BAB I
LAPORAN KASUS
I.
IDENTIFIKASI
Nama
: An. RS
Umur
: 7 tahun
II.
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Campang Tiga
MRS
: 30 Juni 2014
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: compos mentis
Nadi
: 84x/menit
Pernafasan
: 24x/menit
Suhu
: 36,5oC
Status Oftalmologikus
OD
OS
OD
OS
Visus
6/6
TIO
T=P=N+0
T=P=N+1
GBM
Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
Alis mata
Tenang
Tenang
Palpebra superior
Tenang
Edema
et inferior
Konjungtiva
Tenang
Hiperemis
Kornea
Jernih
Edema
BMD
Sedang, jernih
Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
Pupil
Sulit dinilai
Lensa
3mm
Jernih
Sulit dinilai
Segmen posterior
IV.
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin (30/6/2014)
V.
Hb
: 13,6 mg/dl
Leukosit
: 5.800 mm3
Trombosit
: 334.000
Waktu perdarahan
: 410
Waktu pembekuan
: 520
DIAGNOSIS KERJA
Hifema grade IV OS
VI.
VII.
VIII.
PENATALAKSANAAN
-
Informed consent
MRS
Paracetamol 4x250 mg
Pro parasentesis OS
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
1 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD
OS
OD
OS
Visus
6/6
1/300
TIO
T=P=N+0
T=P=N+0
GBM
KBM
Orthoforia
Segmen Anterior
- Alis mata
- Bulu Mata
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Tenang
Tenang
- Kornea
Jernih
Edema
- BMD
Sedang, jernih
- Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
- Pupil
3mm
- Lensa
Segmen Posterior
A/
Th/
Jernih
-
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Bed rest total dengan 2 bantal
Cefadroxil syrup 2x2 cth
Paracetamol 3x1
Asam tranexamat 3x250mg
Tobroson 4x1 gtt OS
Timol 0,25% 2x1 gtt OS
2 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD
OS
OD
OS
Visus
6/6
1/300
TIO
T=P=N+0
T=P=N+0
GBM
Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata
- Bulu Mata
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Tenang
Tenang
- Kornea
Jernih
Edema
- BMD
Sedang, jernih
- Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
- Pupil
3mm
- Lensa
Segmen Posterior
A/
Th/
Jernih
-
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Bed rest total dengan 2 bantal
Cefadroxil syrup 2x2 cth
Paracetamol 3x1
Asam tranexamat 3x250mg
Tobroson 4x1 gtt OS
Timol 0,25% 2x1 gtt OS
3 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD
OS
OD
OS
Visus
6/6
1/300
TIO
T=P=N+0
T=P=N+0
GBM
Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata
- Bulu Mata
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Tenang
Tenang
- Kornea
Jernih
Edema
- BMD
Sedang, jernih
- Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
- Pupil
3mm
- Lensa
Segmen Posterior
A/
Th/
Jernih
-
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Bed rest total dengan 2 bantal
Cefadroxil syrup 2x2 cth
Paracetamol 3x1
Asam tranexamat 3x250mg
Tobroson 4x1 gtt OS
Timol 0,25% 2x1 gtt OS
4 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD
OS
OD
OS
Visus
6/6
1/300
TIO
T=P=N+0
T=P=N+0
GBM
KBM
Orthoforia
Segmen Anterior
- Alis mata
- Bulu Mata
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Tenang
Tenang
- Kornea
Jernih
Edema
- BMD
Sedang, jernih
- Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
- Pupil
3mm
- Lensa
Segmen Posterior
A/
Th/
Jernih
-
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Bed rest total dengan 2 bantal
Cefadroxil syrup 2x2 cth
Paracetamol 3x1
Asam tranexamat 3x250mg
Tobroson 4x1 gtt OS
Timol 0,25% 2x1 gtt OS
5 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD
OS
10
OD
OS
Visus
6/6
1/300
TIO
T=P=N+0
T=P=N+0
GBM
Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata
- Bulu Mata
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Tenang
Tenang
- Kornea
Jernih
Edema
- BMD
Sedang, jernih
- Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
- Pupil
3mm
- Lensa
Segmen Posterior
A/
Th/
Jernih
-
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Bed rest total dengan 2 bantal
Cefadroxil syrup 2x2 cth
Paracetamol 3x1
Tobroson 4x1 gtt OS
Timol 0,25% 2x1 gtt OS
6 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD
OS
11
OD
OS
Visus
6/6
1/300
TIO
T=P=N+0
T=P=N+0
GBM
Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata
- Bulu Mata
