Anda di halaman 1dari 23

1

URGENSI DAN MANFAAT ANALISIS POTENSI WILAYAH


TERKAIT DENGAN BEBERAPA BIDANG
SESUAI DENGAN KONTEKS INDONESIA
Oleh :
Fajar Hermala
Laode Buzyali
Adelheid

a. Latar Belakang
Analisis potensi wilayah telah menjadi hal yang tidak asing dalam
pembangunan di Indonesia. Hal ini telah diamanatkan dalam konstitusi Negara yaitu
UU no 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang
secara tersirat memberikan makna bahwa peningkatan daya saing daerah dilakukan
melalui suatu proses perencanaan yang matang. Proses perencanaan tersebut
harus melalui suatu analisis yang dapat menguraikan potensi-potensi daerah
menjadi penunjang daya saing daerah dalam pelaksanaan pembangunan.
Pada kenyataannya, walaupun anpotwil telah menjadi hal yang harus
diilaksanakan dalam perencanaan pembangunan, namun masih banyak daerah
yang belum mampu menggunakan anpowil sebagai upaya menggali seluruh potensi
yang dimiliki, baik dari segi sumber daya manusianya yang kurang kompetensinya
serta masih banyak sektor sumber daya alam yang belum dimobilisir sehingga
belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini tidak akan terjadi apabila
pemerintahan daerah benar-benar memahami arti penting dan manfaat dari analisis
potensi wilayah itu sendiri.
Untuk itu pada paper kami kali ini, kami membahas Urgensi dan manfaat
Analisis Potensi Wilayah dalam berbagai bidang di Indonesia yang diharapkan
dapat membuka cakrawala pemikiran kita sebagai calon pamong praja untuk dapat
memahami arti penting dan manfaat anpotwil sehingga dapat menjadi bekal dalam
membangun daerah kea arah yang lebih baik.

b. Tinjauan Pustaka
1.

Pengertian Urgensi
Urgensi berasal dari :

bahasa latin [URGERE]-{kata kerja} yang berarti mendorong

dalam bahasa inggris[URGENT]-{KATA SIFAT}

dalam bahasa indonesia [URGENSI]-{KATA BENDA} istilah urgensi menunjuk


pada sesuatu yang mendorong kita ,yang memaksa kita untuk di selesai kan
dengan demikian mengandaikan ada suatu masalah dan harus di tindak lanjuti.
Urgensi bisa berarti penting nya. Misalnya urgensi kepemimpinan muda itu lebih
berarti pentingnya kepemimpinan muda .

2.

Pengertian Manfaat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manfaat memiliki arti : guna; faedah.
Manfaat langsung dapat dinikmati karena adanya investasi, dan yang dapat berupa
kenaikan fisik hasil produksi, perbaikan kualitas hasil produksi dan penurunan biaya.
Manfaat dalam bahasa Inggris adalah benefit yang artinya kegunaan suatu
keluaran yang dirasakan langsung oleh masyarakat, dapat berupa tersedianya jasa
atau fasilitas yang dapat diakses oleh publik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat adalah kegunaan suatu keluaran yang
dirasakan langsung oleh masyarakat, dapat berupa tersedianya jasa atau fasilitas
yang dapat diakses oleh publik.

3.

Pengertian Analisis Potensi Wilayah


Pengertian Analisis
Analisis bisa di artikan sebagai kajian yang dilaksanakan terhadap suatu hal
guna menelitinya secara mendalam. Misalnya pada kegiatan laboratorium, kata
analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium
untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pengertian analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Berikut ini adalah pengertian analisis menurut para ahli :

v WIRADI
Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai,
membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali
menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya.

v KOMARUDDIN
Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi
komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu
sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.
v DWI PRASTOWO DARMINTO & RIFKA JULIANTY
Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
v ANNE GREGORY
Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan.

Kesimpulan pengertian analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan


suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda
komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu
keseluruhan yang terpadu.

Pengertian Potensi
Potensi berarti kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan,
kekuatan, kesanggupan dan daya. Berpotensi artinya memiliki potensi. Menurut
kamus bahasa Indonesai, potensi adalah kesanggupan, daya, kemampuan untuk
lebih berkembang. Setiap orang memiliki potensi, dan tentu berbeda setiap apa yang
dimiliki antara satu orang dengan orang lain.
Ada dua bentuk potensi yaitu potensi fisik dan potensi mental (psikis)

Potensi fisik --- >>> Adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan apabila dilatih dengan baik.Kemampuan yang
terlatih ini akan menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam bidang
tertentu. Potensi fisik akan semakin berkembang bila secara intens dilatih dan
dipelihara. Potensi fisik ini seperti, tubuh, otot, wajah, ketahanan ataupun kesehatan.

Potensi psikis --- >>> Adalah bentuk kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki
seseorang dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila
dipelajari dan dilatih dengan baik. Potensi psikis ini meliputi IQ(Intelligence
Quotient),EQ ( Emotional Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan SQ (Spiritual
Quotient).

Jadi potensi adalah kadar kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat
dikembangkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pengertian Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional. (UU Nomor 24 Tahun 1992: Penataan
Ruang). Wilayah adalah bagian permukaan bumi yang membentuk suatu teritorial
bedasarkan batas geografis tertentu (seperti suatu wilayah aliran sungai, wilayah
kehutanan, wilayah dataran tinggi, wilayah pulau, wilayah Negara).
Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi, pengertian
permukaan bumi menunjuk pada suatu tempat atau lokasi yang dilihat secara
horizontal dan vertikal. Wilayah sering dibedakan artinya dengan kata daerah atau
kawasan. Wilayah dapat diartikan sebagai satu kesatuan ruang yang mempunyai
tempat tertentu tanpa terlalu memperhatikan soal batas dan kondisinya. Atau juga
wilayah dapat diartikan, suatu areal yang memiliki karakteristik area bisa sangat kecil
maupun sangat besar, suatu wilayah diklasifikasikan berdasarkan satu atau
beberapa karekteristik, misalnya berdasarkan iklim, relief dipebatuan, pola pertanian,
tumbuhan alami, kegiatan ekonomi dan sebagainya.
Purnomo Sidi (1981) mengatakan bahwa wilayah adalah sebutan untuk
lingkungan permukaan bumi yang jelas batasannya. Imanuel Kaant (1982)
mengatakan wilayah adalah sesuatu ruang di permukaan bumi yang mempunyai
spesifik dan dalam aspek tertentu berbeda antara dua titik dalam garis lurus.
Glasson (1974), Budi Harsono (1996), dan Huesmen (1986) mengatakan bahwa
wilayah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu wilayah formal (formal region atau
mogenous regoins) dan wilayah fungsional (Functional region atau nodul region).
a. Wilayah formal adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek tertentu yang
mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri yang relatif sama. Kriteria pokok yang digunakan
antar wilayah dapat berbeda tergantung dasar atau tujuan pengelompokannya.
Kriteria tersebut dapat berupa aspek fisik seperti ketinggian, bentuk lahan, dan curah
hujan, kegiatan ekonomi (daerah pertanian), peternakan, industri dan sebagainya.
Jadi pada wilayah seragam terdapat keseragaman atau kesamaan dalam kriteria
tertentu.

