Penisilin
Penisilin
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang meningkat penggunaannya
dewasa ini, dan yang paling efektif selama empat dekade ini. Peningkatan
kebutuhan medis akan penisilin telah membuka peluang bagi pengembangan
industri pembuatan penisilin secara komersial yang menuntut peningkatan
kualitas dan kuantitas dari penisilin yang dihasilkan. Perbaikan kualitas dan
kuantitas penisilin dapat tercapai apabila parameter-parameter metabolik dari
proses fermentasi adalah optimum.
Terminologi antibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik hasil
metabolisme dari mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan dan bahkan mematikan mikroorganisme lain akibat aktivitas
sejumlah kecil senyawa antibiotik tersebut (Waksman, 1949). Antibiotik memiliki
kegunaan yang sangat luas dibidang farmasi dan pertanian dan dibedakan atas
antibiotik yang bersifat antibakteri atau anti mikroba, anti jamur dan anti tumor.
Penisilin, tetrasiklin, eritromisin dan streptomisin merupakan contoh-contoh
antibiotik yang bersifat anti bakteri.
Antibiotik digunakan dalam berbagai bentuk masing-masing menetapkan
persyaratan manufaktur agak berbeda. Untuk infeksi bakteri di permukaan kulit,
mata, atau telinga, antibiotik dapat diterapkan sebagai salep atau krim. Jika
Perkembangan
tentang
pengetahuan
mengenai
jalur
biosintesis
1.2.Rumusam masalah
1. Bagaimana pembuatan penisilin dengan menggunakan bakteri Penicillium
Chrysogenum?
2. Bagaimana proses pembuatan penisilin dengan menggunakan bakteri
Penicillium Chrysogenum?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pembuatan penisilin dengan menggunakan bakteri Penicillium
Chrysogenum.
2. Mengetahui proses pembuatan penisilin dengan menggunakan bakteri
Penicillium Chrysogenum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penisilin G
Penisilin G atau benzilpenisilin adalah salah satu antibiotik golongan laktam dengan potensi antibakteri yang efektif terhadap bakteri gram positif.
Mekanisme kerja penisilin adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri
melalui penghambatan proses cross-linking antara unit-unit peptidoglikan
penyusun dinding sel bakteri. Struktur penisilin yang mirip dengan struktur
peptida D-alanil-D-alanin pada ujung rantai peptidoglikan menyebabkan
antibiotik ini dapat berikatan dengan enzim transpeptidase dan menghambat
kerja enzim tersebut pada proses pembentukan dinding sel bakteri.
Penisilin bersifat asam dengan pKa sekitar 2,65. Penisilin dalam sediaan
farmasi umumnya berupa garam dengan natrium atau kalium yang larut dalam
air karena penisilin bebas sukar larut dalam air. Adanya ikatan amida yang
tegang pada inti -laktam membuat penisilin sangat reaktif. Gugus ini mudah
diserang oleh serangan nukleofilik. Penisilin mudah terhidrolisis oleh logam
berat, asam, basa, enzim asilase, dan -laktamase. Serangan nukleofilik oleh air
atau ion OH- menghasilkan asam penisiloat yang tidak aktif. Pada kondisi asam
(pH<3), penisilin terdegradasi menjadi asam penisilenat yang selanjutnya
membentuk penisilamina, peniloaldehid dan asam peniloat. Larutan penisilin
dalam air dapat bertahan hingga beberapa minggu dengan mengontrol pH pada
kisaran 6,0-6,8 dan dengan pendinginan.
Produksi penisilin G umumnya dilakukan dengan fermentasi jamur
Penicillium chrysogenum. Cincin -laktam dan tiazolidin pada struktur penisilin
diturunkan dari asam amino L-sistein dan L-valin. Resistensi dan kebutuhan akan
antibiotik dengan sifat-sifat yang lebih baik mendorong penemuan berbagai
turunan penisilin, seperti amoksisilin, ampisilin, metisilin, dan sebagainya.
Turunan tersebut didapatkan dari penggabungan 6-APA hasil hidrolisis penisilin
dengan rantai samping yang dapat memberikan sifat-sifat yang diinginkan.
