Anda di halaman 1dari 7

Tabel Harga Potensial Elektroda Standar, Reduksi, Cara Mengukur, Daftar,

Pengertian, Kimia
Tabel Harga Potensial Elektroda Standar, Reduksi, Cara Mengukur, Daftar, Pengertian,
Kimia - Oleh karena potensial oksidasi merupakan kebalikan dari potensial reduksinya maka
data potensial elektrode suatu logam tidak perlu diketahui dua-duanya, melainkan salah satu
saja. Misalnya, data potensial reduksi atau data potensial oksidasi. Menurut perjanjian
IUPAC, potensial elektrode yang dijadikan sebagai standar adalah potensial reduksi. Dengan
demikian, semua data potensial elektrode standar (E) dinyatakan dalam bentuk potensial
reduksi standar.
Potensial reduksi standar adalah potensial reduksi yang diukur pada keadaan standar, yaitu
konsentrasi larutan M (sistem larutan) atau tekanan atm (sel yang melibatkan gas) dan suhu
25 C.
Untuk mengukur potensial reduksi standar tidak mungkin hanya setengah sel (sel tunggal)
sebab tidak terjadi reaksi redoks. Oleh sebab itu, perlu dihubungkan dengan setengah sel
oksidasi. Nilai GGL sel (potensial sel) yang terukur dengan voltmeter merupakan selisih
kedua potensial sel yang dihubungkan (bukan nilai mutlak). Berapakah nilai pasti dari
potensial reduksi?
Oleh karena nilai GGL sel bukan nilai mutlak maka nilai potensial salah satu sel tidak
diketahui secara pasti. Jika salah satu elektrode dibuat tetap dan elektrode yang lain diubahubah, potensial sel yang dihasilkan akan berbeda. Jadi, potensial sel suatu elektrode tidak
akan diketahui secara pasti, yang dapat ditentukan hanya nilai relatif potensial sel suatu
elektrode.
Oleh karena itu, untuk menentukan potensial reduksi standar diperlukan potensial elektrode
rujukan sebagai acuan. Dalam hal ini, IUPAC telah menetapkan elektrode standar sebagai
rujukan adalah elektrode hidrogen, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Elektrode hidrogen ditetapkan sebagai elektrode standar.


Elektrode hidrogen pada keadaan standar, E, ditetapkan pada konsentrasi H+ 1 M dengan
tekanan gas H2 1 atm pada 25 C. Nilai potensial elektrode standar ini ditetapkan sama
dengan nol volt atau Eo H+ H2 = 0,00 V. Potensial elektrode standar yang lain diukur dengan

cara dirangkaikan dengan potensial elektrode hidrogen pada keadaan standar, kemudian GGL
selnya diukur.
Oleh karena potensial elektrode hidrogen pada keadaan standar ditetapkan sama dengan nol,
potensial yang terukur oleh voltmeter dinyatakan sebagai potensial sel pasangannya.
Contoh Soal Menentukan Potensial Elektrode Standar :
Hitunglah potensial elektrode Cu yang dihubungkan dengan elektrode hidrogen pada keadaan
standar jika voltmeter menunjukkan nilai 0,34 volt.
Jawaban :
Sebelumnya pelajarilah terlebih dahulu materi potensial sel.
Persamaan setengah reaksi sel yang terjadi:
Katode : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anode : H2(g) 2H+(aq)
Nilai GGL sel :
Esel = Ekatode Eanode
0,34 V = EoCu - EoH2
0,34 V = EoCu 0,00 V EoCu = 0,34 V
Jadi, potensial reduksi standar untuk elektrode Cu adalah 0,34 volt.
Berdasarkan Contoh soal di atas, potensial elektroda yang lain untuk berbagai reaksi setengah
sel dapat diukur, hasilnya ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Potensial Reduksi Standar Beberapa Elektroda
Kopel (oks/red)

Reaksi katoda (reduksi)

Li+/Li
K+/K
Ca2+/Ca
Na+/Na
Mg2+/Mg
Al3+/Al
Zn2+/Zn
Fe2+/Fe
PbSO4/Pb
Co2+/Co
Ni2+/Ni
Sn2+/Sn

Li+ + e- Li
K+ + e- K
Ca2+ + 2e- Ca
Na+ + e- Na
Mg2+ + 2e- Mg
Al3+ + 3e- Al
Zn2+ + 2e- Zn
Fe2+ + 2e- Fe
PbSO4 + 2e- Pb + 2SO4
Co2+ + 2e- Co
Ni2+ + 2e- Ni
Sn2+ + 2e- Sn

E, Potensial
reduksi, volt
(elektroda
hidrogen standar =
0)
-3,04
-2,92
-2,87
-2,71
-2,37
-1,66
-0,76
-0,44
-0,36
-0,28
-0,25
-0,14

Pb2+/Pb
D+/D2
H+/H2
Sn4+/Sn2+
Cu2+/Cu
I2/IO2/H2O2
Fe3+/Fe2+
Hg2 2+/Hg
Ag+/Ag
NO3 -/N2O4
NO3 -/NO
Br2/Br
O2/H2O
Cr2O7 2-/Cr3+
Cl2/ClPbO2/Pb2+
Au3+/Au
MnO4 -/Mn2+
HClO/CO2
PbO2/PbSO4
H2O2/H2O
F2/F

