Pema Saran
Pema Saran
Pendahuluan
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama
Marketing. Asal kata pemasaran adalah pasar = market. Yang dipasarkan
adalah
barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti hanya
menawarkan barang atau menjual, tetapi lebih luas dari itu. Didalamnya
tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala
macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir, dsb. Dalam
marketing usaha kita kenal sebagai fungsi - fungsi marketing.
Beberapa pengertian marketing sebagai:;;/pp;/
a. Charles F. Philip Ph.D and Delbert J. Duncan Ph.D, dalam bukunya
Marketing Principles and Methods menyatakan bahwa Marketing
yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distribusi dimaksdkan
segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan
konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. Jadi, dalam
kegiatan marketing itu tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk
barang yang kita jumpai di dalam industri.
b. Maynard and Beckman dalam bukunya Principles of Marketing
menyatakan; Marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran
barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.
c. Paul D. Converse and Fred M. Jones (1958) dalam Introduction to
Marketing mengemukakan bahwa dunia bisnis itu dibagi dua yaitu
produksi dan marketing. Produksi diartikan sebagai pekerjaan
menciptakan
barang,
sedangkan
marketing
ialah
pekerjaan
memindahkan barang-barang ke tangan konsumen.
d. Beberapa defenisi lain dibaca dari Hermawan Kertajaya (2002) sebagai
berikut:
Defenisi pemasaran telah berkembang pesat sekali dari dulu sampai
sekarang yang dirumuskan antara lain sebagai berikut:
- Pemasaran adalah menghubungkan penjual dengan pembeli
potensial.
- Pemasaran adalah menjual barang, dan barang tersebut tidak
kembali ke orang yang menjualnya.
- Pemasaran adalah memberikan sebuah standar kehidupan
- Tahun 1953, Brech mendefenisikan pemasaran adalah suatu proses
dalam menentukan permintaan konsumen akan barang dan jasa,
memotivasi penjualan, mendistribusikan ke konsumen akhir dengan
keuntungan sebagai imbalannya.
- Tahun 1972 (Kotler) pemasaran adalah sekumpulan aktivitas
manusia yang ditujukan untuk memfasilitasi dan melaksanakan
pertukaran.
- Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penawaran, dan perubahan values dari satu
inisiator kepada stakeholdernya.
e. Philip Kotler, dalam bukunya Marketing Management edisi 2000,
menyatakan bahwa pengertian marketing dapat dilihat dari 2 sudut
pandang.
Pengertian dari sudut pandang Societal (masyarakat) menunjukkan
peranan marketing dalam masyarakat. Sedangkan menurut pandangan
Marketer, marketing berperan untuk menyampaikan standar hidup yang
lebih tinggi bagi masyarakat. Artinya marketing adalah proses dimana
seseorang atau kelompok dapat memenuhi need (kebutuhan) dan want
(keinginan) melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran barang dan
jasa.
Dari sudut pandang manajerial dikutip pengertian marketing menurut
The American Marketing Association: Marketing adalah proses
(Masukan)
PROCESSING
(PROSES)
Feedback
OUTPUTS
(luaran)
ini
OBJECTIVE
(TUJUAN)
(balikan)
2.
dipadukan dalam satu kegiatan. Artinya, fungsi fungsi yang ada dalam
kedua ilmu tersebut digabung dalam bentuk suatu kerjasama.
Kemudian yang terakhir, lebih popular dan sederhana adalah fungsi
fungsi manajemen yang dikemukakan oleh G.R,Terry dengan istilah POAC,
yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.
Dari fungsi fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Terry dapat
dilihat contoh penerapannya di dalam marketing. Misalnya untuk
pelaksanaan marketing suatu produk perusahaan perlu diadakan planning
lebih dulu. Planning ini dibuat berdasarkan data yang ada di perusahaan.
Misalnya planning daerah pemasaran, planning tentang harga, planning
strategi yang akan digunakan dalam memasuki pasar, teknik promosi yang
akan digunakan, dsb.
Kemudian disusun organisasi yang jelas dan efisien, sehingga dengan
jelas diketahui siapa yang bertanggung jawab, kepada siapa harus
dipertanggungjawabkan, bagaimana koordinasi dalam perusahaan. Jadi di
sini diperlukan suatu struktur yang jelas, sehingga tidak terjadi saling
lempar tanggung jawab seandainya terjadi penyimpangan penyimpangan
dalam pekerjaan.
Actuating sebagai fungsi ketiga, yaitu melaksanakan pekerjaan,
bagaimana cara kerja, ke mana harus pergi, kapan, dsb. Agar pelaksanaan
pekerjaan berjalan dengan mulus, maka para pekerja perlu diberi insentif.
Dengan demikian harus ditetapkan secara jelas tentang gaji, honor, uang
lelah, uang komisi penjualan, dsb.
Fungsi terakhir ialah perlu adanya control dari setiap pekerjaan yang
dilakukan. Control harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi
kesalahan yang berlarut larut. Jika terjadi penyimpangan dari planning
yang telah ditetapkan maka perlu diambil tindakan pencegahannya.
Analisa lebih lanjut tentang kegiatan dari masing masing fungsi di
atas dapat ditinjau dari buku buku yang khusus membahas ilmu
manajemen.
Pertemuan II
KONSEP PEMASARAN FARMASI
Industri farmasi memproduksi obat sedemikian banyak, baik obat ethical
maupun obat bebas (Over The Counter/OTC).
Dlm satu kelas terapi terdapat banyak obat yang mempunyai
indikasi/khasiat yang sama dgn berbagai nama dagang maupun nama
generik, yang diproduksi oleh berbagai perusahaan farmasi. Di Indonesia
terdapat sekitar 198 perusahaan farmasi, baik perusahaan domestik
maupun multi nasional yang memproduksi belasan ribu item obat.
Obat yg dihasilkan oleh produsen farmasi Indonesia tsb kemudian
didistribusikan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF)/distributor kepada
Apotik, Rumah Sakit dan Toko Obat (untuk OTC) diseluruh Indonesia,
sehingga menjangkau konsumen dalam skala yang sangat luas mencapai
ratusan juta penduduk Indonesia. Selain dipasarkan di dalam negeri, obat2
tsb juga diekspor ke berbagai Negara.
Dalam pemasaran farmasi, keputusan pembelian produk ethical berada
pada dokter (di Negara maju Perusahaan Asuransi juga mempunyai
otoritas dalam pemilihan obat). Sedangkan untuk obat OTC pemasar
melakukan deal langsung dengan konsumen.
