Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

aporan Akhir Inventarisasi Sumberdaya Mineral, Energi dan


Bahan Galian di Distrik Kaimana, Buruway, Teluk Arguni, Teluk
Etna, Teluk Arguni
Bawah,
Kambrau
dan
Yamor
Kabupaten Kaimana
menguraikan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Tim Geologi PT. Jasa
Bumi
Indonesia,
Bandung
yang
bekerjasama
dengan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kaimana pada proyek
Tahun Anggaran
2008.

Kegiatan proyek Inventarisasi Sumberdaya Mineral, Energi dan Bahan


Galian di Kabupaten Kaimana merupakan penelitian awal berbagai aspek
geologi, khususnya mengenai jenis dan potensi sumberdaya mineral,
energi dan bahan galian yang ada di Kabupaten Kaimana.
Hasil inventarisasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pembangunan dan pemanfaatan
sumberdaya mineral, energi dan
bahan galian, selain itu dapat
digunakan sebagai acuan bagi pengusaha industri pertambangan.
Pada kesempatan ini kami pelaksana penelitian dan inventarisasi beserta
seluruh jajarannya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak
yang
terkait,
sehingga penelitian
dan
inventarisasi dapat berjalan dengan lancar.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami sampaikan laporan ini
semoga bermanfaat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana.

Kaimana, Januari 2009


PT. Jasa Bumi Indonesia
Koordinator Lapangan,

(Dharma Satria Nas M.Sc)

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

BAB. I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kabupaten Kaimana adalah merupakan kabupaten baru dalam Propinsi
Papua Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Fak Fak yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002, dengan luas wilayah
sekitar 36.000 km2 (termasuk wilayah perairan). Kabupaten Kaimana yang
beribukota di Kaimana, secara administratif semula dibagi menjadi empat
daerah distrik (kecamatan) yaitu Distrik Kaimana, Buruway, Teluk Arguni
dan Teluk Etna. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Kaimana Nomor 12 Tahun 2007 dimekarkan lagi dan bertambah tiga
wilayah distrik baru yakni Distrik Teluk Arguni Bawah, Kambrau dan
Yamor.
Pelaksanaan dan penerapan Otonomi Daerah pada tahun 2001
berdasarkan atas dua paket undang-undang yaitu UU Nomor 25
tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000. Inti dari
otonomi daerah ini adalah memberikan kewenangan dan pemberian
tanggung jawab kepada daerah, sehingga dinamika daerah akan
makin tinggi. Untuk itu diperlukan antisipasi dan kesiapan oleh
pemerintah
daerah
dan masyarakat, agar tidak menjadi masalah di
kemudian hari. Salah satu cara di antaranya dengan jalan memperkecil
atau menghilangkan sama sekali berbagai deviasi atau distorsi terhadap
kepentingan otonomi yang bersifat kontradiktif, sehingga dapat
diciptakan dengan segera otonomi yang ekonomis, efisien, efektif,
transparan dan responsif.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 2000 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000, maka kewenangan
pengelolaan sebagian besar sumberdaya mineral sudah berada di tangan
Pemerintah Daerah. Oleh karena itu daerah dituntut untuk mengetahui
secara pasti dan rinci tentang sumberdaya mineral yang dimilikinya.
Dengan demikian secara tidak langsung daerah wajib
melakukan
inventarisasi sendiri tentang keberadaan, lokasi, keaneka ragaman dan
potensi sumberdaya mineral, energi dan bahan galiannya.
Potensi sumberdaya mineral, energi dan bahan galian yang terdapat pada
suatu daerah tersebut merupakan modal dasar bagi pembangunan wilayah
terutama dalam penataan rencana umum tata ruang (RUTR) dan
pembangunan ekonomi. Untuk mengetahuinya pemerintah daerah
bersama dengan instansi terkait dan para pengusaha yang bergerak di
bidang eksplorasi dapat melakukan kegiatan pemetaan/penelitian geologi
dan geofisika di wilayah masing-masing.

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Dengan meningkatnya pembangunan industri nasional maupun daerah,


maka inventarisasi dan penelitian untuk menemukan sumberdaya baru
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai bahan baku
pembangunan dan industri. Keterdapatan sumberdaya mineral dapat
diusahakan dan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan penduduk
setempat sebagai salah satu sumber pendapatan dan penerimaan daerah
yang berpotensi untuk menciptakan peluang berusaha serta mampu
menyerap tenaga kerja. Hal ini merupakan sarana strategis yang dapat
berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan
kehidupan sosial ekonomi daerah, sehingga tidak menimbulkan ketidak
adilan ekonomi dan kesenjangan pada tingkat kesejahteraan masyarakat
setempat.
Potensi sumberdaya mineral, energi dan bahan galian yang sifatnya tak
terbarukan harus dimanfaatkan dan digunakan secara arief dan bijaksana,
sehingga ketika potensinya habis, dana dari hasil investasinya masih
memiliki daya dorong yang kuat untuk pembangunan.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penelitian dan inventarisasi sumberdaya mineral,
energi dan bahan galian ini adalah untuk mengetahui keaneka ragaman
jenis, lokasi, luas sebaran dan perkiraan potensi sumberdaya dari setiap
jenis komoditi yang terdapat di masing-masing distrik (7 distrik) yang ada
di Kabupaten Kaimana.
Kemudian dilanjutkan dengan pendataan dan pengidentifikasian serta
menganalisa potensi-potensi hipotetik sumberdaya mineral, energi dan
bahan galian yang ada di masing-masing distrik dituangkan dalam bentuk
peta. Hasil olahan data tersebut berfungsi sebagai basis data dalam
pengambilan kebijakan pada saat
pembuatan program-program
pengembangan wilayah dan pertambangan sumberdaya mineral di
Kabupaten Kaimana. Hasil penelitian ini juga berguna untuk mengundang
investor yang berminat bergerak di bidang pertambangan dan mengatur
wilayah kuasa pertambangan agar tidak tumpang tindih.

I.3
Lokasi
Daerah

dan

Kesampaian

Daerah penelitian berada dalam wilayah Kabupaten Kaimana, Propinsi


Papua Barat yang secara geografis berada pada koordinat 132 75- 135 15
BT dan 02 90- 04 20 LS, dengan luas wilayah daratan kurang lebih 18.500
km2.
Kabupaten Kaimana terletak di sepanjang pantai selatan leher burung
membentang dari baratbaratdaya-timurtenggara sepanjang lebih kurang
175 km. Masing-masing berbatasan di sebelah barat dengan Kabupaten Fak
Fak, di sebelah timur dengan Kabupaten Mimika, di sebelah utara
dengan

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Kabupaten Teluk Bintuni, Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire dan di


sebelah selatan dengan Laut Arafura dan Kabupaten Maluku Tenggara
(Gambar 1).
Daerah penelitian
(2000) merupakan
3011, 3012, 3013,
Sebagai peta kerja
sekala 1:100.000.

menurut peta topografi digital dari BAKOSURTANAL


gabungan beberapa Lembar Peta dengan nomor 2912,
3111 dan 3112 masing-masing
bersekala 1:250.000.
di lapangan peta topografi tersebut diperbesar menjadi

Daerah Kabupaten Kaimana dapat dicapai dari Pulau Jawa melalui laut
dan udara. Pelabuhan di Jawa yang memiliki pelayaran rutin ke Kaimana
dan tempat lain di Papua antara lain Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung
Perak Surabaya. Sedangkan penerbangan menuju Papua dari Jakarta dapat
menggunakan route via Ambon atau Sorong dengan pesawat badan lebar.
Dilanjutkan dengan pesawat ringan via Fak Fak atau langsung ke Kaimana.
Untuk selanjutnya dari Kaimana ke lokasi penelitian menggunakan
speedboat atau longboat dan berjalan kaki pada singkapan di daratan yang
tidak dapat menggunakan kendaraan bermotor atau perahu. Kendaraan
mobil atau motor hanya bisa digunakan di daerah Distrik Kaimana dan di
beberapa jalan perusahaan kayu yang umumnya belum beraspal.

I.4 Metode
Kerja

Penelitian

dan

Peralatan

Penelitian dan iventarisasi sumberdaya mineral, energi dan bahan galian


di
Kabupaten Kaimana meliputi empat tahapan pekerjaan
yaitu:

1.4.1
Studi
Lapangan

Pustaka

dan

Persiapan

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi dari


laporan peneliti terdahulu di sekitar daerah penelitian terutama yang ada
kaitannya dengan sumberdaya mineral dan energi. Data laporan berupa
peta geologi dan geofisika tersebut dapat diperoleh di Pusat Survei
Geologi dan Pusat Sumber Daya Geologi di Bandung atau perusahaan
swasta yang bergerak di bidang eksplorasi mineral dan energi di
Jakarta.
Tahapan persiapan lapangan meliputi perlengkapan dan
peralatan survei lapangan, penyiapan peta
topografi dan citra
satelit/radar.
Beberapa peralatan kerja dan perlengkapan lapangan yang diperlukan
antara lain :

Kompas geologi

Palu geologi

GPS (Ground Positioning System)

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Kamera digital

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Kaca pembesar (Loupe)

Meteran (3 m)

HCl 0,1%

Alat-alat tulis (notes, pinsil, ball point, spidol, penggaris, busur


derajat dll)

Kantong contoh batuan (dari kain dan plastik)

Peta Topografi sekala 1:100.000

Jas hujan

Pelampung

Ransel (besar untuk pakaian dan kecil untuk buku catatan,


makanan, minuman dll.)

Tenda (besar untuk atap dan kecil untuk alas tidur).

Alat-alat dapur (piring, sendok, panci, ceret, belanga, penggoreng,


pisau dll)

Laptop dan printer

I.4.2 Penelitian Lapangan


Kegiatan lapangan di Kabupaten Kaimana dilakukan dalam dua tahap.
Tahap I dilaksanakan dari 28 Juli sampai 28 Agustus 2008 meliputi lima
distrik yaitu Distrik Kaimana, Buruway, Kambrau, Teluk Arguni dan Teluk
Arguni Bawah. Sedangkan Tahap II dilaksanakan mulai 3 Desember 2008
sampai 3 Januari 2009 di dua distrik yaitu Distrik Teluk Etna dan Yamor.
Penelitian dan iventarisasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan
langsung di lapangan mengenai singkapan dan potensi bahan galian
seperti jenisnya, penyebaran batuan, lingkungan pengendapan, lokasi dan
keadaan geologinya. Selama di lapangan telah dilakukan penentuan
lokasi, deskripsi singkapan, pengambilan foto dan contoh batuan
terpilih dilakukan untuk dianalisa di laboratorium. Data tersebut di atas
sebagai data dasar dalam pembuatan peta
sebaran batuan yang
memberikan indikasi keberadaan sumberdaya mineral, energi dan
bahan galian di daerah telitian.

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

I.4.3 Kompilasi
Data

dan

Analisa

Kompilasi dan Analisa Data dilakukan setelah selesai penyelidikan


lapangan. Kegiatan ini merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang
meliputi: penseleksian data, tabulasi dan penyajian data. Termasuk dalam
tahapan ini adalah kompilasi dan korelasi data lapangan dengan peta hasil
penafsiran inderaan jauh/satelit guna pembuatan peta geologi, peta
geomorfologi dan peta sebaran sumberdaya mineral, energi dan bahan
galian.
Analisa laboratorium merupakan tahapan yang sangat penting, guna
mengetahui kandungan mineral secara kimiawi atau mikroskopi dari
contoh batuan/mineral yang diperoleh di lapangan.

I.4.4 Penyusunan Laporan


Penyusunan laporan dilakukan setelah selesai kegiatan kompilasi dan
analisa data. Laporan berisi keterangan secara lengkap dari hasil penelitian
lapangan dilampiri dengan database dari lokasi pengamatan/contoh
batuan, foto-foto lapangan, hasil analisa laboratorium dan lainnya.

I.5 Penyelidik terdahulu


Penyelidikan geologi di daerah Kabupaten Kaimana dan sekitarnya telah
dilakukan secara umum oleh beberapa instansi pemerintah dan swasta.
Pihak pemerintah di antaranya Pusat Sumber Daya Geologi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (sekarang Pusat Survei Geologi)
yang bekerjasama dengan Badan Sumber Daya Mineral, Geologi dan
Geofisika Australia (Australian Bureau of Mineral Resources, Geology and
Geophysics, BMR sekarang AGSO). Beberapa penanggung jawab peta
geologi regional yang bekerja di daerah ini antara lain Robinson dkk.
(1988,
1990), Pigram & Panggabean (1989), Panggabean (1990), Dow dkk. (1990).
Beberapa perusahaan swasta yang pernah melakukan eksplorasi di
antaranya NGPM (1935-1960), Gulf Oil, Sun Oil dan Phillips Petroleum
(1970an), BP Petroleum (1980an), Mobil Oil (1990an), KNOC dan Chevron
(2005-sekarang).

I.6 Kependudukan
Kabupaten Kaimana mempunyai luas daratan sekitar 18.500 km2. Jumlah
penduduk sebanyak 39.811 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata
sekitar 2,15 jiwa/km2 yang tersebar di tujuh wilayah distrik yakni Distrik
Kaimana, Buruway, Teluk Arguni, Teluk Etna, Kambrau, Teluk Arguni
Bawah dan Yamor. Setiap distrik mempunyai luas wilayah, jumlah dan
kepadatan penduduk yang bervariasi (Tabel I.6):

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Tabel I.6 Luas Daerah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk.


