Jejas Persalinan Pada BBL
Jejas Persalinan Pada BBL
Di susun oleh :
Dewi Umami ( III-A4)
201010105050
DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat, dan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga kita semua
dapat menikmati indahnya kehidupan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, karena atas
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah tutorial Neonatus.
Makalah ini di susun sedemikian rupa sesuai sistematika yang ada serta diharapkan
bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih saya sampaikan kepada dosen pembimbing kami ibu Ismarwati, SKM.,
S.SIT., MPH yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar membuat
makalah untuk ini. Tidak lupa kepada orang tua kami yang telah memberi doa untuk kami
dan rekan - rekan kami yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini. Juga
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan baik materil maupun non materil.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca dan rekan rekan
semua sehingga pada laporan berikutnya akan lebih baik.
Penyusun
SKENARIO 2
Seorang bayi laki- laki dengan VE, tampak tonus otot kuat, menangis spontan.
Setelah dilakukan perawatan BBL bidan melakukan penilaian lanjut terdapat jejas
persalinan. Kemudian melakukan perawatan terkait dengan jejas persalinan yang ada.
LEARNING OBJECTIVE ( L.O ) :
Main Mapping
1. Pengertian
Caput succedaneum
Jejas persalinan
3. macam(5)
cefalhematoma
2. Penyebab
4.pencegahan 555. asuhan
Power, passage, passanger
(3P)
islami
trauma fleksusbrakhialis
fraktur klavikula
fraktur humerus.
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Jejas persalinan ( cedera lahir ) adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena
trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan
kelainan fisiologis persalinan. ( Sarwono, 2007 ).
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau
kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin
abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. (Varney, 2007 ).
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses
kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik,
baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada
masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau
perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi
meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama
sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh.
Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri,
pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi. (Dewi, 2010)
2. PENYEBAB
a. Power ( kekuatan His dan mengejan )
His normal mempunyai sifat :
i. Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu bagian rahim
ii. Menjalar ke seluruh otot rahim
iii. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi
retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim
memerlukan
konsultasi
atau
merujuk
spesialis.
2. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan
relaksasi otot rahim. Kelainan ini menyebabkan asfiksia intrauterin sampai
kematian janin dalam rahim.Komplikasi lain akibat dari tetania uteri dapat terjadi:
Persalinan presipitatus
Akibatnya :
i.
persalinan
iii. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri.
a. Serviks yang kaku : Terdapat pada primi tua primer atau sekunder. Serviks yang
mengalami banyak cacat perlukaan (sikatrik).
b. Serviks gantung : Osteum uteri eksternum terbuka lebar, namun osteum uteri
internum tidak dapat terbuka.
c. Serviks konglumer : Osteum uteri internum terbuka, namun osteum uteri eksternum
tidak terbuka.
d. Edema serviks : Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala
dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang
menimbulkan edema serviks.
e. Serviks duplek karena kelainan kongenital
2. Vagina
Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi
kekakuan sehingga memerlukan episiotomi yang luas.
Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan mengalami kesulitan. Pada
beberapa kasus dengan anak yang besar pada ibu dengan diabetes melitus, terjadi
kemungkinan kegagalan persalinan bahu. Persalinan bahu yang berat cukup
berbahaya karena dapat terjadi asfiksia. Persendian leher yang masih lemah dapat
merusak pusat-pusat vital janin yang berakibat fatal.
Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan kepala dapat mengalami
kesulitan karena persalinan kepala terbatas dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang
dasar kepala tidak mempunyai mekanisme maulage, yang dapat memperkecil
volume tanpa merusak jaringan otak. Dengan demikian persalinan kepala pada letak
sungsang atau versi ekstraksi letak lintang harus dipertimbangkan agar tidak
menimbulkan morbiditas yang lebih tinggi.