Dokter harus mengetahui keunggulan suatu obat, agar dokter tsb tergerak
untuk meresepkannya kepada pasiennya. Sedangkan obat2 OTC dapat
RISET PEMASARAN
Manajemen pemasaran selalu memerlukan riset untuk menentukan suatu
masalah daerah yang harus diambil keputusan yang berhubungan dengan
sasaran pasar dan kombinasi pemasaran yang paling cocok bagi pasaran
tersebut. Mereka harus membuat ramalan mengenai aksi persaingan yang
mungkin timbul dan faktor lingkungan yang berubah ubah dan sulit
dikontrol.
Riset pemasaran merupakan suatu tugas yang dapat membantu manajer
pemasaran. Bantuan tersebut tidak hanya mengenai perencanaan tapi juga
informasi umpan balik bagi pengawasan.
Riset pemasaran dikerjakan secara sistematik dan objektif menyimpulkan
data yang lengkap, mencatat dan menganalisa fakta yang ada hubungannya
dalam lapangan pemasaran.
Riset pemasaran meliputi macam macam tipe riset antara lain:
1. Riset produk, termasuk tes pasar bagi produk baru yaitu mencari
kegunaan dan penggunaan baru dari produk yang tersedia, melakukan
studi pengemasan yang efektif dan aktivitas lain.
2. Analisa pasar, terutama studi tentang ukuran lokasi dan karaterisitik
pasar.
2.
2. Observasi
Disini konsumen diamati di waktu mereka melakukan pembelian.
Kadang kadang difilm lalu dianalisa.
3. Eksperimen lapangan
Dapat menggunakan metode survey maupun dengan metode
observasi ataupun keduanya menggunakan rancangan riset yang
baik dan sering menggunakan control golongan dan teknik
statistik tingkat tinggi.
Data sekunder dapat diperoleh dengan sedikit biaya atau tanpa
biaya. Data ini dapat diperoleh baik dari laporan intern suatu
perusahaan, publikasi pemerintah, gabungan pedagang, ikatan profesi,
hasil penelitian, universitas, perpustakaan, advertensi dan laporan
laporan perusahaan lain.
Pertemuan III
Riset adalah penting dan bukan proses sekali baik awal maupun
lanjutannya mengenai perubahan besar dalam mengambil keputusan dan
menjamin bahwa data data riset itu tetap valid dan berlaku.
a) Dianalisa perkembangan penjualan selama lima tahun terakhir.
Dianalisa mengapa omset penjualan naik, konstan atau tetap?
b) Keadaan
Perlu dianalisa apakah posisi produk/pasar sudah tepat atau perlu
diubah keadaannya
c) Perbaikan produk atau pengembangan produk baru
Mampukah kita memperbaiki produk kita agar dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen?
d) Sudahkah harga produk kita terjangkau oleh konsumen?
e) Sudahkah peliputan distribusi sudah cukup luas dan tinggi dan saluran
pengecer cukup membantu?
f) Perlu dianalisa manajemen penjualan. Mengenai tenaga penjualan
apakah sudah mencukupi? Apakah motivasinya dan apakah
salesmanship mereka?
g) Media media apakah yang digunakan dalam advertensi serta strategi
dan tindakan kreatifnya apakah sudah tepat?
h) Dalam menempuh strategi pemasaran yang lebih agresif, apakah
keadaan keuangan memungkinkan?
Dari hasil analisa mengenai:
a. Perkembangan penjualan lima tahun terakhir
b. Posisi produk/pasar
c. Perbaikan/pengembangan produk baru
d. Harga produk perusahaan
e. Distribusi
f. Manajemen penjualan
g. Advertensi
h. Keuangan perusahaan
Dapat ditentukan apa yang menjadi kekuatan
perusahaan dan produk kita.
dan
kelemahan
Segmentasi pasar
Segmentasi adalah suatu proses mengidentifikasi dan menggambarkan
pasar sasaran. Agar dapat digunakan secara efektif, segmen pasar perlu
memiliki karakteristik:
1. dapat diukur : Size dan daya beli konsumen serta profil segmen tsb
harus dapat diukur untuk mengetahui potensinya.
2. terjangkau : segmen tsb harus dapat dijangkau secara efektif dan dapat
dilayani perusahaan dengan baik.
3. Substansial : artinya memiliki size yang besar atau cukup
menguntungkan untuk dilayani.
4. Actionable/responsiveness : artinya pada segmen tsb dapat didesain
suatu program yang atraktif untuk melayani segmen tsb.
Perusahaan perlu melakukan evaluasi berbagai segmen, untuk kemudian
menetapkan satu atau beberapa segmen yang akan dilayaninya. Pada
umumnya perusahaan menginginkan target segmen
dengan ukuran
penjualan yang besar, tingkat pertumbuhan yang tinggi dan tingkat
keuntungan yang tinggi. Tetapi pasar yang seperti ini tidak terlalu baik
untuk perusahaan kecil karena sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki
tidak mampu untuk bersaing.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi guna
memilih area pasar yang tepat untuk bersaing. Pasar konsumen (consumer
market) dapat disegmentasikan berdasarkan:
1. Segmen geografik: membagi pasar dalam unit geografik yang ber-beda2
termasuk: Negara, region dan kota.
2. Segmen demografik: membagi pasar dalam variabel2 a.l. umur,jenis
kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, ras dan kebangsaan.
3. Segmen psychografik membagi konsumen dalam kelompok2 yang
berbeda yang berbasis pada kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik
personal. Orang yang berada dalam kelompok demografi yang sama,
bisa berbeda dalam segmen psychografik.
4. Segmen perilaku (behavior) membagi konsumen berdasarkan
pengetahuan, sikap (attitude), penggunaan dan respon terhadap produk.
Para pemasar percaya bahwa variabel perilaku ini merupakan starting
point yang terbaik untuk membangun segmentasi pasar.
Target market/targeting (sasaran pasar)
Segmen ini menggambarkan berbagai peluang pasar yang dihadapi oleh
perusahaan. Perusahaan perlu melakukan evaluasi secara saksama thd
Pertemuan IV
Pada saat ini profesi farmasi mempunyai dua profil pada tangan satu merupakan
institusi yang memerankan peranan penting sebagai team di bidang obat obatan dan tangan
yang lain, dia merupakan pengusaha.
Kesadaran sosial berdasarkan rasa keperikemanusiaan hendaknya memainkan
peranan yang menonjol dalam perusahaan farmasi. Tetapi, bukan berarti pengusahaan
farmasi ini didasarkan pada motif sosial semata mata, sebab pengusahaan demikian akan
tidak mampu melakukan tugas kemanusiaan dengan baik.