Sejak tahun 1960, bioteknologi mulai diaplikasikan pada produksi
antibiotik -laktam melalui metode semisintesis. Inti 6-APA hasil hidrolisis
penisilin G secara enzimatik digabungkan dengan rantai samping yang dibuat
secara kimiawi. Penggabungan dapat dilakukan secara kimiawi maupun secara
enzimatik. Penggabungan secara kimiawi dilakukan dengan aktivasi rantai
samping dalam bentuk garam (dane salt) kemudian direaksikan dengan 6-APA
atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman
untuk hidup. Ditemukan Penisilin dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum.
Penisilin merupakan antibiotik pertama yang ditemukan oleh Alexander Fleming
tahun 1928, dan kemudian dikembangkan oleh Harold Florey pada tahun 1938.
Penisilin telah diproduksi dan dipasarkan pada tahun 1944.
Antibiotik sepalosporin C dihasilkan oleh jamur Cephalosporium.
Sepalosporin C merupakan antibiotik menguntungkan yang dapat membunuh
bakteri yang tahan terhadap penisilin. Antibiotik Streptomisindihasilkan oleh
jamur Streptomyces griseus yang dapat membunuh bakteri patogen yang tahan
terhadap penisilin atau sepalosporin. Streptomisin telah digunakan untuk
mengobati penyakit tuberkulosis. Produksi antibiotik melalui pemanfaatan mikro
organisme dilakukan melalui fermentasi. Adapun sistem fermentasi yang telah
berkembang yaitu :
1. Sistem Continue
Pada sistem kontinyu, media selalu ditambahkan dari luar dan hasilnya
dipanen secara berkala. Sistem ini cocok digunakan pada produksi besar
(dalam skala industri) agar lebih efisien. Sistem ini tidak cocok digunakan
untuk produksi kecil (skala laboratorium).
Seperti pada produksi etanol dengan teknik immobilisasi sel
Fermentasi kontinyu dijalankan dengan menggunakan reaktor sistem
10
jenis
lain.
Bebagai
gugus
kimia
ditambahkan
padaaminopenicillanic.
Hal yang serupa juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh
cephalosporium
acremonium.
Molekul
sepalosporin
dapat
11
12
Mikrorganisme penghasil
Tipe mikroorganisme
1.
Basitrasin
Bacillus subtilis
Bakteri pembentuk-spora
2.
Sefalosporin
Cephalosporium sp.
Fungi
3.
Kloramfenikol
4.
Sikloheksimid
Streptomyces griseus
Actinomycete
5.
Sikloserin
Streptomyces orchidaceus
Actinomycete
6.
Erytromisin
Streptomyces erythreus
Fungi
7.
Griseofulvin
Penicillium griseofulvin
Actinomycete
8.
Kanamisin
Streptomyces kanamyceticus
Actinomycete
9.
Linkomisin
Streptomyces lincolnensis
Actinomycete
10.
Neomisin
Streptomyces fradiae
Actinomycete
11.
Nistatin
Streptomyces noursei
Fungi
12.
Penisilin
Penicillium chrysogenum
Bakteri pembentuk-spora
13.
Polimiksin B
Bacillus polymyxa
Actinomycete
14.
Streptomisin
Streptomyces griseus
Actinomycete
15.
Tetrasiklin
Streptomyces rimosus
Actinomycete
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembuatan antibiotik
Antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba, khususnya penyebab
infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif yang setinggi
mungkin. Artinya, antibiotik tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk
mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk inang/hospes (Gan dan Setiabudy,
1987). Usaha untuk mencari antibiotik yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Produk alami yang disentesis oleh mikroorganisme menjadi sangat penting.
Praduk antikoagulan, antidepresan, vasodilator, herbisida, insektisida, hormon
tanaman, enzim, dan inhibitor enzim telah diisolasi dari mikroorganisme.
3.2 Proses Menggunakan mikroba
Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan
konversi menggunakan mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari
fungi. Sejak ditemukan bahwa Corynebacterium glutamicum memproduksi
glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan garam amonium, maka telah
diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang memungkinkan
pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawabiokimia lain
dalam jumlah besar. Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia
pada katalisis sebagian proses dalam rangkaian sintesis yang panjang;
biokonversi oleh mikroba lebih spesifik dengan rendemen lebih tinggi,
14
mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati, proteinase pada
pengolahan kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain
yang digunakan di industri diperoleh dari biakan mikroorganisme (Pratiwi, 2008)
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fernentasi
dengan ukuran besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan
dalam 100.000 liter fermentor selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula suspensi
spora P. chrysogenum ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi. Kultur
diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 24 C dan selanjutnya ditransfer ke
tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk mendapatkan aerasi
yang baik selama satu hingga dua hari.