Persalinan fisiologis menempati jumlah terbesar 97% dengan oksiput
bertindak sebagai hipomoklion, dan lingkaran suboksipito- bregmatika sebesar 32
cm melalui jalan lahir. Berbagai posisi kepala janin dalam kondisi defleksi dengan
lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang sehingga menimbulkan
kerusakan yang makin besar. Pada keadaan presentasi rangkap karena volume janin
yang melalui jalan lahir makin besar, di samping terjadi jepitan bagian kecil, yang
dapat menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling berbahaya
adalah antara kepala dan tali pusat, sehingga makin turun kepala makin terjepit tali
pusat, menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.
Kelainan :
i. Kelainan bentuk dan besar janin: anensefalus, hidrosefalus, janin makrosomia
ii. Kelainan pada letak kepala: presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi,
kelainan posisi oksiput.
iii. Kelainan letak janin: letak sUngsang; letak lintang dan atau letak mengolak;
presentasi rangkap (kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat)
f. Penolong
Penolong mempunyai peran yang sangat besar dalam keberhasilan suatu
proses persalinan. Penolong yang baik yaitu yang memiliki pengetahuan yang luas,
ketrampilan yang baik, sikap yang lemah lembut, sabar serta sigap. Trauma dapat
terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang
tidak memadai sama sekali.
3.MACAM
a. Caput Succedaneum
Penyebab
Terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan
lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada
partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi. (Dewi, 2010).
Penanganan :
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2. Pengawasan keadaan umum bayi.
3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup
4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui
dengan benar
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan
6. berikan konseling pada orang tua, tentang :
a.
b. Cephal hematoma
Tanda
Tidak melampaui sutura; batasnya jelas ; berisi darah; Hilang 2 minggu hingga 3
bulan; Bengkak pada kepala dan berwarna merah; Teraba keras; Muncul beberapa
jam setelah persalinan
Penyebab
1.Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan.
Tekanan yang lama pada jalan lahir saat persalinan akan menyebabkan
terjadinya cedera pada periosteum kranium. Insidennya terjadi 2,5 % menurut
tinjauan selama 10 tahun yang dilakukan oleh Thacker dkk (1987 ).
Benturan yang berlebihan antara kepala bayi dengan lingkar tulang
panggul selama persalinan, jaringan yang lunak dan keras dari kepala
mengalami kerusakan sehingga periosteum mulai terkoyak dan disana
pengeluaran darah melambat yang akhirnya menyebabkan bengkak yang
besar. Bengkak ini tidak ada saat lahir.
2. Moulase yang terlalu keras/ berat sehingga selaput tengkorak robek.
3. Partus dengan tindakan : forceps; Vacum Ektraksi.
Perbedaan :
Caput succedaneum
Cephalhematoma
Muncul waktu lahir, mengecil setelah Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat
lahir.
membesar sesudah lahir.
Lunak, tidak berfluktuasi.
Teraba fluktuasi.
Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
hari
Berisi cairan getah bening
Berisi darah
( Sumber : kosim, 2003 )
c. Pleksus brachialis
adalah anyaman (latin : fleksus ) serat saraf yang berjalan dari tulang
belakang, kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya keseluruh
lengan ( atas dan bawah ). Serabut saraf akan didistribusikan kebeberapa bagian
lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh cervical yang bersambungan dengan dada dan
tulang belakang urat dan pengadaan di lengan dan bagian bahu.
- Letak sunsang
- Distosia bahu
- Malpresentasi
- Bayi kurang bulan
2. Faktor ibu:
- ibu sefalo pelvic disease (panggul ibu yang sempit).
- umur ibu yang sudah tua.
- adanya penyulit saat persalinan.
3. Faktor penolong persalinan:
- tarikan yang berlebihan pada kepala dan leher saat menolong kelahiran bahu pada
presentasi kepala.
- tarikan yang berlebihan pada bahu pada presentasi bokong.
2.
menghadap ke depan;
3.
Paralisis klumpke
Tanda
Tangan tidak dapat mengepal.
Penyebab
Kerusakan fleksus brakhialis pd fleksus C8-Th1; Kelemahan lengan dan oto
fleksor pergelangan.