Adalah hal yang wajar bahwa setiap perusahaan mengharapkan laba (profit) seperti
dikatakan: profit itu tidak hanya penting, tetapi juga merupakan hal yang penting dalam
suatu perusahaan. Pada tahun 1240 Kaisar Frederick II telah memaklumkan pemisahan
antara kedokteran dan farmasi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat memperoleh
perawatan medis yang layak, maka peracikan dan formulasi obat harus dilaksanakan oleh
seorang ahli yang bertanggung jawab serta memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus.
Dengan peraturan tersebut farmasi sekaligus menjadi suatu profesi resmi dan
mencapai etik yang tinggi.
Farmasi adalah suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan dan
distribusi dari produk yang berkhasiat obat.
Dengan demikian farmasi juga meliputi profesi yang sah fungsi termasuk bidang
pemasaran dari distribusi produk yang berkhasiat obat yang baik dan aman.
Pada saat ini usaha di bidang farmasi mempunyai dua profil yaitu pada tangan yang
satu merupakan suatu institusi profesi yang memerankan peranan yang penting sebagai
anggota team kesehatan pada tangan yang lain merupakan pengusaha dalam perdagangan
obat.
Oleh karena itu, apoteker harus dibekali pula pengetahuan tentang ekonomi termasuk
manajemen pemasaran farmasi.
A. PERANAN APOTEKER DI BIDANG FARMASI
Ada bidang penting mengenai distribusi obat yaitu :
1.
2.
3.
4.
Di industri farmasi
Di farmasi rumah sakit
Di pedagang besar farmasi
Di apotik
Daftar obat tanpa resep ditentukan Menkes dan penilaiannya ditentukan secara terus
menerus dengan pertimbangan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
Masyarakat.
4. Permenkes no. 920/Menkes/Per/X/1993
Tentang : Ketentuan Pendaftaran Obat Jadi Impor
Yang dimaksud obat jadi impor ialah obat jadi hasil produksi pabrik farmasi di luar
negeri.
Obat jadi impor wajib didaftarkan sesuai ketentuan yang berlaku juga termasuk obat jadi
dengan bentuk sediaan, komposisi, dan nama dagang, yang sama dengan obat yang telah
terdaftar.
Obat jadi tersebut dapat diimpor dan harus berasal dari Negara lokasi produsen obat jadi
yang bersangkutan.
Negara asal obat jadi tersebut harus merupakan Negara pihak terhadap konvensi atau
Negara yang menerapkan persyaratan yang setara.
Yang dapat mengimpor obat jadi hanya Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi, atau
apotik yang mendaftarkan obat jadi yang bersangkutan.
5. Permenkes no. 921/Menkes/Per/X/1993
Tentang : Pembuatan obat berdasarkan Kontrak.
Industri farmasi yang belum memiliki fasilitas produksi bentuk sediaan obat tertentu
dapat melimpahkan pekerjaan pembuatan berdasarkan kontrak Industri lainnya dan yang
mempunyai fasilitas sendiri.
Pemberi kontrak wajib memiliki izin usaha industri farmasi dan bertanggung jawab atas
mutu obat jadi yang diproduksi berdasarkan kontrak.
Industri farmasi pada tanggal 1-4-1994 belum memenuhi C.P.O.B untuk seluruh fasilitas
produksinya dapat melimpahkan pembuatan produksi obat jadi berdasarkan kontrak pada
industri farmasi lain yang obat jadinya telah terdaftar.
Kontrak pembuatan obat jadi tersebut dapat dilaksanakan tidak lebih dari lima tahun.
Bila setelah lima tahun belum juga memenuhi persyaratan C.P.O.B izin industri farmasi
dicabut.
Penerima kontrak wajib memiliki izin usaha farmasi dan fasilitas produksinya telah
memenuhi C.P.O.B.
Penerima kontrak menerima pembuatan obat jadi setelah pemberi kontrak mendaftar obat
jadi tersebut.
6. Permenkes no. 922/Menkes/Per/X/1993
Tentang : Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotik.
Fungsi apotik adalah melakukan tugas pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan
farmasi kepada masyarakat.
Apoteker pengelola apotik dalam melayani resep yaitu suatu permintaan tertulis Dokter,
Dokter gigi, Dokter hewan wajib menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai perundang undangan.
Surat Izin Apotek (S.I.A) diberikan Oleh Menkes kepada Apoteker atau Apoteker bekerja
sama dengan pemilik sarana apotik (P.S.A)untuk mendirikan apotik di suatu tempat
tertentu.
Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), bahan
obat asli Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika.
Selama Apoteker pengelola apotek masih aktif dan dapat melaksanakan tugasnya dan
masih memenuhi persyaratan Surat Izin Apotik masih berlaku seterusnya.
Pengelolaan apotik di daerah daerah tertentu dapat dinyatakan sebagai pelaksanaan
Masa Bakti Apoteker yang bersangkutan.
Bila Apoteker pengelola apotik berhalangan pada jam jam tertentu pada hari buka
apotik dapat diganti oleh Apoteker Pendamping dan juga bekerja di samping Apoteker
pengelola.
Bila Apoteker pengelola apotik tidak berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus
menerus harus diganti oleh Apoteker pengganti yang telah memiliki surat izin kerja dan
tidak merangkap sebagai Apoteker pengelola apotik di apotik lain.
Dalam melakukan tugas Apoteker pengelola Apotik dapat dibantu oleh Asisten Apoteker
yang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian. Untuk menjadi Apoteker pengelola
Apotik harus memenuhi persyaratan seperti :
1. Ijazah Apoteker telah terdaftar di Dep. Kes.
2. Telah mengucapkan sumpah/ janji sebagai Apoteker.
3. Memiliki S.I.K dari Menkes.
4. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai Apoteker.
5. Tidak bekerja di perusahaan farmasi dan di apotik lain.
Persyaratan Apotik :
1. Harus siap dengan tempat dan perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan
perbekalan lainnya milik sendiri atau pihak lain.
2. Pada apotik dapat dilakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan
farmasi.
3. Sarana apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayan
komoditi lainnya diluar sediaan farmasi .
Pengelolaan Apotik, meliputi :
1. Pembuatan,
pengelolaan,
peracikan,
pengubahan
bentuk,
pencampuran,
3. Apoteker wajib memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang
diserahkan pada pasien. Penggunaan obat yang tepat, aman, rasional atas permintaan
masyarakat.
