Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain Eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mempelajari atau
menemukan sesuatu mengenai proses yang ada atau membandingkan efek dari
beberapa kondisi terhadap suatu fenomena (Montgomery, D.C.,1991). Salah satu
rancangan penelitian yang ada didalam desain eksperimen yaitu Rancangan Bujur
Sangkar Latin (RBSL). RBSL merupakan rancangan penelitian dengan dua arah
pengelompokkan (baris dan kolom), banyaknya perlakuan sama dengan jumlah
ulangan sehingga setiap baris dan kolom akan mengandung semua perlakuan,
pengacakan dibatasi dengan mengelompokkannya ke dalam baris dan juga kolom,
sehingga setiap baris dan kolom hanya akan mendapatkan satu perlakuan.
Penerapan RBSL yakni dengan melakukan penelitian menghitung lama waktu
membersihkan noda pada kain hingga bersih. Penelitian ini bisa diperuntukkan bagi
ibu rumah tangga yang mana sering kali ditemui kain kotor saat memasak misalnya
saat memasak masakan yang menggunakan kecap sehingga menyisahkan noda-noda
kecil. Penelitian ini menggunakan kain, noda kecap, dan deterjen karena lebih efisien,
lebih praktis, dan mudah didapatkan dimana-mana. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) karena penelitian dikelompokkan menjadi
dua arah (baris dan kolom) dan bertujuan untuk memperkecil jumlah kuadrat galat.
Pada penelitian kali ini digunakan empat jenis kain yakni kain hero, katun,
polyester, dan kafan , empat merk deterjen yakni deterjen attack, daia, rinso, dan so
klin , dan noda dari empat merk kecap yang berbeda yakni kecap bango, giant, ABC,
dan sedap. Dimana deterjen menjadi variabel respon serta kain dan noda kecap
sebagai variabel prediktor. Penghitungan lama waktu mencuci kain dilakukan setelah
kain yang bernoda masuk ke dalam air deterjen hingga kembali bersih. Hasil
penghitungan lama waktu mencuci lembar pengamatan untuk dilakukan pengujian
dan dibandingkan apakah ada perbedaan perlakuan dengan menggunakan metode
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL).
1

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang digunakan sebagai acuan untuk
analisis adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana statistika deskriptif dari data hasil pengamatan lama waktu
mencuci dengan empat merk deterjen yang berbeda yaitu deterjen Attack,
Daia, Rinso, dan So Klin pada kain yang bernoda hingga bersih?
2. Bagaimana hasil analisis (ANOVA) dari data hasil pengamatan lama waktu
mencuci dengan empat merk deterjen yang berbeda yaitu deterjen Attack,
Daia, Rinso, dan So Klin pada kain yang bernoda hingga bersih?
3. Bagaimana hasil uji perbandingan ganda dari data hasil pengamatan lama
waktu mencuci bila didapatkan tolak H0 dengan empat merk deterjen yang
berbeda yaitu deterjen Attack, Daia, Rinso, dan So Klin pada kain yang
bernoda hingga bersih?
4. Bagaimana hasil uji asumsi residual yang IIDN (Identik, Independen,
berdistribusi normal) terhadap data hasil pengamatan lama waktu mencuci
dengan empat merk deterjen yang berbeda yaitu deterjen Attack, Daia, Rinso,
dan So Klin pada kain yang bernoda hingga bersih?
1.3 Tujuan
Perumusan masalah diatas menghasilkan tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui statistika deskriptif dari data hasil pengamatan lama waktu
mencuci dengan empat merk deterjen yang berbeda yaitu deterjen Attack,
Daia, Rinso, dan So Klin pada kain yang bernoda hingga bersih.
2. Mengetahui hasil analisis (ANOVA) dari data hasil pengamatan lama waktu
mencuci dengan empat merk deterjen yang berbeda yaitu deterjen Attack,
Daia, Rinso, dan So Klin pada kain yang bernoda hingga bersih.
3. Mengetahui hasil uji perbandingan ganda dari data hasil pengamatan lama
waktu mencuci bila didapatkan tolak H0 dengan empat merk deterjen yang
berbeda yaitu deterjen Attack, Daia, Rinso, dan So Klin pada kain yang
bernoda hingga bersih.
4. Mengetahui hasil uji asumsi residual yang IIDN (Identik, Independen,
berdistribusi normal) terhadap data hasil pengamatan lama waktu mencuci
2

dengan empat merk deterjen yang berbeda yaitu deterjen Attack, Daia, Rinso,
dan So Klin pada kain yang bernoda hingga bersih.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah dapat
memahami pengertian dan konsep teori Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL),
dapat menyelesaikan perumusan masalah dari penelitian ini menggunakan RBSL.
Selain itu, pembaca juga dapat mengetahui penerapan RBSL dalam kehidupan seharihari.
1.5 Batasan
Batasan masalah

dalam penelitian ini menggunakan empat jenis kain yang

berbeda, empat jenis deterjen yang berbeda merk, dan empat jenis noda kecap.
Pengamatan dilakukan saat sore hari jam 17.00 WIB dengan memberikan takaran
deterjen, luas kain, dan volume air yang sama.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan
dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna
(Walpole, 1999).
Statistika deskriptif yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Mean
Mean adalah jumlah keseluruhan pada data yang diperoleh dibagi dengan
banyaknya data. Rumus yang digunakan untuk mencari mean sebagai berikut
3

Tabel 2.1 Rumus Mean

Mean untuk

Mean untuk Data

Data Tunggal

Kelompok

x
i 1

fx
f
i

Mean

x
n

x
i 1

= Jumlah data ke-i sampai n


= Banyaknya data
= Frekuensi

dan untuk menentukan nilai standart deviasi adalah akar dari varians.
(Walpole, 1995).
b. Varians
Varians digunakan untuk menentukan seberapa besar keragaman dari suatu
data. Rumus yang digunakan untuk mencari Varians sebagai berikut.

Tabel 2.2 Rumus Varians

Varians untuk

Varians untuk Data

Data Tunggal

Kelompok

xx
n 1

Keterangan :
S2 = Varians
X = Nilai individu
x

= Nilai rata-rata

n = Jumlah data
f

= Frekuensi
4

f x x
n 1

(Walpole, 1995).
2.2 Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) adalah suatu rancangan yang mampu
mengelompokkan satuan penelitian berdasarkan dua kriteria melalui pengelompokkan
baris dan kolom. Keuntungan dari RBSL yaitu,
1. Mengurangi keragaman galat melalui penggunaan dua buah pengelompokkan.
2. Pengaruh perlakuan dapat dilakukan untuk penelitian berskala kecil.
3. Analisis relatif mudah.
4. Baris atau kolom bisa juga digunakan untuk meningkatkan cakupan dalam
pengambilan kesimpulan
2.2.1 Model Linear dan Analisis Ragam untuk RBSL

Suatu asumsi dasar untuk RBSL dengan satu pengamatan persatuan penelitian
(experimental unit) adalah bahwa setiap pengamatan harus dapat direpresentasikan
melalui model linear. Model linear untuk RSBL adalah :
Yijk i j k ijk

(2.1)

Dimana,
Yijk

j.

= nilai pengamatan dari perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolom ke-

= nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya).

i = pengaruh aditif dari baris ke-i.


j = pengaruh aditif dari kolom ke-j.
k = pengaruh aditif dari perlakuan ke-k.
ijk = pengaruh galat penelitian dari

(Vincent Gasper, 1999).


2.2.2 ANOVA (Analysis of Variance)
Dalam melakukan analisis data dilakukan hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis : H0 : 1 2 ... r 0 atau k 0 ( k 1,2,......, r )
H1 : minimal ada satu k 0 untuk k 1,2,......, r
Hipotesis diatas dirumuskan untuk menguji bahwa tidak ada pengaruh
perlakuan terhadap respons yang diamati ata dengan kata lain pengaruh perlakuan
terhadap respons adalah nol.
Tabel 2.3 Struktur Analysis of Variance (ANOVA)
Sumber
Keragaman
Baris

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

Fhitung

r-1

JKB

KTB

KTB/KTG

Kolom
Perlakuan
Galat
Total

r-1
r-1
(r-1)(r-2)
r2-1

JKK
JKP
JKG
JKT

KTK
KTP
KTG

KTK/KTG
KTP/KTG

Keterangan :

Y...2
Faktor Koreksi (FK) = 2
r
Jumlah Kuadrat Total (JKT) =
Jumlah Kuadrat Baris (JKB) =

(2.2)

2
ijk

FK

(2.3)

FK

(2.4)

i , j ,k

2
i ..

