Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Teori dan Kritik Arsitektur Semester Ganjil 2014

GEBYOK UKIR PADA RUMAH ADAT KUDUS


1403120027

Dhita Rosalia Pratiwi


Jurusan Desain Interior , Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Bandung
Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu Bandung 40257 Indonesia

Abstrak
Rumah Adat Kudus sebagai salah satu rumah tradisional yang terbentuk sebagai akibat endapan
evolusi kebudayaan manusia yang mengalami proses akulturasi secara terus menerus dan terbentuk
karena perkembangan daya cipta masyarakat pendukungnya. Arsitekturnya nyaris mengungkapkan
kesempurnaan proses percampuran kebudayaan, dan berhasil menghadirkan warna khas suatu
rumah tradisional.. Gaya dan bentuknya yang berbeda dengan bangunan joglo di Jawa pada
umumnya, menjadi satu daya tarik tersendiri yang bertahan hingga saat ini, Terlihat dari ragam hias
yang memenuhi seluruh komponen atau yang secara spesifik disebut gebyok, yang memperhatikan
fungsi, struktur, simbolisasi, ritualisasi (filosofi) sebagai suatu ornamen akulturasi kebudayaan dalam
wujud rumah tinggal megah, indah dan syarat dengan nilai-nilai luhur. Desain gebyok
memperlihatkan pentingnya keharmonisan hidup dengan alam. Gebyok yang erat kaitannya dengan
tingkat ekonomi seseorang pada masa itu, memang menjadi lambang sesuatu yang kokoh dan kuat.
Sekalipun mempunyai makna filosofi yang dalam, bentuk aplikasi gebyok pada desain tidak berhenti,
bahkan sudah banyak diterapkan pada bangunan modern.

Kata Kunci: Rumah Adat Kudus. Gebyok. Filosofi.

Pendahuluan
Kebudayaan merupakan wujud dari

kelompok masyarakat atau etnik tertentu,

budi daya manusia yang mencakup berbagai

akan terlihat dengan jelas dari karakteristik

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

budaya

hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasan

kehidupannya yang membedakannya dengan

lainnya yang diperoleh manusia sebagai

etnik lainnya.

mahluk sosial. Pada dasarnya tata kehidupan


dalam

masyarakat

pencerminan

dari

tertentu

budaya

mencakup

seluruh

aspek

Indonesia sebagai negara kesatuan


merupakan negara yang kaya akan ragam

yang

budayanya, baik dari segi suku, adat istiadat,

diterapkan dalam dinamika kehidupannya.

sampai dengan rumah adat tradisionalnya.

Dengan

Rumah adat yang terdapat di Indonesia

demikian

nilai

merupakan

yang

karakteristik

dari

1|P a g e

dosen pengampu: Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M.T .14811471-2

Sejarah Teori dan Kritik Arsitektur Semester Ganjil 2014

sangat beragam dan mempunyai arti yang

tradisional pasti dipengaruhi adat istiadat

penting dalam perspektif sejarah, warisan

atau

dan kemajuan masyarakat dalam sebuah

arsitektur rumah Kudus, yang merupakan

peradaban. Rumah adat juga merupakan

suatu karya seni dan terbentuk dari daya cipta

salah satu penggambaran nilai budaya yang

masyarakat

paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/

spiritual yang dicapai melalui estetika,

masyarakat. Sehingga rumah adat bukan

gambaran khas peradaban lokal.

tradisi

didalamnya,

sebagai

begitu

pula

perwujudan

unsur

hanya sebagai bentuk peninggalan saja, tetapi

Gaya dan bentuknya berbeda dengan

mengandung banyak nilai filosofi yang

bangunan joglo yang ada di Jawa pada

tentunya berbeda antara yang satu dengan

umumnya, Terlihat dari ragam hias yang

yang lain.

memenuhi

seluruh

komponen

dengan

memperhatikan fungsi, struktur, simbolisasi,


1. Latar Belakang

ritualisasi sebagai suatu ornamen akulturasi

1.1 Permasalahan

kebudayaan dalam wujud rumah tinggal

Perkembangan arsitektur rumah yang


ada di

Nusantara, berawal

megah, indah dan syarat dengan nilai-nilai

dari suatu

luhur. Salah satu ragam hias adalah gebyok

perkembangan yang sama dan induk yang

yang merupakan kayu ukir dan nilainya lebih

sama pula. Rumah menjadi tempat tinggal,

dari sekedar penyangga bangunan

tentunya sebagai tempat dengan beberapa


persyaratan yang bersifat tetap. Oleh karena
itu, manusia mulai mengolah bahan-bahan

1.2 Tujuan
Gebyok

memiliki

filosofi

dan

yang ada di sekitarnya untuk memenuhi

keunikanya tersendiri, yang bentuknya lebih

kebutuhan rumahnya. Pada saat mengolah

dari sekedar untuk penyangga dan pembatas

bahan inilah manusia memindahkan nilai-

ruang. Jadi untuk mengetahui lebih lanjut

nilai yang dimiliki pada tempat tinggalnya.

mengenai

Nilai-nilai tadi tercermin dalam penampilan

memerlukatn

bangunannya

mengenai Rumah Adat Kudus.

(bentuk,

dimensi,

bahan,

ragam

hias

gebyok

pemahaman

tersebut

lebih

lanjut

warna, konstruksi, dan lain-lain).


Meskipun tidak sebanyak dahulu

2. Tinjauan Teori

tetapi hingga saat ini masih terdapat rumah

Kudus merupakan sebuah kota di

adat yang kokoh berdiri sejalan dengan

propinsi Jawa Tengah, Indonesia, yang

perkembangan zaman, seperti halnya Rumah

terletak berdekatan dengan daerah Jepara,

Adat

Demak, Pati dan Purwodadi serta dijalur

Kudus,

Jawa

Tengah.

Rumah

2|P a g e

dosen pengampu: Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M.T .14811471-2

Sejarah Teori dan Kritik Arsitektur Semester Ganjil 2014

perjalanan dari Semarang ibukota Jawa


Tengah menuju kearah Surabaya. Menurut

Gambar 2.2.: Gebyok pada Rumah Adat


Sumber: http://www.radjapendapa.com/spesialisrumah-adat-kudus/

cerita, nama Kudus berasal dari kata AlQuds,

yang

berarti

kesucian

Gebyok adalah seni ukir yang dahulu

(Ashadi,

hanya digunakan pada rumah adat Kudus,

2010:149).

sebelum tahun 1810 M di daerah Kudus


Kulon.

Awalnya

gebyok

Kudus

melambangkan kemampuan ekonomi yang


tinggi pada pemiliknya. Kayu yang sarat
ukiran ini, mempunyai makna spiritual yang
lebih dari sekadar penyangga rumah.Menurut
Gambar 2.1.: Rumah Adat Kudus
Sumber: wisatajawa.wordpress.com

Donny Osmond perajin gebyok di Desa


Janggalan, Kecamatan Purwosari, Kudus,

Rumah Adat Kudus merupakan salah


satu rumah tradisional yang mencerminkan
akulturasi kebudayaan masyarakat Kudus.
Rumah

Adat

Kudus

memiliki

atap

berbentuk joglo pencu, dengan bangunan


yang didominasi seni ukir empat dimensi
khas Kota Kudus yang merupakan perpaduan

menyatakan selain mengandung nilai etis,


gebyok

memberi

pesan

spiritual

bagi

penghuni. Jika dikaitkan dengan Agama


Hindu yang mendominasi wilayah Kudus
dulu, gebyok merupakan tanda tentang jalan
ke surga, naik turunnya roh nenek moyang.
(sumber: muria.news)

gaya seni ukir dari budaya Hindu, Persia


(Islam),

Cina,

dan

Eropa.

Rumah

3. Methodology

diperkirakan mulai dibangun pada tahun


1500-an M dengan bahan baku utama 95%
dari kayu jati (tectona grandis) berkualitas
tinggi dengan sistem pemasangan knockdown.(sumber: wisatajawa.wordpress.com).

Metode

yang

digunakan

adalah

metodologi deskriptif. Dengan meninjau dari


literatur yang didapat dari buku, thesis,
jurnal, mengenai Rumah Adat Kudus dan
seni

ukirnya,

pembahasan
lebih

kemudian

dengan

lanjut

membuat

menginterpretasikan

mengenai

filosofi

dan

keistimewaan dari Gebyok, sesuai dari data


yang sudah ada secara aktual.

4. Pembahasan
3|P a g e

dosen pengampu: Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M.T .14811471-2

Sejarah Teori dan Kritik Arsitektur Semester Ganjil 2014

bunga melati atau sekar rinonce ( motif khas

4.1 Keisitimewaan Gebyok Ukir


Salah satu faktor yang menyebabkan

Kudus ) yang berpadu dengan bungai teratai

rumah tradisional Kudus memiliki kekhasan

dan padupan

tersendiri

merupakan

yakni

elemen-elemen

penuhnya ukiran pada


rumah.

Menurut

(motif Hindu).
perpaduan

dari

meskipun
berbagai

cerita

pengaruh, tetapi visualisasinya terutopsi pada

setempat, seni ukir Kudus diwariskan oleh

kaligrafi Arab yang bertemakan ayat-ayat Al

seorang tionghoa bernama Telingsing yang

Quran dan Hadits. Elemen penguat gebyok

diduga pernah tinggal di kampung atau desa

berupa dua batang tiang yang pada bagian

Sunggingan sekarang, jauh sebelum Jafar

atasnya dibuat stilisasi dari telapak tangan

Shadiq (Sunan Kudus) datang ke Kudus. .

umat saat melakukan shalat pada posisi

Beliau datang ke lereng Gunung Muria itu

takbiratulihram yang selalu disertai dengan

tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi

menyerukan kata-kata Allahu Akbar, yaitu

juga menekuni keahliannya dalam kesenian

Allah Yang Maha Besar.