b. Wilayah fungsional adalah suatu wilayah yang mempunyai ketergantungan antara


daerah pusat dengan daerah belakangnya atau suatu wilayah yang dalam banyak
hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan dengan garis
melingkar (daerah belakangnya). Oleh karena itu, pada wilayah gundul terdapat
pengertian tentang kaitan fungsional antara pusat kegiatan. Wilayah seperti ini
disebut wilayah fungsional. Contohnya wilayah kota dengan wilayah belakangnya.
Lokasi produksi dengan wilayah pemasarannya, susunan orde perkotaan dan jalur
transportasi.
Dari pengertin-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah adalah
Wilayah adalah bagian permukaan bumi yang membentuk suatu territorial
bedasarkan batas geografis tertentu (seperti suatu wilayah aliran sungai, wilayah
kehutanan, wilayah dataran tinggi, wilayah pulau, wilayah Negara).

Pengertian Analisis Potensi Wilayah


Adalah mengkaji secara ilmiah rincian semua kekayaan atau sember daya
fisik maupun non fisik pada area atau wilayah tertentu sehingga dapat
dikembangkan lebih lanjut menjadi kekuatan tertentu.
Analisis Potensi Wilayah mencakup rona fisik dan dan rona sosial ekonomi.
Rona Fisik wilayah mencakup lokasi wilayah baik relatif maupun absolute, luasan
wilayah, bentuk lahan, kondisi topografi, kondisi lereng,kondisi tanah,kondisi iklim,
kondisi hidrologi, kondisi geologi, penggunaan lahan, dan kondisi fisik lainnya.
Selain rona fisik wilayah, dalam anpotwil juga harus melakukan analisis tentang
kondisi sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi wilayah secara utuh
merupakan perpaduan antara rona fisik dan rona sosial ekonomi dari suatu wilayah.
Data sosial ekonomi yang perlu dianalisis adalah:
1)

Data penduduk (jumlah, kepadatan penduduk, rasio ketergantungan, tingkat


pertumbuhan, mata pencaharian penduduk, dll.);

2)

Data distribusi fasilitas umum/utilitas (seperti fasilitas pendidikan :jumlah dan


persebaran

sekolah,

jumlah

dan

persebaran

fasilitas

kesehatan:

Polides,

Puskesmas, Rumah sakit; Pasar/pertokoan, terminal, dsb).


3)

Data Aksesibilitas, seperti kondis jaringan jalan atau kondisi transportasi, dan
fasilitas yang lainnya.

c.

Pembahasan
Urgensi dan Manfaat Analisis Potensi Wilayah Dan Daerah Terkait Dengan
Beberapa Bidang Sesuai Dengan Konteks Indonesia

Urgensi dan manfaat analisis potensi wilayah adalah arti penting yang
mendorong perlunya dilaksanakan anpotwil dan manfaat dari hasil pelaksanaan
anpotwil yang langsung dapat dirasakan di berbagai bidang dalam kehidupan
masyarakat. Dari hasil pembahasan kelompok kami melalui analisis terhadap data
yang diperoleh, maka berikut kami uraikan tentang Urgensi dan manfaat Analisis
Potensi Wilayah dalam berbagai bidang di Indonesia.

Urgensi analisis potensi wilayah


Urgensi merupakan suatu nilai yang sangat penting sehingga mendorong
pemerintah daerah harus melaksanakan analisis potensi wilayah yang dimilikinya,
dapat kita lihat melalui 3 perspektif , yaitu :
1. Analisis Potensi Wilayah Merupakan Perwujudan Amanat Konstitusi Negara,
Berdasarkan Perspektif Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Dasar konstitusi Negara yaitu pancasila dan UUD 1945 alinea keempat telah
mengamanatkan suatu pembangunan demi kesejahteraan masyarakat. Beragam
contoh peraturan yang telah lahir adalah salah satu wujud petunjuk teknis
penyelenggaraan pembangunan di Negara kita. Selain itu, peraturan-peraturan
tersebut juga merupakan bukti sahnya apa yang dilakukan pemerintah adalah murni
tugas dari Negara demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang sejati bukan
karena dilatarbelakangi kepentingan tertentu.
Terkait dengan peningkatan daya saing daerah melalui analisa potensi wilayah,
sesungguhnya hal tersebut juga sudah merupakan amanat langsung konstitusi
Negara. Slah satunya dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2004 pasal 1 ayat 1
bahwa Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia, secara tersurat kata anpotwil memang tidak ada dalam pasal tersebut,
namun jika dikaji lebih dalam lagi , barulah kita dapat mengerti bahwa pasal tersebut
sudah menghendaki pentingnya suatu anpotwil itu sendiri.
Mengapa?

