Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Hujan Terhadap Bangunan

Iklim Indonesia yang tropis lembab berbeda dengan iklim negara empat musim atau
negara dengan iklim tropis kering seperti daerah Timur Tengah. Hal ini
menyebabkan bangunan di Indonesia harus memperhatikan iklim tropis basah ini,
diantaranya adalah menyangkut tentang hujan dan bagaimana bangunan
beradaptasi dengan hujan. Tak jarang bangunan di Indonesia didesain dengan
dasar yang salah kaprah tentang bagaimana mengatasi hujan. Desain dengan gaya
modern minimalis, mediterania atau klasik yang berasal dari luar negeri sebaiknya
didesain dengan memperhatikan curah hujan yang tinggi ini.
Bagi Anda yang tinggal di daerah dengan curah hujan tinggi, beberapa hal berikut
perlu kita perhatikan dalam merancang bangunan rumah atau lainnya:

Atap bangunan yang terbaik adalah yang dapat menjadi payung bangunan,
seperti bila kita sedang memakai payung untuk berlindung saat hujan.
Atap yang mirip payung dapat melindungi, namun seperti orang yang
berpayung juga, percikan air yang jatuh ke tanah masih bisa mengenai
bagian bawah bangunan seperti kaki dinding. Hal ini menyebabkan dinding
yang terkena air hujan sebaiknya diberi lapisan trasraam (kedap air) yang
baik.
Desain atap yang terbaik yang sudah teruji adalah desain atap dengan
genteng yang memang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat, adapun
berbagai macam genteng dan bentuknya bisa kita jumpai beraneka ragam
saat ini. Desain atap datar juga bisa digunakan, namun membutuhkan
penanganan khusus agar tidak merembes air, misalnya dengan memberikan
pelapis anti rembes. Jenis atap lain seperti rangka baja dengan penutup
galvalum juga cukup populer saat ini.
Pintu atau jendela yang terkena air hujan atau cipratannya haruslah dapat
menahan air hujan pula dalam arti dibuat dari bahan yang tahan air, misalnya
kayu yang kuat seperti kayu jati, atau bahan aluminium, UPVC dan
sebagainya.
Konstruksi bangunan dapat melemah bila terkena air hujan terus menerus,
misalnya terkena tetesan air terus menerus pada bagian struktur yang
terbuka, misalnya kolom dan balok yang terbuka. Selain itu juga dapat
menimbulkan korosi pada bahan besi yang kurang terlindung cat atau pelapis
lainnya.
Pada daerah pesisir pantai, kadar garam yang tinggi juga lebih merusak pada
material besi.
Air hujan sebaiknya bisa dibuang dari sekitar bangunan dengan membuatkan
sistem drainase yang baik. Saat ini alternatifnya juga menggunakan kembali
air hujan dengan cara menampungnya dalam tong tadah hujan untuk

digunakan keperluan lainnya seperti menyiram tanaman dan mencuci bendabenda. Biopori juga bisa dibuat pada tanah dan area sekitar taman, biopori
merupakan lubang-lubang di tanah yang dapat menyerap air hujan sehingga
tidak terlalu membuat banjir disekitar rumah.

DAMPAK HUJAN TERHADAP BANGUNAN


Musim hujan memang ditunggu dikala kemarau, tapi musim hujan yang tiada henti
juga mengganggu kehidupan kita dan menimbulkan masalah rumah setelah hujan
berlalu.
Seperti kita ketahui, perubahan musim seringkali meninggalkan kerusakan pada
beberapa bagian rumah kita. Bermacam sebab yang diakibatkan oleh perubahan
musim, semisal pergeseran tanah, rembesan air dari atap atau genting, dinding
retak retak, dan sebagainya.
Antisipasi dan perawatan yang baik pada rumah merupakan salah satu cara dalam
menghindari kajadian tersebut. Setelah membaca artikel ini, setidaknya kita bisa
mempersiapkan diri untuk memperbaiki kerusakan rumah yang mungkin akan
terjadi.

Lantai keramik terangkat


Lantai seringkali mengalami permasalahan akibat perubahan cuaca, dimana hal ini
biasanya diakibatkan oleh pergeseran tanah. Bila terjadi pergeseran tanah
permukaan, biasanya pelapis lantai dari keramik terangkat. Faktor berpengaruh
lainnya adalah kualitas perekat keramik yang tidak stabil.
Penggunaan adukan manual atau dilakukan oleh tenaga manusia yang tidak merata
dapat mempercepat terangkatnya keramik ketika terjadi pergeseran tanah. Ciri
cirinya adalah permukaan lantai tidak datar dan bila diinjak lantainya ambles.
Bilamana keramik yang terangkat kondisinya cukup parah, lepaskan keramik pada
bagian yang rusak dan pasang keramik baru dengan menggunakan semen atau
perekat keramik khusus agar daya rekatnya bisa lebih maksimal.

Keretakan Dinding
Retak dinding adalah sering kali kita jumpai pada sebagian rumah. Pengadukan
konvensional yang dilakukan pada tanah (membawa campuran tanah) juga bisa
menyebabkan terjadinya keretakan.
Keretakan didinding digolongkan menjadi dua, yakni retak struktur dan retak rambut.
Retak struktur adalah keretakan yang terjadi pada dinding seperti terbelah dari atas
kebawah maupun horisontal, sedang retak rambut berupa garis-garis tipis yang
membentuk banyak pecahan.

Retak rambut sangat mudah diperbaiki, cukup dengan plamir, waterproofind dan cat
sudah bisa kita tutup retakan tersebut dengan baik. Keretakan pada dinding dapat
mengakibatkan rembesan air ke dalam ruangan yang bisa menimbulkan kerusakan
pada cat dan berkembangnya jamur dan bilamana rembesan air yang terus menerus
pada saat musim hujan maka lambat laun akan menimbulkan noda dan cat
mengelupas.

Cat Mengelupas
Mengelupasnya cat sangat dipengaruhi oleh kualitas cat yang digunakan. Perlu
anda ketahui bahwa cat bersifat makin lama makin keras, sehingga tidak dapat
mengikuti pergerakan permukaan dinding. Cat berkualitas rendah daya rekatnya
tidak maksimal sehingg bisa berakibat lapisan dempul terangkat bisa diberi lapisan
cat akhir. Demikian pula bisa kualitas dempul tidak cocok dengan cat akan
menyebabkan terjadi pengelupasan. Pengelupasan cat lebih beresiko terjadi pada
permukaan cat lama, karena cat lama yang sudah termakan usia, kualitasnya
kurang baik, dan aplikasi pengecatan yang kurang tepat.
Bagaimana mengatasinya? kita bersihkan dulu bagian cat yang mengelupas dan
kemudian ratakan permukaannya, sehingga tidak terjadi perbedaan ketebalan. Beri
lapisan cat dasar agar lapisan cat akhir dapat melekat dengan sempurna.

Noda di Plafon
Atap rumah yang bocor di waktu hujan akan menyisakan masalah di musim
selanjutnya. Dimana bahan plafon yang menggunakan tripleks atau gypsum sangat
mudah dihinggapi jamur. Ciri cirinya mudah diketahui yakni permukaan plafon
menguning dan bila dibiarkan akan menimbulkan noda hitam.
Bila plafon terbuat dari bahan tripleks, maka kita harus mengganti seluruh plafon.
Bilamana kita menggunakan gypsum, maka cukup memperbaiki area yang bernoda.
Perbaikan plafon dari bahan gypsum sangat mudah, bila area plafon yang terkena
noda tidak terlalu meluas maka cukup mengganti gypsum sesuai ukuran yang rusak.
Kemudian kita dapat mencat ulang pada seluruh area plafon sehingga area
tambalan gypsum yang rusak akan terlihat baru kembali.

HUJAN ASAM
Sejarah hujan asam :
Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota
penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan
hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai

digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah
pada kehancuran alam.
Walaupun hujan asam ditemukan pada tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para
ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini.
Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat pada tahun
1990-an setelah di New York Times memuat laporan dari Hubbard Brook
Experimental Forest di New Hampshire tentang banyaknya kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh hujan asam.

DAMPAK TERHADAP BANGUNAN :


mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur,
pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat
terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam
dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan
kristal pada batuan yang telah menguap.

Tips Mempersiapkan Rumah Menghadapi Musim Hujan


Seringkali kita direpotkan dengan masalah-masalah yang timbul saat musim hujan
tiba. Tidak hanya masalah kesehatan yang rentan penyakit seperti flu, batuk pilek,
demam berdarah, diare, dll, namun juga dampak hujan terhadap rumah. Untuk itu,
ketika kita mulai membangun sebuah rumah, konsep rumah yang dirancang harus
memikirkan solusi ketika musim hujan tiba. Berikut ini tips mempersiapkan rumah
menghadapi musim hujan sehingga saat musim hujan tiba tidak perlu kerepotan lagi.
ATAP
Masalah kebocoran pada atap adalah hal yang paling sering dijumpai pada rumahrumah pada musim hujan. Untuk itu tidak ada salahnya jika rutin 3 bulan sekali
melakukan pemeriksaan pada atap rumah, apakah ada retak-retak, perlukah
genteng yang lama diganti, atau adakah kayu pada atap yang mulai lapuk.
Perhatikan juga daerah bubungan atap karena plester semen pada bagian tersebut
mudah bocor.
Jika terdapat retak rambut pada atap, berikan kawat kasa dan lapisi dengan
waterproof. Untuk retak besar, perlu dibobok dan diplester kembali.
Sangat disarankan untuk menggunakan alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis
antara plafon dan genteng. Aluminium foil tersebut berfungsi untuk mengurangi

penyerapan panas, menghindari tampias jika ada ketidaksempurnaan dalam


pemasangan genteng, sehingga air yang masuk dari genteng akan turun ke plank
dan tak masuk ke dalam rumah.
Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara rembesan air, lama-lama bisa lapuk dan
rubuh. Selain merusak estetika dan membahayakan, biaya perbaikannya pun jadi
lebih mahal.
Untuk atap asbes, pemasangan paku baut harus dilapisi karet, lalu dipelingkut di
area pakunya baru kemudian di bor agar saat hujan air tidak merembes melalui
celah lubah paku.
DINDING
Saat musim hujan, biasanya dinding rumah menjadi lembab dan terdapat rembesan
dari atap rumah. Namun jika atap rumah sudah terlebih dahulu diperbaiki dan diberi
waterproof, maka kemungkinan besar rembesan air hujan tidak akan masuk.
Untuk dinding outdoor, sebaiknya gunakan pelapisan weathershield sebagai
pelindung terhadap jamur agar dinding tak bernoda hitam. Namun jika terlanjur
berjamur, dinding perlu dikerok dahulu, kemudian dicat kembali dan diberi
waterproof.
Dinding yang retak juga harus dibobok, kemudian diplester ulang dan lapisi dengan
waterproof.
Dinding luar yang menggunakan batu alam perlu perhatian ekstra karena
mempunyai resiko berlumut dan berjamur lebih tinggi dibandingkan dengan dinding
yang dicat. Untuk itu lapisi batu alam dengan vernis dan precoat setiap 6 bulan
sekali agar kondisinya selalu terjaga. Jika berlumut atau berjamur, terpaksa harus di
kikis dengan gerinda dan dapat merusak tektur batu.
Jika ada parapet di dinding, berikan kemiringan pada parapet agar air hujan tidak
mengikis parapet secara langsung.
LANTAI
Lantai dalam rumah sebaiknya lebih tinggi daripada teras dan usahakan jangan
menggunakan lantai materi indoor untuk ruangan outdoor. Tampiasan air hujan yang
jatuh ke lantai teras dapat diakali dengan membuat overstek.
Agar air hujan tidak masuk kedalam rumah saat musim hujan, level ketinggian

rumah harus lebih tinggi dari level jalan.


LAMPU OUTDOOR
Lampu outdoor pun juga perlu diperhatikan. Apakah kabel tetap terbungkus rapi atau
tidak? Karena bila ada kabel yang terkelupas apalagi telanjang akan sangat
membahayakan. Selain dapat terjadi arus pendek, kabel yang terendam air dengan
kondisi terkelupas dan telanjang bisa menghantarkan listrik dan akibatnya
menyetrum orang yang kontak langsung dengan air tersebut. Sebaiknya gunakan
aliran DC untuk lampu taman atau luar rumah agar lebih aman karena tak
menghantar listrik.
SALURAN RIOL KOTA DAN SEPTIK TANK
Bersihkan parit dan saluran air dari kotoran secara rutin agar tidak tersumbat akibat
kotoran dan sampah dan menggenang. Saluran riol rumah yang menuju ke parit,
sebaiknya diberi kemiringan untuk mencegah tergenangnya air.
Pasangkan kasa di mulut riol untuk mencegah masuknya tikus.
Untuk menghindari macetnya saluran pembuangan air pada kamar mandi, bagilah
daerah-daerah yang kadar air tanahnya memang tinggi dan buat ruang rembesan air
yang lebih besar. Lebih baik lagi jika lahan tanah tempat tinggalnya tinggi karena air
dapat langsung merembes ke tanah. Tapi jika lahan termasuk daerah banjir dan
kadar air dalam tanahnya tinggi, sebaiknya perlu dibuat lebih dari satu daerah
rembesan sedalam 3-4 meter
PENGARUH ANGIN
Pendahuluan
Antara curah hujan dan seluk beluk angin, terlebih di kawasan nusantara yang
berupa arkipel, ada hubungan sebab musabab yang sangat erat. Yang disebut angin
pada dasarnya adalah hawa udara yang bergerak. Gerak itu disebabkan karena
bagian-bagian udara didorong dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Dan karena biasanya tempat yang dingin relatip lebih
bertekanan tinggi daripada yang panas, maka arus angin biasanya mengikuti
dorongan mengalir dari yang dingin kea rah yang relatiop panas.

Gerakan angin tersebut ada yang bersifat makro, yakni yang mempunyai daerah
sebab musabab antarbenua dan antarsamudra, jadi berkawasan gerak yang sangat
luas. Lainnya adalah mikro atau lebih baik disebut angin-angin lokal.
TEKANAN DAN HISAPAN ANGIN
Sering orang-orang Jawa kuno dikeritik oleh kaum teknik, karena mereka membuat
konstruksi soko-guru dan balok-balok tumpuk pada rumah-rumah atau pendopopendopo joglo jawa kuno, yang dianggapnya menghamburkan kayu dan karenanya
mahal. Maka pernah suatu lembaga resmi membuat pendopo joglo dengan
konstruksi ringan dan ekonomis. Satu kali terkena angin kencang dan
merubuhkannya. Ternyata arsitek nenek moyang kita lebih hebat terhadap pengaruh
angin dan hisapan angin.
Cara-cara untuk mengatasinya adalah
a. Buatlah tanggul atau perisai di luar rumah, di tepi halaman misalnya dengan
penanaman pohon-pohon yang tepat untuk dijadikan perisai. Pohon yang paling
ideal adalah yang cepat bertumbuh tetapi berumur awet, akarnya kuat menahan
angin dan kayunya elastic, daunnya kecil dan halus, luwes atau elastic juga
menahan tekanan angin tanpa mudah rontok dan patah, sedapat mungkin berguna
atau sedikitnya tidak mengurangi kesuburan tanah. Dari segi fisik, pohon-pohoin
cemara yang tinggi yang ditanam rapat sungguh sangat baik dijadikan dinding
penaggulangan angin. Akar-akarnya kuat dan hampir tidak bias tumbang. Lagi ia
praktis sebagai penahan halilintar.
b. Pilihlah tanah persil yang terlindung pada lereng di belakang gunung dan
sebagainya, yang sebenarnya juga berprinsip sebagai perisai. Dari penyelidikan
angin local, orang dapat menarik kesimpulan tempat-tempat mana yang terkena
angin.
c. Dari penelitian tanah di sekitar rumah yang aka dibangun, orang dapat
memanfaatkan efek rem dari tanah yang tidak rata atau penuh dengan pohon dan
predu semak-semak. Sehingga angin yang dating sudah terhambat dan
kecepatannya berkrang.
d. Buatlah gedung yang relative rendah untuk untuk daerah-daerah angin kencang,
dengan atap yang tidak berlereng curam.
e. Bentuk dan konstruksi gedung pun harus diwujudkan begitu rupa, sehingga dayadaya tekanan positif di pihak angin mendapat sanggahan yang memadai dan

berfungsi sebagai perisai juga. Sedangkan di pihak hisapan negative daya hisap di
jawab dengan daya tarik menahan bagian-bagian yang mudah terpental keluar.

PENGARUH ANGIN TERHADAP BANGUNAN


DEFINISI
Angin adalah udara yang bergerak karena bagian-bagian udara didorong dari
daerah bertekanan tinggi (suhu dingin) ke daerah yang bertekanan rendah (suhu
panas).
Perbedaan tekanan dapat dicapai oleh :
1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan.
2. Perbedaan suhu yang vertikal akan menimbulkan perbedaan berat jenis.

PRINSIP VENTILASI HORISONTAL


Disebabkan oleh arus angin yang datang horisontal dari sumber angin. Perbedaan
tekanan yang timbul dalam menyusun letak gedung bisa dimanfaatkan, yaitu :
1. Menciptakan perbedaan suhu udara pada sisi gedung.
Satu sisi di buat sejuk, sisi lain dibuat panas sehingga terjadi aliran udara.
Misal:
- Dibuat kolam yang dapat membantu udara tetap lembab
- Penanaman pohon rindang

Gambar 1. Pohon-pohon cemara yang tinggi dan yang ditanam rapat sungguh baik
dijadikan dinding penanggulangan angin. Akar-akarnya kuat bertahan dan hampir
tidak bisa tumbang. Juga praktis dapat berfungsi sebagai penyalur/penahan bahaya
petir.

2. Membuat lubang-lubang ventilasi dalam ruangan pada dinding-dinding yang


saling berhadapan (ventilasi silang).
3. Atap dibuat sedemikian rupa, sehingga udara panas yang terkumpul dapat
digantikan dengan udara segar.
Misal:
- Atap dari genteng memiliki banyak rongga, dapat membantu mengalirkan udara
yang terkumpul pada atap.
- Atap diberi lapisan aluminium foil dibawah genteng untuk merefleksikan panas.
- Permainan tinggi rendah plafond dapat membantu terjadinya proses ventilasi
silang.
PRINSIP VENTILASI VERTIKAL
Aliran udara terjadi karena perbedaan berat jenis udara luar dan dalam bangunan.
Berat jenis kecil udara mengalir ke atas, berat jenis besar udara mengalir ke bawah
(efek cerobong).
GERAKAN ANGIN
Gerakan angin dibedakan menjadi:
1. Kawasan mikro : angin setempat (cepat berubah, waktu singkat).
2. Kawasan makro : angin antar benua dan samudra (penyebab adanya siklus
musim kemarau dan hujan).
SKALA BEAUFORT UNTUK KECEPATAN ANGIN
Alat untuk mengukur kecepatan angin : anemometer (km/jam, mil/jam, m/s).
Sir Francis Beaufort (1808), ahli ilmu bumi Inggris, melakukan pengamatan gerak
asap yang mengepul ke atas sehingga membagi angin menjadi 12 bagian, yaitu:
Nomor
Beaufort
0
1
2
3
4
5
6

Gejala
Asap mengepul vertical
Arah angin tampak dari serabut-serabut
lepas dari asap.
Angin terasa di wajah. Daun berisik. Kepulan
asap condong menunjukkan arah angin
Daun dan ranting kecil bergerak terus dan
dapat mengibarkan bendera ringan.
Menghambur debu dan menerbangkan
kertas.
Pohon-pohon kecil bergoyang
Cabang-cabang besar pohon bergerak.
Payung sulit dikuasai

Kecepatan
(mph)
<1

kmph
4,6

13

1,6 4,8

47

6,4 11,2

8 12

12,8 19,2

13 18

20,8 29,6

19 24

31,2 39,2

25 31

40,8 50,4

Pohon-pohon bergoyang. Berjalan melawan


angin harus cukup bertenaga.
Dahan-dahan kecil putus. Berjalan melawan
angin sulit.
Timbul kerusakan-kerusakan kecil pada
bangunan. Genting-genting mulai
berterbangan.
Pohon-pohon ambruk. Kerusakan bangunan
lebih parah.

32 38

52 61,6

39 46

63,2 74,4

47 54

76 87,2

11

Malapetaka kerusakan meluas

64 75

12

Angin taufan (hurricane)

> 75

7
8
9
10

55 63

88,8
103,6
105,2
120
120

BEBAN ANGIN
Besarnya beban angin yang bekerja pada struktur bangunan tergantung dari
kecepatan angin, rapat massa udara, letak geografis, bentuk dan ketinggian
bangunan, serta kekakuan struktur. Bangunan yang berada pada lintasan angin,
akan menyebabkan angin berbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi
kinetik dari angin akan berubah menjadi energi potensial, yang berupa tekanan atau
hisapan pada bangunan.

Gambar 2. Pengaruh angin pada bangunan

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi besarnya tekanan dan hisapan pada
bangunan pada saat angin bergerak adalah kecepatan angin. Besarnya kecepatan
angin berbeda-beda untuk setiap lokasi geografi. Kecepatan angin rencana biasanya
didasarkan untuk periode ulang 50 tahun. Karena kecepatan angin akan semakin
tinggi dengan ketinggian di atas tanah, maka tinggi kecepatan rencana juga

demikian. Selain itu perlu juga diperhatikan apakah bangunan itu terle tak di
perkotaan atau di pedesaan. Seandainya kecepatan angin telah diketahui, tekanan
angin yang bekerja pada bagunan dapat ditentukan dan dinyatakan dalam gaya
statis ekuivalen.
Pola pergerakan angin yang sebenarnya di sekitar bangunan sangat rumit, tetapi
konfigurasinya telah banyak dipelajari serta ditabelkan. Karena untuk suatu
bangunan, angin menyebabkan tekanan maupun hisapan, maka ada koefisien
khusus untuk tekanan dan hisapan angin yang ditabelkan untuk berbagai lokasi
pada bangunan.
Untuk memperhitungkan pengaruh dari angin pada struktur bangunan, pedoman
yang berlaku di Indonesia mensyaratkan beberapa hal sebagai berikut:
- Tekanan tiup angin harus diambil minimum 25 kg/m.
- Tekanan tiup angin di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai, harus
diambil minimum 40 kg/m.
Untuk tempat-tempat dimana terdapat kecepatan angin yang mungkin
mengakibatkan tekanan tiup yang lebih besar. Tekanan tiup angin (p) dapat
ditentukan berdasarkan rumus empris:
p = V/16 (kg/m)
dimana V adalah kecepatan angin dalam satuan m/detik.
Berhubung beban angin akan menimbulkan tekanan dan hisapan, maka
berdasarkan percobaan-percobaan, telah ditentukan koefisien-koefisien bentuk
tekanan dan hisapan untuk berbagai tipe bangunan dan atap. Tujuan dari
penggunaan koefisien-koefisien ini adalah untuk menyederhanakan analisis.
Sebagai contoh, pada bangunan gedung tertutup, selain dinding bangunan, struktur
atap bangunan juga akan mengalami tekanan dan hisapan angin, dimana besarnya
tergantung dari bentuk dan kemiringan atap (Gambar 4). Pada bangunan gedung
yang tertutup dan rumah tinggal dengan tinggi tidak lebih dari 16 m, dengan lantailantai dan dinding-dinding yang memberikan kekakuan yang cukup, struktur
utamanya (portal) tidak perlu diperhitungkan terhadap angin.

Gambar 3. Koefisien angin untuk tekanan dan hisapan pada bangunan

Pada pembahasan di atas, penga ruh angin pada bangunan dianggap sebagai
beban-beban statis. Namun perilaku dinamis sebenarnya dari angin, merupakan hal
yang sangat penting. Efek dinamis dari angin dapat muncul dengan berbagai cara.
Salah satunya adalah bahwa angin sangat jarang dijumpai dalam keadaan tetap
(steadystate). Dengan demikian, bangunan gedung dapat mengalami beban yang
berbalik arah. Hal ini khususnya terjadi jika gedung berada di daerah perkotaan.
Seperti diperlihatkan pada Gambar 3, pola aliran udara di sekitar gedung tidak
teratur. Jika gedung-gedung terletak pada lokasi yang berdekatan, pola angin
menjadi semakin kompleks karena dapat terjadi suatu aliran yang turbulen di antara
gedung-gedung tersebut. Aksi angin tersebut dapat menyebabkan terjadinya
goyangan pada gedung ke berbagai arah.
Angin dapat menyebabkan respons dinamis pada bangunan sekalipun angin dalam
keadaan mempunyai kecepatan yang konstan. Hal ini dapat terjadi khususnya pada
struktur-struktur yang actore fleksibel, seperti struktur atap yang menggunakan
kabel. Angin dapat menyebabkan berbagai distribusi gaya pada permukaan atap,
yang pada gulirannya dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk, baik
perubahan kecil maupun perubahan yang besar. Bentuk baru tersebut dapat
menyebabkan distribusi tekanan maupun tarikan yang berbeda, yang juga dapat
menyebabkan perubahan bentuk. Sebagai akibatnya, terjadi gerakan konstan atau
flutter (getaran) pada atap. Masalah flutter pada atap merupakan hal penting dalam
mendesain struktur fleksibel tersebut. Teknik mengontrol fenomena flutter pada atap
mempunyai implikasi yang cukup besar dalam desain. Dengan Efek dinamis angin
juga merupakan masalah pada struktur bangunan gedung bertingkat banyak, karena
adanya fenomena resonansi yang dapat terjadi.

KECEPATAN ANGIN
Secara umum, kecepatan angin terus bertambah seiring dengan pertambahan
ketinggiannya, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Tingkat pertambahan
kecepatan angin ini merupakan faktor dari kekasaran tanah, yang awalnya

diperlambat dari tanah hingga makin cepat sesuai pertambahan ketinggian. Semakin
banyak halangan pada keadaan sekeliling (pohon, gedung, rumah, dsb), ketinggian
yang diperlukan angin untuk mencapai kecepatan maksimum (Vmax) juga semakin
besar.

Gambar 5. Kecepatan maksimum angin

PENYEBAB, AKIBAT DAN UPAYA PENCEGAHAN


Penyebab yang sering mengakibatkan kerusakan bangunan akibat angin:
1. Dimensi kekecilan
2. Akibat Puntir
3. Mutu beton tidak memenuhi syarat
4. Pembesian tidak benar
5. Metode pelaksanaan tidak benar
6. Kesalahan pelaksanaan
Akibat yang timbul pada bangunan:
1. Bangunan terangkat
2. Bangunan bergeser dari pondasinya
3. Robohnya bangunan
4. Atap terangkat
5. Bangunan rusak
Upaya preventif tekanan dan hisapan adalah dengan cara:
1. Penerapan prinsip tanggul atau perisai, misalnya dengan pohon tinggi berdaun
rapat, atau dengan pagar tembok dengan memberi perkuatan berupa kolom praktis

pada jarak 3 4 meter dan kolom perkuatan yang miring posisinya pada jarak 6 8
meter, serta menggunakan slop dan balok atas dinding.
2. Lokasi terlindungi. Bangunan berada pada permukaan tanah yang lebih rendah,
sehingga angin yang bergerak tertahan oleh permukaan tanah yang tinggi.
3. Menanam pohon pada jarak yang cukup (minimal 6 meter) dari bangunan.
4. Ketinggian bangunan dan penggunaan atap yang tidak curam.
5. Membangun bangunan baru atau rumah atau lainnya, memerhatikan persyaratan
penting, yaitu:
- Lebar atau bentang bangunan idealnya
- Bahan kerangka bangunan
- Hubungan antar unsur (slop, kolom, balok ring, dll)
- Hubungan kuda-kuda dengan ring balok
- Bahan kuda-kuda dengan menggunakan baja atau kayu
- Terjadi momen pada hubungan kuda-kuda dan ring balok.

Baca lebih lengkap:


o astudioarchitect.com: Pengaruh hujan pada
bangunan http://www.astudioarchitect.com/2012/05/pengaruh-hujan-padabangunan.html#ixzz2frTJpqvh
o http://eb12architecture07.blogspot.com/2009/11/pengaruh-angin-dalamperancangan.html
o http://triwins.blogspot.com/2012/06/dampak-efek-hujan-dan-hujan-asam.html
o file:///C:/Users/karyoso/Downloads/pengaruh-angin-pada-bangunan.html

Anda mungkin juga menyukai