mengukir. Aliran kesenian The Ling Sing

Dengan visualisi yang indah tersebut,

adalah Sun Ging. Seni ukir yang halus dan

gebyok juga memiliki nilai estetis yang

bermotif indah. Dari daerah Kudus inilah

tinggi. Perpaduan dinding ukir dengan pintu

beliau

yang semuanya terbuat dari kayu jati dengan

banyak

menerima

murid

yang

mempelajari agama maupun seni ukir.

sistem dorong. Adapun perbedaan seni ukir


Kudus yang terdapat pada Gebyok dengan

Pada tata ruang rumah Adat Kudus


ada yang disebut dengan Jogo Satru, lebih
berfungsi sebagai ruang tamu, luasnya sekitar
tiga puluh meter persegi, terdiri dari ruang
keluarga sekaligus tempat sholat di bawah
joglo. Serta Jogan Lebet atau rumah bagian
dalam. Pemisah antara dua ruangan tersebut
adalah Gebyok. Elemen penguatnya berupa
dua tiang penyangga berbentuk cakar ayam
yang menghadap keatas.

Seni Ukir Jepara


Tabel 4.1. Perbedaan Seni ukir Kudus dan Jepara
Kudus
Jepara
Pada
elemen Lebih
banyak
Aplikasi
bangunan
digunakan pada
furniture
Relatif kecil dan Lebih besarUkuran
halus
besar.
sulur
Bunga
melati Daun trubusan
Bentuk
yang
saling dengan
2
sulur
menyambung
macam jenis
Sumber: analisa pribadi

Sebagai media dakwah bentuk ukiran


pada gebyok melambangkan nilai keislaman.
Gebyok sendri pada umumnya berbentuk

4|P a g e

dosen pengampu: Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M.T .14811471-2

Sejarah Teori dan Kritik Arsitektur Semester Ganjil 2014

tetapi dapat untuk ornamen pintu, jendela,


bahkan

pada

bagian

dalam

Masjid.

Penggunaan kayu jati pada semua bagian


juga tetap menjadi nilai jual yang selalu
dipertahankan.
Gambar 4.1: Perbedaan Ukiran Kudus dan Jepara
Sumber:
http://duniaferesha.blogspot.com/2013/05/3rumah-tradisional-terindah-versi-rhey.html

4.2 Aplikasi Gebyok


Awal mula kemunculan rumah tinggal
tradisional Kudus dengan bentuk atap pencu
nya dan kekayaan ragam

hias

ukiran

dilatarbelakangi oleh meningkatnya taraf


hidup masyarakat. Terdapat benang merah
antara tingkat taraf hidup masyarakat dengan
banyak dan sedikitnya atau kaya dan
miskinnya ragam hias ukiran pada rumah
tinggal tradisional.
Gebyok yang erat kaitannya dengan

Gambar 4.1: Aplikasi Gebyok


Sumber:
http://gebyokrumahmodern.blogspot.com/

5. Simpulan

tingkat ekonomi seseorang pada masa itu,

Rumah Adat Kudus adalah rumah

memang menjadi lambang sesuatu yang

tradisional yang mencerminkan akulturasi

kokoh dan kuat. Adakalanya pengaplikasian

kebudayaan warga Kudus. Dengan atap

gebyok tidah hanya pada 1 sisi saja, tetapi

berbentuk Joglo Pencu, bangunan yang

pada seluruh bagian ruang rumah Adat.

didominasi seni ukir empat dimensi, motif

Tanpa mengurangi dari nilai filosofi

ukirannya dengan perpaduan gaya seni ukir

dari gebyok, pada masa sekarang inipun,

Hindu, Persia (Islam), Cina, dan Eropa, atau

keberadaannya sudah mulai merambah ke

lebih dikenal dengan Gebyok, Mempunyai

rumah modern. Penggunaan kayu jati yang

makna spiritual yang lebih dari sekadar

diukir

terkesan

penyangga rumah dan menjadikannya seni

ketinggalan zaman, justru terkesan klasik.

ukir dengan nilai estetika yang tinggi.

Bentuk

Meskipun terkesan rumit tapi perkembangan

menjadikannya

apllikasinya

tidak

juga

sudah

mulai

beragam,tidak hanya untuk sekat ruangan,


5|P a g e

dosen pengampu: Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M.T .14811471-2

Sejarah Teori dan Kritik Arsitektur Semester Ganjil 2014

dan aplikasi gebyok tetap bertahan hingga


sekarang.

Daftar Pustaka
Salam, Solichin. (1994). Kudus Selayang Pandang.
Kudus : Menara Kudus.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=7
0912&val=4880&title= (September 2014, 18).
http://duniaferesha.blogspot.com/2013/05/3-rumahtradisional-terindah-versi-rhey.html
(September 2014, 19).
http://gebyokrumahmodern.blogspot.com/ (september
2014,20).
http://murianews.com/index.php/pati/item/6161terkandung-filosofi-kehidupan-dalam-gebyokukir-kudus (September 2014, 19).

6|P a g e

dosen pengampu: Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M.T .14811471-2

Anda mungkin juga menyukai