Anda di halaman 1dari 23

Arsip Tag: JENIS-JENIS CITRA SATELIT

JENIS-JENIS CITRA SATELIT


08 Mar
NAMA : Ika Nur Diantika
NIM : E3110358
GOL : B
MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
B. JENIS-JENIS CITRA SATELIT
1. CITRA SPOT HRV
Jenis citra ini menggunakan sensor 2 pushbroom scanner identik HRV (High Resolution Visible).
Wahana yang dipergunakan dalam pencitraannya adalah satelit SPOT milik Prancis. Julat
panjang gelombang pada jenis citra ini antara 0,51-0,89 m. Jumlah saluran yang dipergunakan
adalah 1 pankromatik dengan panjang gelombang antara 0,51-0,73 m dan 3 multispektral.
Untuk saluran 1 pankromatik, resolusi spasialnya sebesar 10 meter, sedangkan untuk saluran 3
multispektral resolusi spasialnya sebesar 20 meter. Citra yang tercetak biasanya memiliki skala
1:25.000 sampai dengan 1:100.000.
2. CITRA SPOT HRVIR
Jenis citra ini menggunakan sensor 2 pushbroom scanner HRVIR (High Resolution Visible &
Infrared). Wahana yang dipergunakan dalam pencitraannya sama dengan citra SPOT HRV yaitu
satelit SPOT milik Prancis. Julat panjang gelombang pada jenis citra ini antara 0,51-1,75 m.
Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 4 multispektral. Resolusi spasialnya mencapai 20
meter, namun khusus untuk saluran merah resolusi spasialnya sebesar 10 meter. Citra yang
tercetak biasanya memiliki skala 1:25.000 sampai dengan 1:100.000.
3. CITRA NOAA AVHRR
Jenis citra NOAA AVHRR ini menggunakan 2 sensor yakni sensor AVHRR saluran 1 dan 2
serta sensor AVHRR saluran 3 dan 4. Wahana yang dipergunakan dalam pencitraannya yakni
satelit NOAA milik Amerika Serikat. Untuk sensor AVHRR saluran 1 dan 2, julat panjang
gelombangnya berkisar antara 0,58-1,10 m. Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 2
multispektral pantulan dengan resolusi spasial seluas 1,1 km (LAC). Untuk sensor AVHRR
saluran 3 dan 4, julat panjang gelombangnya berkisar antara 3,55-12,5 m. Jumlah saluran yang
digunakan adalah 2 multispektral pancaran termal dengan resolusi spasial sebesar 4 km (GAC).
Citra yang tercetak biasanya memiliki skala 1:1.000.000 sampai dengan 1:5.000.000.
4. CITRA ERS
Jenis citra ini menggunakan sensor antena radar. Wahana yang dipergunakan dalam
pencitraannya yaitu satelit ERS milik Uni Eropa. Julat panjang gelombang pada jenis citra ini
adalah 5,7 cm (pada frekuensi 5,3 GHz), band C. Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 1
gelombang mikro/radar. Resolusi spasialnya mencapai 12,5 meter (azimuth). Citra yang tercetak
biasanya memiliki skala 1:50.000 sampai dengan 1:250.000.
5. CITRA MESSR-MOS
Jenis citra ini menggunakan sensor multispectral scanner optik. Wahana yang dipergunakan
dalam pencitraannya yaitu satelit MOS milik Jepang. Julat panjang gelombang pada jenis citra
ini adalah 0,51-1,1 m. Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 4 multispektral. Resolusi
spasialnya mencapai 50 meter. Citra yang tercetak biasanya memiliki skala 1:100.000 sampai
dengan 1:250.000.
6. CITRA SIR-B
Jenis citra ini menggunakan sensor antenna radar. Wahana yang dipergunakan dalam
pencitraannya yaitu pesawat Ulangalik Challenger. Julat panjang gelombang pada jenis citra ini
adalah 23,5 cm. Resolusi spasialnya mencapai 25 meter (azimut). Citra yang tercetak biasanya
memiliki skala 1:100.000 sampai dengan 1:250.000.
7. CITRA ALT, SASS, & VIRR (SATELIT SEASAT)
Citra ALT, SASS, & VIRR merupakan bagian dari sensor satelit Seasat yang mengorbit dengan
sudut inklinasi 1080 pada ketinggian 800 km. ALT (radar altimeter) beroperasi pada 13,56 Hz
digunakan untuk pengukuran keadaan lautan, dengan kecermatan mencapai 0,5 m atau 10%
untuk tinggi gelombang di laut yang kurang dari 20 meter dan kesalahan akar pangkat dua rata-
ratanya 10 cm untuk tinggi gelombang di laut kurang dari 20 meter. SASS (Seasat-A
scatterometer system) merupakan sensor gelombang mikro aktif untuk angin yang menggunakan
frekuensi transmisi 14,6 GHz, mampu menghasilkan kecermatan 2 m/detik. VIRR merupakan
radiometer penyiaman yang beroperasi pada saluran tampak (0,49-0,94 m) untuk menyajikan
informasi kondisi awan dan saluran inframerah (10,5-12,5 m) untuk menghasilkan informasi
mengenai suhu permukaan dan bagian atas awan.
8. CITRA SAR (SATELIT SEASAT)
SAR (synthetic aperture radar) merupakan system pencitraan aktif pada saluran-L (1,275 GHz)
yang mengamati sisi kanan lintas satelit dengan lebar sapuan 100 km dengan sudut datang 200.
Resolusi spasialnya sama pada arah menyilang maupun azimuth 25 meter, sehingga gelombang
dan spectra gelombang bagi gelombang lautan 50 m atau lebih dapat diukur. Sistem pencitraan
SAR ini membantu dalam deteksi kenampakan es lautan, gunung es, batas air-lahan dan
membantu dalam penetrasi badai hujan lebat.