4. Bila Apoteker berpendapat ada kekeliruan dalam resep atau penulisan tidak tepat,
Apoteker harus memberitahu Dokter penulis resep.
Bila Dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, Dokter wajib menyatakan secara
tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.
5. Copie resep (salinan resep) harus ditandatangani Apoteker.
6. Resep harus dirahasiakan dan disimpan baik dalam waktu tiga tahun. Resep atau
salinan resep Hanya boleh diperlihatkan pada Dokter penulis resep atau yang
merawat pasien yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut peraturan perundang undangan yang berlaku.
7. Di apotik Apoteker pengelola apotik, Apoteker pendamping, atau Apoteker pengganti
diizinkan menjual obat keras yang termasuk daftar Obat Wajib Apotik tanpa resep.
8. Apabila Apoteker pengelola apotik berhalangan melakukan tugas pada jam buka
apotik, dapat menunjuk Apoteker pendamping.
Apabila Apoteker pendamping juga berhalangan, dapat menunjuk Apoteker
pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Kanwil Dep. Kes
dengan tembusan kepada Dirjen P.O.M dan kepala Balai P.O.M setempat.
9. Bila Apoteker pengelola apotik berhalangan melakukan tugas lebih dari 2 tahun terus
menerus, S.I.A atas nama Apoteker bersangkutan dicabut.
10. Kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker pendamping, Apoteker Pengganti dalam
mengelola apotik, Apoteker pengelola apotik turut bertanggung jawab.
11. Apoteker pengelola apotik dapat dibantu oleh Asiten Apoteker dalam mengelola
apotik.
12. Asisten Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di apotik harus dibawah
pengawasan Apoteker.
Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotik.
1. Setiap penggantian Apoteker pengelola apotik kepada Apoteker pengganti wajib
dilakukan serah terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya
beserta kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.
Pada serah terima wajib dibuat berita acara sesuai dengan ketentuan dalam
rangkap empat ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2. Apabila Apoteker pengelola apotik meninggal dunia, ahli warisnya dalam jangka 2 X
24 jam wajib melapor secara tertulis kepada Kepala Kanwil atau petugas yang diberi
wewenang olehnya.
Apabila apotik tersebut tidak ada Apoteker pendamping, pelaporan tersebut wajib
disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci tempat
penyimpanan narkotika dan psikotropika. Penyerahan disertai berita serah terima.
7. Kepmenkes no. 923/Menkes/Per/X/1993
Pertemuan V
4. Obat Narkotik (dulu disebut obat daftar o = opiat) untuk memperolehnya harus dengan
resep Dokter dan Apoteker pengelola apotik diwajibkan melaporkan jumlah dan
macamnya ke Kanwil Dep.Kes.
5. Obat Psikotropik, yaitu untuk memperoleh harus dengan resep Dokter. Obat ini termasuk
obat yang diawasi dan Apoteker pengelola apotik harus melaporkan jumlah dan
macamnya ke Kanwil Dep.Kes.
Selain tersebut ada juga golongan Obat Wajib Apotik (OWA), Yaitu obat keras yang dapat
diperoleh di apotik tanpa resep dan harus diserahkan oleh Apoteker pengelola apotik.
Obat terlarang penjualannya dan peredarannya ialah:
1. Thalidomide, suatu obat tidur. Obat ini belum pernah beredar di Indonesia. obat ini
mempunyai efek teratogenik.
2. Meclizine.
3. Phenmetrazine.
4. Obat yang termasuk dalam daftar lampiran I Surkep Menkes no.983/A/SK/1971
antara lain; a. DET, b. D.M.N.P, c. D.M.T, d. (+)-Lysergide = L.S.D, L.S.D-25.
5. Semua obat yang tidak terdaftar.
Disamping itu ada S.K Menkes no.: 72/Menkes/SK/XI/1989 tentang: penilaian
kembali dan penarikan dari peredaran Obat jadi.
Warna biru
Warna
hijau
Gambar 2-1. Tanda khusus obat bebas dan obat bebas terbatas
P.No.1
Awas! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya,
ditelan
P.No.2
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dikumur, jangan
ditelan
P.No.3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari
badan
P.No.4
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P.No.5
Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P.No.6
Awas! Obat Keras
Obat Wasir jangan ditelan
Yang di sebut obat bebas yaitu obat yang tidak digolongkan sebagai obat keras, obat
psikotropika, obat narkotika maupun obat bebas terbatas.
Semua obat bebas dan Obat Bebas Terbatas dalam penjualan diwajibkan didalam
bungkusan di sertakan brosur yang menerangkan :
dikuasakannnya
dan
dijual
dalam
bungkusan
asli
dari
pabrik
yang
memproduksinya.
4. Obat esensial adalah obat jadi yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terbanyak yang meliputi diagnose, profilaksi, terapi dan rehabilitasi.
5. Obat generic berlogo adalah obat esensial yang tercantum dalam daftar obat esensial
nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena di produksi sesuai dengan Cara
Pembuatan Obat Yang Baik (C.P.O.B) dan di uji oleh Pusat Obat dan Makanan Dep. Kes.
Persyaratan P.B.F
Tata cara penyaluran perbekalan farmasi. Disamping itu P.B.F wajib membukukan
lengkap setiap pengadaan, penyimpanan dan penyaluran perbekalan fermasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pembukuan mencakup surat pesanan, faktur penerimaan, pengiriman, dan penyerahan, kartu
stok gudang maupun di kantor.
2. Apotik.
Lihat Permenkes no.:922/Menkes/Per/X/1993
Tentang: ketentuan dan tata cara pemberian izin apotik.
3.
Pedagan obat eceran diatur oleh Per.Menkes no.: 167/Kab/BVII/72, ialah orang atau badan
Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk menyimpan obat bebas dan obat bebes
terbatas ( daftar W) untuk dijual secara eceran ditempat tertentu sesuai dengan syarat
izinnya, hanya boleh menjual Obat bebas terbatas dalam bungkusan asli dari pabrik
yang membuat secara eceran.
Obat yang dijual harus bermutu baik berasal dari pabrik farmasi atau P.B.F berizin Depkes.
Penanggung jawab teknik farmasi adalah seorang Asisten Apoteker. Setiap penggantian
penanggung jawab harus segera lapor kepada Dinas Kesehatan setempat.
