Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi.
Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa
peringatan atau mengikuti priode sakit yang panjang.Terkadang kematian
menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua.

Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan dalam


kehidupan , karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan . Manusia dilahirkan ,
hidup beberapa tahun , dan akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu
adalah kehidupan, dan itu memang akan terjadi, kematian adalah akhir dari
kehidupan ( P.J.M. Stevens, dkk, 282,1999 ).
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penyakit / sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat
dekat dengan proses kematian. Respon klien dalam kondisi terminal sangat
individual tergantung kondisi fisik, psikologis, social yang dialami, sehingga
dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi
tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien terminal.
Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga
pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal
dengan tenang dan damai.
Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan
menjalani hidup, merespon terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya
sampai kematian itu terjadi. Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada
kematian itu sendiri tetapi lebih pada kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh,
pengalaman nyeri yang menyakitkan atau tekanan psikologis yang diakibatkan
ketakutan akan perpisahan, kehilangan orang yang dicintai. Orang yang telah lama
hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan menderita penyakit kronis
yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap

penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju


kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai.
Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan,
ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan sepanjang hidup.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pasien terminal?
2. Apa saja tahap-tahap menjelang ajal ?
3. Apa Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian ?
4. Bagaimana perawatan mata, hidung dan telinga pada pasien terminal ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pasien terminal
2. Untuk mengetahui tahap-tahap menjelang ajal
3. Untuk mengetahui tanda-tanda klinis menjelang kematian
4. Untuk mengetahui cara perawatan mata,mulut, gigi, hidung dan telinga.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasien Terminal

Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian


berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial dan spiritual
bagi individu. (Carpenito ,1995 )
Pasien Terminal adalah : Pasien psien yang dirawat , yang sudah jelas
bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin
memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk ,hal 282, 1999 )

2.2 Tahap-tahap Menjelang Ajal


`Kubler-Rosa (1969), telah menggambarkan/ membagi tahap-tahap
menjelang ajal (dying) dalam 5 tahap, yaitu:
1. Menolak/Denial
Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya
terjadi, dan menunjukkan reaksi menolak. Timbul pemikiran-pemikiran seperti:
Seharusnya tidak terjadi dengan diriku, tidak salahkah keadaan ini?. Beberapa
orang bereaksi pada fase ini dengan menunjukkan keceriaan yang palsu (biasanya
orang akan sedih mengalami keadaan menjelang ajal).
2. Marah/Anger
Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan
segala hal yang telah diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya. Timbul
pemikiran pada diri klien, seperti: Mengapa hal ini terjadi dengan diriku?

Kemarahan-Kemarahan tersebut biasanya diekspresikan kepada obyek-obyek


yang dekat dengan klien, seperti:keluarga, teman dan tenaga kesehatan yang
merawatnya.
3. Menawar/bargaining
Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien malahan dapat
menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.
Pada pasien yang sedang dying, keadaan demikian dapat terjadi, seringkali klien
berkata: Ya Tuhan, jangan dulu saya mati dengan segera, sebelum anak saya
lulus jadi sarjana.
4. Kemurungan/Depresi
Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan
mungkin banyak menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang
disamping pasien yang sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan
keluarga tentang kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu
kematian.
Fase ini sangat membantu apabila kien dapat menyatakan reaksi-reaksinya atau
rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal. Misalnya: ingin
bertemu dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat, dsbg.
2.3 Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian
1. Kehilangan Tonus Otot, ditandai:
a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya reflek menelan.

c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah, perut


kembung, obstipasi, dsbg.
d. Penurunan control spinkter urinari dan rectal.
e. Gerakan tubuh yang terbatas.
2. Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai:
a. Kemunduran dalam sensasi.
b. Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan
hidung.
3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital
a. Nadi lambat dan lemah.
b. Tekanan darah turun.
c. Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.
4. Gangguan Sensori
a. Penglihatan kabur.
b. Gangguan penciuman dan perabaan.
Variasi-variasi tingkat kesadaran dapat dilihat sebelum kematian, kadang-kadang
klien tetap sadar sampai meninggal. Pendengaran merupakan sensori terakhir
yang berfungsi sebelum meninggal.