DISTRIK

LUAS
DAERAH
(Km2)

JUMLAH
PENDUDUK

KEPADATAN
PENDUDUK / Km2

KAIMANA

2.095

19.541

9.33

TELUK ARGUNI

2.990

4.419

1.48

BURUWAY

2.650

5.139

1.94

TELUK ETNA

4.195

4.698

1.12

TEL. ARGUNI BAWAH

1.990

2.309

1.16

KAMBRAU

775

1.991

2.57

YAMOR

3.805

1.714

0.45

TOTAL

18.500

39.811

2.15

Sumber: Biro Pusat Statistik, Kabupaten Kaimana.

I.7 Iklim dan Cuaca


Seperti daerah iklim tropis pada umumnya, daerah Kabupaten Kaimana
memiliki dua musim yakni kemarau dan hujan. Menurut data Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Meteorologi Pelabuhan Udara
Utarum Kaimana tahun 2007, suhu udara minimum dan maksimum
mutlak berkisar antara 15 C-34 C, tekanan udara 1006,2 mbs hingga
1009,3 mbs, dengan kelembaban rata-rata 83,92%. Kecepatan dan arah
angin berkisar antara 03 knot dan 180 hingga 05 knot dan 340 (Tabel I.7.1,
Tabel I.7.2).
Tabel I.7.1
Suhu Udara Maksimum dan Minimum Mutlak di Kab.
Kaimana 2007 (C)
Bulan

Suhu Minimum Mutlak

Suhu Maksimum Mutlak

Januari

21,80

31,70

Pebruari

22,20

33,00

Maret

22,60

31,00

April

22,20

34,00

Mei

21,00

32,10

Juni

20,50

31,00

Juli

21,70

31,00

Agustus

20,80

31,00

September

18,90

27,60

Oktober

15,00

31,70

November

17,60

31,00

Desember

19,20

32,00

Rata-rata

20,29

31,42

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Kabupaten Kaimana

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Tabel I.7.2 Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin di Kabupaten


Kaimana 2007
Bulan

Kelembaban Udara (%)

Kecepatan Angin
(knot)/Arah ( )

Januari

82,00

04/340

Februari

88,00

06/340

Maret

90,00

02/270

April

79,00

04/270

Mei

87,00

04/180

Juni

87,00

03/180

Juli

80,00

03/170

Agustus

77,00

04/170

September

76,00

03/170

Oktober

86,00

04/180

November

87,00

05/340

Desember

88,00

05/340

Rata-rata

83,92

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Kabupaten Kaimana

Curah hujan pertahun di wilayah Kabupaten Kaimana tidak menentu dan


bervariasi antara 1500 mm-4000 mm. Tahun 2006, curah hujan rata-rata
perbulan mencapai 140,0 mm dan jumlah hari hujan rata-rata sebanyak
14,75 hari/bulan. Adapun jumlah curah hujan setahun mencapai 1680 mm
dengan jumlah hari hujan mencapai 177 hari (Tabel I.7.3). Musim kemarau
berlangsung antara bulan Oktober hingga April yang ditandai dengan
angin barat dan musim hujan terjadi antara bulan April hingga Oktober
yang ditandai dengan angin timur.

Tabel I.7.3 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan


di Kabupaten Kaimana 2006 (mm/hari)
Bulan

Banyaknya Curah Hujan

Banyaknya Hari Hujan

Januari

110,00

13,00

Pebruari

105,00

16,00

Maret

63,00

15,00

April

131,00

15,00

Mei

256,00

15,00

Juni

493,00

21,00

Juli

74,00

13,00

Agustus

38,00

10,00

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

September

80,00

15,00

Oktober

13,00

10,00

November

150,00

17,00

Desember

163,00

17,00

Total

1680,00

177,00

Rata-rata

140,00

14,75

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Kabupaten Kaimana

I.8. Jenis Sumberdaya Mineral, Energi dan


Kegunaannya

Bahan Galian

serta

Jenis sumberdaya mineral, energi dan bahan galian yang terdapat di


Distrik Kaimana, Buruway, Kambrau, Teluk Arguni, Teluk Arguni Bawah,
Teluk Etna dan Yamor adalah batugamping, batulempung, batupasir/sirtu,
granit/granodiorit, diorit, batusabak, zirkon, bijih besi, emas, gypsum,
batubara, minyak dan gas bumi.

I.8.1

Batugamping

Batugamping adalah jenis batuan sedimen klastik atau non klastik yang
disusun oleh hampir 90% karbonat, dan sering disebut juga batuan
karbonat atau batukapur. Batugamping ditemukan lebih dari 50 % luas
daerah penelitian yang mempunyai variasi jenis, relief dan tingkatan
umur. Batuan ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan antara lain:
batu bangunan, bahan bangunan, bahan penstabil jalan, pertanian,
bahan keramik, industri kaca, industri batu silika, industri semen,
peleburan dan pemurnian baja, bahan pemutih dalam industri kertas,
pulp dan karet, bahan pembuat soda abu, penjernih air dan industri gula.

I.8.2

Batulempung

Batulempung/lempung adalah sejenis batuan klastik berbutir sangat halus


(<1/256 mm), bersifat plastis dalam keadaan basah, keras dan pecah-pecah
jika kering, berwarna abu-abu kecoklatan, putih dll. Pengotoran pada
lempung dapat berupa material berukuran pasir, kerikil ataupun bahan
organik. Berdasarkan atas sifat plastisnya dan mudah dibentuk dalam
keadaan basah maka lempung dapat digunakan sebagai bahan baku
komoditi seperti: bata, genteng, keramik, pipa saluran air dan lain-lain.

I.8.3

Batupasir

Batupasir/sirtu adalah batuan klastik dengan ukuran butir 1/256 sampai >
0.3 mm, berkomposisi kuarsa, felspar dan fragmen batuan dengan semen

1
0

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

terdiri dari lempung, kalsit, silika


dan kaolin. Batupasir biasanya
memperlihatkan struktur sedimen perlapisan beruntun, perlapisan sejajar
dan silang siur yang mencerminkan sistem transportasi dan kekuatan arus
yang membawanya. Bentuk butiran bisa menyudut, membundar,
menyudut tanggung dan membundar tanggung tergantung berapa jauh
jarak transportasinya. Batupasir digunakan sebagai bahan bangunan,
bahan dasar pembuat kaca (batupasir kuarsa), pencampur semen beton
dan kalau kandungan lempungnya tinggi bisa juga sebagai bahan
pencampur genteng, batubata ataupun batuhias.

I.8.4

Granit

Granit/granodiorit adalah batuan beku asam dengan warna abu-abu


kehitaman dan coklat kemerahan disusun oleh mineral kuarsa, felspar dan
mineral-mineral lainnya, berukuran butir sedang sampai kasar dengan
relief yang bervariasi. Granit/granodiorit dapat digunakan sebagai bahan
bangunan, pondasi, pengeras jalan dan bahan baku keramik. Pelapukan
granit akan menghasilkan pasir kuarsa, kaolin dan zirkon.

I.8.5

Diorit

Diorit adalah batuan beku terobosan (intrusi) yang terbentuk dalam kerak
bumi pada kedalaman 3 4 Km, dengan temperatur 1200o 1500o C,
biasanya berwarna abu-abu kehitaman bertekstur holokristalin berbutir
sedang sampai kasar tersusun oleh mineral plagioklas, kuarsa, biotit,
muskovit dan mineral bijih. Diorit digunakan untuk bahan pondasi
bangunan, jalan, ornamen dinding dan lantai.

I.8.6

Batusabak

Batusabak adalah sejenis batuan malihan yang terbentuk akibat proses


metamorfosa batuan sedimen (lempung) bewarna abu-abu kehitaman
berlapis tipis, keras dan berlembar. Batusabak digunakan sebagai bahan
bangunan, pondasi jalan, ornamen dinding rumah dan pagar.

I.8.7

Zirkon

Zirkon adalah jenis bahan galian mineral non logam dikelompokkan dalam
bahan galian golongan C. Zirkon dapat dipergunakan dalam industri
teknologi tinggi baik logam maupun non logam. Pada industri logam
digunakan untuk logam zirkon dan logam paduan. Dalam industri non
logam mineral zirkon dapat digunakan dalam industri keramik, gelas, bata
tahan api (refractory), pasir cetak (foundri), amplas (abrasif), kimia dan batu
permata (gemstone). Dalam bentuk tepung zirkon digunakan sebagai

10
10

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

pelapis logam (baja dan besi tulang seperti peralatan dapur, dll). Pada
industri gelas zirkon (zirkonia) digunakan untuk menghasilkan gelas
berkualitas tinggi seperti gelas optik, gelas fiber, gelas tv berwarna,
monitor komputer dan lain-lain. Dalam industri keramik rekayasa dan
listrik, zirkon digunakan sebagai bahan pembuatan keramik berkekuatan
tinggi, untuk komponen mesin atau motor, pompa kimia dan nozel.

I.8.8

Bijih besi

Bijih besi adalah mineral logam yang dikelompokkan kedalam logam besi
dan campuran besi (Fe, Co, Cr dan Mn). Terbentuk dalam beberapa proses
antara lain: metasomatik kontak dengan batugamping (skarn), endapan
bijih besi plaser/rombakan, endapan bijih besi laterit/residu pelapukan
dan endapan bijih besi sedimen. Bijih besi biasanya bewarna abu-abu
kehitaman kecoklatan terdiri dari mineral-mineral magnetit, hematit, gutit,
oksidabesi/
limonit, siderit dan pirit. Bijih besi
dipergunakan
sebagai bahan dasar dalam peleburan bijih besi (Fe) untuk bahan baku
besi beton, baja, besi plat dan lainnya.

I.8.9

Emas

Emas adalah mineral logam yang dikelompokan kedalam logam mulia


(Au,
Ag dan Pt) yang terbentuk dari magma melalui proses
hidrothermal/epithermal. Emas bisa ditemukan dalam bentuk primer dan
sekunder. Dalam bentuk primer tersebar (porfiri) dan urat (vein) pada
batuan skarn, sedimen vulkanik dan urat-urat kuarsa, sedangkan bentuk
sekunder ditemukan pada endapan aluvial dan sungai. Emas sebagai
logam mulia dimanfaatkan sebagai bahan dasar dari berbagai macam
perhiasan, peralatan elektronik dan mata uang.

I.8.10

Gypsum

Gypsum adalah mineral non logam yang dikelompokan kedalam Bahan


Galian Aneka Industri, biasanya terbentuk secara sekunder dalam
lempung, berwarna putih keabuan- kehijauan, padat, rapuh berserabut
dan berlembar. Gypsum digunakan sebagai bahan dasar dan penyerta
pada industri pupuk, kertas, plastik, cat,
peternakan, pertanian,
kosmetik, farmasi dan kimia.

11
11

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

I.8.11

Batubara

Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil pengawetan


sisa-sisa tanaman purba dan menjadi padat akibat proses biokimia dan
pembebanan lapisan batuan di atasnya pada lingkungan dan kondisi
tertentu. Dengan kata lain batubara pada dasarnya adalah bagian dari
fosil fuel yang disusun oleh unsur tumbuhan yang disebut maseral.
Batubara digunakan sebagai bahan bakar pada mesinmesin industri,
transportasi, pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.

I.8.12

Minyak dan Gas Bumi

Minyak dan gas bumi adalah sejenis bahan bakar fosil fuel yang terbentuk
dari binatang-binatang laut
dan danau yang telah
malalui proses
diagenesa akibat pemanasan dan pembebanan pada lingkungan dan
kondisi tertentu. Minyak dan gas bumi digunakan sebagai bahan bakar
utama pada mesin- mesin industri, transportasi dan pembangkit tenaga
listrik.

12
12

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

BAB.II
GEOLOGI
II.1. Fisiografi dan Morfologi
Daerah Kabupaten Kaimana sebagian besar termasuk dalam peta geologi
sekala 1:250.000 Lembar Kaimana, sebagian kecil Lembar Karas Adi,
Steenkool, Omba, Waghete dan Enarotali Irian Jaya yang diterbitkan oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung tahun 1989 dan
1990.
Secara tektonika daerah telitian ini pada umumnya berada dalam dua lajur
fisiografi yang membentang baratlaut-tenggara, yaitu Lajur Cekungan
Bintuni (Bintuni Basin) dan Lajur Lipatan Lengguru (Lengguru Fold Belt).
Lajur Cekungan Bintuni dicirikan oleh morfologi dataran rendah dengan
sedikit perbukitan bergelombang dan pada umumnya ditempati oleh
satuan batuan lempung atau serpih dan batupasir dari Formasi Steenkool
dan sebagian telah ditutupi oleh endapan-endapan aluvium dan pantai.
Sedangkan Lajur Lipatan Lengguru dicirikan oleh beberapa alur
perbukitan sampai pergunungan kars yang berarah baratlaut-tenggara
searah dengan arah leher burung. Batuan penyusunnya adalah satuan
batugamping dari Formasi Lengguru. Setempat-setempat ditemukan
singkapan dari Formasi Klasafet dan Formasi Steenkool. Pada bagian
timur daerah
telitian ditemukan
juga
batuan malih, batuan
beku
dan batugamping yang menempati Lajur Pegunungan Tengah
(Central Range) yang berumur Paleozoikum sampai Mesozoikum.

II.2 Geologi Regional


Daerah Kabupaten Kaimana disusun oleh beberapa satuan batuan yang
berumur mulai Paleozoikum sampai Kuarter (Gambar 2). Batuan tertua
yang terdapat di daerah ini adalah kelompok batuan malihan yang
termasuk Formasi Mangguar (Pzmg) terdiri dari batugamping terhablur
ulang dan pualam dan satuan batuan endapan klastik malihan (Pzu).
Satuan batuan tersebut diterobos secara terpisah-pisah oleh Granit
Kwatisore (PTRk) yang berumur Trias.
Batuan Paleozoikum lainnya terdiri dari batulempung dan batupasir yang
mengandung tetumbuhan Formasi Aiduna (Pa), berumur Perem. Formasi
ini tidak tersingkap di daerah Kaimana tetapi diperkirakan tersebar luas di
seluruh bawah permukaan.

13
13

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

14
14

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Satuan batuan ini tertindih oleh batupasir, batulumpur dan batulempung


merah dan hijau Formasi Tipuma (TRJt) yang berumur Trias hingga Jura
Bawah. Formasi Tipuma secara selaras ditindih satuan batuan klastika
silika kelabu hingga hitam dari Kelompok Kembelangan yang berumur
Jura Tengah hingga Kapur Atas (JKk).
Kelompok Kembelangan, terparakkan menjadi Formasi Kopai (JKo) yang
berumur Jura Tengah-Atas, Batupasir Woniwogi (JKw) berumur Jura Atas
hingga Kapur Bawah, Batulumpur Piniya (Kp) berumur Kapur BawahAtas dan Batupasir Ekmai (Kue) berumur Kapur Atas hingga Paleosen?.
Batuan dari Kelompok Kembelangan ini pada umumnya tersingkap di
jalur-jalur sempit dan sebelah timur timurlaut Jalur Lipatan Lengguru.
Batuan
Mesozoikum Kelompok Kembelangan tertindih
selaras
oleh karbonat air dalam Batugamping Imskin (KTi) yang berumur Kapur
Atas hingga
Miosen
Tengah,
setempat
menjemari
dengan
Batugamping Lengguru (Tpml) yang berumur Eosen hingga Miosen
Tengah yang menggambarkan
perubahan
fasies
menjadi
pengendapan karbonat paparan.
Seluruh batuan karbonat Kapur Atas hingga Miosen termasuk Formasi
Waripi (KTew) merupakan bagian dari Kelompok Besar Batugamping New
Guinea (New Guinea Limestone Group). Di bagian timur dan selatan
ditemukan Batugamping Yewee (Temy) yang berumur Eosen-Miosen
Tengah. Bagian atasnya merupakan campuran batuan asal darat dan
karbonat Formasi Klasafet (Tmk) yang berumur Miosen Tengah-Atas.
Semua endapan paparan ini disusul oleh Formasi Buru (TQbu) yang
terdiri berbagai batuan dengan sifat lebih kedaratan berumur Miosen Atas
sampai Kuarter.
Diorit Pariri (Tmpp) terdiri atas diorit, kuarsa diorit dan porfir diorit
dengan kristal feldspar dan hornblenda yang besar-besar, berumur Miosen
Atas-Pliosen dan tersingkap di tenggara Lembar atau selatan Teluk Etna
menerobos berbagai satuan Kelompok Kembelangan.
Di daerah bagian barat khususnya di daerah Bomberai selatan satuan
batuan ini ditindih oleh satuan batuan bahan rombakan Formasi Steenkool
(TQs) berumur Plistosen hingga Miosen Atas.
Batuan Gunungapi Jamur (Qpj) terdiri dari lava berbiotit berumur
Plistosen, tersingkap di timur - tenggara Lembar dekat Danau Jamur
berbentuk kerucut gunungapi dan tak selaras di atas Formasi Tipuma dan
Batugamping Imskin
Aluvium Kuarter (Qa), terumbu koral terangkat (Qc) dan endapan
fanglomerat (Qf) menindih tak selaras satuan-satuan batuan yang lebih tua.
Struktur geologi yang berkembang di daerah ini adalah sesar, kelurusan
dan lipatan yang pada umumnya berarah baratlaut-tenggara (NW-SE) dan
beberapa sesar berarah timurlaut-baratdaya (NE-SW). Kenampakan

15
15

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

struktur ini dicerminkan pula oleh adanya perbukitan yang memanjang


dari tenggara ke baratlaut yang relatif mengikuti arah rentangan leher
burung yang dikenal dengan Jalur Lipatan Lengguru (Lengguru Fold Belt).
Sesar-sesar yang ditemukan berupa sesar normal, sesar mendatar dan
sesar naik yang memotong satuan batuan Tersier. Sesar besar utama
yang ditemukan di daerah ini adalah sesar naik Arguni (Arguni Thrust
Fault) yang memotong leher burung dari arah baratlaut-tenggara dengan
memperlihatkan tebing (clift) yang terjal. Di bagian selatan daerah telitian
ditemukan sesar mendatar memanjang relatif barat-timur melalui Teluk
Terera dan dikenal dengan Sesar Terera-Aiduna (Terera-Aiduna Fault).
Kelurusan kemungkinan merupakan cerminan dari indikasi patahan.
Lipatan nampak sebagai sinklin dan antiklin dan mempunyai arah sumbu
lipatan sama dengan arah struktur pada umumnya. Diduga kehadiran
struktur ini berkaitan erat dengan kegiatan tektonik pada masa Tersier.

II.3.Geologi Daerah Penelitian


II.3.1 Morfologi
sungai

dan

pola

aliran

Secara
umum morfologi daerah Kabupaten Kaimana dapat
dikelompokkan kedalam 3 satuan morfologi utama, yaitu: morfologi
pegunungan
terjal dengan punggungan memanjang, perbukitan
bergelombang dan dataran rendah/aluvial ( Lampiran 4.1).
Morfologi pegunungan terjal dengan punggungan memanjang terletak di
selatan-barat dan timur lembar. Umumnya berarah baratlaut-tenggara
dengan puncaknya mencapai ketinggian 1496 m dari permukaan laut dan
ditempati oleh satuan batugamping yang berumur Eosen sampai Miosen
Atas.
Pada bagian tengah utara daerah telitian di tempati oleh satuan morfologi
perbukitan bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 50-300 m dari
permukaan laut dan ditempati oleh batuan sedimen yang berumur Miosen
Atas sampai Plistosen.
Satuan morfologi dataran rendah/aluvial dengan ketinggian kurang dari
50 m dari permukaan laut terdapat di bagian tengah dan selatan daerah
telitian. Batuan penyusun morfologi ini adalah batuan sedimen yang
berumur Miosen Atas-Plistosen dan sedimen Kuarter lainnya.
Pola aliran sungai yang berkembang di daerah ini antara lain pola aliran
trelis
dimana aliran sungainya mengikuti arah memanjang lembah
pegunungannya, pola aliran dendritik-subdendritik dimana sungai
mengalir dari daerah perbukitan di bagian utara dan timur ke arah selatan
dan barat yang lebih rendah dan ditempati oleh dataran aluvial. Di
beberapa tempat ditemukan juga sungai bawah tanah yang mengalir ke
daerah yang lebih rendah dan muncul di tepi-tepi pantai.

16
16

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

II.3.2 Stratigrafi daerah penelitian


Stratigrafi daerah Kabupaten Kaimana terdiri atas runtunan satuan
batuan yang berumur PraTersier sampai Kuarter sebagai berikut
(Lampiran 4.2).
II.3.2.1 Batuan tertua yang terdapat di daerah ini adalah Granit Kwatisore
(PTRk) terdiri dari batuan granit biotit berwarna kelabu dan granit
feldspar berwarna merah muda, berbutir menengah sampai kasar dan
berfoliasi. Batuan Granit Kwatisore (PTRk)
berumur Trias
dan
menerobos batuan- batuan yang lebih
tua
(Paleozoikum) secara
terpisah-pisah di daerah Distrik Yamor.
II.3.2.2 Formasi Tipuma (TRJt) adalah batuan sedimen tertua yang
tersingkap di daerah telitian terdiri dari batulumpur, batulanau, serpih dan
batupasir merah kecoklatan, ungu, kelabu dan hijau berumur Trias hingga
Jura Bawah. Formasi ini tersingkap di bagian timur tenggara Lembar di
sekitar Danau Jamur di Distrik Yamor dan ditindih secara selaras oleh
satuan batuan dari Kelompok Kembelangan (Formasi Kopai, Jko).
II.3.2.3 Satuan batuan dari Kelompok Kembelangan ini pada dasarnya
dapat dipisahkan menjadi Formasi Kopai (Jko), Batupasir Woniwogi (JKw),
Batulumpur Piniya (Kp) dan Batupasir Ekmai (Kue). Formasi Kopai (Jko)
terdiri dari batulumpur, serpih gampingan dan konglomerat alas yang
berumur Jura
Tengah-Atas. Batupasir Woniwogi (JKw)
terdiri
dari batupasir ortokuarsit piritan glokonitan berlapis tebal, lapisan tipis
batulumpur dan serpih dekat bagian atasnya berumur Jura Atas hingga
Kapur Bawah. Batulumpur Piniya (Kp) terdiri dari satuan batuan
batulumpur bermika, batulumpur glokonitan, batupasir, batulanau dan
serpih, berumur Kapur Bawah-Atas. Batupasir Ekmai (Kue) terdiri dari
satuan batuan batupasir dan batulanau kuarsa glokonitan setempat
karbonan, batulumpur dan serpih berumur Kapur Atas hingga Paleosen?.
Satuan batuan dari Kelompok Kembelangan ini tersingkap di jalur sempit
timur-tenggara dari Jalur Lipatan Lengguru di daerah Distrik Teluk Etna
dan Yamor. Satuan tersebut ditutupi secara selaras oleh Batugamping
Imskin (KTi) dan Formasi Waripi (KTew).
II.3.2.4 Batugamping Imskin (KTi) terdiri dari batugamping pelagos
berlapis baik dengan sisipan kapur, batunapal dan batugamping kristalin
berwarna kelabu kecoklatan dan berumur Kapur Atas hingga Miosen
Tengah. Batugamping Imskin ini tersingkap di bagian timur Jalur Lipatan
Lengguru membentang dari timurlaut ke tenggara termasuk daerah Distrik
Teluk Etna dan Yamor. Batuan tersebut ditutupi selaras oleh Formasi
Klasafet (Tmk), selaras dan setempat menjemari dengan Batugamping
Lengguru (Tpml) yang menggambarkan perubahan fasies
menjadi
pengendapan karbonat paparan.

II.3.2.5 Formasi Waripi (KTew)


terdiri dari kalkarenit pasiran,
biokalkarenit, batupasir, batulanau kuarsa, sedikit batulumpur dan

17
17

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

kalsilutit berumur Kapur Atas hingga Eosen Bawah. Satuan batuan dari
Formasi Waripi ini tersingkap di bagian tenggara Lembar di daerah Distrik
Teluk Etna dan Yamor serta ditutupi secara selaras oleh Batugamping
Lengguru. Formasi Waripi (KTew)
dan Batugamping Imskin (KTi)
dikelompokkan juga kedalam Kelompok Piniai (KTmp).
II.3.2.6
Batugamping Lengguru (Tpml) terdiri dari kalkarenit,
biokalkarenit, biomikrit berforaminifera, kalsilutit, kalkarenit pasiran,
biokalsirudit, batupasir gampingan, batulanau dan sedikit kapur dan
nodul rijang berumur Eosen hingga Miosen Tengah. Batugamping
Lengguru pada umumnya tersingkap di sepanjang Jalur Lipatan Lengguru
dan termasuk daerah Distrik Teluk Arguni, Teluk Arguni Bawah,
Kambrau, Kaimana, Teluk Etna dan Yamor dan ditutupi secara selaras oleh
Formasi Klasafet (Tmk).
II.3.2.7 Batugamping Kumawa terdiri dari Anggota Koral (Temkc)
berwarna putih, coklat, kelabu kekuningan, batulempung gampingan
dengan tekstur sukrosik dan Anggota berlapis (Temkb) berwarna putih,
krem, coklat, kelabu kekuningan, kalkarenit dan batugamping kristalin,
setempat kapuran, piritan dan lempungan berumur Eosen hingga Miosen
Atas. Batugamping Kumawa hanya tersingkap di Semenanjung Kumawa
yang sebagian termasuk daerah Distrik Buruway dan ditutupi secara
selaras oleh Formasi Klasafet (Tmk).
II.3.2.8 Formasi Klasafet (Tmk) terdiri dari batunapal, batulumpur
gampingan dan perselingan kalsilutit, berwarna kelabu kecoklatan,
setempat karbonan dan pasiran berumur Miosen Tengah-Atas. Formasi
Klasafet tersingkap di bagian utara, baratlaut Lembar dan alur sempit di
antara Lipatan Lengguru yang termasuk kedalam Distrik Teluk Arguni,
Teluk Arguni Bawah, Kambrau dan Kaimana. Formasi Klasafet ditutupi
secara selaras oleh Formasi Steenkool (TQs).
Seluruh batuan karbonat yang berumur mulai dari Kapur Atas
(Batugamping Imskin) sampai Miosen Atas (Formasi Klasafet) termasuk
dalam Kelompok Besar Batugamping New Guinea.
II.3.2.9 Diorit Pariri (Tmpp) terdiri dari diorit, diorit kuarsa dan diorit
porfir dengan kristal feldspar dan horenblenda besar-besar berumur
Miosen Atas-Pliosen. Diorit Pariri ini tersingkap di bagian tenggara
Lembar yang termasuk Distrik Teluk Etna menerobos berbagai satuan
batuan Kelompok Kembelangan.
II.3.2.10 Formasi Steenkool (TQs) terdiri dari batulumpur bermika atau
serpih dan lempung, batupasir dan sedikit konglomerat serta lapisan
batubara berumur Miosen Atas hingga Plistosen. Formasi Steenkool pada
umumnya tersingkap di bagian barat baratlaut Lembar yang termasuk
daerah Distrik Buruway, Teluk Arguni, Teluk Arguni Bawah, Kambrau
dan Kaimana.