Pedagang eceran obat harus memasang papan dengan tulisan Toko Obat Berizin, tidak
menerima resep Dokter dan nama Toko di depan tokonya. Tulisan harus mudah dilihat
umum, dibagian bawah pojok kanan baris
berwarna hitam- putih, tinggi huruf paling sedikit 5 cm dan tebal 5 mm. ukuran papan
paling sedikit lebar 40 cm dan panjang 60 cm.
Pedagang eceran obat dilarang:
a.
b.
c.
Apotik,pabrik obat atau PBF.yang dapat menimbulkan kesan toko obat tersebut adalah apotik
atau ada hubungan apotik,pabrik farmasi atau PBF.
Bila izin pedagang obat batal atau dicabut harus segera menyerahkan izinnya ke Dinas
Kesehatan setempat
Pemimpin
umum
Urusan
personalia
sekretaris
Control
perencanaan
Produksi (P.P.C)
pembelian
Pengem
bangan
Pimpina
n
Pimpina
n
Produksi
produks
Control
(PD)
Kulitas
Pimpinan
pemasara
n
(marketin
Pimpina
n
keuang
an(finan
Obat
(D.Q.C)
Contoh struktur organisasi pabrik farmasi mengenai produksi dan control pembelian
(P.P.I.C)=production planning & Inventory Controle.
P.P.I.C
Pembelian
perbekalan
I.P.C
P.P.C
logistik
Pimpina
n teknik
Penjelasan:
Pimpinan umum pabrik farmasi bertanggung jawab pada direksi dan direksi baertanggung
jawab pada Dewan komisaris.
Dalam tugas pimpinan umum dibantu oleh sekretaris,Konrol Perencanaan Produksi (P.P.C)
dan personalia.
Bagian produksi meliputi :
1.tablet
2.Dragee
3. cairan meliputi pembuatan syirup,suspense,termasuk salep,kapsul,antibiotic dan injeksi.
Fungsi P.P.I.C ialah :
1. Merencanakan dan mengendalikan produksi (P.P.C)
2. Merencanakan dan mengendalikan inventory (I.P.C)
3. Untuk mencapai tujuan ini P.P.I.C mengatur arus barang dari:
1.pembelian bahan baku
2. penyimpanan bahan baku
3. pengolahan berupa perencanan produksnya
4. penyimpanan produk jadi
Dasar perencanaan:
1. Forecast (meramal) dari pemasaran tahunan atau bulanan.
2. I.P.C menghitung bahan-bahan yang dibutuhkan
3. Menyusun rekwisi untuk bagian pembelian.
a. Bahan apa dengan spesifikasi
b. Jumlah
c. Kapan diperlukan
4. Bagian pembelian bertugas :
a. Menghubungi supplier mengenai harga, kualitas, syarat-syarat,
penyerahan,pembayaran.
b. Mengesahkan pesanan
c. Memonitor delivery, kapam, kualitas, jumlah
d. Kalau perlu mengadakan claim
e. Pembayaran
5. Bagian perbekalan bertugas :
a. Menerima barang apa sudah sesuai atau belum dengan pesanan yang
dilakukan
b. Mengecek jumlah dan kualitasnya
Analisis
BIAYA PABRIK FARMASI
Pabrik farmasi harus menghitung biaya karena merupakan komponen dalam harga obat.
Dalam menghitung biaya dan harga pokok obat harus menurut prinsip ekonomi. Itu harus
memenuhi ketentuan farmakope dan ketentuan pemerintah baik dalam bidang prouksi maupun
cara penyajiannya.
Biaya dan pengorbanan dalam produksi obat secara kategoris dapat dibagi :
1. Bahan baku, tediri bahan aktif, penolong dan kemasan
2. Alat produksi
3. Tenaga kerja
4. Tanah dan bangunan
5. Pajak
6. Lain-lain termasuk bunga
Dalam kalkulasi harga pokok selalu terdapat kategori :
1.
2.
3.
4.
sangat dominan dan diakhiri yang kurang dominan. Dalam keadaan tertentu mengurangi atau
menghapus jenis biaya dalam penetapan harga pokok.
Produsen yang membuat lebih dari satu macam obat, perlu memperhatikan bagaimana
pembebanan biaya pada tiap jenis obat tersebut.
Menghitung biaya bahan
Tidak ada perbedaan antara bahan zat aktif dan bahan penolong dari segi ekonomis.
Yang dianggap biaya bahan adalah ialah yang seharusnya dipakai dan disebut pemakaian
bahan Standard. Dengan demikian dapat diketahui adanya pemborosan.
Untuk pemakaian bahan secara kuantitatif berdasarkan formula resep.
Ada beberapa cara menilai bahan :
1.
2.
3.
4.
Harga rata-rata
First in first out (F.I.F.O)
Last in first out (L.I.F.O)
Harga penggantian
Yang dipakai sekarang adalah biaya standard. Kebanyakan bahan baku adalah diimport
secara garis besar kalkulasi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Asuransi
Biaya veem ekspedisi (ongkos bongkar, sewa gudang dsb)
Biaya bank (L/C dsb)
Jasa kredit (bila ada)
Biaya masuk
P.P.N
Biaya lain-lain
Pengadaan bahan baku obat impor memakan waktu dapat sampai 6 bulan. Maka perlu
menentukan besarnya persediaan yaitu :
1.
2.
3.
4.
Persediaan teknis
Persediaan ekonomis
Persediaan spekulatif
Persediaan besi (iron stock)
Material
Machine
Money
Man
Management
1.
2.
3.
4.
= H.P.P
= K.U.P
= H.J.P
= P.H.P
= HE/HJA
Agar apotek bebas menentukan harga eceran oleh P.B.F ditentukan harga produk dengan
H.N.A = harga netto apotek.
H.J.P dan H.N.A antara lain ditentukan pada besarnya pemintaan dan ketentuan pabrik
bersangkutan.
1. Obat yang laku keras, harga pokok dihitung berdasarkan biaya penuh ( biaya tetap +
biaya variable ) dalam harga obat ditambah keuntungan yang memadai.
2. Obat yang laku sedang, harga pokok dihitung berdasarkan biaya penuh ditambah
keuntungan yang kecil.
3. Obat kurang laku, harga dihitung hanya biaya variable.
Bagi pabrik farmasi :
1. Obat yang laku keras dapat menjamin pengembangan ( R.O.I tinggi )
2. Obat yang laku sedang dapat menjamin kontinuitas usaha ( mencapai B.E.P )
3. Obat yang kurang laku dapat mengancam kontinuitas usaha.
Untuk menjamin pengembangan usaha, kebijaksanaan yang lazim dipakai pabrik ada tiga
hal, ialah :
1. Pengembangan produksi
2. Pengembangan penjualan
3. Kebijaksanaan menentukan harga.
Setiap pabrik farmasi bertujuan mencapai R.O.I yang baik dan mempertahankan B.E.P,
sehingga perlu ada tiga unsur yang menentukan ialah :
1. Hasil jualan
2. Harga pokok
3. Modal tertanam
Karena itu parameter setiap pengusaha adalah R.O.I.