Untuk menentukan masa depan yang lebih baik melalui pengelolaan sumber daya
yang ada maka diperlukan suatu kegiatan yang tidak hanya mengumpulkan data
namun juga

telaah yang mendalam (analisa) terkait data tersebut sehingga

didapatkan informasi yang tepat guna menentukan urutan-urutan pilihan dalam


implementasi suatu kebijakan. Untuk itu suatu analisis potensi wilayah sangat
diperlukan karena metode yang ada di dalam anpotwil itu sudah sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan peraturan perundang-undangan, khususnya UU No.25
Tahun 2004. Lebih jelasnya dapat dipaparkan sebagai berikut :
Dalam pasal 8 dikatakan bahwa Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional
meliputi: a. penyusunan rencana; b. penetapan rencana; c. pengendalian
pelaksanaan rencana; dan d. evaluasi pelaksanaan rencana. Dalam Proses Umum
Perencanaan, sebenarnya kedudukan anpotwil berada pada tahap pengumpulan,
pengolahan dan analisis data dimana dengan menggunakan teknik dan metode
yang tepat ,maka masalah, hambatan, tantangan dan peluang yang ada dapat
dipetakan dengan baik, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
sehingga penyusunan rencana dapat berjalan dengan efektif dan efisien, yang
akhirnya berimbas positif pada penetapan rencana. Penyusunan rencana itu ibarat
hulu maka penetapan rencana adalah hilirnya, jika air dari hulu telah kotor maka air
di bagian hilirnya pun akan ikut kotor.
Hal ini tentu mempertegas peran sentral anpotwil dalam tahap pengumpulan
informasi yang sangat dibutuhkan tahap penyusunan rencana.

2. Penggalian potensi yang ada dari masing-masing wilayah yang kemudian


dikelola dan dimanfaatkan sebagai modal pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Perumpamaan

sederhana

sebagai

penggambaran

pentingnya

anpotwil

sebagai penggalian potensi suatu daerah adalah Kita tidak akan menemukan
sesuatu yang kita cari dalam sebuah kotak yang berisi berbagai macam benda,
tanpa membuka kotak itu, melihat dengan teliti dan memasukkan tangan kita dengan
cekatan untuk mencari sesuatu yang kita butuhkan.
Pembangunan suatu daerah dapat dilaksanakan dengan baik apabila modal
pembangunan yang dimiliki telah terpenuhi. Modal tersebut berwujud sumber daya
manusia, sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Setiap daerah tentunya
tidaklah sama, karakterisistik dan kondisi fisik maupun sosialnya berbeda-beda.

Untuk itu diperlukan pemetaan potensi dan analisis mendalam melalui anpotwil
sehingga seluruh

potensi yang ada dapat digali kemudian dikelola dan

dimanfaatkan menjadi sumber-sumber kekuatan modal pembangunan untuk


mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

3.

Analisis potensi wilayah peningkatan daya saing suatu daerah dalam


menghadapi tantangan perekonomian global.
Perekonomian global kini terus mewabah hampir di seluruh Negara di dunia.
Jutaan produk dalam berbagai macam bidang yang telah dihasilkan merupakan
wujud nyata pengaruh dari sebuah sistem yang mendunia. Keterlibatan setiap
Negara dalam sistem ini hamper didorong oleh suatu motif yang sama yaitu
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dengan adanya suatu pertumbuhan ekonomi
yang pesat tentu mereka berharap akan berimbas positif bagi kesejahteraan hidup
masyarakatnya
Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat konsumtif masyarakatnya
yang tinggi merupakan sasaran empuk bagi negara-negara kompetitor dengan
produk-produk berkualitas. Tingkat konsumtif yang tinggi tersebut sebenarnya
bukanlah suatu masalah jika yang diminati adalah produk lokal , namun
kenyataannya malah sebaliknya, dimana sebagian besar masyarakat kita terlena
dengan produk asing. Untuk itu, sudah seharusnya Negara ini menyiapkan langkahlangkah strategis untuk mencegah buruknya pengaruh pasar global yang kian besar.
Setiap daerah di Negara Indonesia tentu memiliki keadaan geografi, demografi
dan social budaya yang berbedabeda serta keunikan tersendiri, ada yang kaya
akan kekayaan alam ,dan ada juga yang minim kekayaan alam. Seperti apapun
keadaannya, setiap daerah tentu dapat menghasilkan suatu nilai tambah bagi
siapapun yang mau dengan serius dan cerdas untuk mengolahnya. Sebagai contoh
coba bandingkan kondisi Negara ini dengan Jepang yang minim akan kekayaan
alam, dari keadaan infrastruktur,proporsi pendapatan devisa, atau pengelolaan
sektor BUMN atau BUMD menunjukkan bahwa jepang masih lebih baik dari
Indoesia. Hal ini menandakan bahwa sumber daya alam yang melimpah bukanlah
jaminan kemajuan suatu negara melainkan lebih pada usaha-usaha apa yang
dilakukan sumber daya manusia di daerah setempat yang mau dengan serius dan
cerdas untuk mengolah daerahnya.

Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman mutlak ada di suatu negara,


sekarang tinggal bagaimana pemerintah mengkombinasikan keempat hal tersebut
menjadi suatu formula mujarap untuk mengembangkan suatu potensi yang masih
tersembunyi dan jika dikembangkan dapat menghasilkan suatu keuntungan yang
menjanjikan masa depan yang lebih baik. Ketika empat elemen diatas dapat
dipetakan dengan baik dan benar maka hal ini akan memberikan dampak yang
positif terhadap ketersediaan informasi sebagai bahan dasar perumusan suatu
kebijakan

pemerintah

dalam

menjalankan

fungsi

melayani,

membangun,

memberdayakan masyarakat, serta membuat peraturan (Ryaas Rasyid) sebagai


langkah awal dalam mengantisipasi dampak buruk perekonomian global.
Dalam perekonomian global, Pemerintah selalu dituntut untuk menghasilkan
suatu strategi khusus agar Indonesia tetap survive dalam mengarungi derasnya arus
globalisasi. Hal ini dikarenakan, Perekonomian global yang berazaskan persaingan,
dimana setiap Negara akan memunculkan suatu produk unggulan yang bermanfaat
bagi kemaslahatan banyak umat sehingga menjadi senjata ampuh mereka dalam
meraup keuntungan dari Negara lainnya. Dengan alasan itu,maka perlu dilakukan
suatu analisis terhadap potensi wilayah di Negara kita agar kita dapat mengetahui
apa saja yang ada di Negara ini dan kemudian mengolahnya dengan tepat.
Sehingga , dapat menghasilkan suatu output yang tidak kalah kualitasnya dengan
produkproduk asing yang ada.
Sesuai dengan sistem pemerintahan yang ada di Negara kita, maka
peningkatan daya saing daerah menjadi krusial, mengingat dorongan konstitusi
yang memberikan kewenangan bagi daerah untuk mengelola kekayaan potensi yang
ada di daerahnya sehingga kesejahteraan daerah itu bertumpu pada seberapa besar
kemampuan mereka untuk bersaing. Untuk meningkatkan daya saing daerah, maka
setiap daerah perlu mengidentifikasi dan menganalisis potensi wilayah terutama
berbasis keunggulan lokal. Hal ini disebabkan oleh:
1) Setiap komunitas/daerah/wilayah mempunyai potensi lokal yang unik yang dapat
membantu pengembangan ekonominya.
2) Untuk membangun daya saing tiap komunitas/daerah diperlukan pemahaman dan
tindakan yang didasarkan atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dimiliki. Hal ini dimaksudkan agar daerahnya bisa menarik kegiatan bisnis, kehadiran
pekerja dan lembaga yang menunjang.