9. CITRA SMMR (SATELIT SEASAT)
SMMR beroperasi pada frekuensi 6,6; 10,7; 18,21 dan 37 GHz dengan polarisasi vertical dan
horizontal yang digunakan untuk mengamati suhu permukaan air laut dan untuk mengukur
kecepatan angin. Resolusi spasialnya bervariasi dari sekitar 100km pada 6,6 GHz sampai 22 km
pada 37 GHz. Kecermatan pengukuran suhu permukaan air laut sekitar 2 K dengan kecermatan
relative 0,5 K, sedangkan kecermatan pengukuran kecepatan angin sekitar 2 m/detik untuk
angin berkisar dari 7 m/detik sampai sekitar 50 m/detik

Berbagai Jenis Citra Satelit

PENGANTAR
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek ,
daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979 ). Sedangkan Sutanto , 1986
mengatakan penafsiran citra pemginderaan jauh berupa pengenalan obyek dan elemen yang
tergambar pada citra penginderaan jauh serta penyajiaanya ke dalam bentuk peta tematik.
Penginderaan jauh Sistem satelit
Sistem satelit dalam penginderaan jauh tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi
sensor pada wahana (platform) satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Penyiam merupakan sistem, perolehan data secara keseluruhan termasuk sensor dan
detektor.
Sensor merupakan alat untuk menangkap energi dan mengubahnya ke dalam bentuk
sinyal dan menyajikannya ke dalam bentuk yang sesuai dengan informasi yang ingin
disadap.
Detektor merupakan alat pada sistem sensor yang merekam radiasi elektromagnetik.
JENIS-JENIS CITRA SATELIT
1. CITRA SPOT HRV
Jenis citra ini menggunakan sensor 2 pushbroom scanner identik HRV (High Resolution
Visible). Wahana yang dipergunakan dalam pencitraannya adalah satelit SPOT milik Prancis.
Julat panjang gelombang pada jenis citra ini antara 0,51-0,89 m. Jumlah saluran yang
dipergunakan adalah 1 pankromatik dengan panjang gelombang antara 0,51-0,73 m dan 3
multispektral. Untuk saluran 1 pankromatik, resolusi spasialnya sebesar 10 meter, sedangkan
untuk saluran 3 multispektral resolusi spasialnya sebesar 20 meter. Citra yang tercetak biasanya
memiliki skala 1:25.000 sampai dengan 1:100.000.
2. CITRA SPOT HRVIR
Jenis citra ini menggunakan sensor 2 pushbroom scanner HRVIR (High Resolution Visible
& Infrared). Wahana yang dipergunakan dalam pencitraannya sama dengan citra SPOT HRV
yaitu satelit SPOT milik Prancis. Julat panjang gelombang pada jenis citra ini antara 0,51-1,75
m. Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 4 multispektral. Resolusi spasialnya mencapai 20
meter, namun khusus untuk saluran merah resolusi spasialnya sebesar 10 meter. Citra yang
tercetak biasanya memiliki skala 1:25.000 sampai dengan 1:100.000.
3. CITRA NOAA AVHRR
Jenis citra NOAA AVHRR ini menggunakan 2 sensor yakni sensor AVHRR saluran 1 dan
2 serta sensor AVHRR saluran 3 dan 4. Wahana yang dipergunakan dalam pencitraannya yakni
satelit NOAA milik Amerika Serikat. Untuk sensor AVHRR saluran 1 dan 2, julat panjang
gelombangnya berkisar antara 0,58-1,10 m. Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 2
multispektral pantulan dengan resolusi spasial seluas 1,1 km (LAC). Untuk sensor AVHRR
saluran 3 dan 4, julat panjang gelombangnya berkisar antara 3,55-12,5 m. Jumlah saluran yang
digunakan adalah 2 multispektral pancaran termal dengan resolusi spasial sebesar 4 km (GAC).
Citra yang tercetak biasanya memiliki skala 1:1.000.000 sampai dengan 1:5.000.000.
4. CITRA ERS
Jenis citra ini menggunakan sensor antena radar. Wahana yang dipergunakan dalam
pencitraannya yaitu satelit ERS milik Uni Eropa. Julat panjang gelombang pada jenis citra ini
adalah 5,7 cm (pada frekuensi 5,3 GHz), band C. Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 1
gelombang mikro/radar. Resolusi spasialnya mencapai 12,5 meter (azimuth). Citra yang tercetak
biasanya memiliki skala 1:50.000 sampai dengan 1:250.000.
5. CITRA MESSR-MOS
Jenis citra ini menggunakan sensor multispectral scanner optik. Wahana yang dipergunakan
dalam pencitraannya yaitu satelit MOS milik Jepang. Julat panjang gelombang pada jenis citra
ini adalah 0,51-1,1 m. Jumlah saluran yang dipergunakan adalah 4 multispektral. Resolusi
spasialnya mencapai 50 meter. Citra yang tercetak biasanya memiliki skala 1:100.000 sampai
dengan 1:250.000.
6. CITRA SIR-B
Jenis citra ini menggunakan sensor antenna radar. Wahana yang dipergunakan dalam
pencitraannya yaitu pesawat Ulangalik Challenger. Julat panjang gelombang pada jenis citra ini
adalah 23,5 cm. Resolusi spasialnya mencapai 25 meter (azimut). Citra yang tercetak biasanya
memiliki skala 1:100.000 sampai dengan 1:250.000.
7. CITRA ALT, SASS, & VIRR (SATELIT SEASAT)
Citra ALT, SASS, & VIRR merupakan bagian dari sensor satelit Seasat yang mengorbit
dengan sudut inklinasi 108
0
pada ketinggian 800 km.
ALT (radar altimeter) beroperasi pada 13,56 Hz digunakan untuk pengukuran keadaan
lautan, dengan kecermatan mencapai 0,5 m atau 10% untuk tinggi gelombang di laut yang
kurang dari 20 meter dan kesalahan akar pangkat dua rata-ratanya 10 cm untuk tinggi gelombang
di laut kurang dari 20 meter.
SASS (Seasat-A scatterometer system) merupakan sensor gelombang mikro aktif untuk
angin yang menggunakan frekuensi transmisi 14,6 GHz, mampu menghasilkan kecermatan 2
m/detik.
VIRR merupakan radiometer penyiaman yang beroperasi pada saluran tampak (0,49-0,94
m) untuk menyajikan informasi kondisi awan dan saluran inframerah (10,5-12,5 m) untuk
menghasilkan informasi mengenai suhu permukaan dan bagian atas awan.
