Anda di halaman 1dari 3

Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah keadaan dimana ada radang pada pembuluh darah manusia yang
disebabakan oleh penumpukan plak. Penumpukan plak dapt terjadi dikarenakan adanya disfungsi
dari endotel. Endotel memiliki fungsi sebagai pengatur tonus dan struktur vaskuler,antikoagulasi dan
antiagregasi. Apabila endotel tidak berfunsgi dengan baik, maka salah satunya dapat mempermudah
terbentuknya aterosklerosis. Disfungsi dari endotel ini dapat disebabkan beberapa faktor. Faktor
yang masih dapat diubah adalah gaya hidup seperti merokok, obesitas dan kurang olahraga.
Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah adalah peningkatan usia, jenis kelamin (pria) dan genetik.
Pada keadaan hiperkolesterolemia, dimana kolesterol darah meningkat. Terjadi akumulasi
lipoprotein di sekitar endotel. Akumulasi lipoprotein di sekitar endotel dan disertai disfungsi dari
endotel menyebabkan lipoprotein tersebut berpenetrasi kedalam endotel, terpisah dari antioksidan
plasma dan terjadi proses oksidasi. Lipoprotein yang teroksidasi merupakan rangsangan proses
inflamasi yang membuat monosit bermigrasi dari darah dan berpenetrasi kedalam endotel untuk
memfagositosis lipoprotein yang teroksidasi. Lalu monosit berubah menjadi makrofag. Karena
makrofag tidak bisa mencerna seluruh lipoprotein, makrofagnya menjadi lisis dan terjadi
penumpukan lemak. Lemak menumpuk di interstisial dan akhirnya terbentuk penonjolan ke arah
lumen pembuluh darah. Penonjolan tersebut membentuk plak yang memliki dinding kapsul yang
tipis dan berisikan banyak lemak.
Plak yang mengandung banyak lemak, memiliki pelindung yang tipis lebih berbahaya
dibandingkan lemak yang memiliki pelindung lebih keras dan berisikan kolagen. Karena plak yang
lebih tipis akan mudah ruptur dan dapat menyebabkan terbentuknya trombus.

HB
Leukosit
Hematokrit
Ureum
Kreatinin
Gula darah sewaktu
Kreatin kinase (CK)
CKMB
Troponin
Na
K
Cl
Kolesterol total
LDL
HDL
Trigliserida

Hasil
15 gr%
12.000 /L
40 %
20 mg%
1,1 mg%
150 mg%
150 U/L
50 U/L
0.4 ng/ml
137 mmol/L
4.0 mmol/L
100 mmol/L
273 mg/dl
191 mg/dl
38 mg/dl
186 mg/dl

Nilai normal
12-16 gr%
5.000-11.000 /L
36-45 %
<25 mg%
<1,4 mg%
<180 mg%
5-100 U/L
<24 U/L
0-0.1 ng/ml
135-145 mmol/L
3.5-5.5 mmol/L
96-112 mmol/L
<200 mg/dl
<130 mg/dl
>45 mg/dl
<200 mg/dl

Dari hasil laboratorim yang didapat, kadar HB,hematokrit, ureum,kreatinin, gula darah
sewaktu,Na, K, Cl, dan trigliserida dalam keadaan normal. Tetapi, pada leukosit ditemukan adanya
peningkatan sebanyak 1000/L. Peningkatan leukosit ini dikarenakan adanya pemebntukan
aterosklerosis yang membutuhkan sejumlh monosit untuk memfagositosis lipoprotein yang ada.
Kreatin kinase, CKMB, dan troponin yang meningkat merupakan tanda dari adanya enzim jantung
yang meningkat. Kreatin kinase akan meningkat setelah 3-8 jam dan puncaknya pada 10-36 jam dan
akan normal kembali selama 3-4 hari. CKMB (creatinine kinase MB ) akan meningkat 3 jam setelah
miokard infark dan puncaknya 10-24 jam dan akan normal kembali dalam 2-4 hari. Troponin akan
meningkat 2 jam setelah miokard infark dan puncaknya 10-24 jam. Troponin T masih dapat dideteksi
setelah 5-14 hari sedangkan troponin I setelah 5-10 hari.
Kolesterol total yang meningkat dikarenakan hiperkolesterolemia. Nilai banding antara LDL
dan HDL yang lebih dari 3 juga berbahaya. Dalam hasil nilai LDL yaitu 191 mg/dl, sedangkan HDL
hanya 38 mg/dl. Apabila nilai LDL dibagi nilai HDL, akan didapati angka lebih dari 3, yaitu 5,03. Angka
tersebut cukup besar dan akan berdampak terhadap penumpukan LDL dalam tubuh yang menjadi
awal dari pembentukan aterosklerosis.

Foto thorax
Pada hasil foto thorax, tidak ditemukan adanya kelainan. Gambaran jantung tidak ditemukan
adanya pembesaran. Tidak adanya pembesaran menandakan bahwa belum terjadi adanya dilatasi
dari pembuluh darah di jantung dan belum ada gambaran menuju gagal jantung. Gambaran paru
juga dalam batas normal. Tidak didapat adanya gambaran bendungan, yang menandakan bahnwa
tidaka adanya edema pada paru.

EKG
Pada gambaran EKG didapatkan gambaran irama sinus, irama sinus disebabkan oleh
depolarisasi secara bertahap dari sel otot jantung. Adanya irama sinus menandakan adanya puncak P
yang positif. QRS rate sebanyak 100 x/menit menandakan irama sinus yang masih dalam batas
normal. Karena normalnya 60-100 x/menit, apabila <60 x/menit disebut bradikardi, kalau >100
x/menit disebut takikardi. Gambaran aksis ke kiri menandakan adanya depolarisasi atrium dan
keadaan ini normal. PR interval menjelaskan adanya hantaran impuls elektris yang datang dari
atrium ke ventrikel. Pada hasil EKG, PR interval 0.14, angka tersebut termasuk normal. Karena
normalnya adalah 0,12-0,21 detik. Kompleks QRS menggambarkan jalannya gelombang pengaktifan
yang melalui ventrikel, dalam keadaan normal lebar kompleks QRS <0,08. Hasil EKG didapat 0,06
detik (normal). Gambaran ST depresi pada V2-V6,I, aVL merupakan adanya hal yang patologis.
Gambaran ST yang depresi merupakan tanda adanya iskemi miokard. Gelombang T terbalik pada V4V6, I, aVL menandakan adanya T yang patologis, karena normalnya T positif. Gambaran T terbalik
yang simetris menunjukan adanya iskemi primer dari miokard. Sedangkan apabila T terbalik yang
asimetris menandakan adanya hipertrofi ventrikel.

Anda mungkin juga menyukai