10

Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika daya saing daerah itu meningkat maka daya
saing nasional pun ikut meningkat, sehingga Indonesia mampu menjadi aktor utama
dalam perekonomian global bukan menjadi pahlawan kesiangan yang secara terusterusan dan sukarela menjadi pembeli produk-produk asing (impor).

Akhirnya, Pentingnya anpotwil atau urgensi anpotwil karena 3 alasan yaitu


sebagai perwujudan langsung pelaksanaan amanat peraturan perundang-undangan
yang ada di Negara ini yang akan membawa kita menuju cita-cita kemerdekaan
yang sejati, penggalian potensi-potensi yang dimiliki suatu daerah sehingga dapat
dimobilisir

sebagai

modal

pembangunan,

serta

untuk

membantu

daerah

meningkatkan daya saing daerah melalui suatu penyusunan strategi jitu dalam
menghadapi perekonomian global.

Manfaat Analisis Potensi Wilayah


Manfaat Analisis potensi Wilayah merupakan kegunaan yang dirasakan
langsung oleh masyaraka akibat telah dilakukannya anpotwil, dapat berupa
tersedianya jasa atau fasilitas yang dapat diakses oleh publik. Dari hasil
pembahasan yang kelompok kami lakukan, maka manfaat dilaksanakannya anpotwil
adalah :
1.

tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran akurat

mengenai

potensi wilayah
2.

tersedianya data dan informasi yang kelak diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan baik bagi pengembangan usaha maupun perancangan kegiatan lainnya
di waktu yang akan datang.

3.

Dengan informasi yang lengkap maka kegagalan dalam pengelolaan potensi yang
ada dapat diminimalisir atau bahkan dihindari, termasuk kegiatan eksploitasi yang
berlebihan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.

Berkaitan dengan konteks Indonesia, analisis potensi wilayah memiliki berbagai


manfaat fisik, idiologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
(ipoleksosbudhankam) .
Analisis Potensi Wilayah yang dilakukan terhadap bidang fisik memberikan manfaat
:

11

1.

Menciptakan Efisiensi dan produktivitas sesuai dengan kemampuan dan


kesesuaian daerah karena penentuan kawasan/ lahan dilakukan pada lokasi yang
tepat (teori lokasi) dan sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian fisik lahan yang
cukup (pertanian).

2.

Menjadi pedoman pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam perencanaan


tata ruang serta pembangunan prasarana fisik agar dapat produk yang diciptakan
dapat bermanfaat secara tepat guna dan berdaya guna.

3.

Menjaga keberlanjutan (sustainability) terutama sumber daya yang tidak dapat


diperbaharui (contoh : bahan tambang), karena alokasi sumber daya fisik dilakukan
dengan cara bijaksana sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Unsur fisik penataan ruang disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung
serta potensi wilayah.

Manfaat Anpotwil di Bidang Ideologi dan Politik


Aspek ideology dan politik secara nyata mempengaruhi sistem perekonomian
ada sebuah Negara. Negara Indonesia berdasarkan Pancasila. Sistem ekonomi
pancasila dengan asas demokrasi (Dr. Budiono) mengamanatkan bahwa Koperasi
merupakan soko guru perekonomian bangsa.
Dengan adanya anpotwil maka perekonomian Negara dapat dikembangkan
melalui koperasi yang dikelola secara modern dan mandiri oleh masyarakat sebagai
organisasi ekonomi berwatak profit dan harus melepas campur tangan pejabat
pemerintah namun tetap diawasi oleh pemerintah sesuai dengan peraturan yang
berlaku..

Manfaat Anpotwil di Bidang Ekonomi


Mengingat keterbatasan atau kelangkaan dan ketidakmerataan sumber daya,
maka setiap potensi sumber daya yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal
ini mengandung arti bahwa setiap sumber daya harus dimanfaatkan seefisien dan
seefektif mungkin.
Berdasarkan teori ekonomi, ada 2 (dua) jenis prinsip efisiensi :
a. Efisiensi Produktivitas
Meminimkan biaya dan menghasilkan output
b. Efisiensi Alokasi
Alokasi maksimum dan biaya alokasi barang juga sebanding dengan biaya alokasi.
Sulit dijangkau (biaya masrjinalnya)
Manfaat anpotwil di bidang ekonomi :

12

Perencanaan dan pengembangan wilayah aspek ekonomi dapat mengalokasikan


sumber daya secara lebih efisien dan efektif baik dalam perspektif jangka panjang
maupun jangka pendek.

Struktur ekonomi menjadi indikator daya saing. Daya saing yang tinggi dijadikan
dasar para investor untuk meningkatkan pendapatan daerah.

dapat memajukan sector perekonomia daerah yang ditunjukkan melalui:

1.

bertambahnya lapangan usaha

2.

bertambahnya PDRB

3.

bertambahnya sumber pendapatan

4.

bertambahnya sector produktif di daerah tersebut

5.

bertambahnya perbankan

6.

bertambahnya dunia usaha

7.

berkembangnya ekonomi SDA

Manfaat Anpotwil di Bidang Sosial Budaya


Analisis Potensi Wilayah dalam bidang social budaya meluputi beberapa aspek :

1.

Kependudukan merupakan salah satu aspek penting yang merupakan informasi


mendasar

mengenai

perkembangan

suatu

wilayah.

Aspek

kependudukan

membahas aspek SDM indikator operasionalnya adalah : pendidikan, etos kerja,


pendapatan,, produktivitas, dan kesehatan.
Manfaat Anpotwil dalam bidang kependudukan adalah dengan data yang dihasilkan
dari anpotwil, pemerintah dapat mengetahui IPM daerah yaitu :
1.