8. CITRA SAR (SATELIT SEASAT)
SAR (synthetic aperture radar) merupakan system pencitraan aktif pada saluran-L (1,275
GHz) yang mengamati sisi kanan lintas satelit dengan lebar sapuan 100 km dengan sudut datang
20
0
. Resolusi spasialnya sama pada arah menyilang maupun azimuth 25 meter, sehingga
gelombang dan spectra gelombang bagi gelombang lautan 50 m atau lebih dapat diukur. Sistem
pencitraan SAR ini membantu dalam deteksi kenampakan es lautan, gunung es, batas air-lahan
dan membantu dalam penetrasi badai hujan lebat.
9. CITRA SMMR (SATELIT SEASAT)
SMMR beroperasi pada frekuensi 6,6; 10,7; 18,21 dan 37 GHz dengan polarisasi vertical
dan horizontal yang digunakan untuk mengamati suhu permukaan air laut dan untuk mengukur
kecepatan angin. Resolusi spasialnya bervariasi dari sekitar 100km pada 6,6 GHz sampai 22 km
pada 37 GHz. Kecermatan pengukuran suhu permukaan air laut sekitar 2 K dengan kecermatan
relative 0,5 K, sedangkan kecermatan pengukuran kecepatan angin sekitar 2 m/detik untuk
angin berkisar dari 7 m/detik sampai sekitar 50 m/detik
Sumber :
http://damarwindu.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-citra-satelit.html#!/2009/05/jenis-jenis-
citra-satelit.html
10. SATELIT NOAA-9
memiliki 5 sensor utama yaitu :
1) AVHRR (Advanced Very High Resolution Raduometer), berfungsi untuk merekam data
radiometer count parameter permukaan bumi dan awan dengan lima kanal yang berkisar antara
spektrum radiasi sinar tampak sampai sinar inframerah.
2) TOVS (Tiros Operational Vertical Sounder), berfungsi untuk mengukur profil suhu udara
vertikal dari permukaan bumi sampai ketinggian 10 mB, mengukur kandungan uap air pada tiga
lapisan atmosfer, mengukur total konsentrasi ozon pada lapisan atmosfer.
3) DCS (Data Collection System), berfungsi untuk merekam data/parameter yang diperlukan
dalam pengolahan data satelit, yaitu untuk proses kalibrasi dan navigasi data.
4) SEM (Space Environment Monitor), berfungsi untuk mengukur proton radiasi surya, partikel
alpha, fluks kerapatan elektron, spektrum dan total energi radiasi pada ketinggian satelit.
5) SARSAT (Search and Rescue System Satelit Aide Tracking), berfungsi untuk membantu
mengatasi penyimpangan laju satelit dari orbitnya.
Data yang diperoleh dari kelima sensor tersebut sangat besar manfatnya antara lain, dalam
bidang meteorology, oseanografi, hidrologi, pertanian dan perhubungan. Sensor AVHRR terdiri
dari lima kanal radiometer yang bekerja pada daerah panjang gelombang tertentu.

Kegunaan dari masing-masing kanal radiometer adalah:
Kanal 1 : Untuk pemetaan awan di siang hari, pemantauan salju dan lapisan es
Kanal 2 : Pemantauan perkembangan tumbuh-tumbuhan.
Kanal 3 : Pemetaan awan di malam hari, pengukuran suhu permukaan laut, membedakan
daratan dengan air serta pemantauan aktivitas vulkanik penyebaran debu gunung berapi.
Kanal 4&5 : Untuk pemantauan awan baik siang maupun malam hari, pengukuran suhu
permukaan laut dan penelitian air tanah bagi pertanian.
Sumber :
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CCEQFjAA&url=http%3A%2F%
2Foc.its.ac.id%2Fambilfile.php%3Fidp%3D490&rct=j&q=jenis-
jenis%20citra%20satelit%20dan%20kegunaannya&ei=FZOZTpycBsjsrAeQyIH_Aw&usg=AFQ
jCNElEuPIgAKUJmkTohRrMmLRiSQrzg&cad=rja
Berikut adalah penjelasan mengenai sistem Satelit Landsat :
SISTEM SATELIT LANDSAT
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang dikembangkan oleh
NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua generasi
yakni generasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama adalah satelit Landsat 1 sampai
Landsat 3, generasi ini merupakan satelit percobaan (eksperimental) sedangkan satelit generasi
kedua (Landsat 4 dan Landsat 5) merupakan satelit operasional (Lindgren, 1985), sedangkan
Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan pengembangan (Sutanto, 1994). Satelit
generasi pertama memiliki dua jenis sensor, yaitu penyiam multi spektral (MSS) dengan empat
saluran dan tiga kamera RBV (Return Beam Vidicon).
Satelit generasi kedua adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu sensor MSS dan
sensor Thematic Mapper (TM). Perubahan tinggi orbit menjadi 705 km dari permukaan bumi
berakibat pada peningkatan resolusi spasial menjadi 30 x30 meter untuk TM1 - TM5 dan TM7 ,
TM 6 menjadi 120 x 120 meter. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6
bits (64 tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan sensor TM adalah
menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan untuk studi vegetasi dan satu
saluran untuk studi geologi tabel (2.1) Terakhir kalinya akhir era 2000- an NASA menambahkan
penajaman sensor band pankromatik yang ditingkatkan resolusi spasialnya menjadi 15m x 15m
sehingga dengan kombinasi didapatkan citra komposit dengan resolusi 15m x 15 m.
Tabel 2.1 Saluran Citra Landsat TM
Saluran
Kisaran Gelombang
(m)
Kegunaan Utama
1 0,45 0,52
Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan, tanah,
dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan lahan.
2 0,52 0,60
Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran
hijau yang terletak diantara dua saluran penyerapan.
Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan jenis
vegetasi dan untuk membedakan tanaman sehat
terhadap tanaman yang tidak sehat
3 0,63 0,69
Saluran terpenting untuk membedakan jenis vegetasi.
Saluran ini terletak pada salah satu daerah penyerapan
klorofil
4 0,76 0,90
Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi. Juga
untuk identifikasi jenis tanaman. Memudahkan
pembedaan tanah dan tanaman serta lahan dan air.
5 1,55 1,75
Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman,
kandungan air pada tanaman, kondisi kelembapan
tanah.
6 2,08 2,35
Untuk membedakan formasi batuan dan untuk
pemetaan hidrotermal.
7 10,40 12,50
Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi.
Pembedaan kelembapan tanah, dan keperluan lain yang
berhubungan dengan gejala termal.
8 Pankromatik Studi kota, penajaman batas linier, analisis tata ruang
Sumber : (Lillesand dan Kiefer, 1979 dengan modifikasi)
Karakteristik Data Landsat TM
Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral yaitu tiga
saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah tengah, dan satu saluran
inframerah thermal. Lokasi dan lebar dari ketujuh saluran ini ditentukan dengan
mempertimbangkan kepekaannya terhadap fenomena alami tertentu dan untuk menekan sekecil
mungkin pelemahan energi permukaan bumi oleh kondisi atmosfer bumi.
Jensen (1986) mengemumakan bahwa kebanyakan saluran TM dipilih setelah analisis nilai
lebihnya dalam pemisahan vegetasi, pengukuran kelembaban tumbuhan dan tanah, pembedaan
awan dan salju, dan identifikasi perubahan hidrothermal pada tipe-tipe batuan tertentu.
Data TM mempunyai proyeksi tanah IFOV (instantaneous field of view) atau ukuran daerah
yang diliput dari setiap piksel atau sering disebut resolusi spasial. Resolusi spasial untuk keenam
saluran spektral sebesar 30 meter, sedangkan resolusi spasial untuk saluran inframerah thermal
adalah 120 m (Jensen,1986).
Sumber : http:// interpretasi citra satelit/jenis-jenis-citra-satelit.html#!.html

Pencitraan Digital (kombinasi band pada citra digital dan jenis citra satelit)

pengertian band pada citra digital
band adalah dalam citra di sini adalah saluran panjang gelombang direkam oleh satelit, dimana
masing-masing satelit memiliki perbedaan sensor perekaman.
komposisi band pada citra digital
Jenis-jenis band Landsat 7 Citra multi spektral Landsat dengan resolusi spasial 30m memiliki
beberapa band yang karakteristiknya berbeda-beda: 3) 4)
1. Band 1 0.45 0.52m Band biru ini memiliki informasi yang tinggi terhadap tubuh air jadi
sangat sesuai untuk penggunaan lahan, tanah dan vegetasi.
2. Band 2 0.52 0.60m Band hijau ini memiliki informasi mengenai vegetasi selain cocok untuk
penggunaan lahan, jalan dan air namun sesuai pula untuk diskriminasi dan assesmen vegetasi.
Dimana tanaman-tanaman yang kurang sehat dapat diketahui karena absorbsi cahaya merah oleh
klorofil menurun atau refleksi pada daerah merah naik sehingga menyebabkan daun berwarna
kuning
3. Band 3 0.63 0.69m Band merah ini memiliki informasi mengenai perbedaan antara vegetasi
dan non vegetasi, misalnya dapat dilihat adanya perbedaan antara vegetasi dengan tanah
khususnya pada daerah urban.
4. Band 4 0.76 0.90m Band inframerah dekat ini memiliki informasi mengenai varietas tanam-
tanaman serta adanya perbedaan antara unsur air dengan unsur tanah, oleh karena itu dapat
dilihat garis pantai dengan jelas.
5. Band 5 1.55 1.75m Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai
perbedaan warna antara tanah terbuka dengan objek-objek lain. Band ini sesuai untuk studi
kandungan air tanah, air pada tanam-tanaman, formasi batu-batuan dan geologi pada umumnya
6. Band 6 10.40 -12.50m Band inframerah thermal ini memiliki informasi tentang studi
kandungan air tanah, serta dapat membedakan kelembaban tanah dan fenomena-fenomena
thermal.
7. Band 7 2.08 2.35m Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai
tanah terbuka sama halnya dengan band 5 akan tetapi lebih mengacu pada studi geologi maupun
formasi batu-batuan.
Sedangkan untuk band 8 atau sering disebut band pankromatik memilki resolusi spasial 15m.
Citra Landsat yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat ortho 14,25m dimana
sudah digabungkan antara multispektral dengan pankromatiknya serta kombinasi band yang
digunakan hanya band 7, 4 dan 2
Citra khususnya landsat , seperti citra lainnya , tersusun atas beberapa saluran (band), dengan
berbasis warna dasar (Merah, Hijau, Biru), kita bisa mengkombinasikan saluran-saluran tersebut
pada saluran warna dasar, yang nantinya akan menonjolkan informasi tertentu yang kita inginkan,
berikut kombinasi untuk Landsat
Kombinasi 321
Kombinasi ini merupakan warna natural sehingga merupakan pendekatan terbaik untuk melihat
realitas lanskap. Saluran 3 mendeteksi penyerapan klorofil, saluran 2 mendeteksi reflektan hijau
dari vegetasi dan saluran 1 cocok untuk penetrasi air, pada perairan jernih bisa masuk sekitar 25
meter, dengan kata lain kita bisa juga mendeteksi transportasi sedimen di perairan. Saluran 1
juga membedakan tanah dan vegetasi serta tipe tipe hutan
Kombinasi 432:
Tipikal kombinasi komposit false color seperti di foto udara. Saluran 4 mendeteksi puncak
pantulan dari vegetasi, juga membedakan tipe vegetasi, selain itu membedakan tanah dan
perairan. Kombinasi ini menampilkan vegetasi berwarna merah, merah yang lebih terang
menandakan vegetasi yang lebih dewasa. Tanah dengan sedikit atau tanpa vegetasi antara putih
(pasir atau garam) sampai hijau atau coklat tergantung kelembapan dan kandungan organik. Air
nampak biru, perairan jernih akan terlihat biru gelap atau hitam sedangkan perairan dangkal atau
air dengan konsentrasi sedimen tinggi akan nampak biru muda. Area permukiman berwarna biru
kecoklatan .
