Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kerja Praktek II

PT. Tsana Mulia


Eco Pesantren Bambu Resort

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Kerja Praktek


Kerja praktek merupakan salah satu cara bagi praktikan untuk dapat

pengalaman kerja nyata ketika praktikan masih dalam bangku perkuliahan. Dalam
proses kerja praktek praktikan mendapatkan berbagai pengalaman mengenai
sistem kerja yang nyata baik mengenai sistem kerja perusahaan maupun proses
perancangan ketika mengerjakan suatu proyek karena langsung ikut terlibat
menangani sebuah proyek yang dikerjakan oleh perusahaan konsultan tempat
praktikan melaksanakan kerja praktek.
Dalam proses melaksanakan kerja praktek ini praktikan diharapkan dapat
belajar untuk lebih memahami bagaimana proses kerja konsultan arsitektur, mulai
dari manajemen perusahaan, proses perancangan dan sistem komunikasi yang
berlangsung ketika mengerjakan sebuah proyek. Hal ini dapat menjadi bekal bagi
praktikan sebagai pengalaman kerja ketika nanti setelah lulus dari perkuliahan
menuju kedunia kerja nyata.
PT. Tsana Mulia sebagai perusahaan tempat Praktikan melaksanakan kerja
praktek merupakan konsultan arsitektur yang bergerak dibidang pengembangan
konsep, masterplan, lansekap, desain bangunan, dan interior. PT. Tsana Mulia
sering kali menerapkan konsep green design pada beberapa rancangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan konsultan tersebut sehingga praktikan belajar tentang
perancangan yang mengacu pada penggunaan material hijau.

1.2

Maksud dan tujuan Kerja Praktek

Maksud dari mata kuliah kerja praktek ini adalah :


1. Untuk mengetahui proses kerja konsultan arsitektur.
2. Untuk mengetahui proses perancangan dan sistem komunikasi dalam
proyek.

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Mata kuliah kerja praktek ini bertujuan untuk :


1. Memberikan

gambaran

kepada

praktikan

mengenai

sistem kerja

perusahaan konsultan arsitektur.


2. Menambah wawasan praktikan mengenai proses perancangan dan sistem
komunikasi dalam proyek.

1.3

Metoda Penyusunan Laporan Kerja Praktek

Dalam proses penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis menerapkan beberapa
metoda yaitu :
1. Metoda identifikasi yaitu dengan mengamati secara langsung proses
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kegiatan yang terjadi pada saat
kegiatan kerja praktek berlangsung.
2. Metoda wawancara yaitu melakukan wawancara dengan perusahaan
konsultan untuk mendapatkan informasi mengenai proyek yang ditangani.
3. Mengikuti proses perencanaan proyek yang dilakukan perusahaan
konsultan terkait.
Data-data yang diperoleh dari metode-metode diatas selanjutnya disusun
dalam suatu laporan yang berisi penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan praktikan
selama mengikuti kerja praktek di perusahaan konsultan PT. Tsana Mulia.

1.4

Batasan waktu dan Ruang Lingkup Kerja Praktek


Berdasarkan aturan yang berlaku di Universitas Komputer Indonesia

terkait dengan mata kuliah kerja praktek, Penulis diwajibkan untuk menempuh
pelaksanaan kerja praktek II selama lebih dari 2 bulan atau 60 hari kerja pada
sebuah perusahaan konsultan dibidang arsitektur.
Ruang lingkup ketika melakukan kerja praktek II di konsultan, dalam hal
ini PT. Tsana Mulia adalah seputar bagaimana proses dalam menyelesaikan suatu

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

masalah perancangan serta menyesuaikan rancangan sesuai dengan keinginan dari


klien dalam hal ini yaitu PT. Tsana Mulia. Pekerjaan dapat berupa mengerjakan
3d model, pembuatan DED, analisa lapangan dan merancang.

1.5

Sistematika Penyusunan Laporan Kerja Praktek


Sistematika penyusunan laporan kerja praktek ini yang penulis terapkan

adalah sebagai berikut :


BAB I

Pendahuluan
Pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang kerja praktek, maksud
dan tujuan kerja praktek, metoda yang digunakan dalam menyusun
laporan dari hasil kerja praktek, batasan dan ruang lingkup kerja
praktek, dan sistematika dalam penyusunan laporan kerja praktek.

BAB II

Tinjauan Perusahaan
Bab ini berisi tentang uraian biodata dan sejarah perusahaan, legalitas
perusahaan, serta beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh
perusahaan tempat penulis melakukan kerja praktek, dalam hal ini
yaitu PT. Tsana Mulia.

BAB III

Tinjauan Umum Proyek


Berisi pembahasan umum dan khusus mengenai hal-hal yang meliputi
tinjauan proyek, deskripsi proyek, konsep perencanaan proyek,
struktur organisasi, dan posisi penulis di perusahaan tersebut.

BAB IV

Pembahasan Pekerjaan Proyek


Pada bab ini berisi tentang ulasan pekerjaan-pekerjaan atau proyek
yang dikerjakan oleh perusahaan konsultan terkait yang

penulis

sebagai praktikan terlibat didalamnya. Ulasan-ulasan pekerjaan-

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

pekerjaan tersebut berupa deskripsi dari pekerjaan tersebut yang


disertai dengan gambar-gambar.
BAB V

Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari laporan ini yang dibuat
oleh penulis berdasarkan pada apa yang telah diperoleh selama
menempuh kerja praktek di perusahaan konsultan terkait. Pada bab ini
juga berisi beberapa saran dari penulis berkaitan dengan kegiatan yang
ditempuh penulis selama proses kerja praktek yang mungkin bisa
menjadi masukan bagi perusahaan konsultan terkait.

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
2.1

Latar Belakang / Sejarah Perusahaan


Tsana Mulia awalnya bernama Daarut Tauhid Property, perusahaan ini

didirikan pada tahun 1995 oleh M. Ihsan Hadinata, Eka Agus, dan Diki, yang
bergerak di bidang konsultan, developer, dan kontraktor. Pada tahun 2003,
Abdullah Gymnastiar, Eka Agus, dan Eka Sentosa mengajak Budi Faisal yang
baru pulang dari Australia untuk bergabung, keempatnya mendirikan PT. Tsana
Mulia berdasarkan akta pendirian Perseroan Terbatas no. 75, 22 Agustus 2003,
Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI nomor : C-29019
HT. 01.TH.2003 dengan Ir. Budi Faisal, MAUD., MLA, Ph.D sebagai prinsipal.
Lokasi PT. Tsana Mulia ini awalnya berpindah-pindah. Lokasi pertama
kali didirikan berada di kompleks Daarut Tauhid di Geger Kalong. Kini PT. Tsana
Mulia sudah menempati kantor tetapnya yang berada di gedung sewa lantai 3
masjid salman ITB, Jalan Gelap Nyawang.