Tingkat kesehatan (umur panjang dan harapan hidup).

2.

Pendidikan (Pengetahuan dan keterampilan).

3.

Kemampuan daya beli masyarakat.


yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan daerah.

2.

Agama (dapat menentukan persebaran sarana ibadah tanpa diskriminasi sehingga


dapat menjaga kerukunan antar umat beragama)

3.

Adat istiadat (pemanfaatan potensi daerah menggunakan nilai-nilai kearifan lokal)

4.

Hukum yang berlaku dalam menata masyarakat dan respon masyarakat terhadap
hukum yang ada (Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada sesuai
dengan peraturan yang berlaku).

5.

Politik (kehidupan berdemokrasi kesadaran bernegara, saluran-saluran penyampai


aspirasi dan tokoh-tokon politik).

13

6.

Teknologi (tingkat pemanfaatan teknologi dan penerapannya dapat dikembangkan


dalam mengembangkan potensi daerah).

7.

Informasi (Efektivitas dan efisiensi sistem informasi yang ada serta penyebarluasan
potensi daerah untuk diketahui oleh masyarakat luas, contohnya pariwisata untuk
dapat menarik wisatawan dan investor).

8.

Keamanan dan ketertiban (pemerintah dan masyarakat dapat meningkatkan


kualitas dan kuantitas keamanan

dan ketertiban dalam pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki daerah)

Manfaat Anpotwil di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Aspek hankam dalam konteks potensi daerah merupakan upaya pemerintah
daerah dan pemerintah pusat dalam memberikan rasa aman bagi upayanya dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Aspek ini sangat penting khususnya di daerah
perbatasan yang rawan terjadi kejahatan lintas Negara..
Makna keamanan bagi manusia meliputi : keamanan ekonomi, keamanan
pangan,

keamanan

kesehatan,

keamanan

lingkungan,

keamanan

individu,

keamanan komunitas, dan keamanan politik.


Dengan anpotwil, Pemerintah dapat menetapkan garis batas laut darat untuk
menghindari adanya eksploitasi SDA secara illegal, hasil hutan dan kekayaan laut
yang dimiliki dan menetapkan peraturan yang memuat sanksi yang jelas terhadap
perbuatan tersebut.

Manfaat Anpotwil di Bidang Kelembagaan


Kelembagaan meliputi :

1.

Instansi-instansi pemerintah/ lembaga aparatur (dinas, badan, kantor,)

2.

Lembaga ekonomi

3.

Lembaga adat

4.

Lembaga hukum

5.

Lembaga teknologi
Kelembagaan (institution) sebagai aturan main (rule of game) dan organisasi,
berperan penting dalam mengatur penggunaan atau alokasi sumber daya secara
efisien, sumber daya merata, dan berkelanjutan.
Penguasaan dan pengeolaan sumber daya sangat ditentukan oleh sistem
kelembagaan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Sistem nilai yang

14

berlaku dalam suatu kelompok masyarakat, dapat mentukan pembagian tanah atau
lahan bagi anggota masyarakat.
Dengan anpotwil, fungsi-fungsi kelembagaan dapat ditingkatkan sesuai
dengan kebutuhan daerah sehingga pengaturan penggunaan sumber daya dapat
dilaksanakan secara efisien, merata dan berkelanjutan.

- See more at: http://nurhakimramdani.blogspot.com/2013/07/urgensi-dan-manfaatanalisis-potensi.html#sthash.CPZh0RRc.dpuf

Pokok-Pokok Kebijakan Pembinaan Potensi Pertahanan


Posted by usibss on 01/12/2009

Oleh: Budi Susilo Soepandji


PENDAHULUAN
Pertahanan negara pada hakikatnya adalah segala upaya pertahanan yang bersifat
semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan
kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka,
berdaulat dan bersatu. Berkaitan dengan itu Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27
ayat (3) menyakatakn bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara . selanjutnya pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara;
Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara menyatakan dalam menyelenggarakan pertahanan negara, bangsa
Indonesia menganut sistem pertahanan semesta yang melibatkan seluruh warga
negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini
oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut
untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman.

15

Ketentuan ini menunjukkan betapa pentingnya peranan sumber daya nasional ini
bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dia tidak saja berguna untuk
kepentingan pertahanan negara akan tetapi juga bagi pembangunan nasional
secara keseluruhan. Dengan demikian sumber daya nasional merupakan pilar
utama bagi suatu negara, baik di masa damai maupun di masa perang, baik untuk
kepentingan kesejahteraan maupun untuk kepentingan pertahanan negara. Adapun
sumber daya manusia merupakan subyek dalam mendayagunakan sumber daya
lainnya yang menjadi alat pertahanan negara.
Undang-undang Pertahanan Negara juga mengamanatkan bahwa pertahanan
negara diselenggarakan dengan mengoptimalkan pendayagunaan seluruh sumber
daya nasional. Karenanya harus dipersiapkan secara dini oleh pemerintah melalui
pengelolaan secara terarah dan terpadu, sehingga dapat didayagunakan bagi
kepentingan pertahanan negara. Karena itu dalam menyusun kebijakan pertahanan
negara, harus diarahkan pada terwujudnya kesiapan dan kemampuan pertahanan
nasional yang adaptif dengan perkembangan lingkungan strategis melalui
peningkatan kesadaran bela negara, cinta tanah air, dan penyiapan sumberdaya
nasional yang handal dan professional guna tercipta kemampuan daya tangkal
negara dan bangsa terhadap setiap hakekat ancaman yang bersifat multi
dimensional.
Mengacu pada pandangan di atas, maka dalam rangka mendukung kekuatan dan
kemampuan komponen pertahanan Indonesia, diperlukan pembinaan dalam
pengelolaan dan pendayagunaan seluruh sumber daya nasional yang diarahkan
sebagai

potensi

pertahanan

guna

mendukung

terwujudnya

kekuatan

dan

kemampuan komponen pertahanan negara dan unsur lain kekuatan bangsa yang
mampu

mengantisipasi

setiap

bentuk

ancaman.

Pembinaan

kemampuan

pertahanan negara dilakukan melalui pendayagunaan segala sumber daya nasional


serta pemanfaatan wilayah negara dan pemajuan industri pertahanan untuk
meningkatkan kemampuan pertahanan negara dengan memperhatikan hak
masyarakat dan peraturan perundang-undangan.
Namun demikian, sebagaimana diketahui bahwa mengingat keberadaan seluruh
sumber daya nasional terbagi habis di wilayah daerah, maka di era otonomi daerah
saat ini, pengelolaan sumber daya nasional merupakan kewenangan pemerintah
daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Di sisi lain, Undang-Undang ini juga mengatur bahwa

16

masalah pertahanan merupakan salah satu dari enam urusan pemerintah yang tidak
diotonomikan. Oleh karena itu, kebijakan pembinaan dan pendayagunaan sumber
daya nasional untuk kepentingan pertahanan harus dilaksanakan secara terpadu,
terkoordinasi dan sinergi antara Dephan sebagai perumus kebijakan pertahanan
negara, dengan Departemen/LPND serta pemerintah daerah dan swasta. Sehingga
pengelolaan dan pendayagunaannya untuk kepentingan pertahanan perlu diatur
dalam suatu mekanisme penyelenggaraan dalam keterpaduan Visi Pertahanan
Negara. Upaya sinergitas kedua kepentingan ini diatur dalam Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal Pasal 16 bahwa Menteri
Pertahanan bekerjasama dengan pimpinan departemen dan instansi permerintah
lainnya serta menyusun dan melaksanakan perencanaan strategis pengelolaan
sumber daya nasional untuk kepentingan pertahanan. Dalam Undang-Undang ini
diatur juga bahwa Pembangunan di daerah harus memperhatikan pembinaan
kemampuan pertahanan.

SISTEM PERTAHANAN NEGARA


Pertahanan negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
bentuk

ancaman.

Pertahanan

negara

berfungsi

untuk

mewujudkan

dan

mempertahankan seluruh wilayah NKRI dengan segala isinya sebagai satu kesatuan
pertahanan.
Bagi Indonesia, penyelenggaraan pertahanan negara bukan semata-mata ditujukan
untuk perang, melainkan juga untuk mewujudkan perdamaian, menjamin keutuhan
NKRI, mengamankan kepentingan nasional, serta menjamin ter-laksananya
pembangunan na-sional. Pertahanan yang efektif adalah pertahanan yang mampu
menghadirkan suasana aman dan damai di mana kehidupan masyarakat berjalan
secara normal, dan hubungan dengan sesama negara baik di kawasan maupun di
luar kawasan berlangsung secara harmonis dan saling menghargai.
Fungsi pertahanan Indonesia diselenggarakan dengan Sistem Pertahanan Semesta.
Konsepsi pertahanan negara ini mempunyai dua fungsi, yaitu Pertahanan Militer dan
Pertahanan Nirmiliter. Fungsi pertahanan militer yang diemban oleh TNI meliputi
operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Inti pertahanan nirmiliter,
yaitu pemberdayaan sumber daya nasional, yang meliputi fungsi kekuatan
pertahanan nirmiliter dan pertahanan sipil. Oleh karena itu strategi pertahanan yang

17

digunakan adalah strategi pertahanan berlapis, yaitu upaya pertahanan negara yang
memadukan pertahanan militer dengan pertahanan nirmiliter sebagai satu kesatuan
pertahanan negara yang utuh. Karakteristik Strategi Pertahanan Berlapis diwujudkan
melalui keterpaduan pendayagunaan lapis pertahanan militer dan lapis pertahanan
nirmiliter yang saling menyokong dalam menghadapi setiap bentuk ancaman.
Sistem pertahanan negara Indonesia memiliki tiga fungsi, yakni fungsi penangkalan,
fungsi penindakan, dan fungsi pemulihan. Fungsi penangkalan merupakan
keterpaduan usaha pertahanan untuk mencegah atau meniadakan niat dari pihak
tertentu yang ingin menyerang Indonesia, yang bertumpu pada instrumen politik,
ekonomi,

psikologi,

teknologi,

dan

militer.

Fungsi

penindakan

merupakan

keterpaduan usaha pertahanan untuk mempertahankan, melawan, dan mengatasi


setiap tindakan militer suatu negara yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan
wilayah NKRI, serta menjamin keselamatan bangsa dari segala ancaman, yang
dilaksanakan melalui tindakan preemptif, perlawanan, sampai dengan mengusir
musuh keluar dari wilayah Indonesia. Fungsi Pemulihan merupakan keterpaduan
usaha pertahanan negara yang dilaksanakan baik secara militer maupun nirmiliter,
untuk mengembalikan kondisi keamanan negara yang telah terganggu sebagai
akibat kekacauan keamanan karena perang, pemberontakan, atau serangan
separatis, konflik vertikal atau horizontal, huru-hara, serangan teroris, atau bencana
alam. TNI bersama dengan instansi pemerintahan lainnya serta masyarakat
melaksanakan fungsi pemulihan sebagai wujud pertahanan semesta yang utuh.

PEMBINAAN KEMAMPUAN DAN PEMBANGUNAN POSTUR PERTAHANAN


Pembinaan kemampuan pertahanan militer diarahkan untuk membina komponen
utama pertahanan negara, yakni TNI yang profesional untuk memiliki kemampuan
yang andal dalam menjalankan fungsinya sebagai penangkal, penindak, dan
pemulih NKRI.
Pembinaan kemampuan pertahanan TNI dilaksanakan melalui pola Tri-Matra
Terpadu yang saling mengisi dan saling memperkuat. Sebagai komponen utama,
sasaran pembinaan kemampuan TNI adalah untuk memiliki kemampuan intelijen,
pertahanan,

keamanan,

dan

kemampuan

dukungan,

serta

kemampuan

pemberdayaan wilayah.
Sedangkan Pembinaan pertahanan nirmiliter mencakup pembinaan terhadap
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan, sarana dan

18

prasarana, wilayah negara, serta faktor-faktor non-fisik. Dalam rangka Sistem


Pertahanan Semesta, pembinaan kemampuan pertahanan nirmiliter diarahkan untuk
terwujudnya komponen cadangan dan komponen pendukung. Komponen cadangan
dibentuk untuk digelar di tiap kabupaten dan kota dengan kekuatan sekitar satu
detasemen sampai satu batalyon.
Pembangunan Postur Pertahanan negara dilaksanakan secara total, terpadu,
mandiri guna mewujudkan kekuatan militer dan nir militer berdasarkan capability
based defence yang tersusun dalam Komponen Utama, Komponen Cadangan dan
Komponen Pendukung yang didukung oleh mayarakat yang memiliki kesadaran bela
negara yang tinggi.
Pembangunan Postur kekuatan TNI antara lain diarahkan pada penataan organisasi
dengan modernisasi Alutsista dan tidak diarahkan pada penambahan personel.
Penataan organisasi diarahkan untuk dapat mewujudkan strategi militer yang
bersifat