Kombinasi 453:
Saluran 5 sensitif akan variasi kandungan air, vegetasi berdaun banyak dan kelembapan
tanah. Saluran ini mencirikan tingkat penyerapan air yang tinggi, sehingga memungkinkan
deteksi lapisan air yang tipis (kurang dari 1 cm). Variasi dari kandungan Fe
2
O
3
pada batuan dan
tanah dapat dideteksi, pantulan yang tinggi berarti kandungan yang banyak. Pada kombinasi ini,
vegetasi berwarna kemerahan, ketika tanaman mempunyai kondisi kelembapan yang sedikit
rendah, tingkat pantulan saluran 5 relatif tinggi, yang berarti semakin banyak warna hijau,
sehingga menghasilkan warna oranye. Hijau akan semakin mendominasi ketika pantulan
vegetasi semakin rendah di VNIR dan meninggi di SWIR. tanah tanpa vegetasi dan area
permukiman akan nampak biru kecoklatan.
Kombinasi 742:
Vegetasi memperlihatkan variasi kehijauan dikarenakan saluran 4 direpresentasikan dengan
warna hijau. Saluran 7 sensitif terhadap variasi kelembapan dan khususnya mendeteksi mineral
hidro pada setting geologi, contohnya lempung. Saluran ini dapat membedakan berbagai macam
batuan dan tipe mineral. Perbedaan asal usul dari berbagai tipe batuan direpresentasikan dengan
warna merah menuju oranye dan juga warna yang lebih terang pada warna biru dapat
memberikan informasi kepada kita mengenai tanah. Dibandingkan saluran infra merah lainnya,
saluran 7 sangat sensitif terhadap radiasi pancaran sehingga dapat mendeteksi sumber panas.
Titik hijau terang mengindikasikan vegetasi dan perairan nampak berwarna biru gelap atau hitam.
Daerah permukiman berwarna biru gelap atau pink.
Kombinasi 4.5.1 :
Vegetasi sehat terlihat kemerahan, coklat, oranye dan kuning. Tanah mungkin hijau dan coklat,
pemukiman putih, cyan, dan abu-abu, biru terang merepresentasikan area yang dibersihkan dari
vegetasi dan area kemerahan merupakan vegetasi yang baru tumbuh, atau padang rumput yang
jarang. Perairan yang jernih dan dalam akan berwarna hitam, jika perairan dangkal atau
mengandung sedimen maka akan terlihat kebiruan atau biru terang. Untuk studi vegetasi, adanya
saluran IR menengah menambah sensitifitas untuk mendeteksi variasi tahap pertumbuhan
vegetasi, tetapi interpretasi harus hati-hati jika akuisisi data bertepatan dengan hujan. Saluran 4
dan 5 menunjukkan pantulan tinggi untuk area vegetasi sehat. Kombinasi ini sangat berguna
untuk membandingkan area terendam dan are bervegetasi merah dengan warna yang berkaitan di
saluran 3.2.1 untuk menjamin interpretasi yang benar. Kombinasi ini tidak bagus untuk studi
fitur budaya seperti jalan dan landasan pacu.
Kombinasi 7.5.3 :
Kombinasi ini memberikan pembawaan warna seperti natural dan juga kemampuan penetrasi
partikel atmosfer, asap dan kabut. Vegetasi tampak kehitaman dan hijau muda ketika musim
tumbuh, permukiman berwarna putih, abu-abu, cyan, atau ungu. pasir, tanah dan mineral terlihat
dalam berbagai variasi warna. Penyerapan hampir semua di IR menengah adalah di air, es, dan
salju memberikan kita batas yang jelas akan garis pantai dan perairan. Salju dan es terlihat biru
gelap, dan air berwarna hitam atau biru gelap. Permukaan panas seperti kebakaran hutan dan
kaldera gunung api menyerap IR menengah dan terlihat bernuansa merah atau kuning. Aplikasi
untuk kombinasi ini adalah monitoring kebakaran hutan. Selama musim pertumbuhan vegetasi
muda, kombinasi 7.4.2 harus diganti dengan kombinasi ini. Area tergenang banjir akan terlihat
biru tua atau hitam, dibandingkan kombinasi 3.2.1 yang memperlihatkan area terendam dangkal
sebagai abu-abu dan sulit dibedakan.
Kombinasi 5.4.3 :
Kombinasi ini memberikan pengguna banyak informasi dan kontras warna. Vegetasi sehat
berwarna hijau terang, dan tanah berwarna ungu muda. Kombinasi ini menggunakan saluran 5
yang memberikan kita informasi agrikultur. Kombinasi ini memberikan kita informasi berguna
mengenai vegetasi, dan banyak digunakan pada aplikasi manajemen kayu dan serangan hama.
Kombinasi 5.4.1 :
Mirp dengan kombinasi 7.4.2, vegetasi sehat akan berwarna hijau terang, kecuali kombinasi
5.4.1 yang lebih baik untuk studi agrikultur


Kombinasi 7.5.4 :
Kombinasi ini tidak melibatkan saluran visibel, memberikan kita penetrasi atmosfer yang terbaik.
Pesisir dan garis pantai terdefinisikan dengan baik. Dapat digunakan untuk mencari karakteristik
tekstural dan kelembapan tanah. Vegetasi terlihat biru. Jika berkeinginan untuk melihat vegetasi
sebagai hijau maka kombinasi 7.4.5 dapat sebagai pengganti. Kombinasi ini dapat berguna untuk
studi geologi.
Kombinasi 3.5.1 :
Kombinasi ini memperlihatkan tekstur topografi sedangkan kombinasi 7.3.1 dapat membedakan
jenis batuan.
Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit seperti
landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain mempunyai
karakteristik dan tujuan masing-masing.
Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek
di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit
Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya
alam.
1. Citra Satelit Cuaca terdiri dari TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP.
2. Citra satelit sumberdaya alam terdiri dari:
Resolusi Rendah yaitu, SPOT, LANDSAT, ASTER.
Citra Resolusi Tinggi yaitu, IKONOS, QUICKBIRD.

a) Satelit Landsat (land satelite)
Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran
menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit
sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan
sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan
per scene 185km x 185km.
b) Satelit SPOT (systeme pour Iobservation de la terre)
Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan
HRG (SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80
derajat. satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor
identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat
diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai
7 bidang liputan.
c) Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR,
SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan
pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari,
sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi
selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut
inklinasi 98,2 derajat.
d) Satelit QUICKBIRD
Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada
ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu
pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS.
Quickbird memiliki empat saluran (band).

e) Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999.
merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya 681km.citra resolusi
tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila
digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
f) Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan
teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced
Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit
pemantaulingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi
wilayah,pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam.
g) Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori olehGoogle
dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6September 2008
dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampumemetakan gambar dengan
resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelitkomersial dengan pencitraan gambar
tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
h) Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yangdiluncurkan
pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memilikiresolusi spasial yang
tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya.
Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m 0.5 m
untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari
WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi
keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
i) Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik National Oceanicand
Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini
untukmenggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra
RedObservation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun
1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km,inklinasi
sekitar 98,7 98,9 , mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam
(sehari semalam).
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4. DCS (Data Collection System),
5. SEM (Space Environment Monitor),
6. SARSAT (Search And Rescue Sattelite System)

jenis jenis citra satelit
September 18, 2013 by efridah lubis
A. Pengertian Penginderaan Jauh (Inderaja)
Penginderaan berasal dari dua suku kata dasar yaitu indera yang berarti melihat dan jauh berarti
dari
jarak jauh. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi suatu objek,
daerah
atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung
dengan
objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).
Penginderaan jauh juga didefinisikan sebagai proses perolehan informasi tentang suatu obyek
tanpa
adanya kontak fisik secara langsung dengan obyek tersebut (Rees, 2001; Elachi, 2006).
Informasi
diperoleh dengan cara deteksi dan pengukuran berbagai perubahan yang terdapat pada lahan
dimana
obyek berada. Proses tersebut dilakukan dengan cara perabaan atau perekaman energi yang
dipantulkan
atau dipancarkan, memproses, menganalisa dan menerapkan informasi tersebut. Data
penginderaan jauh
memerlukan pengolahan untuk dapat digunakan sebagai sumber informasi suatu wilayah, Data
penginderaan jauh berupa citra (imagery). Data tersebut dapat dianalisis untuk mendapatkan
informasi
tentang objek, daerah atau fenomena yang diteliti. Proses penerjemahan data pengindredaran
jauh
menjadi informasi disebut interpretasi data. Apabila dilakukan secara digital disebut interpretasi
citra
digital (Digital image interpretation).
B. Komponen Penginderaan Jauh
Untuk memperoleh informasi keruangan baik itu dalam bentuk citra maupun foto udara dalam
dalam penginderaan jauh dibutuhkan komponen-komponen sebagai berikut: 1. Sumber tenaga
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga alamiah (pasif)
maupun sumber tenaga buatan (system aktif). Bila sumber tenaga yang digunakan berasal
dari matahari (alamiah) atau obyekitu sendiri disebut indera system pasif. Bila sumber
tenaganyaberasal dari buatan manusia maka disebut sebagaisistemaktif. Tenaga ini
mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian di pantulkan ke sensor. Jumlah tenaga
matahari yang mencapai bumi di pengaruhi oleh waktu, lokasi, dan cuaca. Jumlah tenaga
yang diterima pada siang ahari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah pada pagi
atau sore hari
Spectrum elektromagnetik merupakan berkas dari tenaga elektromagnetik yang
melipuri sinar gamma, x, ultraviolet, tampak infra merah, gelombang mikro, dan
gelombang radio. Spectrum yang biasa digunakan dalam peginderaan jauh adalah sebagian
dari spectrum infra merah dekat (0,03 0,4 m), spectrum tampak (0,4 0,7 m),
spectrum infra merah dekat (0,7 1,3 4 m), spektruminfra merah thermal (3 18 4 m),
dan gelombang mikro (1 mm 1m). 2. Atmosfer
Sebelum mengenai obyek, energi yang dihasilkan sumber tenaga merambat melewati
atmosfer. Atmosfer membatasi bagian spectrum elektromagnetik yang dapat digunakan
dalam penginderaan jauh. Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjang gelombang dan
bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang
gelombang sehingga hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar
Matahari yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan
jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai
permukaan bumi disebut jendela atmosfer (atmospheric window). Kisaran panjang
gelombang yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh adalah sebagai berikut.
Spektrum Gelombang Cahaya Tampak (Visible), yaitu spektrum gelombang cahaya
yang memiliki panjang gelombang antara 0,4m0,7m. Cahaya tampak yang paling
panjang adalah merah, sedangkan yang paling pendek adalah violet. Spektrum Gelombang
Cahaya Inframerah (Infrared), yaitu spektrum gelombang
cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 0,7m1,0m. Spektrum Gelombang Mikro,
yaitu spektrum gelombang yang memiliki panjang
gelombang antara 1,0m1,0m. Tenaga berupa gelombang elektromagnetik dari
radiasi Matahari tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh. Gelombang
elektromagnetik mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama
disebabkan penyerapan, pantulan, dan hamburan oleh butir-butir yang ada di
atmosfer, seperti debu, uap air, gas karbon dioksida, dan ozon. 3. Interaksi Tenaga dengan Objek
Intraksi tenaga dengan objek sesuai dengan asas kekekalan tenaga, maka terdapat tiga
interaksi, yaitu dipantulkan, diserap, dan ditransmisiskan/diteruskan.TEM yang sampai ke
permukaan bumi akan berinteraksi dengan segala objek yang ada. Obyek di permukaan bumi
mempunyai karekteristik yang berbeda srtu dengan yang lainnya. Pada citra hitam putih
mempunyai tingkat rona atau kecerahan yang berbeda obyek satu dengan yang lain. 4. Sensor
dan wahana
TEM yang dipantulkan obyek di permukaan bumi dapat diterima oleh sensor yang dipasang
dalam wahan tertentu di udara. Ada banyak sensor dengan sifat dan karekteristik masing-
masing. Ada sensor yang dapat menyadap obyek berukuran kecil ( 1 km). Ukuran terkecil yang
dapat disadap oleh sensor dinamakan sebagai resolusi spasial. Resolusi spasial ini merupakan
petunjuk kualitas sensor, semakin kecil obyek yang dapat direkam olehnya, semakin teliti
informasinya.