Pb2+ + 2e- Pb
2D+ + 2e- D2
2H+ + 2e- H2
Sn4+ + 2e- Sn2+
Cu2+ + 2e- Cu
I2 + 2e- 2IO2 + 2H+ + 2e- H2O2
Fe3+ + e- Fe2+
Hg2 2+ + 2e- 2Hg
Ag+ + e- Ag
2NO3 - + 4H+ + 2e- N2O4 + 2H2O
NO3 -+ 4H+ + 3e- NO + 2H2O
Br2 + 2e- 2Br
O2 + 4H+ + 4e- 2H2O
Cr2O7 2- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O
Cl2 + 2e- 2ClPbO2 + 4H+ + 2e- Pb2+ + H2O
Au3+ + 3e- Au
MnO4 - + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
2HClO + 2H+ + 2e- Cl2 + 2H2O
PbO2 + SO4 2- + 4H+ + 2e- PbSO4 + 2H2O
H2O2 + 2H+ + 2e- 2H2O
F2 + 2e- 2F

-0,13
-0,003
0,000
+0,15
+0,34
+0,54
+0,68
+0,77
+0,79
+0,80
+0,80
+0,96
+1,07
+1,23
+1,33
+1,36
+1,46
+1,50
+1,51
+1,63
+1,68
+1,78
+2,87

Pada sel volta yang tersusun dari elektroda Zn dan Cu, ternyata elektroda Zn mengalami
oksidasi. Hal ini menunjukkan bahwa logam Zn lebih cenderung mengalami oksidasi
dibandingkan logam Cu. [1]

Gambar 2. Sel volta hipotesis untuk menentukan potensial elektroda. Elektroda hidrogen
merupakan elektroda pembanding.
Untuk membandingkan kecenderungan logam-logam mengalami oksidasi digunakan
elektroda hidrogen sebagai pembanding yang potensial elektrodanya adalah 0 volt. Potensial
sel yang dihasilkan oleh elektroda logam dengan elektroda hidrogen pada kondisi standar,
yaitu pada suhu 25C, tekanan gas 1 atmosfer dan konsentrasi ion-ion 1M disebut potensial
elektroda standar logam tersebut dan diberi lambang E. Elektroda yang lebih mudah

mengalami reduksi dibanding hidrogen mempunyai potensial elektroda > 0 (positif)


sedangkan elektroda yang lebih sukar mengalami reduksi dibanding hidrogen mempunyai
potensial elektroda < 0 (negatif). Jadi, potensial elektroda standar menunjukkan urutan
kecenderungan untuk mengalami reduksi, sehingga dikenal sebagai potensial reduksi standar.
[1]
Bila ion logam dalam sel lebih mudah mengalami reduksi dibanding ion H+, maka potensial
elektroda logam tersebut lebih besar dari potensial elektroda hidrogen sehingga bertanda
positif. Bila elektroda logam lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan elektroda
hidrogen, maka potensial elektrodanya lebih kecil dibandingkan potensial elektroda hidrogen
sehingga
bertanda
negatif.
[1]
c.

Kekuatan

Oksidator

dan

Reduktor

Data potensial reduksi standar pada Tabel 1. menunjukkan urutan kekuatan suatu zat sebagai
oksidator
(zat
tereduksi).
Oksidator

Reduktor

Semakin positif nilai Esel, semakin kuat sifat oksidatornya. Sebaliknya, semakin negatif
nilai Esel,
semakin
lemah
sifat
oksidatornya.
Berdasarkan data potensial pada Tabel 1., oksidator terkuat adalah gas fluorin (F2) dan
oksidator paling lemah adalah ion Li+. Reduktor paling kuat adalah logam Li dan reduktor
paling
lemah
adalah
ion F.
Reduktor

Oksidator

ne

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu reduktor paling kuat merupakan oksidator
yang paling lemah. Sebaliknya, suatu oksidator terkuat merupakan reduktor terlemah.
Contoh

Soal Menentukan

Kekuatan

Relatif

Zat

Pengoksidasi

dan

Pereduksi

Urutkan oksidator berikut menurut kekuatannya pada keadaan standar : Cl2(g), H2O2(aq),
Fe3+(aq).
Jawaban
:
Perhatikanlah data potensial reduksi pada Tabel 1. Dari atas ke bawah menunjukkan urutan
bertambahnya kekuatan oksidator (zat tereduksi).
Cl2(g) + 2e 2Cl (aq)
H2O2(aq) + 2H+(aq)+ 2e 2H2O(l)
Fe3+(aq) + e Fe2+(aq)

E = 1,36 V
E = 1,78 V
E = 0,77 V

Jadi, kekuatan oksidator dari ketiga spesi itu adalah : H2O2(aq) > Cl2(g) > Fe3+(aq).
Berdasarkan pengetahuan kekuatan oksidator dan reduktor, Anda dapat menggunakan Tabel
1. untuk memperkirakan arah reaksi reduksioksidasi dalam suatu sel elektrokimia.
Suatu reaksi redoks dalam sel elektrokimia akan berlangsung secara spontan jika

oksidatornya (zat tereduksi) memiliki potensial reduksi standar lebih besar atau GGL sel
berharga
positif.
Contoh

Soal

Sel
Sn(s)

Menentukan

Arah

elektrokimia

dibangun
Sn2+(aq)

Reaksi

dari

Potensial

dari

Elektrode
reaksi

berikut.