Tri-Matra

Terpadu,

dengan

menitikberatkan

pada

efektivitas

dan

pemanfaatan teknologi. Pengisian personel untuk unit organisasi bentukan baru atau
yang bersifat pengembangan dilaksanakan melalui efisiensi dari kekuatan yang ada.
Pelaksanaannya

diintegrasikan

dengan

penataan

Markas

Besar

(termasuk

Departemen Pertahanan), Balakpus (Badan Pelaksana Pusat), dan Mako (Markas


Komando) di tingkat Kotama (Komando Utama). Penataan tersebut tidak lain untuk
merampingkan organisasi sehingga menjadi efektif dan berbasis kinerja melalui
perubahan sistem padat manusia menjadi padat teknologi serta diawaki oleh
personel yang berkualitas tinggi.
Sedangkan untuk pembangunan postur kekuatan nir militer, diarahkan pada
pembangunan Komponen Cadangan yang pembentukannya diarahkan pada
kekuatan satu batalyon di tiap Kabupaten/Kota. Adapun untuk Komponen
Pendukung diarahkan pada penataan 5 segmen Komponen Pendukung, dengan
fokus pada Industri Pertahanan Negara.
Komponen Cadangan bersifat lokal atau kedaerahan yang dibentuk, ditempatkan
dan dibina berdasarkan daerah domisili yang bersangkutan. Sifat lokal Komponen
Cadangan tersebut didasarkan pada pertimbangan efisiensi serta hak-hak
perorangan dari warga negara yang terikat dengan profesi dan pekerjaannya
masing-masing, serta masa bhakti Komponen Cadangan yang terbatas. Besarnya
kekuatan Komponen Cadangan sampai dengan 20 tahun akan datang diproyeksikan
untuk mencapai 160.000 personel yang dialokasikan untuk cadangan TNI AD

19

cadangan TNI AL dan Cadangan TNI AU. Pengorganisasian sampai dengan tahun
2029

diarahkan

Kabupaten/Kota.

kepada

terwujudnya

Pelaksanaannya

satu

dilakukan

Batalyon
secara

Cadangan

bertahap,

di

tiap

dimulai

dari

pembentukan satu Kompi Cadangan di tiap Kodim pada Tahap I, kemudian dua
Kompi pada Tahap II, dan 1 Batalyon pada Tahap III. Pengisian struktur Komando di
tiap Batalyon Cadangan dipegang oleh personel Kowil.
Pembentukan Komponen Pendukung didasarkan atas hak dan kewajiban warga
negara

dalam

pembelaan

negara

dan

kepentingan

pertahanan

yang

diselenggarakan dengan memperhatikan hak-hak sipil serta hak-hak kepemilikan


masyarakat. Proses rekrutmen warga negara untuk menjadi Komponen Pendukung
dilakukan secara sukarela dengan memperhatikan faktor keahlian dan keterampilan
yang dimiliki untuk mendukung Komponen Utama dan Komponen Cadangan. Warga
negara yang menjadi Komponen Pendukung disusun dalam tiga kategori: rakyat
terlatih, tenaga ahli dan tenaga profesi, serta warga negara lainnya. Rakyat terlatih
terdiri atas unsur-unsur Kepolisian, termasuk di antaranya Brimob, Menwa, Satpam,
Hansip, tenaga Sarnas, Pramuka, sedangkan Tenaga Ahli dan Profesi termasuk di
antaranya, dokter, para medis, montir, ahli kimia, wartawan, dosen, guru, ustad,
pendeta, pastor, peneliti, dan laboran.
Selain warga negara, kekuatan Komponen Pendukung juga mencakup industri
nasional serta sumber daya alam, sumber daya buatan, sarana dan prasarana.
Dalam rangka pertahanan negara, kekuatan industri nasional selain merupakan
faktor ekonomi untuk kepentingan kesejahteraan juga memiliki peran vital dalam
mendorong industri pertahanan. Produk-produk industri nasional baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk kepentingan pertahanan.

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBINAAN POTENSI PERTAHANAN


Dalam rangka transformasi dari sumber daya nasional menjadi potensi kekuatan
pertahanan negara salah satunya dimaksudkan untuk membangun komponen
cadangan dan komponen pendukung, dalam rangka memperkuat dan memperbesar
komponen utama pertahanan negara, melalui kebijakan sbb:
a. Transformasi potensi sumber daya manusia menjadi prajurit TNI (komponen
utama), menjadi warga negara yang siap melaksanakan bela negara secara fisik
dan kekuatan pendukung upaya pertahanan negara sesuai profesinya, serta
perlindungan masyarakat dari bencana.

20

b. Transformasi potensi sumber daya alam dan buatan berupa sumber daya flora,
fauna, bahan tambang, sumber energi dan sumber daya lainnya yang memiliki nilai
strategis, baik di darat, laut dan dirgantara menjadi cadangan material strategis
dalam rangka mendukung logistik wilayah sebagai logistik tempur.
c. Transformasi sarana dan prasarana nasional menjadi komponen cadangan dan
komponen pendukung dalam rangka perlawanan bersenjata maupun tidak
bersenjata. Bersifat fisik dalam bentuk sarana dan prasarana transportasi,
telekomunikasi, industri, pendidikan dan latihan, depo logistik, migas dan
distribusinya, kesehatan, ketenagalistrikan dan perbengkelan/otomotif.
Dari kebijakan umum transformasi sumber daya nasional untuk kepentingan
pertahanan tersebut, komponen cadangan dan komponen pendukung sebagai
bagian dari komponen pertahanan negara adalah salah satu wujud akhir yang
hendak dituju. Sebagaimana digambarkan dalam bagan di atas, maka cakupan
sumber daya nasional yang hendak ditransformasikan tidak hanya meliputi sumber
daya manusia semata, tetapi juga meliputi seluruh unsur sumber daya nasional
yakni sumber daya alam dan buatan, serta sarana dan prasarana.