3.3 Produksi Antibiotik Dengan Memanfaatkan Mikroba
Peranan mikroba sendiri dalam usaha peningkatan hasil metabolit sekunder
memegang peranan yang cukup penting. Di mana mikroba yang terlibat dalam
peningkatan metabolit sekunder termasuk di antaranya adalah antibiotik, pigmen,
toksin,
kompetisi
ekologi
dan
simbiosis,
feromon,
enzim
inhibitor,
15
Selain itu juga diketahui bahwa aktifitas metabolit sekunder dari mikroba
terbagi menjadi dua yaitu :
1. Metabolit sekunder dengan aktifitas non-antibiotik yaitu :
a. Antitumor agents
b. Protease/peptides inhibitors
c. Inhibitors of cholesterols biosynthesis
d. Inhibitor Angiotensin-Converting Enzyme (ACE)
e. Inhibitor lain
f. Immunosupresant
2. Metabolit sekunder dengan aktifitas antibiotik, yaitu :
a. Antibacterial agents
b. Antifungal agents
Produksi antibiotik sendiri saat ini menggunakan berbagai teknik produksi,
teknik umum yang sering digunakan terutama adalah memproduksi antibiotik
adalah fermentasi dan modifikasi senyawa kimia dari hasil fermentasi. Antibiotik
merupakan molekul kecil yang disintesis oleh enzim. Aktifitas enzim sangat
diperlukan dalam setiap jalur kompleks, selain itu juga penting untuk diketahui
bahwa ada pengaruh fisiologis untuk mampu meningkatkan produksi fermentatif
bagi organisme penghasil antibiotik. Produksi dari metabolit sekunder sendiri
dihasilkan setelah fasepertumbuhan terhenti. Karena banyak antibiotik yang
dihasilkan oleh organisme.
16
3.4 Penisilin
Penisilin merupakan campuran asam organik berstruktur komplek yang
diisolasi sebagai garam-garam natrium, kalium dan kalsium. Pensilin dihasilkan
selama pertumbuhan dan metabolisme kapang Penicillium notatum dan P.
chrysogenum. Kultur yang sama dapat menghasilkan beberapa macam molekul
penisilin antara lain penisilin G dan penisilin V. Dewasa ini dikenal 5 jenis
penisilin hasil proses fermentasi, Penisilin G merupakan penisilin yang paling
banyak diproduksi secara komersial dewasa ini.
Penisilin dapat menjadi non aktif apabila terkena pengaruh panas, sistein,
NaOH, penicilinase (enzim yang terdapat dalam banyak bakteri yang dapat
merusak penisilin) dan asam hidroklorat, seperti yang terdapat dalam lambung.
Zat lain yang dapat merusak Penisilin antara lain adalah logam-logam berat
seperti Cu, Ag, Fe, dan Zn.
Jenis-jenis penicillin hasil proses fermentasi :
Gugus R
Nama Kimia
Nama Trivial
BM
C6H6CH2
CH3CH2 = CHCH2
CH3(CH2)CH2
6- phenyllacetamido
6- (2-hexenamido) penicillin
6- (hexenamido) penicillin
334
312
314
CH3(CH2)CH2
HO - CH2
6- (heptanamido) penicillin
6- (p-hydroxyphenly
acetamido) penicillin
Penisilin G
Penisilin F
Penisilin
Dihidro
Penisilin K
Penisilin X
Aktifitas
(unit/mg)
1667
1600
1500
342
350
2300
900
17
isopenicillin-N
biosintesa
acyltransferase
(AT).
Hasil
tersebut
akan
- (- aminoadipyl)
tersebut lalu
dilanjutkan
dengan
pertukaran bagian -
18
Komposisi
Jumlah
1.
Gluktosa
0 10 kg/m3
2.
Laktosa
20 50 kg/m3
3.
15 50 kg/m3
4.
NaNO3
0 5 kg/m3
5.
Na2SO4
0 1 kg/m3
6.
CaCO3
0-10 kg/m3
7.
KH2PO4
8.
MgSO4.7H2O
9.
ZnSO4.7H2O
10.
MnSO4
11.
19
20
foam. Kapang aerobik dibiarkan tumbuh selama 5 6 hari saat gas CO2 mulai
terbentuk.
Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka cairan
hasil fermentasi tersebut didinginkan hingga 28 oF (2 oC), dan diumpankan
kedalam rotari vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia
akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung
penisilin. Untuk mendapatkan penisilin yang siap dikomsumsi, maka tahapan
dilanjutkan dengan proses ekstraksi dan kristalisasi.
3.8 Pengaruh Faktor Lingkungan
Fermentasi pensilin sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi proses dan
lingkungannya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses
pembuatan penisilin ini antara lain adalah : Temperatur, pH, Sistem Aerasi,
Sistem Pengadukan, Penggunaan zat anti busa, dan upaya pencegahan
kontaminasi pada medium.
a. Temperatur
Fermentasi untuk pembuatan penisilin akan menghasilkan produk yang
maksimum apabila temperatur operasi dijaga pada 240C. Temperatur
berkaitan erat dengan pertumbuhan mikroorganisme, karena kenaikan
temperatur dapat meningkatkan jumlah sel mikroorganisme baru. Apabila
temperatur sistem meningkat melebihi temperatur optimumnya, maka produk
yang dihasilkan akan berkurang, karena sebagian dari media fermentasi akan
digunakan oleh mikroorganisme untuk mempertahankan hidupnya.
21
b. pH
Pengaturan pH dilakukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH
sistem. Menurut Moyet dan Coghill kehilangan penisilin dapat terjadi pada
pH dibawah 5 atau pH diatas 7,5. PH medium dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah karbohidrat (glukosa atau laktosa) dan buffer. Karbohidrat akan
difermentasi menjadi asam-asam organik. Fermentasi glukosa yang
berlangsung cepat akan menurunkan pH, sedangkan laktosa terfermentasi
dengan sangat lambat sehingga perubahan pH berlangsung lambat pula.
Konsentrasi gula hasil fermentasi ini berfungsi mempertahankan kenaikan pH
agar tetap lambat. Larutan buffer dapat digunakan untuk mempertahankan pH
sistem. Kalsium karbonat merupakan senyawa yang sering digunakan untuk
tujuan ini. Kalsium karbonat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
pH sistem saat ditambahkan media fermentasi.
c. Sistem Aerasi
Aerasi yang cukup merupakan hal penting untuk memaksimalkan
penisilin, sebab aerasi dapat menghasilkan oksigen yang dihasilkan oleh
kapang Penicillum chrysogenum untuk metabolismenya. Aerasi pada
fermento diberikan melalui proses pengadukan atau dengan tekanan sebesar
20 lb/in2akan mengurangi penisilin yang dihasilkan
d. Pengadukan
Pemilihan jenis pengaduk dan kecepatan pengadukan yang sesuai akan
memperbaiki hasil penisilin ketika laju aerasi konstan. Kecepatan
22
23
dengan
penggunaan
nutrien
dan
pengaturan
metabolik.
Laju
24
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Produktivitas penisilin G sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter
metabolik seperti laju pembentukan produk, laju penggunaan karbon, oksigen,
nitrogen, phospat, sulfat dan precursor phenylacetic acid.
Untuk mendapatkan produk penisilin G yang maksimum, maka proses
fermentasi harus dilakukan dengan parameter-parameter metabolik yang
optimum. Parameter-parameter metabolik optimum tersebut dapat diaplikasikan
untuk kepentingan peningkatan yeild penisilin hingga dihasilkan produk penisilin
G yang maksimum dan pengendalian proses fermentasi yang lebih baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Chemie, New butenolides from the photoconductivity screening of Streptomycesn
antibioticus (Waksman and Woodruff) Waksman and Henrici 1948,
http://www.chemie.unibas.ch/~sequin/abstracts/abs56.html, diakses tanggal
13 oktober 2014.
2. Bruggink, et al., 1998. Penicillin Acylase in the Industrial Production of Beta
Lactam Antibiotics. Org proc res develop 2:128-133.
3. Brock,TD. & Madigan,MT.,1991. Biology Of Microorganisms. Sixth ed.
Prentice- Hall International,Inc
4. Setiabudy, R dan Gan, V.H.S. (1995), Pengantar Antimikroba, dalam
Farmakologi dan Terapi, Edisi Keempat, Ganiswara, S.G., Bagian
Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.
5. Pratiwi, ST. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Yogyakarta : Penerbit Erlangga.
Halaman 176.
6. Demain AL. 1998. Induction of Microbial Secondary Metabolism. Review
Article. Int Microbiol 1: 259-264.
26