukai