Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Titik lebur dan Berat Molekul

Percobaan penetapan titk lebur dan berat molekul zat padat ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memeriksa tingkat kemurnian serta bobot molekul zat padat. Zat padat
yang diuji pada percobaan ini adalah asam benzoat murni, asam salisilat murni, campuran
dengan perbandingan 1:1 antara asam benzoat dan asam salisilat, campuran dengan
perbandingan 7:3 antara asam benzoat dan asam salisilat, campuran dengan perbandingan 3:7
antara asam benzoat dan asam salisilat. Langkah pertama adalah sejumlah sampel padat
berupa asam benzoat dan asam salisilat dihaluskan agar padatan homogen sempurna dalam
butiran halus sehingga dalam proses tapping dapat dilakukan secara lebih efisien, kemudian
dituangkan ke dalam kaca arloji kemudian dimasukkan ke dalam pipa kapiler kering.
Sebelum digunakan pipa kapiler harus dikeringkan yang bertujuan agar tidak ada kontaminan
zat lain yang mungkin terdapat pada dinding pipa kapiler. Pipa kapiler juga harus dibakar
salah satu ujungnya terlebih dahulu agar zat padat (sampel) tidak keluar setelah dimasukkan
(ditapping). Kemudian sampel berupa asam benzoat ditapping dengan cara diketuk-ketuk
sampai kolom sampel setinggi 1 cm, dalam ketinggian kolom ini, dapat diamati keadaan titik
lebur secara lebih presisi. Langkah selanjutnya adalah pipa kapiler yang telah berisisi padatan
asam benzoat murni dimasukkan ke alat penentu titik lebur yang telah diatur range penentuan
titik leburnya. Alat penentu titik lebur dinyalakan sambil diamati perubahan padatan asam
benzoat dalam pipa kapiler sampai mencapai fase kesetimbangan cair-padat (titik lebur) nya.
Dari data pengamatan diperoleh asam benzoat dengan titik leleh 1280C dan titik lebur 1310C
sehingga menghasilkan jarak lebur sebesar 30C. Titik lebur asam benzoat yang diamati tidak
sesuai dengan titik lebur asam benzoat murni yakni sebesar 122,4 0C. Ketidaksesuaian tingkat
titik lebur ini dapat disebabkan oleh adanya jarak lebur yang tidak sesuai range zat murni.
Jarak lebur dapat disebabkan oleh adanya pengotor pada kandungan senyawa sampel padat,
adanya proses penguraian pada saat melebur, dan juga oleh pengalihan panas yang tidak
memadai.
Dengan proses yang sama, asam salisilat juga diamati titik leburnya. Dari data hasil
pengamatan diperoleh asam salisilat dengan titik leleh sebesar 160 0C dan titik lebur sebesar
1660C sehingga menghasilkan jarak lebur sebesar 60C. Titik lebur asam salisilat yang diamati
tidak sesuai dengan titik lebur asam salisilat murni yakni sebesar 159 0C. Ketidaksesuaian
tingkat titik lebur ini dapat disebabkan oleh adanya jarak lebur yang tidak sesuai range zat

murni. Jarak lebur dapat disebabkan oleh adanya pengotor pada kandungan senyawa sampel
padat, adanya proses penguraian pada saat melebur, dan juga oleh pengalihan panas yang
tidak memadai.
Dengan proses yang sama dengan pengaturan alat penentu titik lebur dengan
mengambil range titik lebur tertinggi dari campuran, hal ini dilakukan agar pengamatan
perubahan fase cair-padat campuran dapat diamati dengan baik. Diamati juga titik leleh dan
titik lebur dari campuran dengan perbandingan 1:1 antara asam benzoat dan asam salisilat,
campuran dengan perbandingan 7:3 antara asam benzoat dan asam salisilat, campuran dengan
perbandingan 3:7 antara asam benzoat dan asam salisilat. Dari data hasil pengamatan didapat
campuran dengan perbandingan 1:1 antara asam benzoat dan asam salisilat menghasilkan
titik leleh sebesar 117 0C dan titik lebur sebesar 1250C. Sehingga menghasilkan jarak lebur
sebesar 80C. Campuran dengan perbandingan 7:3 antara asam benzoat dan asam salisilat
menghasilkan titik leleh sebesar 1230C dan titik lebur sebesar 1300C. Sehingga menghasilkan
jarak lebur sebesar 70C. Dan campuran dengan perbandingan 3:7 antara asam benzoat dan
asam salisilat menghasilkan titik leleh sebesar 121 0C dan titik lebur sebesar 1280C. Sehingga
menghasilkan jarak lebur sebesar 70C. Ketidaksesuaian tingkat titik lebur ini dapat
disebabkan oleh perlakuan pencampuran yang kurang presisi, proses tapping yang kurang
sesuai, adanya jarak lebur yang tidak sesuai range zat murni. Jarak lebur dapat disebabkan
oleh adanya pengotor pada kandungan senyawa sampel padat, adanya proses penguraian pada
saat melebur, dan juga oleh pengalihan panas yang tidak memadai.

Anda mungkin juga menyukai