2.2

Lingkup Layanan Perusahaan


PT. Tsana Mulia merupakan perusahaan konsultan arsitektur yang

bergerak di bidang desain arsitektur, lansekap dan interior. PT. Tsana Mulia
sering kali mengerjakan proyek dibidang desain arsitektur dan lansekap juga
beberapa proyek interior. Berikut beberapa proyek yang dikerjakan oleh PT.
Tsana Mulia yaitu, Perancangan Masjid Al-Muttaqun, Klaten, Jawa Tengah,
masjid ini awalnya hancur saat kejadian gempa Jogjakarta di Indonesia. PT. Tsana
Mulia mendapatkan proyek memperbaiki keadaan masjid ini. Desain masjid
dibuat melalui pendekatan budaya yaitu dengan cara memanfaatkan akulturasi
antara budaya di daerah Jogjakarta yang sangat kental dengan elemen arsitektur
arab dan menjadikannya sebuah landmark kota (gambar 2.1).

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 2.1. Masjid Al-Muttaqun


Kemudian rumah Budi Faisal, Cigugur, Bandung, Jawa Barat, material utama
yang digunakan adalah material bambu yang tampak pada beberapa bagian dari
ruah ini seerti pada lantai, tangga dinding dan kisi-kisi. Beberapa material bekas
juga dipakai untuk fasad maupun struktur atap dan bangunan sebagai bagian dari
konsep reduce, reuse and recycle. Konsep arsitektur berkelanjutan juga
ditampilkan lewat tersedianya tempat pengelolaan grey water. (gambar 2.2)

Gambar 2.2. Rumah Budi Faisal

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Dan kemudian Masterplan Industrial Institute, Saudi Arabia, proyek ini terletak di
saudi arabia tepatnya ditengah gurun pasir. Sasaran utamanya adalah menciptakan
kawasan hijau di tengah iklim gurun yang mampu memberikan iklim mikro untuk
lingkungan sekitar. Proyek ini merupakan bentuk kerjasama industri dengan
institusi pendidikan di arab saudi untuk membuat oase di tengah padang pasir.
Oleh karena itu disediakan elemen-elemen air disekitar koridor menuju bangunan.
Penataan dan bentuk masterplan dibuat dengan mengambil simbol agama islam
dengan masjid berada di pusat. (gambar 2.3)

Gambar 2.3. Masterplan Industrial Institute

Setiap proyek yang dikerjakan oleh PT. Tsana Mulia beragam untuk setiap
proyeknya, untuk proyek skala kecil bisa sampai tahap DED. Untuk proyek
berskala besar biasanya fokus pada preliminary design sampai tahap
pengembangan proyek, jadi biasanya PT. Tsana Mulia bekerja sama dengan
perusahaan lain untuk sampai tahap DED untuk proyek skala besar. Perusahaan
juga melakukan pengawasan berkala pada konstruksi proyek tertentu.

2.3

Struktur Organisasi Perusahaan


Komisaris pada PT. Tsana Mulia terdiri dari 4 orang yang merupakan para

pendiri perusahaan konsultan tersebut berdasarkan akta pendirian perseroan


terbatas no.75, 22 agustus 2003. Dalam struktur organisasi PT. Tsana Mulia

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

dewan komisaris ini mempunyai tugas dan kewenangan melakukan pengawasan


dan memberi nasihat kepada direktur , mengesahkan anggaran dan memastikan
keadaan anggaran perusahaan.
Direktur pada PT. Tsana Mulia dijabat oleh salah satu dewan komisaris
yang bertugas sebagai pemimpin perusahaan, mengatur karyawan, mengeluarkan
kebijakan-kebijakan perusahaan dan sebagai orang yang bertugas untuk
menentukan hasil final design yang dikeluarkan perusahaan terhadap proyek yang
dikerjakan.
Associate architect dalam hal ini bapak DR. Ing. Andry Widyowijatnoko
merupakan mitra dari PT. Tsana Mulia yang bertugas membantu dalam hal
mendesain dan kadang kala juga menjadi principal architect pada beberapa
proyek yang ditangani atas nama PT. Tsana Mulia.
Manajerial dan Administratif pada PT. Tsana Mulia bertugas sebagai orang
yang mengelola perusahaan sehari-hari, mengawasi karyawan dan mengurusi
keuangan perusahaan. Manajerial dan administrative ini dipegang oleh seorang
arsitek. Sering kali beliau juga ikut serta dalam hal melakukan pekerjaan seperti
mendesain beberapa proyek yang ditangani oleh PT. Tsana Mulia dan ikut
mengambil andil dalam mengambil kebijakan dari hasil desain karyawan yang ada
dibawah beliau sebelum desain akhir dipresentasikan kepada direktur.
Architect dan Landscape architect pada PT. Tsana Mulia yang khusus
menjabat sebagai seorang arsitek ada dua orang dan seorang arsitek lansekap,
perbedaan tingkatan antara ketiganya adalah karena salah satu arsitek lebih senior
dari dua lainnya. Mereka bertiga yang biasanya menjadi tumpuan perusahaan
dalam hal pengerjaan proyek yang ditangani perusahaan.
Para peserta kerja praktek berada dibawah bimbingan dari para arsitek yang
ada pada PT. Tsana Mulia, dan juga manajer perusahaan. Biasanya para peserta
kerja praktek mendapatkan tugas dari para arsitek untuk membantu pekerjaan
yang mereka kerjakan, kadang kala ketika manajer sedang mengerjakan proyek,
beliau juga ikut memberikan pekerjaan kepada peserta kerja praktek.
General Affair bertugas untuk mendukung perusahaan dalam menjalankan
operasional dengan mengurusi segala urusan rumah tangga perusahaan. General

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

affair juga bertugas memenuhi kebutuhan operasional internal perusahaan seperti


penyediaan atk untuk karyawan, dll.
CAD Operator pada PT. Tsana Mulia bertugas untuk membuat gambar kerja
dari hasil desain yang dikerjakan baik oleh para arsitek maupun desain-desain
yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan sebagai salah satu kelengkapan pekerjaan
yang akan dikeluarkan perusahaan.
Logistik, Bertugas untuk menjaga dan merawat seluruh asset perusahaan.
Dan membantu menyediakan kebutuhan operasional pada internal perusahaan.
Berikut bagan dari struktur organisasi PT. Tsana Mulia :

Gambar 2.4. Struktur Perusahaan PT. Tsana Mulia

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

2.4

Cara Mendapatkan Proyek


PT. Tsana Mulia mendapatkan proyek dengan beberapa cara sepeti

penunjukan langsung, join operation dan sayembara. Sebagian besar proyek


PT.Tsana mulia didapat melalui penunjukan langsung.

2.4.1 Penunjukan Langsung


Proses penunjukan langsung dilakukan oleh klien karena keinginan
klien. Biasanya proses ini terjadi karena klien merupakan kenalan dari
arsitek prinsipal atau juga klien yang puas karena proyek sebelumnya
pernah dikerjakan oleh Tsana Mulya. Prosesnya biasa lewat hubungan
langsung lewat kontak telepon atau pertemuan untuk membicarakan proyek
yang diinginkan klien.
Contoh proyek yang didapat dengan penunjukan langsung antara lain,
proyek resor dan perkemahan dari perhutani Jawa Barat dan Jawa Tengah,
Masjid Al-Muttaqun, rumah sakit Dompet Dhuafa, dan sebagainya.

2.4.2 Join Operation


Join Operation merupakan proyek-proyek yang didapat dengan kerja
sama melalui perusahaan atau institusi lain. Pertanggungjawaban proyek ini
biasanya dipegang oleh perusahaan yang berhubungan langsung dengan
klien. Masing-masing perusahaan juga terikat oleh beberapa kontrak
perjanjian terkait proyek maupun perusahaan seperti pembagian fee proyek
yang dapat dirundingkan oleh kedua pihak. Join Operation biasanya
dilakukan oleh biro arsitek yang memiliki personil kurang dari jumlah
proyek yang disediakan.
PT. Tsana Mulia juga memiliki kemitraan strategis yang berkelanjutan
dengan beberapa biro terkenal. Kemitraan stategis merupakan kemitraan
yang tidak otomatis berakhir ketika proyek diselesaikan tetapi dapat
dilanjutkan pada proyek-proyek lain bila diperlukan. Kemitraan tersebut
didapat dari relasi prinsipal maupun dengan arsitek yang pernah menjadi
associate designer di PT. Tsana Mulia yang kini sudah memiliki konsultan

10

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

sendiri. Beberapa biro yang sering menjadi mitra dari PT. Tsana Mulia yaitu
Hepta, SAB, KFA, PT. LAPI, ECOID, dan AECOM.

2.4.3 Sayembara
Sayembara merupakan proses mendapatkan proyek melalui kompetisi
yang diselenggarakan oleh institusi lain. Proyek yang disediakan sayembara
sangat beragam mulai dari proyek pemerintah, swasta, nasional maupun
internasional. Dapat dikatakan salah satu cara termudah sebuah biro
arsitektur untuk terkenal adalah dengan memenangkan sayembara tingkat
internasional. Sayembara sendiri ada 2 macam, sayembara terbuka dan
sayembara terbatas (tertutup). Sayembara terbuka adalah sayembara yang
pesertanya umum dalam artian tidak ditunjuk langsung oleh klien dan boleh
diikuti oleh seluruh kalangan bahkan perorangan yang belum memiliki
perusahaan. Sayembara tertutup adalah sayembara dengan peserta harus
memenuhi persyaratan khusus atau ditunjuk oleh klien. PT. Tsana Mulia
lebih sering menangani sayembara terbatas dibanding sayembara terbuka.
Beberapa contoh sayembara tertutup yang diikuti adalah sayembara
Kampung Sumber Alam di Garut (terbangun), BMT di Beringharjo
(terbangun).

2.5

Sistem Kerja Perusahaan


Ketika mendapatkan sebuah proyek, sang prinsipal akan mengundang

rapat keseluruhan personil untuk mendiskusikan konsep dan sistem pengerjaan


tiap proyek. Setelah itu, ditunjuk seorang proyek manajer untuk memegang
proyek, proyek manajer ini kemudian melakukan pembagian pekerjaan untuk
personil yang ada dan menentukan skala prioritas proyeknya. Tim arsitek yang
dibentuk nantinya diarahkan oleh proyek manajer dan juga prinsipal arsitek
sampai pada penyelesaian gambar rancangannya. Setelah itu, diserahkan kepada
drafter untuk dibuat gambar kerjanya.

11

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 2.5. Bagan Sistem Kerja Perusahaan

Pada tahap

konsep dan pengembangan desain awal, Tiap personil PT.

Tsana Mulia memulai dengan mengumpulkan ide dan gagasan yang akan
didiskusikan sehingga ide tersebut menjadi desain dengan berbagai alternatif,
biasanya berjumlah dari dua hingga tujuh buah alternatif dengan sketsa.
Sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat, PT. Tsana Mulia memiliki
kebijakan khusus mengenai pembayaran proyek tertentu. Pada proyek pendidikan
(sekolah) dan sosial (masjid), sebagian fee perusahaan akan dikembalikan kepada
klien sebagai bentuk sumbangan terhadap proyek tersebut.

12

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK
Selama menjadi praktikan di PT. Tsana Mulia sekitar 2 bulan lebih,
praktikan mendapat dua pekerjaan pokok yang dikerjakan dalam waktu yang
lumayan lama, yaitu proyek Eco resort dan Rumah Ibu dan Anak Jatiluhur.
Kedua proyek ini memiliki bobot yang hampir sama dalam hal waktu yang
dihabiskan untuk mengerjakan proyek tersebut selama praktikan menjadi peserta
kerja praktek di PT. Tsana Mulia.

3.1 Proyek Eco resort


3.1.1

Latar Belakang Proyek


Pada awalnya kawasan dari tapak merupakan area yang dikelola untuk

perumahan Bumi Sakinah, karena adanya suata masalah terkait dengan dinas
PU, proyek tersebut dihentikan dan terjadi pergantian kepemilikan lahan. Dari
sini awal mula adanya proyek di daerah tersebut, karena pemilik yang baru
berencana untuk membuat satu kawasan pesantren didaerah tersebut.
Eco Pesantren termasuk adalah salah satu proyek yang dikerjakan oleh
PT. Tsana Mulia sebelumnya, dan kemudian oleh pemilik lahan ingin
mengembangkan kawasan tersebut dengan membuat proyek resort.

13

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 3.6. Area resort dan area pesantren

3.1.2 Struktur Organisasi Proyek


Proyek Eco resort adalah salah satu proyek yang dikerjakan
oleh PT. Tsana Mulia. Proyek ini dikepalai langsung oleh direktur
PT. Tsana Mulia bapak DR. Budi Faisal, MLA., MAUD.
Kemudian ada manager proyek dan arsitek dari proyek tersebut
bapak Gusti Yan Iwako, ST, arsitek lansekap Ibu Sofia Chaeriyah,
ST., MT. dan beberapa peserta kerja praktek yang membatu dalam
mendesain beberapa resort yang menjadi salah satu fasilitas dari
desain tersebut.

14

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 3.7. Struktur organisasi proyek Eco Resort

DR. Budi Faisal, MLA., MAUD. Sebagai kepala proyek yang


bertanggung jawab atas proyek terkait. Beliau yang mengambil
semua keputusan yang atas desain yang dikeluarkan oleh arsitekarsitek dan para peserta kerja praktek mengenai proyek tersebut
melalui review atau presentasi. Review ataupun presentasi
dilakukan oleh peserta kerja praktek yang telah mendapatkan tugas
dari arsitek Gusti Yan Iwako, ST untuk mendesain beberapa jenis
resort yang merupakan salah satu fasilitas dari desain tersebut.
Peserta kerja praktek hanya sebatas mengerjakan desain resort,
sedangkan untuk bagian lansekap langsung dikerjakan oleh arsitek
lansekap, ibu Sofia Chaeriyah, ST., MT.

15

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

3.1.1.3

Deskripsi Proyek
Proyek Eco Pesantren Bambu Resort terletak di jalan cigugur
girang, kampong pangsor, rt/rw 03/07, parongpong, Bandung.
Dengan luas lahan +/- 40.500 m2.

3.1.1.4

Konsep Desain
Pemilik Proyek menginginkan desain yang sealami mungkin,
juga mengikuti atau menyesuaikan dengan proyek sebelumnya
yaitu Eco Pesantren.
Konsep desain berdasarkan pada Ekologi (Eco) yaitu bangunan
yang tidak terlalu kontras dengan lingkungan. Untuk mencapai
tersebut pada desain bangunannya diterapkan material-material
alami seperti kayu dan bambu sebagai material utama bangunan.
Pada bangunan resort yang bermassa tunggal, penerapan bambu
menjadi material paling utama bahkan hampir semua elemen
pembentuk bangunan didesain menggunakan bambu. Sedangkan
untuk

bangunan

resort

lantai,

konsep

dasarnya

yaitu

menggabungkan antara modern dengan alami.


Desain utama pada tapak adalah bangunan Resort yang terdiri
dari 8 resort dengan massa tunggal 1 lantai, bangunan resort 2
lantai yang terdiri dari 3 massa bangunan dan tiap massa terdiri
dari 4 kamar resort dan setiap lantai didesain untuk pengguna yang
berbeda. Kemudian terdapat fasilitas-fasilitas penunjang seperti
adanya danau buatan, yang berfungsi sebagai danau resapan dan
juga adanya agro wisata yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

16

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

3.1.2

Proyek Rumah Ibu Anak Jatiluhur

3.1.2.1

Latar Belakang proyek


Karena alasan kepedulian sosial, pak Imam Prasodjo klien
dari proyek ini berencana membuat sebuah tempat pelayanan
kesehatan gratis (posyandu) bagi ibu dan anak. Proyek ini bermula
dari Nurani dunia Foundation yang diketuai oleh Pak Imam
Prasodjo dan yayasan Pena Hijau, dengan pak Imam Prasodjo
sebagai penasehatnya yang bertindak sebagai owner dan pengawas
proyek.
Selain karena biaya kesehatan yang semakin mahal dan
belum adanya akses kesehatan didaerah sekitar, pak Imam
berinisiatif untuk membuat sebuah tempat yang bisa melayani
masalah kesehatan masyarakat sekaligus bisa menambah informasi
bagi ibu dan anak mengenai kesehatan. Desain bangunan ini nanti
juga

akan

menyediakan

tempat

bermain

anak-anak

dan

perpustakaan kecil sebagai sarana untuk anak-anak belajar dan


media informasi bagi orang tua tentang kesehatan ibu dan anaknya.
Selain itu juga direncanakan untuk membangun beberapa cottage
dan tempat tinggal serta musholla sebagai pendukung.
Proyek ini merupakan proyek semi sosial, dari pihak PT.
Tsana Mulia sendiri menggratiskan biaya desain, dan hanya
mengambil biaya untuk konstruksinya saja, PT. Tsana mulia
bertindak sebagai konsultan sekaligus kontraktor karena proyek ini
bersifat rancang bangun yang dilakukan oleh PT. Tsana Mulia.

3.1.2.2

Struktur Organisasi Proyek


Pada Proyek Rumah ibu anak Jatiluhur, Proyek ini
dipegang atau dikerjakan oleh DR.-Ing. Andry Wdyowijatnoko
selaku kepala proyek dan arsitek dan Yanuarti Tri Mardiah, ST

17

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

yang mengurusi manajemen proyek dan dibantu oleh 2 orang


peserta kerja praktek sebagai asisten arsitek.

Gambar 3.8. Struktur organisasi proyek Rumah Ibu Anak


Jatiluhur

Pemilik proyek terkait adalah yayasan Pena Hijau dimana


Pak Imam B. Prasodjo, Ph.D sebagai penasehat, beliau adalah
sebagai perwakilan dari yayasan Pena Hijau sebagai orang yang
bertanggung jawab atas proyek ini. Yayasan Pena Hijau merupakan
yayasan yang dinaungi oleh Yayasan Nurani Dunia Foundation
yang diketuai oleh Pak Imam B. Prasodjo, Ph.D.
PT. Tsana Mulia bertindak sebagai developer dari proyek
terkait, karena proyek tersebut bersifat rancang bangun yang
dipercayakan kepada PT. Tsana Mulia untuk menangani Proyek
terkait. Struktur organisasi proyek ini dari tim PT. Tsana Mulia
ditangani kepada Bapak DR. Ing. Andry Widyowijatnoko sebagai
kepala sekaligus arsitek yang menangani proyek ini. Manajemen
proyek ditangani oleh Ibu Yanuarti Tri Mardiah, ST. untuk

18

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

mengurus segala keperluan yang dibutuhkan serta mengontrol


pekerjaan yang dilakukan terkait dengan proyek terkait.
Praktikan pada proyek ini bertugas untuk membantu arsitek
dalam melengkapi desain, sebagian besar pekerjaan diarahkan oleh
Ibu Yanuarti Tri Mardyah, ST dikarenakan Bapak DR.-Ing. Andry
Widyowijatnoko jarang berada dikantor, beliau hanya beberapa
kali memberi pengarahan tentang keseluruhan konsep desain dan
beberapa detail.

3.1.2.3

Deskripsi Proyek
Proyek Rumah Ibu Anak Jatiluhur terletak di Jatiluhur, Kabupaten
Purwakarta, provinsi Jawa Barat. Dengan luas lahan +/- 4000 m2.

3.1.2.4

Konsep Desain
Proyek rumah ibu anak Jatiluhur dibangun dengan konsep
keseluruhan berdasarkan wawancara dari arsiteknya, klien dari
proyek ini menginginkan bangunan yang sealami mungkin, oleh
karena itu sang arsitek mewujudkannya dengan membuat bangunan
dengan material yang sebagian besar merupakan bahan alami, yaitu
bambu sebagai struktur dan rangka bangunan, bilik bambu sebagai
dinding bangunan dan ilalang sebagai atapnya.
Arsitek dari proyek ini juga memadukan unsur alami
dengan sedikit sentuhan arsitektur modern, hal ini dapat terlihat
dari pondasi yang di ekspos dengan material beton, kemudian
perpaduan dinding dari bilik dengan kaca-kaca besar sebagai
bukaan.
Kemudian konsep massa bangunan, berasal dari ide arsitek
ketika melihat kondisi tapak. Pada awalnya konsep massa
bangunan berbentuk segitiga, karena ada 3 batu besar eksisting
pada tapak yang membentuk sebuah alur segitiga, memberika ide

19

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

kepada arsitek untuk menjadikan batu tersebut sebagai pondasi.


Akan tetapi karena letak tapak berubah, konsep tersebut tidak lagi
dipakai. Kemudian pada tapak yang baru, arsitek menemukan batu
eksiting yang sangat besar pada tapak yang berbentuk persegi
panjang yang akhirnya menjadi tempat meletakkan pondasi dari
bangunan terkait.

20

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

BAB IV
PEMBAHASAN PEKERJAAN PROYEK
4.1 Proyek Eco Resort
Proyek Eco resort adalah proyek adalah salah satu proyek yang praktikan
kerjakan selama mengikuti proses kerja praktek di PT. Tsana Mulia. Diproyek ini,
praktikan berada dibawah bimbingan bapak Gusti Yan Iwako, ST sebagai arsitek
yang bertanggung jawab terhadap proyek ini. Semua kegiatan yang dilakukan
terkait dengan proyek ini mulai dari pertanyaan hingga asistensi ditangani
langsung oleh beliau. Pada Proyek ini praktikan mendapat tugas untuk mendesain
salah satu fasilitas yang direncanakan dalam proyek tersebut yaitu mendesain
resort 2 lantai dengan 4 kamar sewa permassa bangunan dan terdiri dari 3 massa
bangunan.

4.1.1

Uraian Pekerjaan Praktikan Pada Proyek Eco Resort


Proyek Eco Resort merupakan proyek yang pertama kali diberikan

kepada praktikan, yaitu pada hari pertama praktikan menjadi peserta kerja
praktek di PT. Tsana Mulia.
Proyek ini dipegang oleh bapak Gusti Yan Iwako, ST dan membagi
pekerjaan kepada peserta kerja praktek yang waktu itu ada 6 orang
termasuk praktikan. Pekerjaan dibagi menjadi 3 orang yang mendesain
resort 1 lantai massa tunggal dan 3 orang yang mendesain resort 2 lantai 4
kamar dan 3 massa bangunan. Praktikan sendiri mendapat pekerjaan untuk
mendesain resort 2 lantai 4 kamar dan 3 massa bangunan.
Dalam menyelesaikan desain praktikan menggunakan beberapa
metoda, diantaranya yaitu preseden, mencari sebanyak-banyaknya
referensi yang bisa dimasukkan kedalam desain, keuntungan lain dari
preseden yaitu untuk menambah wawasan dari praktikan sendiri dalam hal
referensi arsitektur.
21

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Beberapa preseden yang diterapkan pada desain eco resort ini


yaitu, Praktikan mencoba untuk menerapkan konsep ini pada desain tangga
praktikan, yaitu pada tangga bagian luar bangunan, karena pada konsep
awal, praktikan menggunakan skywalk sebagai akses untuk mencapai
lantai 2, karena antara lantai pertama dan kedua, resort disewakan secara
terpisah. setelah review dan masukan yang praktikan terima, akhirnya
praktikan memutuskan untuk mengganti desain skywalk dengan tangga dan
menerapkan barisan-barisan bambu seperti ini sebagai barrier ataupun
dinding (lihat gambar 4.9).

Gambar 4.9. Preseden tangga


sumber : https://destiasoewoyo.files.wordpress.com/2013/07/railing.png
Kemudian pada gambar 4.10 merupakan salah satu preseden yang
praktikan ambil untuk desain dinding bagian dalam atau interior.

22

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.10. Preseden penutup dinding


sumber : http://arsindociptakarya.com/wp-content/uploads/2012/05/materialmurah-untuk-rumah-1.jpg
Preseden pada gambar 4.11 praktikan terapkan pada tampak dari desain
resort praktikan, akan tetapi dengan sedikit modifikasi dan penyesuaian
dengan desain praktikan.

Gambar 4.11. Preseden bukaan


sumber : http://www.van-buren.nl/uploads/wonderwall_interieurbouw_3_kl.jpg

23

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Alasan praktikan mengambil preseden pada gambar 4.12 adalah karena


suasana yang terlihat pada gambar tersebut terlihat begitu tenang dan alami
dengan perpaduan konsep modern, konsep ini cukup sesuai dengan konsep
yang praktikan terapkan pada desain.

Gambar 4.12. Preseden kamar mandi


sumber : http://ucd.hwstatic.com/propertyimages/6/68395/6.jpg
Kemudian preseden atap. Alasan praktikan memilih atap dari material
ilalang (lihat gambar 4.13) adalah karena sebagian besar dinding pada
resort praktikan adalah dinding bata, hal itu terlihat dengan jelas bahwa
konsep dari modern lebih menonjol, oleh karena itu praktikan memilih
atap ilalang untuk menyeimbangkan antara konsep alami dan modern.

24

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.13. Preseden atap


sumber : http://farm4.static.flickr.com/3325/3558590910_37d4fa24d2_m.jpg

Dari beberapa preseden yang ada, praktikan akhirnya untuk memutuskan


menerapkan beberapa pada desain praktikan yang kemudian dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan desain praktikan.
Tim dari PT. Tsana Mulia lebih menekankan gambar-gambar sketsa untuk
konsep-konsep awal agar lebih mudah dan cepat dalam menghasilkan
alternatif-alternatif. Praktikan juga diajarkan untuk mebuat steksa-sketsa
detail-detail sebagai salah satu cara mendesain yaitu cara mendesain mulai
dari memikirkan hal-hal kecil yang nantinya akan diterapkan pada desain
tidak melulu harus memulai dari hal yang besar. Metoda ini juga
membantu kita sebagai bayangan dari keseluruhan konsep desain kita
nanti.
Pada gambar 4.14, praktikan yang mendapat proyek pada hari
sebelumnya, dan setelah mempelajari tapak yang diberikan, berupa gambar
print screen dari www.google.co.id/maps/ dan gambar tapak berupa file
autocad, praktikkan mulai membuat sketsa mind maping dan konsep yang
berhubungan dengan eco karena pada awal proyek ini diberikan kepada

25

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

praktikan, praktikan sudah mendapatkan arahan mengenai garis besar


proyek terkait. Beberapa konsep yang praktikan terapkan yang berkaitan
dengan eco yaitu mengenai material yang digunakan, yaitu berupa
bambu, kayu, batu alam sebagai dinding dan material lantai dan ilalang
sebagai material atap.

Kemudian praktikan mulai melakukan sketsa-sketsa mengenai konsep dan


detail yang akan diterapkan pada desain nantinya (lihat gambar 4.15)

Gambar 4.14. Sketsa mid maping Eco resort


Gambar 4.15 menunjukkan sketsa dari praktikan tentang gubahan
massa bangunan yang direncanakan. Kemudian sketsa dari denah dan
beberapa detail tentang alur massa bangunan dan detail interior, karena
ketika mendesain, praktikan mencoba mendesain dari massa bangunan
kemudian denah dengan disertai memasukkan konsep pada beberapa detail
dari ruangan pada denah sehingga praktikan dapat merasakan keadaan
yang bisa terjadi misalkan bangunan tersebut terealisasi.

26

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.15. Sketsa massa bangunan.


Kemudian dilanjutkan dengan membuat lebih banyak detail dalam
bentuk sketsa-stetsa sambil menyesuaikan peletakan ruangan-ruangan pada
denah. Ketika proses desain pada tahap ini, praktikan sering kali
mendapatkan bentukan-bentukan denah yang baru, ketika ada salah satu
ruangan yang belum cukup baik menurut praktikan, dan ketika ruangan
tersebut digeser atau dipindahkan, kemungkinan bisa merubah keseluruhan
denah.

Gambar 4.16. Sketsa awal denah dan detail.

27

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Pada sore hari setelah melakukan sholat ashar, bapak Gusti Yan
Iwako, ST memutuskan untuk melakukan review kepada seluruh peserta
kerja praktek yang terlibat dalam proyek ini, praktikan bersama dengan
kelima orang peserta kerja praktek lainnya melakukan presentasi satu demi
Satu. Gambar 4.17 merupakan salah satu gambar sketsa yang praktikan
presentasikan yang telah mendapatkan beberapa masukan pada bagian
denahnya.

Gambar 4.17. Sketsa detail dan denah setelah di review.


Dari sketsa-sketsa ini kemudian desain dikembangkan kedalam
bentuk 3 dimensi menggunakan software sketchup. Setelah melakukan
beberapa revisi setelah review kemarin, pada gambar 4.18 praktikan
membuat alternatif denah lainnya dan mencoba membuat model 3
dimensinya agar kualitas ruangnya lebih terasa.

28

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.18. Denah 3 dimensi.


Selama mengerjakan denah, banyak alternatif-alternatif yang
muncul karena ada beberapa poin dari denah sebelumnya yang tidak cukup
baik sehingga muncul desain-desain denah baru (lihat gambar 4.19)

Gambar 4.19. Alternatif denah


Karena tidak setiap hari review dilakukan, praktikan biasanya
mengambil inisiatif sendiri apabila denah yang didesain sudah cukup baik
untuk menambahkan detail, mendesain tampak bangunan bahkan sampai
atap, juga meletakkannya dalam blok massa agar kesan dari bangunan baik
dari skala massa maupun blok massa bisa lebih terasa. Hal ini juga
mempengaruhi kualitas hasil akhir dari desain nanti. Pada gambar 4.20,
dan gambar 4.21, praktikan sedah mulai mengembangkan denah yang
sebelumnya didesain dengan menambahkan material dan furnitur untuk

29

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

membuat kesan ruangan lebih terasa dan untuk melihat alur dari sirkulasi
antar ruangan setelah adanya furniture. Pada gambar dibawah ini juga
dapat dilihat, praktikan sudah mulai menerapkan konsep dari material yang
semula praktikan rencanakan, yaitu penerapan kayu pada lantai.

Gambar 4.20. Perspektif denah

Gambar 4.21. Perspektif massa bangunan

Kemudian pada gambar 4.22 desain dari praktikan sudah


menyelesaikan desain sampai pada tahap massa bangunan, desain ini
melanjutkan desain dari denah pada gambar sebelumnya dan gambar ini
dipersiapkan untuk presentasi pada review selanjutnya.

30

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.22. Perspektif blok massa bangunan


Ada beberapa masukan yang praktikan dapatkan ketika review
mengenai keseluruhan desain sementara ini diantaranya pada bagian
skywalk yang terlalu massif sehingga menggangu tampak, kemudian
beberapa poin di denah dan juga untuk menyelesaikan tampak bangunan
(lihat gambar 4.23).

Gambar 4.23. Denah


Gambar 4.24 dan gambar 4.25 merupakan view

dari tampak

bangunan resort yang praktikan desain, disini terlihat juga beberapa


konsep desain yang praktikan dapatkan dari preseden dan diterapkan pada
bangunan resort. Misalkan bentuk dari tampak bagian lantai pertama,
merupakan konsep bukaan yang praktikan terapkan dari melihat preseden.
Material atap, kemudian kisi-kisi penutup ruangan lantai 2 yang dipenuhi

31

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

dengan kaca, sebagian ide konsepnya praktikan dapatkan dengan melihat


preseden-preseden dari desain-desain arsitek lain.

Gambar 4.24. Tampak 1

Gambar 4.25. Tampak 2

Gambar 4.26. Perspektif blok massa


32

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Pada gambar 4.26 yaitu perspektif blok massa dari resort lantai 2
yang praktikan kerjakan selama sebulan lebih, setelah melalui beberapa
kali asistensi dan mendapat banyak pengarahan, akhirnya praktikan
memutuskan desain ini yang akan praktikan presentasikan nantinya. Secara
keseluruhan dapat dilihat bahwa beberapa konsep desain yang praktikan
dapatkan dari preseden praktikan terapkan pada bangunan resort yang
praktikan kerjakan.
Konsep Eco resort ini memang sudah ditentukan dari awal yaitu
bambu. menggabungkan gaya arsitektur moderen dengan material alami
yaitu bambu. PT. Tsana mulia memang sering kali menggunakan material
bambu sebagai material utama desain. Pada resort 2 lantai ini material
yang digunakan tidak sepenuhnya bambu karena dikombinasikan dengan
material material buatan lainnya, berbeda dengan resort massa tunggal,
diharapkan desainnya terkesan lebih vernakular dengan lebih banyak
menggunakan material dari alam.

4.2

Rumah Ibu Anak Jatiluhur


Proyek Rumah Ibu Anak Jatiluhur praktikkan kerjakan dibawah bimbingan

ibu Yanuarti Tri Mardiah, ST. walaupun proyek ini didesain oleh bapak DR.-ING.
Andry widyowijatnoko, akan tetapi beliau jarang berada dikantor dan hanya
menjelaskan sebagian besar konsep desainnya pada saat memberikan proyek ini.

4.2.1

Uraian Pekerjaan Praktikan Pada Proyek Rumah Ibu Anak


Jatiluhur
Pada proyek rumah ibu anak Jatiluhur, sebagian besar sudah

didesain oleh bapak DR. Ing. Andri Widyowijatnoko. Praktikan


diminta untuk memperbaiki desain yang sudah ada mulai dari denah,
tampak, potongan serta 3 dimensi.

33

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Disini pekerjaan praktikan adalah melengkapi dan memperbaiki


gambar awal yang dirasa tidak cukup baik, tentunya dengan
bimbingan dari ibu Yanuarti Tri Mardiah, ST. dikarenakan bapak DR.
Ing. Andri Widyowijatnoko jarang berada dikantor, sehingga arahan
dan bimbingan diambil alih oleh ibu Yanuarti Tri Mardiah, ST.
Gambar 4.27 dan gambar 4.28 merupakan denah awal yang
diberikan oleh arsitek, praktikan ditugaskan untuk merubah letak dari
kamar mandi dan tangga dan letak pondasi karena ada ketidakcocokan
ketika akan dibangun.

Gambar 4.27. Denah awal lantai 1

Gambar 4.28. Denah awal lantai 2


34

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.29 dan gambar 4.30 merupakan hasil dari revisi yang
praktikan kerjakan setelah melalui kira-kira 3 kali asistensi atau
pengarahan dari ibu Yanuarti Tri Mardiah, ST.

Gambar 4.29. Denah revisi lantai 1

Gambar 4.30. Denah revisi lantai 2

Pada denah terdapat perubahan yang praktikan kerjakan yaitu pada


area kamar mandi dan tangga pada bagian belakang area bangunan,
sehingga bentuk massa bangunan juga ikut berubah yang pada awalnya
hanya berbentuk persegi panjang utuh menjadi ada bagian yang additif
35

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

membentuk persegi panjang dengan tambahan persegi. Kemudian letak


dari kamar mandi berpindah dari asalnya ada dipinggir digeser ketengah
yang diikuti oleh bentuk tangga yang pada awalnya memanjang menjadi
bentuk U mengikuti sudut luar kamar mandi. Bentuk potongan dan
tampak belakangnya juga berubah mengikuti bentuk yang telah direvisi.

Gambar 4.31. Potongan awal

Kemudian setelah direvisi secara otomatis pada area tangga dan


kamar mandi juga ikut berubah. Ibu Yanuarti Tri Mardiah, ST. cukup
banyak membantu baik dalam hal mengerjakan denah maupun potongan,
dikarenakan praktikan cukup lemah dalam hal gambar detail, praktikan
sering melakukan asistensi kepada beliau. Ini merupakan gambar
potongan awal yang berasal dari arsitek. (lihat gambar 2.31). dan gambar
tampak belakang pada bagian area kamar mandi dan tangga yang
dirubah, gambar 4.32 merupakan gambar tampak belakang awal yang
berasal dari arsitek.

36

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.32. Tampak Belakang awal

Gambar 4.33 merupakan gambar potongan hasil dari revisi yang


praktikan kerjakan, yaitu melengkapi denah dengan menambahkan
dimensi dan keterangan, juga merubah gambar pada area kamar mandi
dan tangga karena desain yang telah praktikan rubah sebelumnya.

Gambar 4.33. Potongan setelah revisi

Gambar 4.34 merupakan gambar tampak belakang pada area kamar


mandi dan tangga yang telah praktikan revisi dan melengkapinya dengan
menambahkan dimensi dan arsiran material.

37

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.34. Tampak belakang setelah revisi

Kemudian pada saat mengerjakan tampak, terdapat tampak awal


yang sudah ada, kemudian praktikan membuat beberapa tampak lainnya
sebagai alternatif untuk dipilih. Gambar 4.35 merupakan salah satu
alternatif dari tampak depan yang praktikkan ajukan unttuk dapat dipilih
oleh arsitek nantinya.

Gambar 4.35. Tampak awal

38

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.36. Tampak setelah revisi

Ada beberapa alternatif tampak yang lain, akan tetapi yang inilah
yang kemudian dipilih untuk dilanjutkan ke tahap 3 dimensi. Mengenai
tampak samping lainnya tidak ada desain awal yang diberikan, tampak
yang ada praktikan kerjakan langsung di sketchup pada saat membuat
gambar 3 D. Penentuan bentuk bukaan pada tampak samping merupakan
hasil diskusi dengan ibu Yanuarti Tri Mardyah, ST. (lih. Gambar 4.36)
Kemudian pada saat pengerjaan 3 dimensi, gambar di buat
berdasarkan gambar kerja dari autocad yang di eksport ke sketchup
sehingga skala dan ukuran lebih tepat dan akurat.
Pengerjaan gambar 3 dimensinya dimulai dengan membuat
kerangka struktur untuk memperlihatkan sambungan- sambungan dari
bambu tersebut. Gambar 4.37 dan gambar 4.38 menunjukkan gambar
hasil dari gambar 3 dimensi yang praktikan kerjakan berdasarkan gambar
2 dimensi dari autocad yang telah praktikkan revisi. Pada tahap ini
arsitek meminta untuk dikirimkan kepadanya berupa gambar untuk di
review.

39

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.37. Struktur bambu

Setelah melakukan review, tidak ada kesalahan fatal yang terjadi,


sehingga praktikan langsung melanjutkan mengerjakan gambar tersebut.

Gambar 4.38. Struktur bambu

Baru kemudian membuat bentuk massa yang utuh sebagai bahan


presentasi yang dapat memperlihat bentuk bangunan seperti apa yang
akan dibangun nantinya, dengan harapan cocok menurut selera dari klien
sehingga bangunan bisa cepat untuk dilaksanakan pengerjaannya untuk
dibangun.
Pada gambar berikut yaitu gambar 4.39, tampak yang dipakai untuk
diterapkan pada gambar 3 dimensi adalah gambar terakhir yang disetujui
ssetelah melakukan review dan revisi, pada tahap ini praktikan
melakukan beberapa improvisasi saat mengerjakan gambar tampak
tersebut untuk menyesuaikan dengan desain ketika digambar.

40

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.39. Tampak 1

Tampak samping dari bangunan ini sendiri, tidak didesain oleh


arsitek, melainkan ini dikerjakan oleh praktikan langsung menggunakan
program

sketchup,

arsitek

hanya

mengarahkan

bahwa

beliau

menginginkan bukaan yang lebar. Pada desain ini praktikan menerapkan


konsep zigzag antara bukaan dan dinding massif dengan memainkan
material kaca dan bilik bambu (lihat gambar 4.40).

Gambar 4.40. Tampak 2

Pada tampak belakang bangunan ini (lihat gambar 4.41) yang telah
mengalami perubahan yang signifikan, pada dinding bagian belakang,
yang masih massa bangunan utama, praktikkan mengulang pola dari
tampak samping dengan melanjutkan pola bambu diagonal untuk
membentuk ruang terhadap bukaan dan dinding massif.

41

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.41. Tampak 3

Gambar 4.42 dan gambar 4.43 merupakan gambar gambar dari


perspektif eksterior dari bangunan rumah ibu anak Jatiluhur, ini
merupakan gambar keseluruhan yang akan dikirimkan kepada arsitek
untuk dipresentasikan kepada klien.

Gambar 4.42. Perspektif eksterior 1

Gambar 4.43. Perspektif eksterior 2

42

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Kemudian juga ada beberapa gambar dari perspektif interior yang


praktikan dokumentasikan, secara garis besar praktikan tidak mendesain
bagian interior, gambar suasana ini hanya bagian dari pengerjaan bagian
eksterior yang mencakup beberapa bagian interior (lihat gambar 4.44 dan
gambar 4.45).

Gambar 4.44. Perspektif interior lantai 1

Gambar 4.45. Perspektif interior lantai 2

Dan yang terakhir adalah gambar dari potongan bangunan untuk


memperlihatkan bagian dalam bangunan yang secara 2 dimensi, gambar
ini juga merupakan salah satu permintaan dari arsitek sebagai bahan
presentasi yang akan ditampilkan kepada klien. Disini terdapat 2 gambar
potongan masing-masing dari depan (gambar 4.46) dan potongan dari
samping (gambar 4.47).

43

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

Gambar 4.46. Potongan 1

Gambar 4.47. Potongan 2

44

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
5.1.1 Tentang Perusahaan
Saat perancangan konsep dan desain awal, PT. Tsana Mulia lebih
menekankan untuk menghasilkan desain menggunakan media sketsa
tangan agar lebih mudah dan cepat dalam menghasilkan alternatifalternatif desain. Untuk tahap berikutnya baru menggunakan media
seperti autocad atau sketchup untuk lebih akurat dalam hal ukuran dan
bisa lebih merasakan ruang dalam bentuk 3 dimensi.