TAHAPAN YANG DILAKSANAKAN DALAM TRANSFORMASI SUMBER DAYA


NASIONAL ADALAH :
a. Tahap pengkajian. Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasikasi dan
merumuskan kebutuhan potensi sumber daya nasional yang dapat diberdayakan
menjadi potensi pertahanan yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam
dan buatan, serta sarana dan prasarana nasional. Tahapan kegiatan ini meliputi
analisa kondisi lingkungan dalam rangka untuk mengantisipasi berbagai bentuk
ancaman dan merumuskan postur komponen pertahanan serta analisa tentang
sumber daya nasional yang dapat dijadikan potensi pertahanan.
b. Tahapan inventarisasi. Tahapan ini bertujuan untuk menyiapkan data potensi
sumber daya nasional yang dapat dibina dan didayagunakan untuk mendukung
kepentingan pertahanan negara. Tahapan kegiatan meliputi pengumpulan dan
pengelolahan data potensi sumber daya nasional, serta menyiapkan data potensi
sumber daya pertahanan yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kemampuan
dan kekuatan komponen pertahanan negara.
c. Tahap standarisasi, indentifikasi, klasifikasi, diversifikasi dan konservasi. Tahapan
ini bertujuan untk memisah misahkan masing masing sumber daya nasional

21

kedalam kelompok kelompok sesuai dengan kondisi, kemampuan dan spesifikasi


lain. Sebagai data teknis yang akan diolah dan dianalisa menjadi informasi awal
untuk menentukan kelayakan sumber daya tersebut menjadi sumber daya
pertahanan.
d. Tahapan perekrutan. Tahapan ini bertujuan untuk mengkonsolidasikan sumber
daya nasional yang telah terpilih pada tahapan sebelumnya yang berlanjut akan
masuk pada tahapan pembinaan dan pelatihan.
e. Tahap pembinaan dan pelatihan. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk
memberikan pembinaan dan pelatihan kepada sumber daya nasional yang terpilih
sehingga mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk ikut mempertahankan negara
apabila diperlukan.
Tahapan ini akan dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai
dengan program yang telah ditentukan.
f. Tahap penggunaan. Untuk Sumber Daya Manusia yang terpilih menjadi
Komponen Utama akan masuk menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia.
Sebagian Sumber Daya Manusia yang terpilih sesuai persyaratan yang berlaku akan
menjadi Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung dari aspek non Sumber
Daya Manusia. Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung akan digunakan
sesuai

dengan

Undang

Undang

RI

Nomor

27

tahun

1997

tentang

Mobilisasi/Demobilisasi.

PELAKSANAAN

FUNGSI

PERUMUS

KEBIJAKAN

BIDANG

POTENSI

PERTAHANAN
Dalam melaksanakan fungsi perumus kebijakan bidang pembinaan Potensi Sumber
Daya Nasional, saat ini Ditjen Pothan Dephan sedang menyusun Rancangan
Undang-Undang (RUU) yang berkaitan dengan Pembinaan Potensi Pertahanan
sebagai sebagai berikut :
a. RUU Komponen Cadangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Pasal 1 titik 5, 6 dan 7, pilar pertahanan Indonesia terdiri dari 3 komponen yaitu :
Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Departemen
Pertahanan bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pembinaan ketiga
komponen tersebut.

22

Komponen Cadangan merupakan salah satu wadah keikutsertaan warga negara


dan seluruh sumdanas dalam usaha Hanneg, sebagai model/cara menyiapkan,
melatih jiwa militansi dan kemampuan bela negara bagi bangsa Indonesia.
Penyusunan RUU Komponen Cadangan merupakan bagian dari pembangunan
Sistem Pertahanan Semesta (system building). Komponen Cadangan pada tahap
pembentukannya (power building) akan dilaksanakan secara bertahap dengan
memperhatikan dan menyesuaikan kemampuan dukungan anggaran yang ada
(capability based defence).
Pokok-pokok/isi RUU Komponen Cadangan meliputi Pembentukan Komponen
Cadangan yang terdiri dari pendataan, pemilahan, pemeriksaan, latihan dasar
kemiliteran dan pengangkatan. Komponen Cadangan bukan wajib militer, tetapi
intinya adalah wajib bagi warga negara yang telah mempunyai pekerjaan tetap
(pegawai negeri / swasta) yang memenuhi kriteria dan persyaratan-persyaratan
tertentu untuk mengikuti latihan dasar kemiliteran selama 30 hari. Kemudian
kembali ke profesinya semula sebagai masyarakat sipil. Undang-Undang Komponen
Cadangan juga membuka kesempatan bagi warga negara diluar kriteria wajib
namum secara sukarela mereka ingin mengabdikan diri masuk menjadi Anggota
Komponen cadangan.
Penggunaan Komponen Cadangan hanya untuk menghadapi ancaman militer
melalui keputusan mobilisasi yang ditetapkan oleh Presiden dengan persetujuan
DPR dengan memperhitungkan eskalasi tingkat ancaman yang dihadapi. Pada saat
dimobilisasi Komponen Cadangan bersifat kombatan bergerak bersama-sama
dengan TNI dalam operasi militer perang.
b. RUU Komponen Pendukung Pertahanan Negara (KPPN).
Dalam RUU Komponen Pendukung tidak memuat substansi untuk membentuk
kekuatan nyata yang dapat dimobilisasi menghadapi ancaman dalam perlawanan
bersenjata secara fisik. Komponen Pendukung pada prinsipnya adalah elemenelemen sumber daya nasional ditata dalam 5 (lima) segmen yaitu : Para Militer,
Tenaga Ahli/ Profesi, Industri Strategis, SDA/B dan Sarana Prasarana Nasional
serta semua warga negara sebagai individu maupun sebagai anggota organisasi
masyarakat.
Undang-Undang ini akan memberikan koridor, rambu-rambu serta peluang bagi tiaptiap segmen tersebut tentang kontribusi apa yang harus diberikan untuk kepentingan
pertahanan negara sesuai dengan jenis segmennya, dalam kapasitasnya sebagai

23

Komponen Pendukung Pertahanan Negara. Pada saat mobilisasi, komponenen


pendukung bersifat non kombatan. Saat ini penyusunan RUU Komponen
Pendukung sedang dalam tahap Pantardep.

Anda mungkin juga menyukai