18
18

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

II.3.2.11 Formasi Buru (TQbu) terdiri dari batunapal, batupasir,


batulumpur, serpih pasiran, batupasir gampingan dan konglomerat aneka
bahan dengan sedikit lignit setebal 2 m berumur Miosen Atas hingga
Plistosen setara dengan Formasi Steenkool.
II.3.2.12 Batuan Gunungapi Jamur (Qpj) terdiri dari lava berbiotit berumur
Plistosen tersingkap di tenggara Lembar dekat Danau Jamur yang
termasuk daerah Distrik Yamor. Batuan Gunungapi Jamur ini tak selaras di
atas Formasi Tipuma dan Batugamping Imskin.
II.3.2.13 Aluvium (Qa) terdiri dari kerikil, pasir, lumpur dan gambut.
Terumbu koral terangkat (Qc) terdiri dari batugamping koral dan
Fanglomerat (Qf) terdiri dari konglomerat aneka bahan, sedikit batupasir
dan batulumpur berumur Kuarter, tersingkap hampir di seluruh distrik
dan menindih tak selaras satuan batuan yang lebih tua.

19
19

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

BAB. III
HASIL PENELITIAN
Sumberdaya mineral, energi dan bahan galian yang terdapat di Kabupaten
Kaimana
adalah
batugamping,
batulempung,
batupasir/sirtu,
granit/granodiorit, diorit, batusabak, zirkon, bijih besi, emas, gypsum,
batubara, minyak dan gas bumi. Mengingat tidak semua jenis sumberdaya
tersebut terdapat di seluruh wilayah maka pembahasannya akan diuraikan
secara rinci di setiap distrik. Sehubungan belum adanya batasan yang jelas
pada 3 (tiga) distrik pengembangan (Distrik Teluk Arguni Bawah,
Kambrau dan Yamor) dengan distrik induknya maka peta potensi bahan
galian Distrik Teluk Arguni Bawah disatukan dengan Distrik Teluk
Arguni, Distrik Kambrau dengan Distrik Kaimana dan Distrik Yamor
dengan Distrik Teluk Etna (Lampiran 3).

III.1 DISTRIK KAIMANA


III.1.1 Geografi
Distrik Kaimana dengan ibukota di Kaimana mempunyai wilayah kurang
lebih 2.095 km2 terdiri atas 19 kampung dan 2 kelurahan. Jumlah penduduk
19.541 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 9,33 jiwa/km2 (Data BPS
Kabupaten Kaimana, 2007).
Batas-batas wilayah di bagian barat dengan Distrik Kambrau dan Buruway
di sebelah utara dengan Distrik Teluk Arguni, di sebelah timur dengan
Distrik Teluk Etna dan Kabupaten Teluk Bintuni dan di sebelah selatan
dengan Laut Arafura. Distrik ini terletak di pantai selatan Propinsi Papua
Barat secara geografis sangat strategis karena mempunyai pelabuhan laut
dan udara yang cukup memadai dan dilewati oleh kapal-kapal besar
dengan route Sorong-Ambon-Surabaya atau Sorong-Fak Fak-MeraukeMakasar-Bitung. Beberapa perusahaan penerbangan juga mempunyai route
Jakarta-Ambon-Kaimana-Nabire dan Kaimana-Fak Fak-Sorong.
Secara morfologi Distrik Kaimana berupa alur perbukitan bergelombang
dan pegunungan kars yang terjal dengan puncak tertinggi kurang lebih 600
m (dpl), ketinggian terendah 0 m (dpl) dan ketinggian rata-rata 200 m
(dpl). Wilayah ini pada umumnya ditempati oleh batugamping Formasi
Lengguru, napal dan biokalkarenit Formasi Klasafet, lempung dan
batupasir Formasi Steenkool yang berumur dari Miosen Awal sampai
dengan Plistosen. Hutan lindung di wilayah ini terdapat di bagian
baratdaya wilayah distrik yang merupakan lajur barat dari Lipatan
Lengguru.

20
20

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

21
21

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.1.2 Sumberdaya Mineral


Satuan batuan yang terdapat di Distrik Kaimana terdiri atas batugamping,
batupasir kuarsa dan lempung-batulumpur serta endapan sungai. Satuan
batuan tersebut di atas berpotensi sebagai bahan galian tambang berupa:
batugamping, batulempung dan batupasir/sirtu (Gambar 3).

III.1.2.1 Batugamping
Batugamping adalah jenis batuan sedimen klastik atau non klastik yang
disusun oleh hampir 90% karbonat, dan sering disebut juga batuan
karbonat. Di daerah ini sedikitnya terdapat dua jenis batugamping yang
berbeda sifat fisik dan umurnya, yaitu: batugamping terumbu (reef
limestone) umumnya dibentuk oleh binatang laut terutama terumbu koral
dan sisa cangkang kerang serta ganggang. Karena bahan pembentuknya
binatang laut (terumbu koral) maka ciri khasnya berpori hingga berongga.
Batuan yang masih segar (fresh) bersifat keras hingga sangat keras dan
pada umumnya menempati bagian terluar dari lipatan-lipatan Lengguru.
Jenis batugamping yang lainnya umumnya berlapis dan tidak murni yaitu
pasiran atau lempungan. Jenis batugamping ini disebut batugamping
klastik terdapat pada bagian tengah dari antiklin (core anticline) pada
Lipatan Lengguru.
Batugamping tersebut di analisa dengan menggunakan metoda kimia
kering yaitu XRF untuk mengetahui kandungan karbonat sebagi bahan
baku semen (Tabel III.1.2.1).
Tabel III.1.2.1 Hasil analisa kimia batugamping dari Distrik Kaimana
PARAMETER (%)
KODE
CONTOH

SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO

MgO

TiO2

Na2O

K2O

CaCO3

LOI

MnO

KDD 026

2.58

0.85

1.49

52.61

0.22

0.12

0.06

0.04

90.49

41.08

0.01

KDS 021

0.38

0.40

0.36

55.59

0.28

0.04

0.01

0.00

95.61

42.62

0.01

KDS 021A

0.04

0.17

0.29

55.64

0.29

0.03

0.01

0.00

95.70

42.66

0.02

KDS 030

0.00

0.29

0.23

53.23

0.31

0.03

0.01

0.00

91.55

42.41

0.02

KDS 034

0.00

0.19

0.28

55.93

0.27

0.02

0.01

0.00

96.11

42.42

0.00

KDS 038

0.98

0.93

0.91

51.86

0.31

0.07

0.03

0.01

89.19

42.99

0.00

Berdasarkan hasil analisa laboratorium batugamping di Distrik Kaimana


dapat dimanfaatkan antara lain untuk:

Industri semen karena mempunyai kualitas cukup baik


memenuhi syarat untuk bahan baku semen jenis portland
dengan kisaran kadar CaO (51,86%-55,93%), MgO (0,22%-0,31%),
Fe2O3 (0,23%1,49%) dan Al2O3 (0,17%-0,93%).

Bahan bangunan karena pada umumnya tidak memiliki cadangan


batuan keras seperti batuan beku andesit atau basal. Analisis
laboratorium kuat tekan dan abrasif pada batugamping cukup

22
22

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

baik untuk penstabil jalan di daerah rawa-rawa dengan campuran


kapur padam sekitar 1-6% dan kadar sulfurnya harus rendah;
sehingga akan berfungsi sebagai tras.

Industri logam karena mengandung kisaran kadar CaO (51,86%55,93%), SiO2 (00.0%-2,58%), MgO (0,22%-0,31%), Fe2O3 (0,23%1,49%) dan Al2O3+Fe2O3 (0,46%-2,34%).

Lokasi dan jumlah cadangan


Batugamping dijumpai berbentuk bukit atau pegunungan memanjang di
jalur Lipatan Lengguru menempati hampir 80% daerah telitian. Batuan ini
bersentuhan langsung dengan batulumpur gampingan dan napal Formasi
Klasafet atau dengan batulempung dan batupasir dari Formasi Steenkool.
Batugamping ini tersingkap di sepanjang pantai dan jalan KaimanaTanggaromi memanjang
baratlaut-tenggara searah dengan Lipatan
Lengguru. Potensi batugamping di daerah Distrik Kaimana cukup besar
dengan perkiraan luas cadangan 392.100 ha.

III.1.2.2 Batulempung/Lempung
Untuk mengetahui jenis mineral dan persentase beratnya lempung tiga
contoh batulempung (KDD 004A, KDR 7B dan KDR 14) telah dianalisa
dengan menggunakan metoda kimia kering XRF (Table III.1.2.2).

Table III.1.2.2 Hasil analisa kimia batulempung dari Distrik Kaimana


NO

NO
CONTOH

JENIS UJI
SiO2

Al2
O3

Fe2
O3

TiO
2

CaO

Mg
O

Na2
O

K2O

Hilang
pijar

KDD
004A

69,53

11,88

2,03

0,45

4,11

2,15

1,28

1,04

7,52

KDR 7B

48,37

11,53

2,56

0,23

13,0
6

2,68

2,39

2,56

16,61

KDR 14

68,24

12,57

2,35

0,38

2,62

2,15

2,62

2,70

6,36

Lempung di Distrik Kaimana dijumpai setempat-setempat di pantai barat


Gunung Lowai atau Antiklin Kaimana dekat Tanjung Simora, Kampung
Tanggaromi dan lembah-lembah atau dataran rendah antara jalur-jalur
pegunungan di jalur Lipatan Lengguru. Berdasarkan perhitungan
sementara luas cadangan lempung untuk daerah Distrik Kaimana tidak
kurang dari 53.150 ha.

23
23

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Berdasarkan hasil analisa kimia 3 (tiga) contoh batulempung menunjukkan


kandungan Al2O3 (11,53-12,57 %), SiO2) (0,15-23,655% dan besi (Fe2O3)
3,1-3,7%, dengan kadar kalsium 24-27% (Tabel III.1.2.2). Sedangkan
berdasarkan data hasil bakaran PS 14, contoh tidak terdapat pori-pori,
massa gelas yang terbentuk sangat banyak. Homogenitas leburan dan
warnanya tidak merata. Tidak terdapat gelembung dan hasil analisa
mineral menggandung Halloysite, Feldspar, Alpha, Quartz, Calcite dan
Hematite, maka contoh dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada
pembuatan keramik berwarna dengan suhu bakar di bawah 1000C dan
campuran bahan baku semen jenis portland.

III.1.2.3 Batupasir/pasir
Batupasir berwarna abu-abu kecoklatan dan kekuningan, berukuran butir
menengah-kasar, terpilah baik, membundar sampai membundar tanggung,
padu dan berlapis baik dengan struktur laminasi sejajar dan silang siur;
berselang-seling dengan batulempung, di beberapa tempat dijumpai
juga batupasir dengan butiran yang halus-menengah dan agak lepas
dan mudah diremas. Batupasir ini pada umumnya didominasi oleh
komponen kuarsa dengan semen lempung dan feldspar termasuk
dalam Formasi Steenkool.
Batupasir ini dijumpai di pantai barat Gunung Lowai di dekat Tanjung
Simora, di dekat Kampung Tanggaromi dan lembah-lembah atau dataran
rendah antara jalur-jalur pegunungan di jalur lipatan Lengguru. Hasil
perhitungan sementara sumberdaya batupasir untuk daerah Distrik
Kaimana tidak kurang dari 488 ha. Batupasir di daerah ini dapat
digunakan sebagai bahan campuran semen beton, pembuatan batako,
paving blok dan lainnya.

III.2 DISTRIK BURUWAY


III.2.1 Geografi
Distrik Buruway mempunyai luas wilayah kurang lebih 2.650 km2 terdiri
atas 10 kampung dengan ibukotanya di Kambala. Jumlah penduduk 5.139
jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 1,94 jiwa/km2 (Data BPS
Kabupaten Kaimana, 2007)
Distrik Buruway di bagian barat dan utara berbatasan dengan Distrik Fak
Fak Timur dan Distrik Kokas, Kabupaten Fak Fak dan Distrik Kambrau, di
sebelah timur dengan Distrik Kambrau dan Distrik Kaimana dan di
sebelah selatan dengan Laut Arafura.
Secara geografis distrik ini mempunyai letak yang strategis karena
merupakan pintu masuk kapal-kapal ke Teluk Kambrau atau Pelabuhan
Kaimana baik dari arah barat maupun dari arah selatan.

24
24

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Secara morfologi Distrik Buruway didominasi oleh dataran rendah dengan


perbukitan bergelombang (Bomberai lowland area) yang lebih dikenal
dengan bagian selatan dari Cekungan Bintuni yang ditutupi oleh satuan
batulempung dan satuan batupasir dari Formasi Steenkool. Morfologi
pegunungan menempati bagian selatan dari Distrik Buruway yang dikenal
dengan Semenanjung Kumawa yang berupa alur
pegunungan kars
membentuk Antiklin Kumawa. Wilayah ini pada umumnya ditempati oleh
batugamping Formasi Batugamping Kumawa baik dari Anggota yang
berlapis maupun Anggota batugamping koral. Hutan lindung di wilayah
ini terdapat di bagian baratdaya wilayah distrik di Semenanjung Kumawa.

