Konsepsi Buatan
Penyebab Infertilitas
1. Faktor perempuan: gangguan ovulasi (25%),
kerusakan tuba (15%), endometriosis (10%)
2. Faktor pria (25%)
3. Kombinasi antara faktor pria dan perempuan
4. Faktor yang tidak diketahui (20%)
on Rate
rate
cal
Pregnanc
Pregnanc y Rate
y Percycle Per Cycle
ion rate
of
patients
age
69,7%
97%
35%
20%
9,7%
32,25
tahun
100%
60%
36%
11,1%
35,70
tahun
2007/n=2 54,8%
5
Syarat FIV
1. Telah dilakukan pengelolaan infertilitas
selengkapnya
2. Terdapat indikasi yang sangat jelas
3. Memahami seluk-beluk prosedur konsepsi
buatan secara umum
4. Mampu memberikan izin atas dasar pengertian
(informed consent)
5. Mampu membiayai prosedur ini dan kalau
berhasil mampu membiayai persalinan serta
membesarkan bayinya.
Prosedur
Persiapan
Stimulasi Ovarium
Pengambilan Sel Telur
Pengambilan Sperma
Inseminasi
Kultur Embrio
Transfer Embrio
Persiapan Pasien
Pasien harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Infertilitas faktor pria yang tidak dapat dikoreksi
setelah operasi rekonstruksi dalam waktu 1
tahun.
2. Infertilitas karena faktor tuba yang tidak dapat
dikoreksi atau setelah operasi rekonstruksi dalam
waktu 1 tahun tidak terjadi kehamilan.
3. Infertilitas disebbkan oleh endometriosis yang
tidak dapat dikoreksi atau setelah dikoreksi
dengan tindakan operasi dilanjutkan inseminasi
intrauterine tetapi tidak terjadi kehamilan.
Stimulasi Ovarium
Bertujuan menghasilkan ovum lebih banyak
daripada siklus alami.
Protokol yang terbanyak digunakan dalam stimulasi
ovarium saat ini dalah long protocol yang
menekankan terhadap fungsi hipofisis dan ovarium
sejak fase midlutel sampai kadar estradiol
<50pg/ml.
Setelah tercapat kondisi tersebut, baru dilakukan
stimulasi dengan gonadotropin. Dosis gonadotropin
yang digunakan sangat bergantung pada usia
pasien, berat badan, nilai FSH, dan jumlah folikel
antral.
Sperm Recovery
Pada kasus sperma tidak ditemukan pada ejakulasi,
maka pengambilan sperma dilakukan dengan
tindakan operatif untuk mengambil sperma
langsung dari epididymis atau testis dengan cara:
Percutaneous Epididymal Sperm Aspiration (PESA)
Testicular Sperm Aspiration (TESA)
Testicular Sperm Extraction (TESE)
Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration (MESA)
Intracytoplasmic Sperm
Injection (ICSI)
Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah
oligozoospermia, azoospermia, atau kualitas semen
yang buruk.
Saat ini tindakan ICSI mendapat perhatian utama
karena keamanan prosedur ICSI dan hubungan
dengan output bayi yang dilahirkan yang
kemungkinan dapat terjadi kerusakan DNA karena
komplikasi prosedur.
Luteal Support
Pemberian GnRH agonis akan mengganggu proses
implantasi, sehingga diperlukan pemberian
hormone progesterone, kombinasi estrogenprogesterone, atau HCG dalam berbagai sediaan,
dosis, maupun rute pemberian.
Kriopreservasi
Untuk menyimpan embrio yang tersisa dengan
teknik: slow freezing, rapid freezing, atau vitrifikasi.