Penanganan
Fisioterapi; Hati-hati bila mengangkat bayi.
d. Fraktur Klavikula
Tanda
bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena; kadangkadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur; tidak adanya refleks moro pada
sisi yang terkena.
Penyebab
adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi
supraklavikular pada daerah fraktur.
Penanganan
i.
ii.
Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan siku fleksi 90 derajat selama 10 sampai 14
hari serta control nyeri
Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang tumpang tindih
ringan dengan deformitas, umumnya akan baik.
Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada bayi, maka tulang yang
fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang yang
normal
iii.
iv.
e. . Fraktur Humerus
Tanda
tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.
Penyebab
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan
tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit
merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur.
Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan
ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis
frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999 terjadi
paling sering sekunder akibat kesulitan pelahiran (misalnya makrosemia dan
disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).
Penanganan
optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang
mengalami fraktur dan melakukan pembidaian untuk mengurangi rasa nyeri.
4. PENCEGAHAN
Dapat dilakukan dengan :
a. Melakukan pemeriksaan ANC secara teratur selama kehamilan
b. Melakukan skrining
c. Pencegahan trauma lahir bisa dilakukan sejak dalam kandungan. Yakni dengan
melakukan USG untuk melihat posisi bayi apakah sudah benar ataukah ada
Penjepitan dan kesalahan letak (sungsang).
Sedangkan untuk bayi yang sudah mengalami trauma lahir, lakukan beberapa
gerakan seperti mengangkat tangan bayi ke atas hingga melebihi kepalanya. Tangan
yang diletakkan di bawah akan memperburuk bentuk fisiologisnya. Dengan hati-hati,
lakukan gerakan tangan ke atas dan ke bawah secara perlahan (passive exercise).
Secara klinis terapi ini akan dibantu alat elektrostimulasi yang berfungsi mencegah
pengecilan otot.
d. Menolong persalinan sesuai dengan protap (prosedur tetap) untuk memilinalkan
resiko cacat pada bayi
()
Artinya : ( Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan Dia tidak menghendaki
kesulitan bagi kalian )( QS Al-Baqarah: 185)
Dan ayat yang menceritakan tentang kehamilan dan kelahiran seperti firman Allah
Taalaa:
Artinya: (dan tidaklah apa yang dikandung oleh wanita atau yang dilahirkannya kecuali
dengan sepengetahuan Allah ).
Juga seperti firman Allah Taalaa:
()
Artinya: ( Apabila bumi digoncangkan dengan kuatnya dan bumi mengeluarkan beban
beratnya ) (QS Al-Zalzalah)
Maka hal ini bisa bermanfaat dan mujarab dengan izin Allah karena Al-Quran
seluruhnya adalah obat, apabila yang membaca dan yang dibacakan mengimani
pengaruh dan kashiatnyanya maka pasti akan berkesan karena Allah Subhanahu
wataala berfirman:
(
)
Artinya: ( Dan Kami turunkan dari Al-Quran yang merupakan obat dan rahmat bagi
orang-orang beriman dan tidak menambah bagi orang-orang yang dhalim kecuali
kerugian ).
ayat-ayat yang didalamnya bahwa Allah subhanahu wataalaa mengetahui apa yang
didalam
rahim, demikian juga seperti firman Taalaa:
"
" : 47
Artinya: ( Dan tidak ada buah-buahan yang keluar dari kelopaknya dan tidak seorang
perempuanpun
mengandung
dan
tidak
pula
melahirkan,
melainkan
dengan
: "
" : 8 .
Artinya: ( Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan
kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada
sisi-Nya ada ukurannya ) ( QS Ar-rad : 8 ).
doa wanita yang hendak melahirkan , tentunya lebih dekat untuk dikabulkan karena
diucapkan dalam keadaan sulit, sedangkan Allah Azza wa Jalla berfirman:
"
" : 62
Artinya: ( Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu sebagai khalifah dimuka bumi ) ( QS An-naml: 62 ).
DAFTAR PUSTAKA