Zn2+(aq)

||

Standar

Zn(s)

Apakah reaksi akan terjadi spontan menurut arah yang ditunjukkan oleh persamaan reaksi
tersebut?
Pembahasan

Pada reaksi tersebut, Sn sebagai reduktor (teroksidasi) dan Zn2+ sebagai oksidator (tereduksi).
Potensial reduksi standar untuk masing-masing setengah sel adalah
Zn2+(aq) + 2e Zn(s)
Sn2+(aq) + 2e Sn(aq)

E = 0,76 V
E = 0,14 V

Suatu reaksi redoks dalam sel elektrokimia akan berlangsung spontan jika zat yang berperan
sebagai
oksidator
lebih
kuat.
Berdasarkan nilai E, Zn2+ merupakan oksidator lebih kuat dibandingkan dengan Sn2+. Oleh
karena itu, reaksi akan spontan ke arah sebagaimana yang dituliskan pada persamaan reaksi.
Zn(s)

Sn2+(aq)

Zn2+(aq)

Sn(aq)

Reaksi ke arah sebaliknya tidak akan terjadi sebab potensial sel berharga negatif.
d.

Cara

Menentukan

GGL

Sel

Nilai GGL sel elektrokimia dapat ditentukan berdasarkan tabel potensial elektrode standar.
Syarat bahwa sel elektrokimia akan berlangsung spontan jika oksidator yang lebih kuat
berperan
sebagai
pereaksi
atau
GGL
sel
berharga
positif.
Esel

(Ekatode

Eanode)

>

Sel elektrokimia yang dibangun dari elektrode Zn dan Cu memiliki setengah reaksi reduksi
dan potensial elektrode berikut.
Zn2+(aq)+ 2e Zn(s)
Cu2+(aq) + 2e Cu(s)

E = 0,76 V
E = +0,34 V

Untuk memperoleh setengah reaksi oksidasi, salah satu dari reaksi tersebut dibalikkan.
Pembalikan setengah reaksi yang tepat adalah reaksi reduksi yang potensial setengah selnya
lebih kecil. Pada reaksi tersebut yang dibalik adalah reaksi reduksi Zn2+ sebab akan
menghasilkan nilai GGL sel positif. Pembalikan reaksi reduksi Zn2+ menjadi reaksi oksidasi
akan mengubah tanda potensial selnya.

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Cu2+(aq) + 2e Cu(s)

E = +0,76 V
E = +0,34 V

Penggabungan kedua setengah reaksi tersebut menghasilkan persamaan reaksi redoks dengan
nilai GGL sel positif.
Zn(s) Zn2+(aq)+ 2e
Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

E = +0,76 V
E = +0,34 V
Esel = +1,10 V

Nilai GGL sel sama dengan potensial standar katode (reduksi) dikurangi potensial standar
anode (oksidasi). Metode ini merupakan cara alternatif untuk menghitung GGL sel.
Esel = Ekatode Eanode
Esel
=
ECu

Contoh

Soal

Menghitung

Hitunglah
Al(s)

EZn =

nilai

GGL

0,34

Sel

dari

GGL

sel

Al3+(aq)

Data

(0,76
Potensial

dari

V)

Reduksi

notasi

sel

Fe2+(aq)

||

Penyelesaian

1,10

Standar

berikut.
Fe(s)
:

Setengah reaksi reduksi dan potensial elektrode standar masing-masing adalah :


Al3+(aq) + 3e Al(s)
Fe2+(aq) + 2e Fe(s)
Agar

reaksi

berlangsung

E = 1,66 V
E = 0,41 V
spontan,

Al

dijadikan

anode

atau

reaksi

oksidasi.

Oleh karena itu, setengah-reaksi Al dan potensial selnya dibalikkan:


Al(s) Al3+(aq) + 3e
Fe2+(aq) + 2e Fe(s)

E = +1,66 V
E = 0,41 V

Dengan menyetarakan terlebih dahulu elektron yang ditransfer, kemudian kedua reaksi
setengah sel digabungkan sehingga nilai GGL sel akan diperoleh :
2Al(s) 2Al3+(aq) + 6e
3Fe2+(aq) + 6e 3Fe(s)
2Al(s) + 3Fe2+(aq) 2Al3+(aq) + 3Fe(s)

E = +1,66 V
E = 0,41 V
E = 1,25 V

Anda sekarang sudah mengetahui Potensial Elektroda Standar. Terima kasih anda sudah
berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3 : Untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta, p. 298.

Referensi Lainnya :
[1] Pangajuanto, T. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/ MA Kelas XII. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Anda mungkin juga menyukai