5. Pengolahan Data
Data penginderaan jauh yang beredar dipasaran pada umumnya merupakan produk standar,
yaitu memiliki kualitas standar. Data dapat dianalisis untuk memenuhi kebutuhan
penggunanaya. Pengolahan data mentah (hasil rekaman sensor yang dikirim ke stasiun
bumi) menjadi produk standar dilakukan oleh operator distasiun bumi atau unit yang
menanganin distribusi produk indereja. 6. Pengguna
Pengguna merupakan komponen terakhir system inderaja, penggunalah yang tahu pasti
tenteng kebenaran, manfaat bahkan seberapa besar ketelitian informasi indera yang dipakainya.
Maka
pengguna merupakan penilai sekaligus memberi saran saran untuklebih menyempurakan
system
indera dalam memenuhi kebutuhan penggunannya. Gambar ilustrasi system pengindraan jauh
Resolusi merupakan ukuran kemampuan sensor dalam penginderaan jauh satelit. Dalam suatu
system sensor satelit terdapat empat macam resolusi, yaitu : Resolusi spasial merupakan
kemampuan sensor satelit dalam mengindra ukuran terkecil
suatu objek
Resolusi temporal merupakan kemampuan sensor satelit untuk merekam pada tempat
yang sama dalam periode waktu tertentu Resolusi radiomental merupakan kemampuan sensor
dalam merekam atau mengindera
perbedaan terkecil suatu objekyang lain (ukuran kepekaan sensor). Resolusi spectral
merupakan ukuran kemampuan sensor dalam memisahkan objek pada
beberapa kisran panjang gelombang. C. Perkembangan Sistem Sensor Penerima Data
Perkembangan system pererima data indera dari sensor dengan wahana pesawat terbang ke
wajahana satelit dimulai pasa sekitar pertengahan abad ke- 20. Namum dalam perkembangannya
wahana satelit kini sudah sangat canggih sehingga palayadnya yang dibawahnya pun canggih
pula.
Untuk itu berikut uraian singkatnya.
1. Citra Foto Udara
Citra foto udara merupakan produk indera yang pertama kali dibuat dan hingga kini masih
banyak digunakan. Foto udara dibuat dengan sensor berupa kamera yang dipasang pada pesawat
terbang, balon udara, bahkan dengan pesawt terbang tanpa awak (remote control).Untuk
merekam hasil pemotretan digunakan film dan selanjutnya film tersebut di ufdruck / cuci cetak
untuk menghasilkan gambar foto udara. Foto udara dibuat degan berbagai macam skala antara
lain skala 1:3.000, skala 1: 5.000,skala 1: 10.000, skala 1: 25.000, skala 1: 50.000 dan skala
1:100.000.
Sumber :jasafotoudara.indonetwork.co.id
2. Citra satelit
Citra satelit adalah citra yang dihasilkan dari pemotretan menggunakan wahana satelit.
Berikut ini beberapa contoh karekteristik satelit inderaja yang khusus megindera ke bumi untuk
maksud maksud pengelolalan sumber daya bumi. Peranan citra satelit adalah : Mengetahui
kualitas dan karakteristik lahan serta potensinya ,Menentukan strategi pengembangan wilayah,
Menetapkan teknologi pengelolaannya ,Untuk mendukung identifikasi ketersediaan air irigasi,
Identifikasi dan analisa infrastruktur : jumlah dan panjang jalan, jumlah rumah, luasan
pemukiman, a. LANDSAT (Land satelit)
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang dikembangkan oleh
NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua generasi
yakni generasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama adalah satelit Landsat 1
sampai Landsat 3, generasi ini merupakan satelit percobaan (eksperimental) sedangkan
satelit generasi kedua (Landsat 4 dan Landsat 5) merupakan satelit operasional (Lindgren,
1985), sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan pengembangan
(Sutanto, 1994). Satelit generasi pertama memiliki dua jenis sensor, yaitu penyiam multi
spektral (MSS) dengan empat saluran dan tiga kamera RBV (Return Beam Vidicon).Satelit
generasi kedua adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu sensor MSS dan sensor
Thematic Mapper (TM. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bits (64
tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna).
Kegunaan Citra Satelit LANDSAT adalah untuk pemetaan tanah, pemetaan penutupan
lahan, pemetaan penggunaan lahan. Gambar citra LANDSAT 7
Sumber :geoF2009.blogspot.com
b. Citra Satelit SPOT(Satellite Pour IObservation de la Terre)
Satelit ini milik Perancis, dengan karekteristik :
Orbit : sinkron putaran matahari
Ketinggian : 832 km Inklasi : 9807
Spot sudah mengorbitkan 5 buah satelit. SPOT 1,2,3 merupakan seri 1 disusul SPOT-4
merupakan seri II, yang terbaru adalah SPOT-5. Pemerintah Indonesia melalui LAPAN,
telah diberi hak untukmelakukan akuisisi data SPOT-4 melalui satsiun bumi yang
berlokasi di Parepare, Sulawesi selatan.
Sumber : titikcerah.wordpress.com
Saat ini SPOT sudah meluncurkan lagi satelit sumber daya alam yaitu SPOT-5. Pada satelit ini
sensor digunakan lebih baik dibandingkan SPOT sebelumnya.
c. Citra Satelit QUICKBIRD
QUICKBIRD merupakan salah satu satelit sumber daya milik kerja sama Amerika Serikat
dan Hitachi Jepang, yang diluncurkan pada tangggal 18 oktober 2001. Satelit ini memunyai
kemampuan setara dengan QUICKBIRD adalah IKONOS (milik Amerika). Karektirisrik dari
satelit
QUICKBIRD adalah :
Orbit : sinkron putaran matahari
Ketinggian : 800 km
Sumber : atlas.blogspot.com
Citra QUICKBIRD membuktikan bahwa kualitas dan teknologi indera di bidang satelit semakin
maju, bahkan bila dibandingkan dengan citra foto udara yang diambil dengan wahana pesawat
terbang,
citra QUICKBIRD lebih membetikan informasi. Kegunaan citra QUICKBIRD : Untuk
mendukung aplikasi
kekotaan, Pengenalan pola permukiman ,Perluasan daerah terbangun , Menyajikan variasi
fenomena
yang terkait dengan kota, Untuk lahan pertanian, terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan
tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.
d. Citra satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit milik Space Imaging (USA) yang diluncurkan bulan September 1999 dan
menyediakan data untuk tujuan komersial pada awal 2000. Ikonos adalah satelit dengan resolusi
spasial tinggi yang merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m (citra berwarna) dan
sebuah kanal pankromatik dengan resolusi 1 m (hitam-putih). Ini berarti Ikonos merupakan
satelit komersial pertama yang dapat membuat image beresolusi tinggi.