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Tenang
Tenang
- Kornea
Jernih
Edema
- BMD
Sedang, jernih
- Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
- Pupil
3mm
- Lensa
Segmen Posterior
A/
Th/
Jernih
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Bed rest total dengan 2 bantal
Cefadroxil syrup 2x2 cth
Paracetamol 3x1
Tobroson 4x1 gtt OS
Timol 0,25% 2x1 gtt OS
7 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD
OS
12
OD
OS
Visus
6/6
1/60
TIO
T=P=N+0
T=P=N+0
GBM
Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata
- Bulu Mata
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Tenang
Tenang
- Kornea
Jernih
Edema
- BMD
Sedang, jernih
Darah (-)
- Iris
Gambaran baik
Sulit dinilai
3mm
3mm
- Pupil
- Lensa
Segmen Posterior
A/
Th/
Jernih
Keruh
Tidak dilakukan
Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
- Siloksan 4x1 gtt OS
- Tobroson 4x1 gtt OS
13
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
PENDAHULUAN
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera.
Bola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh tulang yang kuat.
Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda
asing dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan.
Meskipun demikian, mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan
akibat cedera, kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus
diangkat. Trauma pada mata harus diperiksa untuk menentukan pengobatan dan
menilai fungsi penglihatan.
Trauma mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada dewasa
muda. Kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah.
Dewasa muda, terutama pada pria yang merupakan kelompok yang kemungkinan
besar mengalami cedera tembus mata. Kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan
aki, cedera akibat olahraga, dan kecelakaan lalu lintas merupakan keadaankeadaan yang paling sering menyebabkan trauma mata.
Salah satu di antara sekian banyak penyebab kebutaan, yang sering
dijumpai adalah trauma tumpul pada mata.Walaupun trauma yang mengenai mata
tidak selalu merupakan penyebab utama dari kebutaan, namun merupakan faktor
yang cukup sering mengakibatkan hilangnya penglihatan unilateral. Maka dari itu,
masalah trauma pada mata masihmenjadi satu masalah yang perlu mendapat
perhatian dan menganggapnya sebagai salah satu kasus penyakit mata emergensi.
Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga
kemungkinan merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungtiva,
sklera, kornea dan lensa) dan struktur mata bagian belakang (retina dan
persarafan). Perdarahan di dalam Camera Oculi Anterior (COA) yang disebut
dengan hifema merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh
dokter spesialis mata.
15
Hifema dapat terjadi akibat trauma tembus ataupun trauma tumpul, dapat
juga perdarahan spontan.Biasanya darah ini berasal dari pembuluh darah iris
ataupun badan siliar yang pecah.Kadang-kadang pembuluh darah baru yang
terbentuk pada kornea pasca bedah katarak dapat pecah sehingga timbul hifema.
II.
DEFINISI
Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam COA, yaitu
daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
merobek pembuluh darah iris atau badan siliar (gambar 1).Hifema dapat terjadi
akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan
darah bercampur dengan aquous humor yang jernih. Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah COA dan hifema dapat memenuhi
seluruh ruang COA. Darah dalam cairan aquous humor dapat membentuk lapisan
yang terlihat. Jenis trauma yang menimbulkan hifema tidak perlu harus
menyebabkan perforasi bola mata.
Gambar 1
Ilustrasi hifema
III. EPIDEMIOLOGI
Penelitian menemukan 33% dari seluruh trauma mata yang serius
menimbulkan hifema, 80 % hifema terjadi pada pria, Perkiraan rata-rata kejadian
di Amerika Utara adalah 17-20/100.000 populasi/tahun. Sering pada pasien yang
berumur kurang dari 20 tahun dan pertengahan 30 tahun. Perbandingan antara pria
dan wanita adalah 3:1.
16
17
18
Gambar 2
A. Hifema grade I
B. Hifema grade II
C. Hifema grade III
D. Hifema grade IV
19
xanthogranuloma).
Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma).
MANIFESTASI KLINIK
Adanya riwayat trauma, terutama mengenai matanya dapat memastikan
adanya hifema. Pada gambaran klinik ditemukan adanya perdarahan pada COA
(dapat diperiksa dengan flashlight), kadang-kadang ditemukan gangguan visus.
Ditemukan adanya tanda-tanda iritasi dari conjunctiva dan pericorneal, penderita
mengeluh nyeri pada mata, fotofobia (tidak tahan terhadap sinar), sering disertai
blefarospasme, kemungkinan disertai gangguan umum yaitu letargi, disorientasi
atau somnolen.
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Terdapat penumpukan darah yang
terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk,
hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah COA, dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang COA. Selain itu, dapat terjadi peningkatan tekanan intra
ocular, sebuah keadaan yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya
glaucoma.Otot sfingter pupil mengalami kelumpuhan, pupil tetap dilatasi
(midriasis), dapat terjadi pewarnaan darah (blood staining) pada kornea, anisokor
pupil.
VIII. DIAGNOSIS
20
PENATALAKSANAAN
Biasanya hifema akan hilang sempurna. Bila perjalanan penyakit tidak
21
Koagulansia
Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun
22
Midriatika Miotika
Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat-obat golongan
23
24
PROGNOSIS
Prognosis dari hifema traumatik sangat tergantung pada tingginya derajat
KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling sering ditemukan pada traumatik hifema adalah
25
26
mungkin
masih
baik
dan
tekanan
intraokular
masih
27
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang anak RS, laki-laki usia 7 tahun datang dengan keluhan utama mata
kiri kabur setelah terkena ketapel. Dari anamnesis riwayat perjalanan penyakit,
diketahui bahwa mata kiri kabur sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya pasien terkena ketapel temannya tepat di mata kirinya. Pasien merasa
kepalanya sakit jadi ibunya memijat kepalanya.
2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien dibawa berobat ke bidan diberi
obat syrup dan obat tetes mata. Pasien tidak sembuh tetapi bertambah parah.
Pasien lalu datang ke RSUD Kayuagung.
Dari riwayat perjalanan penyakit terlihat bahwa pasien mengalami trauma
tumpul. Hal ini mengindikasikan perlunya tindakan operasi segera untuk
menghindari kemungkinan komplikasi.
Dari riwayat penyakit dahulu, tidak ditemukan adanya riwayat kencing
manis, riwayat trauma pada mata dan riwayat memakai kacamata. Dari riwayat
penyakit dalam keluarga, diketahui bahwa tidak ada yang memiliki penyakit yang
sama.
Hasil pemeriksaan fisik status generalis pasien masih dalam batas normal
sedangkan dari status oftalmologikus didapatkan bahwa VOD 6/6, VOS 0, TIO
OS T = N+1, Palpebra superior dan inferior OS edema, Konjungtiva OS
hiperemis, Kornea OS edema, BMD OS darah di seluruh BMD, Iris Pupil dan
Lensa OS sulit dinilai. Seluruh pemeriksaan mengarahkan pada diagnosis hifema.
Penatalaksanaan untuk kasus ini adalah dengan Bed Rest total dengan 2
bantal, Timol 0,25% 2x1 gtt OS, Tobroson 4x1 gtt OS, Asam Tranexamat 3x250
mg, Paracetamol 4x250 mg serta rencana parasentesis OS.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Supartoto A, Utomo PT. Trauma Mata dan Rekonstruksi. Dalam : Ilmu
Kesehatan Mata. Jogjakarta : Fakultas Kedokteran Gadjah Mada; 2007.
Hlm 317-44.
2. Vaughan, dkk. Trauma. Dalam : Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran ECG; 2010. Hlm 380-9.
3. Vaughan, dkk. Anatomi dan Embriologi Mata. Dalam : Oftalmologi
Umum. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010.
4. Morrison JC, Freedo TF, Toris CB. Anatomy and Physiology of Aqueous
Humor Formation. In : Glaucoma Science and Practice. New York :
Thieme; 2003.
5. Ilyas S. Trauma Mata. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. Hlm 263-5.