Jumlah Kuadrat Kolom (JKK) =

2
. j.

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

(2.5)

FK

2
..k

(2.6)

FK
r
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT JKB JKK JKP
k

(2.7)

(Gasper, 1999).
2.3 Uji Asumsi IIDN (Identik, Independen, Berdistribusi Normal)
Pemeriksaan Asumsi Residual IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal)
merupakan uji yang harus dilakukan apakah data yang digunakan memenuhi ketiga
asumsi tersebut dalam melakukan pengujian (Sudjana,1996).
2.3.1 Pemeriksaan Asumsi Residual Identik
Pemeriksaan Asumsi Residual identik dilakukan untuk melihat apakah
residual memenuhi asumsi identik. Suatu data dikatakan identik apabila plot
residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Nilai
varians

rata-ratanya

sama

antara

varians

satu

dengan

yang

lainnya

(Sudjana,1996).
2.3.2 Pemeriksaan Asumsi Residual Independen
Pemeriksaan Asumsi Residual independen dilakukan untuk melihat apakah
residual memenuhi asumsi independen. Suatu data dikatakan independen apabila
plot residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu
(Sudjana,1996).
6

2.3.3 Pengujian Asumsi Residual Berdistribusi Normal


Pengujian Asumsi Residual berdistribusi normal dilakukan untuk melihat
apakah residual memenuhi asumsi berdistribusi normal atau tidak. Kenormalan
suatu data dapat dilihat dari plotnya. Apabila plot sudah mendekati garis linier,
dapat dikatakan bahwa data tersebut memenuhi asumsi yaitu berdistribusi normal.
Uji kenormalan data juga dapat dilihat dari nilai Dhitung yang diperoleh dari hasil
uji Kolmogorov Smirnov. Nilai Dhitung dibandingkan dengan nilai .
Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
: 0.05
Statistik Uji :Dhit = supx|Fn (x) F0 (x)|
(50)
Daerah kritis :Tolak H0, jika nilai Dhitung< D dan residual tidak berdistribusi
normal. Jadi suatu data dapat dikatakan baik apabila data tersebut memenuhi semua
asumsi IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal).(Sudjana,1996)
2.4 Deterjen

Deterjen dalam arti luas adalah bahan yang digunakan sebagai pembersih,
termasuk sabun cuci piring alkali dan cairan pembersih. Definisi yang lebih spesifik
dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung senyawa petrokimia atau
surfaktan sintetik lainnya. Surfaktan merupakan bahan pembersih utama yang
terdapat didalam deterjen (Fardiaz, 2006).
2.5 Kain
Hal utama yang paling memengaruhi kualitas dan keragaman bahan kain adalah
serat. Serat inilah yang menentukan pembagian jenis bahan yang dibagi menjadi dua
bagian, yaitu serat alami dan serat buatan/sintetis. Serat alami merupakan bahan
alamiah yang berasal dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan, seperti kepompong ulat
sutra, nanas, bulu domba, biji kapas, dll. Contoh kain dari jenis serat alami adalah
wol, silk, kapas, dan lenan. Sedangkan serat buatan/sintetis terbuat dari bahan buatan
yaitu biji plastik. Serat ini mulai dikenal pada abad ke-20. Contoh kain dari jenis serat
buatan adalah polyester.(Yuditesa, 2009)
Dalam era industri, polyester diminati karena tidak mudah kusut, harganya yang
relative murah, tersedia dalam berbagai warna, dan motif print-nya yang sangat
7

bervariasi. Serat polyester biasanya menghasilkan kain yang tipis (tapi bukan
transparan) dan melayang.(Yuditesa, 2009)
Kain katun berasal dari buah tanaman kapas. Buah kapas memiliki bulu halus
yang disebut dengan serat kapas. Kain katun mempunyai sifat tidak panas dan mudah
menyerap keringat. Oleh karena itu, kain katun banyak digunakan sebagai bahan
untuk membuat baju seragam dan baju sehari-hari.(Yuditesa, 2009)
2.6 Air
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan ini. Air terdapat diudara,
danau, sungai, laut, jaringan tubuh, dalam tanah, dan sebagainya. Begitu pentingnya
air, sehingga apabila tidak ada air dimungkinkan juga tidak ada kehidupan. Air juga
merupakan bagian terbesar dari komponen pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan
hewan di laut. Air juga merupakan medium tempat terjadinya reaksi kimia, baik di
dalam maupun diluar tubuh organisme hidup (Kuncoro, 2004).
2.7 Kecap
Kecap adalah salah satu bumbu penyedap makanan berupa cairan berwarna hitam
yang memiliki rasa dan aroma yang khas. Kecap sering digunakan dalam masakan
Indonesia(Astawan, 2009).
Kecap merupakan sumber protein yang cukup baik, karena mengandung asamasam amino esensial yang cukup tinggi. Kecap mengandung pula zat gizi lain, seperti
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang jumlahnya relative lebih rendah
dibandingkan dengan protein (Astawan, 2009).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data
8

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Sumber data
diperoleh dari hasil penelitian lama waktu mencuci hingga kain menjadi bersih pada
jenis kain yang berbeda pada hari Jumat, 19 April 2013 pukul 17.00 dan bertempat di
Lapangan T, Jurusan Statistika ITS oleh Giyanti Linda Purnama dan Arning
Susilawati.
3.2 Variabel Penelitian
Terdapat beberapa variabel penelitian dalam pengamatan lama waktu mencuci
hingga kain menjadi bersih pada jenis kain yang berbeda, yaitu lama waktu
membersihkan noda sebagai variabel respon, noda kecap sebagai baris, kain sebagai
kolom, sedangkan pemberian deterjen sebagai variabel prediktor (faktor).
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian lama waktu deterjen
mebersihkan noda pada jenis kain yang berbeda adalah sebagai berikut.
a.) Alat
1. 4 buah gelas plastik yang berukuran sama.
2. Sendok teh.
3. Lembar pengamatan dan alat tulis.
b.) Bahan
1. 4 merk kecap yang berbeda yaitu kecap bangau, kecap ABC, kecap Giant,
dan kecap sedaap.
2. 4 jenis kain ukuran 12cm x 12cm yang berbeda yaitu Kain kafan, kain
polyester, kain hero, dan kain katun.
3. 150 ml Air bersih.
4. 4 merk deterjen bubuk yang berbeda yaitu Daia, Attack, Rinso, dan So
Klin.
5. 4 jenis kain ukuran 12cm x 12cm yang berbeda yaitu Kain kafan, kain
polyester, kain hero, dan kain katun.

3.4 Langkah Kerja


Langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian lama waktu mencuci hingga kain
menjadi bersih pada jenis kain yang berbeda adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengisi wadah dengan volume air yang sama. Lalu, satu wadah diberi 2
sendok deterjen dari satu merk deterjen.
3. Menyiapkan empat jenis kain yang berbeda kemudian buatlah noda kecap
diatas kain sesuai dengan rancangan penelitian.
4. Mengucek kain dan hitung lama waktu mengucek hingga noda pada kain
hilang dengan kecepatan mengucek yang stabil.
5. Mencatat lama waktu mengucek ke dalam lembar kerja yang telah disediakan.
3.5 Langkah Analisis
Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian lama waktu mencuci hingga
kain menjadi bersih pada jenis kain yang berbeda adalah sebagai berikut
1. Menginput data lama waktu mencuci hingga kain menjadi bersih pada jenis kain
yang berbeda.
2. Menghitung statistik deskriptif dari data lama waktu mencuci hingga kain
menjadi bersih pada jenis kain yang berbeda.
3. Melakukan uji ANOVA dari data lama waktu mencuci hingga kain menjadi
bersih pada jenis kain yang berbeda.
4. Melakukan uji perbandingan berganda bila hasil uji ANOVA adalah tolak H0.
5. Melakukan pemeriksaan asumsi IIDN~(0,2).
6. Interpretasi.
7. Kesimpulan dan saran.
3.6 Diagram Alir
Berikut adalah diagram alir langkah analisis dari penelitian yang dilakukan
Mulai

Menginputkan Data

10

Statistika Deskriptif

Tolak H0

A Uji
no
va

Uji
perbandingan
berganda

Terima H0

Periksa
asumsi
IIDN

Kesimpulan dan saran

Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistika Deskriptif
11

Pada statistika deskriptif dalam penelitian ini yang digunakan adalah rata-rata,
keragaman (varians), nilai maksimum, dan nilai minimum dari data pengamatan lama
waktu mencuci dari empat merk deterjen yang berbeda, yaitu attack, daia, rinso, dan
so klin dengan empat jenis kain yang berbeda pula yakni kain hero, katun, polyester,
dan kafan yang mana pada setiap kain diberi berbagai noda kecap berupa kecap
bango, giant, ABC, dan sedap. Berikut ini adalah hasil pengamatan tersebut:
Tabel 4.1 Data Pengamatan Lama Waktu Mencuci Empat Merk Deterjen
Deterjen
Attack
Daia
Rinso
So Klin

