Anda di halaman 1dari 3

Masalah Etika Mahasiswa: Merusak sarana dan prasarana kampus

Deskripsi: Perilaku mahasiswa yang merusak sarana dan prasarana kampus termasuk perbuatan
tidak etis yang seharusnya tidak dilakukan oleh mahasiswa yang dalam hal ini merupakan
pengguna dari fasilitas kampus karena perilaku tersebut tidak sesuai dengan tata tertib kampus
dan melanggar etika sebagai mahasiswa. Bila fasilitas kampus sudah terlihat kotor/ rusak, maka
pastilah rasa untuk menjaga fasilitas tersebut akan menurun yang membuat kerusakan-
kerusakan yang ada menjadi lebih besar dan akhirnya kerusakan tersebut menjadi fatal dan
berakibat tidak bisa digunakannya lagi fasilitas tersebut.
Teori:
Dalam sudut pandang mahasiswa, etika termasuk kedalam etika khusus yang memiliki
arti penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus dalam arti disini yaitu profesi
sebagai mahasiswa.
Sebagai mahasiswa, mahasiswa memiliki etika nya sebagai mahasiswa yang sangat
berperan penting baik terhadap diri mahasiswa nya itu sendiri maupun orang lain. Sesuai dengan
pengertian etika menurut Drs. O.P. Simorangkir yaitu, etika sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik, maka sebagai mahasiswa pun harus mempunyai
etika dalam menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa.
Adapun berikut beberapa etika yang dapat diterapkan diri sebagai mahasiwa, yaitu
sebagai berikut :
1. Menaati peraturan yang ditetapkan oleh Universitas, fakultas maupun dosen yang berperan
sebagai pengajar di dalam lingkungan kampus kita sebagai mahasiswa.
2. Menganggap teman sesama mahasiswa sebagai teman sejawat yang harus saling membantu
dan menganggapnya sebagai pesaing secara sehat dalam berkompetisi meraih prestasi akademis.
3. Berperilaku sopan dan santun dalam bergaul di lingkungan kampus.
4. Berpenampilan sopan sesuai dengan lingkungan kampus dan profesi sebagai mahasiswa.

Menurut Ibrahim Bafadal (2003: 2), sarana pendidikan adalah semua perangkatan peralatan,
bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Wahyuningrum (2004: 5), berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang
diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang
tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai.
Maman Rachman (Tulus Tuu, 2004: 32) mengungkapkan disiplin sebagai upaya mengendalikan
diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan
terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam
hatinya.
Hasibuan (Nita, 2010) mengungkapkan disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Esensi dari pengertian-pengertian disiplin yang telah dipaparkan yaitu disiplin adalah upaya
sadar individu dengan penuh rasa tanggung jawab untuk menaati tata tertib yang berlaku dalam
masyarakat.
Aspek-aspek disiplin diri siswa meliputi:
a. Tata tertib sekolah
1) Etika, meliputi: bersikap sopan terhadap personel sekolah dan teman.
2) Kehadiran, meliputi: hadir, hadir tetapi tidak mengikuti pelajaran, bolos sekolah, dan
terlambat datang ke sekolah.
3) Tata tertib berpakaian, meliputi: jenis/model pakaian rambut, dan kelengkapan pakaian,
seperti atribut, ikat pinggang dan sepatu.
4) Penampilan, meliputi: kerapihan rambut, make up, dan perhiasan/aksesoris.
5) Pelanggaran khusus, meliputi: merokok, membawa CD/DVD porno, terlibat geng motor,
terlibat tawuran, membawa NARKOBA, membawa senjata tajam, dan pacaran sembrono.
6) Pengrusakan, meliputi: merusak dan mengotori sarana dan prasarana sekolah.
7) Upacara, meliputi: mengikuti upacara dan mentaati upacara.
b. Tata tertib kelas
1) Kehadiran, meliputi: datang ke kelas tepat waktu, tidak meninggalkan kelas pada saat jam
pelajaran tanpa izin guru.
2) Etika belajar di kelas, meliputi: melaksanakan tugas piket kelas, berdoa sebelum
pelajaran dimulai, mematikan HP pada saat pelajaran berlangsung.
3) Kegiatan belajar mengajar di kelas meliputi: tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
yang menghambat belajar, tidak mencontek pekerjaan orang lain, membiasakan diri
untuk membuat catatan bagi setiap mata pelajaran secara teratur dan lengkap,
mengerjakan semua tugas dari guru, melaksanakan tugas piket kelas.

Contoh sederhana dari perusakan sarana-prasarana kampus oleh mahasiswa yaitu coret-
coretan dimeja dan kursi ruang perkuliahan. Tidak hanya itu, bahkan ada yang
membuang permen karet dengan menempelkannya dikursi. Namun ada juga kasus-kasus
perusakan sarana kampus yang berawal dari unjuk rasa menyampaikan aspirasi,
kemudian berujung pada perusakan fasilitas kampus itu sendiri. Berikut analisa factor-
faktor penyebab terjadinya perusakan sarana prasarana kampus oleh mahasiswa:
1. Faktor ketidakpuasan mahasiswa
Besarnya harapan akan terjadinya perubahan serta rasa lelah dalam berunjuk rasa
dan merasa aspirasi tidak didengar menyebabkan terjadinya perusakan fasilitas
kampus.
2. Faktor provokasi dari orang-orang tertentu
3. Faktor pemaksaan kehendak
4. Faktor komunikasi yang tidak sepaham antara mahasiswa ataupun organisasi
mahasiswa
5. Faktor kepentingan tertentu

Oleh: Riskianita Aryani (NIM: R1114098)
Sintya Rosalina (NIM: R1114110)
Viniezha Rachma Zikriyah (R1114130)

Anda mungkin juga menyukai