III.2.2 Sumberdaya Mineral


Satuan batuan yang terdapat di Distrik Buruway ini terdiri atas
batugamping, batupasir/pasir, lempung/batulempung-batulumpur dan
endapan sungai. Satuan batuan tersebut di atas berpotensi sebagai bahan
galian
tambang
berupa:
batugamping,
lempung/batulempung,
batupasir/pasir, bijih besi, gypsum dan batubara. ( Gambar 4).

III.2.2.1 Batugamping (Limestone)


Batugamping adalah jenis batuan sedimen klastik atau non klastik yang
disusun oleh hampir 90% karbonat dan sering disebut juga batuan
karbonat. Sedikitnya terdapat dua jenis batugamping yang berbeda sifat
fisik dan umurnya di temukan di daerah penelitian yaitu: batugamping
terumbu (reef limestone) umumnya dibentuk oleh binatang laut terutama
terumbu koral dan sisa cangkang kerang dan ganggang, setempat
lempungan sampai terhablur halus dan sedikit kapuran (chalky) serta
dolomitan. Karena bahan pembentuknya binatang laut (terumbu koral)
maka ciri khasnya berpori hingga berongga. Batuan yang masih segar
(fresh) bersifat keras hingga sangat keras dan pada umumnya menempati
bagian atas dari Antiklin Kumawa. Jenis batugamping yang lainnya
umumnya berlapis, terhablur halus setempat kapuran, sedikit pirit dan
sedikit lempungan, jenis batugamping ini disebut batugamping klastik
terdapat pada pantai selatan Semenanjung Kumawa.
Hasil analisa laboratorium kimia batugamping di daerah Distrik Buruway
mempunyai kualitas yang sama dengan batugamping di Distrik Kaimana
dan memenuhi syarat untuk bahan baku semen jenis portland, bahan
bangunan, industri logam dan industri kertas serta karet.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batugamping dijumpai berbentuk bukit atau pegunungan memanjang
dengan arah baratlaut-tenggara di jalur lipatan Antiklin Kumawa. Batuan

25
25

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

ini bersentuhan langsung dengan lempung dan batupasir dari Formasi


Steenkool. Batugamping ini pada umumnya tersingkap di sepanjang pantai
dan sungai menempati hampir seluruh Semenanjung Kumawa. Hasil
perhitungan sementara luas cadangan batugamping di daerah Distrik
Buruway 152.630 ha.

III.2.2.2 Batulempung/lempung
Empat contoh batulempung (KUA 41, KUA 60, KBA 72A dan KBA 76A)
dari Distrik Buruway telah
di analisa sebagai berikut (Table
III.2.2.2.1):
Table III.2.2.2. Hasil
Buruway

analisa kimia batulempung dari Distrik


JENIS UJI

NO
CONTOH

SiO2

Al2O3

Fe2O3

TiO
2

CaO

Mg
O

Na2
O

K2O

Hilang
pijar

KUA41

67,46

14,53

3,54

0,40

1,49

2,67

1,68

1,00

7,22

KUA60

63,79

14,57

2,19

0,32

4,85

2,68

1,85

0,97

8,77

KBA72A

80,13

10,43

1,10

0,45

1,48

0,27

0,40

2,43

3,30

KBA76A

63,20

18,69

5,57

0,46

0,75

1,34

1,27

2,46

6,25

Berdasarkan hasil analisis kimia lempung gampingan yang diambil di


daerah ini menunjukkan kandungan Al2O3 (11-12,35 %), SiO2 (30,1523,655%) dan Fe2O3 (3,1-3,7%), dan kalsium (24-27%) (Tabel III.2.2.2).
Lempung tersebut cukup baik untuk bahan baku industri keramik, atap
genteng dan batubata merah dan sebagai campuran bahan baku semen
jenis portland.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batulempung tersebut tersebar luas di daerah Distrik Buruway di daerah
dataran rendah yang pada umumnya ditutupi oleh Formasi Steenkool.
Singkapan lempung/batulempung dapat dijumpai di Sungai Buruway,
Sungai Karufa berikut cabang-cabangnya dan jalan-jalan perusahaan kayu.
Perhitungan sementara lempung didaerah Distrik Buruway cukup
melimpah dengan luas cadangan tidak kurang dari 75.130 ha.

III.2.2.3 Batupasir/pasir
Batupasir berwarna abu-abu kecoklatan dan kekuningan, berukuran butir
menengah-kasar, terpilah baik, membundar sampai membundar tanggung,
padu dan berlapis baik dengan struktur laminasi sejajar dan silang siur;
berselang-seling dengan batulempung, di beberapa tempat dijumpai
juga

26
26

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

batupasir dengan butiran halus-menengah, agak


lepas dan mudah
diremas. Batupasir ini pada umumnya didominasi oleh komponen kuarsa
dengan semen lempung dan feldspar termasuk Formasi Steenkool.

Lokasi dan jumlah cadangan


Seperti halnya lempung/batulempung, batupasir/pasir ini juga tersebar
luas di daerah Distrik Buruway membentuk perbukitan bergelombang di
hulu Sungai Buruway dan Sungai Karufa serta di jalan-jalan perusahaan
kayu. Hasil perhitungan sementara sumberdaya batupasir/pasir untuk
daerah Distrik Buruway dengan luas cadangan lebih kurang 111.300 ha.

III.2.2.4 Bijih Besi


Bijih besi berwarna coklat kekuningan, berukuran butir menengah-kasar,
limonitisasi/oksidasi kuat, keras dan berat. Bijih besi (Fe) adalah termasuk
kelompok mineral logam, biasanya ditemukan dalam bentuk oksida dan
berasosiasi dengan mineral Co, Cr dan Mn. Ada beberapa proses kejadian
terbentuknya biji besi di antaranya; endapan biji besi skarn merupakan
hasil
proses metasomatik kontak antara terobosan magma dengan
batugamping; endapan biji besi plaser merupakan hasil rombakan
ditemukan sebagai pasir besi di pantai; endapan biji besi laterit merupakan
residu hasil pelapukan dari batuan ultramafik, ofiolit dan lainnya;
endapan biji besi sedimen merupakan hasil proses sedimentasi dan kimia
terhadap batupasir dan lainnya. Dilihat dari bentuk dan asosiasi dengan
batuan di sekitarnya maka bijih besi yang ditemukan di daerah ini
merupakan endapan bijih besi sedimen dari hasil
pelapukan yang
ditandai dengan terdapatnya kuarsa menyudut tanggung hingga
membulat tanggung yang disemen oleh hematit dan oksida besi (Tabel
III.2.2.4). Ke empat contoh bijih besi tersebut di analisa dengan
menggunakan metoda kimia kering yaitu XRF hasilnya seperti dalam tabel
di bawah ini.

Tabel III.2.2.4 Hasil analisa mineragrafi bijih besi dari Distrik Buruway
sebagai berikut:
KODE
CONTOH

MAGNETIT

KDR 17

1.0

50.0

KDR 20

2.0

KBA 67
KBA 77

PARAMETER (%)
HEMATIT OKSIDA BESI /
LIMONIT

KUARSA

GOETIT

20.0

29.0

48.0

25.0

23.0

2.0

3.0

40.0

30.0

27.0

3.0

42.0

40.0

15.0

27
27

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

28
28

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Lokasi dan jumlah cadangan


Bijih besi banyak ditemukan di daerah perbukitan bergelombang di hulu
Sungai Buruway, Sungai Mandewa dan jalan-jalan perusahaan kayu
khususnya di daerah sekitar Kampung Guriasa dan Gaka. Dilihat dari asal
kejadian terbentuknya dan asosiasi dengan batuan di sekitarnya maka
sumberdaya bijih besi di Distrik Buruway tidak kurang dari 10.000 ha.

III.2.2.5. Minyak Bumi


Minyak dan gas bumi adalah sejenis bahan bakar fosil fuel yang terbentuk
dari binatang-binatang laut dan danau yang telah melalui proses diagenesa
akibat pemanasan dan pembebanan pada lingkungan dan kondisi tertentu.
Minyak dan gas bumi digunakan sebagai bahan bakar utama pada mesinmesin industri, transportasi dan pembangkit tenaga listrik.

Lokasi dan jumlah cadangan.


Pemboran minyak di daerah Distrik Buruway telah dilakukan oleh
perusahaan NNGPM di beberapa tempat antara lain : sumur BESIRI-1 dan
JAMUSURA-1 di sebelah utaratimurlaut hulu sungai BESIRI. Untuk
mengetahui jumlah cadangan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

III.3 DISTRIK KAMBRAU


III.3.1 Geografi
Distrik Kambrau dengan ibukota distrik terletak di Waho adalah
merupakan distrik baru dan terkecil di Kabupaten Kaimana hasil
pemekaran dari Distrik Kaimana yang mempunyai luas wilayah kurang
lebih 775 km2 terdiri atas tujuh kampung. Jumlah penduduk 1.991 jiwa
dengan kepadatan penduduk rata-rata 2,57 jiwa/km2 dan merupakan
distrik terpadat kedua setelah Distrik Kaimana (Data BPS Kabupaten
Kaimana, 2007)
Di bagian barat berbatasan dengan Distrik Buruway, di sebelah utara
dengan Distrik Teluk Arguni Bawah, di sebelah timur dengan Distrik
Kaimana dan di sebelah selatan dengan Distrik Buruway dan Distrik
Kaimana.
Secara geografis Distrik ini mempunyai letak yang strategis karena
merupakan pintu masuk kapal-kapal ke Teluk Arguni dan paling dekat
dengan Kaimana. Secara morfologi Distrik Kambrau didominasi oleh
dataran rendah dengan perbukitan bergelombang (Bomberai lowland
area) yang lebih dikenal dengan bagian selatan dari Cekungan Bintuni
yang ditutupi oleh satuan batulempung dan satuan batupasir dari Formasi
Steenkool.

29
29

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.3.2 Sumberdaya Mineral


Satuan batuan yang terdapat di Distrik Kambrau ini terdiri atas
batugamping, batupasir/pasir
dan lempung/batulempung-batulumpur
serta endapan sungai. Satuan batuan tersebut di atas berpotensi sebagai
bahan galian tambang berupa: batugamping, lempung/batulempung,
batupasir/pasir, bijih besi, batubara dan gypsum (lihat gambar 3).

III.3.2.1 Batugamping
Batugamping yang ditemukan di Distrik Kambrau sama jenis dan
kualitasnya dengan batugamping yang dijumpai di Distrik Kaimana.
Batugamping dijumpai berbentuk bukit-bukit kecil di sekitar pantai.
Batuan ini bersentuhan langsung dengan lempung dan batupasir dari
Formasi Steenkool.dan tersingkap di sepanjang pantai dan sungai
disekitar Kampung Ubia, Bahomia dan pulau-pulau disekitar Koi dan
Mahesa. Luas cadangan batugamping di daerah Distrik Kambrau
sementara tidak dipisahkan dengan Distrik Kaimana.

III.3.2.2 Batulempung/lempung
Dari hasil analisis kimia lempung gampingan yang diambil di daerah ini
menunjukkan kandungan Al2O3 (7,48%), SiO2 (65,25%) dan Fe2O3 (2,10%),
dan kalsium (8,60%) (Tabel III.3.2.2). Lempung tersebut cukup baik untuk
bahan baku industri keramik, atap genteng dan batubata merah dan
sebagai campuran bahan baku semen jenis portland.
Table III.3.2.2 Hasil analisa kimia batulempung dari Distrik Kambrau
JENIS UJI

NO
CONTOH

SiO2

Al2O3

Fe2O3

TiO2

CaO

MgO

Na2O

K2O

Hilang
pijar

KBA19A

65,25

7,48

2,10

0,27

8,60

2,15

2,38

1,54

10,52

Lokasi dan jumlah cadangan


Lempung tersebar luas di daerah Distrik Kambrau khususnya di daerah
dataran rendah yang pada umumnya ditutupi oleh Formasi Steenkool.
Singkapan lempung/batulempung dapat dijumpai di sungai Kambrau
berikut cabang-cabangnya dan jalan-jalan perusahaan kayu. Luas cadangan
batugamping di daerah Distrik Kambrau sementara tidak dipisahkan
dengan Distrik Kaimana.

30
30

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.3.2.3 Batupasir/pasir
Batupasir yang ditemukan di Distrik Kambrau sama jenisnya dengan
batupasir yang dijumpai di Distrik Buruway dan Kaimana, termasuk
dalam Formasi Steenkool.

Lokasi dan jumlah cadangan


Seperti halnya lempung/batulempung, batupasir/pasir ini juga tersebar
luas di daerah Distrik Kambrau dan umumnya menempati perbukitan
bergelombang dan hulu sungai Buruway dan sungai Kambrau dan jalanjalan perusahaan kayu. Luas cadangan batugamping di daerah Distrik
Kambrau sementara tidak dipisahkan dengan Distrik Kaimana.

III.3.2.4. Minyak Bumi


Minyak dan gas bumi adalah sejenis bahan bakar fosil fuel yang terbentuk
dari binatang-binatang laut dan danau yang telah melalui proses diagenesa
akibat pemanasan dan pembebanan pada lingkungan dan kondisi tertentu.
Minyak dan gas bumi digunakan sebagai bahan bakar utama pada mesinmesin industri, transportasi dan pembangkit tenaga listrik.

Lokasi dan jumlah cadangan.


Pemboran minyak di daerah Distrik Kambrau telah dilakukan oleh
perusahaan NNGPM di desa KOOY ( Muka Arguni-1). Beberapa rembesan
minyak dan gas bumi sering ditemukan di sepanjang Patahan naik Arguni
(Arguni Thrust Fault). Untuk mengetahui jumlah cadangan perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut

III.4 DISTRIK TELUK ARGUNI


III.4.1 Geografi
Distrik Teluk Arguni mempunyai luas wilayah kurang lebih 2.990 km2
terdiri atas 23 kampung dengan ibukota distrik terletak di Bofuwer. Jumlah
penduduk 4.41 juta jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 1,48 jiwa
km2 (Data BPS Kabupaten Kaimana, 2007)
Daerah Distrik Teluk Arguni secara geografis terletak paling utara dari
wilayah Kabupaten Kaimana. Secara administrasi pemerintahan distrik ini
di bagian barat berbatasan dengan Distrik Irorutu Kabupaten Teluk
Bintuni, di sebelah utara dengan Distrik Idoor dan Distrik Kuri Kabupaten
Teluk Bintuni, di sebelah timur dengan Distrik Kaimana dan di sebelah
selatan dengan Distrik Teluk Arguni Bawah.

31
31

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Secara morfologi Distrik Teluk Arguni dikelompokan kedalam morfologi


dataran rendah dengan perbukitan bergelombang (Bomberai lowland
area) yang lebih dikenal dengan bagian selatan dari Cekungan Bintuni.
Daerah ini pada umumnya ditutupi oleh satuan batulempung dan satuan
batupasir dari Formasi Steenkool, batunapal, batulumpur gampingan dan
sisipan dari Formasi Klasafet dan setempat pasir dan lumpur dari endapan
aluvium, menempati wilayah bagian barat. Morfologi pegunungan
menempati bagian timur dari Distrik Teluk Arguni berupa jalur
pegunungan kars Lipatan Lengguru. Wilayah ini pada umumnya
ditempati oleh satuan batugamping dari Formasi Lengguru dan termasuk
daerah hutan lindung.

III.4.2 Sumberdaya Mineral


Satuan batuan yang ditemukan di wilayah Distrik Teluk Arguni terdiri
atas batugamping, batulempung, batupasir, konglomerat dan lumpur.
Satuan tersebut di atas yang berpotensi sebagai bahan galian antara lain
batugamping, batulempung, batupasir dan mineral non logam (zirkon)
(Gambar 5).

III.4.2.1 Batugamping
Batugamping yang ditemukan di Distrik Teluk Arguni masih termasuk
kedalam satuan batuan Formasi Lengguru, seperti halnya yang ditemukan
di Distrik Kaimana, Buruway dan Kambrau. Untuk mengetahui komposisi
kimia dan kandungan karbonatnya, batugamping tersebut di analisa
dengan menggunakan metoda kimia kering yaitu XRF. (Tabel III.4.2.1).
Tabel III.4.2.1 Hasil analisa kimia batugamping dari Distrik Teluk Arguni
PARAMETER (%)
KODE
CONTOH

SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO

MgO

TiO2

Na2O

K2O

CaCO3

LOI

Mn
O

KUA 02

4.87

0.52

0.43

52.87

0.30

0.05

0.05

0.07

90.93

40.21

0.02

KUA 08

20.73

4.79

2.34

37.83

0.41

0.31

0.88

0.95

65.06

32.36

0.01

KUA 15

16.21

2.91

1.39

41.26

0.36

0.21

0.32

0.47

70.96

35.72

0.02

KUA 33

15.06

3.78

1.87

39.95

0.53

0.20

0.88

0.63

68.71

36.74

0.00

KUA 35

0.00

0.13

0.17

54.94

0.30

0.02

0.00

0.00

94.49

42.82

0.00

KUA 37

0.34

0.31

0.21

54.70

0.31

0.03

0.04

0.04

94.10

42.40

0.03

KUA 39

0.00

0.05

0.12

54.54

0.28

0.02

0.02

0.00

93.81

42.34

0.01

Selain dianalisa secara kimia, juga di lakukan poles bidang untuk


mengetahui ornamen dari batugamping di daerah ini. (lihat lampiran foto).

32
32

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batugamping dijumpai berbentuk bukit atau pegunungan memanjang di
jalur Lipatan Lengguru menempati hampir 40% daerah telitian. Batuan ini
bersentuhan langsung dengan batulumpur gampingan dan napal Formasi
Klasafet atau dengan batulempung dan batupasir dari Formasi Steenkool.
Batugamping ini tersingkap di sepanjang pantai dan sungai-sungai
disekitar teluk dan di pegunungan Lipatan Lengguru. Potensi cadangan
batugamping di daerah Distrik Teluk Arguni diperkirakan seluas 131.800
ha.

III.4.2.2 Batulempung/lempung
Batulempung yang ditemukan di Distrik Teluk Arguni masih termasuk
kedalam satuan batuan Formasi Steenkool, seperti halnya yang
ditemukan di Distrik Kaimana, Buruway dan Kambrau dan dapat
digunakan sebagai bahan baku industri batubata dan genting serta
kemungkinan untuk bahan baku keramik atau gerabah atau sebagai
pendukung bahan baku semen.

Lokasi dan jumlah cadangan


Lokasi singkapan lempung/batulempung di Distrik Teluk Arguni
dijumpai di pinggir pantai, sungai
dan jalan-jalan perusahaan kayu.
Berdasarkan perhitungan sementara cadangan lempung untuk daerah ini
tidak begitu banyak dengan luas cadangan 83.962 ha.

III.4.2.3 Batupasir/pasir
Batupasir yang ditemukan di Distrik Teluk Arguni masih termasuk
kedalam satuan batuan Formasi Steenkool, seperti halnya yang ditemukan
di Distrik Kaimana, Buruway dan Kambrau, Batupasir di daerah ini dapat
digunakan sebagai bahan campuran semen beton, pembuatan batako,
paving blok dan lainnya.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batupasir yang ditemukan di Distrik Teluk Arguni pada umumnya
merupakan sisipan dalam batulempung dan menempati perbukitan
bergelombang dan jalan-jalan perusahaan kayu, akan tetapi jummlahnya
tidak cukup besar.

33
33

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.4.2.4 Zirkon
Dua buah contoh pasir lepas yang diambil dari dua tempat di Desa
Wainaga dengan nomor KUA 22 B dan KUA 36 berukuran halus-kasar,
kerikil, kerakal, berwarna kuning /putih keabuan (80%), kerikil/kerakal
berwarna putih susu, coklat kemerahan, bentuk butir umumnya membulat
tanggung (20%) (Tabel III.4.2.4.1).
Pemeriksaan di bawah mikroskop pada konsentrat dulang teridentifikasi
mineral-mineral sebagai berikut :
Tabel III.4.2.4.1 Hasil analisa butir dari konsentrat pasir sungai di Distrik
Teluk Arguni
PARAMETER (%)
KODE
CONTOH

Magnetit
(Fe3O4)

Ilmenit
FeTiO3

Hematit
Fe2O3

Zirkon
ZrSiO4

Rutil
TiO2

Kuarsa
SiO2

Pirit
FeS2

KUA 22B

5.0

6.0

4.0

65.0

trace

20.0

Trace

KUA 36

6.5

8.5

5.0

75.0

trace

5.0

Trace

Dari hasil analisa butir dalam volume berat dari 2 (dua) contoh konsentrat
pasir sungai menunjukkan persentase kadar zirkon yang cukup tinggi
yaitu 65% dan 75% (Tabel III.4.2.4.1). Hasil analisa kimia terhadap dua
buah contoh di atas adalah sebagai berikut :
Tabel III.4.2.4.2 Hasil analisa kimia konsentrat pasir sungai di Distrik Teluk
Arguni
KODE
CONTOH

PARAMETER (%)
Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Ag (ppm)

Au (ppb)

KUA 22B

23

60

46

29

45

29

KUA 36
Catatan:

1%
1 ppm

= 10.000 ppm
= 1000 ppb

Sedangkan hasil analisa kimia menunjukan kandungan mineralnya adalah,


unsur Cu = 23ppm 29 ppm; Pb = 45ppm 60ppm; Zn = 29ppm 46ppm;
Ag = 1ppm da Au = 5ppb 9ppb.

Lokasi dan jumlah cadangan


Lokasi sebaran endapan zirkon ditemukan di sepanjang sungai Viqqi di
desa Wainaga memanjang luas kira-kira o,3 km lebar x 1 km panjang atau
lebih kurang sama dengan 30 ha.

34
34

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

35
35

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.5 DISTRIK TELUK ARGUNI BAWAH


III.5.1 Geografi
Seperti halnya Distrik Kambrau, Distrik Teluk Arguni Bawah juga
merupakan distrik baru di Kabupaten Kaimana hasil pemekaran dari
Distrik Teluk Arguni dengan ibukota di Tanusan yang mempunyai luas
wilayah 1.990 km2. Jumlah penduduk 2.309 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata 1,16 jiwa/ km2 yang tersebar di 16 kampung dan
1 kelurahan. (Data BPS Kabupaten Kaimana, 2007)
Distrik Teluk Arguni Bawah secara geografis mempunyai letak yang
strategis karena berada di pintu masuk kapal-kapal ke Teluk Arguni dan
dekat dengan Kaimana. Distrik Teluk Arguni Bawah secara administrasi
pemerintahan di bagian barat berbatasan dengan Distrik Kokas Kabupaten
Fakfak dan Distrik Irorutu Kabupaten Teluk Bintuni, di sebelah utara
dengan Distrik Teluk Arguni, di sebelah timur dengan Distrik Kaimana
dan di sebelah selatan dengan Distrik Kambrau dan Distrik Kaimana.
Distrik Teluk Arguni Bawah secara morfologi dapat dikelompokan
kedalam perbukitan kars
sampai pegunungan dengan punggungan
memanjang, sedangkan menurut satuan struktur termasuk Jalur Lipatan
Lengguru. Daerah ini pada umumnya ditutupi oleh Batugamping
Lengguru, batulempung dan batupasir dari Formasi Steenkool. Hanya
sedikit batunapal, batulumpur gampingan dan sisipan kalsilutit dari
Formasi Klasafet dan setempat pasir dan lumpur dari endapan aluvium.

III.5.2 Sumberdaya Mineral


Satuan batuan yang terdapat di daerah ini terdiri atas batugamping,
batupasir, batulempung dan gypsum. Hampir semua satuan batuan
tersebut berpotensi sebagai bahan galian tambang (lihat gambar 5).
III.5.2.1 Batugamping
Batugamping yang tersingkap di daerah Distrik Arguni Bawah ini
umumnya sama dengan batugamping yang ditemukan di Distrik Teluk
Arguni dan masih termasuk dalam Formasi Lengguru. Salah satu contoh
batugamping (KM 27) telah di analisa dengan menggunakan metoda kimia
kering yaitu XRF hasilnya seperti di bawah ini (Tabel III.5.2.1).
Tabel III.5.2.1 Hasil analisa kimia batugamping dari Distrik Teluk Arguni
Bawah
KODE
CONTOH
KM 27

PARAMETER (%)
SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO

MgO

TiO2

Na2O

K2O

CaCO3

LOI

MnO

0.00

0.02

0.10

56.27

0.28

0.02

0.01

0.00

96.78

43,22

0,02

36
36

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Selain telah dianalisa secara kimia, contoh (KM 27) juga di lakukan poles
bidang untuk mengetahui ornamen dari batugamping di daerah ini.
hasilnya contoh batugamping itu berwarna abu-abu kekuningan, kristalin,
keras.
Berdasarkan hasil analisa laboratorium batugamping yang terdapat di
Distrik Teluk Arguni Bawah memenuhi syarat untuk industri semen
portland karena mempunyai kadar CaO (56,7%), MgO (),28%), Fe2O3
(0,10%) dan Al2O3 (0,02%), bahan peleburan dan pemurnian baja karena
mengandung kadar CaO (56,75), SiO2 (0,00%), Al2O3 + Fe2O3 (0,12%),
MgO (0,28%), Fe2O3 (0,10%) dan untuk bahan bangunan.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batugamping di daerah Distrik Teluk Arguni Bawah tersingkap sepanjang
pantai Teluk Arguni dan Danau Sewiki. Luas cadangan batugamping di
daerah Distrik Teluk Arguni Bawah sementara tidak dipisahkan dengan
Distrik Teluk Arguni.

III.5.2.3 Batulempung/lempung
Batulempung yang ditemukan di Distrik Teluk Arguni Bawah masih
termasuk kedalam satuan batuan Formasi Steenkool. Hasil analisa kimia
menunjukkan bahwa batulempung disini dapat digunakan sebagai bahan
pelebur pada pembuatan keramik bodi berwarna dengan suhu bakar di
bawah 1000o C, juga untuk bahan baku industri batubata, genting dan
pendukung bahan baku semen.