Mean
32
28,5
26,25
24,25

Varians
92
105
118,25
11,583

Maksimum
43
43
42
29

Minimum
23
19
17
21

Tabel 4.1 data pengamatan lama waktu mencuci dari empat merk deterjen
yang berbeda dengan empat jenis kain yang berbeda serta empat jenis noda yang
berbeda didapatkan bahwa waktu terlama mencuci adalah pada attack dan daia
sebesar 43 detik, sedang waktu tercepat mencuci adalah pada rinso sebesar 17 detik.
Varians terbesar dalam lama waktu mencuci adalah pada rinso yakni 118,25 detik,
sedangkan varians terkecilnya adalah pada so klin. Rata-rata waktu terlama mencuci
terjadi pada attack yakni sebesar 32 detik, sedangkan rata-rata waktu tercepat
mencuci terjadi pada so klin yakni sebesar 24,25 detik. Jadi, deterjen yang baik untuk
membersihkan noda adalah so klin karena rata-rata mencucinya lebih cepat dari pada
deterjen attack, daia dan rinso.

4.2 Uji Analisis Varians (ANOVA)


Uji ANOVA pada data lama waktu mencuci dilakukan untuk mengetahui
apakah deterjen, noda dan kain memberikan hasil yang berbeda pada lama waktu
mencuci. Berikut ini adalah uji analisis varians dari rancangan bujur sangkar latin:
Hipotesis Perlakuan (Deterjen):
12

H 0 : 1 2 3 4 (deterjen tidak memberikan pengaruh terhadap lama waktu

mencuci)
H 1 : i 0 (minimal ada satu deterjen yang berpengaruh terhadap lama waktu

mencuci)
Hipotesis Baris (Noda):
H 0 : 1 2 3 4

(noda tidak memberikan pengaruh terhadap lama waktu

mencuci)
H 1 : i 0 (minimal ada satu noda yang berpengaruh terhadap lama waktu mencuci)

Hipotesis Kolom (Kain):


H 0 : 1 2 3 4

(kain tidak memberikan pengaruh terhadap lama waktu

mencuci)
H 1 : i 0 (minimal ada satu kain yang berpengaruh terhadap lama waktu mencuci)

Dimana i=1,2,3,4 dan j=1,2,3,4


Taraf signifikan = 0,05;
Titik kritis tolak H0 jika FHitung FTabel atau Pvalue
Statistik uji:
Tabel 4.2 Analisis Varians pada Data Lama Waktu Mencuci Empat Merk Deterjen
Sumber
Noda
Kain
Deterjen
Galat
Total

DB
3
3
3
6
15

JK
561.5
15.5
132.5
403.5
1113

KT
187.17
5.17
44.17
67.25

Fhitung
2.78
0.08
0.66

F0.05
4.76
4.76
4.76

Pvalue
0.132
0.97
0.608

Dari tebel 4.2 dapat disimpulkan bahwa untuk perlakuan (deterjen)


menghasilkan FHitung (0,66) FTabel (4,76) sehingga keputusan dari data tersebut
adalah gagal tolak H0 (tidak signifikan) artinya deterjen tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap lama waktu mencuci. Pada kain menghasilkan
FHitung (0,08) FTabel (4,76) sehingga keputusan dari data tersebut adalah gagal tolak

H0 (tidak signifikan) artinya jenis kain tidak memberikan pengaruh yang signifikan
13

terhadap lama waktu mencuci. Pada noda menghasilkan FHitung ( 2,78) FTabel ( 4,76)
sehingga keputusan dari data tersebut adalah gagal tolak H0 (tidak signifikan) artinya
noda kecap tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap lama waktu
mencuci. Jadi, pada deterjen, noda, dan kain tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap lama waktu mencuci.
4.3 Uji Asumsi IIDN~(0,2)