Para pegawai di PT. Tsana Mulia bekerja dengan cukup professional,


bersahabat, santai tapi serius, hampir setiap pekerjaan diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Dalam hal ini praktikan mendapat
banyak pelajaran yang sangat berguna untuk lebih mematangkan
kemampuan praktikan baik dari segi ilmu maupun kedisiplinan.

Di PT. Tsana Mulia Praktikan merasakan suasana yang islami,


misalnya pada setiap hari selasa adanya tilawatil Quran bersama-sama
pada awal jam kerja ditambah lagi praktikan juga mengalami masa
kerja praktek pada saat memasuki bulan Ramadhan, suasana islami
yang sangat kental terlihat di PT. Tsana Mulia.

Jumlah pegawai PT. Tsana Mulia yang sedikit membuat mereka


mengerjakan beberapa proyek dan jabatan sekaligus, oleh karena itu
perlu adanya penentuan skala prioritas peroyek yang harus
diselesaikan terlebih dahulu, sering kali ketika pada suatu waktu
mengerjakan salah satu proyek tiba-tiba beralih mengerjakan proyek
yang lain.
45

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

PT. Tsana Mulia belum memiliki standar presentasi, sehingga hasil


akhir presentasi ditentukan oleh siapa yang mengerjakan. Bahkan
apabila dalam satu proyek presentasi dikerjakan oleh dua orang yang
berbeda, hasil akhir presentasi bisa jadi gabungan dari pekerjaan dua
orang tersebut yang digabungkan, tentu saja dengan gaya presentasi
yang berbeda bisa membuat presentasi tampak aneh.

5.1.2 Tentang Praktikan.


Pada proyek Eco resort yang praktikan kerjakan, banyak hal baik yang
praktikan dapatkan, mulai dari belajar membuat konsep dan alternatif
desain dengan cepat, belajar mendesain dari skala kecil dimulai dari
membuat detail-detail yang ingin diterapkan pada desain, walaupun
hal-hal seperti itu juga didapat selama perkuliahan, pengalaman dari
kerja praktek ini membantu mengingatkan kembali dan memperdalam
pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan diterapkan
langsung pada pekerjaan yang nyata. ini juga pertama kali praktikan
mendesain dengan konsep bambu, praktikan banyak belajar dari
arahan dan bimbingan yang diberikan oleh tim arsitek PT. Tsana
Mulia, apalagi setiap review, dihadiri oleh beberapa arsitek,itu
merupakan salah satu pengalaman berharga ketika mengamati
bagaimana mereka menilai dan memberi masukan terhadap desaindesain yang direview.

Pada proyek selanjutnya yaitu proyek rumah Ibu Anak Jatiluhur,


praktikan lebih banyak pengetahuan tentang bambu daripada proyek
sebelumnya, karena pada proyek ini konsep desain semuanya
menggunakan bambu, mulai dari struktur hingga material lantai.
Praktikan jadi lebih mengenal bagaimana bambu yang digunakan
sebagai struktur, material pendukung dan juga sambungan-sambungan

46

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

antara bambu dengan pondasi, maupun bambu dengan bambu. Pada


proyek ini praktikan juga mendapatkan wawasan tentang gambargambar detail, misalnya pertemuan antara lantai kayu dengan beton
dan beberapa hal lainnya. Mengenai pengetahuan tentang gambar
DED, praktikan juga mendapat wawasan dari proyek Rumah Pak Feri,
karena pada proyek ini praktikan membatu membuat gambar kerjanya.

5.2

Saran
5.2.1 Tentang Perusahaan dan proyek yang dikerjakan
Ketika praktikan hendak menyusun laporan, cukup susah untuk
mendapatkan informasi mengenai proyek-proyek yang praktikan
ikuti dikarenakan beberapa dari proyek yang PT. Tsana Mulia
dapatkan dari penunjukan tidak langsung membuat informasi tentang
proyek tersebut. Saran dari praktikan ialah selalu melengkapi setiap
data proyek darimanapun proyek tersebut didapat.

Dua proyek pokok yang praktikan kerjakan yaitu Eco resort di


daerah Gegerkalong, Bandung dan Rumah ibu anak Jatiluhur, tidak
semua peserta kerja praktek mendapatkan kesempatan untuk survey
ke tapak, praktikan salah satunya. Untuk proyek rumah ibu anak
survei ke tapak masih tidak terlalu berpengaruh terhadap desain,
karena sudah ada desain awal yang bisa dijadikan patokan.
Sedangkan untuk proyek Eco resort survei ke tapak merupakan hal
yang sangat penting mengingat yang di desain adalah resort.
Praktikan harus bisa merasakan alam sekitar tapak, poin apa yang
bisa menjadi potensi untuk dijual, selain dari resort itu sendiri. Saran
dari praktikan agar setiap proyek yang dikerjakan oleh siapapun juga
bisa mendapatkan informasi tentang proyek tersebut secara optimal
agar setiap orang yang mengerjakan proyek tersebut juga bisa
bekerja dengan lebih baik.

47

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

5.2.2 Tentang Praktikan


Selama praktikan melakukan kerja praktek di PT. Tsana Mulia,
mungkin banyak kesalahan-kesalahan yang praktikan lakukan baik itu
secara sengaja maupun tidak. Praktikan juga beberapa kali absen tanpa
kabar sehingga sempat ditegur oleh manejer kantor, kemudian masih
sedikitnya wawasan dari praktikan baik dalam hal ilmu arsitektur
maupun beberapa bidang yang terkait membuat praktikan kerepotan
dan kadang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Hal ini
menjadi bahan evaluasi bagi praktikan sendiri agar lebih disiplin dan
terus menambah wawasan baik tentang ilmu arsitektur dan bidang
yang terkait jika ingin tetap berada pada jalur arsitektur agar nanti
ketika memasuki dunia professional praktikan bisa menjadi personal
yang memiliki nilai saing.

48

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto Tjahjadi.
Jakarta : Erlangga. 1996
Ching, Francis D.K. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi 2. Jakarta :
Erlangga. 2000.
Frick, Heinz. Ilmu Konstruksi Bambu. Yogyakarta : Percetakan Kanisius. 2004.
Akmal, Imelda. Dkk. Bambu untuk Rumah Modern. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama. 2011.
P. Riendra. Laporan Kerja Praktik II. Bandung: Jurusan Teknik Arsitektur,
Universitas Komputer Indonesia, 2014.
P. Angga Sukandar. Laporan Kerja Praktik II. Bandung: Jurusan Teknik
Arsitektur, Universitas Komputer Indonesia, 2014.

https://destiasoewoyo.files.wordpress.com/2013/07/railing.png (2014)

http://arsindociptakarya.com/wp-content/uploads/2012/05/material-murahuntuk-rumah-1.jpg (2014)

http://www.van-buren.nl/uploads/wonderwall_interieurbouw_3_kl.jpg (2014)

http://farm4.static.flickr.com/3325/3558590910_37d4fa24d2_m.jpg (2014)

49

Laporan Kerja Praktek II


PT. Tsana Mulia
Eco Pesantren Bambu Resort

LAMPIRAN

50

Anda mungkin juga menyukai