Reklamasi Tambang
Reklamasi Tambang
Reklamasi Tambang
BAGAIMANA PENGATURANNYA ?
Apa dan bagaimana pelaksanaan reklamasi ?
Bagaimana mekanisme penyediaan jaminan reklamasi ?
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber
daya energi dan mineral, baik berupa minyak dan gas bumi, tembaga,
nikel, dan lain-lain. Salah satu jenis bahan tambang andalan, diluar
minyak dan gas, adalah adalah batu bara (coal), yang berdasarkan data
yang dimiliki Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
tahun 2007, produksi batu bara telah mencapai 2.313 ribu BOEPD (barel
oil equivalen per day), dan tahun 2008, produksi batu bara diproyeksikan
akan mencapai 2.359 ribu BOEPD.1
Kegiatan pertambangan, apapun jenisnya, menimbulkan dampak
positif maupun dampak negatif. Termasuk sebagai dampak positif adalah
sumber devisa negara, sumber pendapatan asli daerah (PAD),
menciptakan lahan pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan dampak negatif
dapat berupa bahaya kesehatan bagi masyarakat sekitar areal
pertambangan, kerusakan lingkungan hidup, dan sebagainya.
Untuk meminimalisir dampak negatif tersebut, khususnya terkait
dengan kerusakan lingkungan hidup, sesuai Pasal 30 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan, setiap pemegang kuasa pertambangan diwajibkan untuk
mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
bahaya penyakit atau bahaya lainnya, antara lain melalui kegiatan
reklamasi.
http://www.esdm.go.id/berita/batubara/44-batubara/1643-produksi-batubara-diperkirakan-meningkattahun-ini.html
Penyelidikan umum adalah usaha untuk menyelidiki secara geologi umum atau fisika, di daratan,
perairan, dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk
menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya.
3
Eksplorasi adalah adalah segala penyeldidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih
teliti/seksama adanya dan letak sifat letakan bahan galian.
4
Eksploitasi adalah usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya.
2. Pasal 46 ayat (4) dan (5) Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1969, yang berbunyi sebagai berikut:
5
Pengolahan dan pemurnian Adalah pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk
memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan galian itu.
6
Pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil pengolahan dan pemurnian
bahan galian dari daerah eksplorasi atau tempat pengolahan/pemurnian.
7
Penjualan adalah segala usaha penjualan bahan galian dan hasil pengolahan/pemurnian.
8
Perusahaan pertambangan adalah pemegang Surat Ijin Pertambangan Daerah, Kuasa Pertambangan
(Ijin Usaha Pertambangan), Kontrak Karya, dan Perjanjian
Berlaku sejak tanggal 29 Mei 2008. Dengan berlakunya Peraturan Menteri tersebut, maka:
- Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan
dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum; dan
- Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453.K/29/MEM/2000 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum,
sepanjang ketentuan yang berkaitan dengan reklamasi dan penutupan tambang, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Masalah pembagian kewenangan antara Pusat dengan Daerah dilakukan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Dalam hal pemberian ijin
usaha pertambangan diberikan oleh Menteri ESDM, maka segala kegiatan yang terkait dengan
pengusahaan pertambangan berdasarkan ijin Menteri ESDM tersebut, diajukan, dimintakan
persetujuan/penetapan, dilaporkan kepada Menteri yang bersangkutan. Dalam hal ijin dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah, baik oleh Gubernur, maupun oleh Bupati/Walikota, maka segala kegiatan yang
terkait dengan pengusahaan pertambangan berdasarkan ijin Gubernur atau Bupati/Walikota tersebut,
diajukan, dimintakan persetujuan/penetapan dan dilaporkan kepada pejabat-pejabat yang bersangkutan.
10