2.4 Perawatan Pasien Terminal


1. Membersihkan Mulut

ASPEK YANG DINILAI

NILAI
0

Definisi :
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua
kotoran/sisa makanan dengan menggunakan kain kasa/kapas yang
dibasai dengan air bersih.

Tujuan :
Meningkatkan daya tahan tubuh.
Mencegah timbulnya penyakit infeksi, baik local maupun
penularan melalui mulut.
Menghindari bau mulut.
Memberikan perasaan senang dan segar pada klien.
Merupakan suatu usaha pengobatan.
Melaksanakan kebersihan perorangan.
Indikasi :
Klien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi, misalnya :
stomatitis hebat, penyakit darah tertentu, dll.
Kien yang sakit parah atau tidak sadar.
Klien sesudah operasi mulut/patah tulang rahang.
Persiapan alat dan bahan :
1. Handuk dan perlak.
2. Gelas kumur berisi air masak/NaCl 1 %/air garam.
3. Kom kecil berisi boraks gliseril/gentian violet
secukupnya.
4. Bak steril tertutup berisi kapas lidi ,kasa/deppers,
pinset/arteri klem ,sudi lidah.
5. Bengkok 2 buah.

6. Perlak kecil dan alasnya


Tahap prainteraksi :
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien
3. Siapkan peralatan
4. Eksplrasi dan validasi perasaan pasien
Tahap orientasi :
1. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang
disukai
2. Jelaskan pada pasien tujuan dan prsedur tindakan yang
akan dilakukan
3. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dilakukan
4. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada pasien. Dekatkan peralatan ke pasien lalu pasang
sampiran.

Tahap Kerja
1. Cuci tangan.
2. Pasang alas/handuk dibawah dagu dan pipi klien.
3. Pakai sarung tangan.
4. Jepit kasa dengan ujung pinset/arteri kliem dan basahi
dengan air masak/NaCl/air garam.
5. buka mulut klien dengan menggunakan sudip lidah yang
sudah dibungkus dengan kasa (bila klien tidak sadar)
6. bersihkan rongga mulut mulai dari didnding,gusi,gigi,dan
terahir bagian luar dengan hati-hati.
7. Kain kasa /deppers yang sudah kotor di buang ke dalam
bengkok.
8. Ulangi tindakan sampai berih.
9. Selanjutnya ,olesi bibir dengan boraks gliseril, jika trdapat

stomatitis, olesi bibir dengan gentian violet menggunakan


kapas lidi.
10. Angkat

bengkok

yang

berisi

air

kasa,deppers

lidi

kapas,pinset, klem yang kotor dan letakan di atas baki.


11. Angkat perlak / alas.
12. Lepaskan sarung tangan dan masukan ke dalam bengkok.
13. Rapikan klien.
14. Bawa alat-alat ke tempat cucian untuk dibersihkan, lalu
simpat pada tempatnya masing-masing.
15. Cuci tangan.
16. Dokumentasikan tindakan.

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
2. Melakkukan kontrak untuk tidakan selanjutnya.
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

2. Perawatan Telinga

ASPEK YANG DINILAI

NILAI
0

Definisi :
Memberiskan telinga bagian luar atau bagian dalam untuk menjaga
kesehatan dan kenyamanan pasien.

Tujuan :
1. Untuk menjaga kebersihan telinga
2. Untuk mencegah timbulnya penyakit atau gangguan
pendengaran
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
Persiapan alat dan bahan :
1. Handuk dan perlak
2. Bak atau ember berisi air hangat
3. Tissu
4. Pembersih telinga
5. Bengkok
6. waslap

Tahap prainteraksi :
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien
3. siapkan peralatan
4. Eksplrasi dan validasi perasaan pasien
Tahap orientasi :
5. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang
disukai
6. Jelaskan pada pasien tujuan dan prsedur tindakan yang
akan dilakukan
7. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dilakukan
8. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada pasien. Dekatkan peralatan ke pasien lalu pasang
sampiran.

Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang alas/ handuk di belakang kepala klien
3. Gunakan pembersih telinga untuk membersihkan bagian
dalam telinga klien
4. Letakkan kotoran pada bengkok
5. Basahkan handuk / waslap dengan air hangat dan sabun(jika
perlu)
6. Bersihkan bagian luar telinga klien beberapa kali
7. Keringkan
8. Cuci tangan
9. Rapikan klien
Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
2. Melakkukan kontrak untuk tidakan selanjutnya.
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

3. Perawatan Mata
ASPEK YANG DINILAI

NILAI
0

Definisi :
Membersihkan mata dari kotoran dan menjaga kesehatan mata
Tujuan :
1. Untuk menjaga kebersihan mata
2. Untuk mencegah timbulnya penyakit atau gangguan pada

10

mata akibat kotoran yang menumpuk


3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
Persiapan alat dan bahan :
1. Handuk dan perlak
2. Bak atau ember berisi air hangat
3. Tissu
4. Bengkok
5. Waslap
Tahap prainteraksi :
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis
pasien
2. Kaji kebutuhan pasien
3. siapkan peralatan
4. Eksplrasi dan validasi perasaan pasien
Tahap orientasi :
5. Beri salam dan panggil pasien dengan nama
yang disukai
6. Jelaskan pada pasien tujuan dan prsedur
tindakan yang akan dilakukan
7. Berikan kesempatan kepada pasien atau
keluarga untuk bertanya sebelum tindakan
dilakukan
8. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang
ada pada pasien. Dekatkan peralatan ke pasien
lalu pasang sampiran.

Tahap Kerja
1. Bawa alat kedekat klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Cuci tangan
4. Pasang alas/ handuk di belakang kepala klien

11

5. Basahkan handuk / waslap dengan air hangat dan


sabun(jika perlu)
6. Bersihkan mata dimulai dari bagian dalam ke bagian luar
mata
7. Keringkan
8. Cuci tangan
9. Rapikan klien

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
2. Melakukan kontrak untuk tidakan selanjutnya.
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

4. Perawatan Hidung

ASPEK YANG DINILAI

NILAI
0

Definisi :
Membersihkan hidung dari kotoran agar tetap bersih
Tujuan :
1. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran
dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
menciderai mukosa hidung, dan bahkan struktur mata
yang sensitif.
2. Menjaga kebersihan hidung pasien.

12

Persiapan alat dan bahan :


1. Tisu
2. Waslap basah
3. Lidi kapas yang dilembabkan dalam air
4. Plester
5. Gunting plester
Tahap prainteraksi :
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien
3. siapkan peralatan
4. Eksplrasi dan validasi perasaan pasien
Tahap orientasi :
5. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang
disukai
6. Jelaskan pada pasien tujuan dan prsedur tindakan
yang akan dilakukan
7. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga
untuk bertanya sebelum tindakan dilakukan
8. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada pasien. Dekatkan peralatan ke pasien lalu
pasang sampiran.

Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Bersihkan hidung pasien dengan tisu, apabila tidak bisa
bersih dengan tisu maka bantu dengan menggunakan
waslap basah atau aplikator kapas bertangkai yang
dilembabkan dalam air. Sekresi nasal yang berlebihan
dapat juga dibuang dengan pengisap.
3. Jika klien menggunakan selang makan atau suksion
dimasukkan ke dalam melalui hidung maka perawat

13

harus mengganti plester yang mengikat selang minimal


sekali sehari. Jika plester lembab karena sekresi
nasal,kulit dan mukosa dapat dengan mudah iritasi.
4. Perawat harus selalu membersihkan lubang hidung
dengan teliti disekitar selang karena ditempat tersebut
terdapat sekresi yang menggumpal.
Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
2. Melakukan kontrak untuk tidakan selanjutnya.
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien.
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit

terminal

adalah

suatu penyakit

yag tidak bisa

disembuhkan lagi. Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa


datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti priode sakit yang
panjang.Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi selalu
menunggu yang tua.
Pasien terminal harus mendapatkan perawatan yang baik untuk
membantu

kesembuhannya

diantaranya

dengan

merawat

mata,hidung,telinga, mulut dan gigi.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis
secara khusus dan kepada pembaca secara umumnya dalam hal
memberikan perawatan terutama perawatan oral, telinga dan mata pada
pasien terminal.

15

DAFTAR PUSTAKA
Poter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jkarta : EGC
http://wineralways.blogspot.com/2012/05/makalah-perawatan-hidung.html
http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/07/konsep-pasien-terminal.html

16

Anda mungkin juga menyukai