Table III.5.2.3 Hasil analisa kimia batulempung dari Distrik Teluk Arguni
Bawah
JENIS UJI

NO
CONTOH

SiO2

KBA19A
KM09
KM52

Al2O3

Fe2O3

TiO2

CaO

Mg
O

Na2O

K2O

Hilang
pijar

65,25

7,48

2,10

0,27

8,60

2,15

2,38

1,54

10,22

57,07

10,88

6,10

0,39

8,97

1,88

1,77

1,50

11,44

52,78

14,94

3,64

0,35

8,96

2,42

2,43

2,60

11,88

Lokasi dan jumlah cadangan


Batulempung yang ditemukan di Distrik Teluk Arguni Bawah tersebar di
daerah dataran rendah di pinggir pantai, sungai
dan jalan-jalan
perusahaan kayu. Luas cadangan batugamping di daerah Distrik Teluk
Arguni Bawah sementara tidak dipisahkan dengan Distrik Teluk Arguni.

37
37

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.5.2.3 Batupasir/pasir
Batupasir pada umumnya didominasi oleh komponen kuarsa dengan
semen lempung dan feldspar termasuk dalam Formasi Steenkool.
Batupasir di daerah ini dapat digunakan sebagai bahan campuran semen
beton, pembuatan batako, paving blok dan lainnya.

Lokasi dan jumlah cadangan


Seperti halnya batulempung, batupasir ini yang tersingkap di daerah
Distrik Teluk Arguni Bawah pada umumnya menempati perbukitan
bergelombang dan jalan-jalan perusahaan kayu. Luas
cadangan
batugamping di daerah Distrik Teluk Arguni Bawah sementara tidak
dipisahkan dengan Distrik Teluk Arguni.

III.5.2.4 Gypsum
Seperti halnya batupasir, gypsum ditemukan sebagai sisipan-sisipan tipis
dalam batulempung/lempung. Cadangan gypsum di Distrik Teluk Arguni
Bawah susah dihitung karena ditemukan setempat-setempat sebagai
sisipan dalam lempung.

III.5.2.5 Batubara
Batubara yang tersingkap di Sungai Udap, Desa Warmeno nomor KDR
05A dan KDR 05B berwarna hitam, kusam, ringan, garis gores coklat, tebal
> 60 cm, umumnya terkekarkan dengan arah jurus dan lapisan berkisar
antara N 175-185E/20-21.

Tabel III.5.2.5 Hasil analisa proximat batubara dari Distrik Teluk Arguni
Bawah
PARAMETER ANALISA

KDR 05 A

KDR 05B

Total air (moisture)

19,65 %

19,20 %

Moisture in air dried sample

19,26 %

18,76 %

Abu (ash)

5,61 %

5,55 %

Zat terbang (volatile matter)

39,53 %

39,10 %

Karbon padat (fixed Carbon)


Nilai kalori (calorific value)
Total belerang (sulfur)
Hardgrove grind ability index

35,60 %

36,59 %

5222 cal/g

5230 cal/g

1,54 %

1,56 %

56

59

Dilihat dari hasil analisa laboratorium, batubara didaerah ini dapat


dikelompokkan kedalam brown coal atau sub-bitumenius coal dengan
total

38
38

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

calori value berkisar antara 5222 5230 cal/g dengan total belerang yang
cukup tinggi yaitu berkisar antara 1,54% 1,56% dimungkinkan sebagai
bahan baku energi.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batubara di Distrik Teluk Arguni Bawah tersingkap di Sungai Udap Desa
Warmeno lebih kurang 15 km baratlaut Desa Jawera dengan jumlah
cadangan kurang dari 100.000 ton.

III.6 DISTRIK TELUK ETNA


III.6.1 Geografi
Distrik Teluk Etna dengan ibukota distrik terletak di Kiruru merupakan
wilayah distrik terluas di Kabupaten Kaimana yang mempunyai luas
wilayah kurang lebih 4.195 km2 terdiri atas enam kampung. Jumlah
penduduk 4.698 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 1,12 jiwa/km2
(Data BPS Kabupaten Kaimana, 2007)
Distrik Teluk Etna berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
sebelah barat dengan Distrik Kaimana, sebelah utara dengan Distrik
Yamor, sebelah timur dengan Distrik Sukikai Kabupaten Nabire dan
Distrik Mimika Barat Jauh Kabupaten Mimika dan sebelah selatan dengan
Laut Arafura dan Distrik Mimika Barat Jauh Kabupaten Mimika. Secara
geografis Distrik Teluk Etna mempunyai letak yang strategis di pantai
selatan leher burung dan merupakan daerah paling jauh dari Kaimana (
Lihat Gambar 1).
Secara morfologi Distrik Teluk Etna sebagian besar merupakan
pegunungan kars dan perbukitan bergelombang yang terjal, hanya sedikit
dataran rendah di bagian selatan. Batuan penyusun morfologi ini terdiri
dari batugamping, napal, lempung, batupasir dan lumpur. Batuan tersebut
umumnya terlipat dan tersesarkan dengan arah sumbu lipatan baratlauttenggara, sedangkan sesar utama yang berkembang berupa sesar naik
dengan bidang sesar miring ke arah timurlaut (sesar naik Lakahia) dan
seser geser mendatar Tarera-Aiduna di bagian selatan.

III.6.2 Sumberdaya Mineral


Satuan batuan yang terdapat di daerah ini terdiri atas batugamping,
batulempung, batupasir, batusabak, diorit dan batubara. Hampir semua
satuan batuan tersebut berpotensi sebagai bahan galian tambang (Gambar
6).

39
39

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

40
40

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.6.2.1 Batugamping
Batugamping yang ditemukan di Distrik Teluk Etna sedikitnya terdapat 2
(dua) jenis batugamping yang berbeda sifat fisik dan umurnya, yaitu:
batugamping biokalkarenit umumnya mengandung foram, koral, sisa
cangkang kerang dan ganggang, setempat lempungan sampai terhablur
halus. Jenis batugamping yang lainnya (Pra-Tersier) umumnya pasiran.
berlapis baik dan dolomitan, terhablur halus setempat kapuran, keras,
sedikit pirit dan lempungan. Jenis batugamping ini disebut batugamping
klastik.
Enam contoh batugamping yang telah dianalisa dengan menggunakan
metoda kimia kering yaitu XRF untuk mengetahui unsur kimia dan
kandungan karbonat (Tabel III.6.2.1).

Tabel III.6.2.1 Hasil analisa kimia batugamping dari Distrik Teluk Etna
sebagai berikut:
KODE
CONTOH

PARAMETER (%)
SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO

MgO

TiO2

Na2O

K2O

CaCO3

LOI

MnO

KDC 02

1.08

2.01

0.24

53.31

0.02

0.02

0.05

92.26

42.71

0.01

KDC 08

19.30

1.88

0.26

31.20

0.92

0.02

0.09

53.79

46.26

0.01

KDC 09

69.39

7.63

2.83

8.44

0.05

0.28

1.46

14.60

8.57

0.01

KDC 11

4.65

2.44

0.20

52.44

0.02

0.02

0.12

89.50

40.05

0.02

KDC 24

1.52

1.94

0.15

52.08

0.04

0.01

0.10

90.06

44.05

0.01

KDC 31

2.85

1.95

0.35

53.10

0.03

0.01

0.11

90.65

41.54

0.01

Berdasarkan hasil analisa laboratorium batugamping yang terdapat di


Distrik Teluk Etna memenuhi syarat untuk industri semen portland karena
mempunyai kisaran kadar CaO (8.44-53.31%), MgO (0.02-0.92%), Fe2O3
(0.15-2.83%) dan Al2O3 (1.88-2.44%), bahan peleburan dan pemurnian baja
karena mengandung kadar CaO (8.44-53.31%), SiO2 (1,09-4.65%), Al2O3+
Fe2O3 (2.09-2.64%), MgO (0.02-0.04%), Fe2O3 (0.15-2.83%) dan untuk bahan
bangunan.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batugamping di Distrik Teluk Etna tersingkap di sepanjang pantai Tanjung
Nariki, Teluk Etna, Teluk Kayu Merah dan pulau pulau di sekitarnya.
Hasil perhitungan sementara jumlah cadangan batugamping di Distrik
Teluk Etna tidak kurang dari 239.800 Ha.

41
41

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.6.2.2 Batulempung/lempung
Batulempung yang ditemukan di Distrik Teluk Etna pada umumnya hanya
merupakan sisipan sisispan dalam batupasir berwarna abu-abu
kecoklatan setempat kaolinan dan menyerpih.

Lokasi dan jumlah cadangan


Batulempung tersebut tersingkap di sepanjang jalan ke arah Yamor dan di
sekitar Sungai Omba, dengan luas cadangan lebih kurang 20.330 ha.

III.6.2.3 Batupasir/pasir
Batupasir berwarna abu-abu kecoklatan dan kekuningan, berukuran butir
menengah-kasar, terpilah baik, menyudut sampai membundar tanggung,
pejal sampai berlapis tebal. Batupasir ini pada umumnya didominasi oleh
komponen kuarsa dengan semen lempung dan feldspar, setempat
mengandung pirit, mika, karbonan, glukonitan dan termalihkan, termasuk
dalam satuan batuan pra Tersier.
Lokasi dan jumlah cadangan
Batupasir ini terutama tersingkap di timurlaut Teluk Etna dan di sekitar
Desa Waripi dengan luas penyebaran cadangan tidak kurang dari 12.210
ha.

III.6.2.4. Diorit/andesit
Diorit yang tersingkap di daerah ini berwarna abu-abu kehitaman berbutir
sedang sampai kasar, bersifat porfiri dengan komponen kuarsa, felspar dan
horenblenda. Dua contoh batuan andesit telah di uji petrografi, nama
batuan secara mikroskopis adalah andesit hornblenda (Tabel III.6.2.4).
Tabel III.6.2.4 Hasil Uji Petrografi Batuan Beku
Mineral Penyusun

KYR 20

KYR 23

Plagioklas (%)

16

18

Piroksen (%)

Hornblende (%)

12

13

Biotit (%)

Mineral bijih (%)

Feldspar (%)

39

35

Mineral Mafik (%)

Mineral bijih (%)

42
42

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Gelas (%)

15

12

Xenolith (%)

Mineral Ubahan (%)

Andesit hornblende

Andesit hornblende

Nama batuan

Lokasi dan jumlah cadangan


Batuan diorit di daerah ini merupakan terobosan dan tersingkap setempatsetempat di sepanjang patahan Lakahia. Hasil perhitungan sementara luas
cadangan diorit di daerah ini sekitar 10.950 ha.

III.6.2.5. Logam
Melihat asosiasi batuan diorit dengan batuan-batuan disekitarnya yang
termineralisasi kemungkinan di Distrik Teluk Etna bisa ditemukan
mineral-mineral logam dasar dan logam mulia. Untuk hal itu telah
dilakukan analisa kimia mineral terhadap singkapan batuan diorit, urat
kuarsa dan sedimen sungai (stream sediment). (Tabel III.6.2.5).
Tabel III.6.2.5 Hasil analisa kimia contoh batuan dan konsentrat dari Distrik
Teluk Etna
KODE
CONTOH

Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Ag (ppm)

Au (ppb)

KDC07A

108

80

101

134

KDC07B

11

17

29

KDC06PC

22

45

18

15

560

KDC06SS

18

24

40

25

4200

Catatan:

PARAMETER (%)

1% = 10.000 ppm dan 1 ppm = 1000 ppb

Dari hasil analisa kimia mineral di atas, teridentifikasi kadar Cu 11-108


ppm, Pb17-80 ppm, Zn 18-101 ppm, Ag 1-25 ppm, Au 9-4200 ppb yang
pada umumnya cukup potensial untuk dikembangkan pada tiga contoh
KDC 07 A; KDC 06 PC dan KDC 06 SS. Emas pada dua contoh terakhir
cukup menonjol. Pada KDC 06 PC mengandung satu emas ukuran 150-350
micron, sedangkan KDC 06 SS mengandung emas ukuran 50-150 micron (2
buah), 150-300 micron (1 buah) dan < 50 micron (5 buah) berwarna kuning
metalik, bentuk tak beraturan, permukaan kasar, berkesan transportasi
belum jauh dari sumbernya.

43
43

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Lokasi dan jumlah cadangan.


Lokasi singkapan batuan dan sedimen sungai yang dianalisa berada di
sebelah utara desa Kiruru. Perhitungan jumlah cadangan untuk sementara
tidak bisa dilakukan.

III.6.2.6 Batubara
Batubara berwarna hitam kecoklatan, warna gores coklat, kilap buram
padat agak
ringan berlapis setempat konkoidal. Jurus/kemiringan
o
o
N297 /E20 .- N305o/E17o , terdiri dari 3 (tiga) seam dengan ketebalan
masing masing 1.3, 1.6, 2.2 m. Untuk mengetahui kualitas batubaranya
dilakukan analisa proximat ( Tabel III.6.2.6).
Tabel III.6.2.6 Hasil analisa proximat batubara dari Distrik Teluk Etna
PARAMETER ANALISA

KDC 17

KDC 20

Total air (moisture)

25.20

31.65

Moisture in air dried sample

23.67

28.64

Abu (ash)

5.99

5.04

Zat terbang (volatile matter)

36.08

38.22

Karbon padat (fixed Carbon)

34.26

28.10

Nilai kalori (calorific value)

4499

4346

Total belerang (sulfur)

0.68

0.56

28

29

Hardgrove grind ability index

Berdasarkan hasil analisa proximat tersebut di atas batubara di daerah ini


mempunyai kadar kalori 4346-4499 cal/g. Dengan total belerang 0.56-0.68%
yang dapat diklasifikasikan sebagai lignit (brown coal) dan dimungkinkan
sebagai bahan baku energi.

Lokasi dan Jumlah Cadangan


Batubara di daerah ini tersingkap di pantai barat dan timur pulau Lakahia,
memotong pulau tersebut dengan arah utarabarat tenggara. Hasil
perhitungan sementara sumberdaya batubara di daerah ini sekitar 400.000
ton.
Dari informasi penduduk batubara juga tersingkap di Km 70 jalan bekas
logging PT. Budi Nyata ke arah timurlaut. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.

44
44

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.6.2.7. Minyak Bumi


Minyak dan gas bumi adalah sejenis bahan bakar fosil fuel yang terbentuk
dari binatang-binatang laut dan danau yang telah melalui proses diagenesa
akibat pemanasan dan pembebanan pada lingkungan dan kondisi tertentu.
Minyak dan gas bumi digunakan sebagai bahan bakar utama pada mesinmesin industri, transportasi dan pembangkit tenaga listrik.

Lokasi dan jumlah cadangan.


Pemboran minyak di daerah Distrik Teluk Etna telah dilakukan oleh
perusahaan NNGPM di daerah Waripi (Kembelangan-1) dan KNOC di
lepas pantai dekat desa Lakahia. Beberapa rembesan minyak dan gas bumi
sering ditemukan di sekitar sumur Kembelangan-1 dan di sepanjang
patahan naik Lakahia. Untuk mengetahui jumlah cadangan perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut.

III.7 DISTRIK YAMOR


III.7.1 Geografi
Distrik Yamor adalah salah satu distrik terbaru di Kabupaten Kaimana
hasil pemekaran dari Distrik Teluk Etna dengan ibukotanya di Urubika.
Luas wilayahnya 3.805 km2 dan jumlah penduduk 1.714 jiwa tersebar di
enam kampung dengan kepadatan penduduk rata-rata 0,45 jiwa/
km2 yang merupakan distrik terjarang penduduknya di Kabupaten
Kaimana (Data BPS Kabupaten Kaimana, 2007) (Lihat gambar 1).
Distrik Yamor secara geografis mempunyai letak yang strategis karena
berbatasan langsung dengan tiga kabupaten sekaligus. Di bagian barat
dibatasi oleh Distrik Kaimana, di bagian utara dengan Distrik Kuri
Kabupaten Teluk Bintuni, Distrik Wasior Barat Kabupaten Teluk
Wondama dan Distrik Uwapa Kabupaten Nabire, di bagian timur dengan
Distrik Uwapa dan Distrik Sukikai Kabupaten Nabire dan di bagian
selatan dengan Distrik Teluk Etna.
Distrik Yamor secara morfologi dapat dikelompokkan kedalam morfologi
pegunungan kars
dan dataran rendah. Morfologi pegunungan kars
terletak paling tenggara dari alur Lipatan Lengguru dan ditempati oleh
satuan batugamping Formasi Lengguru. Sedangkan dataran rendah
dengan perbukitan bergelombang berada di sekitar Danau Jamur dan
sungai utama yang ditempati oleh satuan batuan aluvium dan batuan praTersier, setempat juga dijumpai kerucut gunungapi Kuarter dari satuan
Batuan Gunungapi Jamur. Satuan batuan tersebut telah
terlipat dan
tersesarkan dengan sumbu lipatan dan sesar berarah baratlaut-tenggara.

45
45

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

III.7.2 Sumberdaya Mineral


Satuan batuan yang terdapat di Distrik Yamor terdiri atas batugamping,
batulempung, batupasir, batusabak, kuarsit, diorit/andesit dan granit.
Hampir semua satuan batuan tersebut berpotensi sebagai bahan galian
tambang (lihat gambar 6).

III.7.2.1 Batugamping
Berdasarkan ciri fisiknya, batugamping yang ditemukan di Distrik Yamor
pada umumnya mempunyai jenis dan kualitas yang sama dengan yang
ditemukan di Distrik Teluk Etna. Empat contoh dari batugamping telah
dianalisa dengan menggunakan metoda kimia kering yaitu XRF untuk
mengetahui unsur kimia dan kandungan karbonat (Tabel III.7.2.1).
Tabel III.7.2.1 Hasil analisa kimia batugamping dari Distrik Yamor
KODE
CONTOH

SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO

MgO

PARAMETER (%)
TiO2

Na2O

K2O

CaCO3

LOI

MnO

KYR01

5.53

2.03

0.20

50.24

0.03

0.02

0.08

88.09

41.50

0.01

KYR06

4.73

1.95

0.40

51.22

0.03

0.02

0.08

88,09

41.50

0.01

KYR21

1.18

1.93

0.35

53.90

0.04

0.02

0.06

93.24

41.50

0.01

KYR22

5.01

2.11

0.20

50.95

0.03

0.03

0.10

87.12

41.54

0.02

Berdasarkan hasil analisa laboratorium batugamping yang terdapat di


Distrik Yamor memenuhi syarat untuk industri semen portland karena
mempunyai kisaran kadar CaO (87.12-93.24%), MgO (0.03-0.04%), Fe2O3
(0.20-0.40%) dan Al2O3 (1.93-2.11%), bahan peleburan dan pemurnian baja
karena mengandung kadar CaO (50.24-53.90%), SiO2 (1.18-5.53%), Al2O3 +
Fe2O3 (2,28-2.35%), MgO (0.003-0.04%), Fe2O3 (0.20-0.40%) dan untuk
bahan bangunan. Selain dianalisa kimia, 4 contoh ( KYR01, KYR06, KYR10,
dan KYR21) dari batugamping tersebut juga dilakukan poles bidang (lihat
lampiran foto).
Lokasi dan jumlah cadangan
Batugamping di Distrik Yamor tersingkap di sepanjang hulu Sungai
Omba, menyebar kearah baratlaut (lipatan Lengguru) dan timurlaut
Danau Yamor. Hasil
perhitungan
sementara jumlah
cadangan
batugamping di Distrik Yamor tidak kurang dari 239.800 ha.

III.7.2.2 Batulempung/lempung
Batulempung yang ditemukan di Distrik Yamor pada umumnya berupa
lempung pasiran dan batulumpur mikaan dan glukonitan yang telah

46
46

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

termalihkan lemah. Batuan tersebut sebagian besar termasuk kedalam


batuan pra-Tersier.
Lokasi dan jumlah cadangan
Batulempung di daerah ini tersingkap di bukit-bukit sekitar Danau Yamor
dengan jumlah luas cadangan tidak bisa diukur secara detil, perlu
penelitian lebih lanjut.

III.7.2.3 Batupasir/pasir
Batupasir berwarna abu-abu kecoklatan dan kekuningan, berukuran butir
menengah-kasar, terpilah baik, menyudut sampai membundar tanggung,
pejal sampai berlapis tebal. Secara megaskopis batupasir ini pada
umumnya didominasi oleh komponen kuarsa dengan semen lempung dan
feldspar, setempat mengandung pirit, mika, karbonan, glukonitan dan
termalihkan, termasuk kedalam batuan pra Tersier. Tiga contoh batupasir
telah dianalisa dan jenis batupasirnya masing-masing adalah batupasir
quartzwacke, batupasir lithic wacke dan batupasir sub litharenite (Tabel
III.7.2.3) hasilnya di bawah ini.
Tabel III.7.2.3 Hasil Uji Petrografi Batuan Siliklastika di Distrik Yamor
R
%

NO

KODE
CONTOH

Qtz
%

F
%

L
%

C
%

NAMA
BATUAN

KYR 16

56

20

quartzwacke

KYR 19

41

10

26

14

lithic wacke

KYR 27

70

13

sub
litharenite

Catatan : Qtz = kuarsa; F = felspar; L = kepingan batuan; C = semen;


R = penggantian

Lokasi dan jumlah cadangan


Batupasir ini terutama tersingkap di timurlaut Teluk Etna dan di sekitar
Desa Waripi dengan luas penyebaran cadangan tidak kurang dari
..........ha.

III.7.2.4 Granit
Granit/granodiorit berwarna abu-abu kehitaman dan coklat kemerahan
disusun oleh mineral kuarsa, felspar dan mineral-mineral lainnya,
berukuran butir sedang sampai kasar dengan relief yang bervariasi.

47
47

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

Granit/granodiorit dapat digunakan sebagai bahan bangunan, pondasi,


pengeras jalan
dan bahan baku keramik. Pelapukan granit akan
menghasilkan pasir kuarsa, kaolin dan zirkon. Satu buah contoh (KYR 29)
granit telah dianalisa kimia hasilnya mengandung Au (emas) 150 ppb
(Tabel III.7.2.6).
Lokasi dan jumlah cadangan
Granit tersingkap di utara timurlaut Danau Yamor, dengan luas
cadangan diperkirakan mencapai 18.680 ha.

III.7.2.5 Batubara
Berdasarkan informasi penduduk batubara tersingkap di Desa Muri,
disebelah baratlaut Urubika dengan waktu tempuh selama 6 jam jalan kaki.
III.7.2.6 Logam
Melihat asosiasi batuan diorit dengan batuan-batuan di sekitarnya yang
termineralisasi kemungkinan di Distrik Yamor bisa ditemukan mineralmineral logam dasar dan logam mulia. Untuk hal itu telah dilakukan
analisa kimia mineral terhadap 2 (dua) buah singkapan batuan granit
dan batupasir serta 2 (dua) buah pasir sedimen sungai (stream sediment)
(Tabel III.7.2.6).
Tabel III.7.2.6 Hasil analisa kimia contoh batuan dan konsentrat pasir
sungai dari Distrik Yamor
KODE
CONTOH

Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Ag (ppm)

Au (ppb)

KYR02

23

KYR20

25

53

70

KYR28SS

56

44

91

KYR29SS

14

18

15

150

Catatan:

1%

PARAMETER (%)

= 10.000 ppm ; 1 ppm

= 1000 ppb

Dari hasil analisa kimia mineral di atas, teridentifikasi masing-masing


mempunyai kisaran kadar Cu 14-56 ppm, Pb 4-53 ppm, Zn 9- 91 ppm, Ag
1-4 ppm, Au 2-150 ppb yang pada umumnya cukup potensial untuk
dikembangkan khususnya Au (emas) seperti pada contoh KYR 29.
Lokasi dan jumlah cadangan.
Lokasi singkapan batuan dan sedimen sungai yang dianalisa berada di
desa Etahima dan Urubika. Perhitungan jumlah cadangan untuk
sementara tidak bisa dilakukan.

48
48

INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL,


ENERGI DAN BAHAN GALIAN
KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT.

BAB.IV
KESIMPULAN
Hasil iventarisasi sumberdaya mineral, energi dan bahan galian yang
dilakukan di 7 (tujuh) Distrik Kaimana, Buruway, Teluk Arguni, Teluk
Etna, Teluk Arguni Bawah, Kambrau dan Yamor Kabupaten Kaimana
dapat disimpulkan bahwa jenis dan potensi sumberdaya yang terdapat di
masing-masing distrik sangat bervariasi. Batuan yang tersingkap pada
umumnya berasal dari endapan batuan sedimen, batuan plutonik granit,
intrusi diorit/andesit dan batuan malihan berumur pra Tersier hingga
Kuarter.

Sumberdaya mineral yang ditemukan dapat dikelompokkan kedalam


mineral logam dan non logam. Sumberdaya mineral logam berupa logam
dasar (Cu, Pb, Zn) dan logam mulia (Au, Ag) yang berasosiasi dengan
intrusi diorit. Mineral logam tersebut terutama dijumpai di 2 (dua) distrik
yaitu Distrik Teluk Etna dan Yamor mempunyai kadar emas 560-4200 ppb.
Bijih besi dari jenis hematit yang ditemukan di Distrik Buruway berasosiasi
dengan proses kimia dan sedimentasi pada batupasir mempunyai kadar
40-50% hematit. Sumberdaya mineral non logam yang ditemukan antara
lain zirkon di Distrik Teluk Arguni dengan kadar 65-75% dan gypsum di
Distrik Teluk Arguni Bawah yang kemungkinan juga di Distrik Buruway
dan Kambrau.

Sumberdaya energi yang teridentifikasi berupa batubara, minyakbumi dan


gas yang pada umumnya berasosiasi dengan lingkungan pengendapan
batuan sedimen dan struktur geologi tertentu. Batubara ditemukan di
Distrik Teluk Arguni Bawah dan Teluk Etna yang berasosiasi dengan
batuan sedimen agak kedaratan pada lingkungan delta, danau, rawa-rawa
dan fluvial, jenis batubaranya brown coal. Indikasi minyakbumi dan gas
ditemukan di Distrik Buruway, Kambrau dan Teluk Etna (Cekungan
Bintuni) dalam perangkap struktur. Rembesan minyakbumi dan gas
(seepage) sering dijumpai di sepanjang patahan naik Arguni (Arguni Thrust
Fault) dan patahan mendatar Tarera Aiduna (Tarera Aiduna Fault).
Beberapa titik bor untuk sumur eksplorasi telah dilakukan di daerah ini.

Sumberdaya bahan galian lebih dikenal dengan bahan galian C, berupa


batugamping, batupasir/sirtu, batulempung dan lainnya cukup melimpah
dan umum terdapat di ke 7 (tujuh) distrik yang ada di Kabupaten Kaimana
dengan potensi dan jenis bervariasi.

49
49

Anda mungkin juga menyukai