Kegunaan satelit IKONOS adalah : pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah,
memperbaruhi peta topografi yang sudah ada dan menghasilkan peta baru.
e. Citra Satelit ALOS
Alos adalah Satelit terbesar yang dikembangkan dan diluncurkan oleh JAXAs Tanegashima
Space Center Jepang yang diluncurkan pada tanggal 24 Januari 2006 dengan menggunakan roket
H-IIA. Satelit ini didesain untuk dapat beroperasi selama 3 5 tahun, dengan membawa 3 sensor,
yaitu Panchromatic Remote Sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) dengan resolusi
2,5 meter, Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2 (AVNIR-2) resolusi 10 meter
dan Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar(PALSAR) resolusi 10 meter dan 100
meter. Periode kunjungan ulang (re-visiting period) dari sateli ALOS adalah 46 hari, akan tetapi
untuk kepentingan pemantauan bencana alam atau kondisi darurat satelit ALOS ini mampu
melakukan observasi dalam waktu 2 hari.
Sumber : http://www.lapanrs.com/
f. Citra Satelit Aster ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection
Radiometer) adalah
instrumen / sensor yang dipasang pada satelit Terra, yang diluncurkan pada Desember 1999,
dimana ini merupakan bagian dari NASAs Earth Observing System (EOS) bekerja sama dengan
Jepang dalam memecahkan persoalan yang menyangkut SDA dan lingkungan. Proyek ini
didukung sepenuhnya oleh para ilmuwan Jepang dan Amerika Serikat dari beragam keilmuan
diantaranya : geologi, meteorologi, pertanian, kehutanan, studi lingkungan, gunung berapi, dan
lain lain.
Adapun karakteristik sekilas mengenai citra ASTER adalah sebagai berikut : Observasi pada 3
VNIR, 6 SWIR, 5 TIR bands atau bekerja dengan 14 bands atau dapat
merekam data citra permukaan bumi dari panjang gelombang daerah visible (sinar
tampak) ke daerah thermal infrared. Sehingga dapat disimpulkan bahwa citra ASTER
mampu merekam data citra di permukaan bumi dari panjang gelombang daerah visible (
sinar tampak ) ke daerah infrared thermal. Stereoskopik data dapat diperoleh dengan single
orbit. Resolusi spasial citra ASTER adalah 15m untuk VNIR, 30m untuk SWIR, dan 90 m
untuk TIR. Sensor optik dengan resolusi geometric dan radiometric yang tinggi pada semua
frekuensi
channel. Dengan melihat karakteristik di atas, penggunaan citra ASTER dapat memenuhi
kebutuhan para pengguna / user data dalam bidang lingkungan dan sumberdaya alam
(SDA).
Pemanfaatan citra ASTER adalah untuk memonitoring permukaan bumi, baik dalam bidang
pertanian, pertambangan, meteorologi, dan lain sebagainya yang erat kaitannya dengan
monitoring
sumber daya alam ( SDA).
Gambar citra ASTER
Sumber : Bhian Rangga JR.com
g. Satelit Citra NOAA (National Oceanic and Atmosphric Administrastion )
National Oceanic and Atmospheric Administration. Satelit berorbit sinkron matahari milik
NOAA, Amerika Serikat yang misi utamanya adalah pemantauan cuaca. Satelit NOAA
dikembangkan dari seri satelit TIROS (Television and Infrared Observation ). Satelit TIROS
kemudian digantikanmenjadi TOS (TIROS Operational System) yang kemudian menjadi seri
ESSA
(Environmental Science Service Administration). ESSA kemudian dikembangkan menjadi seri
ITOS (Improved TIROS Operational System) disusul seri NOAA. Seri satelit NOAA terdiri dari
generasi I (TIROS-N/NOAA 1-5), generasi II (Advanced TIROS-N/ATN/NOAA 6-14) dan
generasi III
(NOAA K, L, M). Pengindera yang diusung satelit ini pada umumnya adalah AVHRR
(pengembangan dari VHRR) dan TOVS (TIROS Operational Vertical Sounder). Setiap satelit
biasanya juga masih mendapatkan tambahan perangkat pengindera lain sesuai dengan misi.
Karekteristik satelit citra NOAAH :
Dimensi : Tinggi : 165 in (4,19m),Diameter : 74 in (1,88m),Solar array area : 180,6
ft (16,8m)
Berat : 4920 lbs (2231,7 kg)
Orbit : Ketinggian: 870 km , Kemiringan: 98,856 Waktu Matahari Lokal : 13:40
Rata-rata Ketinggian: 870 Km
Gambar citra satelit NOOA
Kegunaan citra NOAA : Membuat Peta Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature
maps/SST Maps) , Monitoring iklim ,Studi El Nino ,Deteksi arus laut untuk memandu kapal-
kapal pada
dasar laut dengan ikan berlimpah.



Sumber : Jensen, 2000
DAFTRA PUSTAKA
Dewi, Mustika. 2013. Pengolahan Citra Digital, dalam
http://mustikadewi51.blogspot.com/2013/04/macam-macam-citra-satelit-dan-
fungsinya.html. Diunduh Rabu, 4 september 2013.
Hidayat, Nur. 2007. Penginderaan Jauh dan Interperetasi citra. Universitas Negri Semarang :
Semarang.
Hardika, Edwin Putr. 2001. Penginderaan Jauh dengan ERMapper. Graha ilmu : Yogyakarta.
JR, Bhian Rangga.2010. Pemanfaatan citra Penginderaan Jauh. FKIP UNS: Semarang.
Mahturai. 2009.Sekilas tentang Citra Alos dan Aster,dalam http://angkringangis.multiply.com/.
Diunduh
Rabu 4 september 2013.
Soenarmo, Sri Hartati.2009. Penginderaan Jauh dan Penegnalan Sistem Informasi Geogrfais
untuk bidang
ilmu kebumian. ITB Bandung : Bandung

Anda mungkin juga menyukai