Barings Bank Case
Barings Bank Case
KELOMPOK 7
Disusun oleh :
R.Rr.Crescentia Shelfina PS
731015337
731015338
Asnawati Ginting
731015342
Febi Arisandi
731015345
tingkat risiko yang berkaitan dengan Barings Bank dengan cabangnya di Singapura. Dengan
kesepakatan untuk menanggung semua kewajiban Barings Bank, akhirnya ING membeli
Barings Bank dan muncullah ING Barings sebagai anak perusahaan ING.
kejujuran,
objektivitas,
keadilan,
tanggung
jawab,
maupun tidak tertulis, yang memberi arahan bagi setiap karyawan perusahaan
untuk bertindak.
memindahkan Nick ke London, tidak lagi ditempatkan di back room melainkan sudah
di trading floors. Padahal sudah terlihat bahwa Nick sebenarnya bukan orang yang bisa
dipercaya, meski sudah telanjur menjadi orang kepercayaan Baring. Selain itu Nick
dipromosikan menjadi Assitant Director dan General Manager for Barings Futures di
Singapore. Tanggung jawab Nick mencakup trading, accounting, dan settelement
activity suatu fungsi yang sebenarnya sama sekali tidak boleh dipegang satu orang.
Ketika back office dan front office dipegang oleh orang yang sama, maka terbuka
peluang untuk terjadi tindakan manipulatif yang bisa menghancurkan seluruh struktur
organisasi. Hal inilah yang memacu Nick melakukan kecurangan pertamanya dengan
menyembunyikan fakta-fakta sewaktu apply licence dari Britains Securities and
Futures Authority. Kecurangan kedua Nick adalah melakukan manipulasi juga berbuat
curang untuk tes futures di Singapura, Nick juga berbuat curang dengan sama sekali
tidak mendisclose judgement kecurangan yang dulu pernah dia lakukan di questionari
test dan kecurangan-kecurangan itu bisa dia sembunyikan dengan sangat rapi. Hal ini
memperlihatkan bahwa pengendalian manajemen Barings kurang baik, terlalu
membiarkan kesalahan awal yang telah dilakukan oleh Nick sehingga menyebabkan
Nick menjadi leluasa melakukan tindak kejahatan dan kecurangannya.
KESIMPULAN
Dari kasus di atas, kami dapat menyimpulkan pentingnya peran perusahaan dalam
menanamkan nilainilai etika pada karyawannya. Perusahaan sebaiknya memiliki Credo yang
diwujudkan dengan Code of Conduct yang mengatur perilaku karyawannya, khususnya yang
berkaitan dengan etika karyawan. Perusahaan juga sebaiknya menyusun dan menerapkan sistem
pengendalian manajemen yang baik dan komprehensif. Apabila dalam penerapan ada kesalahan,
perusahaan sebaiknya memperbaiki sistem pengendalian manajemen tersebut.