4.3.1 Uji Asumsi Residual Identik


Berikut ini adalah gambar untuk menentukan uji identik:
10

Residual

-5

-10
20

25

30

35

40

45

Fitted Value

Gambar 4.1 Uji Identik pada Data Lama Waktu Mencuci Empat Merk Deterjen

Pada gambar 4.1 fitted value didapatkan bahwa data lama waktu mencuci
tersebut tidak memiliki pola sehingga memiliki residual identik.
4.3.2 Uji Asumsi Residual Idependen
Berikut ini adalah gambar untuk menentukan uji idependen:

14

10

Residual

-5

-10
1

10

11

12

13

14

15

16

Observation Order

Gambar 4.2 Uji Idependen pada Data Lama Waktu Mencuci Empat Merk Deterjen

Pada gambar 4.2 obsevation order dari data lama waktu mencuci dapat
dilihat bahwa grafik tersebut tidak berpola atau tidak memiliki pola tertentu,
hal ini dapat dilihat bahwa titik-titik tertinggi atau terendah pada grafik
tersebut hampir sama dari titik yang satu dengan yang lain,sehingga grafik
tersebut dapat dikatakan bersifat idependen.
4.3.3

Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov


Berikut ini adalah gambar dari data lama waktu mencuci untuk

menentukan

distribusi

normal

dengan

Kolmogorov Smirnov.

15

menggunakan

uji

normalitas

99

Mean
StDev
N
KS
P-Value

95
90

0
5.187
16
0.125
>0.150

80

Percent

70
60
50
40
30
20
10
5

-15

-10

-5

10

Residual

Gambar 4.3 Uji Kolmogorov smirnov Distribusi Normal pada Data Lama Waktu Mencuci
Empat Merk Deterjen

Uji Kolmogorov smirnov :


H 0 : distribusi normal

H 1 : tidak berdistribusi normal

Statistik uji:

D max( D , D ) dimana D max i i / n Z (i ) ; D max i Z (i ) (i 1) / n

Z (i ) F ( X (i ) )
F (x ) : fungsi distribusi peluang dari distribusi normal
X (i ) : nilai sampel acak, 1in

N adalah banyak sampel


Taraf signifikan = 0,05;
Titik kritis tolak H0 jika Pvalue
Dari

gambar

4.3

dapat

diketahui

bahwa

Pvalue >0,150

sehingga

Pvalue (0,150) (0,05) dengan begitu kesimpulannya adalah gagal tolak H0, artinya

penelitian dari lama waktu mencuci merupakan distribusi normal Kolmogorov


smirnov.

BAB V
16

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Dari penelitian lama waktu mencuci pada deterjen disimpulkan bahwa
deterjen merk so klin dapat lebih cepat menghilangkan noda pada berbagai
jenis kain.
2. Berdasarkan uji ANOVA dapat diketahui bahwa deterjen, kain, dan noda tidak
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap lama waktu mencuci.
3. Data yang didapat dari hasil pengamatan lama waktu mencuci terhadap
berbagai jenis kain yang terdapat noda dari berbagai merk noda kecap yang
berbeda setelah dilakukan pemeriksaan asumsi IIDN~(0,2), data residual
tersebut memenuhi asumsi IIDN~(0,2).
5.2 Saran
Untuk melakukan pengujian RBSL, diharapkan melakukannya dengan teliti
saat pengamatan, mengentri data, pengujian dengan menggunakan program
komputer, sehingga menghasilkan interpretasi yang benar dan memberikan
kesimpulan yang akurat serta dapat bermanfaat bagi pembaca.

17

Daftar Pustaka
Astrawan, Made. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Budi, Eko Kuncoro. 2004. Akuarium Laut. Yogyakarta : Kanisius.
Fardiaz, Srikandi. 2006. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius
Gaspersz, Vincert. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Penelitian. Bandung :
Tarsito
Montgomery, D.C. 1999. Desain and Analysis of Experiments. New York.
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Wallpole, E. Ronald. 1995. Penghantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yuditesa, Tita. 2009. Furniture Multifungsi untuk Rumah Tipe 26, 36, dan 50. Jakarta:
Transmedia

18

LAMPIRAN
Noda
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4

Kain
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

Deterjen
A
B
C
D
B
C
D
A
C
D
A
B
D
A
B
C

19

Respon (detik)
43
43
42
23
27
17
21
37
23
29
25
25
24
23
19
23

20

Anda mungkin juga menyukai