Analisa sistem pembentukan dan tingkat harga umumnya terdiri atas 4 sistem yang memberi
pengaruh.
Keempat subsistem tersebut ialah :
1. Pemerintah adalah administrator juga sebagai produsen, konsumen yang dominan dalam
pembentukan harga.
2. Produsen obat turut memberi terbentuknya harga obat dalam keadaan pasar.
3. Profesi kesehatan.
4. Konsumen baik individu maupun sebagai instansi dan perusahaan dengan kemampuan
daya beli.
Dalam menghadapi kompetisi di pasar obat kebijaksanaan pabrik umumnya dilakukan
sebagai berikut :
1. Pengembangan produksi setelah dilakukan penelitian umumnya menciptakan spesialite
yang dapat merupakan identitas pabrik dan diharapkan menciptakan kompentisi yang
monopolistic dan memperoleh laba yang baik. Selain itu meningkatkan performance
pembungkus yang menarik. Usaha ini perlu biaya yang besar tetapi sangat penting untuk
meningkatkan penjualan dan pendapatan.
2. Promosi penjualan, perlu biaya besar tetapi sangat penting dalam menghadapi pasar yang
Keadaan perusahaan
Pembuatan rencana pembelanjaan atau rencana lain
Control operasi perusahaan
Menentukan nilai perusahaan
Suatu perusahaan yang dapat menunjukkan likuiditas yang baik belum berarti berhasil
usahanya. Perlu tahu apakah dana yang tersedia bertambah atau berkurang.
PENILAIAN PERUSAHAAN
Penilaian perusahaan yang sering dilakukan ialah :
1. Rasio
jangka
pendek,
berguna
untuk
mengetahui
tingkat
likuiditas
dengan
Net
=
R.O.I merupakan
penilaian yangTotal
banyak
dipakai.
Total sales
Invesment
Total
Invesment
Untuk menaikkan
nilai R.O.I dapat dilakukan:
1.
margin
Rentabilitas
R.O.I
Hasil penjualan
total
Hasil penjualan
netto
Aktiva
lancar
Perputaran
total
Jumlah
investasi/
Aktiva
tetap
: Rp. 100.000.000.00
Laba bersih
: Rp. 28.000.000.00
R.O.I adalah
= 28/60 x 100%
= 46,7%
= 1 , maka
FC x TR
= TR - VC
B.E.P
F.C
= Fixed Cost
V.C
T.R
B.E.P adalah suatu tekhnik untuk mengetahui kelangsungan hidup suatu usaha dengan omzet
beberapa harus dicapai, penentuan harga jual, dan berapa seharusnya biaya perusahaan agar
tidak rugi.
Analisa B.E.P erat berkaitan untuk mengetahui dengan berapa volume produksi, volume
penjualan, harga jual, biaya produksi, baik biaya tetap, biaya variable dengan berapa laba dan
berapa rugi yang dialami.
Faedah analisa B.E.P antara lain :
1. Untuk perencanaan laba
2. Sebagai alat pengendalian
3. Sebagai alat pertimbangan dalam menentukan harga jual
Sebagai pimpinan suatu usaha farmasi perlu menguasai dan memahami apa arti dan maksud
digunakan analisa B.E.P, karena hal ini dapat digunakan baik untuk industry farmasi, apotik
maupun PBF.
Untuk menghitung B.E.P perlu diketahui tentang:
a. Jumlah biaya tetap
b. Biaya variable per unit atau total
c. Hasil penjualan per unit atau total
Contoh :
Suatu apotik biaya total per bulan adalah Rp. 700.000,00. Indeks harga jual obat dengan resep
1,3 x harga pembelian obat: artinya harga beli obat Rp. 100,00 dijual Rp.130,00. Dan harga obat
bebas (tanpa) resep adalah dengan indeks 1,1: artinya harga beli obat Rp.100,00 dijual
Rp.110,00. Omzet penjualan tanpa resep adalah 10%.
Cara menghitung :
Indeks harga rata-rata = 1,3 x 0,90 + 1,1 x 0,1 = 1,28
Laba bruto
= Rp. 3.196.347,00
= Rp.2.496.347,00
Pendapatan marginal
= Rp.700.000,00
= Rp.700.000,00
= 0 berarti B.E.P
Usaha penekanan harga obat dengan membina R.O.I yang baik memang sulit.
Berdasar logika R.O.I dapat dibina sebagai berikut :
1.
a. Peningkatan perputaran persediaan bahan baku obat dan penolong dengan bantuan
stock nasional yang kuat.
b. Spesialisasi produksi, hal ini mengurangi jumlah macam kebutuhan bahan baku /
penolong. Dengan demikian kebutuhan modal kerja berkurang dan cost of money
(biaya keuangan) dapat turun.
2. Meningkatkan profit margin
Pabrik farmasi harus memiliki produk andalan (spesialite), sehingga dicapai monopoli
kompetisi usaha. Hal ini perlu didukung :
-Riset pemasaran
-Informasi/ komunikasi pasar
-Pengembangan produksi
-Promosi penjualan
POLA DISTRIBUSI OBAT JADI
Tujuan umum Pembangunan Kesehatan Nasional adalah tercapainya mutu hidup dan
lingkungan yang optimal bagi setiap penduduk, serta tercapainya derajat setinggi-tingginya yang
meliputi kesehatan badaniah, rohaniah dan social dan bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan.
Sasaran sistem pelayanan kesehatan nasional adalah mengadakan perluasan, pemerataan
dan peningkatan mutu dengan pula mencukupi persediaan obat yang bermutu dengan penyebaran
yang merata serta harga yang terjangkau oleh masyarakat luas dan ketepatan serta
penggunaannya rasional.
Dengan makin meningkatnya kegiatan pelayanan kesehatan maka pola distribusi obat
ditata dan disempurnakan sesuai perkembangan dan situasi.
Batasan badan distribusi obat:
1. Industri farmasi: unit usaha produksi farmasi yang telah mendapat izin dari Dep.Kes RI
dan berdomisili di Indonesia.
2. Sole distributor: P.b.F yang mampu mendistribusikan obat secara nasional ke propinsi
melalui distributor setempat yang ditunjuk.
3. Distributor Wilayah: P.B.F yang ditunjuk oeh Sole distributor atau Industri Farmasi yang
mampu mendistribusikan obat di daerah operasionalnya.
4. Distributor: P.B.F yang ditunjuk oleh Sole distributor dan Industri Farmasi yang mampu
mendistribusikan obat didaerah operasionalnya.
5. Terminal/Stock Holder: P.B.F yang mampu menyediakan dan mendistribusikan jenis
komoditi farmasi di kabupaten yang bersangkutan sesuai kebutuhan.
Sasaran yang dicapai:
1. Obat yang digunakan oleh konsumen karena memenuhi persyaratan mutu obat yang
ditetapkan.
2. Penyaluran dan penyerahan obat melalui jalur distribusi yang ditetapkan sesuai dengan
penggolongannya.
3. Jenis dan jumalh obat yang dibutuhkan cukup dan selalu dapat dipeoleh bila diperlukan.
4. Harga obat yang rasional dan terjangkau oleh masyarakat.
5. Tercipta pemerataan pelayanan farmasi kepada masyarakat dan pemerataan kesempatan
berusaha.
Jalur distribusi obat jadi:
1. Industri farmasi khusus memproduksi obat dan menjual obatnya pada P.B.F.
2. P.B.F menyalurkan obat ke apotik Rumah Sakit dank e took obat berizin hanya untuk
obat bebas dan terbatas.
Penyalur obat narkotik ke apotik hanya oleh P.B.F khusus yang mendapatkan izin.
3. Dokter, Puskesmas, Poliklinik memperoleh obat dari apotik.
4. Penjualan keliling (kanvas) untuk semua jenis obat dilarang, untuk menghindari
penjualan obat bagi yang tidak berhak.
5. Industri farmasi menetapkan H.J.P, H.N.A atau H.E.T yang berlaku di Indonesia.
6. Sole distributor bertanggung jawab atas terlaksananya distribusi obat secara tertib.
7. Sole distributor/PBF berstatus badan Hukum P.T/Koperasi.
Industri Farmasi
Apotik
Rumah Sakit
Pasien/konsumen
poliklinik
Puskesmas
Praktek Dokter
Untuk memperkembangkan produk farmasi yang memenuhi kebutuhan dan keinginan prlu
dilakukan penelitian oleh farmasi mengenai:
1. Perkembangan produk/ obat baru
2. Perkembangan bentuk sediaan yang baru
yang ada
5. Masalah pembelian bahan baku yang diperlakukan dan mampu melakukan kebijakan
inventory controle yang efisien dan efektif
Keluar:
1. Menentukan saluran distribusi yang efisien dan efektif. Yaitu memilih penyalur yang
jujur dan membantu pemasaran produk
2. Mengetahui keadaan pasar dan memilih pasar yang sesuai dengan produksi
3. Dapat mengatasi adanya kompetitor(pesaing)
4. Mengetahui tentang kebutuhan dan keinginan rakyat dan bagaimana sikapnya,
diusahakan memberi penjelasan dan mempengaruhi untuk menggunakan produk yang
dihasilkan.
Susunan struktur organisasi pemasaran di industri farmasi dapat disusun sebagai berikut :
Pemasaran
Perusahaan
Manajer
bagian
produksi
Manajer
penjualan
Manajer
research
pasar
Manajer
administras
i
Manajer
advertensi dan
promosi
penjualan
Memilih pasar.
Menyiapkan produk yang cocok untuk pasar yang dipilih.
Membantu pertumbuhan atau perkembangan pasar bagi rpoduknya.
Mengusahakan laba yang baik.
Hal tersebut dilakukan dengan merencanakan strategi dan proses pemasaran.
Di samping itu perusahaan farmasi harus siap mencari kesempatan. Dan di sadari bahwa
peluang itu selalu berubah-ubah. Karena itu perusahaan farmasi perlu melakukan analisa SWOT
terhadap perusahaannya.
SWOT adalah singkatan :
S = strength = kekuatan
W = weakness = kelemahan
O = opportunities = peluang
T = threats = ancaman
Kekuatan berarti mempunyai produk yang lengkap dan memadai.
Kelemahan berarti :
1. Jumlah modal yang kurang memadai
2. Sistem distribusi yang lemah
3. Manajer pemasaran yang kurang latihan
Peluang berarti :
1. Penggunaan obatnya akan bertambah.
2. Konsumen ada kecenderungan memakai obatnya untuk mengobati penyakitnya
Ancaman berarti adanya persaingan harga, maka perlu mengkokntrol harga.
Proses pemasaran adalah proses penelitian, menganalisa, memilih dan mengembangkan
kesempatan pemasaran untuk ,engisi misi dan tujuan perusahaan.
Apa yang dilakukan perusahaan farmasi seharusnya ialah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dalam menyusun rencana pemasaran produk farmasinya, perlu mawas diri tentang :
1.
2.
3.
4.
5.
Perlu pula disadari tentang kenyataan dan tujuan perusahaan farmasi. Tujuan hasil
penjualan ialah dalam waktu 2 tahun produknya tumbuh 80 % dan memperoleh laba 10 % dari
penjualan.
Strategi kombinasi pemasaran, selain secara tradisional dengan 4P dapat ditambah dengan
melakukan hubungan masyarakat dan
Penjualan secara person tentunya tidak semua obat dan mematuhi perundang-undangan farmasi.
Mengenai strategi harga penjualan dilakukan dengan cara :
1.Orientasi harga berdasarkan biaya. Misalkan menentukan R.O.I
2.Orientasi harga berdasarkan kompetisi, misalkan:
a. harga untuk tender
b. harga kecepatan kenaikan omzet
Penyajian harga dilakukan dengan:
1. menyajikan daftar harga
2. memberikan diskon
3. memberikan kredit
Mempertahankan konsumen agar tetap loyal terhadap apotik adalah lebih sulit. Kepuasan
pasian/konsumen adalah merupakan faktor yang menentukan.
Ada lima faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan konsumen/pasien yaitu:
Pertama: adalah kualitas produk farmasi yaitu kemampuan menyembuhkan penyakit. Hal ini
menyangkut ketersediaan farmasi dan ketersediaan hayati,hingga tercapai tujuan efek
terapi. Persepsi konsumen/pasien terhadap produk farmasi dipengaruhi oleh dua hal
yaitu kenyataan sesungguhnya kualitas produk farmasi dan komunikasi.
Kedua: adalah kualitas pelayanan terhadap pasien. Pasien akan merasa puas bila mereka dapat
pelayanan yang baik,ramah, sesuai dengan yang diharapakan.
Ketiga: adalah merupakan komponen emosial yaitu pengaruh atau pertimbangan yang bersifat
emosional seperti : karena sugesti,angan-angan, gambaran yang indah, emolution
mencontoh orang yang terhormat atau terkenal, perasaan bangga, supaya kelihatan
laindari yang lain.
Sebagai contoh, minum kapsul Hemaviton plus, merasa terlihat gagah dan mampu
berdansa.Kemampuan tersebut membuat konsumen merasa puas terhadap produk
farmasi tersebut.
Keempat : adalah masalah harga. Meskipun produk farmasi yang dipilih mempunyai kemanjuran
khasiat yang sama dengan produk farmasi lainnya tetapi harganya relatif lebih murah.
Hal tersebut juga merupakan faktor penting bagi konsumen untuk menentukan tingkat
kepuasannya.
Kelima :
adalah faktor biaya untuku memperoleh produk farmasi tersebut. Konsumen tidak
perlu mengeluarkan biaya tambahan juga tidak perlu membuang waktu untuk
memperoleh obat tersebut. Maka bagi apotek perlu memperlengkapi obat-obat yang
disediakan.
Dikatakan untuk mendapatkan konsumen tidak sulit, tetapi yang lebih sulit aadalah
mempertahankan konsumen/pasien tetap setia.
Kepuasan konsumen adalah merupakan faktor penentu kesetiaanya terhadap apotek.
Apoteker perlu mengubah pandanagn dari produk semata ke pasien dan konsumen.
Apoteker harus melihat pasien sebagai pemakai obat berganda dan respon menegnai pemakai
obat berganda dan respon menegnai pemakaian obat tersebut.
Apoteker berperan :
1. Sebagai konsultan obat kepada masyarakat.
2. Berperan labih aktif dalam kesehatan rakyat.
3. Mengerti tentang manajemen dan pemasaran di bidang farmasi.
Obat tersebut harus telah terbukti secara ilmiah menunjukkan manfaat klinis, sangat diperlukan
banyak masyarakat, relatif aman dan dapat dipantau oleh petugas kesehatan.
Dalam masyarakat melakukan pengobatan sendiri sacara aman dan efektif diperlukan informasi
tentang obat yang obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan dan tidak terlalu komersial.
Keputusan Menkes no 386 tahun 1994 tentang periklanan obat mengatur demikian :
1. Obat harus sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku tergolong obat bebas
2.
3.
4.
5.
secara rasional.
6. Iklan tidak boleh mendorong penggunaan obat yang berlebihan dan terus menerus.
7. Informasi produk obat dalam iklan harus :
a. Obyektif : sesuai kenyataan, tidak boleh menyimpang sifat kemanfaatan dan
keamanan obat yang telah disetujui.
b. Lengkap: tidak hanya tentang khasiat obat tetapi juga kontra indikasi obat dan
efeksamping.
c. Tidak menyesatkan : harus jujur, akurat, bertanggung jawab, cara penyajian tidak
boleh mengakibatkan penggunaan obat yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
kebutuhan.
8. Iklan tidak boleh ditujukan untuk anak-anak atau menampilkan anak-anak tanpa severvisi
orang dewasa. Iklan tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan penggunaan obat
ditentukan dan diambil oleh anak-anak.
9. Iklan tidak boleh diprankan oleh tenaga profesi kesehatan aktor yang berperan sebagai
tenaga profesi kesehatan.
10. Iklan obat harus mencantumkan informasi mengenai :
a. Komposisi zak aktif obat dengan nama generik
b. Indikasi utama obat dan informasi keamanan obat.
c. Nama dagang obat.
d. Nama industri farmasi.
e. Nomor pendaftaran (khusus untuk media cetak)
1. Marketing adalah istilah dalam pemasaran, dimana yang dipasarkan adalah barang dan jasa.
a. Tuliskan berbagai kegiatan yang tercakup didalam marketing tersebut !
b. Tuliskan beberapa pengertian tentang Marketing menurut beberapa ahli marketing!
2. a. Tuliskan beberapa hal yang menjadi sasaran dalam pemasaran !
b. Tuliskan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan 4 P dalam kombinasi pemasaran !
3. a. Tuliskan hal-hal yang sebaiknya dimiliki oleh seorang penjual yang professional !
b. Tuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang penjual yang professional untuk
mendapatkan calon pembeli !
4. a. Seorang Apoteker mempunyai peranan penting di bidang Farmasi. Tuliskan peran Apoteker
tersebut di bidang distribusi obat, pada Apotik dan Pedagang Besar Farmasi !
b. Guna mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, maka pemerintah menggolongkan
obat menjadi 5 (lima) bagian. Tuliskan dan jelaskan !
Marketing adalah istilah dalam pemasaran, dimana yang dipasarkan dapat berupa
barang maupun jasa. Tuliskan sekurang-kurangnya 3 (tiga) teori tentang marketing tersebut
dan tuliskan pula berbagai kegiatan yang tercakup dalam marketing tersebut!
2.
di pasaran, diperlukan
adanya segmentasi pasar. Apa yang dimaksud dengan segmentasi pasar tersebut,jelaskan
dengan singkat!
3.
4.
Apa yang dimaksud dengan Bauran Pemasaran ? Hal apa yang harus
diperhatikan dalam menyusun Bauran Pemasaran tersebut, jelaskan dengan singkat!
5.
Tuliskan jalur yang harus ditempuh dalam penyaluran sediaan farmasi/obat agar
dapat sampai ke tangan pasien, dimulai dari Pabrik Farmasi sebagai produsen obat
dengan menyebutkan dokumen pendukungnya!
6.
Tuliskan hubungan kerja antara Pabrik Farmasi sebagai produsen obat dengan
Pedagang Besar Farmasi sebagai distributor obat!
7.
Tuliskan jenis obat yang tergolong dalam Prekursor dan Psikotropika, yang
dalam pemesanannya di Apotik memerlukan Surat Pesanan khusus!
8.
Tuliskan
perusahaan!
9.
10.
Total biaya per bulan dari Apotik Sumber Segar adalah Rp. 10.000.000,-. Indeks
harga jual obat dengan resep adalah 1,3. Harga obat bebas (tanpa resep) dijual dengan
indeks 1,1 dengan omzet sebesar 30%. Hitung jumlah penjualan yang harus diperoleh
supaya BEP tercapai !
$$$$$$$Selamat Bekerja$$$$$$$