Anda di halaman 1dari 2

Farhan Naufal Iskandar

170210130087
Kasus Pelanggaran Perwakilan Diplomatik di Negara Penerima
Seorang diplomat Arab Saudi yang telah diakreditasi di Iran pada tanggal
18 Maret 2013 tertangkap mengendarai mobil dalam keadaan mabuk, ditambah
lagi dengan mengemudi dengan kecepatan yang begitu tinggi diatas rata-rata. Hal
ini menyebabkan beliau menabrak seorang warga Iran yang sedang mengendarai
sebuah mobil, hingga meninggal dunia di tempat saat itu juga. Tidak hanya
sampai disitu, beliau juga menabrak seorang pejalan kaki yang sedang melintasi
jalan hingga tak sadarkan diri. Polisi pun langsung menyelidiki hal tersebut dan
menemukan 4 buah botol minuman keras di dalam mobil dari diplomat Arab
Saudi tersebut.
Sehubungan dengan kasus ini, Kementerian Luar Negeri Iran pun
mengambil tindakan tegas melalui jaringan yudikatif dan diplomatik. Selanjutnya,
pihak Iran juga memberikan dokumen kepada Kedutaan Arab Saudi di Teheran
dengan menganggap apa yang telah dilakukan oleh diplomat Arab Saudi
merupakan hal yang tidak pantas. Dan ternyata, sang diplomat tidak
mempertanggungjawabkan sama sekali apapun yang telah ia lakukan. Pihak Iran
tentu mempunyai hak untuk mem-persona non grata-kan diplomat ini karena
pasal 9 ayat 1 dari Konvensi Wina telah terpenuhi.
Dalam pasal tersebut, dikemukakan bagaimana negara dapat mem-persona
non grata-kan duta besar. Dan Iran telah memenuhi hak-hak tersebut. Namun,
apabila Iran melakukan hal tersebut, ini akan merusak hubungan diplomatiknya
dengan Arab Saudi. Maka dari itu terdapat beberapa pilihan untuk menyelesaikan
sengketa tersebut yaitu dengan cara:
1. Waiver, adalah penanggalan kekebalan dan keistimewaan yang didapat
oleh diplomat. Hal ini memberikan kesempatan Arab Saudi untuk
mengadili diplomatnya, karena sangat pantas seorang diplomat yang
melakukan pelanggaran untuk diadili.
2. Mengajukan permohonan kepada ICJ, dengan mengajukan proses
konsiliasi dan arbitrase terlebih dahulu.
Disisi lain, tentu saja sebuah negara tetap memiliki hak untuk mem-persona
non grata-kan utusan atau perwakilan di negara dimana ia bertugas kapanpun
apabila telah memenuhi syarat yang tertuang dalam pasal 9 ayat 1 Konvensi Wina
1961, tanpa harus mendengarkan pembelaan apapun dari diplomat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai