menentukan
titik
ukur
ialah
dengan
cara
mengukur
garis
yang
Gambar 1
Halaman 1
Tampak Depan
Tampak Kiri
Tampak Atas
Gambar 2
Halaman 2
6) Perhatikan titik potong yang ada pada garis A-TL1, dan A-TL2.
7) Hubungkan titik-titik potong tersebut ke TL hadapannya. Titik potong di kanan
dihubungkan ke TL1 (kiri) dan sebaliknya. Lihat Gambar 3.
Gambar 3
Halaman 3
8) Berikutnya menentukan alas benda. Cara mentukan alas benda kita perhatikan
bagian sisi bawah gambar denah yang tampak depan dan tampak samping.
Bentuk dan ukuran sisi bawah itulah yang kita jadikan pedoman menentukan
posisi alas pada gambar perspektif kita. Lihat Gambar 4.
Gambar 4
Halaman 4
Gambar 5
Halaman 5
11) Saatnya membentuk obyek bagian terdekat dengan kita. Dengan cara meniru
bentuk gambar denah dibuat sesuai kesan perspektif yaitu dengan mengikuti
garis-garis yang sudah ditarik pada langkah sebelumnya menuju TL 1 dan TL2.
Buatlah garis obyek itu dengan warna lain atau dengan ketebalan lain dibanding
dengan garis-garis bantu. Lihat Gambar 6.
Gambar 6
Halaman 6
12) Jika obyek bagian terdekat dengan kita. Sekarang buatlah obyek terjauh dengan
kita (belakang). Buatlah garis obyek yang bagian belakang dengan putus -putus
agar mengesankan obyek bagian belakang yang terhalang oleh obyek bagian
yang terdekat dengan kita (depan).
13) Selesailah gambar perspektif kita. Lihat Gambar 7.
Gambar 7
Halaman 7
C. Menentukan Bayangan
Bayangan akan terbentuk apabila ada sinar yang datang menuju obyek kita. Sinarsinar tersebut kita gambarkan dengan garis-garis yang menuju tanah yang terhalang
oleh obyek perspektif kita. Kemiringan sinar-sinar tersebut tentunya akan
membentuk sudut tertentu. Untuk lebih jelasnya tentang pemaham bayangan
tersebut, ikutilah langkah-langkah berikut ini :
1) Perhatikan keterangan tentang datangnya arah sinar. Jika sinar dari arah kiri
maka bayangan kita buat di sebelah kanan obyek. Selain itu juga perhatikan
sudut yang ditimbulkan oleh sinar tersebut terhadap tanah. Dalam gambar 8
membentuk sudut 30 terhadap tanah.
2) Untuk mempermudah cari terdahulu titik tertinggi obyek yang akan menimbulkan
bayangan. Misal cari bayangan terlebih dahulu dari titik atas yang mempunyai
titik alas menempel di GT (titik A). Lihat Gambar 8.
Gambar 8
Halaman 8
3) Masih gambar 8, hubungkan penggaris dari titik atasnya titik A menuju GT, maka
yang terlihat adalah segitiga siku-siku yang jumlah sudutnya adalah 180 . Dari
situ kita bisa menghitung masing-masing sudut. Jika yang diminta adalah sudut
30 terhadap tanah, dan ada sudut siku-siku 90 , maka yang kita ukur adalah
sisa sudutnya yaitu sebesar 60 diukur dari titik atas obyek dengan busur sesuai
arah sinar ke tanah. Tarik sudut tersebut dari ujung obyek menuju GT. Titik yang
menyentuh GT itulah hasil bayangannya.
4) Lakukan hal yang sama terhadap titik-titik atas lain. Buatlah garis bantu
mendatar pada masing-masing titik alas obyek yang lain (lepas dari GT) sejajar
dengan GT. Dan akhirnya ada titik temu pada garis-garis bantu mendatar
tersebut yang merupakan titik-titik bayangan. Lihat Gambar 9.
Gambar 9
Halaman 9
5) Hubungkan titik-titik bayangan tersebut dari tik satu ke titik yang lainnya
mengikuti arah sesuai dengan bentuk obyek perspektifnya. Lihat Gambar 10
Gambar 10
Halaman 10
6) Arsirlah area di luar obyek perspektif yang sudah dibatasi oleh garis-garis
penghubung tadi. Jadilah bayangan kita. Lihat Gambar 11.
Gambar 11
Halaman 11